JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA ISSN : 2085 – 0328 PENGARUH KOMUNIKASI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH NASABAH ASURANSI BUMI ASIH JAYA MEDAN Ardial1 dan Ira Yustina2 1).Universitas Pembinaan Masyarakat Indonesia 2).Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Email: [email protected] ABSTRACT This research is conducted to know how execution of marketing communications by employees of Glorious Earth Asih Insurance. The issues of this research is: " How far the iInfluence of marketing communications to make-up of the amount of client at Glorious Earth Asih Insurance?" Research Method used by method korelasional, while technique of data collecting is by propagating enquette. Technique analyse the data used in this research analyse the single tables. Result of research indicate that the level of correlation obtained is equal to 0,658, this value far reside in to the r table that is equal to 0,2848. Result test the Z calculate obtained by r = 14 compared to by bigger[of value rXY = 0,658. Hence inferential that free influence of X of marketing Communications to variable tied by Y ( make-up of the amount of client) is significant. Mean the hypothesis raised to be accepted. Pursuant to coefficient determinasi known by that level of influence of marketing communications to make-up of the amount of client is equal to 43,296% and the rest of equal to 61,06% influence by other factor outside this research Keywords: communications of marketing and client PENDAHULUAN Komunikasi merupakan dasar dari aktifitas pemasaran untuk menciptakan intraksi antara perusahaan dengan konsumen maupun perantara pasar atas keseluruhan materi produk dan lingkungan produk itu sendiri. Sedangkan pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial yang di dalamnya terdapat individu dan kelompok yang mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain. Maka tujuan pemasaran adalah berupaya agar produk sampai ke tangan konsumen. Agar produk sampai ke tangan konsumen tidak lepas dari komunikasi kegiatan komunikasi untuk pemasaran terkadang bersifat persuasif, mempengaruh konsumen maupun perantara pasar. Pemasaran yang efektif harus didukung dengan komunikasi yang baik, untuk itu setiap perusahaan harus berusaha meningkatkan mutu produk dan sistem pelayanan agar mampu menarik pelanggan baru dengan tetap mempertahankan kesetiaan pelanggan lama. Namun menarik pelanggarn baru dan merebut pangsa pasar bukanlah hal yang sangat mudah karena adanya saingan dan keadaan perekonomian negara yang tidak stabil sehingga mengakibatkan perekonomian masyarakat lesu akibatnya berpengaruh terhadap minat beli masyarakat. Untuk mencapai target penjualan maka perusahaan-perusahaan harus memiliki konsep pemasaran yang terarah dan benar agar kegiatan pemasaran berlangsung efrektif dan efisien. Konsep pemasaran yang terarah dan benar yaitu orientasi konsumen, orientasi tujuan, dan orientasi sistem. Komunikasi pemasaran dapat membantu mempertemukan pembeli dan penjual secara bersama-sama dalam suatu hubungan pertukaran, menciptakan arus informasi antara pembeli dan penjual yang membuat kegiatan lebih efisien dan memungkinkan semua pihak untuk pencapai persetujuan pertukaran yang memuaskan. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa komunikasi pemasaran memudahkan atau membantu pembeli dan penjual dengan menciptakan hubungan pertukaran, mempertahankan arus informasi yang PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 1/ APRIL 2011 8 JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA memungkinkan terjadinya pertukaran, menciptakan kesadaran serta memberitahukan pembeli dan penjual agar mereka dapat melakukan pertukaran secara memuaskan, perbaiki pengambilan keputusan di bidang pemasaran sehingga seluruh proses pertukaran menjadi lebih efektif dan efisien. Dalam pemasaran modern dikenal adanya marketing mix, yakni merupakan variable-variabel yang digunakan oleh perusahaan sebagai sarana untuk memenuhi atau melayani kebutuhan dan keinginan konsumen. Swasta (2003:165) menyebutkan “marketing mix adalah kombinasi dari empat variable atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni produk, struktur harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi”. Promosi ini merupakan salah satu variable dalam marketing mix yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam pemasaran produk atau jasanya. Promosi bertujuan untuk menarik minat para konsumen terhadap barang-barang yang dipromosikan. Dengan