makalah saham - manajemenkeuanganinternasional

advertisement
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
tuntunanNya, sehingga penulisan makalah ini dapat selesai dengan baik. Di dalam penulisan
makalah ini ada banyak hal yang menjadi tantangan dan kendala.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu ....................... selaku dosen
pembimbing mata kuliah Manajemen Keuanga Internasional, yang senantiasa membimbing
dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna melengkapi makalah ini agar menjadi
lebih baik.
Akhir kata, jika didalam makalah ini terdapat kekeliruan yang merugikan pembaca,
kami mohon maaf. Terima Kasih
Toraja Utara,
Maret 2015
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan ...........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Difinisi Saham Menurut Para Ahli .................................................................6
2.2 Jenis-Jenis Saham ..........................................................................................8
2.3 Faktor – Faktor yang mempengaruhi harga saham .....................................10
2.4 Keuntungan dan Risiko dalam Investasi Saham ...........................................13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................16
LAMPIRAN PERTANYAAN ................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Saham sebagai salah satu investasi memiliki potensi tingkat keuntungan dan
kerugian yang lebih besar dibandingkan media investasi lainnya dalam jangka
panjang. Saham merupakan surat berharga sebagai bukti tanda penyertaan atau
kepemilikan seseorang atau badan hukum dalam suatu perusahaan, khususnya
perusahaan publik yang memperdagangkan sahamnya. Investasi dalam bentuk
saham banyak di pilih oleh para investor karena saham mampu memberikan
keuntungan yang menarik. Dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, harga
saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan
harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham
tersebut.
Saham adalah tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas seperti yang
telah diketahui bahwa tujuan pemodal membeli saham untuk memperoleh
penghasilan dari saham tersebut. Masyarakat pemodal itu dikategorikan sebagai
investor dan speculator. Investor disini adalah masyarakat yang membeli saham
untuk memiliki perusahaan dengan harapan mendapatkan deviden dan capital gain
dalam jangka panjang, sedangkan spekulator adalah masyarakat yang membeli
saham untuk segera dijual kembali bila situasi kurs dianggap paling menguntungkan
seperti yang telah diketahui bahwa saham memberikan dua macam penghasilan
yaitu deviden dan capital gain.
Indeks harga saham merupakan suatu indikator yang menunjukkan
pergerakan harga saham. Dengan adanya indeks kita dapat mengetahui trennd
pergerakan saham saat ini. Pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada
suatu saat dan menjadi indikator penting bagi para investor untuk menentukan
apakah mereka akan menjual, menahan atau membeli satu atau beberapa saham.
Pergerakan harga saham diperkirakan berada di level support 5.395-5.405 dan
resisten 5.445-5.456 (ekonimo.metronews.com, pergerakan saham hari ini).
Perusahaan dapat menurunkan biaya modal dan meningkatkan likuiditas
sahamnya dengan menjual saham kepada pemodal asing, baik dalam bentuk
penerbitan saham baru atau melakukan resale terhadap saham yang sudah ada.
Untuk mencapai tujuan tersebut beberapa alternatif metode yang bisa ditempuh;
menjual saham hanya disatu bursa efek asing (directed share issue), menjual
euroequity dibeberapa negara sekaligus, baik pasar modal lokal dan asing, menjual
saham perusahaan anak kepada pemodal host country, menjual saham kepada
perusahaan asing, sebagai bagian dari strategi aliansi.
Bentuk saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik
kertas tersebut memiliki hak atas keuntungan sebuah perusahaan, berapapun porsi
yang dimilikinya. Selembar saham tentu memiliki harga. Harganya dapat dibedakan
menjadi tiga:
4
1.
2.
3.
Harga nominal: Harga yang tercantum dalam sertifikat saham.
Harga perdana: Harga pada waktu harga saham tersebut dicatat di Bursa Efek.
Harga pasar: Harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain.
