MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2010 / 2011 Program Studi Pendidikan Dokter UNIVERSITAS JAMBI PENDAHULUAN • Seorang ibu akan membawa anaknya ke fasilitas kesehatan jika ada suatu masalah atau gejala khusus. • Jika saudara hanya memeriksa anak itu untuk masalah / gejala khusus itu, saudara mungkin akan melewatkan tanda-tanda penyakit lain. • Anak mungkin juga menderita pneumonia, diare, malaria, campak, demam berdarah, kurang gizi atau anemia. • Penyakit ini dapat menyebabkan kematian atau cacat pada anak apabila tidak diobati dengan tepat. • Modul ini memberi penjelasan dan latihan yang dapat membantu saudara memahami bagan Penilaian & Klasifikasi Anak Sakit Umur 2 Bulan – 5 tahun. TUJUAN PEMBELAJARAN Menjelaskan dan memberikan kesempatan untuk mempraktekkan keterampilan-keterampilan berikut : 1. Menanyakan kepada ibu mengenai masalah yang dihadapi anaknya. 2. Memeriksa tanda bahaya umum. 3. Menanyakan kepada ibu mengenai empat keluhan utama : Batuk atau sukar bernapas Diare Demam Masalah telinga Apabila ada keluhan utama : •Melakukan penilaian lebih lanjut gejala lain yang berhubungan dgn gejala utama. • Membuat klasifikasi penyakit anak berdasarkan gejala yang ditemukan 4. 5. 6. Memeriksa dan mengklasifikasikan status gizi dan anemia. Memeriksa status imunisasi dan pemberian vitamin A pada saat kunjungan. Menilai masalah / keluhan lain yang dihadapi anak. 1.0. MENANYAKAN KEPADA IBU MENGENAI MASALAH ANAKNYA • Sambut ibu dengan baik, persilahkan duduk bersama anaknya. Tanyakan umur anak. - Jika umur anak 2 bulan - 5 tahun, gunakan bagan Penilaian Anak Sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun - Jika umur anak 1 hari – 2 bulan, gunakan bagan Tatalaksana Bayi Muda umur 1 hari – 2 bulan • Berat badan dan suhu badan di ukur dan di catat. Jangan membuka pakaian / mengganggu anak itu sekarang. • Menjalin komunikasi yang komunikatif. - Dengarkan dengan seksama apa yang disampaikan ibu. - Gunakan kata yang dimengerti ibu. - Beri ibu waktu yang cukup untuk men jawab pertanyaan. - Ajukan pertanyaan tambahan apabila ibu tidak pasti akan jawabannya. 2.0. MEMERIKSA TANDA BAHAYA UMUM Periksa tanda bahaya umum pada semua anak sakit. Tanda bahaya umum adalah : Anak tidak bisa minum atau menetek. Anak memuntahkan semuanya. Anak kejang. Anak letargis atau tidak sadar. • Anak dengan tanda bahaya umum mempunyai masalah serius dan sebagian besar perlu dirujuk SEGERA. • Anak mungkin perlu penanganan untuk menyelamatkan jiwanya dengan suntik antibiotik, oksigen atau perawatan lain. • Segera selesaikan pemeriksaan selanjutnya. • Cara melakukan tindakan segera ini diuraikan • Cara memeriksa tanda bahaya umum : Tanya : Apakah anak bisa minum atau menetek ? Tanya : Apakah anak selalu memuntahkan semuanya ? Tanya : Apakah anak kejang ? Lihat : Apakah anak letargis atau tidak sadar. 3.0. PENILAIAN DAN KLASIFIKASI BATUK ATAU SUKAR BERNAPAS • Infeksi saluran pernafasan dapat terjadi pada saluran pernafasan seperti hidung, tenggorokan, laring, trakhea, saluran udara atau paru. • Anak dengan batuk / sukar bernapas mungkin menderita pneumonia atau infeksi saluran napas berat lainnya. • Petugas perlu mengenal anak-anak yang sakit serius dengan gejala batuk / sukar bernapas yang membutuhkan pengobatan antibiotik, yaitu pneumonia yang ditandai napas cepat dan tarikan dinding dada ke dalam. • Anak dengan pneumonia, paru menjadi kaku sehingga tubuh bereaksi dengan napas cepat, agar tidak hipoksia. 3.1. MENILAI BATUK ATAU SUKAR BERNAPAS Anak yang batuk atau sukar bernapas dinilai untuk : o Sudah berapa lama anak batuk / sukar bernapas. o Napas cepat o Tarikan dinding dada ke dalam. o Stridor pada anak yang tenang. Tanyakan adanya batuk / sukar bernapas pada semua anak sakit. o TANYA : Apakah anak menderita batuk / sukar bernapas? o TANYA : Sudah berapa lama ? HITUNG frekuensi napas dalam satu menit. Batas napas cepat tergantung pada umur anak : 2 bulan -12 bulan : frekuensi napas 50 x /menit lebih. 12 bulan – 5 tahun : frekuensi napas 40 x / menit lebih. atau atau LIHAT tarikan dinding dada ke dalam. Tarikan dinding dada ke dalam dikatakan benar ada jika terlihat dengan jelas dan berlangsung setiap waktu. DENGAR ADANYA STRIDOR. Stridor adalah bunyi yang kasar yang terdengar pada saat anak menarik napas. 3.2. KLASIFIKASI BATUK ATAU SUKAR BERNAPAS Klasifikasi lajur merah muda : anak memerlukan perhatian dan harus segera dirujuk atau dirawat inap. Ini adalah klasifikasi yang berat. Klasifikasi lajur kuning : anak memerlukan tindakan khusus, misalnya pemberian antiotik, antimalaria, cairan dengan pengawasan atau pengobatan lainnya. Klasifikasi lajur hijau : anak tidak memerlukan tindakan media khusus, petugas kesehatan mengajari ibu cara merawat anak di rumah. GEJALA KLASIFIKASI Ada tanda bahaya umum atau Tarikan dinding dada kedalam atau Stridor Napas cepat Tidak ada tanda-tanda pneumonia atau penyakit sangat berat PNEUMONIA atau PENYAKIT SANGAT BERAT PNEUMONIA BATUK : BUKAN PNEUMONIA 4.0. PENILAIAN DAN KLASIFIKASI DIARE Diare terjadi apabila tinja mengandung air yang lebih banyak dari normal. Diare biasa terjadi pada anak-anak umur antara 6 bulan sampai 2 tahun. Jenis Diare : 1. Bila terjadi lebih dari 14 hari disebut diare persisten. 2. Diare dengan darah dalam tinja disebut disentri. 4.1. MENILAI DIARE Anak yang menderita diare dinilai dalam hal : Berapa lama anak menderita diare. Adakah darah dalam tinja untuk menentukan apakah anak menderita disentri. Adakah tanda-tanda dehidrasi. Tanyakan tentang diare pada semua anak : TANYA : Apakah anak menderita diare ? TANYA : Sudah berapa lama ? TANYA : Adakah darah dalam tinja ? LIHAT keadaan umum anak : letargis / tidak sadar ? gelisah / rewel ? LIHAT apakah matanya cekung. BERI anak minum. bisa / malas / lahap minum CUBIT kulit perut anak. 4.2. KLASIFIKASI DIARE • Ada 3 klasifikasi diare 1. Diare dengan dehidrasi 2. Diare Persisten 3. Disentri 4.2.1, KLASIFIKASI DIARE DEHIDRASI Terdapat dua atau lebih dari tanda-tanda berikut ini: • Letargis atau tidak sadar • Mata cekung • Tidak bisa minum atau malas minum • Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat. DEHIDRASI BERAT Terdapat dua atau lebih dari tanda-tanda berikut ini: • Gelisah, rewel/mudah marah • Mata cekung • Haus, minum dengan lahap • Cubitan kulit perut kembalinya lambat DEHIDRASI RINGAN SEDANG • Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai Untuk mengklasifikasikan derajat dehidrasi anak, mulailah dengan lajur merah muda. • Jika ada dua atau lebih tanda pada lajur merah muda, klasifikasikan anak sebagai DEHIDRASI BERAT. • Jika tidak ada dua atau lebih tanda pada lajur merah muda, lihat lajur kuning. Jika ada dua atau lebih tanda pada lajur ini, klasifikasikan anak sebagai DEHIDRASI RINGAN/SEDANG. • Jika tidak ada dua atau lebih tanda pada lajur kuning, klasifikasikan anak sebagai TANPA DEHIDRASI. Anak ini tidak menunjukkan cukup tanda untuk diklasifikasikan sebagai DEHIDRASI RINGAN/SEDANG, karena hanya ada satu tanda dehidrasi atau kehilangan cairan tanpa menunjukkan tanda-tanda dehidrasi. 4.2.2. DIARE PERSISTEN Setelah saudara mengklasifikan dehidrasi anak, klasifikasikan juga untuk diare persisten jika anak itu menderita diare selama 14 hari atau lebih. Ada dua klasifikasi untuk diare persisten yaitu: • Ada dehidrasi DIARE PERSISTEN BERAT DIARE PERSISTEN BERAT • Tanpa dehidrasi DIARE PERSISTEN Jika seorang anak menderita diare selama 14 hari atau lebih dan juga menderita dehidrasi berat atau ringan/sedang, klasifikasikan penyakit anak itu sebagai DIARE PERSISTEN BERAT. DIARE PERSISTEN Seorang anak dengan diare selama 14 hari atau lebih dan tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi diklasifikasikan sebagai DIARE PERSISTEN. 4.2.3. KLASIFIKASI DISENTRI Hanya ada satu klasifikasi untuk disentri, yaitu: DISENTRI • Darah dalam tinja (beraknya campur darah) DISENTRI DISENTRI Seorang anak dengan diare dan ada darah dalam tinjanya, diklasifikasikan sebagai menderita DISENTRI. 5.0.PENILAIAN DAN KLASIFIKASI DEMAM Anak dengan demam mungkin menderita malaria, campak, demam berdarah atau penyakit berat lainnya. Demam juga bisa timbul hanya karena menderita batuk pilek saja atau infeksi virus lainnya. MALARIA Malaria yang berbahaya adalah yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Demam merupakan tanda utama malaria. Demam bisa terjadi sepanjang waktu atau hilang timbul dengan jarak waktu yang teratur. Anak dengan malaria mungkin menderita anemia kronis (tanpa demam) sebagai satusatunya tanda penyakit. Tanda-tanda malaria dapat timbul bersamaan dengan tanda-tanda penyakit lainnya. Misalnya, anak mungkin sakit malaria dan batuk dengan napas cepat, suatu tanda pneumonia. 1Anak ini membutuhkan pengobatan untuk malaria dan juga untuk pneumonia. Anak-anak dengan malaria mungkin juga menderita diare. Mereka membutuhkan obat antimalaria pengobatan untuk diare. Di daerah dengan penularan malaria yang tinggi, malaria adalah penyebab kematian utama pada anak-anak. Kasus malaria tanpa komplikasi dapat menjadi malaria berat dalam waktu 24 jam setelah demam timbul pertama kali. Malaria yang berat adalah malaria dengan komplikasi seperti malaria serebral atau anemia berat. Anak dapat meninggal jika tidak segera diobati. Menentukan Daerah Risiko Malaria: Untuk membuat klasifikasi dan mengobati anak-anak dengan demam, saudara harus mengetahui risiko malaria di daerah saudara. Tentukan apakah daerah saudara termasuk Risiko Tinggi Malaria, Risiko Rendah Malaria atau Tanpa Risiko Malaria. CAMPAK Demam dan ruam kemerahan yang menyeluruh adalah tanda-tanda utama dari campak. Campak sangat menular. Antibodi dari ibu melindungi bayi dari campak selama kirakira 6 bulan. Kemudian perlindungan menghilang sedikit demi sedikit. Pada umumnya perumahan yang tidak sehat meningkatkan risiko campak untuk timbul lebih dini. Campak disebabkan virus yang merusak sistem kekebalan selama beberapa minggu setelah terjangkit campak. Hal ini menyebabkan anak berisiko terhadap penyakit-penyakit infeksi lainnya. Komplikasi campak terjadi pada kira-kira 30% dari semua kasus. Komplikasi yang terpenting adalah: Diare (termasuk disentri dan diare persisten) Pneumonia. Luka di mulut. Infeksi telinga dan Infeksi mata yang berat (bisa menyebabkan luka di kornea atau kebutaan). Ensefalitis (infeksi otak) terjadi pada satu dari seribu kasus. Seorang anak dengan ensefalitis mungkin mempunyai tanda bahaya umum seperti kejang atau letargis atau tidak sadar. DEMAM BERDARAH DENGUE ( DBD ) DBD atau DHF adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang jumlah kasus maupun daerah yang terjangkitnya cenderung meningkat. DBD disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan kadang-kadang oleh nyamuk Aedes albopictus. Masa inkubasinya 4-6 hari. Demam tinggi dan perdarahan merupakan gejala utama DBD. Ciri-ciri DBD adalah demam akut 2 sampai 7 hari, lemah, gelisah, nyeri ulu hati, diikuti dengan gejala perdarahan dan kecenderungan syok yang fatal (Dengue Shock Syndrome). 5.1. MENILAI DEMAM Seorang anak mempunyai gejala utama demam jika: • Anak itu mempunyai riwayat demam atau • Anak itu teraba panas atau • Anak itu suhu aksilarnya 37.50C atau lebih Tentukan risiko malaria (tinggi, rendah atau tanpa). Jika risiko malaria di daerah itu rendah atau tanpa risiko malaria, tanyakan kepada ibu tentang perjalanan: Apakah anak dibawa ke luar daerah selama 2 minggu terakhir? Jika ya, ke mana? Jika anak pergi ke luar daerah dalam 2 minggu terakhir, tentukan apakah daerah tersebut merupakan daerah dengan risiko malaria tinggi atau rendah. Kemudian lanjutkan penilaian anak dengan demam sebagai berikut: TANYA • Sudah berapa lama anak itu demam. • Jika lebih dari 7 hari, apakah demam setiap hari • Apakah pernah dapat OAM dalam 2 minggu terakhir • Riwayat campak dalam 3 bulan terakhir. Lalu LIHAT DAN RABA : • Kaku kuduk. • Pilek. • Lihat Tanda-tanda campak yaitu ruam kemerahan yang menyeluruh dan salah satu dari: batuk, pilek atau mata merah. Jika anak sedang sakit campak saat ini atau dalam 3 bulan terkahir, PERIKSA DAN LIHAT adanya gejala komplikasi campak, yaitu: luka di mulut, nanah keluar dari mata dan kekeruhan pada kornea. Gejala demam berdarah jika demam kurang dari 7 hari. TANYA, LIHAT , PERIKSA yang mungkin berupa perdarahan dari hidung, bintik perdarahan di kulit, muntah darah, berak kehitaman, nyeri ulu atau gelisah dan tanda-tanda syok. 5.2 KLASIFIKASI DEMAM • Semua anak dengan demam harus diklasifikasikan untuk malaria. • Jika anak menunjukkan gejala demam dan campak, klasifikasikan untuk malaria dan campak. • Jika demam kurang dari 7 hari harus diklasifikasikan Malaria dan Demam Berdarah Dengue (DBD). 