adanya promosi ini akan memberikan dorongan kepada konsumen sehingga konsumen bersedia untuk membeli barang hasil produksi perusahaan dan terjadi pertukaran antara produsen dan konsumen. Dengan adanya kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan diharapkan konsumen dapat mengenal produk yang dibuat perusahaan dan akhirnya konsumen membelinya. Menurut Kotler dan Amstrong (2002:242) kegiatan promosi yang digunakan untuk mencapai tujuan program penjualan terdiri dari empat variable kegiatan promosi yaitu: publisitas (periklanan), personal selling, promosi penjualan dan direct marketing. Asuransi Bumi Asih Jaya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa asuransi yang menawarkan beberapa jenis produk. Dalam memasarkan produknya Asuransi Bumi Asih Jaya tidak lepas dari kegiatan pemasaran yang berkaitan erat dengan komunikasi. Bagaimana komunikasi pemasaran yang diterapkan perusahaan sangat menentukan dan berkaitan dengan jumlah nasabah. Berdasarkan uraian di atas maka masalah ini merarik diteliti dengan ISSN : 2085 – 0328 judul “Pengaruh Komunikasi Pemasaran terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah Asuransi Bumi Asih Jaya Medan”. Penelitian ini berujuan untuk mengetahui: 1) Bagaimanakah pelaksanaan komunikasi pemasaran oleh karyawan Asuransi Bumi Asih Jaya. 2) Jumlah nasabah Asuransi Bumi Asih Jaya. 3) Pengaruh komunikasi pemasaran terhadap peningkatan jumlah nasabah Asuransi Bumi Asih Jaya. TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Pemasaran Secara etimologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin “communication”. Istilah ini bersumber dari perkataan “communis” yang berarti sama; sama di sini maksudnya sama makna atau sama arti. Komunikasi dapat diartikan sebagai proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai paduan pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan, imbauan dan sebagainya yang dilakukan seseoarng kepada orang lain secara tatap muka maupun tidak langsung melalui media, dengan tujuan utuk mengubah sikap, pandangan, ataupun perilaku. Dalam proses komunikasi paling sedikit terdapat tiga unsur pokok, yaitu si penyampai pesan (komunikator), pesan (message), dan si penerima pesan (komunikasi). Proses komunikasi pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua tahap, sebagaimana dinyatakan oleh Effendy (2002:11) yaitu: 1) Proses komunikasi secara primer, yaitu proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang sebagai media. Lambang sebagai media dalam proses komunikasi adalah bahasa, kiat, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu menterjemahkan pikiran dan perasaan komunikator kepada komunikannya. 2) Proses komunikasi secara sekunder, yakni merupakan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Komunikator dalam hal ini menggunakan media kedua PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 1/ APRIL 2011 9 JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau berjumlah banyak. Menurut Kothler dan Amstrong (2002:2) “Pemasaran adalah suatu proses sosial dan menajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain”. Sedangkan menurut Stanton (2000:5) “Pemasaran merupakan suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan harga, mempromosikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial”. Menurut Swasta (2003:234) “Komunikasi pemasaran adalah sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual dan merupakan kegiatan yang membantu dalam pemgambilan keputusan di bidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik”. Sedangkan menurut Tjiptono (2003:219) “Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan”. Berdasarkan definisi tersebut di atas bahwa komunikasi pemasaran merupakan salah satu aspek yang penting dalam manajemen pemasaran dan sering dikatakan sebagai proses berlanjut, ini disebabkan karena komunikasi pemasaran dapat menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya di perusahaan, secara garis besar komunikasi pemasaran merupakan alat untuk meningkatkan volume penjualan atas barang dan jasa yang ditawarkan. Menurut Sutisna (2002:271) “Bahwa untuk mencapai keberhasilan dalam melakukan komunikasi pemasaran maka dipengaruhi oleh banyak variable seperti ISSN : 2085 – 0328 kemampuan pemasar melakukan decoding, tujuan komunikasi pemasaran menjadi pesan yang menarik dan efektif baik konsumen, ketetapan pengguna media penyampaian pesan. Informasi yang diterima dari orang tua, teman dekat and keluarga biasanya lebih dipercaya dibandingkan dengan informasi yang diperoleh dari pihak lain dalam merancang peasn. Menurut Jerome Mc. Carty (dalam Swasta, 2003:78) tujuan perusahaan melakukan komunikasi pemasaran adalah : 1) Memodifikasi tingkah laku Kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan sebagai usaha untuk merubah tingkah laku yang ada, penjual dan akan selalu berusaha memberikan kesan baik tentang produk yang dijualnya. 