evaluasi kemampuan lahan

advertisement
Bahan kajian
MK STELA smno fpub juni 2013
PENDAHULUAN
• Lahan: bagian bentang alam (lansekap) yang
mencakup pengertian lingkungan fisik: termasuk
iklim, topografi, hidrologi & keadaan vegetasi alam
• Pemanfaatan lahan sudah semakin intensif, sehingga
sebagian besar telah melampaui daya dukungnya.
• Ada upaya untuk mengetahui kelas kemampuan
lahan dan kelas kesesuaian lahannya.
Daya Dukung Lahan
• Menunjukkan kemampuan suatu lahan untuk
penggunaan tertentu
• Misal:
– Kebutuhan pangan,
– Kebutuhan pakan ternak,
– Ketersediaan air, dll
• Contoh:
– Lahan sawah di Kota Malang hanya mampu
menyediakan pangan (beras) bagi 200000 jiwa,
sehingga sisanya harus mendatangkan dari luas Kota
Malang
• Untuk mengetahui daya dukung lahan
tersebut sering digunakan analisis
kemampuan penggunaan lahan (KPL).
• KPL ini sebenarnya dikembangkan untuk
tujuan konservasi tanah, tetapi
rekomendasi penggunaannya dapat
menyiratkan berapa luas lahan yang masih
layak untuk tujuan tertentu.
INVENTARISASI
Bentuk lahan
Batuan
Tanah
Lereng
Erosi
Upaya konservasi tanah
Penutupan lahan/ Penggunaan lahan
SISTEM SURVEI
SUMBERDAYA
LAHAN
Tabulasi dan plot
inventarisasi faktor tunggal
dan majemuk
Informasi
Iklim dan Hidrologi
PENILAIAN KEMAMPUAN
PENGGUNAAN LAHAN (KPL)
Kelas
Sub Kelas
Satuan
Plot dan Tabulasi KPL
DATA SOSIAL EKONOMI
PENGGUNAAN LAHAN YANG
DIREKOMENDASIKAN UNTUK
PERENCANAAN
PENGELOLAAN DAS TERPADU
Diagram kerangka
survei sumberdaya
lahan
DEFINISI
Sifat Lahan Berbeda
Pembatas Ber-beda2
Kemampuan Berbeda
KPL = KEMAMPUAN PENGGUNAAN LAHAN
• KPL = Sistem klasifikasi lahan yang
dikembangkan terutama untuk tujuan
konservasi tanah
• Mempertimbangkan kelestarian lahan dalam
menopang usaha pertanian secara luas :
budidaya tanaman, padang rumput,
agroforestry.
Hirarki Klasifikasi Kemampuan Lahan
(Stallings, 1957)
Ada 2 DIVISI (1) Dapat diusahakan dan (2) Tidak
dapat diusahakan [untuk PERTANIAN]
DIVISI
Ada 8 KELAS , yang pembagiannya didasarkan
pada Faktor Pembatas Permanen
KELAS
Pembagian SUB-KELAS didasarkan pada Macam
Faktor Pembatas
SUB-KELAS
Pembagian SATUAN PENGELOLAAN didasarkan
pada Perlakuan Pengawetan dan Pemupukan
SATUAN PENGELOLAAN
(UNIT)
STRUKTUR
KELAS
I
II
III
e
SUB KELAS
IV
w
V
s
VI
c
E = erosi
W = kebasahan
S = tanah
SATUAN
IVs1 IVs2 IVs3
VII
g
VIII
Derajad
pembatas
Jenis pembatas
utama
c = iklim
G = gradien
dll
Kemiripan kebutuhan
dan konservasi tanah
Kelas
• mengungkap total derajad pembatas dari
nol atau dapat diabaikan pada kelas I
sampai ekstrem pada kelas VIII. Ditulis
dengan menggunakan angka Romawi
• Contoh : kelas KPL = VI
Sub Kelas Kapabilitas Lahan:
 menunjukkan jenis pembatas utama yang
meliputi:
•
•
•
•
erosi = e,
kebasahan = w;
karakteristik tanah (s) dan
gradien (g).