5.2.1 KLASIFIKASI DEMAM UNTUK MALARIA Ada tiga tabel klasifikasi untuk Malaria pada bagan PENILAIAN DAN KLASIFIKASI. Bagan PERTAMA untuk mengklasifikasikan demam di daerah risiko tinggi malaria. Yang KEDUA untuk daerah risiko rendah malaria. Yang KETIGA untuk daerah tanpa risiko malaria dan tidak ada riwayat perjalanan ke daerah dengan risiko malaria. Untuk mengklasifikasikan malaria, saudara harus tahu apakah daerah tersebut termasuk risiko malaria yang tinggi, rendah atau tanpa risiko. Kemudian saudara memilih tabel klasifikasi yang sesuai. Jika memungkinkan, lakukan pemeriksaan darah pada setiap anak demam di daerah risiko tinggi dan rendah malaria dengan RDT / Mikroskopik.. • 5.2.1.1 DAERAH RISIKO TINGGI MALARIA: Gunakan tabel klasifikasi Risiko Tinggi Malaria dengan tiga kemungkinan klasifikasi. • Ada tanda bahaya umum ATAU • Kaku kuduk. PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM • Demam (pada anamnesis atau pada 0 perabaan atau suhu 37.5 C * atau lebih) DAN •RDT Positif MALARIA • Demam (pada anamnesis atau pada 0 perabaan atau suhu 37.5 C * atau lebih) DAN •RDT Negatif DEMAM MUNGKIN BUKAN MALARIA PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM ( Daerah Risiko Tinggi Malaria) Jika anak dengan demam mempunyai salah satu tanda bahaya umum atau kaku kuduk diklasifikasikan sebagai PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM. Anak ini mungkin menderita meningitis atau malaria berat (termasuk malaria serebral) atau sepsis, yang membutuhkan pengobatan segera dan rujukan. MALARIA ( Daerah Resiko Tinggi malaria ) Anak yang demam di daerah dengan risiko malaria tinggi, diklasifikasikan sebagai MALARIA, karena besar kemungkinan demamnya disebabkan oleh malaria DEMAM MUNGKIN BUKAN MALARIA ( daerah resiko tinggi malaria ) 5.2.1.2. DAERAH RISIKO RENDAH MALARIA: Jika seorang anak yang tinggal di daerah risiko rendah malaria, melakukan perjalanan ke daerah dengan risiko malaria tinggi, gunakan tabel klasifikasi Risiko Tinggi Malaria • Ada tanda bahaya umum ATAU • Kaku kuduk • TIDAK ada pilek DAN TIDAK ada Campak DAN TIDAK ada penyebab lain dari demam • ADA pilek ATAU ADA campak ATAU • ADA penyebab lain dari demam PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM MALARIA DEMAM: MUNGKIN BUKAN MALARIA PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM (Risiko Rendah Malaria) Jika anak menunjukkan tanda bahaya umum atau kaku kuduk, dan risiko malarianya rendah, klasifikasikan sebagai PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM. MALARIA (Risiko Rendah Malaria) Apabila resiko malaria rendah, anak yang demam TANPA pilek, TANPA campak, dan tidak ada penyebab lain dari demam diklasifikasikan sebagai MALARIA. DEMAM-MUNGKIN BUKAN MALARIA (Risiko Rendah Malaria) Jika resiko malarianya rendah dan anak pilek, atau ada campak atau ada penyebab lainnya, klasifikasikan anak sebagai DEMAM: MUNGKIN BUKAN MALARIA. 5.2.1.3 DAERAH TANPA RISIKO MALARIA DAN TIDAK ADA KUNJUNGAN KE DAERAH DENGAN RISIKO MALARIA Ada dua mungkin klasifikasi untuk anak yang demam di daerah tanpa risiko malaria: • Ada tanda bahaya umum atau • Kaku kuduk • Tidak ada tanda bahaya umum DAN tidak ada kaku kuduk PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM DEMAM: BUKAN MALARIA Jika ada riwayat perjalanan ke daerah risiko malaria, tentukan apakah risiko malarianya tinggi atau rendah. PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM ( Daerah Tanpa Risiko Malaria) Jika anak menunjukkan tanda bahaya umum atau kaku kuduk, dan tidak ada risiko malaria, klasifikasikan anak sebagai PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM. DEMAM: BUKAN MALARIA (Daerah Tanpa Risiko Malaria) Jika anak tidak menunjukkan gejala-gejala PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM, lihat pada lajur selanjutnya. Jika tidak ada risiko malaria, seorang anak dengan demam diklasifikasikan sebagai DEMAM: BUKAN MALARIA. Demamnya mungkin disebabkan oleh suatu masalah lain. 5.2.2. KLASIFIKASI DEMAM UNTUK CAMPAK Anak yang menunjukkan gejala utama “demam” dan campak saat ini (atau dalam 3 bulan terakhir) diklasifikasikan kedua-duanya yaitu malaria dan campak. Jika anak tidak mempunyai gejala-gejala yang mengarah ke campak atau tidak menderita campak dalam 3 bulan terakhir, anak jangan diklasifikasikan untuk campak. Lanjutkan dengan penilaian untuk DBD jika demam kurang dari 7 hari. Ada 3 kemungkinan klasifikasi untuk campak: • Ada tanda bahaya umum ATAU • Kekeruhan pada kornea mata ATAU • Luka di mulut yang dalam atau luas • Mata bernanah ATAU • Luka di mulut Terdapat campak saat ini atau dalam 3 bulan terakhir, tidak ada tanda tanda diatas CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI BERAT CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI PADA MATA DAN ATAU MULUT CAMPAK 5.2.3 KLASIFIKASI DEMAM UNTUK DBD Semua anak dengan demam kurang dari 7 hari diklasifikasikan untuk Demam Berdarah Dengue setelah dilakukan penilaian untuk malaria (dan mungkin campak). Ada tiga kemungkinan klasifikasi DBD: • Ada tanda syok; ekstremitas teraba dingin dan nadi lemah / tak teraba atau • Muntah bercampur darah/seperti kopi atau • Berak berwarna hitam atau • Perdarahan dari hidung atau gusi yang berat atau • Bintik perdarahan di kulit (petekie) yang uji tomiket positif atau • Sering muntah, tanpa diare • Nyeri ulu hati atau gelisah atau • Bintik perdarahan di kulit dan uji tomiket negatif DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MUNGKIN DBD DEMAM: 6.0 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI MASALAH TELINGA Salah satu masalah telinga pada anak adalah infeksi telilnga. Jika seorang anak menderita infeksi telinga, nanah terkumpul di belakang gendang telinga yang menyebabkan nyeri dan seringkali demam. Jika infeksi tidak diobati, gendang telinga mungkin pecah, nanah keluar dan anak akan berkurang rasa sakitnya. Anak akan berkurang pendengarannya sebab gendang telinganya tidak sembuh dan anak menjadi tuli 6.1. MENILAI MASALAH TELINGA Seorang anak dengan masalah telinga dinilai untuk: TANYA : ada masalah telinga TANYA : apakah ada Nyeri telinga . TANYA dan LIHAT : Adanya nanah/cairan dari telinga. TANYA : Jika ada nanah, berapa lama telinga anak itu mengeluarkan nanah RABA : Pembengkakan yang nyeri di belakang telinga sebagai tanda mastoiditis 6.2 KLASIFIKASI MASALAH TELINGA Ada empat klasifikasi untuk masalah telinga: • Pembengkakan yang nyeri di belakang telinga • Tampak cairan/nanah keluar dari telinga dan telah terjadi kurang dari 14 hari atau • Nyeri telinga • Tampak cairan/nanah keluar dari telinga dan telah terjadi selama 14 hari atau lebih • Tidak ada sakit telinga dan tidak ada nanah keluar dari telinga MASTOIDITIS INFEKSI TELINGA AKUT INFEKSI TELINGA KRONIS TIDAK ADA INFEKSI TELINGA 7.0. MEMERIKSA STATUS • Periksa status gizi pada SEMUA anak. • Anak yang sakit mungkin saja kurang gizi. • Anak yang kurang gizi mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk berbagai jenis penyakit dan kematian. • Anak yang menderita kurang gizi juga cenderung menderita kekurangan vit. A. • Penyebab gangguan gizi : – Kurang gizi makro : KKP marasmus dan kwasiorkor – Kurang gizi mikro : kurang vit A, kurang yodium dll. 7.1. Menilai Status Gizi • • • LIHAT : Apakah anak tampak sangat kurus LIHAT dan RABA : Pembengkakan pada kedua punggung kaki TENTUKAN : Berat badan menurut Panjang badan atau Tinggi badan • Menggunakan indikator BB/PB atau BB/TB Z score ada 7 kategori “ 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. > +3 SD : Obesitas > +2 SD : gemuk > +1 SD : resiko gemuk 0 SD : Median ( Normal ) atau gizi baik < -1 SD : normal atau gizi baik < -2 SD : kurus atau gizi kurang < -3 SD : sangat kurus atau gizi buruk 7.2. KLASIFIKASI STATUS GIZI Badan sangat kurus ATAU BB/PB (TB ) < -3SD ATAU Bengkak pada kedua punggung kaki Kurus ATAU BB/PB ( TB ) ≥-3SD - <-2SD SANGAT KURUS DAN ATAU EDEMA Badan ( TB ) -2SD - +2SD Tidak ditemukan tanda tanda kelainan gizi diatas KURUS BB/PB NORMAL Untuk menilai status gizi tidak memakai KMS, tetapi menggunakan Grafik Standar Pertumbuhan WHO 2005, sesuai dengan umur dan jenis kelamin MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 3 MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2010 / 2011 Program Studi Pendidikan Dokter UNIVERSITAS JAMBI PENDAHULUAN • Setelah menilai dan mengklasifikasi penyakit anak sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun, dilanjutkan tindakan / pengobatan. • Pengobatan pada anak sakit dimulai di klinik dan diteruskan di rumah. • Pada beberapa keadaan, anak yang sakit berat perlu dirujuk ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut perlu dilakukan tindakan pra rujukan. • Modul ini hanya untuk anak 2 bulan – 5 tahun, sedangkan bayi muda umur kurang 2 bulan pada modul 5. TUJUAN PEMBELAJARAN • • • • • • • • • Menentukan perlunya dilakukan rujukan segera. Menentukan tindakan dan pengobatan pra rujukan. Merujuk anak Menentukan tindakan dan pengobatan untuk anak yang tidak memerlukan rujukan. Memilih obat yang sesuai dan menentukan dosis dan jadwal pemebrian. Memberikan cairan tambahan untuk diare dan melanjutkan pemberian makan. Memberi imunisasi sesuai dengan kebutuhan. Memberikan suplemen vit. A Menentukan waktu untuk kunjungan ulang. 1. Menentukan Perlunya Rujukan Segera Tidak 4. Menentukan tindakan Dan pengobatan untuk anak yang tidak memerlukan rujukan segera Ya 2. Menentukan tindakan Dan pengobatan Pra rujukan 3. Merujuk Anak 1.0. MENENTUKAN PERLUNYA DILAKUKAN RUJUAKAN SEGERA • Pada bagan, semua klasifikasi berat / warna merah harus RUJUK SEGERA / RUJUK • Rujuk Segera secepatnya merujuk anak ke fasilitas kesehatan dengan rawat inap yang mempunyai peralatan dan tenaga yang mampu merawat anak sakit lebih baik. Puskesmas Rawat Inap atau Rumah Sakit. • Bila anak harus dirujuk sesuai klasifikasi pada bagan , rujuk dulu ke dokter Puskesmas ( bila ada ) • Bila anak harus RUJUK SEGERA harus dilakukan tindakan pra rujukan, jangan melakukan tindakan yang tidak terlalu perlu • PASTIKAN BAHWA SETIAP ANAK DENGAN TANDA BAHAYA UMUM HARUS DIRUJUK , setelah mendapat dosis pertama antibiotika dan tindakan pra rujukan lainnya. • Anak yang datang berobat tidak mempunyai TANDA BAHAYA UMUM, KLASIFIKASI BERAT atau MASALAH BERAT LAINNYA, tidak perlu dirujuk. • PNEUMONIA BERAT ATAU PENYAKIT SANGAT BERAT RUJUK SEGERA , sebelumnya beri dosis pertama antibiotika yang sesuai • DIARE DEHIDRASI BERAT bila tidak ada klasifikasi berat lain beri cairan Rencana Terapi C ; bila ada klasifikasi berat lain RUJUK SEGERA • DIARE PERSISTEN BERAT : atasi dehidrasi sebelum dirujuk, kecuali ada klasifikasi berat lain RUJUK • PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM : beri dosis pertama antibiotika yang sesuai, cegah kadar gula darah turun dan beri dosis pertama parasetamol , SEGERA RUJUK • CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI BERAT : beri dosis pertanma antibiotika yang sesuai, beri vit. A , bila kornea keruh / mata bernanah beri salep / tetes mata antibiotika tanpa corticosteroid , beri dosis pertama parasetamol RUJUK SEGERA • DEMAM BERDARAH DENGUE ( DBD ) : – Ada tanda syok beri O2 dan cairan intra vena yang sesuai petunjuk. SEGERA RUJUK – Tidak ada tanda syok , muntah dan malas minum , beri cairan intravena yang sesuai petunjuk SEGERA RUJUK – Anak masih mau minum beri oralit / cairan tambahan selama perjalanan. SEGERA RUJUK – beri dosis pertama parasetamol • MASTOIDITIS : beri dosis pertama antibiotika yang sesuai,beri dosis pertama parasetamol RUJUK SEGERA 2.0. MENENTUKAN TINDAKAN / RUJUKAN PENGOBATAN PRA • Bila anak memerlukan rujukan segera , harus cepat ditentukan tindakan yang paling dibutuhkan dan segera berikan. • Tindakan penting pra rujukan yang perlu ( pada buku bagan tercetak tebal ) 1. Beri dosis pertama antibiotika yang sesuai. 