artikel_anna - Balai Diklat Industri Yogyakarta

advertisement
LITERATUR REVIEW :
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) PADA USAHA KECIL DAN
MENENGAH (SMALL MEDIUM ENTERPRISE)
Anna Suffi Huda
197807082005022001
Widyaiswara Muda BDI Yogyakarta
Balai Diklat Industri Yogyakarta
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian
Jl. Gedongkuning 140, Yogyakarta
E-mail : [email protected]
ABSTRAKSI
Small Medium Enterprise (SME) mempunyai posisi yang strategis dalam mendukung perekonomian suatu
masyarakat atau negara sebagai penggerak roda perekonomian dan mampu mengenerate tenaga kerja dalam
jumlah besar. Dalam kaitannya dalam supply chain management SME memiliki peran yang sangat
potensial.Namun demikian SME memiliki karakteristik terntentu yang berbeda dengan usaha skala besar
Karakteristik tersebut bisa menjadi keterbatasan namun bisa menjadi potensi bagi SME itu yang apabila
dikelola dan dikembangkan dengan benar SME bisa bertahan, tumbuh dan memiliki keunggulan kompetitif
serta mampu memaksimalkan tujuan SCM .Literatur review ini mengkaji aplikasi supply chain
management (SCM) pada SME. Aspek yang dikaji pada review ini adalah perencanaan dan strategi SCM
pada SME, integrasi komponen SCM pada SME, dan implementasi SCM pada SME. Hasil dari review ini
diharapkan bisa memberikam gambaran dalam perencanaan dan pengembangan SCM pada SME. Selain itu
dari review ini bisa digali pula peluang penelitian kedepan berdasarkan celah atau research gap dari
penelitian dari jurnal yang direview.
Key word : supply chain management, small medium enterprise, literature review
1. PENDAHULUAN
Small Medium Enterprise (SME) atau usaha kecil menengah membutuhkan keterkaitan dengan
pihak lain dalam jaringan supply chain. Efektifitas dan efisiensi rantai pasok merupakan harapan
oleh tiap actor yang terkait agar bisa memaksimalkan profir keseluruhan rantai pasok. Dalam
penerapan supply chain management (SCM), SME melaksanakan proses manajemen SCM yang
sama,pada berbagai area seperti service management, demand management, pemenuhan order,
manufacturing flow management, pengembangan produk dan komersialisasi, serta return
management. (Lambert & Cooper, 2000). Perbedaan utama aplikasi SCM pada industri besar dan
SME pada cakupan informasi dan aliran produk.(Hong & Jeong,2006) Karakteristik SME yang
berbeda dengan industri besar menjadikan pola penerapan SCM yang berbeda atau kurang
optimal.
Dalam literature review akan dilakukan eksplorasi lebih lanjut bagaimana strategi ,
integrasi dan aplikasi SCM pada SME. Dari hasil literature review ini diharapkan akan diperoleh
gambaran besar aplikasi SCM pada SME sehingga dapat diidentifikasi peluang riset kedepan.
Naskah Karya Tulis Ilmiah BDI YOGYAKARTA
1
2.
FRAMEWORK LITERATUR REVIEW
Tujuan dari literature review ini adalah untuk mengumpulkan informasi yang terkait
SCM pada usaha kecil dan menengah (small medium enterprise) yang disingkat dengan SME.
Untuk selanjutnya penulis menggunakan istilah SME untuk keseragaman dan menyingkat
penyebutan small medium enterprise). Secara lebih detil tujuan review adalah sebagai berikut :
Mendapatkan informasi cakupan dan trend penelitian SCM pada SME
Mendapatkan informasi strategi, integrasi, implementasi SCM, dan dampaknya pada SME
dan keseluruhan aliran supply chain
Mendapatkan informasi posisi penelitian saat ini mengenai aplikasi SCM pada SME
Untuk mendapatkan informasi diatas, penulis melakukan pengorganisasian hasil review
berdasarkan pengelompokan sebagai berikut :
Tabel 1. Kategorisasi isu penelitian
No Isu Utama
Cakupan isu :
1
Strategi
dan Strategi perencanaan SME dan kaitannyanya
perencanaan SCM
dengan SCM.
2
Integrasi SCM
Integrasi elemen yang terkait pada SCM,
seperti
partnering,supplier
kolaborasi,
pemanfaatan teknologi informasi, dan aliansi
3
Implementasi SCM
Praktek implementasi SCM, dampaknya
terhadap internal perusahaan dan eksternal
dalam keseluruhan supply chain
Berdasarkan framework diatas,hasil review direpresentasikan dalam bentuk matrik 3 x 3,
yaitu sisi baris menyatakan isu utama dan sisi kolom menyatakan metode penelitian . Dalam
paper ini kategorisasi metodologi dibagi dalam dua kelompok yaitu analitis, empiris dan teoritis.