 Contoh: Subkelas = VIe
Satuan
– Pengelompokan beberapa satuan peta
inventarisasi yang mempunyai kemiripan yang
sama
– Mempunyai hasil potensial yang hampir sama,
– Memerlukan upaya konservasi tanah yang
sama
– Contoh : VIe1, VIe2, dsb
Asumsi-1
• KPL adalah suatu penilaian bersifat interpretasi
berdasarkan sifat fisik lahan yang permanen
• Bila petani telah atau bisa mengatasi sendiri
masalah tersebut, lahan dinilai dengan tingkat
pembatas yang masih tersisa setelah mengalami
perbaikan
• Tingkat pengelolaan lahan di atas rata-rata
• Telah diterapkan upaya konservasi tanah yang
memadai untuk pemeliharaan
Asumsi-2
• KPL bukan suatu penilaian produktivitas terhadap
tanaman tertentu, meski nisbah masukan dan
keluaran bisa membantu menetapkan KPL
– Misal : pada tingkat pengelolaan yang sama, tingkat
produksi pada KPL III >KPL IV
• KPL bisa berubah karena reklamasi : drainase,
irigasi, pengendalian banjir, dll.
• Tidak dipengaruhi oleh faktor-2 seperti: lokasi,
jarak dari pasar, fasilitas prosesing, pemilikan
lahan atau penampilan individu petani.
PEMBATAS FISIK
• Karakteristik Lahan yang mempunyai akibat
merugikan terhadap keragaan (performance)
lahan
• Ditunjukkan dalam Sub Kelas Kemampuan
Penggunaan Lahan
• Pembatas fisik dapat berupa:
– Pembatas permanen
– Pembatas berubah (dapat dihilangkan atau
diperbaikii melalui praktek-2 usaha tani)
Pembatas Permanen
• Sifat-2 jenis batuan
• Sifat tanah : kedalaman perakaran, adanya lapisan
penghambat dalam tanah, tekstur, kapasitas
menahan air, jenis mineral liat, dll
• Iklim yang kurang cocok
• Bahaya alam (gunung api, banjir, dsb)
• Kebasahan tanah berlebih setelah drainase
• Erosi dan gerakan massa
• Kemiringan lereng
Pembatas Berubah
• Kekurangan hara
• Kebasahan tanah atau kerentanan terhadap banjir
• Keberadaan batu pada permukaan lahan atau di
zona perakaran tanaman
• Erosi : lapis, alur atau jurang
• Catatan : tergantung dari tingkatannya
• Kata kunci: pantas, layak dan ekonomis perlu
dipertimbangkan sewaktu memutuskan
kepraktisan dalam menghilangkan atau
memodifikasi pembatas.
KELAS KPL
• Delapan kelas: I - VIII
• Disusun dalam urutan sesuai dengan
– peningkatan faktor pembatas atau ancaman untuk
digunakan, atau
– penurunan dalam aneka penggunaan lahan
Kelas I-IV
• Ditetapkan atas kesesuaiannya untuk budidaya tanaman
tanpa teras.
• Sesuai untuk budidaya tanaman pertanian pada teras, dan
mempunyai pembatas fisik yang meningkat untuk
tanaman pertanian tanpa teras
– Kelas I: Tidak memiliki pembatas  sawah irigasi
– Kelas II: Pembatas fisik ringan, sedikit upaya konservasi  sawah
irigasi atau yang lainnya
– Kelas III: Pembatas fisik sedang, perlu upaya konservasi  sesuai
untuk segala bentuk usaha tani
– Kelas IV: Pembatas fisik berat, perlu upaya konservasi tanah
intensif  kurang cocok untuk usaha tani non teras
• Juga sesuai untuk padang rumput, agroforestry atau hutan
Kelas V
• Tidak sesuai untuk budidaya tanaman
pertanian tanpa teras
• Sesuai untuk budidaya tanaman pertanian
dengan teras, agroforestry, padang rumput
atau hutan
Kelas VI
• Hanya sesuai untuk budidaya tanaman
pertanian dimana kedalaman tanah,
kedalaman regolit dan lereng memungkinkan
tanaman pertanian atau agroforestry pola
kayu-tanaman semusim pada teras bangku
• Sesuai untuk silvopasture, padang rumput dan
hutan
Kelas VII
• Tidak sesuai untuk tanaman pertanian atau
agroforestry pola kayu-tanaman semusim
• Sesuai untuk agroforestry pola kayu-rumput,
padang rumput atau hutan
Kelas VIII
1. Memiliki faktor pembatas yang berat
2. Tidak sesuai untuk segala bentuk
tanaman pertanian, padang rumput
atau hutan produksi
3. Hanya sesuai untuk kasawan
perlindung DAS (Hutan Lindung)
Kebebasan memilih semakin berkurang dan
alternatif penggunaan lahan makin terbatas
Pembatas dan Ancaman semakin meningkat
Kelas
Kemampuan
Lahan
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
Sangat
intensif
Bercocok
tanam intensif
Bercocok
tanam sedang
Bercocok
tanam
terbatas
Penggembala
an Intensif
Penggembala
an Sedang
Penggembala
an terbatas
Hutan Alam
Cagar Alam
Intensitas Penggunaan Lahan Bertambah Tinggi
DIVISI
Kemampuan Lahan
1. Sesuai untuk
bercocok tanam
tanaman pertanian,
dengan derajat
pengelolaan dan
konservasi yang
berbeda.
