ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “D” MASA HAMIL, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS PUNGGING KABUPATEN MOJOKERTO RIZA NOVITA SARI 1311010037 Subject :AsuhanKebidanan Pada Ny “D” Masa Hamil, Bersalin, Nifas, Neonatus dan Keluarga Berencana DESCRIPTION Asuhan kebidanan secara komperhensif sangat penting dilakukan, yaitu dengan mengikuti dan memantau perkembangan ibu mulai dari kehamilan trimester III, persalinan, nifas, neonatus, sampai keluarga berencana, dengan tujuan untuk terus memantau dan membantu ibu dalam melewati masa-masa tersebut hingga ibu dapat melahirkan dengan aman dan bayi lahir normal serta tumbuh dengan sehat dan tidak ada masalah apapun. Asuhan kebidanan pada Ny “D” GIVP30003. Kala II berlangsung 1 jam dilakukan pertolongan sesuai dengan 58 langkah APN. Pada kunjungan nifas I, II, III, IV ibu dalam keadaan normal pada kunjungan IV penulis memberikan konseling KB, dan ibu memilih untuk menggunakan KB suntik 3 bulan. Setelah dilakukan asuhan kebidanan secara komperhensif ditemukan komplikasi pada kunjungan ke III dan bayi dalam keadaan kuning pada kunjungan ke III namun teratasi dengan memberikan ASI sedikit tapi sering dan berjemur di pagi hari, dan kembali keadaan normal dan sehat. Asuhan dengan komperhensif ini sangat membantu, sehingga klien dapat melewati proses kehamilan sampai KB tanpa masalah, dan dapat meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak jika diberikan secara aktif dan terjalin kerjasama yang baik antara petugas kesehatan dengan pasien ABSTRACT Midwifery care in comprehensive way is very important to do, namely to follow and monitor the progress of the mother from pregnancy of third trimester pregnancy, parturition, post-partum, neonatal, until family planning, with the aim to continue monitor and assist the mother in passing these periods until the mother can give birth safely and normal and baby can grow healthy without any problem Midwifery care for Mrs. "D" GIVP30003 gestational. The second stage lasted 1 hour did aid in accordance with 58 steps of APN,. On postpartum visits of I, II, III, IV mother was under normal circumstances onfourth visit researcher provided family planning counseling, and mothers chose 3 monthly contraceptive injection. After comprehensive midwifery care baby found complication on a visit of III and infant in a state of jaundice on a third visit but resolved by giving breastfeeding a little but often and sunbathing in the morning, and returned to normal and healthy state. Comprehensive care is very helpful, so the client can go through the process of pregnancy until family planing without any problem, and it can improve the health of mothers and children if it given actively and it can established good cooperation betwen health care workers with patient Keywords: Midwifery Care, Pregnancy, parturition, Neonatal, postpartum, family planing Contributor : I Farida Yulianti, M. Kes : II Elyana Mafticha, M.P.H Date : 30 Juni 2016 Type Material : Laporan Tugas Akhir URL : Right : Open Dokument Summary : A. LATAR BELAKANG Angka Kematian Ibu dan Bayi (AKB) sudah mulai mendapatkan perhatian bagi masyarakat. