pengaruh komunikasi pemasaran terhadap peningkatan jumlah

advertisement
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA
ISSN : 2085 – 0328
PENGARUH KOMUNIKASI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN
JUMLAH NASABAH ASURANSI BUMI ASIH JAYA MEDAN
Ardial1 dan Ira Yustina2
1).Universitas Pembinaan Masyarakat Indonesia
2).Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Email: [email protected]
ABSTRACT
This research is conducted to know how execution of marketing communications by
employees of Glorious Earth Asih Insurance. The issues of this research is: " How far the
iInfluence of marketing communications to make-up of the amount of client at
Glorious Earth Asih Insurance?" Research Method used by method korelasional,
while technique of data collecting is by propagating enquette. Technique analyse the
data used in this research analyse the single tables. Result of research indicate that the
level of correlation obtained is equal to 0,658, this value far reside in to the r table
that is equal to 0,2848. Result test the Z calculate obtained by r = 14 compared to by
bigger[of value rXY = 0,658. Hence inferential that free influence of X of marketing
Communications to variable tied by Y ( make-up of the amount of client) is significant.
Mean the hypothesis raised to be accepted. Pursuant to coefficient determinasi known
by that level of influence of marketing communications to make-up of the amount of
client is equal to 43,296% and the rest of equal to 61,06% influence by other factor
outside this research
Keywords: communications of marketing and client
PENDAHULUAN
Komunikasi merupakan dasar dari
aktifitas pemasaran untuk menciptakan intraksi
antara perusahaan dengan konsumen maupun
perantara pasar atas keseluruhan materi produk
dan lingkungan produk itu sendiri. Sedangkan
pemasaran adalah suatu proses social dan
manajerial yang di dalamnya terdapat individu
dan kelompok yang mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan,
menawarkan
dan
mempertukarkan produk dan nilai dengan
pihak lain. Maka tujuan pemasaran adalah
berupaya agar produk sampai ke tangan
konsumen. Agar produk sampai ke tangan
konsumen tidak lepas dari komunikasi
kegiatan komunikasi untuk pemasaran
terkadang bersifat persuasif, mempengaruh
konsumen maupun perantara pasar. Pemasaran
yang efektif harus didukung dengan
komunikasi yang baik, untuk itu setiap
perusahaan harus berusaha meningkatkan
mutu produk dan sistem pelayanan agar
mampu menarik pelanggan baru dengan tetap
mempertahankan kesetiaan pelanggan lama.
Namun menarik pelanggarn baru dan merebut
pangsa pasar bukanlah hal yang sangat mudah
karena adanya saingan dan keadaan
perekonomian negara yang tidak stabil
sehingga
mengakibatkan
perekonomian
masyarakat lesu akibatnya berpengaruh
terhadap minat beli masyarakat.
Untuk mencapai target penjualan maka
perusahaan-perusahaan harus memiliki konsep
pemasaran yang terarah dan benar agar
kegiatan pemasaran berlangsung efrektif dan
efisien. Konsep pemasaran yang terarah dan
benar yaitu orientasi konsumen, orientasi
tujuan, dan orientasi sistem.
Komunikasi
pemasaran
dapat
membantu mempertemukan pembeli dan
penjual secara bersama-sama dalam suatu
hubungan pertukaran, menciptakan arus
informasi antara pembeli dan penjual yang
membuat kegiatan lebih efisien dan
memungkinkan semua pihak untuk pencapai
persetujuan pertukaran yang memuaskan.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa
komunikasi pemasaran memudahkan atau
membantu pembeli dan penjual dengan
menciptakan
hubungan
pertukaran,
mempertahankan arus informasi yang
PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 1/ APRIL 2011
8
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA
memungkinkan
terjadinya
pertukaran,
menciptakan kesadaran serta memberitahukan
pembeli dan penjual agar mereka dapat
melakukan pertukaran secara memuaskan,
perbaiki pengambilan keputusan di bidang
pemasaran sehingga seluruh proses pertukaran
menjadi lebih efektif dan efisien.
Dalam pemasaran modern dikenal
adanya marketing mix, yakni merupakan
variable-variabel yang digunakan oleh
perusahaan sebagai sarana untuk memenuhi
atau melayani kebutuhan dan keinginan
konsumen. Swasta (2003:165) menyebutkan
“marketing mix adalah kombinasi dari empat
variable atau kegiatan yang merupakan inti dari
sistem pemasaran perusahaan, yakni produk,
struktur harga, kegiatan promosi dan sistem
distribusi”.
Promosi ini merupakan salah satu
variable dalam marketing mix yang sangat
penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam
pemasaran produk atau jasanya. Promosi
bertujuan untuk menarik minat para konsumen
terhadap barang-barang yang dipromosikan.
Dengan adanya promosi ini akan memberikan
dorongan kepada konsumen sehingga
konsumen bersedia untuk membeli barang
hasil produksi perusahaan dan terjadi
pertukaran antara produsen dan konsumen.
Dengan adanya kegiatan promosi yang
dilakukan perusahaan diharapkan konsumen
dapat mengenal produk yang dibuat
perusahaan
dan
akhirnya
konsumen
membelinya. Menurut Kotler dan Amstrong
(2002:242) kegiatan promosi yang digunakan
untuk mencapai tujuan program penjualan
terdiri dari empat variable kegiatan promosi
yaitu: publisitas (periklanan), personal selling,
promosi penjualan dan direct marketing.
