1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan tuntunanNya, sehingga penulisan makalah ini dapat selesai dengan baik. Di dalam penulisan makalah ini ada banyak hal yang menjadi tantangan dan kendala. Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu ....................... selaku dosen pembimbing mata kuliah Manajemen Keuanga Internasional, yang senantiasa membimbing dalam pembuatan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna melengkapi makalah ini agar menjadi lebih baik. Akhir kata, jika didalam makalah ini terdapat kekeliruan yang merugikan pembaca, kami mohon maaf. Terima Kasih Toraja Utara, Maret 2015 Penulis 2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...............................................................................................4 1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................5 1.3 Tujuan Penulisan ...........................................................................................5 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Difinisi Saham Menurut Para Ahli .................................................................6 2.2 Jenis-Jenis Saham ..........................................................................................8 2.3 Faktor – Faktor yang mempengaruhi harga saham .....................................10 2.4 Keuntungan dan Risiko dalam Investasi Saham ...........................................13 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ....................................................................................................16 LAMPIRAN PERTANYAAN ................................................................................................17 DAFTAR PUSTAKA 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saham sebagai salah satu investasi memiliki potensi tingkat keuntungan dan kerugian yang lebih besar dibandingkan media investasi lainnya dalam jangka panjang. Saham merupakan surat berharga sebagai bukti tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan hukum dalam suatu perusahaan, khususnya perusahaan publik yang memperdagangkan sahamnya. Investasi dalam bentuk saham banyak di pilih oleh para investor karena saham mampu memberikan keuntungan yang menarik. Dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Saham adalah tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas seperti yang telah diketahui bahwa tujuan pemodal membeli saham untuk memperoleh penghasilan dari saham tersebut. Masyarakat pemodal itu dikategorikan sebagai investor dan speculator. Investor disini adalah masyarakat yang membeli saham untuk memiliki perusahaan dengan harapan mendapatkan deviden dan capital gain dalam jangka panjang, sedangkan spekulator adalah masyarakat yang membeli saham untuk segera dijual kembali bila situasi kurs dianggap paling menguntungkan seperti yang telah diketahui bahwa saham memberikan dua macam penghasilan yaitu deviden dan capital gain. Indeks harga saham merupakan suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Dengan adanya indeks kita dapat mengetahui trennd pergerakan saham saat ini. Pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat dan menjadi indikator penting bagi para investor untuk menentukan apakah mereka akan menjual, menahan atau membeli satu atau beberapa saham. Pergerakan harga saham diperkirakan berada di level support 5.395-5.405 dan resisten 5.445-5.456 (ekonimo.metronews.com, pergerakan saham hari ini). Perusahaan dapat menurunkan biaya modal dan meningkatkan likuiditas sahamnya dengan menjual saham kepada pemodal asing, baik dalam bentuk penerbitan saham baru atau melakukan resale terhadap saham yang sudah ada. Untuk mencapai tujuan tersebut beberapa alternatif metode yang bisa ditempuh; menjual saham hanya disatu bursa efek asing (directed share issue), menjual euroequity dibeberapa negara sekaligus, baik pasar modal lokal dan asing, menjual saham perusahaan anak kepada pemodal host country, menjual saham kepada perusahaan asing, sebagai bagian dari strategi aliansi. Bentuk saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut memiliki hak atas keuntungan sebuah perusahaan, berapapun porsi yang dimilikinya. Selembar saham tentu memiliki harga. Harganya dapat dibedakan menjadi tiga: 4 1. 2. 