HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WUS DENGAN MOTIVASI PEMERIKSAAN IVA DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI KELURAHAN CANDIREJO KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk Akhir Program Pendidikan DIII Kebidanan Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Oleh : DWI FUJI ASTUTI 0121534 AKADEMI KEBIDANAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2015 HUBUNGAN PENGET AHUAN DAN SIKAP WUS DENGAN MOT IVASI PEMERIKSAAN IVA DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI KELURAHAN CANDIREJO KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG 1 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WUS DENGAN MOTIVASI PEMERIKSAAN IVA DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI KELURAHAN CANDIREJO KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG Dwi Fuji Astuti1), Heni Setyowati2), Eti Salafas3) Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Email: UP2M@AKBIDNgudiWaluyo ABSTRAK Fuji Astuti, Dwi . 2015; Hubungan Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur dengan Motivasi Pemeriksaan IVA Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Serviks di Kelurahan Candirejo Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Karya Tulis Ilmiah. DIII Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Ungaran. Pembimbing I: Heni Setyowati, S.SiT.M.Kes., II: Eti Salafas, S.SiT. Xii+ 85 Halaman + 1 bagan + Viii lampiran Presentase tingginya angka penderita kanker serviks di Indonesia, dengan kasus 62,65% dari 814 kanker ginekologi (RSCM, 2011) salah satu penyebabnya adalah karena penyakit ini tidak menimbulkan gejala dan rendahnya kesadaran wanita untuk memeriksakan kesehatan dirinya, sebagian besar terdeteksi pada stadium lanjut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap wanita usia subur dengan motivasi pemeriksaan IVA dalam upaya deteksi dini kanker serviks di Kelurahan Candirejo Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah wanita usia subur yang terdapat di Kelurahan Candirejo pada bulan April 2015. Teknik sampelnya adalah dalam proportional random sampling sebanyak 56 orang. Hasil penelitian menunjukkan 48.40% responden memiliki pengetahuan kurang, 53.60% responden memiliki sikap cukup baik dan 66.10% responden memiliki motivasi cukup baik. Nilai pvalue pengetahuan dan motivasi sebesar 0,110>0,05 dengan angka korelasi +0,200 berarti tidak ada hubungan pengetahuan dengan motivasi pemeriksaan IVA. P-value sikap dan motivasi sebesar 0,007<0,05 dengan angka korelasi +0,345 berarti ada hubungan sikap WUS dengan motivasi pemeriksaan IVA dalam upaya deteksi dini kanker serviks. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan tenaga kesehatan meningkatkan KIE tentang pemeriksaan IVA dalam deteksi dini kanker serviks Kata Kunci : motivasi, sikap, pengetahuan, pemeriksaan IVA, kanker serviks HUBUNGAN PENGET AHUAN DAN SIKAP WUS DENGAN MOT IVASI PEMERIKSAAN IVA DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI KELURAHAN CANDIREJO KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG 1 ABSTRACT Fuji, Dwi. 2015; The Corelation between Knowledge and Fertile Aged Women Attitude with Motivation in Conducting Acetate Acid Visual Inspecction to Early Detection of Cervical Cancer at Candirejo West Ungaran Semarang Regency. Scientific Paper DIII Ngudi Waluyo Midwifery Academy Ungaran. First Advisor : Heni Setyowati, S.SiT.M.Kes., Second Advisor: Eti Salafas, S.SiT Xii+ 85 pages+ 13 tables+1 chart + Viii attachments The precentage of cervical cancer in Indonesia was 62,65% from 814 gynecology cancer (RCSM, 2011). One of the reasons is because it does not have symptom and the low awareness of woman to have medical chek up, mostly are detected at the final stage. The objective of the research is to know the correlation between knowledge and fertile aged women attitude with motivation in conducting acetate acid visual inspection to early detection of cervical cancer at Candirejo West Ungaran Semarang Regency. The reseach design used descriptive correlation with cross sectional approach. The population and sample at the reseach were fertile aged women at Candirejo in April 2015. The sample in this reseach were 56 people by using proportional random sampling technique. The result of the study shows 48.40% of respondents have less knowledge, 53.60% respondents have sufficient attitude and 66.10% have sufficient motivation. The result show the value of p-value of knowledge and motivation 0,1100.05 with correlation number +0,200 it means there is correlation between knowledge and motivation in Acetate Acid Visual Inspection. The result show pvalue of attitude and motivation 0,0070,05 with correlation number +0,345 it means there is correlation between attitude and motivation in conducting Acetate Acid Visual Inspecction to early detection of cervical cancer. Based on the result of the reseach expected health workers upgrade communication information and education about conducting Acetate Acid Visual Inspection to early detection of cervical. Keywords : motivation, attitude, knowledge, Acetate Acid Visual Inspection, Cervical Cancer LATAR BELAKANG Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol dan tidak berirama yang dapat menyusup kejaringan tubuh yang normal dan menekan jaringan tubuh normal sehingga mempengangaruhi fungsi tubuh. Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim. Seperti penyakit kanker pada umumnya, kanker serviks akan menimbulkan masalah pada kesakitan, penderitaan, kematian financial dan ekonomi, masalah pada lingkungan kehidupan dan masalah pada pemerintah. Dengan demikian penanggulangan kanker serviks harus dilakukan secara menyeluruh dan terintegrasi (Roumauli dan Vida, 2012; h.151). Tanda dan gejala dari kanker serviks pada umumnya keluhan berupa perdarahan, cairan atau discharge vagina kemerahan, rasa berat diperut bawah,atau rasa kering di vagina. Tetapi 92% penderita tidak mempunyai keluhan apa-apa. Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam asetat (IVA) merupakan salah satu cara untuk melakukan deteksi dini kanker serviks yang paling sederhana dengan menggunakan asam asetat 3-5%, meski demikian masih banyak Wanita Usia Subur (WUS) yang kurang termotivasi untuk melakukan pemeriksaan IVA (Marmi, 2013; h.270) Menurut data World Health Organization (WHO) menyatakan saat ini 490.000 perempuan didunia setiap tahun di diagnosa terkena kanker serviks dan 80 % berada di negara berkembang termasuk Indonesia. Setiap 1 menit muncul 1 kasus baru HUBUNGAN PENGET AHUAN DAN SIKAP WUS DENGAN MOT IVASI PEMERIKSAAN IVA DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI KELURAHAN CANDIREJO KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG 2 dan setiap 2 menit meninggal 1 orang perempuan karena kanker serviks. Di Indonesia diperkirakan setiap hari muncul 4045 kasus baru, 20-25 orang meninggal, berarti setiap 1 jam diperkirakan 1 orang perempuan meninggal dunia karena kanker serviks tiap tahunnya (Yayasan Kanker Indonesia, 2013). Masih tingginya angka penderita kanker serviks di Indonesia disebabkan karena penyakit ini tidak menimbulkan gejala dan rendahnya kesadaran wanita untuk memeriksakan kesehatan dirinya. Kanker serviks merupakan kanker ginekologi terbanyak pada perempuan, di RS Dr.Cipto Mangunkusumo kanker serviks mempunyai kasus 62,65% dari 814 kanker ginekologi pada tahun 2011. Menurut Yayasan Kanker Indonesia, penyakit ini telah merenggut lebih dari 250.000 perempuan di dunia dan terdapat lebih 15000 kasus kanker serviks baru, merenggut 8000 kematian di Indonesia setiap tahunnya.Pada tahun 2012 ada 6838 perempuan yang melakukan pemeriksaan papsmear, dimana diketahui 4170 orang dengan hasil normal 2668 orang terdiagnosis pre Kanker Serviks, di ketahui kebanyakan penderita kanker serviks pada stadium lanjut karena keterlambatan dalam pengobatan dan deteksi dini seperti IVA, Papsmear yang mengakibatkan banyaknya penderita kanker serviks meninggal dunia, kanker serviks dapat diobati jika belum mencapai stadium lanjut (Yayasan Kanker Indonesia). Berdasarkan data yang ada, kanker leher rahim menempati urutan kedua dari jumlah kanker yang terjadi pada wanita. Begitu juga dengan jumlah kasus kanker yang dilaporkan ke Dinas Kesehatan provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 dengan jumlah insidens untuk kanker payudara sebanyak 2.261 kasus dan kanker leher rahim sebanyak 909 kasus (DepKes,2014). Insiden kanker serviks menurut perkiraan DEPKES, 100 per 100.000 penduduk pertahun, sedangkan dari data Laboratorium Patologi Anatomi seluruh Indonesia, frekuensi kanker serviks paling tinggi diantara kanker yang ada di indonesia, apabila dilihat penyebarannya terlihat bahwa 92,4% terakumulasi di Jawa dan Bali (Roumauli dan Vida, 2012; h.152). Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, kasus penyakit kanker serviks di puskesmas dan rumah sakit Kabupaten Semarang tahun 2013 jumlah kasus per 100.000 penduduk 4.168.662 jiwa yaitu 41 positif kanker serviks, khususnya Ungaran Barat 4 positif kanker serviks (Profil DinKes, 2013). Upaya penanganan deteksi dini kanker serviks ada beberapa hal yaitu seperti Tes Papanicolaou (PAP) smear, Kolposkopi, Gineskopi, Inspeksi serviks, servikografi konisasi, PAPNET, Tes HPV-DNA, akan tetapi di Indonesia yang paling tersosialisasikan adalah pemeriksaan Papsmear namun pemeriksaan IVA penting dilakukan oleh wanita usia subur karena pemeriksaannya sederhana dan terjangkau (Marmi, 2013; h.255-256). Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober 2014 di Puskesmas Ungaran didapatkan informasi, bahwa di puskesmas tersebut belum pernah dilakukan program sosialisasi IVA dan puskesmas belum melayani pemeriksaan IVA. Wawancara yang dilakukan pada bidan Desa Candirejo diperoleh informasi yang serupa dimana bidan juga belum melayani pemeriksaan IVA dan belum pernah melakukan sosialisasi tentang IVA. Pasangan usia subur dengan kriteria usia 35-40 tahun di Kelurahan Candirejo dengan jumlah 125 pasangan didapatkan 1 orang wanita usia subur positif kanker serviks. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada 10 wanita usia subur di Kelurahan Candirejo dengan mengajukan beberapa pertanyaan, dimulai dari pengertian pemeriksaan IVA, manfaat dari pemeriksaan IVA, tujuan dari pemeriksaan IVA, biaya untuk pemeriksaan IVA, kapan harus melakukan pemeriksaan IVA, banyak wanita usia subur yang belum mengerti tentang pemeriksaan IVA dan manfaat dari IVA. Salah satunya adalah untuk mencegah terjadinya kanker serviks atau alat deteksi dini untuk mencegah kanker serviks, didapatkan bahwa dari tiap-tiap pertanyaan yang diberikan pada 10 wanita usia subur banyak menjawab salah dan tidak mengetahui apa itu pemeriksaan IVA, cara pemeriksaan, manfaat dari pemeriksaan IVA, bersediakah ibu mengikuti penyuluhan tentang pemeriksaan IVA, apakah akan melakukan pemeriksaan IVA dan ibu berusaha untuk mencari informasi tentang pemeriksaan IVA. 10 wanita usia subur tersebut sangat setuju apabila dilakukan penelitian tentang pemeriksaan IVA di Kelurahan Candirejo yaitu guna meningkatkan pengetahuan ibu-ibu tersebut tentang HUBUNGAN PENGET AHUAN DAN SIKAP WUS DENGAN MOT IVASI PEMERIKSAAN IVA DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI KELURAHAN CANDIREJO KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG 3 pentingnya pemeriksaan IVA, mereka sangat berantusias untuk mengetahui lebih dalam tentang pemeriksaan IVA, manfaat IVA, tujuan dan biaya untuk pemeriksaan nya, dengan begitu wanita usia subur berkeinginan untuk mengetahui manfaat pemeriksaan IVA, tujuan dari dilakukannya pemeriksaan IVA, setelah mereka mengetahui tentang pemeriksaan IVA mereka akan melakukan pemeriksaan IVA dan mereka berusaha mencari informasi tentang pemeriksaan IVA dengan mengikuti penyuluhan tentang IVA. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul "hubungan pengetahuan dan sikap wanita usia subur dengan motivasi pemeriksaan IVA dalam upaya deteksi dini kanker serviks di Kelurahan Candirejo Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang ". Perumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan diatas,maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “ Apakah ada Hubungan pengetahuan dan sikap wanita usia subur dengan motivasi pemeriksaan IVA dalam upaya deteksi dini kanker serviks di Kelurahan Candirejo Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang” Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap wanita usia subur dengan motivasi pemeriksaan serviks di Kelurahan Candirejo Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengetahuan wanita usia subur tentang pemeriksaan IVA b. Untuk mengetahui sikap wanita usia subur tentang pemeriksaan IVA c. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan motivasi wanita usia subur tentang pemeriksaan IVA d. Untuk mengetahui hubungan sikap dengan motivasi wanita usia subur tentang pemeriksaan IVA. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap wanita usia subur dengan motivasi pemeriksaan IVA guna deteksi dini kanker serviks. 2. Bagi tenaga kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi tenaga kesehatan khususnya bidan dalam memberikan penkes tentang kesadaran wanita usia subur untuk melakukan pemeriksaan IVA guna deteksi dini kanker serviks. 3. Bagi institusi kesehatan Sebagai salah satu bahan promotif yang dapat digunakan untuk memberikan KIE tentang pemeriksaan IVA pada wanita usia subur dalam upaya deteksi dini kanker serviks. 4. Bagi Instansi Pendidikan. Sebagai salah satu satu bahan reverensi bagi instansi pendidikan dan dijadikan bahan perbandingan hasil dari peneliti yang lain. 5. Bagi Wanita Usia subur Hasil penelitian ini di harapkan menjadi pengetahuan baru untuk wanita usia subur akan pentingnya pemeriksaan IVA dalam upaya deteksi dini kanker serviks METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini variabel yang diteliti menggunakan jenis variabel bebas dan terikat. Variable terikat pada penelitian ini adalah motivasi WUS dan Variabel bebas pada penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap WUS. hipotesa dalam penelitian ini adalah 1. Ada hubungan pengetahuan WUS dengan motivasi pemeriksaan IVA dalam upaya deteksi dini kanker serviks. 