Asuransi Bumi Asih Jaya merupakan
salah satu perusahaan yang bergerak dalam
bidang jasa asuransi yang menawarkan
beberapa jenis produk. Dalam memasarkan
produknya Asuransi Bumi Asih Jaya tidak
lepas dari kegiatan pemasaran yang berkaitan
erat dengan komunikasi. Bagaimana
komunikasi pemasaran yang diterapkan
perusahaan sangat menentukan dan berkaitan
dengan jumlah nasabah. Berdasarkan uraian di
atas maka masalah ini merarik diteliti dengan
ISSN : 2085 – 0328
judul “Pengaruh Komunikasi Pemasaran
terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah
Asuransi Bumi Asih Jaya Medan”.
Penelitian
ini
berujuan
untuk
mengetahui: 1) Bagaimanakah pelaksanaan
komunikasi pemasaran oleh karyawan
Asuransi Bumi Asih Jaya. 2) Jumlah nasabah
Asuransi Bumi Asih Jaya. 3) Pengaruh
komunikasi pemasaran terhadap peningkatan
jumlah nasabah Asuransi Bumi Asih Jaya.
TINJAUAN PUSTAKA
Komunikasi Pemasaran
Secara etimologis, istilah komunikasi
berasal dari bahasa latin “communication”.
Istilah ini bersumber dari perkataan
“communis” yang berarti sama; sama di sini
maksudnya sama makna atau sama arti.
Komunikasi dapat diartikan sebagai proses
penyampaian suatu pesan dalam bentuk
lambang bermakna sebagai paduan pikiran dan
perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan,
harapan, imbauan dan sebagainya yang
dilakukan seseoarng kepada orang lain secara
tatap muka maupun tidak langsung melalui
media, dengan tujuan utuk mengubah sikap,
pandangan, ataupun perilaku.
Dalam proses komunikasi paling
sedikit terdapat tiga unsur pokok, yaitu si
penyampai pesan (komunikator), pesan
(message), dan si penerima pesan
(komunikasi). Proses komunikasi pada
dasarnya dapat dibagi menjadi dua tahap,
sebagaimana dinyatakan oleh Effendy
(2002:11) yaitu: 1) Proses komunikasi secara
primer, yaitu proses penyampaian pikiran atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang sebagai media.
Lambang sebagai media dalam proses
komunikasi adalah bahasa, kiat, isyarat,
gambar, warna, dan lain sebagainya yang
secara langsung mampu menterjemahkan
pikiran dan perasaan komunikator kepada
komunikannya. 2) Proses komunikasi secara
sekunder,
yakni
merupakan
proses
penyampaian pesan oleh seseorang kepada
orang lain dengan menggunakan alat atau
sarana sebagai media kedua setelah memakai
lambang sebagai media pertama. Komunikator
dalam hal ini menggunakan media kedua
PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 1/ APRIL 2011
9
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA
dalam melancarkan komunikasinya karena
komunikan sebagai sasarannya berada di
tempat yang relatif jauh atau berjumlah
banyak.
Menurut Kothler dan Amstrong
(2002:2) “Pemasaran adalah suatu proses sosial
dan menajerial yang di dalamnya individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan mempertukarkan produk
dan nilai dengan pihak lain”. Sedangkan
menurut Stanton (2000:5) “Pemasaran
merupakan suatu sistem keseluruhan dari
kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk
merencanakan harga, mempromosikan barang
dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik
kepada pembeli yang ada maupun pembeli
yang potensial”.
Menurut
Swasta
(2003:234)
“Komunikasi pemasaran adalah sebagai
kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh
pembeli dan penjual dan merupakan kegiatan
yang membantu dalam pemgambilan
keputusan di bidang pemasaran serta
mengarahkan
pertukaran
agar
lebih
memuaskan dengan cara menyadarkan semua
pihak untuk berbuat lebih baik”. Sedangkan
menurut Tjiptono (2003:219) “Komunikasi
pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang
berusaha
menyebarkan
informasi,
mempengaruhi
atau
membujuk,
dan
mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan
dan produknya agar bersedia menerima,
membeli dan loyal pada produk yang
ditawarkan perusahaan yang bersangkutan”.
Berdasarkan definisi tersebut di atas
bahwa komunikasi pemasaran merupakan
salah satu aspek yang penting dalam
manajemen pemasaran dan sering dikatakan
sebagai proses berlanjut, ini disebabkan karena
komunikasi pemasaran dapat menimbulkan
rangkaian kegiatan selanjutnya di perusahaan,
secara garis besar komunikasi pemasaran
merupakan alat untuk meningkatkan volume
penjualan atas barang dan jasa yang
ditawarkan.
Menurut Sutisna (2002:271) “Bahwa
untuk
mencapai
keberhasilan
dalam
melakukan komunikasi pemasaran maka
dipengaruhi oleh banyak variable seperti
ISSN : 2085 – 0328
kemampuan pemasar melakukan decoding,
tujuan komunikasi pemasaran menjadi pesan
yang menarik dan efektif baik konsumen,
ketetapan pengguna media penyampaian
pesan.
Informasi yang diterima dari orang tua,
teman dekat and keluarga biasanya lebih
dipercaya dibandingkan dengan informasi
yang diperoleh dari pihak lain dalam
merancang peasn. Menurut Jerome Mc. Carty
(dalam Swasta, 2003:78) tujuan perusahaan
melakukan komunikasi pemasaran adalah :
1) Memodifikasi tingkah laku
Kegiatan komunikasi pemasaran yang
dilakukan sebagai usaha untuk merubah
tingkah laku yang ada, penjual dan akan
selalu berusaha memberikan kesan baik
tentang produk yang dijualnya.