2) Memberitahu Memberitahu pasar yang akan dituju tentang penawaran perusahaan. Promosi yang bersifat informasi umumnya lebih sesuai dilakukan pada tahap awal di dalam siklus kehidupan produk tersebut, dan untuk apa manfaatnya komunikasi pemasaran yang bersifat memberitahu sangat penting bagi konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli. 3) Membujuk Komunikasi pemasaran yang bersifat membujuk (persuasive) umumnya kurang disukai oleh sebagian masyarakat tetapi kenyataannya sekarang ini justru banyak promosi yang bersifat membujuk. Hal ini dilakukan terutama produk tersebut sudah memasuki tahap pertumbuhan dalam siklus kehidupannya. 4) Mengingatkan Komunikasi pemasaran yang bersifat meningkatkan dilakukan terutama untuk mempertahankan merek produk dihati masyarakat dan perlu dilakukan selama tahap kedewasaan di dalam siklus kehidupan produk. Hal ini berarti perusahaan berusaha untuk mempertahankan pembeli yang lama. PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 1/ APRIL 2011 10 JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA Promosi Swasta (2003:349) memberikan pengertian promosi adalah sebagai arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Promosi adalah semua jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk mendorong permintaan. Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa promosi itu bertujuan untuk menarik minat para konsumen terhadap barang-barang yang dipromosikan. Dengan adanya promosi ini akan memberikan dorongan kepada konsumen sehingga konsumen bersedia untuk membeli barang hasil produksi perusahaan dan terjadi pertukaran antara produsen dan konsumen. Dengan adanya kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan diharapkan konsumen dapat mengenal produk yang dibuat perusahaan adalah akhirnya konsumen membelinya. Sebagaimana disebutkan Kothler di atas kegiatan promosi yang digunakan untuk mencapai tujuan program penjualan terdiri dari empat variable kegiatan promosi yaitu: publisitas, personal selling, promosi penjualan dan direct marketing. 1) Publisitas (Periklanan) Publisitas yaitu sejumlah informasi tentang barang atau organisasi yang disebarluaskan ke masyarakat melalui media tanpa dipungut biaya atau tanpa pengawasan dari sponsor. Dibandingkan dengan alat promosi lain Kasali menyebutkan publisitas mempunyai keuntungan, yaitu : a) Publisitas dapat menjangkau orang-orang yang tidak mau membaca iklan. b) Publisitas lebih cepat dipercaya c) Publisitas lebih murah karena dilakukan secara bebas tanpa dipungut biaya. d) Publisitas dapat dimuat pada halaman depan dari sebuah surat kabar atau pada posisi lain yang mencolok (Kasali, 2004:56). Selain beberapa kebaikan, publisitas mempunyai kekurangan antara lain bahwa publisitas tidak dapat menggantikan peran promosi lain. Publisitas hanya mendukung metode promosi lain dan harus ISSN : 2085 – 0328 dipertimbangkan sebagai satu elemen dalam program komunikasi pemasaran secara menyeluruh. 2) Penjualan pribadi (Personal selling) Penjualan pribadi (personal selling) yaitu interaksi antara individu, saling bertemu muka yang ditunjukkan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain. Dalam operasionalnya personal selling lebih bersifat fleksibel dibandingkan dengan alat promosi lain. Ini disebabkan karena tenagatenaga penjual dapat secara langsung mengetahui keinginan, motif, perilaku konsumen dan sekaligus dapat melihat reaksi konsumen, sehingga konsumen langsung mengadakan penyesuaian seperlunya. Menurut Sudiana (2003:67) promosi penjualan merupakan metode untuk memasuki dan membujuk konsumen secara langsung dengan alat serta metode yang diawasi oleh perusahaan”. Di dalam melaksanakan promosi penjualan diusahakan untuk menghubungi konsumen secara langsung. Melalui promosi penjualan, perusahaan dapat menarik pelanggan baru, mempengaruhi pelanggannya untuk mencoba produk baru, mendorong pelanggan membeli lebih banyak, menyerang aktivitas promosi pesaing, meningkatkan impulse buying (pembelian tanpa rencana sebelumnya) atau mengupayakan kerjasama yang lebih erat dengan pengecer. 