2. Ada hubungan sikap WUS dengan motivasi pemeriksaan IVA dalam upaya deteksi dini kanker serviks. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Candirejo Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Penelitian dilakukan pada tanggal 5-20 April 2015. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 56 WUS usia 35-40 tahun yang berada di Kelurahan Candirejo Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Sedangkan pada HUBUNGAN PENGET AHUAN DAN SIKAP WUS DENGAN MOT IVASI PEMERIKSAAN IVA DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI KELURAHAN CANDIREJO KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG 4 kuesioner pengetahuan diketahui jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0, Kuesioner sikap dan motivasi diketahui jawaban apabila SS=4, S=3, TS=2, STS=1. Hasil perhitungan tiap-tiap item akan dibandingkan dengan tabel nilai r product moment, instrumen dikatakan valid apabila r hitung > r tabel dimana untuk n=20 pada taraf signifikasi 5% dari r tabelnya adalah 0.444. Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Motivasi Motivasi Distribusi frekuensi Pemeriksaan Jumlah Persentase IVA Baik 16 28,60 Cukup 37 66,10 Kurang 3 5.40 Total 56 100,00 HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan tabel 5 pemeriksaan IVA yang cukup baik memiliki proporsi yang paling banyak yaitu sebanyak 37 orang atau 66,10%. HASIL Analisis Univariat Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan Pengetahuan Distribusi frekuensi mengenai Jumlah Persentase IVA Baik 18 32.10 Cukup 11 19,60 Kurang 27 48.40 Total 56 100,00 Berdasarkan tabel 1 diatas, menunjukkan bahwa dari jumlah responden 56 responden yaitu di dapatkan sebanyak 27 responden 48,40% termasuk dalam kategori kurang Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Sikap Sikap Distribusi frekuensi Jumlah Persentase Baik 20 35,70 Cukup 30 53,60 Kurang 6 10,70 Total 56 100,00 Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah responden yang memiliki tingkat sikap yang cukup baik memiliki proporsi yang paling banyak yaitu sebanyak 30 orang atau 53,60% diikuti dengan responden dengan sikap yang baik yaitu sebanyak 20 orang atau 35,70% dan yang paling sedikit adalah responden dengan sikap yang kurang baik yaitu sebanyak 6 orang atau 10,70%. Analisis Bivariat Tabel 4 Uji Hubungan Pengetahuan dengan Motivasi Pemeriksaan IVA Hubungan Korelasi Signifi Keterangan Kendal kansi Tau Pengetahuan 0,200 0,110 Tidak ada – Motivasi hubungan Berdasarkan hasil analisis korelasi Kendall's Tau menunjukkan nilai korelasi sebesar 0,200. Hal ini menunjukkan tidak adanya hubungan antara pengetahuan wanita usia subur mengenai IVA dengan motivasi dalam pemeriksaan IVA. Nilai uji statistic Kendall's tau diperoleh signifikansi sebesar 0,110. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti ada tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan motivasi pemeriksaan IVA. Dengan demikian hipotesis 1 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan dengan motivasi WUS tentang pemeriksaan IVA dalam upaya deteksi dini kanker serviks tidak dapat diterima. Arah koefisien positif berarti bahwa wanita dengan pengetahuan yang lebih baik mengenai IVA cenderung memiliki motivasi yang lebih kuat terhadap pemeriksaaan IVA dalam upaya deteksi dini kanker serviks. Tabel 5 Uji Hubungan Sikap dengan Motivasi Pemeriksaan IVA Hubungan Korelasi Signifikansi Keterangan Kendal Tau Sikap – 0,345 0,007 Hubungan Motivasi positif signifikan HUBUNGAN PENGET AHUAN DAN SIKAP WUS DENGAN MOT IVASI PEMERIKSAAN IVA DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI KELURAHAN CANDIREJO KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG 5 Berdasarkan hasil analisis korelasi Kendal Tau menunjukkan nilai korelasi sebesar 0,345. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang lemah antara sikap wanita mengenai IVA dengan motivasi dalam pemeriksaan IVA. Nilai uji statistic Kendall's tau diperoleh signifikansi sebesar 0,007. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti ada hubungan positif antara sikap dengan motivasi pemeriksaan IVA. Dengan demikian hipotesis 2 yang menyatakan bahwa ada hubungan sikap WUS dengan motivasi pemeriksaan IVA dalam upaya deteksi dini kanker serviks dapat diterima. Arah koefisien positif berarti bahwa wanita dengan sikap yang lebih baik mengenai IVA cenderung memiliki motivasi yang lebih kuat untuk pemeriksaaan IVA untuk deteksi dini kanker serviks. PEMBAHASAN Pengetahuan Hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 5 April-20 April 2015 di Kelurahan Candirejo mendapatkan bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang kurang baik dengan memiliki proporsi yang paling besar yaitu sebanyak 48.2% sedangkan yang memiliki pengetahuan yang baik hanya sebanyak 32.1%. Hasil ini menceminkan bahwa wanita di Kelurahan Candirejo Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang masih kurang memahami mengenai pemeriksanaan IVA sebagai salah satu langkah untuk deteksi dini kanker serviks. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kurangnya pengetahuan ibu. Faktor yang pertama adalah pengetahuan yang kurang mengenai pengertian IVA. Kurangnya pengetahuan ibu tentang pemeriksaan IVA dilihat dari banyaknya kesalahan dalam menjawab pertanyaan berikut: 1) IVA merupakan pemeriksaan serviks dengan cara melihat langsung (dengan mata telanjang) serviks setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5% sebesar 51.8%; 2) Jika terdapat serviks terjadi peradangan merupakan hasil yang positif sebesar 58.9%. Menurut teori (Marmi 2013) IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara melihat langsung (dengan mata telanjang) leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5% dan IVA radang = serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya (positif serviks) Fakor yang kedua adalah pekerjaan ibu yang paling banyak adalah IRT (48.2%) dikarenakan sosial ekonomi yang rendah dan lingkungan yang kurang mendukung. Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003), pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. sedangkan bekerja pada umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga. Hubungan tingkat pekerjaan ini dapat dilihat dari 48.2% ibu menjawab salah mengenai ideal dilakukannya pemeriksaan IVA setiap wanita minimal 1x pada usia 35-40 tahun. Faktor yang ketiga adalah tingkat pendidikan ibu yang paling banyak adalah SMA (39.30%) dikarenakan tingkat ekonomi yang rendah, motivasi yang kurang dukungan dari orang-orang terdekat. Hubungan tingkat pendidikan ini bisa dilihat dari 39.3% ibu menjawab salah mengenai Selain untuk mengurangi kesakitan tujuan IVA adalah memudahkan deteksi pada kanker serviks. Hal ini dikaitkan dengan ketidak tahuan ibu tentang tujuan dilakukannya pemeriksaan IVA dalam upaya deteksi dini kanker servik. Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi pengetahuan yang didapat karena pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut menerima informasi. Pengetahuan sangat eratkaitan nya dengan pendidikan, dimana diharapkan seseorang yang berpendidikan tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya (Pro-Health dalam fathiyani 2009). Hasil penelitian Arianti Wachidatul Nisa (2013) didapatkan tingkat pengetahuan wanita usia subur sebagian besar berpengetahuan kurang dengan jumlah responden sebanyak 39 responden (43,3%). Pengetahuan mengenai pemeriksaan dini kanker serviks dengan IVA selain didapatkan dari pendidikan formal, juga dapat diperoleh dari penyuluhan yang dilakukan di puskesmas maupun dari informasi media seperti televisi, radio maupun media cetak. Dewasa ini dengan perkembangan teknologi informasi, berbagai macam informasi dapat diakses dengan mudah oleh banyak kalangan. HUBUNGAN PENGET AHUAN DAN SIKAP WUS DENGAN MOT IVASI PEMERIKSAAN IVA DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI KELURAHAN CANDIREJO KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG 6 Sikap Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa presentase responden dengan sikap kurang sebanyak 6 responden (10.70%) lebih kecil daripada responden dengan sikap cukup yaitu sebanyak 50 responden dengan presentase 53.60%. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kurangnya sikap responden terhadap pemeriksaan IVA. Faktor yang pertama adalah pengalaman pribadi untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat (Wawan dan Dewi (2011; h.35-36) dapat dilihat bahwa terdapat 37.50% ibu tidak setuju untuk melakukan pemeriksaan IVA setiap satu tahun sekali. Faktor yang kedua adalah Pengaruh orang lain yang dianggap penting pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan pemikiran orang lain yang dianggap penting tersebut, Wawan dan Dewi (2011; h.35-36), dapat dilihat bahwa terdapat 41.1% ibu tidak setuju untuk melakukan pemeriksaan IVA apabila dilakukan tiap tahun guna deteksi dini kanker serviks. Hasil ini menceminkan bahwa banyak wanita di Kelurahan Candirejo Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang nampaknya sudah memiliki sikap yang cukup positif. Sikap adalah salah satu faktor predisposisi yang merupakan pendorong perilaku seseorang untuk bertindak (Green dalam Notoatmodjo, 2010). Sikap adalah suatu kecenderungan seseorang terhadap objek tertentu bisa juga perasaan mendukung atau memihak maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak pada objek tersebut. Tetapi sikap positif atau mendukung saja tanpa ditunjang faktor lain belum tentu memastikan seseorang untuk melakukan sesuatu. Misalnya seorang ibu mempunyai sikap positif terhadap pemeriksaan IVA, namun tidak diikuti pula dengan motivasi yang positif, tentu hal ini akan menyebabkan ibu tersebut tidak akan menekankan akan untuk menjaga kesehatan. Sikap dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif. Dalam sikap positif, kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu, sedangkan dalam sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tertentu. Menurut teori WHO (Notoatmojo, 2010) menyatakan bahwa sikap positif seseorang tidak otomatis terwujud dalam suatu tindakan nyata. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan, yaitu sikap akan terwujud dalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu. Sikap juga akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan berdasarkan pada banyak atau sedikitnya pengalaman yang dimiliki oleh seseorang. Sikap juga di pengaruhi oleh nilainilai yang menjadi pegangan setiap orang dalam bermasyarakat. Kesadaran para ibu mengenai kesehatan serviks dapat didasarkan pada tidak inginnya para ibu mengalami masalah penyakit kanker serviks yang nantinya akan memberikan dampak diri yang tidak baik bagi diri mereka. Banyaknya sikap yang cukup baik dari responden mengenai pemeriksaan IVA dapat dikarenakan adanya tingkat persepsi yang dimiliki responden mengenai kanker serviks dan bahaya yang menyertainya. Sikap dapat juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan (Notoatmodjo dalam Riyanto, h.12. 2014) dimana pengetahuan melalui jalur formal mengenai kanker servis dapat menciptakan persepsi yang baik mengenai cara pencegahan dan upaya deteksi dini yang harus dilakukan oleh wanita. Masih adanya sikap yang kurang baik 10.70% yang dimiliki oleh sampel meskipun dengan jumlah yang tidak terlalu besar dapat dikarenakan adanya kurangnya pemahaman akan bahaya kanker servis dan faktor yang dapat menjadi penyebabnya sehingga mereka kurang memiliki respon positif dalam upaya mencegah dan deteksi dini penyakit tersebut sehingga metode pemeriksaan IVA kurang disikapi dengan baik. Selain itu faktor pendapatan keluarga memungkinkan mereka kurang memiliki sikap positif mengenai pemeriksaan IVA. Motivasi Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa presentase responden dengan motivasi kurang baik sebanyak 3 responden (5.40%). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kurang baiknya motivasi WUS terhadap pemeriksaan IVA yaitu faktor pertama adalah minat dalam pemeriksaan IVA dapat dilihat bahwa terdapat 35.7% ibu tidak setuju dalam melakukan pemeriksaan IVA jika dalam pemeriksaan IVA dilakukan secara sederhana HUBUNGAN PENGET AHUAN DAN SIKAP WUS DENGAN MOT IVASI PEMERIKSAAN IVA DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI KELURAHAN CANDIREJO KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG 7 dan suami tidak mendukung dilakukan pemeriksaan IVA pada ibu. Minat adalah suatu lebih suka dan rasa keinginan dalam suatu hal tanpa ada yang menyuruh. Minat merupakan faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik seseorang (Taufik,2007). Faktor yang kedua adalah sifat dan kepribadian yang dapat diketahui berdasarkan pernyataan bahwa terdapat 35.7% ibu menyatakan suami tidak setuju apabila ibu melakukan pemeriksaan IVA. Wahyu Sumidjo (2005) menyatakan sifat kepribadian adalah corak kebiasaan manusia yang terhimpun dalam dirinya dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap rangsangan dari dalam diri maupun lingkungan, sehingga corak dan kebiasaannya itu merupakan kesatuan fungsional yang khas pada manusia itu, sehingga orang yang berkepribadian pemalu akan mempunyai motivasi berbeda dengan orang yang memiliki kepribadian keras. Sehingga ibu yang merasa malu apabila dilakukan pemeriksaan oleh tenaga keshatan yang kurang profesional maka ibu kurang termotivasi. Banyaknya responden yang memiliki motivasi yang cukup baik dapat terkait dengan kemauan dan kesadaran wanita yang sudah mengerti akan pentingnya kesehatan dan pemeriksaan kesehatan. Selaitu itu aspek pencegahan dan deteksi dini yang penting hingga belum sampai terjadi keterlambatan menjadikan banyak responden yang termotivasi untuk menggunakan pemeriksaan IVA. Responden nampaknya sudah cukup mendapatkan motivator yang cukup baik untuk selalu menjaga kebersihan dan kesehatan serviks. Peringatan dari beberapa pihak nampaknya menjadi pendorong wanita untuk termotivasi dalam menjaga kesehatan serviks. Adanya beberapa responden yang memiliki motivasi yang kurang baik dapat dikarenakan WUS kurang mengerti mengenai pemeriksaan IVA sesuai dengan anjuran maupun kondisi ekonomi keluarga yang memungkinkan sebagai penghambat dan yang melemahkan motivasi dalam melakukan pemeriksaan IVA. Hubungan