BAB I HAKEKAT SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN Control Pengendalian merupakan proses penetapan standar, dengan menerima umpan balik berupa kinerja sesungguhnya, dan mengambil tindakan yang diperlukan jika kinerja tidak sesuai dengan rencana. Pengendalian manajemen pada dasarnya terdiri dari empat buah elemen, yaitu: 1. Detektor, yaitu alat untuk mengidentifikasi apa yang sedang terjadi dalam suatu proses 2. Assesor, yaitu alat untuk menentukan ketepatan 3. Efektor, yaitu alat yang digunakan untuk mengubah sesuatu yang diperoleh dari assesor. 4. Jaringan komunikasi, yaitu alat untuk mengirim informasi antara detektor dan assesor Alat Kontrol Assesor Detektor Efektor Sesuatu yang sedang diawasi Sumber: Anthony dan Govindarajan: Management Control System, Edisi 8 System Sistem dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang telah ditentukan caranya dan biasanya dilakukan berulang-ulang Sistem dibedakan menjadi dua yaitu sistem formal dan sistem informal. Sistem formal merupakan sistem yang memungkinkan pendelegasian otoritas dimana sistem formal memperje1as struktur, kebijakan dan prosedur yang harus diikuti oleh anggota organisasi. Sedangkan sistem informal lebih berdimensi hubungan antar pribadi yang tidak ditunjukkan dalam struktur formal. Boundaries of Management Control Strategy formula Management Control Task Control Strategy Formulation: Is the process of deciding on the Do.als of the organization and the strategies for attaining these goals. Task control: is the process of assuring that specified tasks are carried out effectively and efficiently Management Control Manajemen: ada berbagai definisi manajemen. Dua di antaranya adalah 1. Seni untuk mencapai tujuan melalui tangan orang lain 2. Proses perencanaan, pengorgamsasian, kepemimpinan, dan pengendalian pekerjaan anggota orgamsasi serta pengendalian sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan Menurut Anthony dan Govindarajan, Pengendalian manajemen adalah proses dimana manajer mempengaruhi anggota-anggota dalam organisasi untuk mencapai strategi perusahaan. Definisi tersebut mencakup beberapa aspek: 1. Aktivitas pengendalian manajemen a. Planning b. Coordinating c. Communicating d. Evaluating e. Deciding f. Inflluenting 2. Pertimbangan-pertimbangan behavioral Perlu diingat bahwa manajemen berhubungan dengan perilaku manusia. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan faktor-faktor manusia. Proses pengendalian manajemen tidak dapat disamakan dengan mekanikal. Perhatikan bagan berikut ini: Implementation Mechanisms Management Control Strategy Organization Structure Human Resource Management Performance Culture 3. Alat Untuk Mengimplementasikan Strategy 4. Penekanan pada finansial dan non-finansial 5. Membantu dalam mengembangkan strategi baru Tingkatan manajemen dalam perusahaan dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu top management, middle management, lower management. Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut Top Middle Lower Pengendalian manajemen meliputi tindakan untuk menuntun dan memotivasi usaha guna mencapai tujuan organisasi; maupun tindakan untuk mengoreksi unjuk kerja yang tidak efektif dan efisien Strategy Formulation Acquire an unrelated business Enter a new business Add direct mail selling Change debt/equity ratio Adopt affirmative action policy Management Control Introduce new product or brand within product line Expland a plant Determine advertising budget Issue new debt Implement minority recrruitment program Task Control Coordinate order entry Schedule production Book TV Commercials Manage cash flow Maintaning personel record Kondisi yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan sistem pengendalian adalah: 1. Lingkungan baik ekternal maupun internal 2. Ukuran organisasi -+ desentralisasi vs sentralisasi 3. Kelengkapan