MODUL PERKULIAHAN ANTROPOLOGI Menghormati Nilai-Nilai Kepercayaan Masyarakat Fakultas Program Studi PSIKOLOGI PSIKOLOGI 2012 1 Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 07 MK61005 DR. DADAN ANUGRAH, M.Si. Abstract Kompetensi Religi (agama) telah menjadi bagian yang tak terpisahkan bagi masyarakat dimanapun, dari mulai masyarakat primitif sampai modern. Agama sangatlah penting dalam kehidupan manusia. Demikian pentingnya agama dalam kehidupan Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang: 1. Pengertian religi 2. Unsur-unsur religi 3. Fungsu=I dan peran religi dalam masyarakat. Antropologi Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id manusia, sehingga diakui atau tidak sesungguhnya manusia, sangatlah membutuhkan agama MODUL 7 MENGHORMATI NILAI-NILAI KEPERCAYAAN MASYARAKAT A. Pendahuluan Religi (agama) telah menjadi bagian yang tak terpisahkan bagi masyarakat dimanapun, dari mulai masyarakat primitif sampai modern. Agama sangatlah penting dalam kehidupan manusia. Demikian pentingnya agama dalam kehidupan manusia, sehingga diakui atau tidak sesungguhnya manusia, sangatlah membutuhkan agama. Bagi manusia, tidak saja di masa primitif dulu sewaktu ilmu pengetahuan belum berkembang, tetapi juga di zaman modern sekarang sewaktu ilmu dan teknologi telah sedemikian maju. Ada beberapa manfaat agama yang dapat diperoleh manusia yaitu antara lain sebagai berikut: Pertama, memberikan manusia tuntunan dan ajaran hidup. Manusia tanpa agama merupakan manusia yang tidak memiliki tujuan. Dalam ajaran agama, manusia dituntun agar beribadah dan melakukan kebaikan dalam hidup, baik antar sesama manusia maupun dengan alam. Manusia diajarkan oleh agama untuk saling tolong menolong antar manusia, saling toleransi dalam menerima keberagaman dalam manusia baik berdasarkan suku, agama, ras dan kelompok. agama juga mengajarkan manusia untuk tidak melakukan hal yang merugikan orang lain maupun lingkungan sekitarnya. Agama berguna dalam kebudayaan, agar manusia tidak akan kembali menjadi makhluk primitif yang hanya memiliki tujuan bertahan hidup dan berkembang biak tanpa memiliki orientasi untuk berkembang. Kedua, memberi jawaban tentang hal yang tidak dapat dijawab oleh manusia. Agama merupakan sumber tatanan hidup dan pengetahuan manusia. Di dunia ini terdapat banyak hal dan kejadian yang tidak mampu dijawab dengan keterbatasan yang ada pada manusia. Misalnya pertanyaan seperti kemanakah 2012 2 Antropologi Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id jiwa manusia setelah raganya mati? Untuk apa manusia ada di dunia ini? Untuk apa manusia hidup dengan berbagai cara namun akhirnya harus mati? Pertanyaan pertanyaan tersebut tentu sulit untuk dijawab manusia dengan keterbatasan pikiran yang ada. Agama memberikan jawaban jawaban dari pertanyaan yang tidak dapat ditemukan oleh nalar manusia. Agama akan membimbing manusia untuk menemukan hakikat hidup dari setiap manusia merupakan salah satu dari banyak manfaat agama. Ketiga, mengenalkan pada hal yang buruk dan baik, Pada dasarnya, manusia ingin memperoleh semua hal yang ada di dunia ini karena nafsu yang ada dalam masing masing diri manusia. Segala cara tentu akan dilakukan untuk mendapatkan hal yang diinginkan. Dengan adanya agama dan ajaran ajaran yang ada dalam agama, manusia dapat mengetahui mana hal yang boleh dilakukan dan mana hal yang tidak boleh dilakukan. Aturan aturan dalam agama, adalah mengatur mana hal yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan oleh manusia. Dengan adanya larangan dalam agama bertujuan agar manusia tidak merugikan diri sendiri, merugikan orang lain ataupun merugikan makhluk hidup lain dalam rangka memperoleh hal yang ingin dimiliki oleh manusia. Keempat, menjadi penyeimbang antara fisik dan jiwa manusia. Menurut filsuf yunani kuno yaitu plato, manusia dilihat secara dualistik yang terdiri dari unsur raga dan jiwa. Kesehatan manusia tidak hanya dilihat dari fisiknya saja, namun dari jiwa. Agama memberikan tuntunan kepada manusia untuk dapat memperoleh ketenangan dan kematangan jiwa ketika beribadah untuk menyeimbangkan kebutuhan fisik dan jiwa manusia. Dengan banyaknya hal yang dapat diperoleh manusia dalam mempercayai dan menjalankan aturan dan ajaran dalam agamanya, banyak aspek dalam ajaran agama yang digunakan untuk menjadi acuan dalam menentukan dasar serta hukum suatu negara. Disadari atau tidak, banyak peraturan dalam suatu negara yang diadopsi dari peraturan agama karena dilihat dari banyaknya hal yang diperoleh dalam manfaat agama. 