ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RSUD DR R. SOEDJONO SELONG KABUPATEN LOMBOK TIMUR (Studi Kasus pasien Jamkesmas di instalasi rawat inap) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Sarjana Strata 1 Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Disusun oleh: SYAMSURI HIDAYAT 20100520091 JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan, akan mengakibatkan tuntutan peningkatan pelayanan kesehatan. Salah satu upaya mengantisipasi keadaan tersebut dengan menjaga kualitas pelayanan, sehingga perlu dilakukan upaya terus menerus agar dapat diketahui kelemahan dan kekurangan jasa pelayanan kesehatan. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan kualitas pelayanan kesehatan, maka fungsi pelayanan perlu ditingkatkan untuk memberi kepuasan pasien. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan yang telah ditetapkan. Unsur penting dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan adalah tingkat kepuasan pasien sebagai pengguna jasa.1 Rumah sakit sebagai salah satu pasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Peran strategis ini didapat karena rumah sakit adalah fasilitas kesehatan yang padat teknologi dan padat akar. Peran tersebut pada dewasa ini makin menonjol mengingat timbulnya perubahan-prubahan 1 Aprilia, Endang H.2008. Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap Kualitas Pelayanan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum.Jurnal,diakses tanggal 19 juni 2014 1 epidemiologi penyakit, perubahan struktur demografis perkembangan IPTEK, perubahan struktur sosio-ekonomi masyarakat dan pelayanan yang lebih bermutu, ramah dan sangup memenuhi kebutuhan mereka yang menuntut pola perubahan pola pelayanan kesehatan.2 Kualitas pelayanan merupakan suatu bentuk penilaian konsumen (pasien) terhadap tingkat pelayanan yang diterima dengan tingkat layanan yang diharapkan. Mutu pelayanan kesehatan yang diberikan menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan dan tuntutan setiap pasien, makin sempurna kebutuhan dan tuntutan setiap pasien, makin baik pula mutu pelayanan kesehatan.3 Kesehatan adalah investasi dan hak fundamental seluruh penduduk,untuk itu dibutuhkan suatu sistem yang mengatur pelaksanaan bagi upaya pemenuhan hak warga negara untuk tetap sehat dengan mengutamakan pada pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang tidak mampu. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah unuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan. Program pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin telah dijalankan pemerintah sejak tahun 1998 hingga tahun 2004 yang dikenal sebagai Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan. Selanjutnya pada tahun 2005 program tersebut diganti menjadi Program Asuransi Kesehatan 2 Aditama,Yoga Tjandra,2003. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Edisi Kedua. Hal 11. Penerbit Universitas Indonesia Jakarta 3 Azwar, 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi Ketiga, PT Bina Rupa Aksara. 2 Bagi Masyarakat Miskin (Askeskin). Mulai 1 September 2008, nama program Askeskin berubah menjadi Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).4 Jamkesmas yang sebelum tahun 2008 bernama Askeskin (Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin) ini adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini diselenggarakan secara nasional dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh bagi masyarakat miskin dan tidak mampu di seluruh Indonesia sejumlah 76,4 juta jiwa, tidak termasuk yang sudah mempunyai jaminan kesehatan lainnya.5 Sesuai amanat Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan UndangUndang Nomor 44/2009 tentang kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. oleh karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan Negara bertanggung jawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Salah satu rumah sakit yang mejadi tujuan pasien berobat di pulau Lombok khususnya masyarakat Lombok Timur adalah rumah sakit umum daerah Dr. R. Soedjono Selong (RSUD Dr. R. Soedjono Selong). RSUD Dr. R. Soedjono Selong milik pemerintah Kabupaten Lombok Timur berdasarkan SK Menkes RI No. 208/Menkes/SK/II/1993 tanggal 26 februari 1993 ditetapkan menjadi rumah sakit dengan kelas C. RSUD Dr. R. Soedjono 