METODE DEMONSTRASI PENINGKATAN KETRAMPILAN

advertisement
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan
Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
Vol. 5, No. 3, Juli 2015 (Edisi Khusus)
ISSN 0854-2172
METODE DEMONSTRASI PENINGKATAN KETRAMPILAN
MENGIDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI
Mugiharti
SD Negeri 02 Rembun Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode demonstrasi dapat meningkatkan
keterampilan mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang. Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas yang terdiri atas 2 siklus, setiap siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi,
dan refleksi. Penelitian dilakukan di kelas V SD dengan jumlah subyek penelitian 19 siswa. Metode
pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi, tes dan observasi. Metode analisis data yang
digunakan adalah metode kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian penggunaan metode
demonstrasi dapat meningkatkan keterampilan mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang.
© 2015 Dinamika
Kata Kunci: Hasil Belajar; Identifikasi Sifat Bangun Ruang; Metode Demonstrasi
PENDAHULUAN
Materi bangun ruang merupakan bagian dari geometri yang menekankan pada kemampuan
siswa untuk mengidentifikasi sifat, unsur, dan menentukan volume dalam pemecahan masalah.
Seperti halnya materi yang dipelajari di kelas V SD semester dua yang dimulai dari sifat-sifat bangun
ruang, menentukan volume bangun ruang sederhana (kubus dan balok) sampai pada menentukan
volume limas dan kerucut.
Mengingat tuntutan terhadap penguasaan materi bangun ruang, memerlukan penalaran
yang cukup tinggi dan agar tujuan pembelajaran matematika dapat tercapai optimal, maka dalam
menyajikan materi bangun ruang, guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan segala potensinya, membangun sendiri pengetahuannya untuk memecahkan
masalah matematika serta membuat pembelajaran lebih bermakna.
Pembelajaran geometri di Sekolah Dasar seharusnya diawali pengenalan dengan bendabenda konkrit sehingga siswa dapat memahami materi dengan mudah, karena menurut Piaget anak
usia 7-11 tahun ada pada tahap operasional konkrit yang merupakan permulaan berpikir rasional.
Mengingat tahap kemampuan berpikir anak usia sekolah dasar maka dalam pembelajaran geometri
harus dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat nyata agar dapat memudahkan siswa dalam
mempelajari sifat-sifat bangun ruang.
Dalam proses pembelajaran guru menciptakan suasana belajar yang memfasilitasi siswa
dalam mengembangkan potensinya yang ditunjang oleh alat peraga sebagai penjelas konsep dan
ketrampilan prosedural. Kejenuhan siswa selama proses pembelajaran matematika merupakan salah
satu faktor yang menyebabkan sebagian siswa sukar memahami sifat-sifat bangun ruang. Kejenuhan
tersebut mengakibatkan siswa pasif dalam pembelajaran, sehingga kesempatan siswa untuk
32
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
Vol. 5, No. 3, Juli 2015 (Edisi Khusus)
mengkontruksi pengetahuannya dan memecahkan masalah matematika tentang bangun ruang
menjadi rendah.
Bangun ruang adalah bagian ruang yang dibatasi oleh himpunan titik-titik yang terdapat
pada seluruh permukaan bangun tersebut. Permukaan bangun itu disebut sisi. Dalam memilih
model untuk permukaan atau sisi, sebaiknya guru menggunakan model berongga yang tidak
transparan. Model untuk bola lebih baik digunakan sebuah bola sepak dan bukan bola bekel yang
pejal, sedangkan model bagi sisi balok lebih baik digunakan kotak kosong dan bukan balok kayu
(Suharja, 2008).