2. Tidak sesuai untuk
bercocok tanam,
sedapat mungkin
selalu tertutup
vegetasi permanen
Kelas Kemampuan Lahan
(derajat hambatan)
I
Tidak ada atau sedikit faktor pembatas dan resiko kerusakannya.
Sifat tanah sangat baik ditinjau dari berbagai kepentingan. Bisa
untuk aneka penggunaan pertanian dengan resiko kerusakan
sangat kecil.
II
Memiliki sedikit faktor pembatas. Sifat tanah umumnya sangat
baik untuk aneka penggunaan, pertanian tetapi sudah diperlukan
perhatian terhadap resiko kerusakan lahan.
III
Memiliki sifat-sifat baik dengan faktor pembatas kemiringan yang
agak curam. Bisa digunakan untuk pertanian, namun perlu
perhatian serius dan upaya2 konservasi yang baik karena resiko
erosi cukup besar.
IV
Memiliki faktor pembatas tetap sangat besar dan resiko
kerusakan juga besar. Bisa untuk pertanian terbatas dan harus
disertai upaya konservasi tanah yang intensif.
V
Merupakan lahan datar sampai cekung, dengan pembatas
banyaknya batuan di permukaan dan/atau tergenang air, dan
mungkin pembatas lainnya. Sebaiknya selalu tertutup vegetasi
seperti hutan atau semak.
VI
Terletak pada lereng agak curam dan tanahnya dangkal.
sehingga tidak boleh untuk tanaman semusim. Lahan ini masih
bisa untuk tanaman pakan ternak atau padang penggembalaan.
VII
Terletak pada lereng sangat curam, telah tererosi berat, tanahnya
kasar dan dangkal, atau pada rawa2. Sebaiknya hanya untuk
Faktor Pembatas untuk Kategori Kelas
1. Tekstur Tanah (t)
Ditentukan dari tekstur lapisan atas (horison A atau
sampai kedalaman 15-25 cm dari permukaan)
Pengelompokan kelas tekstur berdasarkan sistem USDA :
Kelas
Tekstur
Deskripsi
t1
Halus (liat dan liat berdebu)
t2
Agak halus (liat berpasir, lempung liat berdebu, lempung
berliat, lempung liat berpasir)
t3
Sedang (debu, lempung berdebu, lempung)
t4
Agak kasar (lempung berpasir)
t5
Kasar (pasir berlempung dan pasir)
2. Kelas Lereng (l)
Penentuan batas kemiringan lereng yang boleh
diusahakan berbeda-beda di negara satu dengan lainnya
Pengelompokan kelas lereng berdasarkan sistem USDA :
Kelas
Lereng
Kriteria
Deskripsi
l0
Datar
0-3%
l1
Landai/berombak
8-15%
l2
Agak miring/bergelombang
8-15%
l3
Miring berbukit
15-30%
l4
Agak curam
30-45%
l5
Curam
45-65%
l6
Sangat curam
> 65%
3. Drainase (d)
•
•
Menggambarkan tata air pada suatu daerah
Kondisi drainase diamati dari kenampakan profil tanah
Pengelompokan kelas drainase :
Kelas
Drainase
Kriteria
Deskripsi
d0
Baik
Peredaran udara baik, seluruh profil tanah berwarna terang seragam
dan tidak terdapat bercak-bercak.
d1
Agak baik
d2
Agak buruk
d3
Buruk
d4
Sangat buruk
Peredaran udara baik, tidak terdapat bercak kuning, kelabu atau
coklat pada lapisan tanah atas ataupun bawah.
