FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TATA RUANG KANTOR DALAM MENINGKATKAN SEMANGAT KERJA PEGAWAI BAGIAN UMUM PADA KANTOR DINAS SOSIAL KABUPATEN KUTAI BARAT Justy1 ABSTRACT Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Tata ruang Kantor berpengaruh Dalam meningkatkan Semangat kerja pegawai Bagian Umum Pada Kantor Dinas Sosial Kabupaten Kutai Barat. Untuk mendapatkan data penulis melakukan penelitian tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tata ruang kantor sangat berpengaruh dalam meningkatkan semangat kerja , dalam arti bahwa faktor semangat kerja bagian umum pada Kantor Dinas Sosial Kabupaten Kutai Barat dari bulan ke bulan bahkan dari tahun ke tahun mengalami perubahan yang meningkat. Hal ini diikuti pula oleh tata ruang kantor berfungsi sebagai variabel sebab. Untuk meningkatkan kinerja aparatur di samping faktor tata ruang kantor maka faktor lain perlu mendapatkan perhatian sehingga semangat kerja bagian Umum Pada Kantor Dinas Sosial Kabupaten Kutai Barat dapat ditingkatkan. Keywords: Tata Ruang Kantor, Semangat Kerja I. PENDAHULUAN Pegawai suatu instansi pada dasarnya merupakan satu-satunya sumber utama organisasi yang tidak dapat digantikan oleh sumber daya lainnya, sebab bagaimanapun baiknya suatu organisasi, lengkapnya fasilitas serta sarana tidak akan bermanfaat tanpa adanya pegawai yang mengatur, menggunakan dan memeliharanya. Keberhasilan instansi dalam mencapai tujuan merupakan salah satu cerminan dari organisasi yang efektif terutama dilingkungan kerja agar dalam melaksanakan pekerjaan lebih nyaman. Dengan demikian kita memerlukan tata ruang kantor yang terdiri dari kebersihan, pertukaran udara, kebisingan, penerangan dengan kenyamanan kerja yang sangat lemah. Pada perkembangan dewasa ini dunia kerja yang semakin dituntut semakin maju dan kompetetif. Kemajuan tehnologi yang sangat pesat saat ini harus diimbangi dengan kemampuan sumber daya manusia yang handal, sehingga para pegawai tidak merasa ketinggalan dan dapat mengikutinya. Hampir seluruh aktivitas kantor tergantung pada sumber daya para pegawainya Bagian Umum Pada Kantor Dinas Sosial Kabupaten Kutai Barat. Tinggi rendahnya lingkungan kerja yang baik dipengaruhi oleh semangat kerja dan faktor kenyamanan kerja yang mana hal itu juga dipengaruhi oleh tata ruang kantor. Ketidaknyamanan saat 1 Alumni Fisipol Untag 1945 Samarinda bekerja merupakan kondisi yang sangat tidak baik bagi pegawai akan melakukan aktivitasnya yang kurang optimal dan akan menyebabkan lingkungan kerja yang tidak bersemangat dan membosankan, sebaliknya apabila kenyamanan kerja tercipta saat pegawai melakukan aktivitasnya maka pegawai akan melakukan aktivitasnya dengan optimal, dikarenakan kondisi lingkungan pekerjaan yang sangat mendukung. Seorang pegawai negeri dituntut untuk selalu bekerja dengan semangat yang tinggi sehingga dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat tidak terkesan lamban, malas dan ogah-ogahan. Semangat kerja bagi pegawai negeri diperlukan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Iklim kerja ataupun lingkungan kerja / tata ruang kantor sebagai salah satu faktor yang menumbuhkan semangat kerja para pegawai