Hal tersebut mempunyai maksud untuk menunjukkan bahwa yang dimaksud sisi bangun
ruang adalah himpunan titik-titik yang terdapat pada permukaan atau yang membatasi suatu
bangun ruang tersebut. Sedangkan model benda masif dipergunakan untuk mengenalkan siswa pada
bangun ruang yang meliputi keruangannya secara keseluruhan. Sedangkan untuk model berongga
yang transparan, biasanya dibuat dengan mika bening atau plastik yang tebal dimaksudkan agar
siswa memahami bahwa rusuk dihasilkan oleh perpotongan dua buah sisi dan titik sudut dihasilkan
oleh adanya perpotongan tiga buah rusuk atau lebih. Selain itu bangun ruang dengan model
berongga yang transparan ini juga dapat untuk melatih siswa dalam menggambar bangun ruang,
karena kedudukan semua unsur bangun ruang dapat diamati untuk dialihkan dalam gambar.
Berdasarkan temuan di lapangan tersebut, peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian
tindakan kelas (PTK) dalam pembelajaran bangun ruang di kelas V SD melalui metode demonstrasi.
PTK ini diharapkan dapat memperbaiki proses pembelajaran dan mengurangi kesulitan yang
dialami siswa dalam mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang dan pemecahan masalah yang
berhubungan dengan bangun ruang.
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dimana guru atau orang lain dengan sengaja
memperlihatkan kepada seluruh siswa dalam kelas tentang suatu proses (Mangun Budianto, 2012).
Dengan demonstrasi siswa berkesempatan mengembangkan pengetahuan mengamati segala benda
yang sedang terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan.
Manfaat metode demonstrasi yaitu perhatian siswa dapat lebih di pusatkan dan proses
belajar lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari, sehingga pengalaman dan kesan sebagai
hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa. Dengan metode ini dapat mengurangi kesalahankesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca dan mendengarkan, karena siswa
mendapatkan gambaran yang jelas dari hasil pengamatannya.
Rumusan penelitian ini yaitu apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan
keterampilan mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang? Sedangkan tujuan penelitian yaitu untuk
mengetahui metode demonstrasi dapat meningkatkan keterampilan mengidentifikasi sifat-sifat
bangun ruang.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Arikunto (2010)
menjelaskan proses penelitian dilaksanakan dua siklus, setiap siklusnya terdiri dari empat tahap
yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan bertempat di SD N 02 Rembun Siwalan
Kabupaten Pekalongan dengan subjek penelitian yaitu 19 siswa kelas V SD. Metode pengumpulan
datanya menggunakan dokumentasi, tes dan observasi.
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif kuantitatif dan deskriptif
kualitatif. Teknik deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisa hasil tes formatif siswa,
METODE DEMONSTRASI PENINGKATAN KETRAMPILAN MENGIDENTIFIKASI
SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI
Mugiharti
33
sedangkan teknik desktiptif kualitatif digunakan untuk menganalisa hasil pengamatan terhadap
aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kejenuhan siswa selama proses pembelajaran matematika merupakan salah satu faktor
yang menyebabkan sebagian siswa sukar memahami sifat-sifat bangun ruang. Kejenuhan tersebut
mengakibatkan siswa pasif dalam pembelajaran, sehingga kesempatan siswa untuk mengkontruksi
pengetahuannya dan memecahkan masalah matematika tentang bangun ruang menjadi rendah.
Selain kondisi siswa yang pasif konsep prasayarat yang harus dikuasai siswa masih kurang,
sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menunjukkan dan menyebutkan unsur-unsur atau sifatsifat bangun ruang (sisi, sudut, rusuk), akibatnya siswa kesulitan dalam mempelajari volume bangun
ruang.
Siklus I
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan adalah menyusun instrumen penelitian, antara lain: (a) perangkat
pembelajaran, (b) membuat soal tes formatif yang dikerjakan individu, (c) menyusun lembar
observasi.