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah indikator terpenting dalam menentukan status kesehatan maternal begitu juga dengan Angka Kematian Bayi (AKB) yang merupakan patokan untuk menentukan sejauh mana pelaksanaan pembangunan kesehatan(Pramono, Wulansari, & Sutikno, 2011) Angka kematian ibu, bayi dan balita di Indonesia masih tergolong tinggi dan merupakan salah satu masalah utama kesehatan 1-3. Berdasarkan Tujuan Pembangunan MDGs 2015, target Indonesia menurunkan angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita (AKABA) masing-masing menjadi 102 per 100.000 ; 23 per 100.000 dan 32 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, AKI, AKB dan AKABA tersebut masing-masing masih 228; 34 dan 44 per100.000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi (AKB) dan AKABA dalam lima tahun terakhir menunjukkan kecenderungan yang menurun, tetapi AKI diperkirakan tidak dapat mencapai target MDGs.(Saputra, 2013) Angka bayi di kabupaten mojokerto pada tahun 2013 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2012. dilaporkan tahun 2013 terjadi 16.491 kelahiran. Dari seluruh kelahiran, tercatat 67 kasus lahir mati dan kasus kematian bayi sebesar 129, diantaranya laki-laki sebanyak 77 bayi dan sebanyak 52 bayi perempuan. Jumlah kematian tertinggi ada pada Kecamatan Puri yaitu 15 bayi dan tidak adanya kematian bayi atau nol (0) ada pada Kecamatan Bangsal dan Ngoro. Dibandingkan dengan tahun 2012 kasus kematian bayi sebesar 178 bayi, maka terjadinya penurunan angka kematian bayi. Penurunan angka ini dikarenakan sudah tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil, serta sudah tersedianya ruang PONED (Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar ) di beberapa Puskesmas(Endang Sri Woelan, 2014). Faktor-faktor yang menyebabkan Kematian bayi dapat pula diakibatkan dari kurangnya kesadaran akan kesehatan ibu.Banyak faktor yang mempengaruhinya, diantaranya, Ibu jarang memeriksakan kandungannya kebidan/tenaga kesehatan, hamil diusia muda, jarak yang terlalu sempit, hamil diusia tua, kurangnya asupan gizi bagi ibu dan bayinya, makanan yang dikonsumsi ibu tidak bersih, fasilitas sanitasi dan higienitas yang tidak memadai. Kematian bayi dapatjuga diduga akibat kelainan kongenital, dapat terlihat bahwa ibu bayi memiliki risiko terhadap kandungannya. Diantaranya, bayi yang meninggal memiliki rahang yang sangat kecil sehingga ASI yang diberikan tidak bisa ditelan lancar. Dilihat dari riwayat kesehatan ibu, saat akan melahirkan tekanan darah meningkat, serta keadaan jantung bayi mulai melemah, dan kelahiran dilakukan dengan cara seksio sesarea. Dengan demikian, kemungkinan foktor tersebut yang dapat menyebabkan bayi dengan lahir asfiksia dan menyebabkan kematian pada bayi(Wandira & Indawati, 2012) Penyebab kematian ibu adalah gangguan persalinan langsung misalnya perdarahan, infeksi, eklampsia, dan partus macet (lama).Kemungkinan terjadinya kematian ibu dalam persalinan di puskesmas atau rumah sakit karena kesiapan petugas, ketersediaan bahan, peralatan dan sikap petugas. Di perjalanan diakibatkan sarana transportasi, tingkat kesulitan dan waktu tempuh, serta kematian di rumah diakibatkan keputusan keluarga (pengetahuan, ketersediaan dana, kesibukan keluarga dan social budaya) serta ketersedian transportasi. Pada umumnya keterbatasan ekonomi menjadi faktor yang dominan dalam mempengaruhi kematian maternal selain pengetahuan atau pendidikan.Keterbatasan ekonomi dapat mendorong ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan rutin karena tidak mampu membayarnya.Selain itu, rendahnya tingkat pendidikan yang mengakibatkan kurangnya pengetahuan tentang kehamilan atau kelainan akhirnya dapat membawa resiko yang tidak diinginkan. Akibat dari rendahnya pengetahuan ibu hamil tidak jarang kehamilan banyak