yang di maksudkan adalah usaha tata ruang kantor. Oleh karena itu penulis beranggapan bahwa faktor tata ruang kantor memang benar-benar sangat diperlukan untuk meningkatkan dan menumbuhkan semangat kerja dan kegairahan kerja pegawai. Melalui tata ruang kantor yang baik, dapat memberikan suasana kerja bagi para pegawai yang harmonis, mendorong atau cenderung menghilangkan sebagian konflik-konflik atau perselisihan yang timbul antara para pegawai, memperlancar komunikasi sesama pegawai dan menimbulkan kerja serta terciptanya ruang kerja yang sehat. II. PERMASALAHAN Seberapa jauh Tata Ruang Kantor berpengaruh terhadap semangat kerja pegawai Bagian Umum Pada Kantor Dinas Sosial Kabupaten Kutai Barat?. III. METODE PENELITIAN Penelitian yang penulis lakukan ini, penulis melakukan penelitian karena adanya masalah yang memerlukan pemecahan yaitu adanya gejala-gejala yang menunjukkan rendahnya semangat kerja . Adapun lokasi atau wilayah penelitian ini adalah pegawai Bagian Umum Pada Kantor Dinas Sosial Kabupaten Kutai Barat Untuk menganalisis data yang diperoleh atau yang dihasilkan serta untuk membuktikan ada tidaknya hubungan antar kedua variabel didalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis yang disebut dengan Koefisien Korelasi Rank Spearman ( r s ) yang sampaikan oleh Sydney Siegel ( 1985 : 256-257 ), dengan rumus sebagai berikut : Adapun teknik analisis yang dimaksud, rumusnya adalah sebagai berikut : X Y . d = 2 X Y 2 2 2 2 2 i dimana : X2 Y 2 N3 N TX 12 N3 N 12 t3 t T= 12 Keterangan : rs Y = Koefisien korelasi Rank Spearman 2 = Jumlah keseluruhan d 2 i dimana di adalah harga masing- masing-masing subyek yang diperoleh dari selisih antara ranking X dengan ranking Y. N = Sampel 12 = Bilangan tetap t = Faktor koreksi T = Banyaknya himpunan observasi yang berangka sama pada suatu ranking tertentu. Sedangkan untuk pengujian hipotesis, penulis menggunakan rumus uji t, dengan rumus sebagai berikut : t = rs = N 2 2 1 rs IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tata Ruang Kantor Untuk mengukur tata ruang kantor digunakan 3 (tiga) indikator terdiri dari kebersihan tempat kerja, penerangan / cahaya dan sirkulasi udara. 1. Kebersihan tempat kerja Penyajian data yang pertama dari indikator lingkungan kerja adalah kebersihan tempat kerja. tata ruang kantor yang bersih sudah tentu diinginkan oleh setiap orang, karena dengan kebersihan akan menimbulkan rasa senang dan dari rasa senang ini akan mendorong seseorang bekerja dengan lebih giat. Adapun data mengenai kebersihan tempat kerja dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini : Tabel 2. Tanggapan Responden Terhadap kebersihan tempat kerja Responden Jawaban Responden (N) 1 2 3 Jumlah Nilai 1 2 3 4 5 01 3 3 3 9 02 3 3 3 9 03 3 3 2 8 04 3 3 2 8 05 3 3 2 8 06 3 3 3 9 07 3 3 2 8 08 3 3 2 8 09 3 3 3 9 10 3 3 3 9 11 3 3 3 9 12 3 3 3 9 13 3 3 3 9 14 3 3 3 9 15 3 3 3 9 16 3 3 2 8 17 3 3 3 9 18 3 3 2 8 19 3 3 3 9 20 3 3 3 9 21 3 3 3 9 22 3 3 2 8 23 3 3 2 8 24 3 3 3 9 25 3 3 3 9 26 3 3 3 9 Jumlah Sumber data : hasil daftar pertanyaan 225 Berdasarkan data pada tabel 3 tersebut diatas, maka dapat diketahui bahwa dari tiga pertanyaan yang penulis ajukan kepada