Ini adalah salah satu contoh bentuk saham:
1.2
Rumusan Masalah
1. definisi saham menurut para ahli pakar ekonomi
2. jenis-jenis saham
3. faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham
4. keuntungan dan resiko dalam investasi saham
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini :
1. Mengetahui definisi mengenai saham menurut para ahli pakar ekonomi
2. Mengetahui jenis-jenis dan karakteristik saham
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham
4. Mengetahui keuntungan dan resiko dalam investasi saham
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi Saham Merunut Para ahli
Ada berbagai definisi saham yang dikemukakan oleh para ahli maupun berbagai
buku-buku, internet, antara lain:
1. Gitman : 2007 ,7 “saham bentuk paling murni dan sederhana dari kepemilikan
perusahaan”
2. Bernstein : 1995, 197 “selembar kertas yang menyatakan kepemilikan dari sebagian
perusahaan”
3. Mishkin : 2001, 4 “ suatu sekuritas yang memiliki klaim terhadap pendapatan dan
asset sebuah perusahaan. sekuritas sendiri dapat diartikan sebagai klaim atas
pendapatan masa depan seorang peminjam yang dijual oleh peminjam kepada yang
meminjamkan, disebut juga instrumen keuangan”.
Harga Saham
Selembaran saham adalah selembaran kertas yang menerangkang bahwa pemilik kertas
tersebut adalah pemiliknya (berapun porsinya/ jumlahnya) dari suatu perusahaan yang
menerbitkan kertas (saham) tersebut.
6
Selembaran saham mempunyai nilai atau harga. Menurut Sawidji Widoatmojo (1996;46)
harga saham dapat dibedakan menjadi 3:
1. Harga nominal
Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oieh emiten untuk menilai
setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besaraya harga nominal membenkan arti penting
saham karena deviden minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.
2. Harga Perdana
Harga ini merapakan pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa efek. Harga
saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi dan emiten.
Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada
masyarakat biasanya untuk menentukan harga perdana.
3. Harga Pasar
Kalau harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi kepada emiten
maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang lama. Harga ini terjadi setelah
saham tersebut dicatatkan di bursa. Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dari
penjamin emisi harga ini yang disebut harga di pasar sekunder dan harga inilah yang
benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi dipasar
sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit.
Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar.
Biaya Modal Saham
Biaya modal saham merupakan tingkat pengembalian minimum yang memungkinkan
investor untuk membeli atau memegang saham perusahaan. tingkat pengembalian yang
disyaratkan ini sama dengan penghasilan dasar untuk menutup nilai waktu diitambah
premi risiko. Karena pemegang saham biasa memiliki klaim atas laba perusahaan pada
urutan terakhir maka risiko mereka relatif palinggi tinggi dan demikian juga tingkat
pengembalian yang mereka minta.
Biaya modal saham juga dapat dipandang sebagai tingkat bunga yang kkeuntungan
minimum yang dikenhadi/ disyaratkan oleh pemilik modal. Definisi lain biaya modal
merupakan rerata tertimbang dari tingkat pengembalian yang disyaratkan atas aktivitas
perusahaan. pada pengertian ini perusahaan dapat juga dipandang sebagai mutul fund
dari suatu proyek dan dijual sahamnya pada pasar modal.
Biaya modal perusahaan dapat kita gunakan untuk menilai aliran kas flow yang akan
datang yaitu untuk menentukan harga saham perusahaan. namun biaya modal ini tidak
dapat digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian suatu proyek masa datang jika
secara alami proyek masa datang tersebut tidak memiliki karakteristik yang sama
dibandingkan yang dilakukan saat ini.
Salah satu pendekatan untuk menentukan tingkat pengembalian atau rate of return
atas suatu saham adalah menggunakan pendekatan teori pasar modal modern. Teori ini
menyatakan bahwa suatu equilibrum terjadi antara tingkat pengembalian suatu aset
dengan risiko yang diasosiasikan.
Risiko atau kerugian tidak dapat dihilangkan dalam berinvestasi, namun dapat
diminimalkan. Oleh sebab itu, investor yang akan melakukan kegiatan investasi sangat
7
dianjurkan untuk melakukan diversifikasi (portfolio) investasi dalam beberapa instrumen,
misalkan : saham dari beberapa sektor industri, kombinasi saham dan deposito, atau
kombinasi saham dan obligasi,dan kombinasi investasi lainnya.
Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari‐hari, harga‐harga saham
mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham
terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Dengan kata lain
harga saham terbentuk oleh supply dan demand atas saham tersebut.
Supply dan demand tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik
atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut
bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar
dan faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya.
2.2
Jenis-Jenis dan Karakteristik Saham
Dalam transaksi jual-beli di Bursa Efek, saham atau sering pula disebut shares
merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Saham tersebut dapat
diterbitkan dengan cara atas nama atau atas iinjuk. Ada beberapa jenis-jenis saham dari
sudut pandang untuk membedakan saham:
1. ditinjau dari segi kemampuan hak tagih atau klaim, maka saham terbagi atas:
a. saham biasa (Common Stock)
adalah efek dari penyertaan pemilikan (equity security) dari badan usaha yang
berbentuk Perseroan Terbatas. Saham biasa memberikan jaminan untuk turut
serta dalam pembagian laba dalam bentuk deviden, apabila perusahaan tersebut
memperoleh laba.
Sebagai pemilik, pemegang saham biasa perusahaan mempunyai hak suara
proporsional pada berbagai keputusan penting perusahaan antara lain pada
persetujuan keputusan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Deviden
 Deviden saham (stock devidend) adalah deviden yang dibagikan oleh
perusahaan kepada pemegang saham dalam bentuk saham baru sehingga
meningkatkan jumlah saham yang dimiliki pemegang saham.
 Saham bonus (bonus share) merupakan saham baru yang diberikan kepada
pemegang saham dan berasal dari kapitalisasi agio saham, bedanya adalah
deviden saham berasal dari laba perusahaan.
 pemegang saham biasa memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva
perusahaan. apabila perusahaan menghasilkan laba, sebagian atau seluruh
laba dapat dibagikan kepada pemiliknya yaitu pemegang saham sebagai
deviden.
 Pada umumnya, deviden yang dibayarkan perusahaan kepada pemegang
saham adalah rupiah tunai yang disebut deviden tunai (cash devidend).
 Namun pembagian dan besarnya deviden tidaklah dijamin. Dari tahun ke
tahun, besarnya rupiah deviden tunai yang dibagiakan bisa berubah naik
turun ataupun tetap dan bahkan juga bisa tidak dibagikan.
8
Karakteristik Saham Biasa
 Saham biasa tidak berjatuh tempo dan dapat memiliki nilai nominal atau
tanpa nilai nominal
 Harga saham dipasar hampir selalu berbeda dengan nilai nominalnya dari
waktu ke waktu perdagangan.
 Indikator aktivitas perdagangan saham antara lain adalah volume lembar
saham yang ditransaksikan antar investor dan nilai transaksinya pada satu
transaksi ataupun selama satu periode waktu tertentu.
 Nilai perdagangan dihitung dari perkalian antara harga pasar tiap kali
transaksi dengan volume lembar saham yang di transaksikan.
 Hak suara pemegang saham, dapat memilih dewan komisaris.
 Tanggung jawab sesuai pada jumlah yang diberikan saja.
b. Saham preferen (prefarred stock)
Merupakan satu jenis sekuritas ekuitas yang berbeda dalam beberapa hal dengan
saham biasa, deviden pada saham preferen biasanya dibayarkan dalam jumlah
tetap dan tidak pernah berubah dari waktu ke waktu. Saham preferen
merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan (hybrid) antara saham
biasa dan obligasi.
Karakteristik Saham Preferen
 Memiliki hak paling dahulu memperoleh deviden
 Tidak memiliki hak suara
 Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam
pencalonan pengurus.
 Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih
dahulu setelah kreditur apabila perusahaan dilikuidasi.
2. Dilihat dari cara peralihannya saham dapat dibedakan atas :
a. Saham atas unjuk (bearer stock),
artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah
dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain. Secara hukum siapa yang
memegang saham tersebut, maka dialah yang diakui sebagai pemiliknya dan
berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.
b. Saham atas nama (registered stock),
Merupakan saham dengan nama pemilik yang ditulis secara jelas dan cara
peralihannya harus memalui prosedur tertentu.
3. Ditinjau dari kinerja perdagangan, maka saham dapat dikategorikan atas :
a. Saham unggulan (blue chip stock)
yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai
pemimpin (leader) di industri sejenis, memiliki pendapatan uang stabil, dan
konsisten dalam membayar dividen.