2) Memberitahu
Memberitahu pasar yang akan dituju
tentang penawaran perusahaan. Promosi
yang bersifat informasi umumnya lebih
sesuai dilakukan pada tahap awal di dalam
siklus kehidupan produk tersebut, dan
untuk apa manfaatnya komunikasi
pemasaran yang bersifat memberitahu
sangat penting bagi konsumen dalam
mengambil keputusan untuk membeli.
3) Membujuk
Komunikasi pemasaran yang bersifat
membujuk (persuasive) umumnya kurang
disukai oleh sebagian masyarakat tetapi
kenyataannya sekarang ini justru banyak
promosi yang bersifat membujuk. Hal ini
dilakukan terutama produk tersebut sudah
memasuki tahap pertumbuhan dalam
siklus kehidupannya.
4) Mengingatkan
Komunikasi pemasaran yang bersifat
meningkatkan dilakukan terutama untuk
mempertahankan merek produk dihati
masyarakat dan perlu dilakukan selama
tahap kedewasaan di dalam siklus
kehidupan produk. Hal ini berarti
perusahaan
berusaha
untuk
mempertahankan pembeli yang lama.
PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 1/ APRIL 2011
10
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA
Promosi
Swasta
(2003:349)
memberikan
pengertian promosi adalah sebagai arus
informasi atau persuasi satu arah yang dibuat
untuk mengarahkan seseorang atau organisasi
kepada tindakan yang menciptakan pertukaran
dalam pemasaran. Promosi adalah semua jenis
kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk
mendorong permintaan.
Dari pengertian di atas dapat diketahui
bahwa promosi itu bertujuan untuk menarik
minat para konsumen terhadap barang-barang
yang dipromosikan. Dengan adanya promosi
ini akan memberikan dorongan kepada
konsumen sehingga konsumen bersedia untuk
membeli barang hasil produksi perusahaan dan
terjadi pertukaran antara produsen dan
konsumen. Dengan adanya kegiatan promosi
yang dilakukan perusahaan diharapkan
konsumen dapat mengenal produk yang dibuat
perusahaan adalah akhirnya konsumen
membelinya.
Sebagaimana disebutkan Kothler di atas
kegiatan promosi yang digunakan untuk
mencapai tujuan program penjualan terdiri dari
empat variable kegiatan promosi yaitu:
publisitas, personal selling, promosi penjualan
dan direct marketing.
1) Publisitas (Periklanan)
Publisitas yaitu sejumlah informasi
tentang barang atau organisasi yang
disebarluaskan ke masyarakat melalui media
tanpa dipungut biaya atau tanpa pengawasan
dari sponsor. Dibandingkan dengan alat
promosi lain Kasali menyebutkan publisitas
mempunyai keuntungan, yaitu :
a) Publisitas dapat menjangkau orang-orang
yang tidak mau membaca iklan.
b) Publisitas lebih cepat dipercaya
c) Publisitas lebih murah karena dilakukan
secara bebas tanpa dipungut biaya.
d) Publisitas dapat dimuat pada halaman
depan dari sebuah surat kabar atau pada
posisi lain yang mencolok (Kasali,
2004:56).
Selain beberapa kebaikan, publisitas
mempunyai kekurangan antara lain bahwa
publisitas tidak dapat menggantikan peran
promosi lain. Publisitas hanya mendukung
metode
promosi
lain
dan
harus
ISSN : 2085 – 0328
dipertimbangkan sebagai satu elemen dalam
program komunikasi pemasaran secara
menyeluruh.
2) Penjualan pribadi (Personal selling)
Penjualan pribadi (personal selling)
yaitu interaksi antara individu, saling bertemu
muka yang ditunjukkan untuk menciptakan,
memperbaiki,
menguasai
atau
mempertahankan hubungan pertukaran yang
saling menguntungkan dengan pihak lain.
Dalam operasionalnya personal selling lebih
bersifat fleksibel dibandingkan dengan alat
promosi lain. Ini disebabkan karena tenagatenaga penjual dapat secara langsung
mengetahui keinginan, motif, perilaku
konsumen dan sekaligus dapat melihat reaksi
konsumen, sehingga konsumen langsung
mengadakan penyesuaian seperlunya.
Menurut Sudiana (2003:67) promosi
penjualan merupakan metode untuk memasuki
dan membujuk konsumen secara langsung
dengan alat serta metode yang diawasi oleh
perusahaan”. Di dalam melaksanakan promosi
penjualan diusahakan untuk menghubungi
konsumen secara langsung.
Melalui promosi penjualan, perusahaan
dapat menarik pelanggan baru, mempengaruhi
pelanggannya untuk mencoba produk baru,
mendorong pelanggan membeli lebih banyak,
menyerang aktivitas promosi pesaing,
meningkatkan impulse buying (pembelian
tanpa
rencana
sebelumnya)
atau
mengupayakan kerjasama yang lebih erat
dengan pengecer.
3) Direct Marketing
Direct marketing merupakan bagian
rangkaian atau gabungan semua kegiatan
personal selling, periklanan, dan public
relation dan penjualan langsung tanpa
perantara. Dalam direct marketing, komunikasi
promosi ditujukan langsung kepada konsumen
invidual dengan tujuan agar pesan-pesan
tersebut
ditanggal
konsumen
yang
bersangkutan, baik melalui telepon, pos atau
dengan langsung ke tempat pemasaran.