menimbulkan adanya kematian baik pada ibu maupun pada bayi yang dilahirkan atau bahkan kedua-duanya(Erlina, Larasati, & Kurniawan, 2013) Pemecahan masalah kesehatan ibu dan bayi perlu menggunakan pendekatan agar terlaksananya upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkelanjutan atau continuum of care yaitu sejak sebelum masa hamil, masa kehamilan, persalinan dan nifas, serta keluarga berencana. (Kemenkes, 2014). Oleh karena itu kementrian kesehatan meluncurkan program jaminan persalinan (Jampersal) sejak awal 2011 untuk menurunkan AKI dan AKB serta,meningkatkan pengguna KB pasca persalinan (Akhenan & Puspitasari, 2012) B. METODOLOGI Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah observasi kualitatif dengan menggunakan SOAP (Subjektif, Objektif, Assesment dan Planning) yang dilaksanakan di UPT Puskesmas Pacet Kabupaten Mojokerto. Pemeriksaan fisik pada Ny R yang dilakukan setiap kujungan, yaitu kunjungan hamil 2 kali, bersalin 1 kali, nifas 4 kali, neonates 3 kali, dan keluarga berencana 1 kali. SOAP disajikan dari proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan sebagai perkembangan catatan kemajuan keadaan klien. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada BAB 4 ini penulis akan melakukan pembahasan mengenai asuhan yang dilakukan dengan kesesuaian hasil asuhan dengan teori Asuhan kebidanan Komprehensif yang diterapkan pada klien Ny “D” GIVP3003sejak kontak pertama pada tanggal 16 februari 2016 yaitu dimulai pada usia kehamilan 37-38 minggu, persalinan, nifas, neonatus, dan KB dengan pembahasan sebagai berikut. Berdasarkan anamnese pada Ny “D” usia 33 tahun pada trimester III ibu merasakan keluhan yaitu nyeri bagian pinggang dan sering buang air kecil (BAK), hal ini sesuai dengan teori (Fraser & Cooper, 2009) mengatakan Nyeri punggung pada kehamilan dapat disebabkan oleh perubahan uterus yang menyebabkan perubahan postur tubuh, dan juga akibat pengaruh hormone releksin terhadap ligament. Kehamilan pada Ny “D” berusia 37-38 minggu ibu tidak mengalami gangguan patologi menurut teori (Sukarni, Margaret, 2013) gangguan kehamilan patologi pada kehamilan seperti kehamilan ektopik,placenta previa,abortus,preeklamsia,trauma pada kehamilanhamil anggur. Tidak terjadi kesenjangan antara fakta dan teori Dari pernyataan ibu nyeri pada pinggang karena disebabkan oleh perubahan uterus yang semakin besar dan perubahan postur tubuh. Pada trimester III ini ibu juga mengeluh sering buang air kecil, hal ini sesuai dengan teori (Hutahaean. 2013) mengatakan Keluhan yang sering muncul pada trimester ke tiga adalah seringnya buang air kecil (BAK). Janin yang semakin besar akan menekan kandung kemih ibu, sehingga kapasitas kandung kemih ibu terbatas dan sering buang air kecil (BAK). Dari data pengkajian Ny “D” hamil ke empat yang sangat rawan dengan resiko tinggi, menurut teori (Sukarni, Margaret, 2013) kehamilan dengan peregangan Rahim yang berlebihan dapat menyebabkan Rahim sangat teregang dan menipis sehingga bisa terjadi robekan. Namun pada saat kehamilan keadaan ibu sehat tidak ada tanda-tanda yang membahayakan. Berdasarkan pemeriksaan TBJ pada Ny”D” menunjukan bahwa TFU ibu 32 cm dan sudah masuk PAP, menurut (Ari & Nugraheny, 2014) Rumus Tafsiran Berat Janin = (TFU-12)x 155. Dari hasil pemeriksaan pada Ny “D” Rumus tafsiran berat janin = (32-11)x 155= 3255 sedangkan fakta yang didapat ibu melahirkan bayi dengan berat badan 3500 Proses kala II berlangsung selama 1 jam. Menurut (Lailiyana et al, 2011) gejala