9
b. Saham pendapatan (income stock)
yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar pada tahun
sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang
lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai. Emiten ini tidak suka
menekanlaba dan tidak memntingkan potensi pertumbuhan harga saham.
c. Saham pertumbuhan (growth stock-ewll-known),
Yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang
tinggi, sebagai pemimpin di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.
d. Saham spekulatif (speculative stock),
Yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh
penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi memiliki kemungkinan penghasilan
yang tinggi dimasa mendatang, meskipun belum pasti adanya.
e. Saham siklikal (cyclical stock)
yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi
bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap lebih tinggi,
dimana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari
kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang lebih tinggi di masa
resesi. Emiten seperti ini biasanya bergerak dalam produk yang sangat dan selalu
dibutuhkan masyarakat, seperti rokok dan barang-barang kebutuhan sehari-hari
(consumer goods).
2.3
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham menurut Weston dan Brigham
(1993:26-27) adalah proyeksi laba per lembar saham, saat di peroleh laba tingkat resiko dari
proyeksi laba, proporsi utang perusahaan terhadap ekuitas serta kebijakan pembagian
deviden. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham adalah kendala
eksternal seperti kegiatan perekonomian pada umumnya, pajak dan keadaan bursa saham.
Investasi harus benar-benar menyadari bahwa di samping akan memperoleh keuntungan
tidak menutup kemungkinan mereka akan mengalami kerugian. Keuntungan atau kerugian
tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan investor menganalisis keadaan harga saham
merupakan penilaian sesaat yang di pengaruhi oleh banyak faktor termasuk diantaranya
kondisi dari perusahaan, kendala-kendala eksternal, kekuatan penawaran dan permintaan
saham dipasar, serta kemampuan investor dalam menganalisi investasi saham.
Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI terhadap saham
Suku bunga adalah harga yang berhubungan masa kini dan masa depan. Tingkat
bungan sebagai variabel yang paling penting diantara variabel-variabel makroekonomi,
khususnya dalam melakukan pertimbangan berinvestasi, baik investasi di pasar uang
ataupun dipasar modal. Sebagian besar sumber pembiayaan perusahaan berasal dari
perbankan dan sebagian lainnya dari pasar modal. Tingkat suku bunga yang digunakan
dalam penelitian ini adalah suku bunga SBI.
Adanya kenaikan bunga SBI berarti bank-bank dan lembaga keuangan lainnya akan
terdorong untuk membeli SBI. Bunga yang tinggi dalam SBI membuat bank dan lembaga
10
keuangan yang menikmatinya ini otomatis akan memberikan tingkat bunga yang lebih tinggi
untuk produk-produknya. Tujuannya agar mampu menarik sebanyak mungkin dana
masyarakat yang akan dipergunakan untuk membeli SBI lagi.
Bunga yang tinggi ini tentunya akan berdampak pada alokasi dana investasi para
investor. Investasi produk bank seperti deposito jelas lebih kecil resikonya dibanding
investasi dalam bentuk saham sehingga investor akan menjual sahamnya dan penjualan
saham secara serentak ini akan berdampak pada penurunan harga saham secara signifikan.
Selain itu dampak dari tingkat suku bunga bank yang tinggi adalah tingkat bunga
yang tinggi juga untuk para debitur. Bank tidak mau rugi. Jika mereka memberikan bunga
yang tinggi untuk mereka yang menyimpan uangnya maka mereka akan menuntut bunga
yang lebih tinggi lagi bagi mereka yang meminjam dana dari bank. Selisih antara keduanya
adalah keuntungan bank dan inilah salah satu sumber penghasilan bank. Karena hampir
semua perusahaan besar, termasuk yang mencatatkan sahamnya di bursa juga menikmati
pinjaman bank, otomatis mereka terkena dampak dari kenaikan bunga pinjaman. Ini artinya
penambahan pengeluaran perusahaan (hutang). Kalau pos hutang bertambah maka
dampaknya adalah pengurangan pos laba bersih yang akhirnya berdampak pada pembagian
dividen. Jika ini terjadi maka kondisi fundamental perusahaan tersebut akan kurang
menguntungkan. Dampaknya akan banyak investor yang melepas sahamnya dan terjadilah
penurunan harga.