2. Beri suntukan pertama Artemeter untuk malaria berat ( didaerah resiko tinggi / rendah ) 3. Beri dosis pertama vit A 2.0. MENENTUKAN TINDAKAN / RUJUKAN PENGOBATAN PRA 4. Beri cairan intravena pada anak DBD dengan syok. 5. Cegah agar gula darah tidak turun9 termasuk memberi ASI, susu atau air gula ) 6. Beri dosis pertama suntukan antibiotika 7. Beri dosis pertama obat antimalarial oral 8. Beri dosis pertama Parasetamol jika demam tinggi atau nyeri akibat mastoiditis. 9. Beri salep / tetes mata antibiotika tanpa kortikosteroid 10. Beri ASI dan larutan oralit selama perjalanan ke rumah sakit. • Sebelum melakukan rujukan , lakukan tindakan / pengobatan pra rujukan • Jelaskan kepada ibunya tindakan pra rujukan diperlukan untuk menyelamatkan kelangsungan hidup anak. • Minta persetujuan orang tua ( informed consent ) sebelum melakukan tindakan. • Jangan menunda rujukan untuk memberi tindakan yang tidak mendesak. 3.0. MERUJUK ANAK 1. Jelaskan tentang pentingnya rujukan. Minta persetujuan untuk membawa anaknya ke rumah sakit. Bila tidak mau, cari penyebabnya. 2. Hilangkan,kekhawatiran ibu dan bantu untuk mengatasi setiap masalah. 3. Tulis surat rujukan untuk dibawa ke rumah sakit. Beritahu ibu untuk memberikannya kepada petugas kesehatan di RS. 4. Beri ibu instruksi dan peralatan yang diperlukan untuk merawat anak selama perjalanan ke RS. 4.0. MENENTUKAN TINDAKAN DAN PENGOBATAN UNTUK ANAK YANG TIDAK MEMERLUKAN RUJUKAN • Anak yang tidak memerlukan rujukan , dapat ditangani di klinik, yaitu semua yang klasifikasi pada warna kuning dan hijau ( lihat bagan ) • Tindakan dan pengobatan anak yang tidak memerlukan rujukan : – Memilih obat oral yang sesuai dan menentukan dosis dan jadwal pemberian. – Memberi cairan tambahan dan tablet zinc untuk diare dan melanjutkan pemberian makan. – Memberi tindakan dan pengobatan infeksi likal. – Memberi imunisasi sesuai kebutuhan. – Memberi suplemen vitamin A. 4.1. MEMILIH ANTIBIOTIKA ORAL YANG SESUAI DAN MENENTUKAN DOSIS DAN JADWAL PEMBERIAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. Memberi antibiotika oral yang sesuai Memberi obat antimalaria Oral Memberi parasetamol untuk demam tinggi atau nyeri telinga. Memberi vitamin A. Memberi zat besi Memberi obat cacingan LIHAT BAGAN 4.2. MEMBERI CAIRAN TAMBAHAN DAN TABLET ZINC UNTUK DIARE DAN MELANJUTKAN PEMBERIAN MAKAN 1. Rencana TerapI A : PENANGANAN DIARE DI RUMAH 2. Rencana TerapI B : PENANGANAN DEHIDRASI RINGAN / SEDANG DENGAN ORALIT 3. Rencana TerapI C : PENANGANAN DEHIDRASI BERAT DENGAN CEPAT 4. Menangani Diare Persisten 5. Mengobati Disentri LIHAT BAGAN 4.3. Tindakan dan Pengobatan Infeksi Lokal – Mengobati infeksi mata dengan salep / tetes antibiotika – Mengeringkan telinga dengan kain / kertas penyerap. – Mengobati luka di mulut dengan GV – Meredakan batuk dan meredakan tenggorokan dengan bahan aman. LIHAT BAGAN 4.4. Memberikan imunisasi sesuai kebutuhan 4.5. Memberikan suplemen vit A kepada setiap sesuai kebutuhan LIHAT BAGAN anak 5.0. KUNJUNGAN ULANG • Tulis kunjungan ulang untuk setiap klasifikasi. • Bila terdapat beberapa waktu untuk kunjungan ulang, maka pilih waktu yang terpendek dan pasti. • Waktu yang pasti bila tidak diikuti dengan kata “ bila “ atau “ jika “ MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 4 KONSELING BAGI IBU Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2010 / 2011 Program Studi Pendidikan Dokter UNIVERSITAS JAMBI Saudara telah belajar cara mengobati anak sakit termasuk melanjutkan pengobatan di rumah.Walaupun saudara dalam keadaan tergesa-gesa, sangat penting menyediakan waktu untuk menasehati ibu dengan cermat dan menyeluruh. Saudara akan mempelajari keterampilan berkomunikasi dalam modul ini. TUJUAN PEMBELAJARAN Menjelaskan dan memberikan kesempatan kepada saudara untuk mempraktekkan tugas-tugas berikut ini: Menggunakan keterampilan komunikasi yang baik. Mengajari ibu cara memberikan obat oral di rumah Mengajari ibu cara mengobati infeksi lokal di rumah. Mengajari ibu cara pemberian cairan di rumah. Melakukan penilaian terhadap ASI dan makanan anak. Menentukan masalah pemberian ASI dan makanan anak. Konseling bagi ibu tentang masalah pemberian ASI dan makanan. Menasehati ibu tentang: Kapan kembali segera untuk perawatan lebih lanjut. Kapan kembali untuk berkunjung ulang Kapan kembali untuk imunisasi dan pemberian vitamin A Kesehatannya sendiri Menentukan prioritas nasihat. 1.0. MENGGUNAKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI YANG BAIK Pengobatan di klinik, perlu dilanjutkan di rumah. Keberhasilan pengobatan dirumah tergantung keterampilan saudara dengan ibu penderita. Ibu perlu mengetahui cara memberi obat dan mengerti tentang pentingnya pengobatan bagi anak Tanya dan dengar : puji nasihati : : cek pemahaman : dipahami lanjut. Hindari “ya” dan “tidak” Ajukan pertanyaan dan dengarkan jawaban ibu dengan seksama. Maka anda akan tahu yang dilakukan dengan benar dan yang perlu diubah. Jika ibu bertindak benar batasi nasihat bagi ibu untuk hal yang benar. Gunakan bahasa yang dimengerti ibu. Ajukan pertanyaan untuk tahu apa yang ibu dan yang perlu dijelaskan lebih pertanyaan yang jawabannya 1.1. MENASIHATI IBU CARA PENGOBATAN DI RUMAH Pada waktu mengajai ibu caara mengobati anak, gunakan 3 langkah dasar mengajar : 1. Memberi penjelasan 2. Memberi contoh 3. Memberi kesempatan praktek Ad.1 MEMBERI PENJELASAN jelaskan cara melakukan suatu tugas, seperti : • Memberi salap mata . • Mengeringkan telinga. • Mengobati luka dimulut. • Menyiapkan larutan oralit, atau • Melegakan tenggorokan. ad.2 MEMBERI CONTOH Beri contoh untuk melakukan tugas tertentu, SEPERTI: • Cara memegang anak pada waktu akan memberi salep mata • Cara menyiapkan sumbu untuk mengeringkan telinga • Cara mencampur satu bungkus oralit dengan air dengan air dalam jumlah yang benar • Cara membubuhi genti violet di mulut anak • Cara melegakan tenggorokan dengan bahan /obat yang aman dan dapat dibuat sendiri di rumah 1.1. MENASIHATI IBU CARA PENGOBATAN DI RUMAH Pada waktu mengajai ibu caara mengobati anak, gunakan 3 langkah dasar mengajar : 1. Memberi penjelasan 2. Memberi contoh 3. Memberi kesempatan praktek Ad.1 MEMBERI PENJELASAN jelaskan cara melakukan suatu tugas, seperti : • Memberi salap mata . • Mengeringkan telinga. • Mengobati luka dimulut. • Menyiapkan larutan oralit, atau • Melegakan tenggorokan. ad.2 MEMBERI CONTOH Beri contoh untuk melakukan tugas tertentu, SEPERTI: • Cara memegang anak pada waktu akan memberi salep mata • Cara menyiapkan sumbu untuk mengeringkan telinga • Cara mencampur satu bungkus oralit dengan air dengan air dalam jumlah yang benar • Cara membubuhi genti violet di mulut anak • Cara melegakan tenggorokan dengan bahan /obat yang aman dan dapat dibuat sendiri di rumah Ad3. MEMEBERI KESEMPATAN IBU PRAKTEK Ibu diminta mengerjakan suatu tugas di hadapan saudara,seperti: • Membutuhkan salep untuk mata anak • Mencampur/melarutkan oralit • Memberikan dosis pertama antibiotik. WAKTU MENGAJARI IBU • Gunakan bahasa dan kata-kata yang dimengerti ibu • Saat peragaan, gunakan alat bantu yang sudah dikenal. • Beri umpan balik pada waktu prakterk. Puji bila ibu mengerjakan tugas dengan baik dan perbaiki saat itu juga jika ibu membuat kesalahan • Ciptakan suasana yang menyenangkan sehingga ibu mau bertanya. Jawab semua pertanyaan yang diajukan 1.2. MENGECEK PEMAHAMAN IBU • Setelahsaudara mengajari ibu cara pengobatan dirumah, tentuk kita ingin mengetahui pemahaman ibu itu apakah benar. kita bertanya kepada ibu. • Pertanyaan tersebut sedemikian rupa sehingga jawabannya TIDAK HANYA “ya” atau “tidak”. • Pertanyaan yang baik harus mencakup : apa, mengapa, bagaimana, kapan atau berapa banyak ibu memberi obat. • Menentukan jenis dan dosis obat yang sesuai untuk umur atau berat bada anak • Memberitahukan ibu alasan pemberian obat kepada anak • Memperagakan cara mengukur satu dosis • Mengamati cara ibu menyiapkan obat satu dosis • Ibu memberi dosis pertama pada anak • Menjelaskan cara memberi obat, kemudian beri tanda dan pembungkus • Bila anak mendapat lebih dari satu jenis obat: pilih, hitung dan kemas tiap jenis obat secara terpisah • Menjelaskan bahwa obat yang diberikan harus diminum sampai habis sesuai jadwal pengobatan, walaupun keadaan anak sudah membaik • Mengecek pemahaman ibu sebelum meninggalkan klinik 3. MENGAJARI IBU CARA MENGOBATI INFEKSI LOKAL DIRUMAH • Jelaskan kepada ibu tentang pengobatan yang diberikan dan alasannya • Uraikan langkah-langkah pengobatan infeksi lokal • Amati cara ibu melakukan pengobatan ini di klinik • Jelaskan berapa kali ibu harus mengerjakannya di rumah • Jika dibutuhkan pengobatan di rumah, beri ibu salep mata tetrasiklin/kloramfenikol atau 1 botol kecil berisi gentian violet • Cek pemahaman ibu sebelum meninggalkan klinik Langkah-langkahnya: • Bersihkan kedua mata 3 kali sehari • Cuci tangan • Mintalah anak untuk menutup memejamkan mata • Gunakan kain bersih dan air untuk membersihkan nanah dan hati-hati • Kemudian oleskan salep mata tetrasiklin pada kedua matanya, 3 kali sehari • Mintalah anak untuk melihat keatas, tarik kelopak mata bawah perlahan –lahan kearah bawah • Oleskan sejumlah kecil salep sebesar butir beras pada bagian dalam dari kelopak mata bawah • Cuci tangan kembali • Obati kedua mata sampai kemerahan hilang Jangan menggunakan obat salep mata atau obat tetes mata yang lain atau memberi sesuatu di mata. • Gulung selembar kain penyerap bersih dan lunak atau kertas tissue yang kuat, menjadi sebuah sumbu • Jangan mengunakan lidi kapas • Masukkan sumbu tersebut kedalam telinga anak • Keluarkan sumbu jika sudah basah • Ganti sumbu dengan yang baru dan ulangi langkah-langkah diatas sampai telinga anak kering • Jaga agar telinga yang sakit tidak kemasukan air pada waktu mandi 3.3. MENGOBATI LUKA MULUT DENGAN GENTIAN VIOLET Mengobati luka di mulut akan mencegah infeksi dan membantu anak agar dapat makan. Ajari ibu mengobati luka mulut dengan Gentian Violet dengan cara: Obati luka di mulut 2 kali sehari, pagi dan sore selama 5 hari – Cuci tangan ibu dulu – Basuh mulut anak dengan jari yang dibungkus kain bersih yang dibasahi dengan larutan garam – Oleskan gentian violet 0.25% pada mulut anak dangan menggunakan lidi kapas – Cuci tangan ibu kembali Gunakan bahan yang aman untuk meredakan batuk dan melegakan tenggorokan • Bahan aman yang dianjurkan : » ASI Eksklusif untuk bayi sampai umur 6 bulan » Kecap manis atau madu dicampur dengan air jeruk nipis dengan perbandingan yang sama • Obat yang tidak dianjurkan : – Semua jenis obat batuk yang dijual bebas yang mengandung codein – Obat-obatan dekongestan oral dan nasal Aturan pertama perawatan di rumah : BERI CAIRAN TAMBAHAN Jika seorang anak Diare tanpa dehidrasi diperbolehkan pulang, ibu perlu dinasihati tentang cara memberi cairan tambahan di rumah (Rencana Terapi A) Cairan tambahan antara lain: ASI lebih sering dan lebih lama, air matang ,cairan rumah tangga yang lain seperti : larutan gula garam, cairan makanan (kuah sayur, air tajin) dan oralit Pada keadaan tersebut, ibu perlu diajari cara