Karsinoma Sel Ginjal

advertisement
Karsinoma Sel Ginjal
• Disebut juga dengan hipernefroma atau tumor
Grawitz.
• Berasal dari sel-sel epitel tubulus proksimal
• Merupakan 3% dari ganas pada orang dewasa
• Ditemukan pada usia 40-70 tahun.
• Insidens pada laki-laki lebih sering daripada
perempuan.
1. Umbas Rainy. Tumor ganas dalam bidang urologi. Dalam: Reksoprodjo S, editor. Kumpulan kuliah ilmu bedah. Jakarta: Binarupa Aksara; 2008.
h.169-74.
2. Murtdjo U, Iyad HA, Manoppo AE, Manuaba TW. Sistem endokrin. Dalam: Samsuhidajat R, Karnadihardja W, Prasetyono T, Rudiman R, editor.
Buku ajar ilmu bedah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran; 2007. h.890-5.
Patologi
• Penampakan makroskopik biasanya berwarna
kekuningan
• Gambaran mikroskopik dapat terdiri atas clear cell
(30-40%), sel bergranula (9-12%), atau campuran.
• Paling sering adalah tumor campuran clear cell, sel
bergranula, dam sel sarkomatoid.
Etiologi
• cyscasin, aflatoxin, antibiotika, dan zat-zat kimia
(timah dan cadmium), radiasi, virus.1 Merokok
merupakan faktor risiko tinggi
Murtdjo U, Iyad HA, Manoppo AE, Manuaba TW. Sistem endokrin. Dalam: Samsuhidajat R, Karnadihardja W, Prasetyono T, Rudiman R, editor.
Buku ajar ilmu bedah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran; 2007. h.890-5.
Manifestasi klinik
Asimtomatik
• 20-40% karsinoma sel ginjal
Gejala lokal tipikal
• Hematuria : 40-50% makroskopik, sebagian kecil kasus
mikroskopik
•Nyeri : 20-40%. Bila terjadi pengangan pada kapsul ginjal, ada
bekuan darah  obstruksi saluran kemih  Nyeri kolik dan
disuria, menginvasi jaringan organ sekitar, mis: otot psoas  nyeri
pinggang
•Massa: 10-49% teraba massa bila tumor besar atau terletak di
kutup bawah ginjal
Desen W. Buku ajar onkologi klinis. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2011. h.467-72.
Manifestasi Sistemik
•
•
•
•
•
Demam : 10-20% pasien
Anemia : 15-40%
Lesu : 1/3 pasien
Nafsu makan turun
Sindrom paraneoplastik : eritrositosis,
hipertensi, hiperkalsemia, gangguan fungsi
hati
• Varikokel atau dilatasi vena dinding abdomen
Desen W. Buku ajar onkologi klinis. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2011. h.467-72.
Gejala Metastasis
• Cara penyebaran : langsung menembus simpai
ginjal ke jaringan sekiatarnya dan melalui
pembuluh limfe atau vena renalis.
• metastasis yang sering  paru (50-60%),
kelenjar limfe (30-55%), tulang (30-40%), hati
(20-40%), kelenjar adginjal ipsilateral (2025%), kelenjar ginjal kontralateral (10-20%),
otak (5-8%), jantung (5-6%), limpa (5%), usus
kecil (4%) dan kulit (2-3%).
• Murtdjo U, Iyad HA, Manoppo AE, Manuaba TW. Sistem endokrin. Dalam: Samsuhidajat R, Karnadihardja W, Prasetyono T, Rudiman R, editor.
Buku ajar ilmu bedah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran; 2007. h.890-5.
• Desen W. Buku ajar onkologi klinis. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2011. h.467-72.
Diagnosis& Diagnosis Banding
Laboratorium
• Pada pemeriksaan darah dapat dijumpai anemia, gangguan
fungsi hepar, dan hiperkalsemia, peninggian laju endap darah
• hematuria
Radiologi
• USG, CT, MRI, BNO-IVP, angiografi ginjal
Diagnosis banding
• hidronefrosis, ginjal polikistik, dan tuberkulosis ginjal
• Murtdjo U, Iyad HA, Manoppo AE, Manuaba TW. Sistem endokrin. Dalam: Samsuhidajat R, Karnadihardja W, Prasetyono T, Rudiman R, editor.
