BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya proses kehamilan, persalinan, dan nifas merupakan suatu tahapan perkembangbiakan manusia yang alamiah, namun tetap harus diwaspadai apabila terjadi hal-hal yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan bayi, terutama pada ibu yang tidak mendapatkan asuhan dari tenaga kesehatan. Rencana strategis menteri kesehatan dari salah satu prioritas pembangunan kesehatan pada tahun 2010-2016 yaitu peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita, dan Keluarga Berencana (KB) (Kemenkes, 2010). Serta kompetensi bidan di Indonesia bahwa asuhan kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (KepMenkes RI no.369 tahun 2007). Maka, upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak salah satunya adalah melaksanakan asuhan secara berkelanjutan atau continuity of care. Continuity of midwifery care merupakan pelayanan yang dicapai ketika terjalin hubungan yang terus-menerus antara seorang wanita dan bidan. Asuhan yang berkelanjutan berkaitan dengan kualitas pelayanan dari waktu kewaktu yang membutuhkan hubungan terus menerus antara pasien dengan tenaga profesional kesehatan. Layanan kebidanan harus disediakan mulai prakonsepsi, awal kehamilan, selama semua trimester, kelahiran dan melahirkan sampai enam mingggu pertama postpartum (Evi Pratami, 2014). Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, AKI (Angka Kematian Ibu) tercatat 359/100 ribu KH (Kelahiran Hidup). Tercatat kematian ini jauh melonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang tercatat 228/100 ribu KH. Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Develoment Goals/MDG’s 2000) untuk tahun 2015, diharapkan AKI menurun dari 228 pada tahun 2007 menjadi 1 102/100 ribu KH dan AKB (Angka Kematian Bayi) menurun dari 34 pada tahun 2007 menjadi 23/1000 KH. Angka Kematian Ibu dan bayi di Provinsi Sumatera Utara masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan provinsi lainnya di Indonesia. Provinsi Sumatera Utara menjadi provinsi yang ke 6 dengan AKI tertinggi di Indonesia. Berdasarkan laporan dari profil kab/kota AKI maternal yang dilaporkan di Sumatera Utara tahun 2012 hanya 106/100 ribu KH, namun ini belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk (SP) 2010, AKI di Sumatera Utara sebesar 328/100 ribu KH, angka ini masih cukup tinggi bila dibandingkan dengan angka nasional hasil SP 2010 sebesar 259/100 ribu KH. Periode persalinan merupakan salah satu periode yang mengandung risiko bagi ibu hamil apabila mengalami komplikasi yang dapat meningkatkan resiko kematian ibu dan kematian bayi (Profil Kesehatan Indonesia, 2010). Cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menunjukkan kecendrungan peningkatan, yaitu dari 77,95% pada tahun 2003 meningkat menjadi 88,78% pada tahun 2012, angka ini juga belum mampu mencapai target SPM bidang kesehatan yaitu 90% pada tahun 2015. Asuhan masa nifas diperlukan karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu terjadi setelah persalian dan 50% kematian terjadi pada masa nifas 24 jam pertama (Wilandari, 2011). Berdasarkan laporan profil kesehatan kab/kota, dari 259.320 bayi lahir hidup terdapat 1.970 bayi meninggal sebelum usia 1 tahun. Berdasarkan angka ini, diperhitungkan AKB di Sumatera Utara hanya 7,6/1.000 KH pada tahun 2012. Rendahnya angka ini mungkin disebabkan karena kasus-kasus yang terlaporkan adalah kasus kematian yang terjadi di sarana pelayanan kesehatan, sedangkan kasus-kasus kematian yang terjadi di masyarakat belum seluruhnya terlaporkan. Keberhasilan program keluarga berencana (KB) diukur dengan beberapa indikator, diantaranya proporsi peserta KB Baru menurut metode kontrasepsi, persentase KB Aktif terhadap jumlah pasangan usia subur (PUS) dan persentase baru metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Sampai tahun 2012, berdasarkan data pada profil kesehatan kab/kota , jumlah peserta KB baru adalah 2 sebesar 19,44% mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011 yaitu 14,08%, tahun 2010 yaitu 17,05% dan tahun 2009 yaitu 14,58%. Berdasarkan data tersebut untuk mendukung pembangunan kesehatan pada tahun 2010-2014, penulis tertarik melakukan asuhan kebidanan berkelanjutan (continuity of care) pada pasien dimulai dari masa hamil sampai masa nifas sebagai laporan tugas akhir di klinik Lista Hamparan Perak Medan. 1.2 Identifikasi Ruang Lingkup Asuhan Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah yang berkaitan dengan masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa interval dan asuhan bayi baru lahir serta melakukan pendokumentasian kebidanan yang telah dilakukan pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB yang dilakukan di klinik Lista, Klambir V Hamparan Perak Medan. 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Memberikan asuhan kebidanan secara continuity care pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan sehingga dapat membantu menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu. 1.3.2 Tujuan Khusus Setelah praktek ini mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana dengan langkahlangkah: 1. Pengkajian data, analisa, penyusunan rencana tindakan, pelaksanaan dan evaluasi pada ibu hamil. 2. Pengkajian data, analisa, penyusunan rencana tindakan, pelaksanaan dan evaluasi pada ibu bersalin. 3. Pengkajian data, analisa, penyusunan rencana tindakan, pelaksanaan dan evaluasi pada ibu nifas. 3 4. Pengkajian data, analisa, penyusunan rencana tindakan, pelaksanaan dan evaluasi pada ibu neonatus. 5. Pengkajian data, analisa, penyusunan rencana tindakan, pelaksanaan dan evaluasi pada akseptor KB. 6. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB. 1.4 Sasaran, tempat dan waktu asuhan kebidanan 1. Sasaran Sasaran asuhan kebidanan ditujukan kepada ibu hamil dengan memperhatikan continuity of care mulai hamil, bersalin, nifas, KB. 2. Tempat Laporan Tugas Akhir ini disususn dengan mengambil tempat di klinik Lista. 3. Waktu Waktu yang diperlukan dalam pelaksanaan Continuity of Care adalah tanggal 10 Agustus 2016 sampai dengan 05 Juni 2016. 1.5 Manfaat 1.5.1 Manfaat teoritis 1. Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan, serta bahan dalam penerapan asuhan kebidanan dalam batas Continuity of Care,terhadap ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan pelayanan kontrasepsi. 2. Dapat dijadikan bahan perbandingan untuk laporan studi kasus selanjutnya. 1.5.2 Manfaat praktis Dapat dijadikan sebagai bahan untuk meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), khususnya dalam memberikan informasi tentang perubahan fisiologis dan psikologis dan asuhan yang diberikan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan batasan Continuity of Care. 4 pelayanan kontrasepsi dalam