mencampur dan memberikan oralit kepada anak. Peragakan cara mencampur dan meminumkan pada anak. Ibu diminta untuk mengerjakan sendiri, sementara saudara mengamati • Cuci tangan dengan sabun • Ukur 200ml air matang (gunakan elas belimbing atau gelas ukur bila ada). • Gunakan air yang sudah direbus kemudian dinginkan. Bila tidak mungkin gunakan air minum yang paling bersih yang tersedia • Tuangkan seluruh bubuk oralit (200ml) kedalam berisi air matang tersebut • Aduk sampai seluruh bubuk oralit larut • Cicipi rasa oralit, agar saudara tahu rasa oralit Terangkan bahwa larutan oralit harus dibuat dan digunakan pada hari yang sama. Buanglah sisa oralit yang dibuat sehari sebelumnya. Beri 6 bungkus oralit (200ml) untuk digunakan di rumah Jelaskan kepada ibu bahwa anak harus tetap minum cairan yang biasa diminumnya sehari-hari dan minum cairan tambahan Jelaskan kepada ibu bahwa diare akan segera berhenti. Oralit tidak akan menghentikan diare. Keuntungan pemberian oralit adalah mengganti cairan dan garam yang hilang bersama diare serta mencegah menjadi lebih parah Jelaskan kepada ibu untuk : – Memberi cairan sedikit demi sedikit tapi sering dengan menggunakan gelas atau mangkuk. Gunakan sendok untuk anak yang masih kecil – Bila anak muntah, tunggu kurang lebih 10 menit, kemudian minumkan lagi dengan lebih lambat – Melanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti Contoh : Umur sampai 1 tahun 300ml) 1sendok teh per menit (1 jam : 60 x 5ml = Umur 1sampai 5 tahun 2 sendok teh per menit (1 jam : 60 x 10ml = 600ml) Kartu nasihat ibu diberikan kepada ibu, untuk membantu ibu mengingat keterangan penting,termasuk jenis cairan dan makanan yang harus yang diberikan pada anak Perlihatkan kartu nasihat ibu dan tunjukkan jenis cairan yang dapat diberikan. Beri tanda ceklis dengan pencil pada kotak “pemberian cairan”, sehingga nasihat dapat diganti bilamana perlu pada kunjungan berikut. • beri tanda ceklis pada kotak oralit bila saudara memberi oralit • Beri tanda ceklis pada kotak makanan cair bila saudara menasihati ibu untuk memberi makanan cair di rumah tangga seperti kuah sop/bakso, kuah sayur, air tajin dan lain-lain • Beri tanda ceklis pada kotak air matang bila saudara menasihati ibu memberi air matang. Anjuran pemberian makan ini sesuai untuk keadaan anak sakit maupun sehat. Selama sakit, biasanya anak sulit makan,tapi mereka harus makan sesuai umur dan frekwensi yang dianjurkan. Walaupun tiap kali makan anak tidak manghabiskan porsinya. Setelah sembuh, makanan yang baik akan membantu pemilihan kehilangan berat badan dan mencegah kurang gizi. Pada anak sehat, makanan yang baik akan mencegah timbulnya penyakit. 5.1. ANJURAN UNTUK BAYI BARU LAHIR SAMPAI 6 BULAN makanan terbaik untuk bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan adalah air susu ibu. Meneteki secara eksklusif berarti bayi hanya diberi ASI, tidak diberi tambahan makanan atau cairan lain. Keuntungan pemberian ASI adalah: 1. ASImengandung zat gizi yang dibutuhkan bayi 2. Zat gizi dalam ASI lebih mudah diabsorbsi 3. ASI menyediakan semua cairan yang dibutuhkan bayi 4. ASI melindungi bayi terhadap infeksi 5. Meneteki menumbuhkan hubungan erat 6. Meneteki untuk kesehatan ibu 5.2. ANJURAN UNTUK ANAK UMUR 6 SAMPAI 9 BULAN Untuk kelompok umur ini, ASI tetap merupakan makanan terpenting bagi bayi, tetapi ibu harus sudah mulai memberi makanan tambahan disamping ASI. Makanan ini disebut makanan pendamping ASI ( MP ASI ), karena stelah umur 6 bulan , ASI saja tidak dapat memenuhi kebutuhan kalori Pada kelompok umur ini, bayi mulai dikenalkan sedikit demi sedikit dengan berbagai jenis makanan padat dan bergizi yang dilumatkan. Lanjutkan pemberian ASI sesering yang dikehendaki bayi pagi, siang dan malam sampai anak beumur 2 tahun Makanan pendamping ASI (MP ASI) adalah makanan (padat, semipadat maupun cairan) yang diberikan pada bayi/anak selama bayi/anak masih minum ASI. Susu formula bukanlah MP ASI. 5.3. ANJURAN UNTUK BAYI UMUR 9 SAMPAI 12 BULAN Memberikan makan anak secara aktif sangat penting. Memberikan makan secara aktif berarti mendorong anak untuk mau makan. Anak tidak berbagi 1 porsi makanan dengan saudaranya. Anak harus mendapat 1 porsi yang cukup untuk dirinya sendiri. Ibu atau pengasuh anak (kakak, ayah atau nenek) harus duduk bersama anak sewaktu makan dan mambantu anak memasukkan sendok ke mulutnya sampai anak bisa makan sendiri. “Porsi yang cukup” berarti anak sudah tidak mau makan lagi meskipun dengan cara pemberian makan secara aktif. Ibu tetap melanjutkan meneteki sesering yang dikehendaki anak dan juga memberi makanan pendamping yang bergizi tinggi. Variasi jenis dan jumlah makanan harus ditingkatkan. Makanan keluarga menjadi bagian utama makanan anak dan diberikan harus dalam bentuk yang lebih halus/lembik agar mudah dicerna anak. Porsi yang cukup dan pemberian makan secara aktif tetap merupakan hal penting 5.5. ANJURAN UNTUK ANAK UMUR 24 BULAN ATAU LEBIH Pada umur ini anak harus mendapat makanan keluarga yang bervariasi sebanyak 3 kali sehari. Juga harus diberi makanan selingan 2 kali sehari yang bergizi tinggi, diberikan diantara waktu makan. 5.6. Anjuran Pemberian Makan untuk Anak dengan DIARE PERSISTEN • Jika masih terdapat ASI, berikan lebih sering dan lebih lama, pagi, siang dan malam. • Jika anak mendapat susu selain ASI: • Gantikan dengan meningkatkan pemberian ASI atau • Untuk bayi umur lebih dari 6 bulan, gantikan setengah bagian susu dengan bubur tempe • Jangan diberi susu kental manis. • Untuk makanan lain, ikuti anjuran pemberian makan yang sesuai dengan umur anak. CARA MEMBUAT BUBUR-TEMPE Bahan: – Beras 40 g ½ gelas – Tempe 50 g 2 potong – Wortel 50 g ½ gelas Cara membuat: 1. Buatlah bubur. Sebelum matang masukkan tempe dan wortel. 2. Setelah matang diblender (dihancurkan dengan saringan) sampai halus. 3. Bubur tempe siap disajikan. 6.0. Menilai Cara Pemberian Makan Anak Tanyakan tentang cara pemberian makan pada anak sehari-hari dan selama sakit. Bandingkan jawaban ibu dengan ANJURAN PEMBERIAN MAKAN yang sesuai untuk umur anak. TANYAKAN: Apakah ibu meneteki anak ini? – Berapa kali sehari (dalam 24 jam)? – Apakah ibu juga meneteki pada malam hari? Apakah anak mendapat makanan atau minuman lain? – Makanan atau minuman apa? – Berapa kali sehari? – Alat apakah yang ibu gunakan untuk memberi makan/minum anak? Pada kasus BGM – Berapa banyak makanan/minuman yang diberikan kepada anak? – Apakah anak mendapat porsi tersendiri? – Siapa yang memberi makan anak dan bagaimana caranya? Selama ia sakit ini, apakah ada perubahan pemberian makan anak? 7.0 MENENTUKAN MASALAH PEMBERIAN MAKAN ANAK Sebelum memberi nasihat tentang pemberian makanan, saudara harus melengkapi penilaian pemberian makan dengan menentukan masalahnya. Berdasarkan jawaban ibu, tentukan perbedaan antara yang sebenarnya dilakukan dengan yang dianjurkan. Contoh: masalah pemberian makan tercantum dalam kotak dibawah ini. Masukkan contoh masalah pemberian makan setempat dan tulis anjuran yang sesuai untuk masalah tersebut di kotak-kotak kosong di bawah ini. CONTOH MASALAH PEMBERIAN MAKANAN PRAKTEK PEMBERIAN MAKAN ANAK YANG DILAKUKAN IBU Bayi umur 3 bulan diberi larutan gula dan ASI ANJURAN PEMBERIAN MAKAN Bayi 3 bulan hanya diberi ASI tanpa tambahan makanan atau cairan lain. Selain perbedaan antara yang sebenarnya dilakukan dengan anjuran makan, beberapa masalah lain mungkin timbul berdasarkan jawaban ibu. Contoh: • Kesulitan Menetek • Menggunakan botol susu • Tidak memberi makan secara aktif • Tidak diberi makan yang baik selama sakit • Terlalu dini memberi makanan tambahan 8.0 MENASEHATI IBU TENTANG MASALAH PEMBERIAN MAKAN ANAK Saudara telah menentukan masalah pemberian makan, maka saudara harus mampu membatasi nasihat kepada ibu untuk masalah yang paling relevan. 8.1. MEMBERI NASIHAT YANG SESUAI Jika tidak ada masalah pemberian makan, beri ibu pujian karena telah melakukan pemberian makan secara baik. Beri dorongan agar ibu tetap memberi makan seperti yang telah dilakukannya selama anak sakit dan sehat. Jika umur anak berasa dalam perbatasan kelompok umur, jelaskan anjuran bagi kelompok umur yang baru kepada ibu. Sebagai contoh, jika anak hampir berumur 6 bulan, jelaskan makanan pendamping yang sesuai untuk anak umur 6 bulan, kapan memulainya dan berapa banyak. Jika anjuran pemberian makan anak tidak diikuti, jelaskan sekali lagi anjuran tersebut. Jika ibu mengeluh kesulitan dalam pemberian ASI, lakukan penilaian pemberian ASI (Lihat Bagan BAYI MUDA). Jika perlu, tunjukkan kepada ibu posisi meneteki dan cara melekat yang benar. Saudara akan mempelajari cara meneteki yang benar pada modul BAYI MUDA. Jika bayi umur kurang dari 6 bulan dan menerima susu no-ASI atau makanan lain: • Bangkitkan rasa percaya diri ibu bahwa ia dapat memproduksi ASI sesuai kebutuhan anak. • Anjurkan ibu untuk memberi ASI lebih sering, pagi, siang dan malam dan secara bertahap mengurangi pemberian susu non-ASI atau makanan lainnya. Jika susu non ASI terpaksa harus dilanjutkan, nasihati ibu agar: • Memberi ASI sesering mungkin, termasuk pada malam hari. • Memastikan bahwa susu non ASI tersebut tepat dan mudah diperoleh. • Memastikan bahwa susu no ASI tersebut disiapkan dengan benar dan higienis serta diberikan dalam jumlah yang cukup. • Membuat susu non ASI hanya sejumlah yang dapat dihabiskan anak dalam waktu 1 jam untuk menghindarkan kerusakan. Jika masih ada sisa, buang. Jika ibu memberi susu kepada bayi menggunakan botol. • Nasihati ibu mengganti botol dengan cangkir/mangkuk/gelas. • Peragakan cara mamberi susu dengan cangkir/ mangkuk/ gelas. Gelas lebih baik daripada botol, karena lebih mudah dibersihkan. Gelas tidak manganggu pemberian ASI karena tidak menimbulkan bingung putting. Jika anak tidak diberi makan secara aktif, nasihati ibu untuk: •Duduk di samping anak dan membujuk anak untuk makan •Memberi makan anak dengan porsi cukup dalam piring atau mangkuk sendiri •Mengamati makanan yang disukai anak dan mempertimbangkan hal ini pada waktu menyiapkan makanan anak. Jika anak tidak diberi makan dengan baik selama sakit, nasihati ibu agar: •Memberi ASI lebih sering dan lebih lama jika mungkin. •Memberi makan yang lembek, bervariasi, menarik dan disukai anak, agar anak mau makan sebanyak mungkin. Berikan dalam porsi yang kecil tapi sering. •Membersihkan hidung anak yang tersumabt, jika hal itu mempengaruhi makannya •Tetap membujuk anak untuk makan, karena nafsu makan akan lebih baik setelah keadaan anak membaik. 8.2 . MENGGUNAKAN KARTU NASIHAT IBU Kartu Nasehat ibu diberikan kepada setiap ibu untuk membantu ibu mengingat makanan dan cairan yang benar untuk anak dan kapan harus kembali segera ke petugas kesehatan. Dalam Kartu Nasihat Ibu terdapat kata-kata dan gambargambar yang menjelaskan nasihat-nasihat pokok. Selain itu juga ada kotak untuk menandai cairan yang tepat untuk diare. Beberapa Kegunaan Kartu Nasihat Ibu: – Untuk mengingat saudara mengenai nasihat penting yang harus disampaikan kepada ibu tentang makanan, cairan dan kapan harus segera kembali. – Untuk mengingat ibu tentang nasihat dari petugas kesehatan mengenai apa yang harus dilakukan ibu dirumah. – Ibu mungkin akan menunjukkan kartu ini pada anggauta keluarga lainnya dan dengan demikian lebih banyak orang akan belajar pesan-pesan yang terdapat di dadalamnya. – Ibu akan senang bila diberi sesuatu pada waktu kunjungan ke klinik. 