responden ternyata jawaban responden tentang kebersihan tempat kerja terbanyak adalah a dengan nilai 3 dan b dengan nilai 2 dengan jumlah nilai jawaban seluruhnya 225 2. Penerangan / cahaya. Yang dimaksud dengan penerangan cahaya dalam penelitian ini adalah cahaya atau sinar yang dipergunakan untuk penerangan dalam bekerja. Penerangan disini bukan saja penerangan listrik, tetapi juga penerangan /cahaya yang cukup dan memancar dengan tepat yang akan menambah efisiensi kerja para pegawai dan dapat bekerja lebih cermat/cepat serta dapat mengetahui kesalahan dalam pekerjaan . Dengan begitu mata tidak menjadi lelah. Berdasarkan penelitian di lapangan dengan menggunakan kuisioner, diperoleh data sebagai berikut : Tabel 3. Tanggapan Responden Terhadap Sistem penerangan / cahaya Responden Jawaban Responden (N) 1 2 3 Jumlah Nilai 1 2 3 4 5 01 3 3 2 8 02 3 3 3 9 03 3 2 3 8 04 3 3 2 8 05 3 3 2 8 06 3 3 3 9 07 3 3 3 9 08 3 2 3 8 09 3 2 3 8 10 3 3 2 8 11 3 3 3 9 12 3 2 3 8 13 3 3 2 8 14 3 3 3 9 15 3 3 3 9 16 3 2 3 8 17 3 3 2 8 18 3 2 2 7 19 3 3 2 8 20 3 2 3 8 21 3 3 3 9 22 3 2 2 7 23 3 2 2 7 24 3 2 3 8 25 3 2 3 8 26 3 3 2 8 Jumlah 212 Sumber data : hasil daftar pertanyaan Berdasarkan data pada tabel tersebut diatas, maka dapat diketahui bahwa dari 3 pertanyaan yang penulis bagikan kepada responden ternyata jawaban responden terbanyak adalah a dengan nilai 3 dan b dengan nilai 2 dengan jumlah nilai jawaban seluruhnya 212. 3. Sirkulasi Udara. Pertukaran udara yang cukup terutama dalam ruang kerja sangat diperlukan apabila dalam ruang tersebut penuh pegawai. Pertukaran udara yang cukup ini akan menyebabkan kesegaran fisik dari para pegawai.Tetapi sebaliknya pertukaran udara yang kurang akan dapat menimbulkan kelelahan dan para pegawai semangatnya akan menurun. Dari hasil Kuisioner yang diedarkan kepada para responden, diperoleh data yang dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4. Tanggapan Responden Terhadap Sirkulasi Udara Responden Jawaban Responden (N) 1 2 3 Jumlah Nilai 1 2 3 4 5 01 3 3 2 8 02 3 3 3 9 03 3 2 2 7 04 3 2 2 7 05 2 3 2 7 06 2 3 3 8 07 3 3 3 9 08 2 3 3 8 09 2 3 2 7 10 3 3 3 9 11 3 3 3 9 12 3 3 2 8 13 3 3 3 9 14 3 3 3 9 15 2 3 2 7 16 3 3 2 8 17 2 3 3 8 18 3 3 2 8 19 2 3 2 7 20 2 3 2 7 21 3 3 3 9 22 2 3 2 7 23 2 3 2 7 24 2 3 2 7 25 3 3 3 9 26 2 3 3 8 Jumlah Sumber data : hasil daftar pertanyaan 206 Berdasarkan data pada tabel 3 tersebut, maka dapat diketahui bahwa dari tiga pertanyaan yang penulis ajukan kepada responden terbanyak untuk ketiga pertanyaan adalah a dengan nilai 3 dan sisanya menjawab b dengan nilai 2. Jumlah nilai jawaban responden tersebut 206. Setelah penulis sajikan data untuk masing-masing indikator, maka berikut ini penulis sajikan tabel yang memuat rangkuman nilai jawaban responden untuk variabel tata ruang kantor seperti tercantum dalam tabel berikut ini. Tabel 5. Rangkuman nilai variabel Tata Ruang Kantor (X) Pegawai Bagian Umum Pada Kantor Dinas Sosial Kabupaten Kutai Barat Responden ( N ) Jumlah Nilai 01 25 02 27 03 23 04 23 05 23 06 26 07 26 08 24 09 24 10 26 11 27 12 25 13 26 14 27 15 25 16 24 17 25 18 23 19 24 20 24 21 27 22 22 23 22 24 24 25 26 26 25 Jumlah 643 Sumber data : hasil daftar