Penurunan pada suku bunga SBI berarti bahwa instrumen tersebut memberikan
tingkat pengembalian yang kurang menarik sehingga masyarakat lebih memilih berinvestasi
di pasar saham. Akibatnya permintaan terhadap saham akan meningkat dan akan
berpengaruh terhadap peningkatan harga saham. Hal ini sesuai dengan teori pemilihan
portofolio yaitu bahwa seseorang akan menginvestasikan uangnya di aset finansial yang
memberikan expected return yang lebih besar. Dengan demikian, SBI sebagai instrumen
investasi alternatif memiliki pengaruh yang berbanding terbalik terhadap permintaan
saham.
Pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap Saham
Uang adalah jantung dari banyak analisis ekonomi makro. Model-model penawaran
uang dan permintaan uang dapat membantu mempelajari determinan tingkat harga jangka
panjang dan sebab-sebab fluktuasi ekonomi jangka pendek. Jumlah uang beredar (money
supply) ditentukan dan ditetapkan oleh Bank Sentral.
Persamaan teori kuantitas menyatakan bahwa pada setiap negara, penawaran
terhadap uang (jumlah uang beredar) disamakan dengan permintaan terhadap uang yang
secara langsung mempengaruhi permintaan terhadap barang dan jasa yang diproduksi
dalam suatu negara.
Peningkatan jumlah uang beredar dikaitkan dengan business cycle expansion.
Adanya peningkatan jumlah uang beredar akan mendorong bertambahnya sumber
pembiayaan bagi perusahaan sehingga perusahaan dapat melebarkan ekspansi usahanya
lebih luas yang akhirnya meningkatkan kinerja perusahaan. Meningkatnya kinerja
perusahaan akan merangsang para investor melirik saham perusahaan tersebut sehingga
berdampak positif terhadap harga saham.
Ketika jumlah uang beredar dimasyarakat semakin bertambah sehingga ekspektasi
harga-harga barang dan jasa akan naik (inflasi) mengakibatkan tingkat suku bunga deposito
dalam perekonomian menurun. Penurunan tingkat suku bunga deposito menyebabkan
11
masyarakat lebih memilih untuk menginvestasikan dananya di pasar saham dengan harapan
akan memperoleh keuntungan yang lebih besar, sehingga akan berdampak pada
peningkatan permintaan saham di pasar modal.
Pengaruh Inflasi Terhadap Saham
Salah satu indikator ekonomi yang penting dalam mendukung kondisi perekonomian
suatu negara adalah perkembangan tingkat harga, dimana dalam suatu perekonomian
diasumsikan senantiasa terjadi inflasi. Inflasi adalah suatu peningkatan tingkat harga umum
dalam suatu perekonomian yang berlangsung secara terus menerus dari waktu ke waktu.
Inflasi dianggap sebagai sesuatu yang tidak diinginkan karena memberi pengaruh yang tidak
baik terhadap distribusi pendapatan, kegiatan pinjam meminjam, spekulasi dan
perdagangan internasional. Seperti negara berkembang lainnya, Indonesia juga
menggunakan indeks harga konsumen (consumer price index) sebagai indikator perhitungan
inflasi. IHK digunakan sebagai indikator inflasi di Indonesia secara resmi terhitung sejak
bulan April 1979.
Kenaikan tingkat harga yang terlalu cepat atau terlalu tinggi dapat menimbulkan
masalah bagi perekonomian suatu negara. Menurut T. Nakamaru, dampak negatif baik dari
sisi sosial maupun ekonomi yang dapat ditimbulkan inflasi antara lain:
1. Inflasi memperburuk distribusi pendapatan, golongan masyarakat yang mempunyai
penghasilan tetap mengalami kemorosotan pendapatan riil, sementara pemilik
modal dan pemilik harta tetap semakin kaya, karena nilai kekayaan mereka semakin
meningkat.