Yang termasuk metode analitis mencakup konseptual, matematis ataupun statistic. Sedangkan
yang termasuk metode empiris diantaranya adalah experimental design, statistical sampling
ataupun studi kasus. Sedangkan jurnal yang murni membahas teori dimasukkan dalam kategori
teoritis.
3.
PENGUMPULAN DATA
Sumber paper diperoleh dari dari data base dan key word sebagai berikut :
Tabel 2. Sumber Basis data
No
1
2
3
4
5
6
Data Base
Proquest
Emerald
ScienceDirect
Ebsco
SpringerLink
GoogleSchoolar
Kata Kunci
SCM dan SME, small enterprises, small business, mikro business
SCM dan SME, small business small business, mikro business
SCM dan SME, small business, small business, mikro business
SCM dan SME, small business, small business, mikro business
SCM and SME, small business, small business, mikro business
SCM and SME, small business, small business, mikro business
Naskah Karya Tulis Ilmiah BDI YOGYAKARTA
2
Dari hasil diatas dilakukan screening berdasarkan jenis jurnal. Jurnal yang dipilih
adalah jurnal internasional, dan screening terhadap isi jurnal dengan membaca abstrak,
kesimpulan serta membaca sekilas isi jurnal untuk melihat komprehensif dari jurnal yang
akan direview.
Pertanyaan untuk menyaring jurnal yang akan dijadikan rujukan literature review
adalah :
 Apakah jurnal tersebut mengeksplorasi isu tentang SME ?
 Apakah jurnal tersebut membahas konsep fundamental SCM pada SME
(perencanaan dan strategi SCM)
 Apakah jurnal tersebut membahas aspek-aspek yang berkaitan dengan integrasi
supply chain (penggunaan IT, kolaborasi, aliansi,sharing informasi )
 Apakah jurnal tesebut mengeksplorasi praktik implementasi SCM pada SME dan
pengaruhnya pada aspek lain?
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. REKAPITULASI DAN PENGORGANISASIAN DATA
Berikut distribusi jumlah penelitian berdasar tahun publikasi
Gambar 1.
Grafik prosentase penelitian berdasar tahun publikasi
Gambar 2. Distribusi jenis jurnal dan prosentase jumlah jurnaL
Berikut matrik kategorisasi review jurnal berdasar metode dan isu utama SCM pada
SME
Naskah Karya Tulis Ilmiah BDI YOGYAKARTA
3
Gambar 3. Perbandingan metode penelitian jurnal
4.2. PEMBAHASAN
Dari hasil organisasi data terlihat distribusi jumlah penelitian yang menjadi kajian review
hamper merata tiap tahun. JIka dilihat dari jenis jurnal yang mempublikasikan SCM pada SME
terlihat terdistribusi pada banyak jenis jurnal. Namun demikian prosentase terbesar ditemui pada
jurnal tentang SCM dan jurnal bisnis dan manajemen. Pada jurnal jenis lainnya umumnya
dipublikasikan pada jurnal manajemen teknologi, bisnis, logistic, engineering dan production
management.
Berdasar matrik kategorisasi jurnal, terlihat 78% penelitian menggunakan metode
empiris. Dimana sebagian besar data diperoleh dari studi kasus, dan survey, dengan framework
penelitian diperoleh dari pengembangan literature dan teori sebelumnya. Penelitian jenis analitis
masih sedikit ditemui. Dari review yang penulis lakukan model analitis dilakukan pada
penggunaan SEM untuk meneliti performansi retailer kecil dengan performansi (Hamister,
2011), Penggunaan systems dynamic untuk meneliti efek integrasi pada SME (Sidola, 2012),
penggunaan fuzzy ordinal regression support vector machine untuk mengkaji risk supply chain
finance pada SME (Chen, 2012)
4.2.1. Potensi dan Limitasi Usaha Kecil dan Menengah (small medium enterprise)
SME memiliki potensi strategis sebagai penggerak perekonomian suatu negara
(masyarakat). Di hampir semua negara di Asia Tenggara jumlah SME mencapai diatas 95
persen dari total entitas bisnis dan mampu menciptakan lapangan kerja sampai dengan 65
persen dari total lapangan kerja sector swasta (atau 30 persen dari total lapangan kerja kawasan
perekonomian Asia Pasifik (Hall,2002 (Irawan, 2006)). Namun tingginya jumlah entitas bisnis
tersebut tidak sebanding dengan output usaha nasional. Usaha kecil mampu memberikan output
rata-rata 60%, sedang industri besar yang berjumlah kurang dari 1% dari total entitas bisnis
mampu memberikan 40% dari output nasional. Persoalan inefisiensi dan produktifitas yang
rendah pada SME menjadikan hambatan pertumbuhan SME.