3) Direct Marketing Direct marketing merupakan bagian rangkaian atau gabungan semua kegiatan personal selling, periklanan, dan public relation dan penjualan langsung tanpa perantara. Dalam direct marketing, komunikasi promosi ditujukan langsung kepada konsumen invidual dengan tujuan agar pesan-pesan tersebut ditanggal konsumen yang bersangkutan, baik melalui telepon, pos atau dengan langsung ke tempat pemasaran. Melalui direct marketing konsumen juga dapat berbelanja secara rahasia, sementara bagi sipenjual, manfaat yang diperoleh adalah dapat memilih calon pembeli secara efektif, dapat menjalin hubungan jangka panjang dengan PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 1/ APRIL 2011 11 JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA pelanggannya dan memperoleh peluang baru yang menguntungkan. Jumlah Nasabah Menurut Moekijat (2000:52) Nasabah adalah sejumlah orang yang membeli dan menggunakan produk yang ditawarkan. Sedangkan menurut Kothler dan Amstrong (2002:52) dengan mengistilahkan jumlah penjualan adalah proses sosial dan manajerial dengan mana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk yang bernilai. Dengan demikian dapat disebutkan bahwa jumlah nasabah adalah volume produksi, yang dapat dinyatakan sebagai jumlah unit produksi yang dijual, sebagai jumlah volume total penjualan atau persentase total kapasitas yang tersedia. Pada umumnya perusahaan asuransi menawarkan berbagai bentuk jasa asuransi, di mana secara nyata jasa asuransi ini dikemas dalam bentuk paket tawaran asuransi. Akan halnya asuransi Bumi Asih Jaya Cabang Glugur Medan menawarkan jasa asuransi dengan berbagai bentuk paket asuransi. Paket asuransi ini ditawarkan kepada masyarakat dengan berbagai cara, salah satu cara digunakan adalah melalui komunikasi pemasaran. Secara teoritis komunikasi pemasaran yang baik akan dapat menambah jumlah nasabah. Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dengan Pak Harditno, Instruktur di Asuransi Bumi Asih Jaya Cabang Glugur, peningkatan jumlah nasabah dapat dilihat dari aspek sebagai berikut: 1. Bertambahnya jumlah produksi Penambahan jumlah produksi dapat ditandai dengan bertambahnya berbagai produk yang dihasilkan di mana produk ini dalam bentuk paket. Penambahan produk dalam paket merupakan jawaban untuk memenuhi peningkatan jumlah nasabah. 2. Penambahan jumlah penjualan. Peningkatan jumlah nasabah juga dapat dilihat dari bertambahnya jumlah penjualan. Jumlah penjualan dalam hal ini penjualan paket-paket asuransi yang ISSN : 2085 – 0328 ditawarkan melalui komunikasi pemasaran. Setiap pertambahan jumlah penjualan berarti secara relative menunjukkan bertambahnya jumlah nasabah. 3. Bertambahnya jumlah nominal penjualan Peningkatan jumlah nasabah juga dapat dilihat dari bertambahnya nilai nominal penjualan. Penambahan nilai nominal penjualan mengisyaratkana danya penambahan jumlah penjualan, dan selanjutnya penambahan nilai penjualan berarti adanya peningkatan jumlah nasabah. 4. Meningkatnya persentase. Peningkatan persentase dalam hal ini adalah meningkatnya persentase seluruh sumber daya yang ada. Sumber daya di sini adalah sumber daya yang berkaitan dengan jumlah produk yang mengalami peningkatan akibat dari banyaknya paketpaket yang terjual. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasional yaitu metode untuk mengetahui variabel bebas dengan variabel terikat. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Sugiyono (2003:1) bahwa metode korelasional gunanya untuk melihat apakah ada hubungan variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Populasi, Sampel, Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang berhubungan dengan pemasaran berjumlah 52 orang. (sumber didapat dari divisi pemasaran Asuransi Bumi Asih Jaya Medan). Penetapan sampel dalam penelitian ini merujuk pendapat Arikunto (2000:106) yaitu: “Apabila populasi kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subjeknya lebih dari 100 orang, dapat diambil 10 – 15% atau 20 – 25% atau lebih. Disebabkan jumlah populasi kurang dari 100 maka penulis menetapkan seluruh populasi menjadi sampel yang disebut dengan total sampling. PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 1/ APRIL 2011 12 JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan penyebaran angket yaitu mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden yang dijadikan sebagai sampel penelitian. Kuisionel yang telah dipersiapkan sebelumnya disebarkan kepada sampel kemudian dianjurkan menjawab setiap pertanyaan sesuai petunjuk lalu dikumpulkan selanjutnya diperiksa dan diolah. Angket tersebut disediakan tiga alternatif jawaban a, b, dan yang menyangkut objek penelitian dalam skala interval. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah analisa tabel tunggal. Analisis ini dilakukan dengan membagi variabel-variabel penelitian ke dalam ketegorikategori yang ditentukan atas dasar tabel frekuensi. Tabel tanggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari kolom yaitu sejumlah frekuensi dan persentase untuk tiap kategori. Selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Untuk menguji hipotesis koefisien korelasi antara dua variabel digunakan rumus korelasi product moment dari Karl Pearson’s. rxy = nXY (X )(Y ) {nX 2 (X ) 2 }{nY 2 (Y ) 2 } Untuk menafsirkan keadaan hubungan atau kekuatan digunakan pedoman Guliford (Rakhmat, 2000:29) yaitu: Kurang dari 0,20 hubungan rendah sekali, lemah sekali 0,20 < 0,40 hubungan rendah tapi pasti 0,40 < 0,70 hubungan yang cukup berarti 0,70 < 0,90 hubungan yang tinggi, kuat Lebih dari 0,90 hubungan sangat tinggi, kuat sekali. Untuk menguji tingkat signifikansi hipotesis maka digunakan uji Z (Rakhmat, 2000:149), yaitu: r Z= 1 n 1 Untuk mengetahui besarnya persentase variabel bebas dan variabel terikat (determinasi) digunakan uji koefisien ISSN : 2085 – 0328 determinasi, yaitu: D = r2 x 100% (Sugiyono, 2004: 138). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Setelah dilakukan penelitian dilapangan melalui penyebaran angket, maka diperoleh berbagai data mengenai jawaban responden. Dalam bab ini akan dibahas data yang diperoleh selama penelitian berlangsung pada Asuransi Bumi Asih Jaya Medan. Datadata tersebut akan disajikan dalam bentuk analisis data dengan jumlah sampel sebanyak 52 orang responden. Identitas Responden Data-data responden berdasarkan umur, laki-laki sebanyak sebanyak 28 orang (53,85%), dan berjenis kelamin wanita sebanyak 24 orang (46,15%), berarti laki-laki lebih banyak jumlahnya dari pada wanita. Dari 52 orang responden, berumur antara 20-29 tahun sebanyak 5 orang (9,62%), dan yang berumur 30-39 tahun sebanyak sebanyak 18 orang (34,62%), yang berumur 40-49 tahun sebanyak sebanyak 29 orang (55,76%). Pendidikan responden: Pasca Sarjana (S-2) 5 orang (9,61) sarjana (S-1) yaitu berjumlah sebanyak 25 orang responden (48,08%), Sarjana muda 6 orang (11,54) dan SLTA 30 orang (30,77). Tertinggi sarjana (S-1), berarti pendidikan karyawan rata-rata S1. Pembahasan Pembahasan atau analisis data dari hasil penelitian pengaruh komunikasi pemasaran terhadap peningkatan jumlah nasabah di Asuransi Bumi Asih Jaya Medan, akan peneliti disajikan dalam bentuk tabel tabulasi data kuantitatif dan dalam persentase. Sedangkan untuk menguji nilai kebenaran hipotesis yang diajukan peneliti mempergunakan rumus koefisien korelasi product moment. Berikut ini akan diuraikan pengujian terhadap variabel-variabel penelitian ini, yaitu sebagai berikut : PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 1/ APRIL 2011 13 JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA 1. Variabel Bebas (X) Komunikasi pemasaran Karyawan Asuransi Bumi Asih Jaya Medan berusaha mencari calon nasabah, yang menyatakan setuju sebanyak 44 orang 84,62%, yang menyatakan kurang setuju sebanyak sebanyak 8 orang 15,38%. Merek menyatakan bahwa dengan mudah mempengaruhi calon nasabah, yang menyatakan setuju sebanyak 38 orang 73,08%, yang menyatakan kurang setuju 14 orang 26,92% serta yang menyatakan tidak setuju sebanyak kosong. Selalu mengkombinasikan informasi yang diperoleh dari para konsumen, yang menyatakan setuju sebayak 31 orang 59,621%, sedangkan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 21 orang 40,38%. Menurut karyawan, mereka 40,38% bahwa informasi yang diperoleh dari konsumen menjadi masukan yang berarti untuk kemajuan di masa mendatang, yang menyatakan setuju dan kurang setuju sebanyak 59,62%. Mereka yang selalu berusaha menjual produk perusahaan sebanyak-banyaknya ke para konsumen, berkiras 30,77% dan kurang setuju 69,23%. Responden mengakui, selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada para konsumen, yang menyatakan sangat setuju sebesar 25,00% dan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 75,00%. Karyawan menyatakan selalu melayani konsumen dengan berusaha menyakinkan mereka agar mau menjadi nasabah di perusahaan di mana tempat bekerja, yang menyatakan setuju sebanyak 15,38% dan yang menyatakan kurang setuju sebanyak sebanyak 82,69% dan yang menyatakan tidak setuju sebanyak orang 1,92%. Selain itu, responden juga mengakui selalu mengumpulkan