RABU, 8 JUNI 2016 Perlu Disiplin Mengelola Utang Kegresifan pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah sekarang dinilai berisiko dan berbahaya, karena dibiayai dengan utang luar negeri jangka pendek dan menengah. Padahal pembangunan infrastruktur merupakan investasi jangka panjang. Beberapa ekonom menyebutkan yang terjadi pada saat ini adalah mismanajemen pengelolaan utang negara. Apabila tidak berhati-hati, kita bisa terjerumus pada utang. Dalam setahun, utang Indonesia hampir sama jumlahnya dengan total utang selama dipimpin oleh seluruh presiden sejak masa Soekarno. Sesuai dengan data Kementerian Keuangan, periode Januari 2016 sekitar 75 persen pendapatan pajak habis dipergunakan hanya untuk membayar cicilan pokok utang dan bunganya. Semestinya, kita tidak mengikuti langkah negara-negara lain yang rasio utangnya terhadap PDB ratusan persen. Apalagi situasinya sedang kurang bagus. Perekonomian dunia belum pulih dari kelesuan, harga minyak terjun bebas, harga komoditas andalan hancur lebur, pendapatan dari pajak meleset jauh dari target, serta berbagai kegagalan lainnya, memunculkan prediksi ‘’mengerikan’’ bahwa dalam dua sampai tiga tahun kedepan, Indonesia akan terjerat dalam jebakan utang karena percepatan pertumbuhan utang yang spektakuler. Dampaknya adalah kesulitan likuiditas keuangan negara yang pada akhirnya bakal menciptakan krisis ekonomi yang sangat berat. Itulah yang perlu dipikirkan dan dipertimbangkan. Bagaimana berhati-hati dan disiplin mengelola utang, supaya tidak terjebak pada kesulitan-kesulitan yang merugikan bangsa ini di masa depan, khususnya para generasi penerus. Jangan sampai generasi sekarang mewariskan utang sekaligus ekonomi yang kacau. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), utang luar negeri pemerintah hingga kuartal I-2016 sebesar 151,312 miliar dolar AS, sedangkan swasta 164,673 miliar dolar AS. Secara keseluruhan, utang luar negeri pemerintah dan swasta 315,985 miliar dolar AS atau Rp 4.202 triliun dengan kurs Rp 13.300 per dolar AS. Sepanjang pemerintahan sekarang, dari kuartal IV- 2014 sampai kuartal I-2016 utang luar negeri naik Rp 588,30 triliun. Bappenas sebagai unsur pemerintah meminta masyarakat tidak khawatir atas pinjaman dana atau utang bakal membebani keuangan negara. Kepala Bappenas Sofyan Djalil menyatakan rasio total utang terhadap PDB masih di bawah 30 persen sehingga dinilai aman. Sebagai pemanis, disebutkan pula bahwa tidak ada negara dan perusahaan bisa berkembang tanpa utang; terpenting utang tersebut dimanfaatkan secara produktif. Transformasi Kesalehan Sosial Ramadan kembali menyapa, dan umat Islam pun merayakannya dengan penuh suka cita. Bulan yang dimaknai penuh manfaat sekaligus introspeksi bagi umat yang menjalankan. Selama sebulan penuh, ganjaran atas perbuatan baik dilipatgandakan. Umat yang bersedekah dimuliakan. Derajat amalan dari ajaran agama ditinggikan. Inilah bulan yang diyakini penuh maghfirah, pengampunan atas perbuatan masa lampau yang tidak sesuai dengan rukun dan tuntunan. Sikap mengedepankan egoisme jelas