2. Pelaksanaan
Secara garis besar kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan dibagi menjadi tiga tahap,
yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Berikut penjelasan masing-masing kegiatan:
a. Kegiatan Awal
Kegiatan awal meliputi: apersepsi dan motivasi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan yang dilakukan adalah : Guru mendemonstrasikan gambar dan beberapa macam
bangun ruang dengan menggunakan alat peraga yang sudah disiapkan, Guru menjelaskan sifat-sifat
bangun kubus, balok, tabung dan kerucut, Guru memberi contoh soal berkaitan dengan sifat-sifat
kubus, balok, tabung dan kerucut, Guru memberikan contoh cara menggambar macam-macam
bangun ruang, Guru membimbing siswa melakukan diskusi kelompok untuk menentukan sifat-sifat
bangun ruang, Secara klasikal siswa dan guru mengadakan tanya jawab mengenai bentuk bangun
ruang, Secara berkelompok 5 orang siswa mengerjakan soal-soal latihan dengan media lembar kerja
siswa (LKS), Secara klasikal juru bicara kelompok menyampaikan dan menulis hasil diskusi
dipapan tulis, kemudian dengan bimbingan guru siswa mengerjakan soal latihan, Guru bersama
dengan siswa mengadakan tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa, Guru bersama
siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan, dan kesimpulan.
c. Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir meliputi : Guru bersama seluruh siswa membuat kesimpulan dari materi
yang telah dipelajari, Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi yang telah dipelajari selama
pertemuan itu untuk mengetahui ketercapaian indikator, pencapaian kompetensi, dan kompetensi
dasar , Secara individu siswa mengerjakan tes formatif.
3. Observasi
Observasi dilakukan oleh rekan peneliti untuk mengambil data mengenai aktivitas belajar
siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran, mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti sampai
sampai dengan kegiatan akhir. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa memperoleh rata-rata 21,1
tergolong kriteria aktif.
34
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
Vol. 5, No. 3, Juli 2015 (Edisi Khusus)
4.
Refleksi
Tahap selanjutnya adalah mengadakan refleksi, yaitu mengulas, membahas dan
megevaluasi kegiatan pembelajaran yang baru saja dilaksanakan. Refleksi dilakukan untuk
mengetahui kekurangan atau kendala pada siklus I. Pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan
metode demonstrasi pada siklus I dapat dikatakan cukup baik, namun masih ada beberapa kendala.
Kendala yang dimaksud yaitu:
a. Siswa belum menguasai langkah-langkah pembelajaran dengan metode demontrasi.
b. Siswa kurang serius dan kurang aktif dalam melakukan kegiatan demonstrasi.
Siklus II
1. Perencanaan
Pada prinsipnya kegiatan perencanaan siklus II tidak jauh berbeda dengan perencanaan
siklus I. Siklus II merupakan upaya perbaikan dan penyempurnaan terhadap tindakan siklus I.
Semua tahapan yang dilakukan sama, hanya saja pada siklus II ada beberapa hal yang perlu
ditekankan dan ditambahkan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, yaitu: Pertama, sebelum
melaksanakan tindakan siklus II, siswa lebih ditekankan kembali mengenai langkah-langakah
pembelajaran demonstrasi yang akan diterapkan. Kedua, mengajak siswa untuk aktif melakukan
kegiatan demonstrasi.
2. Pelaksanaan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tindakan siklus II adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal
Kegiatan awal meliputi: apersepsi dan motivasi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan yang dilakukan adalah : Guru mendemonstrasikan gambar dan beberapa macam
bangun ruang dengan menggunakan alat peraga yang sudah disiapkan, Guru menjelaskan sifat-sifat
bangun kubus, balok, tabung dan kerucut, Guru memberi contoh soal berkaitan dengan sifat-sifat
kubus, balok, tabung dan kerucut, Guru memberikan contoh cara menggambar macam-macam
bangun ruang, Guru membimbing siswa melakukan diskusi kelompok untuk menentukan sifat-sifat
bangun ruang, Secara klasikal siswa dan guru mengadakan tanya jawab mengenai bentuk bangun
ruang, Secara berkelompok 5 orang siswa mengerjakan soal-soal latihan dengan media lembar kerja
siswa (LKS), Secara klasikal juru bicara kelompok menyampaikan dan menulis hasil diskusi
dipapan tulis, kemudian dengan bimbingan guru siswa mengerjakan soal latihan, Guru bersama
dengan siswa mengadakan tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa, Guru bersama
siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan, dan kesimpulan.
c. Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir meliputi : Guru bersama seluruh siswa membuat kesimpulan dari materi
yang telah dipelajari, Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi yang telah dipelajari selama
pertemuan itu untuk mengetahui ketercapaian indikator, pencapaian kompetensi, dan kompetensi
dasar , Secara individu siswa mengerjakan tes formatif.