sarana dan teknik pengendalian Jenis-jenis pengendalian yang terdapat di perusahaan sesuai dengan tingkatan managerial adalah sebagai berikut: Pelaku Top Management Middle Management Lower Management Jenis Pengendalian Perumusan strategi (Perencanaan dan Pengendalian Strategik) Pengendalian Management Pengendalian Tugas Sifat Produk Akhir Tujuan, strategi dan kebijakan Implementasi Strategi Kinerja efisiensi dan keefektifan tugas-tugas individual Proses pengendalian manajemen terdiri beberapa hal, yaitu: 1. Komunikasi 2. Motivasi 3. Evaluasi Metodologi pengendalian manajemen 1. menentukan tujuan: tujuan adalah hasil akhir dari proses komunikasi. Atasan dan bawahan menyetujui apa yang telah diharapkan 2. Pengukuran prestasi: penilaian prestasi diperlukan untuk motivasi dan evaluasi 3. evaluasi prestasi: perbandingan antara prestasi yang sebenarnya dibandingkan dengan tujuan semula. Tujuan pengendalian manajemen berhubungan erat dengan akuntansi manajemen, perencanaan, dan pengendalian, internal auditing, desain organisasi dan sistem informasi akuntansi. Karena pengendalian manajemen suatu organisasi berbeda dengan organisasi lainnya, maka perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan organisasi. Penyesuaian kebutuhan dan keadaan ini dikenal dengan pendekatan kontijensi. Ada beberapa variabel kontijensi yang berpengaruh antara lain ukuran organisasi, teknologi produksi, persaingan. Lingkungan pengendalian manajemen juga menyangkut perilaku organisasi, pusat pertanggungjawaban yang terdiri dari pusat pendapatan, pusat biaya, pusat laba dan pusat investasi. Lingkungan tersebut mempengaruhi perusahaan dalam menentukan jenis dan cara pengendaliannya. Pengendalian di tingkat unit business akan berbeda dengan pengendalian di tingkat corporate. Perilaku organisasi juga akan menentukan bagaimana manjemen dapat mengendalikan karyawan baik blue collar maupun white collar. Setiap karyawan mempunyai tujuan bekerja yang berbeda-beda, bahkan tidak menutup kemungkinan berbeda dengan tujuan perusahaan. Terkadang tujuan karyawan bertentangan dengan tujuan perusahaan. Tugas manajemen adalah menyelaraskan kedua tujuan tersebut. Suplemen: Skandal Akuntansi AS: Akhir Kapitalisme? Dikirimkan pada Monday, 15 Jul 2002 Oleh KOMPAS, 15/07/2002 ANALISIS EKONOMI SYAHRIR PADA awal Januari 2002, tampaknya teror 11 September 2001 berhasil diatasi oleh bursa Amerika Serikat (AS) karena indeks Dow Jones di awal Januari 2002 mencapai 10.635 dan Nasdaq mencapai 2.059. Akan tetapi, pada penutupan perdagangan 10 Juli 2002, indeks Dow Jones anjlok menjadi 8.813, suatu penurunan di atas 17 persen. Lebih ngeri lagi indeks Nasdaq "hancur" dan hanya mencapai 1.346, akhir minggu lalu, suatu penurunan sebesar 35 persen. Apakah ekonomi AS melemah secara dahsyat? Belum tentu. Proyeksi pertumbuhan ekonomi dan inflasi justru menunjukkan perbaikan nyata di AS. Jadi, apa sesungguhnya yang terjadi pada skandal akuntansi yang melibatkan begitu banyak perusahaan besar dan membuat begitu besar kerugian-kerugian bagi pemegang saham publik? Kenapa yang terkena adalah perusahaan publik seperti Enron, WorldCom, Xerox, Merck, Tyco Intl, dan sebelumnya Global Crossing, dan yang terakhir Adelthin? Kenapa kita tidak mendengar skandal-skandal yang serupa dalam skala yang sama besar di perusahaan-perusahaan publik di Eropa? Seorang teman menyatakan, ada perbedaan yang amat mendasar antara skandal akuntansi di AS yang dikenal dengan nama GAAP (Generally Accepted Accounting Principle) dibandingkan dengan di Eropa. Hal ini menarik bagi kita di Indonesia karena sebelum jurusan akuntansi mengajarkan ilmu akuntansi dengan bukubuku teks dari AS, dikenal di Indonesia sistem akuntansi di mana para calon akuntan harus mengambil ujian bon A dan bon B pada level yang lebih tinggi. Pada umumnya ada suatu kesepakatan pendapat bahwa sistem GAAP