Peredaran udara pada lapisan tanah atas baik (tidak terdapat bercak
kuning, kelabu atau coklat). Sebaliknya, peredaran udara pada
lapisan tanah bawah buruk (terdapat bercak kuning, kelabu atau
coklat).
Pada tanah atas bagian bawah dan sepanjang lapisan bawah
terdapat bercak kuning, coklat atau kelabu.
Seluruh lapisan permukaan tanah berwarna kelabu , atau terdapat
bercak kelabu atau coklat dan kuning.
4. Kedalaman Efektif (k)
Merupakan kedalaman tanah di mana masih ditemukan akar tanaman
dan tanah masih menyimpan cukup air dan hara. Pada umumnya
dibatasi oleh kerikil, lapisan kedap air atau bahan induk lainnya.
Pengelompokan kelas kedalaman efektif berdasarkan
sistem USDA :
Kedalaman
Efektif
Kriteria
Deskripsi
k0 (1)
Dalam
> 90 cm
k1 (2)
Sedang
50 – 90 cm
k2 (3)
Dangkal
25 – 50 cm
k3 (4)
Sangat dangkal
< 25 cm
5. Erosi Tanah (e)
Penilaian didasarkan pada gejala-gejala erosi yang sudah
terjadi
Pengelompokan kelas erosi tanah berdasarkan sistem
USDA :
Kelas
Erosi Tanah
Kriteria
e0
Tidak ada erosi
e1
Ringan
< 25% tanah lapisan atas hilang
e2
Sedang
25 – 75% tanah lapisan atas hilang
e3
Berat
> 75% lapisan tanah atas hilang dan
< 25% lapisan tanah bawah hilang
e4
Sangat berat
> 25% lapisan tanah bawah hilang
Deskripsi
Tidak ada lapisan atas yang hilang
6. Permeabilitas Tanah (p)
Permeabilitas tanah adalah kemampuan tanah untuk
melalukan (mengalirkan) air dan udara.
Pengelompokan kelas permeabilitas tanah berdasarkan
sistem USDA :
Kelas
Perbeabilitas
Tanah
Kriteria
Deskripsi
(cm/jam)
p1
Sangat lambat
< 0,125
p2
Lambat
p3
Agak lambat
0,5 – 2,0
p4
Sedang
2,0 – 6,25
p5
Agak cepat
6,25 – 12,5
p6
Cepat
12,5 – 25,0
p7
Sangat cepat
0,125 – 0,5
> 25,0
7. Faktor Khusus (Bahan Kasar, Batuan
dan Banjir)
Faktor khusus merupakan penghambat yang tidak selalu
dijumpai di semua daerah, melainkan hanya ditemukan
pada lahan tertentu saja.
Faktor-faktor khusus yang mempengaruhi kemampuan
lahan adalah :
• Adanya bahan kasar di dalam tanah (b)
• Adanya batuan/kerikil di permukaan tanah (b)
• Adanya ancaman bahaya banjir (O)
7.a. Bahan Kasar di Permukaan (b)
Bahan kasar dipermukaan diidentifikasi sampai
kedalaman 20 cm dari permukaan tanah. Yang
diidentifikasi adalah :
1. Kerikil (2 mm – 7,5 cm jika bulat , atau sampai 15 cm
jika gepeng)
2. Batuan kecil (7,5 mm – 25 cm jika bulat, atau 15 – 40 cm
jika gepeng) kelas bahan kasar berdasarkan sistem
Pengelompokan
USDA :
Kelas
Bahan Kasar
Kriteria
Deskripsi
b0
Tidak ada /sedikit 0 – 15% dari volume tanah
b1
Sedang
15 – 50% dari volume tanah
b2
Banyak
50 – 90% dari volume tanah
b3
Sangat banyak
> 90% dari volume tanah
7.b. Batuan di atas Permukaan (b)
Pengelompokan kelas batuan di atas permukaan tanah
berdasarkan sistem USDA :
Kelas
Bahan Kasar
Kriteria
Deskripsi
b0
Tidak ada /sedikit 0 – 15% dari volume tanah
b1
Sedang
15 – 50% dari volume tanah
b2
Banyak
50 – 90% dari volume tanah
b3
Sangat banyak
> 90% dari volume tanah
7.c. Ancaman Bahaya Banjir (o)