Melalui direct marketing konsumen juga dapat
berbelanja secara rahasia, sementara bagi
sipenjual, manfaat yang diperoleh adalah dapat
memilih calon pembeli secara efektif, dapat
menjalin hubungan jangka panjang dengan
PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 1/ APRIL 2011
11
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA
pelanggannya dan memperoleh peluang baru
yang menguntungkan.
Jumlah Nasabah
Menurut Moekijat (2000:52) Nasabah
adalah sejumlah orang yang membeli dan
menggunakan produk yang ditawarkan.
Sedangkan menurut Kothler dan Amstrong
(2002:52) dengan mengistilahkan jumlah
penjualan adalah proses sosial dan manajerial
dengan mana seseorang atau kelompok
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan
inginkan melalui penciptaan dan pertukaran
produk yang bernilai.
Dengan demikian dapat disebutkan
bahwa jumlah nasabah adalah volume
produksi, yang dapat dinyatakan sebagai
jumlah unit produksi yang dijual, sebagai
jumlah volume total penjualan atau persentase
total kapasitas yang tersedia.
Pada umumnya perusahaan asuransi
menawarkan berbagai bentuk jasa asuransi, di
mana secara nyata jasa asuransi ini dikemas
dalam bentuk paket tawaran asuransi. Akan
halnya asuransi Bumi Asih Jaya Cabang
Glugur Medan menawarkan jasa asuransi
dengan berbagai bentuk paket asuransi.
Paket asuransi ini ditawarkan kepada
masyarakat dengan berbagai cara, salah satu
cara digunakan adalah melalui komunikasi
pemasaran. Secara teoritis komunikasi
pemasaran yang baik akan dapat menambah
jumlah nasabah.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan
penulis dengan Pak Harditno, Instruktur di
Asuransi Bumi Asih Jaya Cabang Glugur,
peningkatan jumlah nasabah dapat dilihat dari
aspek sebagai berikut:
1. Bertambahnya jumlah produksi
Penambahan jumlah produksi dapat
ditandai dengan bertambahnya berbagai
produk yang dihasilkan di mana produk ini
dalam bentuk paket. Penambahan produk
dalam paket merupakan jawaban untuk
memenuhi peningkatan jumlah nasabah.
2. Penambahan jumlah penjualan.
Peningkatan jumlah nasabah juga dapat
dilihat dari bertambahnya jumlah
penjualan. Jumlah penjualan dalam hal ini
penjualan paket-paket asuransi yang
ISSN : 2085 – 0328
ditawarkan
melalui
komunikasi
pemasaran. Setiap pertambahan jumlah
penjualan
berarti
secara
relative
menunjukkan bertambahnya jumlah
nasabah.
3. Bertambahnya jumlah nominal penjualan
Peningkatan jumlah nasabah juga dapat
dilihat dari bertambahnya nilai nominal
penjualan. Penambahan nilai nominal
penjualan
mengisyaratkana
danya
penambahan jumlah penjualan, dan
selanjutnya penambahan nilai penjualan
berarti adanya peningkatan jumlah
nasabah.
4. Meningkatnya persentase.
Peningkatan persentase dalam hal ini
adalah meningkatnya persentase seluruh
sumber daya yang ada. Sumber daya di
sini adalah sumber daya yang berkaitan
dengan jumlah produk yang mengalami
peningkatan akibat dari banyaknya paketpaket yang terjual.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan
adalah metode korelasional yaitu metode untuk
mengetahui variabel bebas dengan variabel
terikat. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan
Sugiyono (2003:1) bahwa metode korelasional
gunanya untuk melihat apakah ada hubungan
variabel bebas (X) terhadap variabel terikat
(Y).
Populasi, Sampel, Teknik Pengumpulan
dan Analisis Data
Adapun yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh karyawan yang
berhubungan dengan pemasaran berjumlah 52
orang. (sumber didapat dari divisi pemasaran
Asuransi Bumi Asih Jaya Medan). Penetapan
sampel dalam penelitian ini merujuk pendapat
Arikunto (2000:106) yaitu: “Apabila populasi
kurang dari 100 orang, lebih baik diambil
semua sehingga penelitian merupakan
penelitian populasi. Jika jumlah subjeknya
lebih dari 100 orang, dapat diambil 10 – 15%
atau 20 – 25% atau lebih. Disebabkan jumlah
populasi kurang dari 100 maka penulis
menetapkan seluruh populasi menjadi sampel
yang disebut dengan total sampling.
PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 1/ APRIL 2011
12
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA
Teknik pengumpulan data yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
melakukan
penyebaran
angket
yaitu
mengajukan beberapa pertanyaan kepada
responden yang dijadikan sebagai sampel
penelitian. Kuisionel yang telah dipersiapkan
sebelumnya disebarkan kepada sampel
kemudian dianjurkan menjawab setiap
pertanyaan sesuai petunjuk lalu dikumpulkan
selanjutnya diperiksa dan diolah. Angket
tersebut disediakan tiga alternatif jawaban a, b,
dan yang menyangkut objek penelitian dalam
skala interval.
Adapun teknik analisis data yang
digunakan adalah analisa tabel tunggal.
Analisis ini dilakukan dengan membagi
variabel-variabel penelitian ke dalam ketegorikategori yang ditentukan atas dasar tabel
frekuensi. Tabel tanggal merupakan langkah
awal dalam menganalisa data yang terdiri dari
kolom yaitu sejumlah frekuensi dan persentase
untuk tiap kategori.