informasi yang diperoleh dari para konsumen untuk mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumen sebenarnya menyatakan sebanyak 25,00%, yang menyatakan kurang setuju sebanyak 73,08% dan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1,92%. Berkenaan dengan pengambilan keputusan di masa mendatang, mereka ISSN : 2085 – 0328 menyatakan setiap informasi yang dialokasikan akan dipertimbangkan oleh pihak perusahaan untuk pengambilan keputusan di masa mendatang sebanyak 71,15%. Karena itu masuk akal jumlah produksi secara periodik dua mingguan terus bertambah, karena mereka setuju 65,38%). Berarti lebih banyak dari yang menyatakan kurang setuju sebanyak 34,62%. Pertambahan konsemen melalui komunikasi pemasaran responden menyatakan kebanyakan setuju 80,77% 3. Uji Tabel Frekuensi Variabel Bebas (X) Komunikasi pemasaran Analisis variabel bebas (X) berdasarkan data jawaban responden diperoleh, dapat diketahui bahwa nilai jawaban tertinggi untuk variabel bebas (X) komunikasi pemasaran adalah 34 dan nilai jawaban terendah adalah 23. Maka nilai-nilai tersebut dapat dipergunakan untuk mengklasifikasikan data variabel bebas (X) dengan terlebih dahulu mencari jarak (R) pengukuran dengan menggunakan rumus yaitu “R = nilai tertinggi – nilai terendah”. Maka R = 34-23 R = 11 Setelah jarak (R) diketahui, maka dapat dicari lebar interval (i) dengan mengunakan rumus sebagai berikut. R i = Sutrisno,1995 : 12 jarak interval 11 maka i = = 3,67 dibulatkan menjadi : 4 3 Kemudian ditentukan kategori skor sebagai berikut: 1) Apabila skor 31-34 termasuk kategori tinggi 2) Apabila skor diperoleh berkisar antara 2730 termasuk kategori sedang 3) Apabila skor diperoleh berkisar antara 2326 termasuk kategori rendah. Berdasarkan nilai i, maka dibuat kategori tersebut dalam bentuk tabel, sebagai berikut: PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 1/ APRIL 2011 14 JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA ISSN : 2085 – 0328 Tabel 1. Distribusi Frekuensi Nilai Jumlah Jawaban Responden Variabel Bebas (x) Komuinikasi Pemasaran No Kategori Frekuensi Jumlah Persentase 1 Tinggi 31-34 13 32,69% 2 Sedang 27-30 22 42,31% 3 Rendah 23-26 17 25,00% Jumlah 52 100,00% Sumber : Hasil jawaban responden dari pertanyaan Berdasarkan jawaban hasil tabel di atas, dapat dinyatakan bahwa pengaruh komunikasi pemasaran dalam kategori sedang. Hal ini terbukti dari distribusi penggolongan dalam kategori sedang sebanyak 22 orang (42,31%). Adapun dalam kategori sedang sebanyak 13 orang (32,69%) sementara yang digolongkan dalam kategori rendah sebanyak 17 orang (25,00%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa komunikasi pemasaran di Asuransi Bumi Asih Jaya Medan dalam kategori sedang. Dalam hal ini sangat dibutuhkan peran pimpinan serta pegawai untuk bekerja sama dan sama-sama bekerja demi tercapainya tujuan yang diharapkan bersama. Jika hal ini tidak terwujud maka hasil yang diharapkan tidak maksimal. Berdasarkan jawaban responden, nilai tertinggi untuk variabel terikat (Y) peningkatan jumlah nasabah adalah 36 dan nilai jawaban terendah adalah 28. Maka nilai-nilai tersebut dapat dipergunakan untuk mengklasifikasikan data variabel terikat (Y) dengan terlebih dahulu mencari (R) pengukuran dengan menggunakan rumus yaitu = “R = Nilai tertinggi – Nilai terendah”. Maka R = 36-28 R=8 Setelah jarak (R) diketahui, maka dapat dicari lebar interval (i) dengan mempergunakan rumus, yaitu: R i= Sutrisno,1995 : 12 jarak interval 8 maka i = = 2,67 dibulatkan menjadi : 3 3 Kemudian ditentukan kategori skor sebagai berikut : 1) Apabila skor 34-36 termasuk kategori tinggi 2) Apabila skor diperoleh berkisar antara 3133 termasuk kategori sedang 3) Apabila skor diperoleh berkisar antara 2830 termasuk kategori rendah Tabel 2. Distribusi Frekuensi Nilai Jumlah Jawaban Responden Variabel Terikat (y) Peningkatan Jumlah Nasabah No Kategori Frekuensi Jumlah Persentase 1 Tinggi 34-36 17 32,69% 2 Sedang 31-33 24 46,15% 3 Rendah 28-30 11 21,15% Jumlah 52 100,00% Sumber : Hasil jawaban responden dari nomor 13 s/d 24 Berdasarkan jawaban hasil tabel di atas, dapat dinyatakan bahwa peningkatan jumlah nasabah yang dilakukan dalam kategori sedang. Hal ini terbukti dari distribusi jawaban responden dalam kategori sedang sebanyak 24 orang (46,15%), adapun yang termasuk dalam penggolongan kategori tinggi sebanyak 17 orang (32,69%), sementara yang digolongkan dalam kategori rendah sebanyak 11 orang (21,15%). Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan jumlah nasabah di Asuransi Bumi Asih Jaya Medan dalam kategori sedang. Hal yang telah dicapai ini tentunya dapat dikatakan baik dan ini dapat menunjukkan prestasi seorang pegawai bahwa PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 1/ APRIL 2011 15 ISSN : 2085 – 0328 JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA pegawai yang bersangkutan telah bekerja dengan semaksimal mungkin. Keadaan ini tentunya tidak terlepas dari peran pimpinan dalam membimbing, mengarahkan, serta memotivasi para pegawai untuk bekerja sabaik mungkin agar apa yang diharapkan dapat tercapai serta memperoleh hasil yang maksimal sebagaimana yang telah digariskan semula. Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil tabulasi data diperoleh untuk koefisien korelasi product Moment sebagai berikut. X 1472, Y 1679, X rxy 2 42032, Y 2 54465, XY 47728 = 52.47728 14721679 52.42032 1472 52.54465 1679 2 = 2 10368 248064320 10368 = 15750,058 = 0,658 Untuk melihat tingkat kategori pengaruh komunikasi pemasaran terhadap peningkatan jumlah nasabah dapat dilihat sebagai berikut. n xy x y n x xn y y 2 2 2 Tabel 3. Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefesien Korelasi Intelval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00-0,19 Sangat Rendah 0,20-0,39 Rendah 0,40-0,599 Sedang 0,60-0,799 Kuat 0,80-1,000 Sangat Kuat Sumber: Sugiono, (1999:149) Berdasarkan pedoman di atas, dapat dilihat bahwa tingkat korelasi antara variabel bebas (X), dengan variabel terikat (Y) berhubungan kuat. Diketahui berdasarkan pengolahan data bahwa hasil penelitian rxy = 0,658 dengan N = 52 dan taraf kepercayaan 95% atau kesalahan 5%, sedangkan nilai N = 52 dalam r tabel dengan taraf kepercayaan yang sama tidak terdapat dalam tabel, sehingga harus dicari dengan rumus interpolasi antara N =50 – N = 55, yaitu: N 55 = 0,266 N 50 0,279 5 0,013 Untuk tiap pertambahan r diperoleh 0,013 = 0,0026 5 Pada N 52 diperoleh r Sebanyak = 2 x 0,0026 = 0,0052 Maka N 50 = 0,2790 Diketahui r tabel dengan N 52 0,0052 0,2842 Sehingga dapat diketahui bahwa nilai r tabel product moment dengan N = 52 dan taraf kepercayaan 95% atau kesalahan 5% adalah 0,2842. dengan demikian bahwa r hitung > r tabel. Ini berarti bahwa ada pengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan jumlah nasabah. Dengan demikian hipotesis yang diajukan yaitu : “Komunikasi pemasaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan jumlah nasabah di Asuransi Bumi Asih Jaya Medan, diterima dan terbukti kebenarannya. Selanjutnya untuk mengetahui tingkat signifikan antara variabel bebas (X) PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 1/ APRIL 2011 16 ISSN : 2085 – 0328 JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA yaitu komunikasi pemasaran dengan variabel terikat (Y) yaitu peningkatan jumlah nasabah dipergunakan uji-Z (Rakhmad, 1999:149), yaitu rumus sebagai berikut : r Z 1/ n 1 Z r 1 n 1 1,96 r 1 52 1 1,96 r 1 51 1,96 r 1 7,141 1,96 r 0,140 r = 14 Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa nilai rz hitung Sebanyak sebesar 14. Nilai ini lebih besar dari nilai rXY yaitu sebesar 0,658. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh komunikasi pemasaran terhadap peningkatan jumlah nasabah di Asuransi Bumi Asih Jaya Medan adalah signifikan. Sedangkan untuk mengetahui besarnya persenatase pengaruh variabel bebas (X) dalam meningkatkan variabel terikat (Y) digunakan rumus determinasi sebagai berikut : 2 D = rxy x100% D = (0,658)2 x 100% D = 0,43296 x 100% D = 43,296% Berdasarkan hasil perhitungan tersebut di atas, dapat dinyatakan bahwa besarnya persentase komunikasi pemasaran dalam meningkatkan jumlah nasabah di Asuransi Bumi Asih Jaya Medan adalah sebesar 43,296% sementara sisanya 56,704% dipengaruhi oleh faktor lain yang mempengaruhi peningkatan jumlah nasabah. Untuk memprediksi besar pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) yaitu pengaruh komunikasi pemasaran terhadap peningkatan jumlah nasabah adalah dengan mempergunakan rumus persamaan regresi linier, (Sugiyono, 1999 : 171) yaitu: Y = a + bx Selanjutnya untuk mencari besarnya nilai a, maka berdasarkan rumus tersebut dilakukan perhitungan sebagai berikut. y x 2 x xy a 2 n x 2 x a 167942032 147247728 2 52.42032 1472 70571728 70255616 2185664 2166784 316112 a 18880 a 16,74 Selanjutnya untuk menyakan nilai dipergunakan rumus: n xy x y b 2 n x 2 x a b b 52.47728 14721679 52.42032 1472 2481856 2471488 b 2185664 2166784 10368 b 18880 b 0.55 Setelah nilai a diketahui yaitu 16,74 dan b yaitu 0,55, maka regresi linier tingkat