Terdapat permasalahan yang hampir serupa pada berbagai SME di negara berkembang
maupun negara maju. Tabel 1 menyajikan rangkuman permalahan yang dihadapi SME di
berbagai negara :
Tabel 1. Permasalahan SME dalam penerapan supply chain management
No
Peneliti
Permasalahan /keterbatasan SME
Naskah Karya Tulis Ilmiah BDI YOGYAKARTA
4
1.
Smith & Smith (2007)
2.
Katunzi (2010)
3.
Sidola,A. et al (2012)
4.
5.
6.
Vaaland
&
(2007)
Chin (2012)
Quayle (2003)
-
Fokus pada pasar tertentu dengan profit yang rendah
Keterbatasan sumberdaya daya dan dana
Keterbatasan kapabilitas dan strategi pengembangan usaha
SME tidak memberikan perhatian yang cukup mengenai strategi SCM
dibanding dengan industri besar.
Kurangnya keahlian SDM
Kurangnya dukungan finansial untuk teknologi
Kurangnya perhatian pada perencanaan dan metode kontrol SCM
Sedikit fokus pada e-based solusi
Kurang pemahaman pentingnya efisiensi supply chain.
Rendahnya adaptasi perubahan hubungan tradisional menjadi hubungan
modern berbasis e-supply chain
Kurangnya pengetahuan
Resistensi perubahan
Tidak memiliki kebutuhan yang mengarah pada supply chain
Kurangnya kemampuan memanage supplier,
tingginya kompetisi dalam chain,
kurang kerjasama antar actor dalam suppy chain,
keterbatasan memperkirakan konsumen dan keterbatasan akses.
7.
Archer et al (2008)
8.
Narasiham (2011)
9.
Ozlen,M.K. et al (2013)
-
pemahaman SDM terhadap isu SCM yang masih kurang
rendahnya strategi pemasaran dan penjualan
stretegi SCM yang tidak efektif dan efisien
Rahman,A.N., (2012)
-
menajemen inventory tidak efisien (39%) , tidak memperhatikan
ketidakpastian (30) penilaian biaya inventory tidak tepat (26%),
kurangnya komunikasi dan data tidak akurat
Heide
-
Dibalik limitasi SME, terdapat potensi yang dimiliki SME yang spesifik dan tidak
dimiliki oleh industri besar . Dangayach & Deshmukh (2010) menyatakan dari sisi strategi
manufaktur SME memiliki karakteristik yang menjadi kekuatan SME, yaitu fleksibilitas,
pengambilan keputusan yang cepat dan kerjasama yang kuat antar karyawan. memiliki peran
dalam memenuhi peran industri besar.SME memiiki potensi untuk mengambil bagian dalam
jaringan bisnis global dan berpartisipasi dalam keterkaitan jaringan supply chain. Hvolby &
Trienekens (1985) dalam Thakkar (2007). SME yang mempunyai inter organisasional linkage
yang kuat, ketidakpastian yang terbatas, cenderung lebih produktif dan efisien dibanding
dengan SME yang tidak memiliki inter oragnisasional. (Prasad & Tata, 2010). Rahman
(2012) melihat potensi SME dari fleksibilitas yang dimiliki sehingga SME mudah untuk
berubah, SME cenderung tidak birokratif ataupun kaku secara sistemik, hal ini meningkatkan
kesempatan sukses bagi SME berkiatan dengan hal-hakl baru .
Dengan potensi yang dimilikinya SME mampu mengisi celah kebutuhan industri
besar dan memiliki posisi keterkaitan yang kuat dalam industri jika masing-masing
menjalankan perannya secara optimal. Thakkar et al (2007) mendefinisikan SCM dalam
kaitannya dengan SME sebagai kumpulan dari aktivitas bisnis termasuk pembelian, kegiatan
produksi ( subkomponen/sub assembly dalam perusahaan dan pengiriman kepada industri
besar dengan mempekerjakan transportasi untuk meningkatkan value dari end produk dan
memastikan terjadi order pembelian secara berulang.
Naskah Karya Tulis Ilmiah BDI YOGYAKARTA
5
4.2.2. Strategi dan Perencanaan supply chain management pada SME
Tujuan dari SCM adalah maksimasi profit total seluruh elemen dalam supply chain
(Copra, 2007). Untuk mencapai tujuan yang diharapkan perlu adanya perencanan strategik.
Tujuan dari perencanaan startegik SCM adalah mendapatkan sistem suppy chain yang paling
efisien, profitabilitas tinggi dan mampu melayani end customer. (Hicks, 1999)
Penelitian tentang strategi dan perencanaan SCM pada SME menunjukkan bahwa
SME dapat memberikan peran yang optimal jika SME dapat menempatkan posisinya dalam
supply chain, dan memilih strategi yang tepat. (Berry, 1998 ( Thakkar,2007)); Hong, 2006).