Selanjutnya dilakukan uji hipotesis.
Untuk menguji hipotesis koefisien korelasi
antara dua variabel digunakan rumus korelasi
product moment dari Karl Pearson’s.
rxy
=
nXY  (X )(Y )
{nX 2  (X ) 2 }{nY 2  (Y ) 2 }
Untuk menafsirkan keadaan hubungan
atau kekuatan digunakan pedoman Guliford
(Rakhmat, 2000:29) yaitu:
Kurang dari 0,20 hubungan rendah sekali,
lemah sekali
0,20 < 0,40 hubungan rendah tapi pasti
0,40 < 0,70 hubungan yang cukup
berarti
0,70 < 0,90 hubungan yang tinggi, kuat
Lebih dari 0,90 hubungan sangat tinggi, kuat
sekali.
Untuk menguji tingkat signifikansi
hipotesis maka digunakan uji Z (Rakhmat,
2000:149), yaitu:
r
Z=
1 n 1
Untuk mengetahui besarnya persentase
variabel bebas dan variabel terikat
(determinasi) digunakan uji koefisien
ISSN : 2085 – 0328
determinasi, yaitu: D = r2 x 100% (Sugiyono,
2004: 138).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Setelah
dilakukan
penelitian
dilapangan melalui penyebaran angket, maka
diperoleh berbagai data mengenai jawaban
responden. Dalam bab ini akan dibahas data
yang diperoleh selama penelitian berlangsung
pada Asuransi Bumi Asih Jaya Medan. Datadata tersebut akan disajikan dalam bentuk
analisis data dengan jumlah sampel sebanyak
52 orang responden.
Identitas Responden
Data-data responden berdasarkan
umur, laki-laki sebanyak sebanyak 28 orang
(53,85%), dan berjenis kelamin wanita
sebanyak 24 orang (46,15%), berarti laki-laki
lebih banyak jumlahnya dari pada wanita. Dari
52 orang responden, berumur antara 20-29
tahun sebanyak 5 orang (9,62%), dan yang
berumur 30-39 tahun sebanyak sebanyak 18
orang (34,62%), yang berumur 40-49 tahun
sebanyak sebanyak 29 orang (55,76%).
Pendidikan responden: Pasca Sarjana (S-2) 5
orang (9,61) sarjana (S-1) yaitu berjumlah
sebanyak 25 orang responden (48,08%),
Sarjana muda 6 orang (11,54) dan SLTA 30
orang (30,77). Tertinggi sarjana (S-1), berarti
pendidikan karyawan rata-rata S1.
Pembahasan
Pembahasan atau analisis data dari
hasil penelitian pengaruh komunikasi
pemasaran terhadap peningkatan jumlah
nasabah di Asuransi Bumi Asih Jaya Medan,
akan peneliti disajikan dalam bentuk tabel
tabulasi data kuantitatif dan dalam persentase.
Sedangkan untuk menguji nilai kebenaran
hipotesis
yang
diajukan
peneliti
mempergunakan rumus koefisien korelasi
product moment. Berikut ini akan diuraikan
pengujian terhadap variabel-variabel penelitian
ini, yaitu sebagai berikut :
PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 1/ APRIL 2011
13
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA
1. Variabel Bebas (X) Komunikasi
pemasaran
Karyawan Asuransi Bumi Asih Jaya
Medan berusaha mencari calon nasabah, yang
menyatakan setuju sebanyak 44 orang 84,62%,
yang menyatakan kurang setuju sebanyak
sebanyak 8 orang 15,38%.
Merek menyatakan bahwa dengan
mudah mempengaruhi calon nasabah, yang
menyatakan setuju sebanyak 38 orang 73,08%,
yang menyatakan kurang setuju 14 orang
26,92% serta yang menyatakan tidak setuju
sebanyak kosong. Selalu mengkombinasikan
informasi yang diperoleh dari para konsumen,
yang menyatakan setuju sebayak 31 orang
59,621%, sedangkan yang menyatakan kurang
setuju sebanyak 21 orang 40,38%.
Menurut karyawan, mereka 40,38%
bahwa informasi yang diperoleh dari
konsumen menjadi masukan yang berarti
untuk kemajuan di masa mendatang, yang
menyatakan setuju dan kurang setuju sebanyak
59,62%. Mereka yang selalu berusaha menjual
produk perusahaan sebanyak-banyaknya ke
para konsumen, berkiras 30,77% dan kurang
setuju 69,23%.
Responden
mengakui,
selalu
memberikan pelayanan yang terbaik kepada
para konsumen, yang menyatakan sangat
setuju sebesar 25,00% dan yang menyatakan
kurang setuju sebanyak 75,00%.
Karyawan
menyatakan
selalu
melayani konsumen dengan berusaha
menyakinkan mereka agar mau menjadi
nasabah di perusahaan di mana tempat bekerja,
yang menyatakan setuju sebanyak 15,38% dan
yang menyatakan kurang setuju sebanyak
sebanyak 82,69% dan yang menyatakan tidak
setuju sebanyak orang 1,92%.
Selain itu, responden juga mengakui
selalu mengumpulkan informasi yang
diperoleh dari para konsumen untuk
mengetahui apa yang diinginkan oleh
konsumen sebenarnya menyatakan sebanyak
25,00%, yang menyatakan kurang setuju
sebanyak 73,08% dan yang menyatakan tidak
setuju sebanyak 1,92%.