hanya menguntungkan kelompok atau golongan sendiri dan merugikan yang lain. Di tengah perbedaan masyarakat, pluralisme menjadi tawaran jalan tengah. Kenyataannya, alih-alih menjadi solusi, justru intoleransi yang terjadi. Berbagai diskusi dan pemutaran film yang dipersepsikan sebagai “kiri” dan suara minoritas dianggap sebagai kegiatan yang melanggar norma. Pembubaran pun sering disertai dengan kekerasan atau ancaman. Berbagai kejadian serasa menyesakkan kesadaran kita sebagai insan yang memiliki banyak kelebihan. Singularisme seolah-olah menjadi mindset sikap bagi sebagian orang. Tak hanya bagi mereka yang memiliki otoritas dalam birokrasi, tetapi juga menggejala di masyarakat. Kita melihat berita di media massa tentang aparat penegak hukum yang patgulipat dengan terdakwa untuk mengatur tinggi-rendahnya vonis di pengadilan. Atau makin sering terjadi: penegak hukum tertangkap tangan kasus suap. Karena itulah, di tengah aneka peristiwa yang menitikkan air mata, nilai-nilai altruisme seharusnya dikedepankan. Pluralisme sebagai realitas tidak bisa disangkal. Ada kesediaan individu untuk menghormati individu lain. Sangatlah eman-eman energi kita disia-disiakan dengan mempertajam konflik dan bentrok antarkelompok masyarakat. Jangan ada peperangan di antara kita, sebab perang senyatanya adalah melawan hawa dan nafsu. Yakni pengendalian diri akan perilaku iri, dengki, dan sirik. Mestinya di tangan merekalah hukum ditegakkan. Bukannya malah belepotan dalam genggaman pelaku hukum itu sendiri. Suguhan pemberitaan dalam hari-hari terakhir ini tersita oleh kisah kekerasan terhadap anakanak perempuan di bawah umur. Atas kasus itu pula, mengapa pejabat penegak hukum berstatemen “ringan” mengenai anak-anak korban perkosaan? Dalam pembongkaran lahan, kita dikejutkan pula dengan kericuhan yang membawa korban. Dalam perspektif kebhinekaan, perbedaan menjadi kekayaan guna mewujudkan nilai kebersamaan. Kebersamaan dalam konteks agama adalah makna sejati. Hidup saling mengasihi, mencintai sesama, dan menebar rasa empati. Puasa menjadi refleksi kesediaan umat untuk berbagi dengan sesama dan menciptakan ketenangan. Bukan hanya berperilaku dan ritual, melainkan wujud transformasi dari kesalehan sosial. Selamat menjalankan puasa Ramadan. Impor sapi meresahkan peternak. Takut tak bisa komunikasi: sapinya berbahasa asing... *** Listrik Karimunjawa: semula menyala 24 jam kini 12 jam. Habis terang terbitlah setengah gelap... (Makin sering mengalami byar-pet) Terbit sejak 11 Februari 1950 PT Suara Merdeka Press Pendiri : H Hetami Komisaris Utama : Ir Budi Santoso Pemimpin Umum: Kukrit Suryo Wicaksono Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab : Hendro Basuki Direktur Pemberitaan :Amir Machmud NS Direktur SDM : Sara Ariana Fiestri Ramadan dalam Kacamata Biologi Oleh Muhamad Jalil PUASA hadir menghampiri umat muslim. Hampir seluruh isi khotbah di mimbar-mimbar Jumat dihiasi dengan tema-tema bulan Ramadan nan mulia. Acara tarhib Ramadan oleh anak-anak sekolah yang mengular di jalan semakin ramai saja. Gegap gempita bulan