pada kala II meliputi His yang semakin kuat, pecahnya ketuban, dan kenginan untuk mengejan.Kala II dimulai dari pembukaan 10 cm sampai dengan lahirnya bayi. Proses ini pada primigravida lamanya 50 menit dan multigravidarum 30 menit. Pembukaan lengkap disertai ibu ingin meneran berlangsung selama 1 jam, akan tetapi selaput ketuban belum pecah, dan bidan melakukan amiotomi dan setelah amiotomi berlangsung bayi lahir spontan. Kala III pada Ny “D” berlangsung ±5 menit. Menurut (Sondakh, 2013) kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Berdasarkan pengkajian yang sudah dilakukan pada Ny “D” plasenta lahir hanya belangsung ±5 menit dan plasenta lahir lengkap. Kala IV pada Ny “D” dilakukan observasi pada 2 jam pertama post partum yaitu :keadaan umum baik, kesadaran composmentis, perdarahan ±150 cc, Tekanan Darah : 110/80, Nadi : 80 x/menit, RR : 20 x/menit, TFU 2jari dibawah pusat,kontrasi uterus keras, kandung kemih kosong, menurut (Lailiyana, et al, 2011) kala IV dilakukan observasi 2 jam pertama post partum yang meliputi :kesadaran pasien, tanda-tanda vital, kontraksi uterus,pendarahan. Hal ini membuktikan bahwa antara teori dan fakta tidak terjadi kesenjangan. Persalinan pada Ny “D” tidak terjadi pendarahan dan tidak terjadi komplikasi karena jumlah pendarahan ±150. Menurut teori (Darney, 2015) mengatakan, wanita yang sering melahirkan, memiliki risiko kehamilan bermasalah. Salah satu masalah yang mungkin dialami adalah pendarahan saat persalinan, rahim akan sulit berkontraksi untuk menghentikan pendarahan. Dari data diatas jumlah pendarahan pada Ny”D” ±150 cc sehingga terjadi kesenjangan antara fakta dan teorI karen uterus berkontraksi dengan baik, ditujang pula emberian oksitosin pasca kelahiran plasenta. Pada kunjungan nifas I Ny “D”, keluhan yang dirasakan ibu yaitu mules.Menurut (bahiyatun, 2009), keluhan utama ibu yang dirasakan yaitu mules karena terjadinya involusi dan relaksasi yang terus menerus atau juga bisa karena kandung kemih penuh. Pada Ny “D” keluhan yang dirasakan tersebut adalah hal yang fisiologis. Karena terjadinya involusi uterus sehingga terjadi mules pada perut ibu.Pada data objektif masa nifas Ny “D”, kunjungan pertama 1 hari ke 1 postpartum terdapat lochea rubra dengan TFU 2 jari dibawah pusat, kunjungan ke II hari ke-6 postpartum terdapat lochea sanguilenta dan TFU pertengahan pusat sympisis, kunjungan III hari ke-14 postpartum terdapat lochea alba dengan TFU tidak teraba, kunjungan IV hari ke-40 postpartum dengan lochea tidak ada, TFU tidak teraba. Menurut dewi & sunarsih (2014), beberapa jenis lochea antara lain lochea rubra : muncul hari 1-3 postpartum warna merah bercampur darah, lochea sanguilenta : muncul hari 3-5 postpartum warna kuning berisi darah dan lender karena pengaruh plasma darah, lochea serosa hari ke 6-9 postpartum warna kekuningan atau kecoklatan, lochea alba : muncul hari ke 10 warna lebih pucat, putih kekuningan dan serabut jaringan mati. Dari data yang diperoleh TFU dan lochea ibu dalam keadaan normal hal itu dikarenakan ibu tidak tarak makan dan proses involusi berjalan dengan baik, hal ini sesauai dengan teori Bayi Ny”D” lahir tanggal 29 febrbuari 2016 dengan berat badan 3500 mg, menurut (Maryunani & Sukaryati, 2011) Bayi baru lahir normal ialah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37 minggu – 42 minggu dengan syarat berat badan lahir 2500-4000 gram. Lahirnya bayi pada kehamilan 37 minggu menunjukan bahwa bayi siap dilahirkan dan telah mendapatkan