2. Dapat menyebabkan berkurangnya tabungan domestik. Berkurangnya pendapatan
riil mendorong masyarakat untuk menarik tabungannya untuk memenuhi
kebutuhan hidup hingga tabungan domestik berkurang.
3. Mengakibatkan terjadinya defisit neraca perdagangan serta mengakibatkan
peningkatan utang luar negeri. Kenaikan tingkat harga dalam negeri menyebabkan
harga barang impor relatif lebih murah dibandingkan harga barang dalam negeri
sehingga meningkatkan permintaan impor dan memperburuk neraca perdagangan.
4. Dapat menimbulkan ketidakstabilan politik. Ketidakpastian perekonomian akibat
inflasi menyebabkan kacaunya kontrak kerja, perupahan dan meningkatkan
pengangguran sehingga membahayakan stabilitas keamanan dan politik dalam
negeri.
Dengan demikian, salah satu dampak inflasi terhadap perekonomian adalah bahwa
inflasi memperburuk distribusi pendapatan. Golongan masyarakat yang mempunyai
penghasilan tetap mengalami penurunan pendapatan riil, sementara pemilik modal akan
semakin kaya. Karena sebagian besar dari pemilik sertifikat reksa dana saham adalah
investor institusi dan investor golongan menengah ke atas, maka dengan meningkatnya
inflasi akan berpengaruh terhadap peningkatan harga-harga saham.
12
Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Saham
Konsep nilai tukar/kurs pada dasarnya terbagi dua, yaitu nilai tukar nominal dan nilai
tukar riil. Nilai tukar nominal merupakan harga relatif dari dua mata uang berbeda,
sedangkan Nilai tukar riil merupakan harga relatif dari output komoditi yang sama dari dua
negara yang berbeda.
Nilai tukar merupakan salah satu variabel terpenting dalam suatu perekonomian
terbuka karena variabel ini berpengaruh terhadap variabel-variabel ekonomi lainnya seperti
harga produk, tingkat bunga, ekspor, impor dan variabel lainnya.
Apresiasi rupiah akan berdampak positif pada perusahaan berbasis pasar domestik
yang bahan bakunya dari luar negeri (impor) karena akan mengurangi biaya input produksi
perusahaan sehingga meningkatkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba,
akibatnya saham perusahaan tersebut akan semakin menarik di dunia investasi yang
berpengaruh pada peningkatan harga saham perusahaan.
Apresiasi rupiah akan berdampak negatif pada perusahaan berbasis ekspor yang
bahan bakunya dari dalam negeri karena perusahaan akan kesulitan (tidak menjadi
kompetitif) dalam hal persaingan harga yang berdampak pada pemasaran produknya di luar
negeri (penerimaan devisa ekspor akan menurun) sehingga menurunkan kemampuan
perusahaan untuk memperoleh laba, akibatnya saham perusahaan tersebut akan kurang
menarik di dunia investasi yang berpengaruh pada penurunan harga saham perusahaan.
Jadi fluktuasi nilai tukar turut mempengaruhi kondisi cadangan devisa dan neraca
pembayaran dimana keduanya merupakan indikator tingkat resiko dalam berinvestasi di
suatu negara. Semakin besar surplus neraca pembayaran dan jumlah cadangan devisa suatu
negara maka akan memotivasi minat untuk berinvestasi di negara itu.
Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa apresiasi rupiah akan berdampak positif
pada industri berbasis pasar domestik yang menggunakan bahan baku impor, sebaliknya
akan menghambat industri yang berorientasi ekspor. Sedangkan depresiasi rupiah akan
berdampak positif bagi industri yang berorientasi ekspor dengan menggunakan bahan baku
domestik, sebaliknya akan menghambat industri yang berbasis pasar domestik yang
menggunakan bahan baku impor.
2.4
Keuntungan dan Resiko Dalam Investasi Saham
Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan
untuk mendapatkan pendanaan. Pada sisi yang lain saham merupakan instrumen investasi
yang banyak dipilih oleh para investor karena mampu memberikan tingkat keuntungan
yang menarik.
Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki
saham, yaitu:
1. Deviden
Deviden merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal
dari keuntungan untuk menghasilkan perusahaan. deviden diberikan setelah
mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal
ingin mendapatkan deviden, maka pemodal tersebut harus memegang saham
tersebut dalam kurun waktu tertentu, yaitu hingga kepemilikan saham tersebut
13
berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak
mendapatkan deviden.