Berdasar posisi dalam supply chain dan strategi fokus yang ditetapkan (low cost atau added
value ), maka SME dapat menentukan fokus tipe SME apakah lebih tepat bertipe efisiensi,
koordinasi, kolaborasi dan inovasi. (Levy, 2001(Hong, 2006)). Keunggulan dari framework
strategi ini memberikan arahan jalur pertumbuhan strategi yang mungkin dari SME dengan
memperhatikan kapabilitas operasi SME, dapat ditentukan arah pengembagan startegi baik
internal maupun eksternal.(Hong, 2006). Kerangka perencanaan startegis ini sejalan dengan
Copra (2007) dimana untuk mencapai tujuan yang diharapkan harus ada konsistensi,
kesesuaian dan dukungan antara strategi kompetitif, strategi supply chain, dan fungsional
strategi lain dalam perusahaan. Perusahaan bisa gagal karena kurangnya startegik fit atau
dikarenakan proses dan sumber daya yang tidak memilki kapabilitas dalam mengeksekusi
strategi yang diharapkan (Chopra, 2007).
Dalam prakteknya perencanaan dan strategi SME dalam mengimplementasikan SCM
menemui banyak kendala. Katunzi (2010) dalam penelitiannya terhadap SME di Tanzania
menemukan bahwa SCM tidak memberikan perhatian yang cukup mengenai strategi SCM
dibandingkan dengan industri besar. Keengganan untuk mengintegasikan sistemnya secara
transparan dan tidak adanya struktur organisasi yang jelas menjadi hambatan dalam
perencanaan dan strategi SME Hal ini menyebabkan inefisiensi SME dan rendahnya share
terhadap income nasional. (Katunzi, 2010). Hal serupa dijumpai Vaaland & Heide (2007),
dijumpai bahwa SME kurang fokus memberikan perhatian pada perencanaan dan metode
kontrol untuk mendukung SCM dibanding dengan industri besar. Hal ini disebabkan oleh
lemahnya penetapan strategi perusahaan ataupun strategi SCM. Kunci sukses dalam strategi
SCM adalah adanya alignment antara startegi perusahaan dan strategi SCM. (Copra, 2007).
Berbeda dengan peneliti sebelumnya Ozlen (2013) mencoba untuk melihat kesesuaian
antara strategi SCM dan strategi pemasaran SME di Bosnia. Proposisi yang dibangun adalah
adanya keselarasan antara corporate strategi, SCM strategi dan strategi marketing strategi.
Lemahnya strategi SCM pada SME di Bosnia dan rendahnya strategi pemasaran dan penjualan
merupakan temuan dari penelitian Ozlen (2013). Hal ini menunjukkan bahwa lemahnya
penetapan strategi perusahaan akan menyebabkan lemahnya pula strategi pada level
dibawahnya. Kurangnya pemahaman tentang pentingnya efisiensi supply chain (Cihn, 2012),
Kurangnya kesadaran SDM dan resistensi terhadap perubahan (Archer et al, 2012), Kurangnya
kesadaran akan isu SCM (Ozlen,2013) merupakan bagian dari penyebab lemahnya strategi
SCM pada SME.
Naskah Karya Tulis Ilmiah BDI YOGYAKARTA
6
4.2.3. Integrasi supply chain management pada SME
Penelitian yang membahas isu integrasi SCM pada SME dapat dalam review ini dapat
dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 2. Integrasi SCM pada SME
Fokus penelitian
(aspek diteliti )
Performansi SME
Partnership
Singh (2011);
Sharma S.K. et al
( 2011)
Pooran
W
&
Watson,R (2005) ;
Gianakis,M.
(2007)
Dampak Internal
dan
Eksternal
oragnisasi
Framework
integrasi
Pilar Integrasi
Aliansi
Kolaborasi
Lian ,
(2008)
S.
Information
technologi
Sidola,A (2012);
Sidola,A. (2012)
Wagner
et
(2003)
Archer,N. et
(2008)
Procurement
Wilson,M.M &
Roy,R.N (2009)
al
al
Matopoulus
(2007),
Singh
(2011)
Domain penelitian diatas mendukung teori pilar integrasi SCM, dimana pi integrasi
supply chain merupakan kerjasama, kolaborasi, sharing informasi, kepercayaan, partnership,
share teknologi dan adanya perubahan dalam proses manajemen dari proses indivual menjadi
proses yang terintegrasi. (Akkerman,et al.,1999)
Aktivitas kunci yang diteliti dalam penelitian diatas juga sesuai dengan pendapat
Menzter et al (2001). Disebutkan bahwa menyebutkan aktivitas kunci yang diperlukan untuk
kesuksesan implementasi SCM adalah perilaku yang terintegrasi, sharing informasi yang
saling menguntungkan, sharing resiko dan rewards, kerjasama, kesamaan tujuan dan
kesamaan focus kepada konsumen, integrasi proses dan membangun partner serta memelihara
hubungan jangka panjang.( Menzter et el, 2001, (Ozlen, 2013)). Proses integrasi dan
reengineering seharusnya didesain untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas seluruh
supply chain.(Lambert and Cooper, 2000). Handfiels dan Nichols (1999) yang menyatakan
bahwa integrasi proses internal dan jaringan eksternal supply chain dapat ditingkatkan
melalui komunikasi, partnership, aliansi dan kerjasama
Temuan Singh (2011) mendukung teori diatas bahwa faktor penting yang harus
dinilai dalam kolaborasi SCM adalah komitmen top manajemen, faktor organisasi, tingkat
pemahaman organisasi, aliran informasi, pengambilan keputusan dan responsivitas
perusahaan.
