EKSKLUSI SOSIAL DALAM DUNIA KERJA Hari Nugroho MK. Kesenjangan dan Eksklusi Sosial Program Sarjana Sosiologi FISIP UI 2010 Eksklusi dan Perubahan Sosial Eksklusi Sosial terjadi karena kondisi struktural yang dikonstruksikan secara panjang melalui proses sejarah (given condition) efek dari kondisi struktural yang berubah). Eksklusi sosial akibat dari perubahan sosial di dalam masyarakat (dengan peran negara sebagai pelindung) dampak dari restruktursasi tanpa proteksi (liberalisasi) 2 Eksklusi dan Perubahan Sosial Perubahan sosial selalu ada dan selalu menciptakan konsekuensi eksklusi sosial siapakah yang tereksklusi? Adakah struktur sosial & mekanisme2 sosial yang dapat meredam konsekuensi eksklusi sosial? Bentuk-bentuk perubahan sosial Industrialisasi (perkembangan kapitalisme) Globalisasi (intensifikasi & ekstensifikasi kapitalisme) 3 Perubahan sosial & Kapitalisme Kapitalisme mentransformasikan sesuatu menjadi komoditas (komodifikasi) sehingga setiap komoditas mempunyai nilai ekonomi. Komodifikasi kapitalisme semakin luas. Kapitalisme juga memerlukan dukungan2 struktural (ekonomi masyarakat memerlukan pasar, memerlukan institusi2 produksi, institusi keuangan, institusi pendidikan yang mensuplai tenaga, bahkan dukungan politik ) 4 Kapitalisme dan Pasar Pasar merupakan institusi penting tidak hanya untuk pertukaran tetapi juga pemenuhan hak. Pasar dibentuk oleh sejarah. Kapitalisme mengubah struktur sosial ekonomi dalam pasar 5 Pasar, Kapitalisme & Masalah Eksklusi Sosial Adanya ketidakmampuan sebagian anggota masyarakat untuk memenuhi kebutuhan reproduksi dalam kapitalisme (kelompok vertikal / horisontal) Kelompok-kelompok yang memiliki kekuatan untuk mengendalikan/memonopoli Self-regulating market menciptakan disembedded economy Pasar bekerja tanpa proteksi sosial 6 Pasar Kerja dan Eksklusi Sosial Eksklusi terjadi sebagai akibat langsung dari kebijakan Eksklusi terjadi sebagai dampak dari relasi sosial di dalam masyarakat. Eksklusi berdasarkan gender, etnisitas, keterampilan, jaringan sosial, status migrasi. Perbedaan posisi berunding di dalam pasar (yang dikonstruksikan oleh struktur kekuasaan dalam masyarakat) dapat mengakibatkan eksklusi. Contoh: lapangan pekerjaan di sektor formal & informal; di dalam negara/masyarakat & antar negara/masyarakat 7 Pasar Kerja dan Eksklusi Sosial Eksklusi dari pasar kerja Eksklusi di dalam pasar kerja Liberalisasi pasar kerja (fleksibiliasi) meningkatkan proses dualisasi : tersedia akses pekerjaan tetapi ada konsentrasi kemiskinan karena kondisi kerja buruk vs kondisi kerja yang baik dan ‘secure’ tetapi akses terbatas. (menghasilkan eksklusi ganda: eksklusi dari & di dalam) 8 Masalah-masalah Eksklusi Sosial dalam Pasar Kerja Pengangguran jangka panjang (secara struktural tidak mempunyai pilihan untuk tidak menganggur). Informalisasi kerja (efek restrukturisasi ekonomi & kompetisi global) Pekerja2 paruh waktu baik di sektor formal dan informal Pekerjaan yang beresiko (precarious jobs) : Eksklusi dalam konteks HUBUNGAN KERJA 9 Kelompok-kelompok yang rentan pada pengangguran & precarious jobs usia muda perempuan (efek dari perkembangan demografis), (krn relasi gender & dominasi