Ramadan juga terasa di pelosok-pelosok desa. Penduduk desa menyambut dengan ritual khas daerahnya seperti megengan, ruwahan, resik-resik langgar, dan nyekar di sarean. Berbeda di jantung-jantung kota, aura penyambutan bulan Ramadan didesain dengan konsep spirit ketahanan ekonomi dan pangan. Di Kudus terkenal dengan Dandangan sedangkan di kota lumpia disebut dengan istilah Dugderan. Mungkin di daerah lain juga punya nama yang berbeda. Berbagai UMKM dari luar daerah berbondong-bondong ikut sengkuyung dalam pagelaran Dandangan dan Dugderan itu. Spirit psikis-religius sebelum Ramadan yang membuncah ini mestinya berimplikasi positif pada peningkatan amal yaumiyah (aktivitas seharihari) selama bulan suci Ramadan nanti. Baik aktivitas horizontal (hablum minannas) maupun vertikal (hablum minallah). Namun ada juga sebagian orang menjadikan Ramadan sebagai dalih. Adalah alasan untuk bermalas-malasan, ogah-ogahan, mengurangi kuantitas dan kualitas pekerjaan. Mindset yang kurang tepat itu mestinya dapat diubah. Secara dhohir (morfologis), orang berpuasa memang tidak ada asupan makromolekul dan mikromolekul yang masuk ke dalam rongga lambung (ventriculus) selama ±14 jam. Dengan kata lain dari fajar shodiq sampai terbenamnya matahari tidak ada energi yang masuk. Hal inilah yang menjadikan orang jadi lemas, lesu, tidak bergairah saat berpuasa. Dilihat dari aspek biologis-fisiologis kenyataannya malah bukan seperti itu. Sebaliknya ‘’orang berpuasa sebenarnya masih terproduksi energi dari cadangan makanan yang ada’’. Penjelasannya sebagai berikut. Salah satu ciri makhluk hidup adalah makan atau use energy (Johnson, 2014: 143). Manusia memperoleh energi dari makanan dan minuman. Dalam makanan mengandung makromolekul (karbohidrat, lemak, protein, dan asam nukleat) dan mikromolekul. Makromolekul berperan sebagai sumber energi utama untuk pertumbuhan, perkembangan, hormon, dan regenerasi sel. Sementara mikromolekul umumnya sebagai pemercepat reaksi tubuh (enzim), misal sebagai kofaktor (Cu2+, Mg2+, K+, Fe2+, dan Na+) atau koenzim misal Vitamin B. Dari empat makromolekul semua dapat dikonversi menjadi glukosa melalui perubahan piruvat (glukoneogenesis). Glukosa inilah yang akan dijadikan bahan baku utama dalam proses katabolisme (perombakan) menjadi energi siap pakai atau disebut Adenosin Tri Pospat (ATP). Meskipun dengan bepuasa ketercukupan energi dijamin karena adanya glikogen dan trigliserida tetapi makan sahur sebaiknya tetap diprioritaskan. Bukan malah ditinggalkan. Pembentukan ATPmelalui tiga proses sekaligus yaitu glikolisis, siklus krebs, dan transportasi elektron (Prawirohartono & Hadisumarto, 2002: 58-62). Setiap proses perombakan (katabolisme) 1 glukosa akan menghasilkan 38 ATP. Dalam kondisi energi tubuh sudah tercukupi, maka glukosa akan diubah menjadi glikogen yang disimpan dalam hati dan otot. Sebaliknya jika tubuh kekurangan energi (baca: saat puasa), glikogen akan diubah kembali menjadi glukosa. Glukosa akan dipecah menjadi ATP untuk energi tubuh. Kelebihan lemak akan disimpan dalam bentuk trigliserida atau