Dari penelitian diatas, review yang telah dilakukan sebagian besar penelitian tentang
integrasi SCM dilakukan pada area revolusi informasi atau teknologi informasi, serta
penelitian mengenai integrasi pilar SCM (kolaborasi, partnership, aliansi, IT, procurememt)
dan dampaknya terhadap performansi.
Wagner (2003) melakukan penelitian tentang adopsi e-business dan e-supply chain
pada SME. Faktor yang mendorong adopsi e-business adalah faktor geografi, ekspansi global
dan dorongan teknologi. Hal ini sejalan dengan Handfiled & Nichols (1999), namun
Handfield & Nichols (1999) tidak mengidentifikasi faktor geografi. Temuan Wagner (2003)
adalah SME dengan hi-tech industri tipe B2B mempunyai partisipasi yang lebih besar dalam
e-business dibanding dengan low-based industry. Terbukti e-supply chain mampu
meningkatkan interaksi B2B pada SME yang hi-tech industry. Sedang faktor internal yang
berpengaruh dalam implementasi e-business adalah tingkat skill dan kompetensi manage.
Menurut Wagner (2003) hal negative yang mempengaruhi adopsi e-supply chain adalah
kurangnya kesadaran dan hambatan finansial. Hambatan finansial ditemui sebagai
karakteristik SME yang membatasi kemajuan SME. Hal ini sejalan dengan penelitian Smith
Naskah Karya Tulis Ilmiah BDI YOGYAKARTA
7
& Smith (2007) yang menyatakan salah satu keterbatasan atau permasalahan SME adalah
masalah finansial.
Namun Wagner (2003) juga menemukan hal yang unik pada SME bahwa internet bukan
merupakan substitusi dalam membangun hubungan dengan konsumen, namun hubungan
tersebut sudah terbangun sejak lama. Hal ini juga mendukung karakteristik SME dimana
SME cenderung memiliki ikatan yang kuat dengan partner dalam bentuk yang tidak formal.
Keberadaan teknologi ditemui tidak berpengaruh signifikan pada ikatan partnership yang
dibangun. Hal ini kontradiktif dengan Handfiled & Nichols (1999) yang menyatakan bahwa
revolusi informasi merupakan salah satu driver integrasi SCM..
Dalam kaitan pengukuran hubungan dengan supplier Gianakis (2007)
mengembangkan framework pengukuran performansi. Keunggulan dari framework tersebut
bisa digunakan pada area manufaktur dan jasa serta mampu menilai soft business
relationship. Poran & Watson (2005) mengukur perusahaan yang menjalin partnership dan
yang tidak membangun partnership. Temuan dari peneltian tersebut adalah SME yang
memiliki hubungan inter partnership dengan actor lain dalam aliran supply chain mempunyai
tingkat pertumbuhan yang signifikan.
Dalam membangun kolaborasi Matopaulos (2007) mengusulkan dua pilar penting yang
harus dibangun, yaitu desain dan pedoman kolaborasi supply chain, dan pembangunan dan
pemeliharaan kolaborasi. Desain kolaborasi berkaitan dengan pemilihan partner dan
kedalaman hubungan, sedangkan pemeliharaan hubungan kolaborasi berkaitan dengan
kepercayaan, kekuatan ketergantungan dan sharing resiko. Framework yang dikembangkan
oleh Matopaulus (2007) bisa digunakan untuk mengukur supplier partnership secara lebih
komprehensif, mulai dari perencanaan sampai pada implementasi dan pemeliharaan.
Temuan Sharma (2011) menghasilkan empat pola issue partnership yang penting
yaitu supplier management strategi, sharing informasi, integrasi supplier dan kapabilitas
menghadapi ketidakpastian. Jika dilihat pola ini sejalan dengan pola pengembangan yang
dikembangkan oleh Thakkar (2008) yang melihat pola konstruksi SCM dalam tiga isu
penting yaitu strategi dan perencanaan, integrasi SCM dan implementasi SCM. Hal yang
membedakan adalah unsur information sharing dan pengukuran kapabilitas terhadap
ketidakpastian tidak dipisahkan dalam isu tersendiri sebagaimana pada isu partnership. Pola
ini menarik sebagai pengembangan peneltiian ke depan, dimana framework ini bisa
digunakan untuk meneliti pola partnership yang dibangun SME dalam praktek SCM.