3. Harga nominal: Harga yang tercantum dalam sertifikat saham. Harga perdana: Harga pada waktu harga saham tersebut dicatat di Bursa Efek. Harga pasar: Harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Ini adalah salah satu contoh bentuk saham: 1.2 Rumusan Masalah 1. definisi saham menurut para ahli pakar ekonomi 2. jenis-jenis saham 3. faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham 4. keuntungan dan resiko dalam investasi saham 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini : 1. Mengetahui definisi mengenai saham menurut para ahli pakar ekonomi 2. Mengetahui jenis-jenis dan karakteristik saham 3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham 4. Mengetahui keuntungan dan resiko dalam investasi saham 5 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Saham Merunut Para ahli Ada berbagai definisi saham yang dikemukakan oleh para ahli maupun berbagai buku-buku, internet, antara lain: 1. Gitman : 2007 ,7 “saham bentuk paling murni dan sederhana dari kepemilikan perusahaan” 2. Bernstein : 1995, 197 “selembar kertas yang menyatakan kepemilikan dari sebagian perusahaan” 3. Mishkin : 2001, 4 “ suatu sekuritas yang memiliki klaim terhadap pendapatan dan asset sebuah perusahaan. sekuritas sendiri dapat diartikan sebagai klaim atas pendapatan masa depan seorang peminjam yang dijual oleh peminjam kepada yang meminjamkan, disebut juga instrumen keuangan”. Harga Saham Selembaran saham adalah selembaran kertas yang menerangkang bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemiliknya (berapun porsinya/ jumlahnya) dari suatu perusahaan yang menerbitkan kertas (saham) tersebut. 6 Selembaran saham mempunyai nilai atau harga. Menurut Sawidji Widoatmojo (1996;46) harga saham dapat dibedakan menjadi 3: 1. Harga nominal Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oieh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besaraya harga nominal membenkan arti penting saham karena deviden minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal. 2. Harga Perdana Harga ini merapakan pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya untuk menentukan harga perdana. 3. Harga Pasar Kalau harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi kepada emiten maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang lama. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa. Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dari penjamin emisi harga ini yang disebut harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi dipasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar. Biaya Modal Saham Biaya modal saham merupakan tingkat pengembalian minimum yang memungkinkan investor untuk membeli atau memegang saham perusahaan. tingkat pengembalian yang disyaratkan ini sama dengan penghasilan dasar untuk menutup nilai waktu diitambah premi risiko. Karena pemegang saham biasa memiliki klaim atas laba perusahaan pada urutan terakhir maka risiko mereka relatif palinggi tinggi dan demikian juga tingkat pengembalian yang mereka minta. Biaya modal saham juga dapat dipandang sebagai tingkat bunga yang kkeuntungan minimum yang dikenhadi/ disyaratkan oleh pemilik modal. Definisi lain biaya modal merupakan rerata tertimbang dari tingkat pengembalian yang disyaratkan atas aktivitas perusahaan. pada pengertian ini perusahaan dapat juga dipandang sebagai mutul fund dari suatu proyek dan dijual sahamnya pada pasar modal. Biaya modal perusahaan dapat kita gunakan untuk menilai aliran kas flow yang akan datang yaitu untuk menentukan harga saham perusahaan. namun biaya modal ini tidak dapat digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian suatu proyek masa datang jika secara alami proyek masa datang tersebut tidak memiliki karakteristik yang sama dibandingkan yang dilakukan saat ini. Salah satu pendekatan untuk menentukan tingkat pengembalian atau rate of return atas suatu saham adalah menggunakan pendekatan teori pasar modal modern. Teori ini menyatakan bahwa suatu equilibrum terjadi antara tingkat pengembalian suatu aset dengan risiko yang diasosiasikan. Risiko atau kerugian tidak dapat dihilangkan dalam berinvestasi, namun dapat diminimalkan. Oleh sebab itu, investor yang akan melakukan kegiatan investasi sangat 7 dianjurkan untuk melakukan diversifikasi (portfolio) investasi dalam beberapa instrumen, misalkan : saham dari beberapa sektor industri, kombinasi saham dan deposito, atau kombinasi saham dan obligasi,dan kombinasi investasi lainnya. Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari‐hari, harga‐harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh supply dan demand atas saham tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya. 2.2 Jenis-Jenis dan Karakteristik Saham Dalam transaksi jual-beli di Bursa Efek, saham atau sering pula disebut shares merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Saham tersebut dapat diterbitkan dengan cara atas nama atau atas iinjuk. Ada beberapa jenis-jenis saham dari sudut pandang untuk membedakan saham: 1. ditinjau dari segi kemampuan hak tagih atau klaim, maka saham terbagi atas: a. saham biasa (Common Stock) adalah efek dari penyertaan pemilikan (equity security) dari badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas. Saham biasa memberikan jaminan untuk turut serta dalam pembagian laba dalam bentuk deviden, apabila perusahaan tersebut memperoleh laba. Sebagai pemilik, pemegang saham biasa perusahaan mempunyai hak suara proporsional pada berbagai keputusan penting perusahaan antara lain pada persetujuan keputusan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Deviden Deviden saham (stock devidend) adalah deviden yang dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang saham dalam bentuk saham baru sehingga meningkatkan jumlah saham yang dimiliki pemegang saham. Saham bonus (bonus share) merupakan saham baru yang diberikan kepada pemegang saham dan berasal dari kapitalisasi agio saham, bedanya adalah deviden saham berasal dari laba perusahaan. pemegang saham biasa memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan. apabila perusahaan menghasilkan laba, sebagian atau seluruh laba dapat dibagikan kepada pemiliknya yaitu pemegang saham sebagai deviden. Pada umumnya, deviden yang dibayarkan perusahaan kepada pemegang saham adalah rupiah tunai yang disebut deviden tunai (cash devidend). Namun pembagian dan besarnya deviden tidaklah dijamin. Dari tahun ke tahun, besarnya rupiah deviden tunai yang dibagiakan bisa berubah naik turun ataupun tetap dan bahkan juga bisa tidak dibagikan. 8 Karakteristik Saham Biasa Saham biasa tidak berjatuh tempo dan dapat memiliki nilai nominal atau tanpa nilai nominal Harga saham dipasar hampir selalu berbeda dengan nilai nominalnya dari waktu ke waktu perdagangan. Indikator aktivitas perdagangan saham antara lain adalah volume lembar saham yang ditransaksikan antar investor dan nilai transaksinya pada satu transaksi ataupun selama satu periode waktu tertentu. Nilai perdagangan dihitung dari perkalian antara harga pasar tiap kali transaksi dengan volume lembar saham yang di transaksikan. Hak suara pemegang saham, dapat memilih dewan komisaris. Tanggung jawab sesuai pada jumlah yang diberikan saja. b. Saham preferen (prefarred stock) Merupakan satu jenis sekuritas ekuitas yang berbeda dalam beberapa hal dengan saham biasa, deviden pada saham preferen biasanya dibayarkan dalam jumlah tetap dan tidak pernah berubah dari waktu ke waktu. Saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan (hybrid) antara saham biasa dan obligasi. Karakteristik Saham Preferen Memiliki hak paling dahulu memperoleh deviden Tidak memiliki hak suara Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus. Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih dahulu setelah kreditur apabila perusahaan dilikuidasi. 2. Dilihat dari cara peralihannya saham dapat dibedakan atas : a. Saham atas unjuk (bearer stock), artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain. Secara hukum siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah yang diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS. b. Saham atas nama (registered stock), Merupakan saham dengan nama pemilik yang ditulis secara jelas dan cara peralihannya harus memalui prosedur tertentu. 3. Ditinjau dari kinerja perdagangan, maka saham dapat dikategorikan atas : a. Saham unggulan (blue chip stock) yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin (leader) di industri sejenis, memiliki pendapatan uang stabil, dan konsisten dalam membayar dividen. 9 b. Saham pendapatan (income stock) yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekanlaba dan tidak memntingkan potensi pertumbuhan harga saham. c. Saham pertumbuhan (growth stock-ewll-known), Yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai pemimpin di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. d. Saham spekulatif (speculative stock), Yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi dimasa mendatang, meskipun belum pasti adanya. e. Saham siklikal (cyclical stock) yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap lebih tinggi, dimana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang lebih tinggi di masa resesi. Emiten seperti ini biasanya bergerak dalam produk yang sangat dan selalu dibutuhkan masyarakat, seperti rokok dan barang-barang kebutuhan sehari-hari (consumer goods). 2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham menurut Weston dan Brigham (1993:26-27) adalah proyeksi laba per lembar saham, saat di peroleh laba tingkat resiko dari proyeksi laba, proporsi utang perusahaan terhadap ekuitas serta kebijakan pembagian deviden. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham adalah kendala eksternal seperti kegiatan perekonomian pada umumnya, pajak dan keadaan bursa saham. Investasi harus benar-benar menyadari bahwa di samping akan memperoleh keuntungan tidak menutup kemungkinan mereka akan mengalami kerugian. Keuntungan atau kerugian tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan investor menganalisis keadaan harga saham merupakan penilaian sesaat yang di pengaruhi oleh banyak faktor termasuk diantaranya kondisi dari perusahaan, kendala-kendala eksternal, kekuatan penawaran dan permintaan saham dipasar, serta kemampuan investor dalam menganalisi investasi saham. Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI terhadap saham Suku bunga adalah harga yang berhubungan masa kini dan masa depan. Tingkat bungan sebagai variabel yang paling penting diantara variabel-variabel makroekonomi, khususnya dalam melakukan pertimbangan berinvestasi, baik investasi di pasar uang ataupun dipasar modal. Sebagian besar sumber pembiayaan perusahaan berasal dari perbankan dan sebagian lainnya dari pasar modal. Tingkat suku bunga yang digunakan dalam penelitian ini adalah suku bunga SBI. Adanya kenaikan bunga SBI berarti bank-bank dan lembaga keuangan lainnya akan terdorong untuk membeli SBI. Bunga yang tinggi dalam SBI membuat bank dan lembaga 10 keuangan yang menikmatinya ini otomatis akan memberikan tingkat bunga yang lebih tinggi untuk produk-produknya. Tujuannya agar mampu menarik sebanyak mungkin dana masyarakat yang akan dipergunakan untuk membeli SBI lagi. Bunga yang tinggi ini tentunya akan berdampak pada alokasi dana investasi para investor. Investasi produk bank seperti deposito jelas lebih kecil resikonya dibanding investasi dalam bentuk saham sehingga investor akan menjual sahamnya dan penjualan saham secara serentak ini akan berdampak pada penurunan harga saham secara signifikan. Selain itu dampak dari tingkat suku bunga bank yang tinggi adalah tingkat bunga yang tinggi juga untuk para debitur. Bank tidak mau rugi. Jika mereka memberikan bunga yang tinggi untuk mereka yang menyimpan uangnya maka mereka akan menuntut bunga yang lebih tinggi lagi bagi mereka yang meminjam dana dari bank. Selisih antara keduanya adalah keuntungan bank dan inilah salah satu sumber penghasilan bank. Karena hampir semua perusahaan besar, termasuk yang mencatatkan sahamnya di bursa juga menikmati pinjaman bank, otomatis mereka terkena dampak dari kenaikan bunga pinjaman. Ini artinya penambahan pengeluaran perusahaan (hutang). Kalau pos hutang bertambah maka dampaknya adalah pengurangan pos laba bersih yang akhirnya berdampak pada pembagian dividen. Jika ini terjadi maka kondisi fundamental perusahaan tersebut akan kurang menguntungkan. Dampaknya akan banyak investor yang melepas sahamnya dan terjadilah penurunan harga. Penurunan pada suku bunga SBI berarti bahwa instrumen tersebut memberikan tingkat pengembalian yang kurang menarik sehingga masyarakat lebih memilih berinvestasi di pasar saham. Akibatnya permintaan terhadap saham akan meningkat dan akan berpengaruh terhadap peningkatan harga saham. Hal ini sesuai dengan teori pemilihan portofolio yaitu bahwa seseorang akan menginvestasikan uangnya di aset finansial yang memberikan expected return yang lebih besar. Dengan demikian, SBI sebagai instrumen investasi alternatif memiliki pengaruh yang berbanding terbalik terhadap permintaan saham. Pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap Saham Uang adalah jantung dari banyak analisis ekonomi makro. Model-model penawaran uang dan permintaan uang dapat membantu mempelajari determinan tingkat harga jangka panjang dan sebab-sebab fluktuasi ekonomi jangka pendek. Jumlah uang beredar (money supply) ditentukan dan ditetapkan oleh Bank Sentral. Persamaan teori kuantitas menyatakan bahwa pada setiap negara, penawaran terhadap uang (jumlah uang beredar) disamakan dengan permintaan terhadap uang yang secara langsung mempengaruhi permintaan terhadap barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara. Peningkatan jumlah uang beredar dikaitkan dengan business cycle expansion. Adanya peningkatan jumlah uang beredar akan mendorong bertambahnya sumber pembiayaan bagi perusahaan sehingga perusahaan dapat melebarkan ekspansi usahanya lebih luas yang akhirnya meningkatkan kinerja perusahaan. Meningkatnya kinerja perusahaan akan merangsang para investor melirik saham perusahaan tersebut sehingga berdampak positif terhadap harga saham. Ketika jumlah uang beredar dimasyarakat semakin bertambah sehingga ekspektasi harga-harga barang dan jasa akan naik (inflasi) mengakibatkan tingkat suku