cadangan energi jangka panjang jika sel tubuh tidak membutuhkan (Lira et al, 2012). Ketika sedang banyak aktivitas saat puasa, trigliserida yang tersimpan ini dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak bebas (free fatty acid/FFA) untuk kemudian menghasilkan energi. Proses pemecahan trigliserida ini menjadi asam lemak dan gliserol disebut lipolisis. Dari analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa saat puasa memang perut dalam keadaan kosong. Akan tetapiAllah Swt telah menciptakan mekanisme yang apik sehingga hak-hak sel tubuh untuk melakukan aktivitas puasa tetap terpenuhi melalui proses perombakan glikogen dan trigliserida. Justru yang terjadi jika cadangan jenis lemak (trigliserida) terurai sempurna karena amal yaumiyah yang padat maka penumpukan lemak jadi berkurang. Implikasi yang bisa dirasakan adalah peredaran darah menjadi lancar, sehingga puasa dapat dijadikan sarana dalam membangun pola hidup sehat. Hal ini senada dengan Hadis Rasulullah saw yang berbunyi ‘’Berpuasalah, niscaya kalian akan sehat’’. Diriwiyatkan oleh Adi dan Thabrani dalam Mu’jam Al-Ausath (SyaikhUwaidah, 2006: 236). Meskipun dengan bepuasa ketercukupan energi dijamin karena adanya glikogen dan trigliserida tetapi makan sahur sebaiknya tetap diprioritaskan. Bukan malah ditinggalkan. Makan sahur di sini jangan dimaknai dalam konteks biologis-fisiologis akan tetapi dalam konteks keberkahan. Dari Anas bin Malik, di mana Rasulullah saw bersabda ‘’Makan sahurlah, karena sesungguhnya makan sahur itu mengandung berkah (menguatkan badan dan menahan lapar karena puasa)’’ dalam (Rasjid, 2010: 239). Jadi sekarang tidak perlu takut lagi menyibukkan diri dengan aktivitas positif selama bulan suci Ramadan. Justru di bulan spesial ini sedapat mungkin memaksimalkan waktu yang ada untuk ibadah baik mahdloh maupu ghoiru mahdloh. Dengan harapan keluar dari Ramadhan mendapat gelar muttaqin. Amin.(50) — Muhamad Jalil MPd, dosen Biologi STAIN Kudus Kirimkan artikel wacana nasional ke: [email protected]. Panjang maksimal 7.000 karakter with space, sertakan pasfoto pose santai. (Red) Wakil Pemimpin Redaksi : Ananto Pradono, Agus Toto Widyatmoko. Redaktur Senior: Sasongko Tedjo, AZaini Bisri, Heryanto Bagas Pratomo, Prie GS. Redaktur Pelaksana : Murdiyat Moko, Triyanto Triwikromo, Hartono, Rukardi. Koordinator Liputan: Edy Muspriyanto, Saroni Asikin. Sekretaris Redaksi : Eko Hari MudjihartoStaf Redaksi :Soesetyowati, Cocong Arief Priyono, ZaenalAbidin, Eko Riyono, Darjo Soyat , Ghufron Hasyim, MuhammadAli, Bambang Tri Subeno, Simon Dodit, Budi Surono, Renny Martini, Diah Irawati, Agustadi,Gunarso, Ahmad Muhaimin, Bina Septriono, Edi Indarto, Nasrudin, M.Asmu’i, Ali Arifin, Sri Syamsiyah LS, Gunawan Budi Susanto, Imam Nuryanto, Arwan Pursidi, Arie Widiarto, Zulkifli Masruch, Agus Fathudin Yusuf, Petrus Heru Subono, Tavif Rudiyanto, M Jokomono, Purwoko Adi Seno, Karyadi, Arswinda Ayu Rusmaladewi, Mohammad Saronji, Maratun Nashihah, Sarby SB Wietha, Mohamad Annas, Kunadi Ahmad, Ida Nursanti, Aris Mulyawan, Setyo Sri Mardiko, Budi