AS itu berbeda dengan sistem Eropa yang menggunakan international accounting standard bureau . Kalau di AS dasar-dasar akuntansi berlangsung dengan sangat rinci dan ketat, maka standar Eropa lebih terbuka, tetapi tidak berarti inferior terhadap standar AS. Kenapa demikian? Karena suatu standar yang mengatur "kapling-kapling" aturan akuntansi yang ketat justru memungkinkan akuntan yang "kreatif" untuk "bermain" dengan memastikan bagian-bagian mana yang bisa dia hindari. Kenapa kita harus bicara tentang standar akuntansi? SEKURANG-KURANGNYA ada tiga masalah yang pantas diuraikan di sini. Pertama, seluruh perusahaan yang mengalami skandal akuntansi itu adalah perusahaan publik. Sebagai perusahaan publik, ada kaitan yang erat antara laporan keuangan perusahaan dan harga saham di pasar. Harga saham biasanya ditentukan oleh pemahaman para analis tentang aspek-aspek fundamental dan teknikal. Aspek fundamental menjadi sangat kompleks dalam pasar modal AS sekarang karena begitu sulitnya untuk dipahami. Kita bisa melihat kasus Merck, di mana laporan keuangan dengan sengaja diubah, keuntungan anak perusahaan dianggap sebagai keuntungan induk perusahaan sehingga terjadi penyesatan laporan terhadap para pemegang saham. Dalam dunia yang makin kompleks, kita melihat kasus Enron sebagai hal yang menarik. Kita ketahui bahwa harga saham anjlok total dan perusahaannya bangkrut pada akhir tahun lalu. Di sini kita dipaksa untuk memahami efek dari perdagangan energi berikut perhitungan perdagangan derivatif serta perdagangan melalui Internet, sebagai faktor-faktor yang dimanipulasikan, sehingga saham perusahaan tersebut pernah mencapai 90 dollar AS pada puncak kegiatan, dan kini hancur di bawah 50 sen dollar AS. Hal yang sama terjadi pada kasus WorldCom, yang juga mengalami kehancuran harga saham dari sekitar 80-an dollar AS per saham menjadi 9 sen dollar AS sekarang. Juga dalam kasus ini kita melihat peran industri telekomunikasi dan kegiatan IT (teknologi informasi) serta betapa sulitnya memahami "permainan" para petinggi perusahaan itu untuk menipu pemegang saham dengan selisih nilai sebesar hampir 4 milyar dollar AS. Hal yang kedua adalah yang menyangkut hukum, di mana tepat pandangan bahwa akibat skandal akuntansi yang begitu ketat di AS, maka aspek hukumnya pun bisa cukup ketat "mem-back-up" perhitungan akuntansi dengan terusmenerus memenuhi syarat-syarat yang disebut letter of the law. Tidak dengan mudah hal ini bisa dilihat pada analisa Paul Krugman yang amat berang dalam kasus Enron dan menuding langsung pada kenyataan "busuk"-nya pemerintahan George Bush Junior sekarang. Krugman membandingkan seseorang yang pernah terlibat dalam salah satu kegiatan Enron dan melaporkan keuntungan sebanyak 500 juta dollar AS lebih, dan orang itu kemudian melepas saham pribadinya sebesar 12 juta dollar AS sebelum perusahaan bangkrut dan dia keluar dari perusahaan. Orang itu adalah Secretary of the Army dalam pemerintahan Bush dan hingga kini tidak ada tanda-tanda dia akan dipersoalkan. Hal yang sama juga bisa dinyatakan pada Wakil Presiden AS Dick Cheney yang partisipasinya dalam proses kegiatan Enron tidak bisa dibantah. Ini dibandingkan oleh Krugman dengan jutaan dollar uang yang dikeluarkan Departemen Kehakiman AS untukkatanya-membongkar kecurangan yang dilakukan oleh Hillary Clinton, yang dikenal dengan kasus White Water, yang nilainya jauh lebih rendah. Inilah barangkali kasus yang dengan nyata menunjukkan para ahli hukum korporasi AS memang sangat ahli dalam "bermain" pada letter of the law, tetapi sama sekali meniadakan spirit of the law atau jiwanya rasa keadilan dalam lembaga hukum. Hal ketiga adalah mulai dipertanyakan secara mendasar integritas dari perusahaan-perusahaan akuntansi yang harus melaksanakan audit, di mana yang paling ternama adalah Arthur Anderson, hingga perusahaan tersebut keluar. Namun, itu