pengaruh komunikasi pemasaran terhadap peningkatan jumlah nasabah di Asuransi Bumi Asih Jaya Medan adalah Y = 16,74 + 0,555x. Berdasarkan tabel 4.32 diperoleh variabel bebas (X) pengaruh komunikasi pemasaran instrumen dapat dikembangkan nilai tertinggi adalah 34 dan nilai terendah adalah 23, adapun perhitungannya yaitu: 1. Nilai tertinggi (34) untuk variabel (X) Y = a + b (x) Y = 16,74 + 0,55 x Y = 16,74 + 0,55.34 Y = 16,74 + 18,7 Y = 35,44 2. Nilai terendah (23) untuk variabel (X) Y = 16,74 + 0,55 x Y = 16,74 + 0,55.23 Y = 16,74 + 12,65 2 PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 1/ APRIL 2011 17 ISSN : 2085 – 0328 JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA Y = 29,39 Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh hasil regresi linier nilai variabel 40 bebas di tingkat maksimum (34) dan nilai minimumnya (23) adalah 35,44 dan 29,39. Ini berarti mengalami kenaikan sebesar 6,05 X = 35,44 35 35,44 29,39 Y = 16,74 + 0,55 (X) 30 25 X = 29,39 20 15 10 5 23 10 20 22 34 25 30 31 X 35 Gambar 1. Grafik garis linier sederhana pengaruh komunikasi pemasaran terhadap peningkatan jumlah nasabah di Asuransi Bumi Asih Jaya Medan PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 1/ APRIL 2011 18 JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA Dengan demikian dapat diketahui bahwa interprestasi pengaruh komunikasi pemasaran terhadap peningkatan jumlah nasabah di Asuransi Bumi Asih Jaya Medan, dapat diprediksi bergerak naik. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan prmbahasan di atas, maka dapat disimpulkan dan sebagai sebagai berikut.. 1. Dari perhitungan korelasi diperoleh bahwa komunikasis pemasaran mempunyai pengaruh terhadap peningkatan jumlah nasabah, hal ini dapat dilihat dari besarnya korelasi yang diperoleh adalah sebesar 0,658, nilai ini jauh berada di atas rtable yaitu sebesar 0,2848 2. Hasil uji Z hitung diperoleh r = 14 lebih besar dibandingkan dengan nilai rXY = 0,658. Maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh bebas X komunikasi pemasaran terhadap variabel terikat Y (peningkatan jumlah nasabah) adalah signifikan. 3. Berdasarkan koefisien determinasi diketahui bahwa besarnya pengaruh komunikasi pemasaran terhadap peningkatan jumlah nasabah adalah sebesar 43,296% dan sisanya sebesar 61,06% dipengaruh oleh faktor lain di luar penelitian ini. Berdasarkan temuan lapangan dan perhitungan secara kuantitatif, maka disarankan: 1. Diharapkan dalam melakukan komunikasi pemasaran hendaknya benar-benar dilakukan dengan baik, sesuai dengan kebutuhan dan keinginan atau keahlian dari pegawai sehingga peningkatan jumlah nasabah dapat ditingkatkan sesuai dengan yang diharapkan. 2. Asuransi Bumi Asih Jaya Medan dalam melakukan komunikasi pemasaran diharapkan agar lebih efektif dan sesuai dengan bidang keahliannya, sehingga karyawan dapat menguasai pekerjaannya dengan baik dan akhirnya ISSN : 2085 – 0328 tugas-tugas yang dilakukan dapat diselesaikan dengan lebih efisien dan bermutu. 3. Tingkat peningkatan jumlah nasabah sudah baik, namun diharapkan bagi pihak asuransi untuk mengadakan sistem pengawasan kepada para karyawannya secara keseluruhan, hal ini dilakukan untuk lebih menjamin bahwa tugas yang dilaksanakan oleh pegawai telah benar-benar dijalankan sesuai dengan yang telah digariskan oleh organisasi. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2000. Metode Penelitian Riset. Jakarta: Rajawali. Effendy, Onong, U. 2002. Dinamika Komunikasi Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Jalaluddin, Rahmat, 2000 Psikologi Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya. Kasali, Renald, 2004. Manajemen Periklanan. Jakarta: Sinar Grafiti. Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2002. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi Kedelapan, Jilid Pertama, Jakarta: Penerbit Erlangga. Moekijat, 2002, Manajemen Pemasaran, Analisa dan Strategi. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. Tjiptono, Pandy. 2003, Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andy Pressm. Stanton, Willian, 2001, Azas-azas Marketing, Edisi Revisi, Yogyakarta: Liberty. Sugiyono, 2003, Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Sudiana, Dendi, 2003. Komunikasi Periklanan Cetak. Bandung: Remadja Karya. Sutisna, 2002, Perilaku Konsumen dan Konsumen Pemasaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Swasta, Basu. 2003, Azas-azas Marketing, Edisi Revisi, Yogyakarta: Liberty. PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 1/ APRIL 2011 19