pertanyaan Berdasarkan data pada tabel 4 tersebut diatas, maka dapat diketahui bahwa pada variabel tata ruang kantor jumlah nilai jawaban responden tertinggi adalah 27 sebanyak empat responden dan jumlah nilai jawaban terendah adalah 22. B. Semangat Kerja Pegawai Seperti yang telah penulis kemukakan bab sebelumnya bahwa semangat kerja adalah sebagai dependen variabel. Dan Untuk mengukur semangat kerja pegawai digunakan 3 ( tiga ) indikator, yang juga telah disebutkan terdiri dari tingkat kerjasama pegawai, tingkat disiplin kerja , tingkat kepuasan kerja dan tingkat kehadiran pegawai. Berikut ini akan disajikan data hasil penelitian dengan menggunakan kuisioner dalam bentuk tabel-tabel skor penilaian dari 26 orang responden antara lain : 1. Tingkat kerjasama pegawai Tingkat kerjama Yang dimaksud disini adalah sejauh mana para pegawai bekerja sama di dalam melakukan atau menyelesaikan pekerjaan rekanrekannya yang lain, yang disebabkan karena berhalangan atau bertumpuknya pekerjaan yang dilaksanakan. Dengan adanya kerjasama yang baik sesama pegawai, maka dapat menciptakan suasana yang harmonis sehingga pekerjaan yang dibebankan kepadanya dapat berjalan dengan lancar dan baik. Tabel 6. Tanggapan Responden Terhadap Tingkat kerjasama pegawai Responden Jawaban Responden (N) 1 2 3 Jumlah Nilai 1 2 3 4 5 01 3 3 3 9 02 3 3 3 9 03 3 3 3 9 04 3 3 3 9 05 3 2 2 7 06 3 3 3 9 07 3 3 2 8 08 3 3 3 9 09 3 3 2 8 10 3 3 2 8 11 3 3 3 9 12 2 3 3 8 13 2 3 3 8 14 3 3 2 8 15 3 2 2 7 16 3 2 2 7 17 2 3 3 8 18 3 2 3 8 19 3 3 3 9 20 3 2 3 8 21 3 3 3 9 22 2 3 2 7 23 2 3 2 7 24 3 3 3 9 25 3 3 3 9 26 2 3 2 7 Jumlah Sumber data : Hasil daftar pertanyaan 213 Berdasarkan data pada tabel 6 tersebut diatas, maka dapat diketahui bahwa dari tiga pertanyaan yang penulis gunakan untuk mengukur tingkat kerjasama pegawai, ternyata jawaban responden terbanyak adalah a dengan nilai 3 dan sisanya menjawab b nilai 2, jumlah nilai jawaban seluruhnya adalah 213. 2. Tingkat keluhan pegawai dalam pekerjaan Kemudian untuk indikator yang berkaitan dengan tingkat keluhan pegawai dalam pekerjaan adalah seorang pegawai yang selalu tidak mempunyai semangat dalam pekerjaan, data yang berhasil dihimpun di lapangan seperti terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 7. Tanggapan Responden Terhadap Keluhan pegawai dalam pekerjaan Responden Jawaban Responden (N) 1 2 3 Jumlah Nilai 1 2 3 4 5 01 2 3 2 7 02 3 3 2 8 03 3 3 2 8 04 3 3 2 8 05 2 3 2 7 06 3 3 3 9 07 3 3 2 8 08 3 3 3 9 09 2 3 2 7 10 3 3 2 8 11 3 3 3 9 12 2 3 3 8 13 3 3 3 9 14 3 3 3 9 15 2 3 3 8 16 2 3 3 8 17 3 3 2 8 18 3 3 2 8 19 3 3 2 8 20 2 3 3 8 21 3 2 3 8 22 2 3 3 8 23 2 2 3 7 24 3 3 3 9 25 3 2 3 8 26 3 2 2 7 Jumlah 209 Sumber data : Hasil jawaban responden Berdasarkan data pada tabel 7 tersebut, maka dapat diketahui bahwa dari tiga pertanyaan yang penulis ajukan kepada responden tentang keluhan pegawai dalam pekerjaan ternyata jawaban responden terbanyak adalah a dengan nilai 3 dan sisanya b dengan nilai 2 serta jumlah nilai jawaban responden seluruhnya adalah 209. 