Pengetahuan dan Motivasi WUS dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Serviks Dapat diketahui bahwa berdasarkan uji korelasi Kendal Tau, diperoleh nilai = 0.200 dengan p-Value sebesar 0.110 oleh karena p-Value = 0.110> (0.05) maka Ha ditolak dan Ho diterima dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan motivasi ibu dalam pemeriksaan IVA di Kelurahan Candirejo Kecamatana Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Pengetahuan mempengaruhi motivasi dalam pemeriksaan IVA di Kelurahan Candirejo Kecamatan Ungaran Barat pada tahun 2015 dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa terdapat 48.40% ibu yang memiliki pengetahuan kurang tentang pemeriksaan IVA memiliki motivasi yang kurang pula dan terdapat 32.10% ibu memiliki pengetahuan yang baik mengenai pemeriksaan IVA memilki sikap yang baik pula. Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Suyatmi (2010) "Hubungan Pengetahuan dengan Motivasi untuk melaksanakan pemeriksaan IVA pada WUS di Kelurahan Bojong Salaman Wilayah Kerja Puskesmas Karang Ayu Semarang, tingkat pengetahuan WUS termasuk kurang (65,9%) sedangkan tingkat motivasi ibu juga masih rendah (63,6%). Sehingga ada hubungan antara pengetahuan dengan motivasi untuk melaksanakan metode IVA pada WUS di Kelurahan Bojong Salaman Semarang. Sehingga ada perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada judul, pendekatan, tempat dan waktu penelitian. Hubungan Sikap dan Motivasi WUS dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Serviks Dapat diketahui pula bahwa berdasarkan uji korelasi Kendal Tau, diperoleh nilai = 0.345 dengan p-Value sebesar 0.007 oleh karena p-Value = 0.007< (0.05) maka H0 ditolak dan Ha diterima dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan motivasi ibu dalam pemeriksaan IVA di Kelurahan Candirejo Kecamatana Ungaran Barat Kabupaten Semarang, dengan kekuatan hubungan yang lemah. Hubungan ini mempunyai arah yang positif artinya semakin baik sikap ibu maka semakin baik pula motivasi ibu terhadap pemeriksaan IVA dalam upaya deteksi dini kanker serviks. Sikap mempengaruhi motivasi dalam pemeriksaan IVA di Kelurahan Candirejo Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang pada tahun 2015 dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa terdapat 53.60% ibu yang memiliki sikap cukup baik tentang pemeriksaan IVA HUBUNGAN PENGET AHUAN DAN SIKAP WUS DENGAN MOT IVASI PEMERIKSAAN IVA DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI KELURAHAN CANDIREJO KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG 8 memiliki motivasi yang cukup baik pula dan terdapat 35.70% ibu memiliki sikap yang baik mengenai pemeriksaan IVA memilki motivasi yang baik pula. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Arianti Wahidatul Nisa (2013) bahwa terdapat hubungan antara tingkat umur dengan tindakan pengetahuan kanker serviks dengan nilai p-value 0.008 ada hubungan antara pendidikan dengan tindakan pengetahuan kanker serviks dengan nilai pvalue 0.001. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoadmodjo (2012) pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan atau motivasi seseorang, dengan pengetahuan yang diperoleh, seseorang akan mengetahui mafaat dari saran atau nasihat sehingga akan termotivasi dalam usaha meningkatkan status kesehatan. Motif atau motivasi berasal dari kata Latin yaitu moreve yang berarti dorongan dari dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku. Pengertian motivasi tidak terlepas dari kata kebutuhan atau needs atau want. Kebutuhan adalah suatu "potensi" dalam diri manusia perlu ditanggapi/direspon (Notoatmodjo, 2007; h.28). Motif tidak bisa diamati secara kasat mata namun, dengan adanya kegiatan atau mungkin alasan-alasan tindakan, dapat menggambarkan bahwa orang tersebut memiliki motivasi (Notoadmodjo, 2010). Seperti halnya penelitian Marissa (2013) diperoleh kesimpulan bahwa menunjukkan adanya perbedaan antara WUS yang menjalani tes IVA dengan yang tidak menjalani tes IVA dengan nilai p-value <0.05. Namun perilaku manusia merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi sikap dan sebagainya (Notoadmodjo, 2010) Hubungan Sikap dan motivasi pada WUS akan memberikan dorongan dalam diri seseorang (motivasi) untuk, mengambil suatu tindakan. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa pengetahuan yang baik dan benar mengenai pemeriksaan IVA akan memberikan dorongan sikap dan motivasi dalam pemeriksaan IVA dalam upaya deteksi dini kanker serviks yang baik pula. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab terdahulu, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Paling banyak responden masih memiliki pengetahuan yang masih kurang sebesar 48.40%. 