9.0. MENASEHATI IBU TENTANG PEMBERIAN CAIRAN SELAMA ANAK SAKIT Pada waktu sakit, anak kehilangan cairan karena demam, napas cepat, diare atau oleh penyakit itu sendiri seperti Demam Berdarah Dengue. Anak akan merasa lebih baik dan tetap kuat apabila ia minum cairan tambahan untuk mencegah dehidrasi. Cairan tambahan terutama diperlukan oleh anak-anak yang menderita diare; sehingga harus diberi cairan menurut Rencana Terai A atau B sesuai yang dijelaskan pada bagan PENGOBATAN. MENASEHATI IBU UNTUK MENINGKATKAN PEMBERIAN CAIRAN SELAMA ANAK SAKIT. UNTUK SETIAP ANAK SAKIT: • Beri ASI lebih sering dan lebih lama setiap kali meneteki. • Tingkatkan pemberian cairan. Contoh: beri kuah sayur, air tajin, atau air matang. UNTUK ANAK DIARE: • Pemberian cairan tambahan dapat menyelamatkan nyawa anak. Beri cairan sesuai Rencana Terapi A atau B pada Bagan PENGOBATAN. UNTUK ANAK DENGAN MUNGKIN DBD: • Pemberian cairan tambahan sangat penting • Beri cairan tambahan (cairan apa saja atau oralit). 10.0. MENASEHATI IBU TENTANG PENGGUNAAN KELAMBU UNTUK PENCEGAHAN MALARIA MENASEHATI TENTANG PENGGUNAAN KELAMBU UNTUK PENCEGAHAN MALARIA Ibu dan anak tidur menggunakan kelambu Kelambu yang tersedia mengandung obat anti nyamuk yang dapat membunuh nyamuk tapi aman bagi manusia Gunakan paku dan tali untuk menggantung kelambuUjung kelambu harus ditempatkan dibawah kasur / tikar Cuci kelambu bila kotor, tapi jangan disaluran air . Sungai, Perhatikan juga hal-hal berikut : Jangan mengantungkan pakaian didalam rumah Bila mungkin, semprot kamar tidur dengan obat anti nyamuk dan oleskan anti nyamuk saat bepergian. SEGERA BEROBAT BILA ANAK DEMAM 11.0. MENASEHATI IBU KAPAN HARUS KEMBALI KE PETUGAS KESEHATAN Setiap ibu yang membawa pulang anaknya perlu diberitahu kapan harus kembali ke petugas kesehatan. Anak mungkin perlu kembali: – KUNJUNGI ULANG setelah waktu tertentu (misalnya, untuk mengecek kemajuan pengobatan dengan antibiotik). – SEGERA, jika timbul tanda-tanda penyakitnya bertambah parah, sebelum waktu kunjungan ulang yang telah ditentukan. – KUNJUNGAN ANAK SEHAT – misalnya untuk pemberian imunisasi. Mengajari ibu tanda-tanda untuk kembali segera adalah sangat penting. 11.1. KUNJUNGAN ULANG Pada setiap akhir kunjungan, jelaskan kapan ibu harus kembali untuk kunjungan ulang. Kadang-kadang seorang anak membutuhkan tindak lanjut untuk lebih dari satu masalah Anak dengan: PNEUMONIA DISENTRI MALARIA, jika masih demam DEMAM-MUNGKIN BUKAN MALARIA, jika masih demam DEMAM-BUKAN MALARIA, jika masih demam CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI PADA MATA ATAU MULUT MUNGKIN DBD, jika masih demam DEMAM-MUNGKIN BUKAN DEMAM BERDARAH, jika masih demam DIARE PERSISTEN INFEKSI TELINGA AKUT INFEKSI TELINGA KRONIS MASALAH PEMBERIAN MAKAN PENYAKIT LAIN, jika tidak ada perbaikan Kunjungan ulang: 2 hari 5 hari 11.2. KAPAN HARUS KEMBALI SEGERA Bagian ini merupakan bagian terpenting dari KAPAN HARUS KEMBALI. Gunakan Kartu Nasihat ibu apda waktu menasihati ibu tanda kapan untuk kembali segera. Gunakan istilah-istilah yang dimengerti ibu. Kartu Nasihat Ibu menampilkan tanda-tanda tersebut dalam bentuk kalimat maupun dalam gambar. Lingkari tanda-tanda yang harus diingat ibu. Cek pemahaman ibu sebelum ibu meninggalkan klinik. . KAPAN HARUS KEMBALI SEGERA: Nasihat ibu agar kembali SEGERA bila ditemukan tanda-tanda sbb: Setiap anak sakit • Tidak bisa minum atau menetk. • Bertambah parah. • Timbul demam. Anak dengan Batuk: Bukan Pneumonia, juga kembali jika: • Napas cepat. • Sukar bernapas. Jika anak DIARE, juga kembali jika: • Berak campur darah. • Malas minum Jika anak: Mungkin DBD atau Demam-Mungkin bukan DBD, juga harus kembali jika: • Ada tanda-tanda perdarahan. • Ujung ekstremitas dingin. • Nyeri ulu hati atau gelisah. • Sering muntah. •Pada hari ke 3 suhu turun dan anak 11.3. KUNJUNGAN ANAK SEHAT BERIKUTNYA Nasehati ibu kapan harus kembali ke klinik untuk pemberian imunisasi dan suplemen vitamin A kecuali jika telah terlalu banyak hal yang harus diingat ibu dan ibu memang akan segera kembali. 11.4. MENASEHATI IBU TENTANG KESEHATANNYA SENDIRI Pada kunjungan sewaktu anak sakit, tanyakan apakah ibu sendiri mempunyai masalah. Ibu mungkin membutuhkan pengobatan atau rujukan untuk masalah kesehatannya sendiri. Menasehati ibu tentang Kesehatan Dirinya Jika ibu sakit, berikan perawatan untuk ibu, atau dirujuk. Jika ibu mempunyai masalah pada payudaranya (misalnya pembengkakan, nyeri pada puting susu, infeksi payudara), berikan perawatan atau rujuk untuk pertolongan lebih lanjut. Nasihati ibu agar makan dengan baik demi menjaga kekuatan dan kesehatan dirinya. Periksa status iminisasi ibu dan jika dibutuhkan beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT). Pastikan bahwa ibu memperoleh informasi dan pelayanan terhadap: → Program Keluarga Berencana → Konseling perihal penyakit Menular Seksual dan Pencegahan AIDS MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL 5 MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA UMUR KURANG DARI 2 BULAN Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2010 / 2011 Program Studi Pendidikan Dokter UNIVERSITAS JAMBI PENDAHULUAN Setelah saudara mempelajari tatalaksana balita sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun, maka pada modul ini akan dibahas manajemen terpadu bayi muda. Dimaksudkan dengan bayi muda adalah yang berumur 1 hari sampai 2 bulan. Bayi muda mudah sekali menjadi sakit, cepat menjadi berat dan serius bahkan meninggal, utamanya pada 1 minggu pertama kehidupan bayi. Pada kesempatan ini, saudara akan mempelajari cara memberi pelayanan pada bayi muda umur 1 hari sampai 2 bulan, baik dalam keadaan sehat maupun sakit. PENDAHULUAN Penyakit yang terjadi pada 1 minggu pertama kehidupan bayi hampir selalu terkait dengan masa kehamilan dan persalinan. Keadaan tersebut merupakan karakteristik khusus yang harus dipertimbangkan pada saat membuat klasifikasi penyakit. Pada bayi yang lebih tua, pola penyakitnya sudah merupakan campuran dengan pola penyakit pada anak. Proses penanganan bayi muda mirip dengan yang telah saudara pelajari untuk menangani balita sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun. Beberapa hal yang telah saudara pelajari dalam menangani sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun berguna untuk bayi muda. Semua langkah terdapat dalam bagan yang terdiri dari: – Penilaian dan Klasifikasi – Tindakan dan Pengobatan – Konseling dan ibu – Pelayanan Tindak lanjut TUJUAN PEMBELAJARAN Modul ini akan menjelaskan dan memberi kesempatan kepada saudara untuk mempraktekkan keterampilan-keterampilan berikut ini: • Menanyakan kepada ibu mengenai masalah yang dihadapai bayi muda . • Memeriksa dan mengklasifikasikan bayi muda untuk: – Kemungkinan Penyakit Sangat Berat atau Infeksi Bakteri Berat. – Ikterus – Diare – Kemungkinan berat badan rendah • Masalah pemberian ASI. • • • • • Menentukan status imunisasi pada bayi muda Menilai masalah/keluhan lain pada bayi muda maupun ibu. Menentukan tindakan dan memberi pengobatan pada bayi muda. Melakukan konseling bagi ibu. Memberikan pelayanan tindak lanjut pada bayi muda. PENILAIAN DAN KLASIFIKASI 1.0. PENILAIAN DAN KLASIFIKASI BAYI MUDA HARI SAMPAI 2 BULAN UMUR 1 Tanyakan kepada ibu mengenai masalah bayinya. Tentukan kunjungan ini merupakan kunjungan pertama atau kunjungan ulang untuk masalah yang sama pada bayi muda. Jika merupakan kunjungan ulang, saudara harus memberikan pelayanan tindak lanjut yang akan saudara pelajari pada Pelayanan Tindak Lanjut Bayi Muda pada MODUL 6. Jika merupakan kunjungan pertama, ikuti langkah-langkah pemeriksaan berikut ini: • Periksa semua bayi muda untuk KEMUNGKINAN PENYAKIT SANGAT BERAT ATAU ,INFEKSI BAKTERI. Selanjutnya buatlah klasifikasi berdasarkan tanda/gejala yang ditemukan. • Tanyakan kepada ibu apakah bayi DIARE . Jika diare, periksa tanda/gejala yang terkait. • Periksa semau bayi muda untuk IKTERUS dan klasifikasikan berdasarkan gejala yang ada. • Periksa juga semua bayi muda untuk KEMUNGKINAN BERAT BADAN RENDAH DAN/ATAU MASALAH PEMBERIAN ASI. Selanjutnya klasifikasikan bayi muda berdasarkan tanda/gejala yang ditemukan. • Tanyakan kepada ibu mengenai IMUNISASI .Tentukan STATUS IMUNISASI bayi muda. • Tanyakan kepada ibu masalah lain seperti KELAINAN KONGENITAL, TRAUMA LAHIR, PERDARAHAN TALI PUSAT, dan 1.1. MEMERIKSA DAN MENGKLASIFIKASIKAN UNTUK KEMUNGKINAN PENYAKIT SANGAT BERAT ATAU INFEKSI BAKTERI • Infeksi pada bayi muda dapat terjadi secara sistemik atau lokal. • Infeksi sistemik gejalanya tidak terlalu khas, umumnya menggambarkan gangguan sistem organ : gangguan kesadaran sampai kejang gangguan napas bayi malas minum tidak bisa minum atau muntah diare, demam atau hipotermi. • Infeksi lokal biasanya bagian yang terinfeksi teraba panas, bengkak, merah , yang sering : infeksi pada tali pusat 1.1.1.Memeriksa Apakah bayi Tidak bisa Minum atau Memuntahkan Semuanya • Bayi menunjukkan tanda “ tidak biasa minum atau menyusui “ bila bayi terlalu lemah untuk minum atau tidak bisa menghisap / menelan apabila diberi minum atau disusui. • Bayi mempunyai tanda “ memuntahkan semuanya “ jika bayi sama sekali tidak dapat menelan apapun. Semua cairan atau makanan yang masuk akan keluar lagi. 1.1.2. MEMERIKSA GEJALA KEJANG. Pemeriksaan ini dilakukan pada semua bayi muda ketika saudara melakukan kunjungan rumah atau bayi muda datang ke klinik saudara. Kejang merupakan gejala kelainan susunan saraf pusat (SSP) dan merupakan keadaan darurat. Kejang pada bayi muda umur < 2 hari berhubungan dengan asfiksia, trauma lahir dan kelainan bawaan. Kejang pada umur >2 hari dikaitkan dengan tetanus neonatorum, infeksi dan kelainan metabolik seperti kurangnya kadar gula darah. Pada bayi kurang bulan, kejang lebih sering disebabkan oleh perdarahan intrakranial. Di Indonesia, kejang pada bayi muda sering disebabkan TANYA: • Apakah ada riwayat kejang? LIHAT, DENGAR, RABA Adakah tanda/gejala kejang berikut: • Tremor dengan atau tanpa kesadaran menurun? • Menangis melengking tiba-tiba? • Gerakan yang tidak terkendali pada mulut, mata, atau anggota gerak? • Mulut mencucu? • Kaku seluruh badan dengan atau tanpa rangsangan? 1.1.3. MEMERIKSA GEJALA GANGGUAN NAPAS Pola napas pada bayi muda tidak teratur. Frekuensi napas normal bayi cukup bulan adalah 30-59 kali/menit. Frekuensi napas > 60 kali/menit atau < 30 kali/menit dan menetap, menunjukkan ada gangguan napas, biasanya disertai tanda/gejala bayi biru (sianosis), tarikan dinding dada yag kuat, pernapasan cuping hidung serta terdengar suara LIHAT DAN DENGAR merintih. • Hitung napas dalam 1 menit Jika napas > 60 kali per menit, ulangi lagi Apakah bayi napas cepat (> 60 kali per menit) atau napas lambat (<30 kali per menit)? • Lihat adakah tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat? •Dengar apakah bayi merintih? Saat menghitung napas, bayi harus dalam keadaan tenang. Bila bayi menangis, minta ibu untuk menenangkan bayinya. 1.1.4. MEMERIKSA GEJALA HIPOTERMIA Ukur suhu badan semua bayi muda pada waktu saudara melakukan kunjungan neonatal atau memeriksa bayi muda di klinik. Suhu normal adalah 36.5 – 37.50C. Suhu < 36.50C disebut hipotermia. Suhu bayi pada hari-hari pertama kehidupannya mudah turun terutama pada bayi dengan berat lahir rendah (BBLR), lahir kurang bulan dan bayi yang mengalami asfiksia. Bayi dengan hipotermia mudah sekali meninggal. PERIKSA : Ukur suhu aksiler dengan termometer atau raba badan bayi. Mengukur suhu bayi muda menggunakan termomoter pada aksiler (ketiak) selama 5 menit. Tidak dianjurkan mengukur secara rektal karena dapat mengakibatkan 1.1.5. MEMERIKSA INFEKSI BAKTERI LOKAL Pada infeksi lokal biasanya pada bagian yang terinfeksi teraba panas, bengkak, merah. Infeksi lokal yang sering terjadi pada bayi muda adalah infeksi pada tali pusat, kulit, mata. LIHAT : Apakah ada pustula dikulit Apakah mata bernanah Apakah pusar kemerahan atau bernanah KLASIFIKASI KEMUNGKINAN PENYAKIT SANGAT BERAT ATAU INFEKSI BAKTERI TANDA / GEJALA KLASIFIKASI Tidak mau minum atau memuntahkan semuanya ATAU Riwayat kejang ATAU Bergerak Napas hanya jika distimulasi ATAU cepat ATAU Tarikan dinding dada kedalam yang kuat ATAU Merintik ATAU Demam ( ≥ 37,5 °C ) ATAU Hipotermia Nanah Pusar yang banyak dimata ATAU kemerahan meluas sampai dinding perut. Pustula Mata ( < 35,5 °C ) ATAU PENYAKIT SANGAT BERAT ATAU INFEKSI BAKTERI BERAT dikulit ATAU bernanah ATAU Pusar kemrahan atau bernanah Tidak terdapat salah satu tanda diatas INFEKSI BAKTERI LOKAL MUNGKIN BUKAN INFEKSI 1.2. MENILAI DAN MENGKLASIFIKASIKAN DIARE Ibu mudah mengenali bayi yang diare. Biasanya karena perubahan bentuk tinja yang tidak seperti biasanya dan frekuensi beraknya lebih sering dibanding biasanya. Berak tidak sepeti biasanya dan frekuensi beraknya lebih sering dibanding biasanya. Berak encer dan sering, TANYAKAN: LIHAT DAN RABA merupakan hal biasa pada bayi muda yang mendapat ASI saja. • Apakah bayi diare ? 