KEBIJAKAN DEVIDEN Kebijakan deviden adalah suatu keputusan apakah laba yg diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai deviden atau akan ditahan laba ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa yang akan datang. Bila dana digunakan dr deviden mengurangi laba ditahan (sumber intern) Bila dana digunakan dr hutang menambah laba. Nilai perusahaan ditentukan : nilai modal sendiri dan nilai hutang. TEORI KEBIJAKAN DEVIDEN Faktor2 yg mempengaruhi kebijakan deviden : 1. Kesempatan investasi yg tersedia 2. Ketersediaan dan biaya modal alternative 3. Preferensi pemegang saham (mau menerima saham skg atau nanti) KEBIJAKAN DEVIDEN 1. Kebijakan deviden stabil 2. Kebijakan deviden dgn penetapan jumlah eviden ditambah jumlah tertentu 3. Kebijakan deviden dengan deviden payout ratio yg konstan 4. Kebijakan deviden yg fleksibel STOCK DEVIDEN Stock deviden adalah pembayaran tambahan saham (deviden dlm bentuk saham) kepada pemegang saham. Contoh : Saham biasa (nominal Rp.5.000- sebanyak 600.000 lbr) Capital surplus Laba Ditahan Modal sendiri 3.000.000.000 1.500.000.000 7.500.000.000 + 12.000.000.000 Misalkan ditentukan Stock Deviden sebesar 5%, berarti : Tambahan saham = 5% x 600.000 lbr = 30.000 lbr Berarti tiap 20 lbr saham mendapat tambahan 1 lbr saham baru. Misal harga pasar saham Rp.10.000,- per lembar, maka struktur modal adalah : Saham biasa (nominal Rp.5.000- sebanyak 600.000 lbr) Capital surplus Laba Ditahan Modal sendiri 3.150.000.000 1.650.000.000 7.200.000.000 + 12.000.000.000 STOCK SPLIT Stock Split adalah pemecahan nilai nominal saham ke dalam nilai nominal yg lebih kecil. Jadi lembar saham yang beredar akan bertambah proporsional dengan penurunan nilai nominal saham. Tujuannya adalah untuk menempatkan harga pasar saham dalam tingkat tertentu. Misal : Saham biasa (nominal Rp.5.000- sebanyak 600.000 lbr) Capital surplus Laba Ditahan Modal sendiri 3.000.000.000 1.500.000.000 7.500.000.000 + 12.000.000.000 Setelah Stock Split menjadi : Saham biasa (nominal Rp.25.00- 1.200.000 lbr) Capital surplus Laba Ditahan Modal sendiri 3.000.000.000 1.500.000.000 7.500.000.000 + 12.000.000.000 REPURCHASE OF STOCK Repurchase Stock adalah pembelian kembali saham yg beredar. Alasanya adalah : 1. Memiliki kelebihan kas dan tidak ada investasi yg menguntungkan 2. Adanya penggabungan usaha dengan perusahaan lain. Dengan demikian jumlah saham beredar berkurang dan deviden per lembar saham akan menjadi lebih besar, sehingga harga pasar saham meningkat. Misal : Laba setelah pajak Jumlah saham beredar Laba per lembar saham Harga pasar saham setelah deviden Price /earning ratio Rp. 40.000.000 500.000 lbr Rp. 80,Rp. 960 12 kali Misal keuntungan Rp.20 juta akan dibagikan sebagai deviden. Maka deviden per lembar = 20 juta / 500.000 = Rp.40,Maka nilai saham yg diharapkan dibayar Rp.1000,Dana tersedia Rp.20 juta,Saham yg dibeli = 20 juta / Rp.1000 = 20.000 lbr saham. Jumlah saham beredar = 500.000 – 20.000 lbr = 480.000 lbr Keuntungan per lbr saham = 40 juta / 480.000 = Rp.83,33,Keuntungan Repurchase Saham : 1. Ada indikasi bahwa saham nilai terlalu rendah (under valued) 2. Dapat menjual saham atau tidak. 3. Mepertahankan deviden yg tinggi 4. Cara praktis untuk merestrukturisasi keuangan perusahaan. Kerugian nya : 1. Harga yg lebih tinggi untuk repurchase saham. 2. Tidak semua pemegang saham untung