3. Tingkat kepuasan kerja Yang dimaksud disini adalah untuk mengetahui efektif tidaknya kerja seorang pegawai dengan adanya pegawai yang mempunyai kepuasan kerja dalam menjalankan tugas yang diberikan, maka berarti mereka akan mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Adapun data mengenai tingkat kepuasan kerja pegawai dilihat pada tabel 8 berikut ini : Tabel 8. Tanggapan Responden Terhadap tingkat kepuasan kerja Responden Jawaban Responden (N) 1 2 3 Jumlah Nilai 1 2 3 4 5 01 2 2 3 7 02 3 3 2 8 03 3 2 2 7 04 2 3 3 8 05 2 2 3 7 06 3 3 3 9 07 3 2 3 8 08 3 2 3 8 09 3 2 3 8 10 3 2 3 8 11 3 3 3 9 12 3 3 3 9 13 3 2 2 7 14 3 3 2 8 15 2 3 2 7 16 2 3 2 7 17 3 3 2 8 18 3 2 2 7 19 3 2 3 8 20 3 2 2 7 21 3 3 3 9 22 3 3 2 8 23 3 2 2 7 24 3 3 3 9 25 3 3 3 9 26 3 2 2 7 Jumlah 204 Sumber data : hasil daftar pertanyaan Berdasarkan data pada tabel 8 tersebut, maka dapat diketahui bahwa dari tiga pertanyaan yang penulis ajukan kepada responden untuk mengukur tingkat kepuasan kerja pegawai, ternyata jawaban responden terbanyak adalah b dengan nilai 2 dan sisanya menjawab a dengan nilai 3 sedangkan jumlah nilai jawaban responden seluruhnya adalah 204. Setelah penulis kemukakan data untuk masing-masing indikator pada variabel semangat kerja pegawai, maka selanjutnya penulis sajikan rangkuman data masing-masing responden untuk variabel semangat kerja. Tabel 9. Rangkuman nilai responden untuk variabel Semangat Kerja (Y) Pegawai Bagian Umum Pada Kantor Dinas Sosial Kabupaten Kutai Barat. Responden ( N ) Jumlah Nilai 01 23 02 25 03 24 04 25 05 21 06 27 07 24 08 26 09 23 10 24 11 27 12 25 13 24 14 25 15 22 16 22 17 24 18 23 19 25 20 23 21 26 22 23 23 21 24 27 25 26 26 21 Jumlah 626 Sumber data : hasil daftar pertanyaan Berdasarkan data pada tabel 9 tersebut, maka dapat diketahui bahwa pada variabel semangat kerja pegawai, diketahui jumlah nilai responden tertinggi adalah 27 sebanyak 3 responden dan jumlah nilai responden terendah adalah 21 yaitu sebanyak 3 responden. Sedangkan jumlah nilai jawaban responden seluruhnya adalah 626. Kemudian penulis sajikan tabel 10 yang memuat jumlah nilai responden untuk variabel Tata Ruang Kantor dan semangat Kerja pegawai dalam tabel berikut ini. Tabel 10. Nilai variabel tata ruang Kantor (X) dan Semangat Kerja (Y) Pegawai Bagian Umum Pada Kantor Dinas Sosial Kabupaten Kutai Barat Responden Nilai Mentah (N) Tata Ruang Kantor (X) Semangat Kerja (Y) 1 2 3 01 25 23 02 27 25 03 23 24 04 23 25 05 23 21 06 26 27 07 26 24 08 24 26 09 24 23 10 26 24 11 27 27 12 25 25 13 26 24 14 27 25 15 25 22 16 24 22 17 25 24 18 23 23 19 24 25 20 24 23 21 27 26 22 22 23 23 22 21 24 24 27 25 26 26 26 25 21 Jumlah 643 626 Sumber data : hasil daftar pertanyaan Berdasarkan pada tabel 10 nilai jawaban responden variabel tata ruang kantor ( X ) adalah 643, sedangkan nilai jawaban responden variabel semangat kerja ( Y ) adalah 626 V. PENUTUP A. Kesimpulan. Setelah penulis menganalisis data dalam Bab V, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan antara lain : 1. Bahwa terdapat hubungan yang positif antara variabel tata ruang kantor dalam meningkatkan semangat Kerja Pegawai Bagian Umum Pada Kantor Dinas Sosial Kabupaten Kutai Barat. Hal tersebut dari hasil analisis data dengan rumus Koefisien Korelasi Rank Spearman (rs) dimana rs hitung yang diperoleh sebesar 0,578 ternyata lebih besar bila dibandingkan dengan harga rs teoritis (tabel harga-harga kritis rs) pada tingkat kepercayaan 95% untuk N = 26 yaitu 0,329. 