Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK Millennium Development Goals (MDGs) ‘Komitmen Negara terhadap rakyat Indonesia dan Komitmen Indonesia kepada masyarakat global” • Suatu kesepakatan dan kemitraan global untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat ditunjukkan oleh paket berisi tujuan yang mempunyai batas waktu dan target terukur • Komitmen Indonesia mencapai MDGs adalah komitmen meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia Diformulasikan di UN Millennium Summit (New York, Sept, 2000) 2 8 TUJUAN MDGs TUJUAN 1 : MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN TUJUAN 2 : MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA TUJUAN 3 : MENDORONG KESETARAAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN TUJUAN 4 : MENURUNKAN KEMATIAN ANAK TUJUAN 5 : MENINGKATKAN KESEHATAN IBU TUJUAN 6 : MENGENDALIKAN HIV DAN AIDS, MALARIA DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA (TB) TUJUAN 7 : MENJAMIN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP TUJUAN 8 : MENGEMBANGKAN KEMITRAAN PEMBANGUNAN DI TINGKAT GLOBAL 3 3 Prioritas, Output Dan Target Peningkatan Kesehatan Anak, Tahun 2010-2014 Prioritas Keluaran Cakupan KN1 Cakupan KN4 2010 84% 80% 2011 86% 82% 2012 88% 84% 2013 89% 86% 2014 90% 88% Cakupan pengobatan pada komplikasi neonatal 60% 65% 70% 75% 80% 84% 85% 86% 87% 90% 78% 80% 81% 83% 85% Cakupan imunisasi lengkap anak usia 1 tahun 80% 82% 85% 88% 90% Cakupan imunisasi campak anak usia 1 tahun 80% 85% 88% 90% 93% Cakupan pelayanan Peningkatan kesehatan bagi bayi kualitas pelayanan kesehatan Cakupan pelayanan anak kesehatan bagi balita TUJUAN 4 : MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK Angka kematian anak balita menurun dari 97 (1991) menjadi 44 per 1.000 kelahiran (2007) dan diperkirakan target 32 per 1.000 kelahiran pada tahun 2015 dapat tercapai. Kecenderungan dan proyeksi Angka Kematian Anak Balita, Bayi dan Neonatal (1991-2015) Sumber: SDKI berbagai tahun 5 TUJUAN 5 : MENINGKATKAN KESEHATAN IBU TARGET 5A: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU HINGGA TIGA-PEREMPAT DALAM KURUN WAKTU 1990-2015 Angka Kematian Ibu (per 100.000 kelahiran hidup) • AKI menurun dari 390 (1991) menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup (2007). • Perlu upaya keras untuk mencapai target tahun 2015: 102 per 100.000 kelahiran hidup. K em a tia n ib u p er 100.000 k .h . 390 334 307 228 226 Tren AK I S D K I MD G target R P J M 2009 R P J M 2014 118 Sumber : BPS, SDKI 1994-2007 2014 2012 2010 2008 2006 2004 2002 2000 1998 1996 1994 1992 1990 102 6 AKB AKB tahun 2012 adalah 32 per 1000 kelahiran hidup. target MDGs untuk AKB,yakni 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Capaian program kesehatan balita Dalam 5 tahun terakhir, Angka Kematian Neonatal (AKN) tetap sama yakni 19/1000 kelahiran Angka Kematian Pasca Neonatal (AKPN) terjadi penurunan dari 15/1000 menjadi 13/1000 kelahiran hidup Angka kematian anak balita juga turun dari 44/1000 menjadi 40/1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian pada kelompok perinatal disebabkan oleh Intra Uterine Fetal Death (IUFD) sebanyak 29,5% dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 11,2%, ini berarti faktor kondisi ibu AKI Target AKI di Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Sementara itu berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan secara nasional pada tahun 2013 adalah sebesar 90,88%. Cakupan ini terus menerus meningkat dari tahun ke tahun., tiga provinsi dengan cakupan tertinggi adalah provinsi Jawa Tengah dengan cakupan 99,89%, Sulawesi Selatan 99,78%, dan Sulawesi Utara 99,59%. Sedangkan tiga provinsi dengan cakupan terendah adalah Papua 33,31%, Papua Barat (73,20%), dan Nusa Tenggara Timur (74,08%). (Data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013). Target 4A: Menurunkan Angka Kematian Balita (AKBA) hingga dua-pertiga dalam kurun waktu 1990-2015 • Memastikan program imunisasi dengan sumber daya yang memadai • Menerapkan strategi MTBS • Menjamin penguatan program gizi yang terfokus dalam mencapai target nasional untuk menurunkan stunting pada balita dari 36,8 persen menjadi 32 persen pada 2014 • Memperkuat peran keluarga, termasuk penguatan strategi komunikasi untuk perubahan perilaku (PHBS) • Memperkuat pelayanan kesehatan neonatal dan ibu 10 Target 4A: Menurunkan