Terdapat 2 jenis deviden yang dibagikan perusahaan, yaitu dapat berupa:
�
�
Dividen tunai yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen
berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham
Dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen
sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan
bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.
2. Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain
terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham dipasar sekunder.
Sebagai instrumen investasi, saham juga memiliki risiko, antara lain:
1. Capital Loss
Merupakan kebalikan dari capital gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual
saham lebih rendah dari harga beli.
2. Risiko Likuidasi
Resiko yang dapat terjadi dikarenakan saham yang dimiliki tidak dapat dijual dengan
cepat atau pada harga yang diinginkan.
Bentuk risiko likuidasi lainnya adalah perusahaan yang sahamnya dimiliki tersebut,
dinyatakan bangkrut oleh pengadillan atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam
hak ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh
kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan).
jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka
sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham. Namun
jika terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan
memperoleh hasil dari likuiditas tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat
dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara
terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.
3. Tidak ada pembagian Deviden
Perusahaan yang sahamnya tellah dimiliki oleh investor pada saat kondisi tertentu
akan membagikan dividen kepada pemegang saham. Hal ini ditetapkan dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS). Jika dalam RUPS tersebut ditetapkan tidak akan
membagikan dividen, maka investor akan kehilangan pendapatan atas dividen dari
kepemilikan saham tersebut.
4. Delisting dari bursa
Penghapusan perusahaan di bursa (delisting) dapat juga terjadi. Apabila suatu
perusahaan telah tidak lagi listing pada bursa, maka perusahaan tersebut akan
berubah status dari perusahaan publik menjadi perusahaan privat. Jika itu terjadi,
maka investor akan kesulitan dalam melakukan transaksi jual beli atau keluar masuk
dalam kepemilikan saham.
14
Risiko atau kerugian tidak dapat dihilangkan dalam berinvestasi, namun dapat
diminimalkan. Oleh sebab itu, investor yang akan melakukan kegiatan investasi sangat
dianjurkan untuk melakukan diversifikasi (portfolio) investasi dalam beberapa instrumen,
misalkan : saham dari beberapa sektor industri, kombinasi saham dan deposito, atau
kombinasi saham dan obligasi, dan kombinasi investasi lainnya.
Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari‐hari, harga‐harga
saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga
saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Dengan kata
lain harga saham terbentuk oleh supply dan demand atas saham tersebut. Supply dan
demand tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas
saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak)
maupun faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktorfaktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya.
15
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Saham merupakan surat berharga sebagai bukti tanda penyertaan atau
kepemilikan seseorang atau badan hukum dalam suatu perusahaan, khususnya
perusahaan publik yang memperdagangkan sahamnya.
Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan
untuk mendapatkan pendanaan. Pada sisi yang lain saham merupakan instrumen
investasi yang banyak dipilih oleh para investor karena mampu memberikan tingkat
keuntungan yang menarik.
Dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, harga saham mengalami
fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham terjadi
karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut.
Risiko atau kerugian tidak dapat dihilangkan dalam berinvestasi, namun dapat
diminimalkan. Oleh sebab itu, investor yang akan melakukan kegiatan investasi sangat
dianjurkan untuk melakukan diversifikasi (portfolio) investasi dalam beberapa
instrumen.
16
LAMPIRAN PERTANYAAN
No
1
Pertanyaan
Kelompok
17
DAFTAR PUSTAKA
Yuliati, Sri Handaru & Prasetyo, Handoyo “dasar-dasarmanajemen keuangan internasional”,
Andi Yogyakarta, 1998,2005
Bida’, Yance “materi 2, pengertian dan instrumen pasar modal, Toraja Utara, 2015”
Devi Alpian blogger, id-saha.blogspot.co, 2014
“ ilmuakuntansi.web.id ”
“ ekonomi.metrotvnews.com ”
http://www.most.co.id/download/penjelasan_risiko_transaksi_efek.pdf
chriss pearson blogger , jurnal-sdm.blogsoppt.com
18
Download
Study collections