Buku ajar ilmu bedah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran; 2007. h.890-5.
• Desen W. Buku ajar onkologi klinis. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2011. h.467-72.
Penentuan gradasi dan stadium
• Gradasi patologik  gradasi Fuhrman
Grade I (GI): diameter nukleus 10
µm, semua berbentuk sferis,
nukleolus tidak jelas atau tidak ada.
Grade II (G2): diameter nukleus 15
µm, di bawah magnifikasi tinggi
tampak bentuk nukleus tidak
beraturan, terdapat nukleolus.
Grade III (G3): diameter nukleus 20
µm, di bawah mangifikasi rendah
bentuk nukleus tidak beraturan,
nukleolus jelas.
Grade IV (G4): diameter nukleus 20
µm, bentuk deformasi, lobulasi,
kromatin berbongkah-bongkah,
nukleolus jelas.
Desen W. Buku ajar onkologi klinis. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2011. h.467-72.
• Klasifikasi TNM (JACC edisi 6, tahun 2002)
Penggolongan stadium:
I
: T1 N0 M0
II
: T2 N0 M0
III
: T1 NI M0 – T3
N1 M0
IV
: T4 N0 M0, T4
N1 M0, T apapun N2 M0, T
apapun N apapun M1.
Konety BR, Williams RD. Renal parenchymal neoplasms. In: Tanagho EA, McAninch JW, editors. Smith’s general urology. 17th ed. USA: McGrawHill; 2008. p.328-9.
Tatalaksana
Nefrektomi Radikal
• mencakup fasia gerota, kantung lemak
periginjal, ginjal dan adginjal serta
kelenjar limfe regional
Surgical Debulking
Desen W. Buku ajar onkologi klinis. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2011. h.467-72.
Prognosis
• Secara umum presentasi harapan hidup untuk
stadium I adalah 95%, stadium II 88%, stadium
III 59%, dan stadium IV 20%.
• Paska nefrektomi radikal karsinoma sel ginjal
yang terlokalisir memiliki survival 5 tahun 8994%.
Desen W. Buku ajar onkologi klinis. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2011. h.467-72.
DISKUSI DAN
PEMBAHASAN
• Pasien keluhan nyeri pinggang kiri sejak 4
tahun yang lalu  nyeri pinggang kronik,
bukan akut.
• Nyeri pinggang kronik  gangguan ginjal
(tumor ginjal, kista ginjal, nefrolitiasis,
hidronefrosis, ginjal polikistik), ureter (tumor
ureter, hidronefrosis).
• Keluhan BAB (BAK berdarah, nyeri, keluar
batu) disangkal  nefrolitiasis, hidronefrosis,
gangguan ureter disingkirkan
• Pemeriksaan USG : Pasien menderita tumor
ginjal
• Trias klasik : hematuria (urinalisis trace
eritrosit), nyeri di pinggang (+), massa
(menurut pasien perut membesar)
• Gejala sistemik: lemas, penurunan BB,
penurunan nafsu makan, hipertensi, sedikit
peningkatan LED
• Pemeriksaan CT-scan : tumor ginjal kiri dd.
Nefroma, dd/ Wilms tumor
• Tumor terlokalisir di ginjal, ukuran ≥ 10 cm
Tidak ada penyebaran ke pembuluh limfe dan
tidak ada kecurigaan terjadinya metastasis
jauh  staging pada pasien cT2bN0M0
dengan stadium II
• Pada saat operasi  terdapat perlengketan
kolon transversum dan kolon descendens 
reksesi segmental colon descenden yang
nonvital sepanjang 10 cm dan dikirim untuk
pemeriksaan PA colostomy double barrel
• Pasien dilakukan debulking tumor
• Prognosis pada pasien bergantung pada
keadaan klinis dan stadium pasien
• Pasien stadium II, angka survival 5 tahun
adalah 88%  prognosis ad functionam
bonam, ad sanactionam dubia, dan ad vitam
dubia
Download