2012 3 Antropologi Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id B. Pengertian Religi (Agama) Secara bahasa, kata religi adalah kata kerja yang berasal dari kata benda religion. Religi itu sendiri berasal dari kataredan ligare artinya menghubungkan kembali yang telah putus, yaitu menghubungkan kembali talihubungan antara Tuhan dan manusia yang telah terputus oleh dosa-dosanya (Mubarok, 2003:45). Menurut Gazalba (Rohilah,2010), bahwa religi berasal dari bahasa latin religio yang berasal dari akar kata religare yang berarti mengikat. Religi adalah kecenderungan rohani manusia untuk berhubungan dengan alam semesta, nilai yang meliputi segalanya, makna yang terakhir, dan hakekat dari semuanya. Sedangkan Sarwono (2006) mendefinisikan religi sebagai suatu kepercayaan terhadap kekuasaan suatu zat yang mengatur alam semesta ini. Istilah religi menunjukkan pada aspek religi yang telah dihayati oleh individu dalam hatinya (Mangunwijaya dalam Sudrajat, 2010). Dister (Sudrajat, 2010) menyatakan bahwa di dalam religi terdapat unsur internalisasi agama dalam diri individu. Definisi lain menyatakan bahwa religi merupakan perilaku terhadap agama yang berupa penghayatan terhadap nilai-nilai agama yang dapat ditandai tidak hanya melalui ketaatan dalam menjalankan ibadah ritual tetapi juga dengan adanya keyakinan, pengamalan, dan pengetahuan menganai agama yang dianutnya (Ancok dan Suroso, 2008). Glock dalam Paloutzian (Sudrajat, 2010) menyebut bahwa religi meupakan sebuah komitmen beragama, yang dijadikan sebagai kebenaran beragama, apa yang dilakukan seseorang sebagai bagian dari kepercayaan, bagaimana emosi atau pengamalan yang disadariseseorangtercakupdalamagamanya,danbagaimana seseorang hidup dan terpengaruh berdasarkan agama yang dianutnya. Terdapat dua istilah yang dikenal dalam agama yaitu kesadaran beragama (religious conciousness) dan pengalaman beragama (religious experience). Kesadaran beragama adalah segi agama yang terasa dalam fikiran dan dapat diuji melalui introspeksi atau dapat dikatakan sebagai aspek mental dari aktivitas agama, sedangkan pengalaman beragama adalah unsur perasaan 2012 4 Antropologi Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dalam kesadaran beragama yaitu perasaan yang membawa kepada keyakinan yang dihasilkan oleh tindakan (Drajat, 1989). Dapat ditarik kesimpulan bahwa religi adalah internalisasi dan penghayatan seorang individu terhadap nilai-nilai agamayang diyakini dalam bentuk ketaatan dan pemahaman terhadap nilai-nilai tersebut untuk kemudian dapat diimplentasikan dalam perilaku sehari-hari. Sehingga tingkat religi seseorang dapat dilihat dari tingkah laku ,sikap, dan perkataan, serta kesesuaian hidup yang dijalani dengan ajaran agama yang dianutnya1. Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Kata “agama” berasal dari bahasa Sanskerta, agama yang berarti “tradisi”. Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti “mengikat kembali”. Maksudnya dengan bereligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan. Emile Durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Kita sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna kesuciannya. Agama merupakan suatu lembaga atau institusi penting yang mengatur kehidupan rohani manusia. Manusia memiliki kemampuan terbatas, kesadaran dan pengakuan akan keterbatasannnya menjadikan keyakinan bahwa ada sesuatu yang luar biasa diluar dirinya. Sesuatu yang luar biasa itu tentu berasal dari sumber yang luar biasa juga. Keyakinan ini membawa manusia untuk mencari kedekatan diri kepada Tuhan dengan cara menghambakan diri, yaitu: 1 Lihat http://okhiehidayat.mywapblog.com/definisi-religi.xhtml 2012 5 Antropologi Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 1. Menerima segala kepastian yang menimpa diri dan sekitarnya dan yakin berasal dari Tuhan. 