Angka Kematian Balita (AKBA) hingga dua-pertiga dalam kurun waktu 1990-2015 Memperkuat dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan Meningkatkan partisipasi masyarakat melalui kegiatan posyandu Mengurangi kesenjangan geografis, sosial-ekonomi maupun aspek gender terhadap status kesehatan anak dan gizi Upaya pencapaian indikator continuum of care dengan fokus pada peningkatan akses pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin serta penduduk yang berada di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) Memadukan strategi lintas sektoral untuk mempercepat penurunan kematian angka kematian balita Upaya-upaya yang bisa dilakukan dalam peningkatan kesehatan ibu, bayi, dan anak Menjamin ketersediaan dan akses ke continuum of care kebidanan yang berkualitas. Fokus pada peningkatan pelayanan kesehatan ibu, khususnya pada proses kelahiran dan pelayanan kebidanan dalam 24 jam pertama pasca kelahiran. Meningkatkan status gizi ibu sebelum dan selama masa kehamilan. Menguatkan strategi pencegahan dan penanganan pernyakit infeksi utama dan malnutrisi pada bayi dan balita. Meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, khususnya dengan memperkuat peran Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu). Tantangan kesehatan ibu dan anak Selain belum adanya data Angka Kematian Ibu yang bisa diandalkan, rendahnya continuum of care kebidanan, Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai birth preparedness dan emergency readiness Adanya disparitas antar provinsi, tingkat pendidikan, dan tingkat ekonomi. Tingginya malnutrisi pada balita dan anak Rendahnya status gizi ibu Kurangnya kesadaran masyarakat akan kesehatan dan gizi neonatal, bayi, anak, dan ibu Kurangnya pelayanan persalinan yang berkualitas yang meningkatkan resiko kematian neonatal. Tantangan situasi gizi Dua indikator gizi yang paling terlihat adalah tidak tercapainya target proporsi balita kurang gizi dan balita pendek dalam RPJMN. Selain itu ada kenaikan serius angka gizi lebih (Body Mass Index/BMI > 25) pada wanita usia di atas 18 tahun. Adanya kesenjangan pada desain, implementasi dan monitoring peraturan, regulasi dan standar yang terkait dengan BMS (breast milk substitute), produk pangan fortifikasi, pangan komplementer dan pangan olahan. Strategi penanggulangan masalah gizi Meningkatkan cakupan dan kualitas paket pelayanan kesehatan dan gizi yang terintegrasi untuk mengatasi kurang gizi dan gizi lebih. Mempromosikan perilaku kesehatan, gizi, sanitasi, kebersihan dan pola asuh yang tepat. Memperkuat kompetensi ahli gizi dan tenaga kesehatan dalam pelayanan gizi. continuum of care . “Pendekatan ini dimulai sejak masa pra hamil, hamil, bersalin dan nifas, bayi, balita, hingga remaja (pria dan wanita usia subur), Pelayanan Pria Usia Subur dan Wanita Usia Subur: konseling, pelayanan KB, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), Pemeriksaan kehamilan: P4K, Buku KIA, ANC terpadu, kelas ibu hamil, fe dan asam folat, PMT ibu hamil, TT ibu hamil Persalinan nifas dan neonatal: inisiasi menyusui dini, vit K 1 inj, imunisasi hepatitis b, rumah tunggu, kemitraan bidan dukun, KB pasca persalinan, PONEDPONEX Pelayanan bagi bayi: ASI eksklusif, imunisasi dasar lengkap, pemberian makan, penimbangan, vit A, MTBS Pelayanan bagi balita: pemantauan pertumbuhan dan perkembangan, PMT. Pelayanan bagi anak SD: penjaringan, bln imunisasi anak sekolah, upaya kesehatan sekolah, PMT Pelayanan bagi anak SMP/A dan remaja: kespro remaja, konseling gizi HIV/AIDS, Napza dll. Lansia: kualitas, degenerasi Continuum of care Pelayanan Pria Usia Subur dan Wanita Usia Subur: konseling, pelayanan KB, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), Pemeriksaan kehamilan: P4K, Buku KIA, ANC terpadu, kelas ibu hamil, fe dan asam folat, PMT ibu hamil, TT ibu hamil Persalinan nifas dan neonatal: inisiasi menyusui dini, vit K 1 inj, imunisasi hepatitis b, rumah tunggu, kemitraan bidan dukun, KB pasca persalinan, PONED-PONEX Pelayanan bagi bayi: ASI eksklusif, imunisasi dasar lengkap, pemberian makan, penimbangan, vit A, MTBS Pelayanan bagi balita: pemantauan pertumbuhan dan perkembangan, PMT. Pelayanan bagi anak SD: penjaringan, bln imunisasi anak sekolah, upaya kesehatan sekolah, PMT Pelayanan bagi anak SMP/A dan remaja: kespro remaja, konseling gizi HIV/AIDS, Napza dll. Lansia: kualitas, degenerasi