Ringkasan Khotbah - 16 Mei'10 Ulangan 5:6-8, Ibrani 11:6 Pdt. Andi Halim, S.Th. Kita masih membahas mengenai gereja yang benar dan kita sudah belajar mengenai gereja yang diserang. Jika hidup kita tenang-tenang saja dan menganggap tidak ada yang menyerang gereja ini, apakah betul demikian? Kita seperti gandum yang bertumbuh bersama dengan lalang dan seperti domba di tengah-tengah serigala. Ini bukan kondisi yang enak dan gampang. Ini kondisi yang amat sangat mengerikan dan Tuhan menempatkan kita di posisi-posisi seperti itu. Rasul Petrus sudah mengingatkan bahwa iblis seperti singa yang mengaum-ngaum dan siap mencari mangsa. Maka kita perlu waspada! Bukan enak-enak. Tapi apa yang diwaspadai? Apa yang menjadi masalah dalam kehidupan saya? Mengapa orang seringkali merasa tidak ada masalah? Mungkin lagi tidur. Orang yang tidur tidak tahu jika ada gempa bumi. Mungkin ada orang-orang Kristen yang lagi tidur sehingga tidak tahu bahwa ada masalah. Atau mungkin juga seseorang merasa tidak ada masalah karena tidak ada perhatian atau karena merasa dirinya orang luar yang hanya melihat saja dan tidak tahu di dalam ada apa. Seperti orang non-Kristen yang melihat orang-orang Kristen begitu indah karena hanya melihat dari luar. Segala sesuatu dirasakan indah dan tidak tahu apa yang menjadi masalah. Setelah masuk lebih dalam ternyata Kristen pun juga terjadi masalah-masalah yang begitu mengerikan. Demikian juga kita yang pergi ke gereja bisa terlihat baik-baik saja tapi waktu diteliti ternyata ada problem-problem yang cukup berat. Kekristenan pun demikian. Alkitab berbicara bahwa iblis seperti singa yang mengaum-ngaum yang siap menerkam mangsanya. Mari lihat 1 Ptr. 5:8, 2Kor. 11:13-15. Inilah gambaran kekristenan. Ada rasul-rasul palsu yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus, seperti iblis yang menyamar sebagai malaikat terang. Hal ini menggambarkan penipuan yang sangat halus. Ada dua model ancaman bagi kita, yang satu seperti kekuatan yang begitu menakutkan sedangkan yang satu merupakan tawaran yang begitu menggiurkan. Lalu bagaimana seharusnya kita sebagai anggota gereja menghadapi hal ini? Kita tidak bisa tidak peduli. Iblis adalah musuh kita. Jadi sebetulnya apa ciri gereja yang sehat dan bertumbuh? Gereja yang bertumbuh bukan dilihat dari jemaat yang jumlahnya pasti tambah banyak. Tetapi gereja yang sehat dan 1/4 Ringkasan Khotbah - 16 Mei'10 bertumbuh adalah gereja yang sedang menghadapi tantangan dan serangan iblis dengan waspada bukan dengan enak-enakan atau sikap tidak peduli. John Calvin memaparkan beberapa poin mengenai ibadah yang benar. Pertama, pengenalan akan Allah. Apa kaitannya dengan serangan iblis? Dari dulu sampai sekarang iblis ingin kita memiliki pengenalan akan Allah yang keliru. Iblis mau merusak konsep Allah yang ada pada kita. John Calvin langsung menghubungkannya dengan hukum yang kedua dari sepuluh perintah Allah, yaitu jangan ada padamu allah lain. John Calvin mengatakan inilah yang meracuni seluruh jemaat, termasuk kita. Kita semua masih punya allah-allah atau berhala-berhala lain. Mungkin bentuknya bukan patung-patung. Namun berhala bukan hanya patung, tetapi semua simbol-simbol kekristenan yang menyebabkan orang mengilahkannya. Ini harus dilenyapkan. Bahkan dengan lebih ekstrem lagi John Calvin juga ingin menyingkirkan simbol salib di dalam gereja jika salib itu sudah menjadi berhala. Misalnya, ada orang-orang yang jika sembahyang selalu ingin di muka salib. Mengapa membuat patung itu salah? Membuat patung di sini berarti menggantikan allah dengan wujud yang kelihatan. Justru dalam prinsip Alkitab inilah penyembahan