LAPORAN KASUS PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS CA SERVIX DI RUANG ANGGREK 1 RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA Laporan kasus ini disusun guna melengkapi laporan individu pada PKK Stase Maternitas Semester V DISUSUN OLEH : Syarif Hidayatullah (2020091584) III A AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO YOGYAKARTA 2011/2012 LAPORAN PENDAHULUAN CARCINOMA CERVIKS 1. Pengertian Kanker serviks adalah Kanker yang terjadi pada serviks uteri, dan merupakan karsinoma ginekologi yang terbanyak diderita oleh Wanita. Kanker Leher Rahim ( Kanker Serviks ) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim / serviks ( bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina ). Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun. 90% dari kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim. Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang telah berumur, tetapi bukti statistik menunjukan bahwa kanker leher rahim dapat juga menyerang wanita yang berumur antara 20 sampai 30 tahun. 2. Etiologi Kanker serviks terjadi jika sel-sel serviks menjadi abnormal dan membelah secara tak terkendali. Jika sel serviks terus membelah maka akan terbentuk suatu massa jaringan yang disebut tumor yang bisa bersifat jinak atau ganas. Jika tumor tersebut ganas, maka keadaannya disebut kanker serviks. Penyebab terjadinya kelainan pada sel-sel serviks tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks: 1. HPV (human papillomavirus) HPV adalah virus penyebab kutil genitalis (kondiloma akuminata) yang ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18, 45 dan 56. 2. Merokok Tembakau merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks. 3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini 4. Berganti-ganti pasangan seksual 5. Suami/pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada usia di bawah 18 tahun, berganti-ganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang menderita kanker serviks 6. Pemakaian DES (dietilstilbestrol) pada wanita hamil untuk mencegah keguguran (banyak digunakan pada tahun 1940-1970) 7. Gangguan sistem kekebalan 8. Pemakaian pil KB 9. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun 10. Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan Pap smear secara rutin) 3. Gejala Perubahan prekanker pada serviks biasanya tidak menimbulkan gejala dan perubahan ini tidak terdeteksi kecuali jika wanita tersebut menjalani pemeriksaan panggul dan Pap smear. Gejala biasanya baru muncul ketika sel serviks yang abnormal berubah menjadi keganasan dan menyusup ke jaringan di sekitarnya. Pada saat ini akan timbul gejala berikut: Perdarahan vagina yang abnormal, terutama diantara 2 menstruasi, setelah melakukan hubungan seksual dan setelah menopause Menstruasi abnormal (lebih lama dan lebih banyak) Keputihan yang menetap, dengan cairan yang encer, berwarna pink, coklat, mengandung darah atau hitam serta berbau busuk. Gejala dari kanker serviks stadium lanjut: Nafsu makan berkurang, penurunan berat badan, kelelahan Nyeri panggul, punggung atau tungkai Dari vagina keluar air kemih atau tinja Patah tulang (fraktur). 4. Klasifikasi Klasifikasi menurut FIGO 1978 : Tingkat Kriteria 0: Karsinoma in situ atau karsinoma intraepitel I: Proses terbatas pada serviks (perluasan ke korpus uteri tidak dinilai) Ia: Karsinoma serviks preklinis hanya dapat diagnosis secara mikroskopis, lesi tidak lebih dari 3mm atau secara mikroskopik kedalamannya >3-5 mm dari epitel basal dan memanjang tidak lebih boleh dari 7 mm Ib: Lesi invasif > 5,, dibagi atas lesi < 4 cm dan > 4cm II: Proses keganasan telah keluar dari serviuks dan menjalar ke 2/3 bagian atas vagina dan atau ke parametrium tetapi tidak sampai dinding panggul IIa: Penyebaran hanya ke vagina , parametrium masih bebas dari infiltrate tumor IIb: Penyebaran ke parametrium,uni atau bilateral tetapi belum sampai dinding panggul III: Penyebaran sampai 1/3 distal vagina atau keparametriumsampai dinding panggul IIIa: Penyebaran sampai 1/3 distal vagina namun tidak sampai ke dinding panggul IIIb: Penyebaran sampai dinding panggul