Winarto, Sasi Pujiati, Hasan Hamid, Rony Yuwono, Sumaryono HS, M Norman Wijaya, Noviar Yudho P, YunantyoAdi S, Fahmi Z Mardizansyah, Saptono Joko S, Roosalina, Dicky Priyanto, Hasan Fikri, Tri Budianto, Wahyu Wijayanto, LeonardoAgung Budi Prasetya,Adhitia Amitrianto. Litbang :Djurianto Prabowo ( Kepala ),DadangAribowo. Pusat Data,Analisa dan Produksi: DwiAni Retnowulan (Kepala). Personalia: Dyah Anggarini. RedakturArtistik: Toto Tri Nugroho (Koordinator), Joko Sunarto, Djoko Susilo, Sigit Anugroho. Kepala Pracetak: Putut Wahyu Widodo. Reporter Biro Semarang : Nugroho DwiAdiseno ( Kepala), Surya Yuli Purwariyanto (wakil), Sutomo, Irawan Aryanto, Moh. Kundori, Dian Chandra TB, Rosyid Ridho, Yuniarto Hari Santosa, Maulana M Fahmi, Fani Ayudea, Hartatik, Modesta Fiska Diana, Royce Wijaya Setya Putra. Biro Jakarta : Hartono Harimurti, ( Kepala), Wahyu Atmadji, Fauzan Djazadi, Budi Yuwono, Sumardi, Tresnawati, Budi Nugraha, RM Yunus Bina Santosa, Saktia Andri Susilo, Kartika Runiasari, Mahendra Bungalan Dharmabrata, Wisnu Wijarnako. Biro Surakarta : Anindito Adi Nugroho (Kepala ), Won Poerwono, Joko Dwi Hastanto, Bambang Purnomo, Sri Wahyudi, Setyo Wiyono, Merawati Sunantri, Sri Hartanto, Wisnu Kisawa,Achmad Husain, Djoko Murdowo, Langgeng Widodo, Yusuf Gunawan, Evi Kusnindya, Budi Santoso, Irfan Salafudin, Heru Susilowibowo, Basuni Hariwoto, Khalid Yogi Putranto. Biro Banyumas:Sigit Oediarto (Kepala), Khoerudin Islam, Budi Hartono, Agus Sukaryanto, RPArief Nugroho, Agus Wahyudi, M Syarif SW, Mohammad Sobirin, Bahar Ibnu Hajar, Budi Setyawan. Biro Pantura : Dwi Ariadi (Kepala), Trias Purwadi, Wahidin Soedja, Saiful Bachri, Nuryanto Aji, Arif Suryoto, Riyono Toepra, M Achid Nugroho, Wawan Hudiyanto, Cessna Sari, Bayu Setiawan, Teguh Inpras Tribowo, Nur Khoerudin. Biro Muria : Muhammadun Sanomae (Kepala), Prayitno Alman Eko Darmo, Djamal AG, Urip Daryanto, Sukardi, Abdul Muiz, Anton Wahyu Hartono, Mulyanto Ari Wibowo, Ruli Aditio, Moch Noor Efendi, A Adib. Biro Kedu/DIY: Komper Wardopo (Kepala), Doddy Ardjono, Tuhu Prihantoro, Sudarman, Eko Priyono, Henry Sofyan, Nur Kholiq, Supriyanto, Daerah Istimewa Yogyakarta: Sugiarto, Agung Priyo, Amelia Hapsari. Bandung :Dwi Setiadi . Koresponden : Ainur Rohim (Surabaya). Alamat Redaksi : Jl Raya Kaligawe KM 5 Semarang 50118.Telepon : (024) 6580900 ( 3 saluran ), 6581925. Faks : (024) 6580605. Alamat Redaksi Kota : Jl Pandanaran No 30 Semarang 50241. Telepon : (024) 8412600. Manajer Iklan : Bambang Pulunggono. Manajer Pemasaran: Berkah Yuliarto, Manajer Markom: Yoyok Gumulyo. Manajer Riset dan Pengembangan : Adi Ekopriyono. Manajer TU :Amir AR. Manajer Keuangan : Dimas Satrio W. Manajer Pembukuan : Kemad Suyadi. Manajer Logistik/Umum : Adi P. Manajer HRD: Budi Susanto. Alamat Iklan/Sirkulasi/Tata Usaha: Jl Pandanaran No 30 Semarang 50241. Telepon: (024) 8412600. Faks : (024) 8411116, 8447858. ■HOT LINE 24 JAM 024-8454333 ■REDAKSI: (024) 6580900 Faks (024) 6580605 ■ EMAILREDAKSI: redaksi _ [email protected] Dicetak oleh PTMasscom Graphy, isi di luar tanggung jawab percetakan.