berhala. Allah yang adalah Roh kita jadikan berwujud dan disembah. Orang yang membuat patung konsentrasinya sudah tertuju kepada wujud yang kelihatan itu. Bahkan John Calvin mengatakan hal ini pun termasuk gambar-gambar. Hal ini bisa dimengerti karena konteks John Calvin saat itu adalah banyak orang Kristen terpengaruh dengan gereja Katolik waktu itu yang terikat dengan simbol-simbol. Dalam Alkitab, semua hal yang membawa akibat simbol-simbol diberhalakan langsung dimusnahkan oleh Tuhan. Termasuk tongkat Musa, tabut perjanjian. Jadi segala simbol yang membuat kita menggantikan Allah dilenyapkan semua. Sekarang, berhala masih ada di dalam hati dan pikiran kita. Rasul Paulus tetap mengingatkan kita bahwa cinta akan uang adalah akar segala kejahatan. Apakah itu yang menjadi berhala kita? Sangat mungkin. John Calvin mau mengingatkan bahwa kita semua punya berhala lain dan sedang menyembahnya. Inilah salah satu bentuk peperangan kita. Orang Kristen yang bertumbuh pasti akan menyadari bahaya ini. Itulah sebabnya kita tidak pernah berhenti berperang. Mungkin berhala kita adalah diri kita sendiri. Kedua adalah cinta akan Tuhan. Bahaya yang kedua adalah orang Kristen malas belajar firman. Waktu melihat pertumbuhan gereja kita sering terjebak pada jumlah. Memang di satu sisi kita perlu mengadakan perbaikan-perbaikan dan mengoreksi diri jika jumlah kita tidak bertambah. Tetapi ada hal yang lebih inti daripada semua strategi-strategi gereja dalam menjangkau lebih banyak jiwa, yaitu bertumbuh di dalam cinta akan Tuhan. Wujudnya adalah ibadah yang benar ditandai dengan mau belajar firman Tuhan. Kita memiliki begitu banyak 2/4 Ringkasan Khotbah - 16 Mei'10 sarana dalam mempelajari firman. Khotbah yang baik bukan hanya khotbah yang menghibur banyak orang. Tetapi khotbah yang benar adalah khotbah yang mendorong kita untuk belajar dan mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan sehingga kita bertumbuh. Inipun tidak cukup hanya dengan mendengarkan khotbah. Tentu Roh Kudus berkuasa bekerja melalui firman yang dikhotbahkan. Tetapi kita tidak hanya diajar untuk menjadi pendengar-pendengar khotbah. Kita diajar juga untuk belajar. Manusia perlu ada proses belajar. Kita tidak bisa hanya mendengar satu kali kemudian langsung mengerti semuanya. Otak kita diciptakan Allah memiliki suatu proses penalaran, proses menangkap, memikirkan, menganalisa, menghayati dan belajar mau melakukan yang benar. Contohnya adalah jemaat mula-mula yang belajar pengajaran para rasul. Mereka tiap hari mempelajari, meneliti firman apakah semuanya benar demikian. Jika kita waktu muda malas belajar maka kita akan menyesal di kemudian hari. Zaman kita memiliki begitu banyak sarana untuk belajar. Bagaimana orang dalam Perjanjian Lama belajar? Saat itu belum ada percetakan. Mungkin itu yang membuat mereka lebih sungguh-sungguh. Cara mereka mendapat Alkitab adalah menyalin dan menulis kata per kata. Itupun tidak ada kertas sebagus sekarang. Mereka menggunakan kulit kayu atau kulit binatang. Kulit itu mudah lapuk. Beberapa waktu kemudian mereka harus menyalin lagi. Terus seperti itu. Sedangkan kita sekarang begitu gampang, kita tinggal membeli Alkitab, itupun tidak dibaca. Ada beberapa cara belajar: melalui khotbah, melalui kelas seperti STRIS, melalui kelompok kecil (KTB), melalui belajar pribadi (self-study). Bagaimana cara belajar sendiri? Ada kamus Alkitab, buku penuntun, peta Alktiab, dictionary, buku tafsiran. Mari kita pakai semua itu untuk belajar firman. Bahkan sekarang sudah ada Alkitab elektronik, ada software-software Alkitab yang memudahkan kita untuk belajar. Kita tidak mungkin