2. Menaati segenap ketetapan, aturan, hukum dan lain-lain yang diyakini berasal dari Tuhan. Secara sosiologis, agama mendapat tempat dalam kehidupan masyarkat dalam fungsinya sebagai: 1. Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok. 2. Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia. 3. Merupakan tuntutan tentang prinsip benar atau salah. 4. Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan. 5. Pedoman perasaan keyakinan. 6. Pedoman keberadaanPengungkapan estetika (keindahan). 7. Pedoman rekreasi dan hiburanMemberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama. Agama adalah suatu prinsip atau kepercayaan seseorang. Agama merupakan suatu peranan yang sangat penting dalam kehidupan sosial suatu masayarakat. Agama juga yang dapat memberikan rasa toleransi, solidaritas dalam masyarakat pada umumnya. Karena agama mempunyai nilai sosial yang baik untuk seluruh masyarakat agar dapat saling menghargai dan membantu walapun di Indonesia ini memiliki beragam suku, adat istiadat, agama yang berbeda-beda. Ciri suatu negara yang memiliki nilai sosial yang tinggi adalah dapat saling membantu satu sama lain terutama dikalangan masyarakat sekitar. Dengan kerpercayaan masing-masing kita dapat memberikan rasa saling menghargai dan membantu antar masyarakat satu dengan yang lain. Ada 2012 6 Antropologi Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat penting dalam kehidupan manusia, antara lain adalah: 1. Karena agama merupakan sumber moral. 2. Karena agama merupakan petunjuk kebenaran. 3. Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika. 4. Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di kala suka, maupun di kala duka. Keberadaan agama dalam sistem sosial budaya adalah objek yang menjadi perhatian utama dalam antropologi agama. Aspek kehidupan beragama tidak hanya ditemukan dalam setiap masyarakat, tetapi juga berinteraksi secara signitifikan dengan aspek budaya yang lain. Ekspresi religious ditemukan dalam budaya material, perilaku manusia, nilai moral, sistem keluarga, ekonomi, hukum, politik, pengobatan, sains, teknologi, seni, pemberontakan, dan perang. Peran agama di dalam perkembangan masyarakat dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Agama sebagia motivator, agama di sini adalah sebagai penyemangat seseorang maupun kelompok dalam mencapai cita-citanya di dalam seluruh aspek kehidupan. 2. Agama sebagai creator dan inovator, mendorong semangat untuk bekerja kreatif dan produktif untuk membangun kehidupan dunia yang lebih baik dan kehidupan akhirat yang lebih baik pula. 3. Agama sebagai integrator, di sini agama sebagai yang mengintegrasikan dan menyerasikan segenap aktivitas manusia, baik sebagai orangseorang maupun sebagai anggota masyarakat. 4. Agama sebagai sublimator, masksudnya adalah agama mengadukan dan mengkuduskan segala perbuatan manusia. 2012 7 Antropologi Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id sebagai 5. Agama sebagai sumber inspirasi budaya bangsa, khususnya Indonesia2. C. Sistem Religi Pada Masyarakat Sekurangnya ada dua konsep umum yang menerangkan tentang ‘kepercayaan’ kepada Tuhan atau sesuatu yang dianggap Tuhan, yaitu antara konsep agama dan konsep religi. Koentjaraningrat (1987) , sebagai salah seorang tokoh antropologi terkemuka di Indonesia, mengatakan bahawa religi adalah sebagai bagian dari kebudayaan; dalam banyak hal yang membahas tentang konsep ketuhanan beliau lebih menghindari istilah ‘agama’ , dan lebih