Berkenaan dengan pengambilan
keputusan di masa mendatang, mereka
ISSN : 2085 – 0328
menyatakan setiap informasi yang dialokasikan
akan dipertimbangkan oleh pihak perusahaan
untuk pengambilan keputusan di masa
mendatang sebanyak 71,15%. Karena itu
masuk akal jumlah produksi secara periodik
dua mingguan terus bertambah, karena mereka
setuju 65,38%). Berarti lebih banyak dari yang
menyatakan kurang setuju sebanyak 34,62%.
Pertambahan konsemen melalui komunikasi
pemasaran responden menyatakan kebanyakan
setuju 80,77%
3. Uji Tabel Frekuensi Variabel Bebas (X)
Komunikasi pemasaran
Analisis
variabel
bebas
(X)
berdasarkan data jawaban responden diperoleh,
dapat diketahui bahwa nilai jawaban tertinggi
untuk variabel bebas (X) komunikasi
pemasaran adalah 34 dan nilai jawaban
terendah adalah 23. Maka nilai-nilai tersebut
dapat dipergunakan untuk mengklasifikasikan
data variabel bebas (X) dengan terlebih dahulu
mencari jarak (R) pengukuran dengan
menggunakan rumus yaitu “R = nilai tertinggi
– nilai terendah”.
Maka R = 34-23
R = 11
Setelah jarak (R) diketahui, maka
dapat dicari lebar interval (i) dengan
mengunakan rumus sebagai berikut.
R
i
=
Sutrisno,1995 : 12
jarak interval
11
maka i =
= 3,67 dibulatkan menjadi : 4
3
Kemudian ditentukan kategori skor
sebagai berikut:
1) Apabila skor 31-34 termasuk kategori
tinggi
2) Apabila skor diperoleh berkisar antara 2730 termasuk kategori sedang
3) Apabila skor diperoleh berkisar antara 2326 termasuk kategori rendah.
Berdasarkan nilai i, maka dibuat
kategori tersebut dalam bentuk tabel, sebagai
berikut:
PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 1/ APRIL 2011
14
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA
ISSN : 2085 – 0328
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Nilai Jumlah Jawaban Responden Variabel Bebas (x) Komuinikasi
Pemasaran
No
Kategori
Frekuensi
Jumlah
Persentase
1
Tinggi
31-34
13
32,69%
2
Sedang
27-30
22
42,31%
3
Rendah
23-26
17
25,00%
Jumlah
52
100,00%
Sumber : Hasil jawaban responden dari pertanyaan
Berdasarkan jawaban hasil tabel di
atas, dapat dinyatakan bahwa pengaruh
komunikasi pemasaran dalam kategori sedang.
Hal ini terbukti dari distribusi penggolongan
dalam kategori sedang sebanyak 22 orang
(42,31%). Adapun dalam kategori sedang
sebanyak 13 orang (32,69%) sementara yang
digolongkan dalam kategori rendah sebanyak
17 orang (25,00%). Hal ini dapat disimpulkan
bahwa komunikasi pemasaran di Asuransi
Bumi Asih Jaya Medan dalam kategori sedang.
Dalam hal ini sangat dibutuhkan peran
pimpinan serta pegawai untuk bekerja sama
dan sama-sama bekerja demi tercapainya
tujuan yang diharapkan bersama. Jika hal ini
tidak terwujud maka hasil yang diharapkan
tidak maksimal.
Berdasarkan jawaban responden, nilai
tertinggi untuk variabel terikat (Y) peningkatan
jumlah nasabah adalah 36 dan nilai jawaban
terendah adalah 28.
Maka nilai-nilai tersebut dapat
dipergunakan untuk mengklasifikasikan data
variabel terikat (Y) dengan terlebih dahulu
mencari (R) pengukuran dengan menggunakan
rumus yaitu = “R = Nilai tertinggi – Nilai
terendah”.
Maka R = 36-28
R=8
Setelah jarak (R) diketahui, maka
dapat dicari lebar interval (i) dengan
mempergunakan rumus, yaitu:
R
i=
Sutrisno,1995 : 12
jarak interval
8
maka i = = 2,67 dibulatkan menjadi : 3
3
Kemudian ditentukan kategori skor
sebagai berikut :
1) Apabila skor 34-36 termasuk kategori
tinggi
2) Apabila skor diperoleh berkisar antara 3133 termasuk kategori sedang
3) Apabila skor diperoleh berkisar antara 2830 termasuk kategori rendah
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Nilai Jumlah Jawaban Responden Variabel Terikat (y) Peningkatan
Jumlah Nasabah
No
Kategori
Frekuensi
Jumlah
Persentase
1
Tinggi
34-36
17
32,69%
2
Sedang
31-33
24
46,15%
3
Rendah
28-30
11
21,15%
Jumlah
52
100,00%
Sumber : Hasil jawaban responden dari nomor 13 s/d 24
Berdasarkan jawaban hasil tabel di
atas, dapat dinyatakan bahwa peningkatan
jumlah nasabah yang dilakukan dalam kategori
sedang. Hal ini terbukti dari distribusi jawaban
responden dalam kategori sedang sebanyak 24
orang (46,15%), adapun yang termasuk dalam
penggolongan kategori tinggi sebanyak 17
orang (32,69%), sementara yang digolongkan
dalam kategori rendah sebanyak 11 orang
(21,15%).