1.2.1 Menilai Diare • Lihat keadaan umum bayi. Apakah: – Letargis atau tidak sadar? – Gelisah/rewel? • Apakah matanya cekung? • Cubit kulit perut untuk mengetahui turgor. Apakah kembalinya: – Sangat lambat (lebih dari 2 detik)? – Lambat? – Segera ? 1.2.2. Klasifikasi Diare Lihat tanda/gejala yang terdapat pada bagan berikut ini. Pilih klasifikasi yang sesuai dengan status dehidrasinya. Terdapat 2 atau lebih tanda berikut: • Letargis atau tidak sadar, • Mata cekung, • Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat TANDA/GEJALA KLASIFIKASI Terdapat 2 atau lebih tanda berikut: • Gelisah/rewel, • Mata cekung, • Cubitan kulit perut kembalinya lambat. Tidak cukup tanda untuk dehidrasi berat atau ringan/sedang DIARE DEHIDRASI BERAT DIARE DEHIDRASI RINGAN / SEDANG DIARE TANPA DEHIDRASI 1.3. MEMERIKSA DAN MENGKLASIFIKASIKAN IKTERUS Ikterus adalah perubahan warna kulit atau selaput mata menjadi kekuningan. Sebagian besar (80%) ikterus merupakan akibat penumpukan bilirubin (merupakan hasil pemecahan sel darah merah), sebagian lainnya karena ketidak-cocokan golongan darah ibu dan bayi. Peningkatan kadar bilirubin dapat diakibatkan oleh pembentukan yang berlebih atau ada gangguan pengeluarannya. Ikterus pada bayi baru lahir dapat merupakan bentuk fisiologik dan patologik. Yang bersifat patologik dikenal sebagai “hiperbilirubinemia” yang dapat mengakibatkan gangguan susunan saraf pusat (Kern ikterus) atau kematian. Untuk menilai derajat kekuningan pada kulit bayi digunakan cara sederhana yaitu metode “Kramer”. Pada waktu memeriksa ikterus sebaiknya di bawah cahaya/sinar matahari, dan kulit yang diamati sedikit ditekan. Derajat ikterus menurut “ KRAMER “ Kramer 1 : Kuning pada daerah kepala dan leher Kramer 2 : Kurang sampai dengan badan bagian atas ( dari pusar keatas ) TANYAKAN: LIHAT: Kramer 3 : Kuning sampai badan bagian bawah • Apakah bayi kuning? • Lihat, adakah kuning pada bayi? hingga lutut atau Jika ya, pada umur berapa timbulsiku kuning? • Tentukan, sampai di daerah manakah • Apakah bayi lahir kurang bulan? warna kuning pada bagian badan bayi? Kramer 4 : Kuning sampai pergelangan tangan dan • Apakah warna tinja bayi pucat? kaki Kramer 5 : Kuning sampai daerah tangan dan kaki. 1.3.2. Klasifikasi Ikterus Lihat tanda dan gejala yang terdapat pada bagan dibawah TANDA / GEJALA KLASIFIKASI yang ini. Pilihlah klasifikasi yang sesuai dengan tanda/gejala • Timbul kuning pada hari pertama ( < 24 jam ) setelah lahir, ATAU ditemukan. • Kuning ditemukan pada umur 14 hari atau lebih, ATAU •Tinja berwarna pucat, ATAU • Kuning sampai telapak tangan / telapak kaki ATAU IKTERUS BERAT • Timbul kuning pada umur > 24 jam - < 14 hari dan tidak sampai telapak tangan / telapak kaki IKTERUS 1.4. MEMERIKSA DAN MENGKLASIFIKASIKAN KEMUNGKINAN BERAT BADAN RENDAH DAN/ATAU MASALAH PEMBERIAN ASI Pemberian ASI merupakan hal yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi pada umur 6 bulan pertama kehidupannya. Jika ada masalah pemberian ASI pada masa ini, bayi dapat kekurangan gizi dan mudah terserang penyakit. Keadaan ini akan berdampak pada tumbuh kembang anak di kemudian hari bahkan dapat berakhir dengan kematian. Masalah yang sering ditemui pada bayi muda adalah 1.4.1 Memeriksa Kemungkinan Berat Rendah Dan/Atau Masalah Pemberian Badan ASI TANYAKAN: LIHAT •Apakah inisiasi menyusi dini dilakukan ? •Adakah luka atau bercak putih (thrush) di mulut? •Apakah ibu mengalami kesulitan dalam pemberian ASI ? • Apakah bayi diberi ASI? Jika YA; berapa kali dalam 24 jam? • Apakah bayi diberi makanan/minuman selain ASI ? Jika YA; berapa kali dalam 24 jam? Alat apa yang digunakan? • Adakah celah bibir/langit-langit? TIMBANG DAN TENTUKAN : •Berat badan Menurut Umur ( standar WHO 2005 ) 1.4.2. Menilai Cara Menetek ASI mengandung zat gizi yang paling sempurna untuk kesehatan, pertumbuhan perkembangan dan kecerdasan bayi. ASI juga mengandung zat kekebalan tubuh yang akan merangsang pertumbuhan sistem kekebalan tubuh bayi sehingga memberikan perlindungan terhadap alergi pada bayi. Ibu yang segera meneteki bayinya dalam 30 menit setelah lahir dan memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi umur 6 bulan mempunyai ikatan batin yang erat dengan bayinya. Jika bayi: * Ada kesulitan pemberian ASI ATAU * Pemberian ASI kurang dari 8 kali dalam 24 jam ATAU * Diberi makanan/minuman lain selain ASI ATAU * Berat badan rendah menurut umur. DAN * Tidak ada indikasi dirujuk LAKUKAN PENILAIAN TENTANG CARA MENETEKI: Apakah bayi diberi ASI dalam 1 jam terakhir? • • • • Jika TIDAK, minta ibu untuk meneteki. Jika YA, minta ibu menunggu dan memberitahu saudara jika bayi sudah mau menetek lagi Amati pemberian ASI dengan seksama. Bersihkan hidung yang tersumbat, jika menghalangi bayi menetek. Lihat, apakah bayi menyusu dengan baik • • • Lihat, apakah posisi bayi benar? Seluruh badan bayi tersangga dengan baik, kepala dan badan bayi lurus, badan bayi menghadap ke dada ibunya, badan bayi dekat ke ibunya. Lihat apakah bayi melekat dengan baik ? Dagu bayi menempel payudara, mulut terbuka lebar, bibir bawah membuka keluar, areola tampak lebih banyak dibagian atas daripada dibawah mulut. Lihat dan dengar, apakah bayi mengisap dengan efektif? Bayi mengisap dalam, teratur, diselingi istirahat, hanya terdengar suara menelan 1.4.3. Klasifikasi Kemungkinan Berat Badan Rendah dan/atau Masalah Pemberian ASI • Ada kesulitan pemberian ASI, ATAU • Berat badan menurut umur rendah, ATAU • ASI kurang dari 8 kali/hari, ATAU • Mendapat makanan/minuman lain selain ASI, ATAU • Posisi bayi tidak benar, ATAU • TTidak melekat dengan baik, ATAU • Tidak mengisap dengan efektif, ATAU • Terdapat luka atau bercak putih di mulut (thrush). • Terdapat celah bibir / langit langit. TANDA/GEJALA •Tidak terdapat tanda/gejala diatas KLASIFIKASI BERAT BADAN RENDAH DAN / ATAU MASALAH PEMBERIAN ASI BERAT BADAN TIDAK RENDAH DAN TIDAK ADA MASALAH PEMBERIAN ASI 1.5. MEMERKSA STATUS / PENYUNTUKAN VITAMIN K • Semua bayi akan beresiko untuk mengalami perdarahan , karena sistem pembekuan darah pada BBL belum sempurna. • Untuk mencegah tersebut, maka pada SEMUA BBL, apalagi BBLR diberikan suntukan vitamin K, sebanyak 1 mg dosis tunggal, intra muskuler pada antero lateral paha kiri, SETELAH proses Inisiasi Dini Menyusui dan SEBELUM 1.6. MEMERIKSA STATUS IMUNISASI BAYI MUDA Periksa status imunisasi bayi muda umur 1 hari sampai 2 bulan, apakah bayi muda sudah mendapat imunisasi Hepatitis B-0 yang diberikan sedini mungkin (0-7 hari). Mengapa imunisasi Hepatitis B dosis pertama harus diberikan pada bayi umur 0-7 hari? • Sebagian ibu hamil merupakan “carrier” Hepatitis B • Hampir separuh bayi dapat tertular Hepatitis B pada saat lahir dari ibu pembawa virus • Penularan pada saat lahir hampir seluruhnya berlanjut menjadi Hepatitis menahun, yang selanjutnya dapat berlanjut menjadi sirosis hati dan kanker hati primer UMUR JENIS IMUNISASI LAHIR DIRUMAH 0 – 7 HARI HB0 1 BULAN BCG, POLIO 1 LAHIR DI SARYANKES HB0, BCG, POLIO1 -- 1.7. MEMERIKSA MASALAH/KELUHAN LAIN Periksa MASALAH / KELUHAN LAIN pada bayi muda yang saudara temukan pada waktu kunjungan neonatal maupun pemeriksaan di klinik 1.7.1. Memeriksa Kelainan Bawaan / Kongenital Kelainan kongenital adalah kelainan pada BBL lahir yang bukan akibat trauma lahir. Kematian pada BBL dengan kelainan kongenital banyak terjadi akibat malformasi yang tidak mungkin hidup / yang memerlukan tindakan bedah namun tidak dapat dilakukan segera. Untuk mengenali jenis kelainan kongenital, lakukan penilaian kelainan fisik. Dari pemeriksaan fisik, saudara dapat mengenali beberapa kelainan bawaan yang sering dijumpai serta tindakan yang harus dilakukan. 1.8. MEMERIKSA MASALAH IBU • TANYA : 1. Bagaimana keadaan ibu ? Apakah ada keluhan ? Tanya kemungkinan permasalahan yang sering terjadi pada ibu pasca persalinan misalnya : perdarahan, demam, sakit kepala, pusing, stres atau depresi, 2. Apakah ada masalah dengan : Waktu istirahat dan pola tidur ? Pola makan dan minum ? Kebiasaan buang air kecil atau buang air besar ? 3. Apakah merasa mulas ? Apakah lokia berbau ? Apakah lokia berwarna gelap ? Apakah ada nyeri pada perineum ? 4. Apakah ASI keluar lancar ? Apakah putting payu dara rata ? Apakah putting tertarik kedalam ? Apakah putting lecet ? Apakah payudara bengkak ? 1.8. MEMERIKSA MASALAH IBU • LIHAT DAN RABA: 1. Lihat keadaan umum ibu, ukur tanda / gejala vital ( suhu, denyut nadi, tekanan darah , periksa tanda-tanda anemia dan perdarahan ) 2. Periksa payudara ( pembengkakan atau putting ) TINDAKAN DAN PENGOBATAN 2.0. TINDAKAN DAN PENGOBATAN • Tentukan tindakan dan beri pengobatan untuk setiap klasifikasi sesuai dengan yang tercantum dalam kolom tindakan/pengobatan pada buku bagan • Bayi muda yang termasuk klasifikasi merah memerlukan RUJUKAN SEGERA ke fasilitas pelayanan yang lebih baik. • Sebelum merujuk lakukan tindakan pra rujukan . • Jelaskan tindakan pra rujukan , untuk menyelamatkan kelangsungan hidup anak • Minta informed consent untuk tindakan ini. • Bayi muda yang termasuk klasifikasi kuning dan atau hijau tidak memerlukan rujukan 2.1. Menentukan Perlunya Rujukan Bagi Bayi Muda Bayi muda membutuhkan rujukan segera adalah yang mempunyai klasifikasi berat ( BERWARNA MERAH ) seperti : • Penyakit sangat berat atau infeksi bakteri berat. • Ikterus berat • Diare dehidrasiberat. • Khusus untuk bayi muda dengan DIARE DEHIDRASI BERAT, jika tidak ada klasifikasi berat lainnya dan fasilitas mempunyai kemampuan terapi intravena, maka dapat dilakukan rehidrasi dengan Rencana Terapi C terlebih dahulu sebelum merujuk. 2. 2. TINDAKAN DAN PENGOBATAN PRA RUJUKAN Sebelum merujuk bayi muda ke rumah sakit, berikan semua tindakan pra rujukan yang sesuai dengan klasifikasinya. Bayi muda ditemukan dalam keadaan KEJANG, HENTI NAPAS, segera lakukan tindakan sebelum malkukan penilaian lain dan RUJUK SEGERA. BAYI DAPAT DIRUJUK APABILA : Suhu ≥ 36° C Denyut Jantung ≥ 100 per menit Tidak ada tanda dehidrasi berat Tindakan / pengobatan pra rujukan yang harus dilakukan sebelum meruku bayi muda klasifikasi merah : • Membebaskan jalan napas dan memberi oksigen • Menangani kejang dengan obat anti kejang • Mencegah agar gula darah tidak turun • Memberi cairan intravena • Memberi antibiotik intramuskular • Menghangatkan tubuh bayi segera • Menasehati ibu cara menjaga bayi tetap hangat selama perjalanan ke tempat rujukan 2.2.1. Menangani Gangguan Napas pada Penyakit Sangat Berat atau Infeksi Bakteri Berat • Menangani gangguan napas dilakukan jika bayi muda mempunyai gejala KEJANG dan GANGGUAN NAPAS lihat bagan. • Cara Menggunakan Alat Pengisap Lendir : o Jika alat dimasukkan melalui mulut, maka panjang pipa yang dimasukkan maksimum 5 cm dari ujung bibir. o Jika alat dimasukkan melalui hidung , maka panjang pipa yang dimasukkan maksimum 3 2.2.2. Menangani Kejang Dengan Obat Anti Kejang. • Beri obat anti kejang jika bayi muda mengalami kejang saat pemeriksaan. lihat bagan. • Bayi kejang jangan diberi minum atau apapun lewat mulut, karena bisa terjadi aspirasi. • Jika bayi kejang dicurigai sebagai TETANUS NEONATORIUM dengan tanda / gejala : o Kejang/ kaku seluruh tubuh baik dirangsang maupun spontan. 