Dari review diatas isu terdapat peluang penelitian ke depan membangun framework
partnership yang komprehensif dengan menggabungkan framework Matopaulus (2007) yaitu
membangun dua skema besar partnership yaitu (1) desain dan pedoman partnership dan (2)
pemeliharaan dan pembangunan kolaborasi SCM pada SME. Framework tersebut dibangun
pada empat isu penting dalam partnership yaitu supplier management strategi, sharing
informasi, integrasi supplier dan kapabilitas menghadapi ketidakpastian.( Sharma, 2011).
4.2.4.
Implementasi supply chain management pada SME
Implementasi SCM pada SME dalam pertumbuhan dan performansi SME diteliti
oleh Hong,P & Jeong (2006), Bhutta,M.K (2007), Ai-Chin (2011), Hamister (2011), Qualyle
(2003), Narasiham et al (2011). Hambatan implementasi SCM pada SME disebabkan oleh
karakterstik SME itu sebdiri dan hambatan lain yang terkait dengan eksternal organisasi.
Tabel 2 diatas menunjukkan berbagai hambatan dalam implementasi SCM.
Implementasi SCM pada SME memiliki dampak yang positif bagi perusahaan. Hong & Jeong
(2006) menunjukkan bahwa SME (baik sebagai distributor supplier, atau manufaktur)
mempunyai peran yang signifikan dalam meningkatkan performansi SCM
Naskah Karya Tulis Ilmiah BDI YOGYAKARTA
8
Temuan ini juga ditunjukkan oleh Bhutta (2007) dimana SME yang menerapkan SCM dan
berorietasi eksport di Pakistan memiliki tingkat kesehatan yang tinggi dan lebih dinamis
dibanding dengan SME yang menerapkan SCM dan tidak berorientasi eksport .
Berdasarkan implementasi SCM pada SME yang sukses dan berdasar teori pada literature
terkait berikut dapat diidentifikasi key success factor implementasi SCM pada SME sebagai
berikut :
Tabel 3. Key Success Factor Perencanaan dan Implementasi SCM
Key Success Factor Perencanaan dan Implementasi SCM
1. Peningkatan kompetensi SME dengan peningkatan
praktik bisnis dan kualitas produk (Rahman, 2011;
Singh,2011)
3. Komitmen manajemen, hubungan dengan induk industri
besar (Wagner
2. Meningkatkan kolaborasi SME berdasarkan
posisinya dalam supply chain (Quayle,2003; Singh
2011)
4. Membuat perencanaan dan metode kontrol untuk
mendukung SCM pada SME ( Vaaland &
Heide,2007)
5. Meningkatkan interpartnership (Pooran & Watson,2005)
6. Pemilihan dan penentuan adopsi teknologi yang
tepat (Sidola et al; 2012)
8. Membangun struktur organisasi yang jelas
(Katunzi, 2010)
7. Meningkatkan lingkage inter-oganisasional SME dengan
industri besar (Prasad,S & Jasmine,T, 2010; Wagner,
2003)
9. Membangun supplier management strategi ( Sharma
,2011)
11. Membangun Sharing informasi dengan supplier
(Sharma,2011; Hamister,2011)
13. Meningkatkan kapabilitas menghadapi ketidakpastian
(Sharma,2011)
15. Meningkatkan kapabilitas SDM (Skill, knowledge dan
wawasan)
17. Membangun evaluasi risk finansial pada jaringan rantai
pasok(Chen ,Y. 2012)
19. Meningkatkan kapasitas manajemen SME
10. Membangun kepemimpinan SME (Quayle,2003)
12. Membangun kapabilitas teknologi (zulkifli, 2010)
14. Membangun kapabilitas structural (Zulkifli, 2010)
16. Membangun kapabilitas logistikm (Zulkifli, 2010
18. Kesesuaian antara strategi perusahaan dengan
strategi SCM dan strategi produ
Key success factor ini bisa dijadikan rujukan sebagai faktor yang hendaknya
diperhatikan dalam perencanaan ataupun implementasi SCM pada SME. Key success factor
diatas dapat dianalisis lagi, untuk dikaji tingkat kepentingannya terhadap faktor yang lain
baik dalam proses perencanaan ataupu pengembangan SCM. SME memiliki karakteristik
khusus yang berbeda untuk tiap jenis industri. Untuk itu penyesuian antara strategi,
kapabilitas SME dan inherent karakteristik hendaknya diperhatikan agar bisa saling
dioptimalkan dalam memberikan kontribusi pada keseluruhan actor pada supply chain.
4.3. POTENSI PENELITIAN
Berdasar hasil review berikut potensi penelitian ke depan yang bisa dilakukan dalam
kaitannya dengan SCM pada SME:
 Dari segi metode , penggunaan metode analitis masih belum banyak dilakukan ini
bisa menjadi peluang riset ke depan. Pada domain penelitian yang masih belum
banyak dilakukan . Kelebihan dari metode ini adalah kuantifikasi pada model
terhadap poin yang menjadi permasalahan, sehingga bisa dilakukan penilaian dan
pengambilan keputusan dengan pertimbangan yang lebih objektif.