Dari keterangan di atas dapat
disimpulkan bahwa peningkatan jumlah
nasabah di Asuransi Bumi Asih Jaya Medan
dalam kategori sedang. Hal yang telah dicapai
ini tentunya dapat dikatakan baik dan ini dapat
menunjukkan prestasi seorang pegawai bahwa
PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 1/ APRIL 2011
15
ISSN : 2085 – 0328
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA
pegawai yang bersangkutan telah bekerja
dengan semaksimal mungkin.
Keadaan ini tentunya tidak terlepas
dari peran pimpinan dalam membimbing,
mengarahkan, serta memotivasi para pegawai
untuk bekerja sabaik mungkin agar apa yang
diharapkan dapat tercapai serta memperoleh
hasil yang maksimal sebagaimana yang telah
digariskan semula.
Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil tabulasi data
diperoleh untuk koefisien korelasi product
Moment sebagai berikut.
 X  1472, Y  1679,  X
rxy 
2
 42032, Y 2  54465,  XY  47728
=
52.47728  14721679
52.42032  1472 52.54465  1679 
2
=
2
10368
248064320
10368
=
15750,058
= 0,658
Untuk melihat tingkat kategori pengaruh
komunikasi pemasaran terhadap peningkatan
jumlah nasabah dapat dilihat sebagai berikut.
n xy   x  y 
n x   xn y   y  
2
2
2
Tabel 3. Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefesien Korelasi
Intelval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00-0,19
Sangat Rendah
0,20-0,39
Rendah
0,40-0,599
Sedang
0,60-0,799
Kuat
0,80-1,000
Sangat Kuat
Sumber: Sugiono, (1999:149)
Berdasarkan pedoman di atas, dapat
dilihat bahwa tingkat korelasi antara variabel
bebas (X), dengan variabel terikat (Y)
berhubungan kuat. Diketahui berdasarkan
pengolahan data bahwa hasil penelitian rxy
= 0,658 dengan N = 52 dan taraf kepercayaan
95% atau kesalahan 5%, sedangkan nilai N =
52 dalam r tabel dengan taraf kepercayaan
yang sama tidak terdapat dalam tabel, sehingga
harus dicari dengan rumus interpolasi antara N
=50 – N = 55, yaitu:
N 55 = 0,266
N 50  0,279
5  0,013
Untuk tiap pertambahan r diperoleh
0,013
= 0,0026
5
Pada N 52 diperoleh r Sebanyak
= 2 x 0,0026 = 0,0052
Maka N 50
= 0,2790
Diketahui r tabel dengan N 52
0,0052

0,2842
Sehingga dapat diketahui bahwa nilai r
tabel product moment dengan N = 52 dan taraf
kepercayaan 95% atau kesalahan 5% adalah
0,2842. dengan demikian bahwa r hitung > r
tabel. Ini berarti bahwa ada pengaruh positif
dan signifikan terhadap peningkatan jumlah
nasabah. Dengan demikian hipotesis yang
diajukan yaitu : “Komunikasi pemasaran
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
peningkatan jumlah nasabah di Asuransi Bumi
Asih Jaya Medan, diterima dan terbukti
kebenarannya. Selanjutnya untuk mengetahui
tingkat signifikan antara variabel bebas (X)

PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 1/ APRIL 2011
16
ISSN : 2085 – 0328
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA
yaitu komunikasi pemasaran dengan variabel
terikat (Y) yaitu peningkatan jumlah nasabah
dipergunakan uji-Z (Rakhmad, 1999:149),
yaitu rumus sebagai berikut :
r
Z
1/ n  1
Z
r
1 n 1
1,96
r
1 52  1
1,96
r
1 51
1,96
r
1 7,141
1,96
r
0,140
r = 14
Berdasarkan perhitungan di atas
diketahui bahwa nilai rz hitung Sebanyak sebesar
14. Nilai ini lebih besar dari nilai rXY yaitu
sebesar 0,658. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pengaruh komunikasi
pemasaran terhadap peningkatan jumlah
nasabah di Asuransi Bumi Asih Jaya Medan
adalah signifikan.
Sedangkan
untuk
mengetahui
besarnya persenatase pengaruh variabel bebas
(X) dalam meningkatkan variabel terikat (Y)
digunakan rumus determinasi sebagai berikut :
2
D = rxy  x100%
D = (0,658)2 x 100%
D = 0,43296 x 100%
D = 43,296%
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut
di atas, dapat dinyatakan bahwa besarnya
persentase komunikasi pemasaran dalam
meningkatkan jumlah nasabah di Asuransi
Bumi Asih Jaya Medan adalah sebesar
43,296% sementara sisanya 56,704%
dipengaruhi oleh faktor lain yang
mempengaruhi peningkatan jumlah nasabah.
Untuk memprediksi besar pengaruh
variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y)
yaitu pengaruh komunikasi pemasaran
terhadap peningkatan jumlah nasabah adalah
dengan mempergunakan rumus persamaan
regresi linier, (Sugiyono, 1999 : 171) yaitu: Y
= a + bx
Selanjutnya untuk mencari besarnya
nilai a, maka berdasarkan rumus tersebut
dilakukan perhitungan sebagai berikut.
 y   x 2   x  xy 
a
2
n x 2   x 

a

167942032  147247728
2
52.42032  1472
70571728  70255616
2185664  2166784
316112
a
18880
a  16,74
Selanjutnya untuk menyakan nilai
dipergunakan rumus:
n xy   x  y 
b
2
n x 2   x 
a
b
b
52.47728  14721679
52.42032  1472
2481856  2471488
b
2185664  2166784
10368
b
18880
b  0.55
Setelah nilai a diketahui yaitu 16,74
dan b yaitu 0,55, maka regresi linier tingkat
pengaruh komunikasi pemasaran terhadap
peningkatan jumlah nasabah di Asuransi Bumi
Asih Jaya Medan adalah Y = 16,74 + 0,555x.