tidak ditemukan daerah bebas infiltrasi antara tumor dengan dinding panggul atau proses pada tingkat I atau II tetapi sudah ada gangguan faal ginjal /hidronefrosis IV: Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mukosa rectum dan atau vesika urinaria ( dibuktikan secara histology) atau telah bermetastasis keluar panggul atau ketempat yang jauh IVa: Telah bermetastasis ke organ sekitar IVb: Telah bermetastasis jauh 5. Clinical Pathway Faktor Ekstrinsik Skuamokolumner serviks Tumbuh Eksofilik, Endofilik , Ulseratif Keputihan Metroragia Cepat lelah Obstruksi VU Masalah Keperawatan Masalah Keperawatan Ansietas Risiko perubahan pola seksualitas Berduka Perubahan Nutrisi Risiko Infeksi Risiko kerusakan integritas kulit Intoleran Aktiftas Perubahan proses keluarga 6. Pemeriksaan penujang Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan berikut: a. Pap smear Pap smear dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker serviks secara akurat dan dengan biaya yang tidak terlalu mahal. Akibatnya angka kematian akibat kanker servikspun menurun sampai lebih dari 50%. Setiap wanita yang telah aktif secara seksual atau usianya telah mencapai 18 tahun, sebaiknya menjalani Pap smear secara teratur yaitu 1 kali/tahun. Jika selama 3 kali berturut-turut menunjukkan hasil yang normal, Pap smear bisa dilakukan 1 kali/2-3tahun. Hasil pemeriksaan Pap smear menunjukkan stadium dari kanker serviks: Normal Displasia ringan (perubahan dini yang belum bersifat ganas) Displasia berat (perubahan lanjut yang belum bersifat ganas) Karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar) Kanker invasif (kanker telah menyebar ke lapisan serviks yang lebih dalam atau ke organ tubuh lainnya). b. Biopsi Biopsi dilakukan jika pada pemeriksaan panggul tampak suatu pertumbuhan atau luka pada serviks, atau jika Pap smear menunjukkan suatu abnormalitas atau kanker. c. Kolposkopi (pemeriksaan serviks dengan lensa pembesar) d. Tes Schiller Serviks diolesi dengan lauran yodium, sel yang sehat warnanya akan berubah menjadi coklat, sedangkan sel yang abnormal warnanya menjadi putih atau kuning. e. Untuk membantu menentukan stadium kanker, dilakukan beberapa pemeriksan berikut: Sistoskopi Rontgen dada Urografi intravena Sigmoidoskopi Skening tulang dan hati Barium enema. Servikografi Gineskopi Pap net ( pemeriksaan terkompuerisasi dengan hasil lebih sensitif ) 7. Penatalaksanaan Tingkat Penatalaksanaan 0 : Biopsi kerucut, Histerektomi transvaginal Ia : Biopsi kerucut, Histerektomi transvaginal Ib,IIa : Histerektomi radikal dengan limfadenektomi panggul dan evaluasi kelenjar limfe paraaorta ( bila terdapat metastasis dilakukan radioterapi pasca pembedahan ) 8. IIb,III,IV : Histerektomi transvaginal IVa, IVb : Radioterapi,Radiasi paliatif,Kemoterapi Prognosis Karsinoma serviks yang tidak diobati atau tidak memberikan respons terhadap pengobatan 95% akan mengalami kematian dalam dua tahun setelah timbul gejala. Pasien yang mengalami histerektomi dan memiliki risiko tinggi terjadinya rekurensi harus terus diawasi karena lewat deteksi dini dapat diobati dengan radioterapi.Setelah histerektomi radikal terjadi 80% rekurensi dalam dua tahun. 9. Diagnosa Keperawatan yang bisa muncul : a. Gangguan perfusi jaringan (anemia) berhubungan dengan perdarahn intraservikal b. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan nafsu makan dan intake cairan dibatasi c. Gangguan rasa nyama (nyeri) berhubungan dengan proses desakan pada jaringan intra servikal d. Cemas berhubungan dengan terdiagnose Ca serviks sekunder akibat kurangnya pengetahuan tentang Ca. Serviks dan pengobatannya. e. Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan dalam penampilan terhadap pemberian sitostatika. DAFTAR PUSTAKA Hacher/moore, 2001, Esensial obstetric dan ginekologi, hypokrates , jakarta Abdul bari saifuddin,, 2001 , Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta Marlyn Doenges,dkk, 2001,Rencana perawatan Maternal/Bayi, EGC , Jakarta Helen Varney,DKK, 2002, Buku Saku Bidan, cetakan I, EGC, Jakarta Lynda Jual Carpenito, 2001, Buku Saku Diagnosa keperawatan edisi 8,EGC,Jakarta.