Materi Iktioplankton - Identifikasi Telur PIM 3147 (2/0) Stadia perkembangan dan karakter morfologi telur ikan bertulang sejati Outline • Maanfaat studi identifikasi telur dan yolksac larva • Karakteristik telur • Identifikasi telur Manfaat penelitian telur dan yolk sac larva • Studi biologi perikanan • Mendeteksi dan menilai sumberdaya perikanan • Studi dinamika populasi ikan Studi biologi perikanan 1. Studi identifikasi dan sistematik 2. Studi perkembangan, pertumbuhan, tingkah laku dan mortalitas pada stadia awal ikan ekonomis penting kaitannya dengan faktor lingkungan 3. Menyajikan pengertian yang labih baik tentang biologi kelautan, misalnya zoogeografi dan ekologi seluruh orgnisme contoh Identifikasi dan sistematik Kondisi identifikasi telur dan larva saat ini • Pengetahuan identifikasi telur dan larva ikan masih sangat rendah, khusunya di daerah asean – Studi terhadap telur dan larva di laut jawa paling tua dilakukan oleh Delsman (1921-1938), -Jumlah spesies yang teridentifikasi sangat sedikit. • Identifikasi dilakukan hingga famili/genus, kecuali beberapa spesies • Identifikasi hingga spesies berdasarkan morfologinya untuk ikan komersial, dapat dilakukan: – Pembuatan awetan/spesimen secara seri dari yolksac hingga larva – Analisis DNA – Pemeliharaan dari telur hingga larva Perkembangan larva sciaenid, Nibea albiflora spesimen dari pemeliharaan Perkembangan fungsi sirip Perkembangan fungsi untuk memakan Pertumbuhan pada stadia awal Kajian dan evaluasi sumberdaya perikanan 1. Eksplorasi sumberdaya perikanan baru 2. Penetapan konsentrasi lokasi pemijahan stok ikan ekonomis penting 3. Informasi kemelimpahan relatif stok ikan ekonomis penting 4. Monitoring jangka panjang perubahan komposisi dan kemelimpahan sumebrdaya ikan dan waktu pemijahan serta area eksplorasi untuk sumberdaya baru Studi pada dinamika populasi ikan • Melacak fluktuasi stok pemijah dengan mengestimasi kemelimpahan telur dan yolksac larvanya • Menduga kekuatan klas tahunan berdasarkan kemelimpahan larva atau juvenilnya • Menduga kemelimpahan stok berdasarkan produksi pemijahan • Memisahkan antar stok pada spesies yang sama Stadia perkembangan dan karakter morfologi telur ikan bertulang sejati • Telur ikan bertulang sejati pada perairan tawar, payau maupun asin sangat beragam • Tiap telur memiliki karakter yang khas untuk identifikasi, tergantung tipe telur dan kaitannya dengan ekologi reproduksi induknya. • Karakter ukuran telur dan jumlah butir minyak sangat penting untuk identifikasi semua tipe telur • Rongga perivitelin dan hiasan korion sangat penting untuk identifikasi telur pelagis • Lapisan khusus, ketebalan korion dan tempat pengendapan telur sangat penting untuk telur demersal • Identifikasi stadia telur lebih sulit daripada stadia lebih lanjut (larva, juvenil dst) • Beberapa kharakter bisa digunakan untuk identifikasi hingga famili atau bahkan spesies, namun baru sebagian kecil saja. Bentuk pemijahan pada ikan bertulang sejati • Ovipar – Menghasilkan telur yang berkembang diluar tubuh induk • Terjadi pada sebagian besar ikan bertulang sejati • Ovo-vivipar – Perkembangan embrio atau larva (juvenil) terjadi dalam tubuh induk didalam telur • Scorpaenidae, Cottidae, Hexogrammidae • Vivipar – Perkembangan embrio terjadi dalam tubuh induk dengan suplai makanan dari induknya • Embiotocidae, Poeciliidae (ikan air tawar) • Mouth breeder: Apogonidae: ikan jantan