Berdasarkan tabel 4.32 diperoleh
variabel bebas (X) pengaruh komunikasi
pemasaran instrumen dapat dikembangkan
nilai tertinggi adalah 34 dan nilai terendah
adalah 23, adapun perhitungannya yaitu:
1. Nilai tertinggi (34) untuk variabel (X)
Y = a + b (x)
Y = 16,74 + 0,55 x
Y = 16,74 + 0,55.34
Y = 16,74 + 18,7
Y = 35,44
2. Nilai terendah (23) untuk variabel (X)
Y = 16,74 + 0,55 x
Y = 16,74 + 0,55.23
Y = 16,74 + 12,65
2
PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 1/ APRIL 2011
17
ISSN : 2085 – 0328
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA
Y = 29,39
Berdasarkan hasil perhitungan di atas
diperoleh hasil regresi linier nilai variabel
40
bebas di tingkat maksimum (34) dan nilai
minimumnya (23) adalah 35,44 dan 29,39. Ini
berarti mengalami kenaikan sebesar 6,05
X = 35,44
35
35,44
29,39
Y = 16,74 + 0,55 (X)
30
25
X = 29,39
20
15
10
5
23
10
20
22
34
25 30 31
X
35
Gambar 1. Grafik garis linier sederhana pengaruh komunikasi pemasaran terhadap peningkatan
jumlah nasabah di Asuransi Bumi Asih Jaya Medan
PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 1/ APRIL 2011
18
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA
Dengan demikian dapat diketahui
bahwa interprestasi pengaruh komunikasi
pemasaran terhadap peningkatan jumlah
nasabah di Asuransi Bumi Asih Jaya Medan,
dapat diprediksi bergerak naik.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
prmbahasan di atas, maka dapat
disimpulkan dan sebagai sebagai berikut..
1. Dari perhitungan korelasi diperoleh
bahwa
komunikasis
pemasaran
mempunyai
pengaruh
terhadap
peningkatan jumlah nasabah, hal ini
dapat dilihat dari besarnya korelasi
yang diperoleh adalah sebesar 0,658,
nilai ini jauh berada di atas rtable yaitu
sebesar 0,2848
2. Hasil uji Z hitung diperoleh r = 14
lebih besar dibandingkan dengan nilai
rXY = 0,658. Maka dapat disimpulkan
bahwa pengaruh bebas X komunikasi
pemasaran terhadap variabel terikat Y
(peningkatan jumlah nasabah) adalah
signifikan.
3. Berdasarkan koefisien determinasi
diketahui bahwa besarnya pengaruh
komunikasi
pemasaran
terhadap
peningkatan jumlah nasabah adalah
sebesar 43,296% dan sisanya sebesar
61,06% dipengaruh oleh faktor lain di
luar penelitian ini.
Berdasarkan temuan lapangan dan
perhitungan secara kuantitatif, maka
disarankan:
1. Diharapkan
dalam
melakukan
komunikasi pemasaran hendaknya
benar-benar dilakukan dengan baik,
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
atau keahlian dari pegawai sehingga
peningkatan jumlah nasabah dapat
ditingkatkan sesuai dengan yang
diharapkan.
2. Asuransi Bumi Asih Jaya Medan dalam
melakukan komunikasi pemasaran
diharapkan agar lebih efektif dan sesuai
dengan bidang keahliannya, sehingga
karyawan
dapat
menguasai
pekerjaannya dengan baik dan akhirnya
ISSN : 2085 – 0328
tugas-tugas yang dilakukan dapat
diselesaikan dengan lebih efisien dan
bermutu.
3. Tingkat peningkatan jumlah nasabah
sudah baik, namun diharapkan bagi
pihak asuransi untuk mengadakan
sistem pengawasan kepada para
karyawannya secara keseluruhan, hal
ini dilakukan untuk lebih menjamin
bahwa tugas yang dilaksanakan oleh
pegawai telah benar-benar dijalankan
sesuai dengan yang telah digariskan
oleh organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2000. Metode Penelitian
Riset. Jakarta: Rajawali.
Effendy, Onong, U. 2002. Dinamika
Komunikasi Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Jalaluddin,
Rahmat,
2000
Psikologi
Komunikasi,
Bandung,
Remaja
Rosdakarya.
Kasali, Renald, 2004. Manajemen Periklanan.
Jakarta: Sinar Grafiti.
Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2002.
Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi
Kedelapan, Jilid Pertama, Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Moekijat, 2002, Manajemen Pemasaran,
Analisa dan Strategi. Edisi Kelima.
Jakarta: Erlangga.
Tjiptono, Pandy. 2003, Strategi Pemasaran.
Yogyakarta: Andy Pressm.
Stanton, Willian, 2001, Azas-azas Marketing,
Edisi Revisi, Yogyakarta: Liberty.
Sugiyono,
2003,
Metode
Penelitian
Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Sudiana, Dendi, 2003. Komunikasi Periklanan
Cetak. Bandung: Remadja Karya.
Sutisna, 2002, Perilaku Konsumen dan
Konsumen Pemasaran. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Swasta, Basu. 2003, Azas-azas Marketing,
Edisi Revisi, Yogyakarta: Liberty.
PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 1/ APRIL 2011
19
Download