menggunakan istilah yang lebih netral, yaitu ‘religi’. Ada juga yang berpendirian bahwa suatu sistem religi merupakan suatu agama, tetapi itu hanya berlaku bagi penganutnya saja; sistem religi Islam merupakan agama bagi anggota umat Islam, sistem religi Hindu Dharma merupakan suatu agama bagi orang Bali; ada juga pendirian lain yang mengatakan bahwa agama adalah semua sistem religi yang secara resmi diakui oleh negara. Sebenarnya pendapat Koentjaraningrat di atas yang mengatakan bahwa religi adalah bagian dari kebudayaan karena beliau mengacu pada sebagain konsep yang dikembangkan oleh Emile Durkheim(1912), yaitu: 1. Eemosi keagamaan, sebagai suatu substansi yang menyebabkan manusia menjadi religius; 2. Sistem kepercayaan yang mengandung keyakinan serta bayanganbayangan manusia tentang sifat -sifat Tuhan atau yang dianggap sebagai Tuhan, serta tentang wujud dari alam gaib (supernatural); 2 Lihat https://itha911.wordpress.com/kumpulan-makalah-2/antropologi-agama-agama-dankemajuan-sosial/ 2012 8 Antropologi Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 3. Sistem upacara religius yang bertujuanmencari hubungan manusia dengan Tuhan, Dewa-dewa atau Mahlukmahluk halus yang mendiami alam gaib; 4. Kelompok-kelompok religius atau kesatuan-kesatuan sosial yang menganut sistem kepercayaan tersebut Keempat komponen tersebut sudah tentu terjalin erat satu dengan yang lain menjadi suatu sistem yang terintegrasi secara bulat; emosi keagamaan merupakan suatu getaran yang menggerakkan jiwa manusia. Proses-proses fisiologis dan psikologis apakah yang terjadi apabila manusia terhinggap oleh getaran jiwa tadi, agaknya belum banyak diteliti oleh orang-orang yang berkepentingan keadaan tentangnya, namun demikianlah kira-kiranya jiwa manusia yang dimasuki cahaya Tuhan. Terlepas dari pendapat perorangan ataupun batasan-batasan tertentu yang ditetapkan sebuah negara tentang konsep religi atau agama ini, yang jelas menurut konsep ilmu pengetahuan dan agama-agama yang ada di muka bumi ini menyatakan bahwa suatu bentuk aktifitas manusia yang dianggap sebagai suatu penyerahan diri terhadap Zat yang dianggap mengatur, menciptakan, atau menentukan kehidupan manusia di dunia dimana manusia hidup dan di dunia dimana manusia sudah mati yang mengacu kepada konsep E. Durkheim diatas dapat disebut sebagai agama.Tidak semua perilaku keagamaan atau religi itu adalah khas manusia; untuk ajaran Islam misalnya bahkan hampir seluruh aktifitas keagamaan itu sumbernya adalah wahyu Tuhan, dan hanya sedikit sekali unsur-unsur gagasan manusia disana, demikian juga dengan agamaagama yang lain yang menganggap berbagai aktifitas itu sumbernya adalah Tuhan. Disini agama itu dipisahkan dengan kebudayaan, pada aktifitasaktifitas tertentu yang tujuannnya adalah penyerahan diri (taat, bakti, doa, pemujaan, penyembahan dan sebagainya) pada Tuhan atau yang dianggap sebagai Tuhan, walaupun ada gagasan-gagasan atau tangan-tangan manusia yang turut di dalamnya merupakan aktifitas keagamaan; dilain fihak, segala bentuk tindakan, gagasan, dan hasil tindakan khas manusia yang relatif tidak melibatkan unsur-unsur keagamaan atau tidak dimaksudkan sebagai 2012 9 Antropologi Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id bentuk ritual tertentu, itulah kebudayaan. Sebelum diuraikan lebih lanjut mengenai hal-hal yang berhubungan dengan religi, perlu ditekankan terlebih dahulu tentang penggunaan peristilahan, dan pendekatan dalam studi tentang religi ini. Untuk peristilahan, dalam buku ini selanjutnya lebih banyak menggunakan istilah religi sebagai terjemahan dari religion daripada istilah agama, karena istilah agama bagi banyak orang Indonesia mempunyai arti tertentu seperti agama Islam atau Nasrani misalnya. Studi tentang religi yang dikembangkan adalah merupakan tinjauan antropologis, dimana ilmu tentang manusia ini sebagai ilmu yang mencoba merumuskan pengertianpengertian dan obyek yang konsepnya melalui penyelidikan