tidak terbatas pada Arthur Anderson, tapi juga pada perusahaan lain, yaitu KPMG, yang dikaitkan juga dalam laporan keuangan salah satu perusahaan publik dengan skandal milyaran dollar itu. Tetapi skandal-skandal yang ada tidak terbatas pada perusahaan akuntan saja, tetapi juga para investor bankers . Termasuk fakta riil berupa Merril Lynch yang membayar denda pada Security and Exchange Commission (SEC/Badan Pengawas Pasar Modal AS) sebesar 100 juta dollar AS, dengan mengakui adanya masalah antara pembayaran para analis perusahaan itu dengan keuntungan dari perusahaan dalam melaksanakan kegiatan investment banking. *** IMPLIKASI skandal akuntansi di AS tersebut bagi Indonesia ada pada tiga dataran. Pada dataran pertama, akibat dari dilikuidasinya Anderson, maka perwakilan Anderson di Indonesia pun harus "hilang". Kini seluruh line up dari Anderson & Partners menjadi tergabung dengan Ernst & Young & Partners. Begitu juga perusahaan Merck yang tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ) mengalami penurunan harga yang cukup berarti. Meskipun pimpinan perusahaan Merck di Indonesia menyatakan tida ada hubungan dengan Merck yang dipersoalkan, jelas keduanya tidak bisa dipisahkan. Begitu juga Merril Lynch mendapat dakwaan dari Menteri Negara (Menneg) BUMN Laksamana Sukardi sebagai perusahaan yang mungkin saja melakukan insider trading, dan ini dikaitkan dengan kasus kegagalan total Laksamana Sukadi dalam melaksanakan privatisasi melalui penjualan saham Indosat. Bukan saja harga saham Indosat terus meluncur ke bawah, tetapi Merril Lynch sendiri tidak dipersoalkan sama sekali oleh Bapepam, sementara kita diberikan "pemahaman" baru dari Menneg BUMN yang menyatakan bahwa privatisasi adalah penjualan saham mereka yang dibeli oleh perusahaan pemerintah yang lain. Opo tumon? Hal kedua yang merupakan implikasi keliru adalah pandangan-pandangan yang menyatakan bahwa kalau di AS saja terjadi kerusakan dan kroniisme (seperti dakwaan Krugman terhadap pemerintahan Bush), maka pihak AS tidak bisa lagi memiliki superioritas moral terhadap apa yang terjadi di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Implikasi keliru ini sangat berbahaya karena ada perbedaan yang amat mendasar antara bagaimana pasar bergerak di Indonesia dan di AS. Di AS, pasar langsung menghukum perusahaan tersebut dan harga saham-sahamnya terjungkal amat dalam. Ini harus dirasakan pemain pasar karena tidak ada perdagangan saham yang tidak mengandung risiko. *** MESKIPUN pihak SEC bisa dipersoalkan sebagai pihak yang relatif lamban bertindak, yang terjadi di AS adalah suatu sistem yang mampu mengoreksi diri sendiri melalui mekanisme pasar. Sementara di Indonesia kehancuran ekonomi yang kita alami selama lima tahun menunjukkan betapa parahnya kondisi ekonomi sekarang, dan pemulihan tak kunjung tiba. Bagaimana kita melihat apa yang terjadi pada bank-bank, Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dan BUMN, maka kasus di AS jauh lebih kecil dampaknya bagi AS dibandingkan kasus BPPN dan BUMN yang terus-menerus menunjukkan lemahnya Indonesia untuk bisa keluar dari krisis. Dengan perkataan lain, sampai detik ini sistem ekonomi dan pasar kita tidak bisa mengoreksi diri sendiri, dan berada dalam arus letargi, inersia, dan mempunyai kemungkinan bagi krisis gelombang kedua yang lebih dahsyat. Ketiga, tampaknya di mana-mana di dunia, orang yang berkuasa atau punya duit lebih besar selalu akan menang walaupun belum tentu untuk selama-lamanya. Kita melihat "pidato" marah-marah dari Presiden George W Bush terhadap kejahatan akuntansi sebagai pidato kosong tanpa kredibilitas. Betapa tidak, bilamana dia sendiri memperoleh dana kampanye yang begitu besar dari Enron, bilamana wapresnya juga merupakan seorang yang sangat diuntungkan dalam proses perusahaan publik itu berkembang, serta Secretary of the Army-nya memperoleh