3. Observasi
Observasi dilakukan oleh rekan peneliti untuk mengambil data mengenai aktivitas belajar
siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran, mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti sampai
sampai dengan kegiatan akhir. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa memperoleh rata-rata 31,8
tergolong kriteria sangat aktif.
METODE DEMONSTRASI PENINGKATAN KETRAMPILAN MENGIDENTIFIKASI
SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI
Mugiharti
35
4.
Refleksi
Refleksi dilaksanakan setiap akhir siklus, dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan/
kendala dan akan diperbaiki pada siklus selanjutnya. Kekurangan pada siklus I sudah diperbaiki
pada pembelajaran siklus II dan hasilnya siswa lebih tertib, kondusif, aktif, dapat bekerjasama
dengan baik dan hasil belajar siswa yang meningkat.
Hasil peningkatan nilai tes keterampilan mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang pada
Siklus I dan Siklus II dapat dilihat Tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1. Nilai Tes Keterampilan Mengidentifikasi Sifat-sifat Bangun Ruang pada Siklus I dan Siklus II
Kategori
Siklus I
Siklus II
Frekuensi
%
Frekuensi
%
Tuntas
12
63%
16
84%
Belum Tuntas
7
47%
3
16%
Jumlah
19
100%
19
100%
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1 berikut:
Gambar 1. Hasil Keterampilan Mengidentifikasi Sifat-sifat Bangun Ruang (Siklus I dan Siklus II)
SIMPULAN
Melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan keterampilan mengidentifikasi sifat-sifat
bangun ruang. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari peningkatan nilai tes formatif siswa dari siklus
pertama ke siklus kedua. Perbaikan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus II yaitu siswa
lebih ditekankan kembali mengenai langkah-langakah pembelajaran demonstrasi yang akan
diterapkan dan mengajak siswa untuk aktif melakukan kegiatan demonstrasi.
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terima kasih ini ditujukan kepada Tim Pembimbing Penelitian Tindakan Kelas
Bapak Dr. Eko Supraptono, M.Pd., Kepala Sekolah, Kolaborator, Guru serta siswa kelas V SD
Negeri 02 Rembun atas kerjasamanya.
36
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
Vol. 5, No. 3, Juli 2015 (Edisi Khusus)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineke Cipta
Direktorat Pendidikan Pertama, 2006. Panduan Pengembangan Sillabus Sekolah Menengah Pertama, Jakarta: Dirjen
Dikdasmen Dekdikbud
Depdikbud. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Ivana Silviani, 2015. Peningkatan Kemampuan Mengungkapkan Makna dalam Monolog Berbentuk Teks Prosedur
Melalui Metode Pembelajaran Demonstrasi pada Siswa Kelas IX E SMP Negeri 2 Ulujami Tahun Pelajaran
2014/2015. Laporan PTK SMP Negeri 2 Ulujami: Pemalang. (Tidak Dipublikasikan).
Mangun, Budianto. 2012. Strategi dan Metode Pembelajaran dalam Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: Griya
Santri
Muhaimin, dkk. 1996. Strategi Belajar Mengajar: Penerapannya Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama. Jakarta:
Citra Media
Suharja, Agus. 2008. Pengenalan Bangun Ruang dan Sifat-sifatnya. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika
Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi. Jakarta: Rajawali Press
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Zuhairini dan Ghofir, Abdul. 2004. Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Malang: Universitas Negeri
Malang Press
METODE DEMONSTRASI PENINGKATAN KETRAMPILAN MENGIDENTIFIKASI
SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI
Mugiharti
37
Download