bunga deposito dalam perekonomian menurun. Penurunan tingkat suku bunga deposito menyebabkan 11 masyarakat lebih memilih untuk menginvestasikan dananya di pasar saham dengan harapan akan memperoleh keuntungan yang lebih besar, sehingga akan berdampak pada peningkatan permintaan saham di pasar modal. Pengaruh Inflasi Terhadap Saham Salah satu indikator ekonomi yang penting dalam mendukung kondisi perekonomian suatu negara adalah perkembangan tingkat harga, dimana dalam suatu perekonomian diasumsikan senantiasa terjadi inflasi. Inflasi adalah suatu peningkatan tingkat harga umum dalam suatu perekonomian yang berlangsung secara terus menerus dari waktu ke waktu. Inflasi dianggap sebagai sesuatu yang tidak diinginkan karena memberi pengaruh yang tidak baik terhadap distribusi pendapatan, kegiatan pinjam meminjam, spekulasi dan perdagangan internasional. Seperti negara berkembang lainnya, Indonesia juga menggunakan indeks harga konsumen (consumer price index) sebagai indikator perhitungan inflasi. IHK digunakan sebagai indikator inflasi di Indonesia secara resmi terhitung sejak bulan April 1979. Kenaikan tingkat harga yang terlalu cepat atau terlalu tinggi dapat menimbulkan masalah bagi perekonomian suatu negara. Menurut T. Nakamaru, dampak negatif baik dari sisi sosial maupun ekonomi yang dapat ditimbulkan inflasi antara lain: 1. Inflasi memperburuk distribusi pendapatan, golongan masyarakat yang mempunyai penghasilan tetap mengalami kemorosotan pendapatan riil, sementara pemilik modal dan pemilik harta tetap semakin kaya, karena nilai kekayaan mereka semakin meningkat. 2. Dapat menyebabkan berkurangnya tabungan domestik. Berkurangnya pendapatan riil mendorong masyarakat untuk menarik tabungannya untuk memenuhi kebutuhan hidup hingga tabungan domestik berkurang. 3. Mengakibatkan terjadinya defisit neraca perdagangan serta mengakibatkan peningkatan utang luar negeri. Kenaikan tingkat harga dalam negeri menyebabkan harga barang impor relatif lebih murah dibandingkan harga barang dalam negeri sehingga meningkatkan permintaan impor dan memperburuk neraca perdagangan. 4. Dapat menimbulkan ketidakstabilan politik. Ketidakpastian perekonomian akibat inflasi menyebabkan kacaunya kontrak kerja, perupahan dan meningkatkan pengangguran sehingga membahayakan stabilitas keamanan dan politik dalam negeri. Dengan demikian, salah satu dampak inflasi terhadap perekonomian adalah bahwa inflasi memperburuk distribusi pendapatan. Golongan masyarakat yang mempunyai penghasilan tetap mengalami penurunan pendapatan riil, sementara pemilik modal akan semakin kaya. Karena sebagian besar dari pemilik sertifikat reksa dana saham adalah investor institusi dan investor golongan menengah ke atas, maka dengan meningkatnya inflasi akan berpengaruh terhadap peningkatan harga-harga saham. 12 Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Saham Konsep nilai tukar/kurs pada dasarnya terbagi dua, yaitu nilai tukar nominal dan nilai tukar riil. Nilai tukar nominal merupakan harga relatif dari dua mata uang berbeda, sedangkan Nilai tukar riil merupakan harga relatif dari output komoditi yang sama dari dua negara yang berbeda. Nilai tukar merupakan salah satu variabel terpenting dalam suatu perekonomian terbuka karena variabel ini berpengaruh terhadap variabel-variabel ekonomi lainnya seperti harga produk, tingkat bunga, ekspor, impor dan variabel lainnya. Apresiasi rupiah akan berdampak positif pada perusahaan berbasis pasar domestik yang bahan bakunya dari luar negeri (impor) karena akan mengurangi biaya input produksi perusahaan sehingga meningkatkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba, akibatnya saham perusahaan tersebut akan semakin menarik di dunia investasi yang berpengaruh pada peningkatan harga saham perusahaan. Apresiasi rupiah akan berdampak negatif pada perusahaan berbasis ekspor yang bahan bakunya dari dalam negeri karena perusahaan akan kesulitan (tidak menjadi kompetitif) dalam hal persaingan harga yang berdampak pada pemasaran produknya di luar negeri (penerimaan devisa ekspor akan menurun) sehingga menurunkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba, akibatnya saham perusahaan tersebut akan kurang menarik di dunia investasi yang berpengaruh pada penurunan harga saham perusahaan. Jadi fluktuasi nilai tukar turut mempengaruhi kondisi cadangan devisa dan neraca pembayaran dimana keduanya merupakan indikator tingkat resiko dalam berinvestasi di suatu negara. Semakin besar surplus neraca pembayaran dan jumlah cadangan devisa suatu negara maka akan memotivasi minat untuk berinvestasi di negara itu. Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa apresiasi rupiah akan berdampak positif pada industri berbasis pasar domestik yang menggunakan bahan baku impor, sebaliknya akan menghambat industri yang berorientasi ekspor. Sedangkan depresiasi rupiah akan berdampak positif bagi industri yang berorientasi ekspor dengan menggunakan bahan baku domestik, sebaliknya akan menghambat industri yang berbasis pasar domestik yang menggunakan bahan baku impor. 2.4 Keuntungan dan Resiko Dalam Investasi Saham Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk mendapatkan pendanaan. Pada sisi yang lain saham merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih oleh para investor karena mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham, yaitu: 1. Deviden Deviden merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan untuk menghasilkan perusahaan. deviden diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan deviden, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu tertentu, yaitu hingga kepemilikan saham tersebut 13 berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan deviden. Terdapat 2 jenis deviden yang dibagikan perusahaan, yaitu dapat berupa: � � Dividen tunai yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham Dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut. 2. Capital Gain Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham dipasar sekunder. Sebagai instrumen investasi, saham juga memiliki risiko, antara lain: 1. Capital Loss Merupakan kebalikan dari capital gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. 2. Risiko Likuidasi Resiko yang dapat terjadi dikarenakan saham yang dimiliki tidak dapat dijual dengan cepat atau pada harga yang diinginkan. Bentuk risiko likuidasi lainnya adalah perusahaan yang sahamnya dimiliki tersebut, dinyatakan bangkrut oleh pengadillan atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hak ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuiditas tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan. 3. Tidak ada pembagian Deviden Perusahaan yang sahamnya tellah dimiliki oleh investor pada saat kondisi tertentu akan membagikan dividen kepada pemegang saham. Hal ini ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Jika dalam RUPS tersebut ditetapkan tidak akan membagikan dividen, maka investor akan kehilangan pendapatan atas dividen dari kepemilikan saham tersebut. 4. Delisting dari bursa Penghapusan perusahaan di bursa (delisting) dapat juga terjadi. Apabila suatu perusahaan telah tidak lagi listing pada bursa, maka perusahaan tersebut akan berubah status dari perusahaan publik menjadi perusahaan privat. Jika itu terjadi, maka investor akan kesulitan dalam melakukan transaksi jual beli atau keluar masuk dalam kepemilikan saham. 14 Risiko atau kerugian tidak dapat dihilangkan dalam berinvestasi, namun dapat diminimalkan. Oleh sebab itu, investor yang akan melakukan kegiatan investasi sangat dianjurkan untuk melakukan diversifikasi (portfolio) investasi dalam beberapa instrumen, misalkan : saham dari beberapa sektor industri, kombinasi saham dan deposito, atau kombinasi saham dan obligasi, dan kombinasi investasi lainnya. Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari‐hari, harga‐harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh supply dan demand atas saham tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktorfaktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya. 15 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Saham merupakan surat berharga sebagai bukti tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan hukum dalam suatu perusahaan, khususnya perusahaan publik yang memperdagangkan sahamnya. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk mendapatkan pendanaan. Pada sisi yang lain saham merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih oleh para investor karena mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Risiko atau kerugian tidak dapat dihilangkan dalam berinvestasi, namun dapat diminimalkan. Oleh sebab itu, investor yang akan melakukan kegiatan investasi sangat dianjurkan untuk melakukan diversifikasi (portfolio) investasi dalam beberapa instrumen. 16 LAMPIRAN PERTANYAAN No 1 Pertanyaan Kelompok 17 DAFTAR PUSTAKA Yuliati, Sri Handaru & Prasetyo, Handoyo “dasar-dasarmanajemen keuangan internasional”, Andi Yogyakarta, 1998,2005 Bida’, Yance “materi 2, pengertian dan instrumen pasar modal, Toraja Utara, 2015” Devi Alpian blogger, id-saha.blogspot.co, 2014 “ ilmuakuntansi.web.id ” “ ekonomi.metrotvnews.com ” http://www.most.co.id/download/penjelasan_risiko_transaksi_efek.pdf chriss pearson blogger , jurnal-sdm.blogsoppt.com 18