menjadi orang Kristen yang memiliki pertumbuhan berkualitas tanpa mau belajar. Masalah kita adalah malas, tidak ada waktu dan sibuk cari uang. Orang Kristen bukan hanya menjadi penonton. Kita harus belajar baik-baik jangan tunggu sampai terlambat. Mari baca Kis.2:42. Penekanannya adalah mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul. Rasul-rasul mengajarkan apa? Pengajaran Tuhan Yesus. Apa yang diajarkan Yesus adalah penggenapan dan rangkuman dari seluruh Perjanjian Lama dilihat dari perspektif misi pengabaran Injil di era Perjanjian Baru. Pengajaran rasul bukan pengajaran baru tetapi menguraikan apa yang sudah dikatakan firman Tuhan. Mari lihat Kis.17:11. Setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci. Saya kuatir banyak di antara kita yang bahkan tidak mengerti cara membaca dan mempelajari Alkitab. Bagaimana kita menghadapi saksi Yehova? Berapa banyak orang yang sudah kita bimbing sampai mengerti Kristen? Jika ternyata kita tidak pernah membimbing dan menuntun orang sama sekali dalam 3/4 Ringkasan Khotbah - 16 Mei'10 belajar firman lalu apa fungsi kita sebagai orang Kristen? Mari kita bertindak dan berdoa supaya kita menjadi murid yang memuridkan bukan menjadi murid yang berhenti pada diri sendiri. Misalnya dengan membentuk KTB. Tuhan Yesus pun ber-KTB. Yesus punya kelompok murid yang paling akrab, yaitu Petrus, Yohanes dan Yakobus. Kemudian ada 12 murid, 70 murid dan ratusan murid yang lain. Ini kelompok-kelompok untuk menghadapi tantangan gereja, serangan dari si iblis. Banyak gereja sekarang berkembang luar biasa tetapi tidak mempunyai dasar, tidak tahu mana yang benar dan mana yang tidak. Ada pendeta mengatakan bisa turun naik ke surga, ada juga yang bisa meramal. Tetapi jemaat tidak tahu dan mudah ditipu. Ini mengerikan sekali. Kita harus prihatin melihat zaman ini yang tidak beres. Mari baca 2 Tim. 2:2. Paulus bicara kepada Timotius untuk mempercayakan apa yang sudah ia dengar kepada orang-orang yang bisa dipercayai dan cakap mengajar orang lain. Jadi orang Kristen perlu proses belajar dan mengajar. Saya tidak setuju jika ada orang yang mengatakan tidak berbakat. Tidak berbakat karena tidak mau belajar. Orang yang mau belajar pasti dilengkapi. Masalahnya sekarang justru orang yang mengajar adalah orang yang tidak mau belajar sehingga membuat orang lain keliru. Bukan berarti ini menjadi alasan bagi kita untuk tidak mau mengajar karena takut keliru. Kita yang sudah diajar, diperlengkapi dan diberi kepercayaan tetapi tidak mau mengajar orang lain adalah dosa besar. Tuhan Yesus mempunyai karisma dan otoritas yang luar biasa, tetapi Ia mendidik murid-murid-Nya untuk belajar. Biarlah ini menjadi tantangan bagi kita. Terakhir, gereja yang sehat adalah gereja yang bersifat theosentris dan menolak anthroposentris. Gereja yang sehat tidak mengutamakan kepentingan dirinya sendiri. Ini adalah peperangan. Mari baca Mat. 16:24. Setiap orang yang mau mengikut-Nya harus menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti-Nya. Ini adalah syarat. Menyangkal diri berarti tidak mementingkan diri sendiri, memikul salib berarti siap memikul penderitaan demi mengikut Kristus. Zaman sekarang hampir tidak ada orang yang disiapkan untuk mengikut Kristus. Bahkan Kristus diperalat demi memuaskan kepentingan diri. Marilah kita belajar seperti Yohanes Pembaptis yang mengatakan, ‘biarlah aku semakin kecil dan Kristus semakin besar’. Sampai di mana kita berperang terhadap hal seperti ini? Marilah kita berperang dan berjuang supaya kita semakin turun dari takhta dan Kristus saja yang duduk di atas takhta. Belum diperiksa oleh pengkhotbah - VDP. 4/4