Naskah Karya Tulis Ilmiah BDI YOGYAKARTA
9




Strategi dan perencanaan SCM pada SME memerlukan penyesuaian yang tepat
dengan memperhatikan karakteristik internal dan eksternal SME. Pengembangan
framework strategi sampai pada operasional pengembangan SCM secara
komprehensif bisa dijadikan poetnsi riset kedepan. Hal ini akan sangat membantu
stakeholder dalam merumuskan dan memetakan SCM secara efektif.
Desain SCM dengan melibatkan indsutri kecil dan industri besar baik baik secara
regional ataupun cakupan nasional merupakan area yang potensi untuk riset
kedepan. Hal ini merupakan potensi riset jika dilihat dari isu startegi dan
perencanaan.
Area risk sharing dan rewards pada SME belum banyak ditemui dalam review ino
Penelitian tentang supply chain modeling pada area logistic, network, transportasi
pada SME belum banyak dijumpai pada pencarian basis data paper ini. Hal ini bisa
menjadi keterbatasan review ini dan menjadi peluang untuk review ke depan.
Daftar Pustaka
Akkermans,H., et al (1999), Virtuous and Vicious Cycle on the Road Toward International
Supply Chain Management, International Journal of Operations & Production
Management, Vol. 19, No.5/6, pp.565-581
Ai-Chin,T., et al, 2011, The Proposed Conceptual Model for Investigating Moderating
Effects of Contextual Factor on Supply Chain Management Practice-Performance Link
in Malaysian Small Medium Enterprises, International Journal of Business &
Management, Vol. 6, No.12.
Archer,N.,et al, 2008, Barriers to the Adoption of Online Supplu Chain Solutions in Small
and Medium Enterprises, Supply Chain Management : An International Journal, Vol.
13/1, pp. 73-82.
Banomyong,R & Supatn,N., 2011, Developing a Supply Chain Performance Tools for SMEs
in Thailand, Supply Chain Management : An International Journal, Vol.16/1, pp.20-31.
Bhutta,M.K., et al , 2007, SCM Practices and the Health of the SMEs in Pakistan, Supply
Chain Management : International Journal, Vol. 12 Iss: 6, pp.412 – 422.
Chang, K.P & Graham G, 2012, E-Business Strategy in Supply Chain Collaboration : En
Empirical Studi of B2B e-comerce Project in Taiwan, International Journal of
Electronic Business Management, Vol. 10, No. 2, pp. 101-112
Chen,Y, 2012, Research on Risk of Supply Chain Finance of Small and Medium-Sized
Enterprises Based on Fuzzy Ordinal Regression Support Vector Machine, International
Journal of Business and Management, Vol. 7, No. 8,pp.115-122
Chopra, S. And Meindl, P., 2007, Supply Chain Management, 3rd ed., Prentice hall, New
Jersey
Dangayach, G.S. and Deshmukh, S.G., 2001, Manufacturing Strategy – Literature Review
and Some Issues, International Journal of Operations and Production Management,
Vol. 21. No. 7, pp. 884-932.
Giannakis,M, 2007, Performance Measurement of Supplier Relationships", Supply Chain
Management : International Journal, Vol. 12 Iss: 6, pp.400 – 411
Handfield, R.B. and Nichols, E.L. , 1999, Introduction to Supply Chain Management,
Prentice Hall, Upper Saddle River, NJ, p. 2.
Naskah Karya Tulis Ilmiah BDI YOGYAKARTA
10
Hamister,J.W., 2012, Supply Chain Management Practices in Small Retailer, International
Journal of Retail & Distribution Management, Vol.40, No.6, pp.427-450.
Hong,J. and Jeong,J., 2006, Supply Chain Management Practices of SMEs : from a Business
Growth Perpspective, Journal of Enterprise Information Management,Vol.19
No.3.pp.292-302.
Huang,X, et al, 2012, Green Supply Chain Management Practice : An Investigation on
Manufacturing SMEs in China, International Journal of Technology Management &
Sustainable Development, Vol.11,No.2.
Huin, S F;Luong, L H S;Abhary, K, 2002, Internal Supply Chain Planning Determinant in
Small and Medium Sized Manufacturers,International Journal of Physical Distribution
& Logistics Management, 32, 9/10 pp.771-781.
Irawan,A.& Putra,B.A., 2006, Kewirausahaan UKM : Pemikiran dan Pengalaman, Graha
Ilmu, Yogyakarta.
John, T.C. and Riley, D.W., 1985, Using Inventory for Competitive Advantage Through
Supply Chain Management, International Journal of Physical Distribution & Materials
Management, Vol. 15, pp. 16-26.