2.2.3. Mencegah Agar Gula Darah Tidak Turun 2.2.4. Memberi Cairan Intravena 2.2.5. Memberi Antibiotika Intramuskular 2.2.6. Menghangatkan tubuh bayi segera LIHAT BAGAN Metoda Kanguru 2.2.7. Menasehati Ibu cara menjaga bayi tetap 2.3. TINDAKAN / PENGOBATAN PADA BAYI MUDA YANG TIDAK MEMERLUKAN RUJUKAN • Tentukan tindakan / pengobatan untuk setiap klasifikasi bayi muda yang berwarna kuning dan hijau • Catat semua tindakan / pengobatan pada formulir pencatatan termasuk kapan kembali segera dan kunjungan ulang. • Tindakan / pengobatan bayi muda yang tidak memerlukan rujukan : Menghangatkan LIHAT tubuh bayiBAGAN segera KONSELING BAGI IBU 3.0. KONSELING BAGI IBU • Konseling diberikan pada bayi muda dengan klasifikasi kuning dan hijau • Lakukan konseling setelah selesai memberikan tindakan • Konseling dilakukang dengan : • TANYAKAN • DENGARKAN • BERI PUJIAN ( bila benar ) • BERI NASEHAT ( bila keliru ) 3.2. MENASEHATI DAN MENGAJARI IBU CARA PEMBERIAN OBAT ORAL DI RUMAH . Tunjukkan , jelaskan alasanya, beri contoh, praktekkan oleh ibu, cek pemahaman ibu. 3.3. MENASEHATI DAN MENGAJARI IBU CARA MENGOBATI INFEKSI BAKTERI LOKAL DIRUMAH Infeksi mata , kulit / pusar dan luka di mulut. » LIHAT BAGAN 3.4. MENASEHATI IBU TENTANG CARA PEMBERIAN ASI 1. Anjuran pemberian ASI ekslusif untuk bayi muda. 2. Mengajari ibu cara meningkatkan produksi ASI LIHAT BAGAN 3. Mengajariibu menyusi dengan baik 4. Mengatasi masalah pemberian ASI pada bayi 3.5. MENGAJARI CARA MERAWAT TALI PUSAT DAN MENJELASKAN JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI PADA BAYI MUDA 3.6. MENASEHATI IBU UNTUK MEMBERIKAN CAIRAN TAMBAHAN PADA WAKTU BAYI SAKIT. 3.7. MENASEHATI IBU KAPAN HARUS SEGERA KEMBALI MEMBAWA BAYI KE PETUGAS KESEHATAN DAN KAPAN KUNJUNGAN ULANG. LIHAT BAGAN 3.8. MENASEHATI IBU TENTANG KESEHATAN IBUNYA. TINDAK LANJUT (DARI MODUL 6 UNTUK BAYI MUDA) 13. PELAYANAN TINDAK LANJUT MUDA BAYI • Bayi muda yang sakit yang tidak memerlukan rujukan segera perlu kunjungan ulang. • Tindak Lanjut diperiksa/ dinilai , membuat klasifikasi membaik tau tidak ada perubahan / menurun . • RUJUKLAH BAYI MUDA KE RUMAH SAKIT , jika : • Keadaan bayi memburuk ATAU • Keadaan bayi tetap dan obat pilihan kedua tidak tersedia ATAU • Petugas khawatir tentang keadaan bayi muda ATAU • Petugas tidak tahu harus berbuat apa dengan bayi muda. 13.1. KUNJUNGAN ULANG INFEKSI BAKTERI LOKAL 13.2. KUNJUNGAN ULANG DIARE DEHIDRASI SEDANG RINGAN / DEHIDRASI 13.3. KUNJUNGAN ULANG IKTERUS 13.4. KUNJUNGAN ULANG BERAT BADAN UMUR RENDAH MENURUT 13.5. KUNJUNGAN ULANG MASALAH ASI 13.6. KUNJUNGAN ULANG LAUKA / THRUSH LIHAT BAGAN DI MULUT. MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 6 TINDAK LANJUT Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2010 / 2011 Program Studi Pendidikan Dokter UNIVERSITAS JAMBI PENDAHULUAN Ibu telah diberitahu kapan harus kembali untuk kunjungan ulang sesuai dengan klasifikasi (misalnya dalam waktu 2 hari atau 5 hari). Sebagian anak sakit termasuk bayi muda perlu datang lagi ke petugas kesehatan untuk tindak lanjut terutama bayi muda karena penyakit mereka mudah sekali menjadi berat dan serius bahkan meninggal. Pada waktu kunjungan ulang, petugas kesehatan dapat menilai apakah anak membaik setelah diberi obat atau tindakan lainnya. Beberapa anak mungkin tidak bereaksi atas pemberian antibiotik tertentu atau obat antimalaria, sehingga diperlukan obat pilihan kedua. PENDAHULUAN Anak dengan diare persisten membutuhkan tindak lanjut untuk memastikan bahwa diare telah berhenti sama sekali. Anak dengan demam atau infeksi mata perlu dilihat jika keadaanya tidak membaik. Anak dengan masalah pemberian ASI dan makanan memerlukan tindak lanjut untuk memastikan bahwa mereka telah mendapat cukup ASI/makanan sehingga berat badannya bertambah. Tindak lanjut merupakan hal yang penting. Oleh sebab itu, bila mungkin klinik saudara memuat alur pelayanan khusus untuk kunjungan ulang agar ibu senang karena tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan pelayanan. TUJUAN PEMBELAJARAN Modul ini akan menjelaskan apa yang harus dilakukan apabila anak kembali untuk kunjungan ulang, akan tetapi tidak membahas untuk anak yang kembali segera ke klinik karena penyakit mereka bertambah parah. Modul ini akan menjelaskan langkah-langkah untuk menangani kunjungan ulang, sehingga saudara akan mampu: Menentukan apakah kunjungan anak adalah kunjungan ulang. Jika merupakan kunjungan ulang, menilai tanda-tanda yang sesuai dengan petunjuk dalam kotak tindak lanjut untuk klasifikasi anak sebelumnya. Memilih tindakan dan pengobatan berdasarkan tanda-tanda yang ada pada anak saat kunjungan ulang. Jika anak mempunyai masalah baru, menilai dan mengklasifikasikan anak seperti pada kunjungan pertama. 1. KUNJUNGAN ULANG UNTUK PNEUMONIA Setiap anak dengan PNEUMONIA harus kembali ke petugas kesehatan setelah 2 hari untuk kunjungan ulang. PNEUMONIA Sesudah 2 hari: Periksa adanya tanda bahaya umum. Lakukan penilaian untuk batuk atau sukar bernapas Tanyakan: – Apakah anak bernapas lebih lambat? – Apakah nafsu makan anak membaik? Lihat bagian PENILAIAN dan KLASIFIKASI Tindakan: Jika ada tanda bahaya umum atau tarikan dinding dada kedalam beri 1 dosis antibiotik pra rujukan . Selanjutnya RUJUK SEGERA. Jika frekuensi napas, atau nafsu makan makan anak tidak menunjukkan perbaikan, gantilah dengan antibiotik pilihan kedua dan anjurkan ibu untuk kembali dalam 2 hari , atau RUJUK jika anak menderita campak dalam 3 bulan terakhir. Jika napas melambat, atau nafsu makanannya membaik, lanjutkan pemberian antibiotik hingga seluruhnya 3 hari. 1. Jika frekuensi napas, atau nafsu makan tidak membaik, beri antibiotik pilihan kedua untuk pneumonia. Sebelum saudara memberi antibiotik pilihan kedua tanya ibu apakah anak minum antibiotiknya selama 2 hari terakhir. a) Jika anak tidak minum antibiotik, atau dosis yang diberikan terlalu rendah atau terlalu jarang, obati lagi dengan antibiotik yang sama. Beri satu dosis di depan petugas kesehatan dan cek apakah ibu tahu cara memberi obat di rumah. Bantu ibu untuk mengatasi masalahnya seperti membujuk anak untuk minum obat jika anak menolak. b) Jika anak telah mendapat antibiotik dengan benar, ganti dengan antibiotik pilihan kedua untuk pneumonia. Beri untuk 3 hari. Misalnya: • Bila anak sudah mendapat kotrimoksazol, ganti dengan amoksilin. • Bila anak sudah mendapat amoksilin, ganti dengan kotrimoksazol. Beri dosis pertama antibiotik di klinik. Ajari ibu cara memberi obat di rumah. Ialu diminta untuk membawa nak kembali dalam waktu 2 hari. c) 2. Jika anak telah mendapat antibiotik dan saudara tidak punya antibiotik lain yang sesuai, rujuk anak ke rumah sakit. Jika anak dengan pneumonia, juga menderita campak dalam 3 bulan terakhir, rujuk anak ke rumah sakit. Jika anak harus melanjutkan pengobatan antibiotik hingga seluruhnya 3 hari pastikan ibu mengerti pentingnya menghabiskan obat tersebut walaupun keadaan anak membaik. 2. KUNJUNGAN ULANG DIARE PRESISTEN Jika anak dengan DIARE PERSISTEN kembali untuk kunjungan ulang setelah 5 hari, ikuti petunjukpetunjuk berikut ini: DIARE PERSISTEN Sesudah 5 hari: Tanyakan : Apakah diare sudah berhenti? Tindakan: Jika diare belum berhenti, lakukan penilaian ulang lengkap pada anak. Berikan pengobatan yang diperlukan, selanjutnya rujuk. Jika diare persisten berkelanjutan, pikirkan penyakit lain HIV/AIDS Jika diare sudah berhenti, katakan kepada ibu untuk menerapkan anjuran pemberian makan yang sesuai dengan umur anak 3. KUNJUNGAN ULANG DISENTRI DISENTRI Sesudah 2 hari: Periksa anak untuk diare = Lihat bagan PENILAIAN dan KLASIFIKASI Tanyakan: – Apakah beraknya berkurang? – Apakah jumlah darah dalam tinja berkurang? – Apakah nafsu makan anak membaik? Tindakan: Jika anak mengalami dehidrasi, atasi dehidrasi. Jika frekuensi berak, jumlah darah dalam tinja atau nafsu makan tetap atau memburuk: Gantikan dengan antibiotik oral pilihan kedua untuk Shigela. Berikan untuk 5 hari. Anjurkan ibu untuk kembali dalam 2 hari, bila masih tidak membaik ganti dengan Metronidazol, tanpa pemeriksaan laboratorium sebelumnya. Pengecualian-jika anak: – Berumur kurang dari 12 bulan atau – Mengalami dehidrasi pada kunjungan pertama atau RUJUK – Menderita campak dalam 3 bulan terakhir. Jika beraknya berkurang, jumlah darah dalam tinja berkurang dan nafsu makan membaik, lanjutkan permberian antibiotik yang sama hingga selesai. Jika anak dengan disentri belum menunjukkan perbaikan setelah diobati dengan antibiotik pilihan kedua selama 2 hari, mungkin anak menderita amubiasis, obati dengan metronidazol (jika tersedia) atau rujuk. Kepastian diagnosis amubiasis hanya bisa dilakukan apabila trophozoite dari E. histolytica yang berisi sel-sel darah merah terlihat dalam sediaan tinja segar. 4. KUNJUNGAN ULANG UNTUK MALARIA (Daerah Risiko Rendah atau Risiko Tinggi Malaria) Setiap anak dengan klasifikasi MALARIA (apapun risiko malarianya) harus kembali untuk kunjungan ulang jika demam selama 2 hari. Bila anak juga menderita Campak pada kunjungan pertama, demam mungkin disebabkan oleh penyakit campaknya. Pada campak, diare bisa berlangsung sampai beberapa hari, oleh karena itu demam yang menetap, lebih mungkin disebabkan oleh Campak dari pada disebabkan oleh keadaan resisten malaria. MALARIA (Daerah Risiko Tinggi Malaria atau Risiko Rendah Malaria) Jika anak tetap demam sesudah minum obat anti malaria 3 hari berturut. Tanyakan : Apakah anak dalam 28 hari terakhir , anak juga pernah demam ? Apakah dalam 2 minggu terakhir sudah mendapat OAM ? Periksa : Lakukan penilaian ulang untuk malaria Cari penyebab lain dari demam. Tindakan: Jika ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk, perlakukan sebagai PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM. Jika ada penyebab lain dari demam selain malaria, beri pengobatan. Jika tidak ada sediaan darah, beri Tablet Kina. Jika malaria merupakan satu-satunya penyebab demam: Periksa hasil sediaan darah yang sudah diambil sebelumnya. • Jika Positif untuk Falciparum, Vivax atau ada infeksi campuran (mixed), beri obat antimalaria oral pilihan kedua. •Jika tetap demam setelah menyesesaikan pengobatan dengan antimalaria pilihan kedua ini, RUJUK untuk pemeriksaan lebih lanjut.. Jika anak tetap demam selama 7 hari, rujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut. 5. KUNJUNGAN ULANG UNTUK DEMAM: MUNGKIN BUKAN MALARIA (Daerah Risiko Rendah DEMAM : MUNGKIN BUKAN MALARIA (Daerah Risiko Rendah Malaria) Malaria) Jika tetap demam sesudah 2 hari: Periksa : Lakukan penilaian untuk demam = Lihat bagan PENILAIAN dan KLASIFIKASI. Cari penyebab lain dari demam. Tindakan: Jika ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk, perlakukan sebagai PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM. Jika ada penyebab lain dari demam selain malaria, beri pengobatan. Jika malaria merupakan satu-satunya penyebab demam: • Ambil sediaan darah untuk pemeriksaan mikroskopis. • Beri obat antimalaria oral pilihan pertama sesuai hasil sediaan darah. • Nasihat ibu untuk kembali dalam 2 hari jika tetap demam Jika anak tetap demam selama 7 hari, RUJUK untuk pemeriksaan lebih lanjut. 6. KUNJUNGAN ULANG UNTUK DEMAM: BUKAN MALARIA (Daerah Tanpa Risiko Malaria dan Tak Ada Kunjungan ke Daerah dengan Risiko Malaria) DEMAM : BUKAN MALARIA (Daerah Tanpa Risiko Malaria dan Tak Ada Kunjungan ke Daerah dengan Risiko Malaria) Jika tetap demam sesudah 2 hari: Periksa : Lakukan penilaian untuk demam = Lihat bagan PENILAIAN dan KLASIFIKASI. Cari penyebab lain dari demam. Tindakan: Jika ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk, perlakukan PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM. Jika ada penyebab lain dari demam selain malaria, beri pengobatan. Jika anak tetap demam selama 7 hari, RUJUK untuk pemeriksaan lebih lanjut. Jika tidak diketahui penyebab demam, anjurkan ibu untuk kembali lagi dalam 2 hari jika tetap demam. Pastikan bahwa anak mendapat tambahan cairan dan mau makan. 