mengeramin telurnya dalam mulutnya Struktur umum dan metode pengukuran telur ikan Diameter telur Diameter kuning telur Cangkang telur Blastoderm Kuning telur Butir minyak Rongga perivitelin Tahapan Perkembangan telur ikan Stadia awal: Pemijahan – blastopor menutup Stadia menengah: blastopor menutup- ekor terbebas Stadia akhir: ekor terbebas - menetas Beberapa tipe telur ikan Telur pelagis • Telur terisolasi (paling banyak) – Pemijahan terisolasi, tidak membentuk gerombolan • Telur lengket (Lophiidae) – Telur yang dipijahkan teronggok jadi satu oleh perekat berupa pita atau karet, atau saling lengket membentuk masa telur Telur demersal • Telur adhesive (Exococtidae, Gobiidae) – Telur yang dipijahkan sangat lengket oleh membran atau filamen • Telur tidak lengket (non adhesive) (Salmonidae) Karakter Telur pelagis 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Bentuk telur (umumnya seperti bola, kecuali pada Anchovy bentuknya elips) Ukuran telur (antara 0,5mm- 5,5 mm, umumnya sekitar 1,0 mm). Vinciguerria 0,5 mm), Muraenidae (5,5 mm). Beberapa kecualian, telur ikan catfis (Ariidae) berkisar 14-26 mm. Membran telur (berwarna, tebal, bertekstur, apendik) Rongga perivitelin (sempit , lebar) Kuning telur (warna: tidak berwarna, kuning muda; segment: ada, tidak ada, besar kecil) Butir minyak (warna: tidak berwarna, kuning muda, coklat tembaga, pink; jumlah: tidak ada, satu, banyak) Embrio (melanophore, myophore, posisi anus, sirip, apendik lainnya) Kunci identifikasi telur ikan pelagis • 1. butir minyak tunggal – Membran telur tidak licin (Ilisha elongata, Myctophidae) – Membran telur licin • Rongga perivitelin lebar (Japanese sardine) • Rongga perivitelin sempit (Carangidae, Scombridae) • Tanpa butir minyak – Membran telur tidak licin (Synodontidae, Callionimidae) – Membran telur licin • Rongga perivitelin lebar (Anguiliformer) • Rongga perivitelin sempir (Engraulididae, Chanidae) • Butir minyak banyak – Membran telur tidak licin (Soleidae, Uranoscopidae) – Membran telur licin • Rongga perivitelin lebar (Anguiliformes • Rongga privitelin sempit (Cynoglossidae) Beberapa tipe telur pelagis Beberapa tipe telur pelagis Beberapa tipe telur pelagis A. B. C. D. E. F. Chirocentrus nudus, 1,56 mm Etrumeus teres, 1,35 mm Ophisthopterus tardoore, 0,85 Dussumieria, 1,5 mm Anadontostoma chacunda, 0,92 mm Sardinops melanosticta, 1,60 mm G. Coilia, 1,04 mm H. Setipinna phasa, 1,10 mm I. Anchoa mitchilli, 0,84x0,65 mm J. Engraulis mordax, 1,40x0,74 mm K. Stelophorus insularis, 1,92x0,69 mm L. Stelophorus indicus, 1,15x0,81 mm Stuktur dan pengukuran Yolk sac larva Karakter untuk identifikasi Yolk -sac larva 1. Bentuk yolk sac (oval , elips) 2. Posisi butir minyak (tunggal: butir minyak berada anterior atau posterior; jumlah butir minyak: tersebar atau terkonsentrasi di yolk) 3. Jumlah myomer (warna, ketebalan, hiasan, apendik) 4. Posisi anus (anterior, tengah badan atau posterior) 5. Lipatan kulit (asal posisi, lebar atau sempit, hiasan) 6. Melanopore (lokasi, bentuk) Variasi jenis yolk sac larva A. Sardinela zunasi, 2,71 mm B. Sardinella zunasi, 4,79 mm C. Etrumeus teres, 4,84 mm D. Ilisha elongata, 5,59 mm E. Dussumieria, 3,17 mm F. Chirocentrus nudus, 3,79 mm Variasi jenis yolk sac larva A. Engraulis japonicus, 3,02 mm B. Coilia, 2,83 mm C. Coilia, 2,46 mm D. Stelophorus insularis, 2,19 mm E. Thryssa hamiltonii, 2,42 mm F. Cetengraulis mysticetus, 1,99 mm