cukup nutrisi di dalam rahim ibu sehingga bayi lahir dengan berat badan normal tanpa ada kesenjangan dengan teori. Bayi Ny “D” mengalami ikterus selama 2 hari pada hari ke 14 hari setelah bayi lahir, menurut teori (Sukrni, Margaret 2013) Ikterus bisa terjadi karena ibu menyusui dengan diit yang tidak adekuat.Bayi Ny “D” mengalami ikterus dapat disebabkan kurangnya nutrisi (ASI) hal ini terjadi karena bayi hanya minum pada saat menangis sedangkan bayi dengan berat badan yang lumayan besar bayi lebih sering tidur dan ibu kurang memperhatikan dalam pemberian ASI. Ibu tidak merasa khawatir karena ibu sudah pernah mengalami hal seperti ini pada anak ke tigatetapi petugas tetap memberikan informasi keadaan bayinya dan menganjurkan untuk Meningkatkan frekuensi ASI, serta menjemur bayi tiap pagi antara jam (07.00-09.00) WIB selama 30 menit -1 jam dengan hanya memakaikan popok dan mata tidak boleh menghadap kearah matahari. Ny “D” tidak cemas dan khawatir terhadap kondisi bayinya yang mengalami ikterus karena ibu sudah pernah mengalami masalah yang sama pada anak ke tiganya. menurut teori (Marinus, Wray) menyatakan bahwa secaraspesifik pengalaman dapat diukur dengan rentang waktu yang telahdigunakan terhadap suatu prilaku atau pekerjaan. hasil dari data diatas menunjukan bahwa pengalaman seseorang dapat mempengaruhi prilaku pada dirinya. Pada pengkajian data Ny “D” mengalami kegagalan pada saat menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan. Menurut teori (saiffuddin 2006) mengatakan bila ibu menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara benar, dan ibu tersebut tidak hamil suntikan pertama dapat segera diberikan tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang. Ny “D” mengalami kegagalan dalam menggunakan alat kontrasepsi suntik 3 bulan akan tetapi ibu tetap menggunakan suntik 3 bulan, petugas sudah memberikan informasi tentang kondisi pasien dan alat kontrasepsi yang tepat untuk Ny “D” akan tetapi Ny”D” tidak cemas ataupun khawatir akan terulang kembali kejadian yang sama. Pada pemeriksaan Ny “D” ingin memakai kontrasepsi yang dipilih KB suntik 3 bulan pada tanggal 10 mei 2016 dan sekarang sedang menyusui.Menurut teori saifudin mengatakan bahwa KB suntik 3 bulan sangat cocok untuk ibu pada masa laktasi maka ibu masih memberikan ASI pada bayi sehingga tidak menekan atau mempengaruhi produksi ASI dan KB suntik 3 bulan tidak mengandung progesteon. Pada kasus Ny “D” ibu memilih KB suntik 3 bulan karena ibu sudah pernah memakainya dan cocok dan tidak berpengaruh pada produksi ASI D. SIMPULAN Asuhan kebidanan pada kehamilan Ny ”D” dilakukan kunjungan mulai usia 37-38 minggu dan dilakukan kunjungan sebanyak 2 kali. Dengan keluhan fisiologis yang sering muncul pada trimester ke III Asuhan kebidanan pada persalinan Ny “D” kala I,II,III,IV berjalan dengan normal akan tetapi pada kala II berlangsung selama 1 jam hal ini dapat dsimpulkan pada persalinan Ny “D” terjadi prolonged explulsive phase atau dsebut juga kala II memanjang Asuhan kebidanan pada masa nifas dilakukan 4 kali kunjungan. Kunjungan nifas pertama dimulai dari 6-8 jam post partum. Kunjungan ke 2 dilakukan 6 hari. kunjungan ke 3 dilakukan 2 minggu, kunjungan ke 4 dilakukan 6 minggu post partum. Dari kunjungan ke-empet tersebut telah berjalan sesuai dengan involusi uterus. Asuhan kebidanan pada neonatus dilakukan 3 kali kunjungan. Kunjungan pertama dan kunjungan kedua tidak ada masalah, kunungan ketiga bayi Ny “D” terlihat kuning (ikterus) namun