7. KUNJUNGAN ULANG CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI MATA ATAU MULUT CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI PADA MATA ATAU MULUT Sesudah 2 hari: Periksa : Apakah matanya merah dan bernanah. Apakah ada luka di mulut. Ciumlah bau mulutnya Tindakan : Pengobatan infeksi mata: Jika mata masih bernanah, ibu diminta untuk menjelaskan cara mengobati infeksi mata anaknya. Jika sudah betul, RUJUK . Jika belum betul ajari ibu cara mengobati dengan benar. Jika mata tidak bernanah lagi tapi masih tampak merah, lanjutkan pengobatan. Jika mata tidak bernanah dan tidak merah, hentikan pengobatan dan pujilah ibu. Pengobatan luka di mulut: Jika luka di mulut makin memburuk atau tercium bau busuk dari mulutnya, RUJUK . Jika luka di mulut tetap atau membaik, lanjutkan pengobatan dengan 0,25 % gentian violet hingga seluruhnya 5 hari. 8. KUNJUNGAN ULANG UNTUK MUNGKIN DEMAM BERDARAH DENGUE DAN DEMAM: MUNGKIN BUKAN DEMAM BERDARAH DENGUE MUNGKIN DEMAM BERDARAH DENGUE DAN DEMAM: MUNGKIN BUKAN DEMAM BERDARAH DENGUE Sesudah 1 hari ( untuk klasifikasi mungkin DBD ) Sesudah 2 hari ( untuk klasifikasi demam : mungkin bukan DBD ) Periksa : Lakukan penilaian ulang untuk demam, jika tetap demam Cari penyebab lain dari demam Tindakan: Jika ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk perlakukan sebagai PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM Jika ada penyebab lain dari demam selain DBD, berikan pengobatan. Jika ada tanda-tanda DBD, perlakukan sebagai DBD. Jika tetap demam selama 7 hari, RUJUK untuk pemeriksaan lebih lanjut. 9.KUNJUNGAN ULANG INFEKSI TELINGA INFEKSI TELINGA Sesudah 2 hari UNTUK Infeksi Telinga Akut./ Sesudah 5 hari untuk infeksi telingan khronis. Periksa : Lakukan penilaian ulang masalah telinga. > Lihat Bagan PENILAIAN dan KLASIFIKASI. Ukur suhu tubuh anak. Tindakan: 0 Jika ada pembengkakan yang nyeri di belakang telinga atau demam tinggi (38,5 C atau lebih), RUJUK SEGERA . Infeksi telinga akut: jika masih ada nyeri atau keluar cairan/nanah, obati dengan antibiotik yang sama selama 5 hari lagi. Lanjutkan mengeringkan telilnga. Kunjungan ulang setelah 5 hari. Infeksi telinga kronis: Perhatikan apakah cara ibu mengeringkan telinga anaknya sudah benar. Anjurkan ibu untuk melanjutkan. Jika tidak ada lagi nyeri telinga atau tidak keluar cairan/nanah, pujilah ibu yang telah merawat anaknya dengan baik. Infeksi telinga akut : teruskan antibiotika oral selama 5 hari Infeksi telinga khronik : lanjutkan tetes telinga sampai 14 hari. Jika infeksi telinga berulang ( 3 kali dalam 6 bulan ) RUJUK untuk penilaian fungsi pendengaran. 10. KUNJUNGAN ULANG MASALAH PEMBERIAN MAKAN MASALAH PEMBERIAN MAKAN Sesudah 5 hari: Tanyakan : Masalah pemberian makan yang ditemukan ketika kunjungan pertama. Periksa : Lakukan penilaian ulang tentang cara pemberian makan Tindakan : . Nasihati ibu tentang semua masalah dalam pemberian makan yang masih ada atau yang baru dijumpai. Jika saudara menganjurkan suatu perubahan mendasar dalam cara memberi makan, mintalah ibu untuk datang 5 hari lagi bersama anaknya untuk mendapatkan konseling gizi. Jika anak kurus , ibu diminta untuk kembali 4 minggu sesudah kunjungan pertama guna mengetahui penambahan berat anak 11. KUNJUNGAN ULANG ANAK KURUS ANAK KURUS Sesudah 14 hari : Periksa “ Timbanglah anak dan ukur PB / TB saat ini bagaimana BB/ PB ( TB ) Lakukan penilaian ulang tentang cara pemberian makan. Tindakan: Jika berat badan anak menurut panjang badan/tinggi badan berada > - 2SD, pujilah ibu dan bangkitkan semangatnya untuk melanjutkan. Jika berat badan anak menurut panjang badan/tinggi badan berada diantara – 3SD dan 2SD : nasihati ibu untuk setiap masalah pemberian makan yang dijumpai. Anjurkan ibu untuk kembali bersama anaknya setiap bulan sampai makannya baik dan berat badan menurut panjang badan/tinggi badan berada > - 2SD Pengecualian: Jika saudara tidak yakin akan ada perbaikan cara pemberian makan, atau berat badan anak terus menurun, RUJUK . 12.KUNJUNGAN ULANG ANEMIA ANEMIA Sesudah 4 MINGGU hari: Tindakan : Beri zat besi untuk 4 minggu berikutnya. Nasihati ibu untuk kembali 4 minggu kemudian Jika anak masih agak pucat sesudah 8 minggu, RUJUK untuk pemeriksaan lebih lanjut. Jika telapak tangan sudah tidak pucat sesudah 8 minggu, tak ada pengobatan tambahan. MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 7 PEDOMAN PENERAPAN MTBS DI PUSKESMAS Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2010 / 2011 Program Studi Pendidikan Dokter UNIVERSITAS JAMBI Saudara telah selesai mempelajari Materi Dasar dan Materi Inti yang memberikan pengetahuan dan keterampilan klinis dalam Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) yang terdiri dari: Penilaian dan Klasifikasi anak sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun. Menentukan tindakan dan Pengobatan, Konseling bagi ibu, Tatalaksana bayi muda umur 1 hari sampai 2 bulan (MTBM ) Tindak lanjut Ruang lingkup materi dalam modul ini mencakup: 1. 2. 3. Persiapan untuk penerapan, Penerapan MTBS dan MTBM, serta Pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan MTBS TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari dan mempraktekkan semua tugas yang ada, saudara diharapkan: Mampu melaksanakan diseminasi informasi mengenai MTBS kepada seluruh petugas puskesmas. Mampu melakukan penilaian dan penyiapan obat-obat yang diperlukan dalam pemberian pelayanan. Mampu melakukan penyiapan pengadaan formulir MTBS Mampu melakukan penilaian dan pengamatan terhadap alur pelayanan MTBS Mampu menentukan upaya penerapan MTBS di puskesmas secara bertahap. Mampu melaksanakan pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan. 1.0. PERSIAPAN PENERAPAN MTBS DI PUSKESMAS Persiapan yang perlu dilakukan oleh setiap puskesmas yang akan mulai menerapkan MTBS dalam pelayanan kepada balita sakit meliputi : Diseminasi informasi MTBS kepada seluruh petugas puskesmas, rencana penerapan MTBS, rencana penyiapan obat dan alat dan pencatatan dan pelaporan haril pelayanan MTBS 1.1 DISEMINASI INFORMASI MTBS KEPADA SELURUH PETUGAS PUSKESMAS MTBS merupakan suatu pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana balita sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan kesehatan dasar . Dari langkah-langkah yang diterapkan dalam MTBS, jelas bahwa keterkaitan peran dan tanggung jawab antar petugas di puskesmas sangat erat. Oleh karena itu seluruh petugas kesehatan di puskesmas perlu memahami MTBS dan perannya untuk memperlancar penerapan MTBS. Kegiatan diseminasi informasi MTBS kepada seluruh petugas puskesmas dilaksanakan dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh seluruh petugas. Diseminasi informasi dilaksanakan oleh petugas yang telah dilatih MTBS, bila perlu dihadiri oleh supervisor dari Dinas Kesehatan Kabupatan/Kota. Informasi yang harus disampaikan: a. Konsep umum MTBS. b. Peran dan tanggung jawab petugas puskesmas dalam penerapan MTBS. c. Diskusikan rencana penerapan MTBS di Puskesmas Materi yang perlu disiapkan adalah informasi MTBS dan buku bagan MTBS. Selain materi yang perlu dipersiapkan, saudara harus merencanakan jadwal waktu pelaksanaan dan peserta diseminasi informasi yang harus hadir. 1.2. PENYIAPAN LOGISTIK Beberapa hal yang perlu saudara perhatikan sebelum menerapkan MTBS adalah penyiapan obat, alat, formulir MTBS dan kartu nasihat ibu (KNI). 1.2.1. PENYIAPAN OBAT DAN ALAT Sebelum mulai menerapkan MTBS, saudara harus melakukan penilaian dan pengamatan tehadap ketersediaan obat di puskesmas. Secara umum, obat-obat yang digunakan dalam MTBS telah termasuk dalam Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) yang digunakan di puskesmas. 1.2.2. PENYIAPAN FORMULIR MTBS DAN KARTU NASIHAT IBU (KNI) Penyiapan formulir Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dan Kartu Nasihat Ibu (KNI) perlu dilakukan untuk memperlancar pelayanan. Formulir rawat jalan MTBS merupakan instrumen pencatatan yang belum ada di puskesmas. Perlu dipikirkan cara pengadaan formulir tersebut. Bila di Kabupaten tempat kerja saudara ada beberapa puskesmas yang akan menerapkan MTBS, maka upayakan untuk bekerja sama dalam pengadaan formulir dan kartu tersebut agar lebih murah. PENYESUAIAN ALUR PELAYANAN Salah satu konsekuensi penerapan MTBS di puskesmas adalah waktu pelayanan menjadi lebih lama. Perlu dilakukan penyesuaian alur pelayanan. Khusus untuk pelayanan bayi muda (sehat maupun sakit) dapat dilaksanakan di unit rawat jalan puskesmas, akan tetapi diutamakan dikerjakan pada saat kunjungan neonatal oleh pada bidan di desa. Untuk menerapkan MTBS di fasilitas rawat jalan puskesmas, penyesuaian alur pelayanan mungkin diperlukan untuk memperlancar pelayanan. Penyesuaian alur pelayanan balita sakit disusun dengan memahami langkah-langkah pelayanan yang diterima oleh balita sakit. Langkah-langkah tersebut adalah sejak penderita datang hingga mendapatkan pelayanan yang lengkap meliputi: 1) 2) 3) 4) 5) Pendaftaran Pemeriksaan dan konseling Tindakan yang diperlukan (di klinik) Pemberian obat, atau Rujukan, bila diperlukan DATANG PENDAFTARAN + memberi formulir MTBS+ family folder Petugas 1 di loket, mengisi formulir MTBS: • Identitas anak, Status kunjungan PEMERIKSAAN: PEMERIKSAAN: Memeriksa dan membuat klasifikasi Indentifikasi pengobatan + KONSELING Konseling pemberian obat dirumah kapan kembali pemberian makan + PEMBERIAN KODE DIAGNOSA DALAM SP2TP + TINDAKAN YANG DIPERLUKAN Pengobatan pra rjukan Imunisasi , Konseling gizi Memeriksa dan membuat klasifikasi Indentifikasi pengobatan + KONSELING Konseling pemberian obat dirumah kapan kembali pemberian makan + PEMBERIAN KODE DIAGNOSA DALAM SP2TP + TINDAKAN YANG DIPERLUKAN Pengobatan pra rjukan Imunisasi , Konseling gizi PEMBERIAN OBAT: Pemberian obat RUJUK PULANG Petugas 2, 3 dan 4 di ruang periksa Melakukan seluruh Langkah sejak • Pengukuran suhu badan • Penimbangan BB hingga konseling Petugas 5 di apotik 3.0. PENCATATAN DAN PELAPORAN HASIL PELAYANAN Pencatatan dan pelaporan di puskesmas yang menerapkan MTBS sama dengan puskesmas yang lain yaitu menggunakan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP). Perubahan yang perlu dilakukan adalah konversi klasifikasi MTBS ke dalam kode diagnosis dalam SP2TP sebelum masuk ke dalam sistem pelaporan. Ditingkat keluarga, selain mencatat hasil pelayanan pada formulir bayi muda, petugas juga mencatat pada buku KIA, agar ibu dan keluarga dapat mengetahui keadaan bayi muda dan dapat memberikan asuhan bayi muda di rumah serta mengenali tanda-tanda bahaya. 3.1. PENCATATAN HASIL PELAYANAN Pencatatan seluruh hasil pelayanan, yaitu kunjungan, hasil pemeriksaan hingga penggunaan obat tidak memerlukan pencatatan khusus. Pencatatan yang telah ada di puskesmas digunakan sebagai alat pencatatan. Alat pencatatan yang dapat digunakan adalah: 1.Register Kunjungan 2.Register Rawat Jalan 3.Register Kohort Bayi 4.Register Kohort Balita 5.Register Imunisasi 6.Register Malaria, Demam Berdarah Dengue, Diare, ISPA, Gizi dll 7.Register Obat. 3.2. PELAPORAN HASIL PELAYANAN Sebagaimana dengan pencatatan hasil pelayanan MTBS, pelaporan yang digunakan juga tidak memerlukan perubahan. Pelaporan yang digunakan adalah: 1. Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB 1) 2. Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) 3. Laporan Bulanan Gizi, KIA, Imunisasi dan P2M (LB3) 4. Laporan Mingguan Diare. 5. Laporan Kejadian Luar Biasa Bila masih ada alat pelaporan lain yang digunakan oleh program dapat digunakan juga dalam penerapan MTBS Dari laporan yang ada, Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB1) adalah laporan yang memerlukan perhatian khusus. Hasil pemeriksaan dalam MTBS ditulis dalam bentuk klasifikasi penyakit sedangkan pelaporan yang ada dalam bentuk diagnosis. Diperlukan konversi dari klasifikasi ke dalam bentuk diagnosa dan menggunakan penomoran kode LB1.