Matakuliah Tahun : Konstruksi Bangunan II : 2008/2009 Pemahaman Teori Dasar Konstruksi Bangunan Bertingkat Rendah Pertemuan 12 SISTIM EMMEDUE ( M SYSTEM ) System Emmedue merupakan revolusi baru di bidang konstruksi dengan sistim dinding terbuat dari beton bukan bata (load bearing wall ).sehingga memungkinkan dibangun hingga 20 lantai. Ide sistim ini adalah berasal dari industri panel yang sudah diaplikasikan ke banyak proyek.Teknologi ini dikembangkan di Italia pada dua puluh lima tahun silam. di Indonesia sistim emmedue ini diadopsi oleh Dusaspun dengan nama M system. Bina Nusantara University 3 Sistim ini bisa diaplikasikan untuk dinding penahan struktur atas(tidak memakai kolom),pelat lantai,tangga, partisi. Artikel teknologi konstruksi ini akan membahas komponen sistem emmedue/ m system,keuntungan dan kelemahannya. Bina Nusantara University 4 Komponen system Emmedue/M system Bina Nusantara University 5 Komponen sistim terdiri dari 3 bahan * Wiremesh, Besi yang terjalin seperti anyaman dengan diameter 2.5 - 5 mm. * Polystyrene, Bahan yang terbuat dari carbon, hidrogen dan 98 % udara, ketebalan dan kerapatan panel polystrene tergantung kebutuhan.minimum kerapatan = 15 kg/m3. * Beton, Beton disini hanya untuk menyelimuti polystrene (selimut beton), volumenya bukan setebal dinding dengan kekuatan 25 MPa dan ketebalan > 2.5 mm. Bina Nusantara University 6 Keuntungannya system Emmedue / M system dalam artikel konstruksi ini: * Tidak usah mengeluarkan biaya untuk konsultan strukturnya, karena yang mendesain harus dari applicatornya. * Cocok untuk daerah yang jauh dari beton readymix, karena volume betonnya sedikit, maka bisa sitemix Kelemahannya system Emmedue / M system dalam artikel konstruksi ini: * Harganya /m2 lebih mahal sekitar 1.5 x daripada sistim konvensional (lebih cocok di negara barat yang tenaganya mahal sehingga bisa lebih murah memakai sistim ini karena tidak perlu banyak pekerja). * Orang awam susah menerimanya karena bahannya polystyrene (mirip chroloform) dilapis beton bertulang, bukan beton bertulang murni yang terlihat lebih kuat.. Bina Nusantara University 7 Tipologi kongkrit mengenai “rumah tropis”, dengan potensi Indonesia yang sedemikian lembab dan curah hujan tinggi ada beberapa tinjauan untuk kenyamanan rumah tinggal “ala” indonesia. Dari bentuk cukup nyata bahwa rumah tropis adalah ada 3 komponen: -Atap Miring untuk mengalirkan air hujan dengan baik, dan oversteak + 1meter (tritisan), -Bukaan (ventilasi ideal) unruk memasukkan cahaya matahari dan udara ke ruang-ruang dengan baik untuk kenyamanan, -Panggung untuk antisipasi adanya banjir yang mungkin terjadi ketika musim penghujan. Bina Nusantara University 8 Bina Nusantara University 9 Dengan mengacu pada tiga komponen tersebut, perkembangan saat ini bentuk-bentuk arsitektur rumah tropis kian beragam, dari tipe paling sederhana sampai tipe mewah dan besar. Atap bangunan rumah juga kian beragam, bahan dan bentuknya, namun sebaiknya pilih material yang baik dan sesuai dengan konsep rumah Anda, kemiringan atap untuk bahan Genteng sebaiknya 30 derajat atau lebih. untuk bahan Asbes bisa kurang dari 30 derajat, dan jangan lupa untuk penyelesaian tritisan, jangan sampai air hujan masuk ke dalam ruangan. Menjadi perhatian penting disini adalah arah ventilasi pada ruang tersebut, misalnya lebih baik di hadapkan ke matahari pagi hari karena sinarnya baik untuk ruangan, dan hindari bukaan pada arah datangnya sinar matahari sore, jika terpaksa sebaiknya di beri “sun shading” berupa kisi-kisi atau “double shading”. Bina Nusantara University 10 Bina Nusantara University 11 Bina Nusantara University 12 Bina Nusantara University 13 Bina Nusantara University 14