Bahaya banjir diidentifikasi terhadap frekuensi dan
besarnya banjir yang terjadi dalam setahun
Pengelompokan kelas bahaya banjir berdasarkan sistem
USDA :
Kelas
Bahan Banjir
Kriteria
O0
Dalam waktu 1 tahun tidak pernah mengalami banjir untuk
waktu 24 jam
O1
Banjir lebih dari 24 jam terjadinya tidak teratur dalam jangka
waktu kurang dari satu bulan
O2
Selama satu bulan dalam setahun secara teratur menderita
banjir lebih dari 24 jam
O3
2 – 5 bulan dalam setahun secara teratur menderita banjir lebih
dari 24 jam
O4
6 bulan atau lebih dilanda banjir secara teratur lebih dari 24 jam
Kriteria Klasifikasi Kelas Kemampuan Lahan
No
1
Faktor
Pembatas
Kelas Kemampuan Lahan
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
Lapisan Atas
t2/t3
t1/t4
t1/t4
=
=
=
=
=
Lapisan Bawah
t2/t3
t1/t4
t1/t4
=
=
=
=
=
l0
l1
l2
l3
=
l4
l5
l6
d0/d1
d2
d3
d4
==
=
=
=
Tekstur tanah
2
Lereng
3
Drainase
4
Kedalaman
Efektif
k0
k0
k1
k2
=
k3
=
=
5
Tingkat Erosi
e0
e1
e1
e2
=
e3
e4
=
6
Batuan/Kerikil
b0
b0
b0
b1
b2
=
=
b3
7
Bahaya Banjir
O0
O1
O2
O3
O4
=
=
=
Keterangan :
=
Dapat mempunyai nilai faktor penghambat dari kelas yang lebih rendah
== Permukaan tanah selalu tergenang air
APAKAH LAHAN SUDAH
DIGUNAKAN SESUAI DENGAN
KEMAMPUANNYA?
No Kriteria
penilaian
KELAS
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
1
Kemiringan (%)
0-3
3-8
8-25
25-35
35-45
45-65
65-85
>85
2
Ked eff. Tanah
(cm)
>90
60-90
30-60
15-30
10-15
-
<10
3
Batuan
singkapan (%)
-
-
-
-
1-10
10-20
20-60
>60
4
Batuan dlm
tanah (%)
15-50
50-90
-
-
>90
5
Tekstur tanah
-
-
Berliat
Berpasir
-
-
-
pasir
6
Drainase
baik
Agak
baik
Kuran
g baik
Agak
jelek
jelek
Sanga
t jelek
Amat
jelek
ARAHAN PENGGUNAAN
LAHAN
N
o
Kriteria
penilaian
KELAS
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
1
Tnm semusim
tanpa terras
S1
S2
S3
N1
N2
N2
N2
N2
2
Tanm semusim
berteras
S1
S1
S2
S3
N1
N2
N2
N2
3
Padangan
(rerumputan)
S1
S1
S1
S1
S2
S3
N1
N2
4
Agroforestry
(tnm semusim)
S1
S!
S1
S2*
S3*
N1*
N2
N2
5
Agroforestry
(tnm rumput)
S1
S1
S1
S1
S2
S3
N1
N2
6
Hut produksi
S1
S1
S1
S1
S2
S3
N1
N2
Hutan Lindung
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
Klasifikasi Penggunaan Lahan
Keputusan Presiden No 32 Tahun 1990
a.
b.
c.
d.
e.
Kawasan Lindung
Kawasan Penyangga
Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan
Kawasan Budidaya Tanaman Semusim
Kawasan Pemukiman
Faktor Pembatas:
a. Kemirngan lahan (%)
b. Faktor Jenis Tanah menurut kepekaan terhadap
erosi
c. Faktor curah hujan harian rata-rata
KELAS KEMAMPUAN LAHAN DAS BRANTAS HULU
KELAS KEMAMPUAN LAHAN : III – VIII
Sekitar 62.64 % luas total Sub DAS
Brantas Hulu adalah kelas VII
Faktor pembatas maksimal yang
ditemukan antara lain :
KELAS KEMAMPUAN LAHAN
1. Lereng,
VI
III
2. Tingkat bahaya erosi,
3. Keadaan batuan,
VII
IV
4. Bahaya banjir.
VIII
V
KELAS
KEMAMPUAN
LAHAN
LUAS_Ha
LUAS_Ha
III
48,317
0,28%
IV
2400,33
13,84%
V
614,805
3,54%
VI
3101,651
17,88%
VII
10864,522
62,64%
VIII
314,163
1,81%
17343,788
100,00%
LUAS TOTAL
Download