2. Bahwa hipotesis yang penulis kemukakan dapat diterima kebenarannya. Hal tersebut terbukti dari hasil pengujian hipotesis dengan rumus uji t, diperoleh t hitung sebesar 3,468 yang ternyata lebih besar bila dibandingkan dengan harga tabel t (tabel harga-harga kritis t) pada tingkat kepercayaan 95% untuk N – 2 (26 – 2) = 24 yaitu 1,711. B. Saran-saran Sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat mengemukakan beberapa saran sebagai berikut : 1. Oleh karena tentang tata ruang kantor yang telah dilakukan oleh pimpinan berpengaruh terhadap semangat kerja pegawai bagian umum pada Kantor Dinas Sosial Kabupaten Kutai Barat, maka hendaknya koordinasi oleh pimpinan yang telah dilakukan lebih ditingkatkan lagi karena dengan semangat kerja yang terus meningkat, sehingga diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kepada pegawai. 2. Hendaknya para pegawai khususnya pegawai bagian umum pada kantor Dinas Sosial Kabupaten Kutai Barat perlu meningkatkan semangat kerja dengan lebih baik. 3. Perlu diperhatikan faktor-faktor yang mungkin dapat mempengaruhi tingkat semangat kerja pegawai, sehingga semangat kerja yang telah meningkat dapat tetap dipertahankan. BIBLIOGRAFI ANONIM, 1999, Undang-Undang Nomor 43 tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, Penerbit, CV. Eko Jaya, Jakarta. ALEX S. NITSEMITO, 1988, Management Personalia, Ghalia Indonesia, Jakarta. KARTONO KARTINI, 1985, Pengantar Metodologi Research Sosial, Openerbit Alumni, Bandung. KOENTJARANINGRAT ( Merton ), 1985, Metodologi Penelitian Masyarakat, Penerbit, LIPI Jakarta. MICHAEL E. McGILL, 1980, Pengembangan Organisasi, terjemahan Rochmulyati Hamzah, Penerbit, PT. Gramedia, Jakarta. MASRI SINGARIMBUN dan SOFIAN EFFENDI, 1985, Metode Penelitian Survai, Penerbit, LP3ES, Jakarta. H. SIAGIAN, 1985, Management Suatu Pengantar, Penerbit Alumni, Bandung. S. PAMUDJI, 1983, Kepemimpinan Suatu Pengantar, Penerbit P.T. Bina aksara, Jakarta. SUDJANA, 1986, Metode Statistik, Penerbit Tarsito, Bandung SIDNEY SIEGEL, 1985, Statistik Non Parametrik, Penerbit P.T. Gramedia, Jakarta. SONDANG P. SIAGIAN, 1983, Sistem Informasi Untuk Pengambilan Keputusan, Penerbit, PT. Gunung Agung, Jakarta. SUTRISNO HADI, 1987, Metodologi Research Jilid 1 & 2, Penerbit, Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. SOERJONO SOEKANTO, 1982, Teori Sosiologi tentang Pribadi Dalam Masyarakat, Penerbit , PT. Ghalia Indonesia, Jakarta. SUWARNO HANDAYANINGRAT ( Mc. Farland ), 1984, Pengantar Studi Ilmu Administrasi Dan Manajemen Penerbit, PT. Gunung Agung Jakarta. SOEKIDJO NOTOADMODJO, 1992, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Rineka Cipta, Jakarta. WINARNO SURACHMAD, 1984, Dasar-Dasar Tehnik Research, Penerbit, CV. Tarsito Bandung. THE LIANG GIE, 1980, Kamus Administrasi, Penerbit, PT. Gunung Agung Jakarta. RICHARD M. STEERS, 1980, Efektivitas Organisasi, Erlangga, Jakarta ZAINUN BUCHARI, 1981, Manajemen Personalia, Penerbit Balai Aksara, Jakarta. ____________, 1984, Manajemen Personalia, Penerbit Balai Aksara, Jakarta.