keuntungan dari penjualan saham sebesar belasan juta dollar AS sebelum saham Enron harganya hancur, maka pidato presiden itu tidak mengandung makna moral yang berarti. Bahkan, terasa menyakitkan bagi rakyat kecil. Hal yang sama juga terjadi di Indonesia. Kegagalan total Laksamana Sukardi dalam privatisasi saham Indosat harus dibayar dengan penggantian dewan direksi, pengenaan denda yang mengada-ada dari Bapepam terhadap perusahaan yang dinilai Bapepam bersalah. Sementara ironisnya, sang menteri yang gagal melaksanakan privatisasi ini tidak sedikit pun menganggap dirinya sebagai orang yang bersalah. Bilamana seorang menteri melanggar letter of intent (dalam LoI, privatisasi Indosat jelas merupakan program di mana saham perusahaan pemerintah harus dijual kepada perusahaan swasta, baik asing maupun domestik), namun baik pihak Dana Moneter Internasional (IMF) maupun pihak DPR sama sekali tidak mempermasalahkan. Tentu saja apa yang dilakukannya akan merupakan isu kampanye yang cukup menarik bagi Pemilu 2004. Namun, bilamana harga saham seperi Enron, WorldCom, dan Merck jatuh amat tajam, maka saham-saham seperti Indosat yang diintervensi Menneg BUMN turunnya relatif lebih kecil. Meskipun demikian, akibatnya sama, karena semua itu berujung pada semakin hilangnya kepercayaan investor yang bernama lembaga pasar modal. Di sini pandangan Stanley Hoffmann tentang clash of globalization pantas untuk disimak. Menurut dia, konflik globalisasi pertama adalah konflik globalisasi yang menyangkut konflik ekonomi dan bisnis. Ini berlangsung karena pada dataran globalisasi sekarang, peranan perdagangan internasional, information technology, industri telekomunikasi, dan para investor banker merupakan peranan yang memperkuat akumulasi modal orang-orang berpunya dengan mengabaikan rakyat kecil. Esensinya adalah suatu konflik dari efisiensi pada skala internasional di satu pihak menghadapi ketidakadilan pada skala nasional dan lokal di pihak lain. Praktik-praktik yang terjadi di AS mungkin sekali tidak mengakhiri berlangsungnya sistem kapitalisme dunia, tetapi jelas praktik-praktik itu semakin meniadakan kepercayaan akan globalisasi kapital. Sementara itu, pada skala nasional dan lokal, terjadi perlawanan keras terhadap globalisasi di sektor politik dan kultural. Masa-masa milenia ketiga adalah masa-masa di mana satu-satunya kepastian adalah semakin meningkat dahsyatnya ketidakpastian. Skandal-skandal di Wall Street menumbangkan kepercayaan investor AS, yaitu investor yang terbesar di dunia. Dalam kondisi ini, Indonesia harus bersiap-siap untuk hal-hal yang lebih buruk lagi, mengingat lima tahun krisis sampai detik ini belum juga menimbulkan sense of crisis di antara para pemimpin pemerintahannya serta juga pimpinan lembaga legislatifnya.* Latihan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Sebutkan contoh-contoh pengendalian yang ada di sekitar saudara Apa yang dimaksud dengan sistem pengendalian manajemen? Apakah tujuan yang sistem pengendalian manajemen? Bagaimana cara kerja sistem pengendalian manajemen? Kapan sistem pengendalian manajemen bekerja dalam suatu organisasi? Jelaskan komponen-komponen pengendalian! Carilah contoh pengendalian dan jelaskan mana yang termasuk detektor, asesor, efektor, dan jaringan komunikasi! 8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sistem! 9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sistem formal dan sistem informal! 10. Sebutkan arti manajemen! 11. Jelaskan aspek-aspek yang tercakup dalam definisi manajemen! 12. Apa yang dimaksud dengan pendekatan kontijensi? 13. Buatlah formulasi strategi, pengendalian manjemen, dan pengendalian tugas! 14. Jelaskan kondisi-kondisi yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan sistem pengendalian! 15. Bagaimana keterkaitan sistem pengendalian manajemen dengan keberadaan mata kuliah-mata kuliah lainnya?