patriarki), migran krn merupakan outgroup & tersegregasi secara sosial krn Tekanan struktural dari pengangguran jangka panjang membebani daya dukung ekonomi dan sosial rumah tangga ketiadaan jaring pengaman berjangka panjang 10 Perubahan Struktur Pekerjaan & Precarious Jobs Peningkatan “tersierisasi ekonomi” (sektor self-employed & usaha2 rumahan) meningkat (studi di Brazil) Informaliasi kerja yang meluas (semakin jauh dari standarisasi kerja/regular job & penurunan kapasitas daya serap sektor formal). 11 Degradasi Hubungan Kerja Rentan eksploitasi : upah rendah, minim tunjangan kerja dan kompensasi lainnya Rentan marjinalisasi : mudah dipecat, tidak mendapat akses berserikat, tidak memperoleh hak suara, pengurangan jam kerja 12 Pasar Kerja & Sistem Kesejahteraan : Perbandingan regional Eropa : sistem kesejahteraan diikuti oleh tingkat pengangguran yang tinggi dan panjang tetapi gap penghasilan rendah – tingkat rata2 kesejahteraan baik. AS: sistem kesejahteraan lemah – pasar kerja fleksibel menghasilkan tingkatpengangguran rendah tetapi dengan kondisi kerja buruk yang meluas & stagnasi dalam upah. 13 Dampak berkelanjutan dari Eksklusi Sosial di Dunia Kerja Dampak di dalam pekerjaan pengangguran yang tinggi menyebabkan akses dan modal (keterampilan) orang untuk dapat bekerja semakin rendah. human & social capital semakin rendah, kapabilitas menurun, human dignity menurun (keseluruhan disebut sebagai deprivasi sosial ekonomi). 14 Dampak berkelanjutan dari Eksklusi Sosial di Dunia Kerja Dampak sosial dalam keluarga/komunitas Ketidakpastian perencanaan masa depan Disorganisasi sosial & konflik dalam keluarga & komunitas Eksklusi di tingkat komunitas (ketidakmampuan untuk terlibat penuh dalam pembentukan dan penguatan modal sosial) – Contoh : studi di Tangerang. 15 Dampak berkelanjutan dari Eksklusi Sosial di Dunia Kerja Proses eksklusi semakin signifikan bila jaringan sosial yang protektif dan mengamankan tidak mampu bekerja lagi : Erosi gerakan serikat buruh Melemahnya kemampuan dukung sistem kekerabatan; perubahan orientasi dari sistem keluarga luas ke sistem keluarga inti; jaringan sosial etnisitas melemah akibat perubahan struktural (misal akibat konflik sosial). Melemahnya gerakan-gerakan 16 Kaitan antara Pengangguran, Pekerjaan Beresiko & Eksklusi Sosial Long-term Employment Precarious Jobs Social Deprivation (relational aspects) Material Deprivation (distributional aspects) Social Exclusion Sumber : Bhalla & Lapeyre, 2004 17 Diskusi Skema Kerangka Konseptual Eksklusi Sosial dalam Pekerjaan Dinamika sosial dari pekerja batik (eksklusi akibat restruktursasi dan konstruksi sosial jangka panjang) Bagaimana strategi inklusi? Bagaimana hubungan antara konsep warga dengan kebijakan sosial yang inklusif mengenai dunia kerja? 18 REFERENSI Bhalla, AS and Lapeyre, Frederic. 2004. Poverty and Exclusion in a Global World. 2nd ed. Hamphire: Palgrave Macmillan. Nugroho, Hari. 2009. “Social Exclusion in a Flexible Labour Market: Workers’ Conditions in Indonesia’s Manufacturing Industriy” in Rene E. Ofreneo et al (eds). Building Social ASEAN: Towards Caring and Sharing Community. Manila: Academe Civil Society Network of Southeast Asia Inc. 19