2. Paling banyak responden memiliki sikap yang cukup baik terhadap pemeriksaan IVA sebesar 53.60%. 3. Paling banyak responden memiliki motivasi yang cukup baik mengenai pemeriksaan IVA sebesar 66.10%. 4. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan motivasi pemeriksaan IVA dengan nilai signifikansi sebesar 0.110>0.05 dengan korelasi kendalls tau 0.200. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara sikap dengan motivasi pemeriksaan IVA dengan tingkat hubungan yang lemah dengan nilai signifikansi sebesar 0.007<0.05 dengan korelasi kendalls tau sebesar 0.345. Hubungan ini mempunyai arah yang positif artinya semakin baik sikap ibu maka semakin baik pula motivasi ibu terhadap pemeriksaan IVA dalam upaya deteksi dini kanker serviks Saran Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan saran sebagai berikut : 1. Bagi Wanita Usia Subur Diharapkan ibu lebih aktif untuk meningkatkan pengetahuan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan ibu diharapkan untuk mencari informasi tentang kesehatan serviks dan deteksi dini kanker serviks di media masa maupun cetak. 2. Tenaga Kesehatan Petugas pelayanan kesehatan meningkatkan pemberian informasi mengenai pentingnya kesehatan serviks dengan meningkatkan KIE tentang pemeriksaan IVA dan diberikan informasi tentang pemeriksaan IVA dan mengadakan pelayanan IVA. HUBUNGAN PENGET AHUAN DAN SIKAP WUS DENGAN MOT IVASI PEMERIKSAAN IVA DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI KELURAHAN CANDIREJO KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG 9 3. Peneliti a. Agar dapat meningkatkan kemampuan pengetahuan dan wawasan tentang metodologi penelitian dan pengolahan data sehingga dapat menghasilkan penelitian yang baik dan terinci. b. Bagi peneliti lain, Agar lebih mengembangkan hasil penelitian mengenai kesehatan perawatan serviks dengan meneliti faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kanker Serviks. 4. Bagi Masyarakat Masyarakat terutama yang berperan penting dalam kehidupan bermasyarakat seperti kader untuk berperan aktif dalam kegiatan kesehatan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan dan mencari informasi dari berbagai media agar masyarakat lebih waspada untuk deteksi dini kanker serviks. 5. Bagi Institusi Institusi pendidikan diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan yang terbaru mengenai teori motivasi dan sikap serta dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai referensi tambahan untuk peneliti selanjutnya di perpustakaan. DAFTAR PUSTAKA Administrator. Deteksi Dini Kanker Dengan Metode IVA Diakses tanggal 26 oktober 2014. Didapat dari : http://www.dinkesjatengprov.go.id Arikunto S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta; 2010 B.Uno, Hamzah. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara; 2013. Fathiyani GM. Hubungan Pengetahuan dengan Motivasi Ibu Nifas Dalam Menggunakan KB IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Kayen Kabupaten Pati. KTI. Ungaran: Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo; 2013 Ikatan Bidan Indonesia. 50 Tahun IBI Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta: IBI; 2006 Kholid A. Promosi Kesehatan dengan Pendekatan Teori Perilaku, Media dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa dan Praktisi Kesehatan. Jakarta: Rjawali Pers; 2014 Kumalasari I, Andhyantoro I. Kesehatan Reproduksi Untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta; Salemba Medika; 2012 Malayu H. Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara; 2014 Marmi. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2013 Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2005 Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2007 Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2012 Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta; 2007 Purwati I. Hubungan Pengetahuan dengan Minat Wanita Usia Subur Terhadap Pemeriksaan Papsmear di Desa Gogik Ungaran Barat Kabupaten Semarang. KTI. Ungaran: Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo; 2014 Riyanto BA. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika; 2014 Roumauli S, Vinda A V. Kesehatan Reproduksi Buat Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika; 2012 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta; 2010 Wawan dan Dewi. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika; 2011 HUBUNGAN PENGET AHUAN DAN SIKAP WUS DENGAN MOT IVASI PEMERIKSAAN IVA DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI KELURAHAN CANDIREJO KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG 10 HUBUNGAN PENGET AHUAN DAN SIKAP WUS DENGAN MOT IVASI PEMERIKSAAN IVA DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI KELURAHAN CANDIREJO KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG 11