yang empiris, dan obyek- akan diselidiki terutama adalah tingkah laku dan tatakelakuan manusia. Dengan mengadakan studi komparatif, antropologi mencoba memahami asal usul tentang religi, fungsi religi, keberadaan, persebaran, dan pengaruhnya dalam kehidupan manusia3. Ilmu antropologi menyebabkan perhatian terhadap yang religi,sebenarnya besar,yaitu upacara ada dua hal keagamaan yang dalam kebudayaan suatu suku bangsa biasanya merupakan unsur kebudayaan yang tampak paling lahir. Yang kedua yaitu bahan etnografi mengenai upacara keagamaan diperlukan untuk menyusun teori teori tentang asal mula religi. Asal mula dari suatu unsur universal seperti religi,artinya masalah mengapa manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan ghaib yang dianggapnya lebih tinggi daripadanya,dan mengapa manusia itu melakukan berbagai hal dengan caracara yang beraneka warna. Unsur- unsur khusus dalam rangka sistem religi. Rangka pokok antropologi tentang religi, sebaliknya juga di bicarakan sistem ilmu gaib sehingga pokok itu dapat dibagi menjadi dua pokok khusus, yaitu sistem religi dan sistem ilmu gaib. Semua aktivitas manusia yang bersangkutan dengan religi berdasarkan atas suatu getaran jiwa,yang biasanya disebut emosi keagamaan,atau religious 3 Lihat http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/195903051989011SYARIF_MOEIS/MAKALAH__9.pdf 2012 10 Antropologi Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id emotion. Emosi keagamaan itulah yang mendorong orang melakukan tindakantindakan yang bersifat religi. Pokoknya, emosi keagamaan menyebabkan bahwa sesuatu benda,suatu tindakan,atau suatu gagasan,mendapat suatu nilai keramat,dan dianggap keramat. Suatu sistem religi dalam suatu kebudayaan selalu mempunyai ciri- ciri untuk sedapat mungkin memelihara emosi keagamaan itu diantara pengikutpengikutnya. Dengan demikian emosi keagamaan merupakan unsur penting dalam suatu religi bersama keagamaan dengan tiga unsur yang lain yaitu sistem keyakinan,sistem upacara keagamaan, suatu umat yang menganut religi itu. Para ahli antropologi biasanya menaruh perhatian terhadap konsepsi tentang dewa-dewa yang baik maupun yang jahat;sifat sifat dan tanda-tanda dewa-dewa; konsepsi tentang makhluk-makhluk halus lainnya seperti roh-roh leluhur. Sistem upacara keagamaan secara khusus mengandung empat aspek yang menjadi perhatian khusus dari para ahli antropologi ialah tempat upacara keagamaan dilakukan,saat- saat upacara keagamaan dijalankan, benda-benda dan alat upacara orang-orang yang melakukan dan memimpin upacara. Upacara-upacara itu sendiri banyak juga unsurnya,yaitu bersaji, berkorban, berdoa, makan bersama makanan yang telah disucikan dengan doa,berpuasa. Sub-unsur ke-3 dalam rangka religi adalah sub-unsur mengenai umat yang menganut agama atau religi yang bersangkutan. Secara khusus sub-unsur itu meliputi misalnya soal-soal pengikut sesuatu agama, hubungannya dengan para pemimpin agama,baik dalam saat adanya upacara keagamaan maupun dalam kehidupan sehari-hari4. ________________________________ 4 Lihat http://www.kompasiana.com/windaalmufidah/sistem-religi-dan-kepercayaan-dalammasyarakat_54f770b5a3331149348b482e 2012 11 Antropologi Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Referensi: Ihromi, T.O., (ed)., 1981. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Gramedia. Koentjaraningrat, 2005. Pengantar Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Koentjaraningrat, 1992. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia. http://www.kompasiana.com/windaalmufidah/sistem-religi-dan-kepercayaandalam-masyarakat_54f770b5a3331149348b482e http://okhiehidayat.mywapblog.com/definisi-religi.xhtml http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/195903051989011SYARIF_MOEIS/MAKALAH__9.pdf https://itha911.wordpress.com/kumpulan-makalah-2/antropologi-agama-agamadan-kemajuan-sosial/ 2012 12 Antropologi Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id