Waspadai Zat Kimia pada Jajanan Kebiasaan ini memang susah ditinggalkan, terutama bagi anak-anak. Padahal, banyak camilan atau jajanan yang dijual tanpa melalui proses uji keamanan pangan yang layak. Camilan menjadi makanan yang difavoritkan anakanak. Camilan yang didapat umumnya merupakan jajanan yang dibeli anak, baik dibeli di sekolah maupun di tempat bermain. Warna mencolok dengan kemasan yang menarik dan rasa yang enak menjadi alasan mengapa anak suka dengan camilan yang dibelinya. Namun, pernahkah Anda ketahui seberapa sehat dan amannya camilan yang dibeli oleh anak ? Tidak semua jajanan yang dikudap si kecil aman dan sehat. Banyak jajanan yang ternyata tidak baik untuk kesehatan, karena “disisipi” bahan tambahan yang berbahaya. Jajanan seperti apa yang aman untuk dikonsumsi anak ? Pernahkah Anda perhatikan warna kuning, hijau, atau merah menyala pada jajanan yang tengah dikudap buah hati Anda ? Sungguh terlihat menggiurkan, bukan ? Jika warna-warni meriah tersebut berasal dari pewarna makanan yang baik, tentu tidak menjadi masalah. Persoalan baru muncul, jika warna “indah” itu berasal dari bahan pewarna buatan yang berbahaya. Dampaknya, jelas sangat merugikan, karena bisa memicu berbagai gangguan, mulai keracunan, alergi, sampai kanker. Dan gawatnya, pewarna buatan itu bukan satu-satunya, karena masih ada lagi bahan tambahan makanan lain yang tak kalah berbahayanya. MSG dan formalin merupakan bahan tambahan makanan yang sering kita temukan, salah satunya pewarna buatan yang sering digunakan adalah rhodamin B (warna merah) dan methanil yellow (kuning). Padahal, keduanya biasa digunakan sebagai pewarna tekstil. Konsumsi tinggi bahan pewarna bisa memicu diare, alergi, sampai kanker atau kerusakan ginjal. Bahan tambahan lain adalah formalin yang sering digunakan sebagai pengawet. Sebetulnya, formalin digunakan untuk membunuh bakteri pembusuk atau untuk mengawetkan jasad mahluk hidup, tapi disalahgunakan untuk mengawetkan makanan. Bila dikonsumsi dalam konsentrasi tinggi, formalin dapat memengaruhi kerja saraf. Begitupun MSG sebagai penguat rasa dan Boraks, bahan tambahan makanan yang digunakan untuk mengenyalkan makanan, misalnya bakso, mie, atau kerupuk. Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan, BPOM beberapa zat pengawet yang sering ditambahkan pada produk makanan diantaranya : 1.Kalsium Benzoate Bahan pengawet ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri penghasil toksin (racun), spora dan bakteri bukan pembusuk. Senyawa ini dapat mempengaruhi rasa. Bahan makanan atau minuman yang diberi kalsium benzoat dapat memberikan kesan aroma fenol, yaitu seperti aroma obat cair. Asam benzoat digunakan untuk mengawetkan minuman ringan, minuman anggur, sari buah, sirup, dan ikan asin. Bahan ini bisa memicu terjadinya serangan asma pada penderita asma, serta mereka yang peka terhadap aspirin. 2. Sulfur dioksida Bahan pengawet ini banyak ditambahkan pada sari buah, buah kering, kacang kering, sirup dan acar. Meski bermanfaat, penambahan bahan pengawet tersebut berisiko menyebabkan perlukaan pada lambung, mempercepat serangan asma, memicu alergi, serta menyebabkan kanker. 3. Kalium asetat Bahan pengawet ini biasanya ditambahkan pada makanan yang asam. Kalium asetat tidak aman karena bisa menyebabkan rusaknya ginjal. 4. Asam sorbet Beberapa produk beraroma jeruk, berbahan keju, salad, dan produk minuman kerap ditambahi asam sorbat. Meski aman dalam konsentrasi tinggi, bahan pengawet ini bisa membuat perlukaan di kulit. Kiat aman pilih makanan 1. Amati apakah warna makanan mencolok atau jauh berbeda dari warna aslinya. Warna snack, kerupuk, mie, es krim yang berwarna terlalu mencolok kemungkinan telah ditambahi zat pewarna yang tidak aman. 2. Jangan lupa, cicipi. Biasanya, lidah akan cukup jeli membedakan, mana makanan yang aman dan mana yang tidak. Makanan yang tidak aman umumnya berasa tajam. Misalnya sangat gurih. 3. Perhatikan pula kualitas makanan, apakah masih segar atau malah sudah berjamur yang bisa menyebabkan keracunan. Makanan yang sudah berjamur menandakan proses pengawetan tidak berjalan sempurna, atau makanan tersebut sudah kadaluarsa. 4. Cium juga aromanya. Bau apek atau tengik merupakan pertanda makanan tersebut sudah rusak atau terkontaminasi oleh mikroorganisme. 5. Amati komposisinya. Bacalah dengan teliti, adakah kandungan bahan-bahan makanan tambahan yang berbahaya yang bisa merusak kesehatan.