Katunzi,T.M., and Zheng,Q, 2010, Tanzanian SMEs Perception towards Adoption of Supply
Chain Management (SCM) Strategy, International Journal of Business and
Management, Vol. 5, No.10, pp.42-50.
Klemencic, E., 2008, Management of the Supply Chain : Case of Danfos District Heating
Business Area, Master Degree Thesis, Faculty of economics, Ljubljana University,
Ljubljana.
Lambert, D.M., et al (1998), “Supply chain management: implementation issues and research
opportunities”, The International Journal of Logistics Management, Vol. 9, pp. 1-19.
Lee,S.Y., 2008,Drivers and Enabler That Foster Environmental Management Capabilities in
Small and Medium Sized Supplier in Supply Chains, Production and Operations
Management, Vol.17, No.6,pp.573-586.
London, K.A. and Kenley, R. , 2001, An Individual Organization Economic Supply Chain
Approach for the Construction Industry: a Review’’, Construction Management and
Economics, Vol. 19, pp. 777-788
Lewis, E., 2005, Now is SMEs’ Time to Compete on-demand Supply Chain Solutions are
Affordable for the Small Distributor, Industrial Distribution.
Lian, Y., 2010, Coupling Development Analysis Between Small and Medium Sized
Enterprises Cluster and Supply Chain Alliances, Contemporary Logistics, 03,82-85.
Matopoulos, A., et al , 2007, A Conceptual Framework for Supply Chain Collaboration:
Empirical Evidence From the Agri-Food Industry, Supply Chain Management :
International Journal , 12.3: 177-186.
Narasimham,V., Rao,K., and Avadhani,P.S., 2011, Supply Chain Management-An Approach
for Medium Scale Enterprises, International Journal of Computer Trends and
Technology
Ozlen, M.K., et al , 2013, Allignment of Supply Chain Strategy with Marketing and Sales
activities in Bosnian Small and Medium Enterprises, International Journal of
Academic Research in Business and Social Sciences, Vol. 3, No. 2, pp.335-345.
Pooran,W. and Watson,R.,2005, Firm Growth and Supply Chain Partnership : En Empirical
Analysis of U.K. SME Subcontractors, Small Business Economics, 24, pp.39-51
Prasad,S., & Tata,J., 2010, Micro-enterprise Supply Chain Management in Developing
Country, Journal of Advances in Management Research Vol.9, No.1, pp 8-31.
Rahman, A.N., 2012, The Effective Implementation of Global Supply Chain Management in
Small to Mediyum sized Companies in Malaysia : An Empirical Study, International
Journal of Management, 29.3, 274-287
Naskah Karya Tulis Ilmiah BDI YOGYAKARTA
11
Sharma,S.K., et al, 2011, Supplier Issue for Lean Implementation, International Journal of
Engineering Science and Technology, Vol.3 no.5, pp.3900-3905.
Singh,R.K., 2011, Developing the Framework for Coordination in Supply Chain of SMEs,
Business Process Management Journal, 17.4, 619-638.
Smith,H. & Smith,D., 2007, Implementing Strategically Alligned Performance Measurement
In Small Firms, International Journal of Production Economics,106,pp.3939-408
Sidola,A., et al, 2012, An E-Government Initiatif to Support Supply chain Integration for
Small to Medium Sized Enterprises : Successes and Challenges, Journal of Advances
in Management Research 9.2 : 199-207.
Sidola,A. et al, 2012, System Dynamics Investigation Information Technology in Small and
Medium Enterprise Supply Chain, Journal of Advances in Management Research,
Vol.9 No.2, pp.199-207
Talbot,A., & Lefebvre,E., 2007, Cllosed-Loop Supply Chain Activities and Derived Benefits
in Manufacturing SMEs, Journal of Manufacturing Technology Management 18.6 :
627-658.
Thakkar,J.et al, 2011, Map[ing of Supply Chain Learning : a Framework for SMEs, The
Learning Organization, Vol 18 No.4, pp. 313-332.
Thakkar, J., Kanda,A. , and Deshmukh,S.G., 2008, Supply Chain Management in SMEs:
Development of Constructs and Propositions, Asia Pacific Journal of Marketing and
Logistics 20.1 (2008): 97-131
Wagner,B.A.,et al, 2003, E-business and e-Supply strategy in Small and Medium Sized
Businesses (SMEs)", Supply Chain Management: An International Journal, Vol. 8 Iss:
4, pp.343 – 354.
Qualyle,M., 2003, A Study of Supply Chain Management Practice in UK Industrial SMEs,
Supply Chain Management, 8.1, pp.79 -86.
Vaaland,T.I., and Heide,M., 2007, Supply Chain Management: An International Journal,
Vol. 12/1, pp.20-31.
Zulkifli,S.N.A., The Impact of Supply Chain Operation Capabilities, International Journal of
Business and Management Science, Vol 3(2),pp.233-258
Naskah Karya Tulis Ilmiah BDI YOGYAKARTA
12
Download