dapat teratasi dengan menjemur bayi dipagi hari dan memberikan asi sedikit tapi sering. Dan ikterus yang terjadi pada bayi Ny “D” adalah ikterus yang fisiologis. Asuhan kebidanan pada keluarga berencana Ny D sudah menentukan KB suntik 3 bulan. Dan hal tersebut merupakan suatu pilihan yang bagus untuk ibu yang masih menyusui. E. REKOMENDASI 1. Bagi institusi pendidikan kesehatan Institusi poltekkes majapahit diharapkan menyediakan sumber-sumber pustaka yang up to date sehinngga mahasiswa dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan terutaman dalam bidang kesehatan 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Lebih menyempurnakan LTA ini dengan mencari penanganan yang baru dan efektif untuk penangganan masalahikterus pada Bayi 3. Bagi Tenaga kesehatan bidan Lebih meningkatkan kualitas pelayanan dengan cara meningkatkan pengetahuan dan penanganan pada masalah ikterus pada Bayi,terlebih petugas lebih mengutamakan kunjungan pada neonatus. 4. Bagi Masyarakat Masyarakat lebih teliti dalam mengambil keputusan dan lebih meningkatkan kesehatan, jika terdapat keluhan segera datang ke tenaga kesehatan untuk segera periksa. F. DAFTAR PUSTAKA .sondakh, J. j. (2013). Asuhan kebidanan persalinan dan bayi. Jakarta: Erlangga. Abdul Bari Saifudin, S. M. (2011). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontasepsi. Affandi, B. (2011). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Akhenan, N. F., & Puspitasari, N. (2012). Determinan pada ibu nifas yang berhubungan dengan pelaksanaan post-natal care. ari, S. (2014). asuha kebidanan pada ibu bersalin. jakarta: salemba medika. Ari, S., & Nugraheny, E. (2014). Asuhan kebidanan pada ibu bersalin. jakarta: salemba medika. Ari, S., & Nugraheny, E. (2014). Asuhan kebidanan pada ibu bersalin. jakarta: salemba medika. Bahiyatun. (2009). Buku Ajar Asuhan kebidanan nifas normal. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC. BKKBN. (2011). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi . Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Nugroho, T. (2014). Buku Ajar Asuhan Kebidanan 3 Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika. Nurjannah, S. N. (2013). Asuhan Kebidanan Postpartum. Kuningan : Refika Aditama. Nurul Kamariyah, Y. A. (2014). BUKU AJAR KEHAMILAN. Jakarta: Salemba Medika. Pramono, M. S., Wulansari, s., & Sutikno. (2011). pemetaan determinan angka kematian bayi di jawa timur berdasarkan indikator indeks pembangunan kesehatan masyarakat. Prawirihardjo, S. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka. prawirohardjo, s. (2009). ilmu kebidanan . jakarta: yayasan bina pustaka . Reeder, j. s. (2011). keperawatan maternitas kesehatan wanita, bayi dan keluarga. jakarta: penerbit buku kedokteran EGC. Sondakh J.S Jenny. (2013). asuhan kebidanan persalinan & bayi baru lahir. malang: Erlangga. Sondakh, J. J. (2013). asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru lahir. malang: erlangga. Suherni, H. W. (2009). Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. Sukarni, i., & Margaret. (2013). Kehamilan, Persalinan, dan Nifas. Sulistyawati. (2010). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba Medika. Sulistyawati, A. (2009). Asuhan kebidanan pada masa kehamialn. jakarta. Sumarah. (2008). Asuhan kebidanan pada ibu bersalin. Yogyakarta: fitramaya. G. ALAMAT CORRESPONDENSI Email : [email protected] No. Hp : 082244988604 Alamat :Dusun Pondok Asri RT/RW 13/05, Desa Kedungrejo, Kecamatan Rowokangkung, Kabupaten Lumajang