4 Sofhia achns,. Analisa Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Di Puskesmas Rejosari Kenyamatan Tenayan Raya. Jurnal Ilmiah 5 Dikutip, http://www.jpkm-online.net 3 Selong telah memenuhi 5 standar Pelayanan Rumah Sakit yang meliputi: Administrasi Manajemen, Pelayanan Medis, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan dan Rekam Medis berdasarkan SK. Menkes (Dirjen Pelayanan Medik) No. Hk.00.06.3.5.472 untuk masa berlaku 14 februari 2005 s/d 14 februari 2010. Menjadi salah satu rumah sakit umum daerah khususnya di Lombok Timur, maka pelayanan kesehatan yang diberikan menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Pentingnya memberikan perhatian terhadap kualitas pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit milik pemerintah, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Analisis Tingkat Kepuasan Pasien di RSUD Dr. R. Soedjono Selong Kabupaten Lombok Timur (Studi Kasus Pasien Jamkesmas di Instalasi Rawat Inap)” B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut diatas maka penulis merumuskan satu masalah “Bagaimana tingkat kepuasan pasien Jamkesmas dalam menerima pelayanan kesehatan di Instalasi Rawat Inap yang diberikan oleh RSUD Dr. R. Soedjono Selong“ C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien Jamkesmas dalam menerima pelayanan 4 kesehatan di Instalasi Rawat Inap yang diberikan oleh RSUD Dr. R. Soedjono Selong. D. Kegunaan Penelitian 1. Bagi Penelitian Riset Selanjutnya Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan memperdalam ilmu yang telah diperoleh untuk diterapkan kekondisi yang sesungguhnya. Dan diharapkan hasil dari penelitian ini akan dapat dijadikan sebagai bahan acuan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya. 2. Bagi Institusi Kesehatan Memberikan informasi mengenai tingkat kepuasan pasien pengguna Jamkesmas dalam menerima pelayanan kesehatan, sehingga informasi tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada pasien Jamkesmas. E. Landasan Teori Dalam penelitian ini teori merupakan suatu hal yang dapat digunakan untuk mendukung dan memecahkan masalah yang muncul. Teori yang digunakan harus mendukung variabel-variabel dalam penelitian 1. Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan yang dikutip dari azrul Azwar adalah setiap upaya yang dilakukan atau diselenggarakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta 5 memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat. 6 Konsep pelayanan kesehatan dasar mencakup nilai-nilai dasar tertentu yang berlaku umum terhadap proses pengembangan secara menyeluruh, tetapi dengan penekanan penerapan dibidang kesehatan seperti yang diikuti dari WHO. Syarat pelayanan kesehatan agar pelayanan dapat mencapai tujuan yang diinginkan banyak yang harus dipenuhi. Syarat yang dimaksud paling tidak mencakup delapan hal pokok seperti yang dikutip dari teori Azrul Azwar yaitu ketersediaan pelayanan kesehatan, kewajaran pelayanan kesehatan, kesinambungan pelayanan kesehatan, penerimaan pelayanan kesehatan, ketercapaian pelayanan kesehatan, keterjangkauan pelayanan kesehatan, efisiensi pelayanan kesehatan dan mutu pelayanan kesehatan. 2. Konsep Kualitas Pelayanan Kualitas jasa merupakan bagian penting yang perlu mendapat perhatian dari organisasi penyedia jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas. Pengemasan kualitas jasa yang akan diproduksi harus menjadi salah satu strategi pemasan rumah sakit atau puskesmas yang akan menjual jasa pelayanan kepada pengguna jasanya (pasien dan keluarganya). Pihak manajemen rumah sakit puskesmas harus selalu berusaha agar produk jasa yang ditawarkan tetap dapat 6 Siti Chotimah Lubis,2008. Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit 6 bertahan atau berkesinambungan sehingga dapat tetap merebut segmen pasar yang baru karena cerita dari mulut ke mulut oleh pelanggan yang puas. Keunggulan suatu produk jasa kesehatan akan sangat tergantung dari keunikan kualitas jasa yang diperlihatkan dan apakah sesuai dengan harapan atau keinginan pelanggan. Ada beberapa model yang dapat dipakai untuk menganalisis kualitas jasa yang terkait dengan kepuasan pelanggan, tergantung dari tujuan analisisnya, jenis lembaga yang menyediakan jasa dan situasi pasar.7 Dimensi Mutu Layanan Kesehatan Gambar 1.1 Tabel Dimensi Mutu Layanan Kesehatan Dan Indikatornya No Dimensi mutu layanan Indikator kesehatan 1 Kompetensi teknis Dilayani oleh dokter, dilayani oleh bidan, peralatan, standar layanan kesehatan, gedung, kamar peiksa, penyuluhan kesehatan optimal, pemeriksaan laboratorium optimal 2 Akses atau Biaya transportasi, jarak geografis, bahasa, ketergantungan budaya, kemampuan membayar biaya layanan 3 Efektivitas Kesembuhan, kesakitan, kecacatan, kematian, kepatuhan tehadap standart layanan kesehatan 4 Efisiensi Kunjungan berulang-ulang, antrian panjang, waktu tunggu lama, obat tersedia/tidak tersedia di puskesmas atau harus beli keluar puskesmas 5 Kesinambungan Rujukan tepat waktu dan tepat tempat, rekam medik akurat dan lengkap, laboratorium akurat dan tepat waktu, obat tersedia di puskesmas, selalu dilayani oleh petugas kesehatan yang sama 6 Keamanan Sterilitas terjamin, tidak terjadi kecelakaan, layanan kesehatan selalu dilakukan sesuai 7 Pohan, Imbalo S.2006. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan . Jakarta : EGC 7 7 Kenyamanan 8 Informasi 9 Ketepatan waktu 10 Hubungan manusia 3. standart layanan kesehatan, tingkat infeksi nosokomial Ruang tunggu, kursi, tidak bedesakan, tidak pengap, privasi, toilet bersih, puskesmas bersih, tong sampah ada, ada musik, kamar periksa dan sekat gorden Prosedur layanan jelas, ada poster penyuluhan kesehatan, petunjukarah, nama setiap ruangan, informasi biaya layanan, waktu buka dan tutup Waktu buka dan tutup tepat waktu, waktu layanan tepat waktu, petugas kesehatan datang dan pulang tepat waktu, perjanjian tepat waktu antar Tanggal tehadap keluhan, memberi kesempatan bertanya, informasi jelas dan mduah dimengerti, mau mendengar keluhan, suka membantu, peduli, ramah, menghargai pasien, mendahulukan pasien yang sakit parah. Konsep kepuasan pelanggan Definisi Kepuasan Kepuasan adalah “perasaan senang atau kecewa yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (hasil) terhadap ekspektasi mereka”. 8 Kepuasan menurut kamus bahasa indonesia adalah puas, merasa puas, perihal (hal yang bersifat puas, kesenangan, kelegaan dan sebagainya). Kepuasan dapat diartikan sebagai perasaan puas, rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan mengkonsumsi suatu program atau jasa untuk mendapatkan pelayanan suatu jasa. 8 Philip Kotler dan Kevin Iane Keller, 2009. Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga Belas Jilid 1. Jakarta:Erlangga 8 Kepuasan pelanggan Kepuasan konsumen atau pelanggan (customer satisfaction) dapat didefinisikan sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil perbandingan antara prestasi atau produk yang dirasakan dan yang diharapkan. Penilaian terhadap kepuasan konsumen dilakukan setelah konsumen membeli suatu produk atau jasa karena kepentingannya yang kemudian dibandingkan dengan apa yang diharapkan. Kepuasan atau ketidak puasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian/diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya.9 Kepuasan seseorang berarti terpenuhinya kebutuhan yang diinginkan yang diperoleh dari pengalaman melakukan sesuatu, pekerjaan, atau memperoleh perlakuan tertentu dan memperoleh sesuatu sesuai kebutuhan yang diinginkan. Istilah kepuasaan dipakai untuk menganalisis atau mengevaluasi hasil, membandingkan kebutuhan yang diinginkan yang ditetapkan individu dengan kebutuhan yang diperoleh.10 Bahwa status demografi dapat mempengaruhi kepuasan seseorang, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan.Bila kepuasan konsumen terhadap barang atau jasa jauh dibawah apa yang diharapkan, maka konsumen akan kehilangan minat terhadap produsen atau penyedia jasa dalam hal ini adalah rumah sakit. 9 Pandy Tjiptono,2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta:Andi Wahyu Priyono Utomo,2013. Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien Jamkesmas Dalam Menerima Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas. Laporan Pendahuluan DM 10 9 Demikian pula sebaliknya, jika barang atau jasa yang mereka nikmati memenuhi atau melebihi tingkat kepentingannya, maka konsumen akan cenderung memakai lagi barang atau jasa tersebut. Tingkat kualitas pelayanan tidak dapat dinilai berdasar sudut pandang penyedia jasa akan tetapi harus dipandang dari sudut pandang konsumen. Banyak penyedia jasa gagal dalam memberikan kepuasan terhadap kosumennya yang disebabkan terjadinya kesenjangan kepentingan diantara keduanya11 Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan adalah respon subyektif pelanggan yang disebabkan karena terpenuhinya kebutuhan yang diharapkan. Dimensi Kepuasan Menurut Parasuraman, 1990 dalam Yuliani, dkk, 2008 Kepuasan dapat dilihat dari lima dimensi yaitu dimensitangibles, dimensi realiability, dimensi responsiveness, dimensi assurance, dan dimensi empathy, dan akan dijelaskan dibawah ini: Kepuasan pasien atas dimensi tangibles Kepuasan pasien akan kebutuhan dan berfokus pada penampilan jasa yang mencakup fasilitas fisik, perlengkapan, penampilan karyawan dan suara komunikasi yang dapat dikatakan sebagai bukti nyata. Fasilitas fisik disini dapat berupa kelengkapan fasilitas bagi pasien dan keluarga, misal: keberadaan kamar mandi dan WC di Rumah sakit serta 11 Notoatmojo, S., (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:PT RinekaCipta 10 kebersihanya, kondisi ruang tunggu bagi keluarga pasien, bagaiman kondisi tempat tidur untuk pasien apakah masih layak digunakan. Perlengkapan disini diartikan yang dapat digunakan untuk melayani pasien rawat inap sehingga dapat dilaksanakan tindakan keperawatan dengan baik, misal : kesediaan alat pengukur tanda-tanda vital, kebersihan peralatan yang digunakan, obat-obatan yang dibutuhkan pasien apakah selalu tersedia, peralatan suntik yang digunakan apakah terjamin seterilisasinya, serta perlengkapan alat pemeriksaan yang digunakan ruangan pada umumnya. Ada penampilan karyawan mencakup keseragaman pakaian dan atribut yang dikenakan petugas. Suara komunikasi mencakup kesopanan petugas apabila memberi penjelasan kepada klien, petugas yang menginformasikan tentang peraturan yang diterapkan di Rumah Sakit ketika pasien datang untuk dirawat. Kepuasan pasien atas dimensi realiability Kepuasan pasien atas dasar kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan berkaitan dengan kemampuan perawat untuk memberikan layanan yang akuarat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun dan menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang disepakati. Pelayanan akurat yang dimaksud adalah kemampuan perawat untuk merawat pasien dengan baik, perawat selalu menjelaskan suatu hal yang harus dilakukan ataupun yang perlu dihindari pasien demi perawatanya. Dalam memberikan 11 pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan perawat diharapkan mampu menangani kasus yang dialami pasien, serta mengusahakan agar pasien merasa puas selama dirawat. Kepuasan pasien atas dimensi responsiveness Kepuasan pasien atas pemberian pelayanan yang cepat dan tanggap. Kecepatan dalam penanganan keluhan merupakan hal yang sangat penting. Apabila keluhan pasien tidak segera ditanggapi maka rasa tidak puas terhadap pemberi pelayanan akan menjadi permanen dan tidak dapat diubah lagi. Sedangkan apabila keluhan dapat ditanggapi dengan cepat, maka ada kemungkinan pasien tersebut menjadi puas. Pemberi pelayanan yang cepat dan tanggap dapat ditunjukan ketika pasien datang sebagai pasien rawat inap perawat segera menanganinya. Perawat selalu menanggapi keluhan yang disampaikan pasien serta membantunya memperoleh layanan yang dibutuhkan, misal : pelayanan radiologi, laboratorium ataupun apotek. Kepuasan pasien atas dimensi assurance Kepuasan atas jaminan kepada pasien yang mencakup kemampuan, kesopanan, dan tidak dapat dipercaya yang dimiliki karyawan serta bebas dari bahaya, jaminan disisni yaitu perilaku para perawat yang mampu membutuhkan kepercayaan rumah sakit sehingga bisa menciptakan rasa aman bagi pasien. Jaminan jaga berarti bahwa perawat selalu bersikap sopan dan menguasai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk 12 menangani permasalahan pasien. Jaminan dari perawat disini dapat diwujudkan dengan tingkah laku yang baik oleh perawat dengan cara selalu menyapa pasien selalu bersikap ramah tamah dan sopan dalam memberikan layanan. Kepuasan pasien atas dimensi empathy. Kepuasan pasien ini akses dasar kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik dan memahami hubungan pasien dalam menghadapi pasien yang emosi dan amarah. Oleh karena itu perlu diluangkan waktu untuk mendengarkan keluhan pasien dan perawat berusaha memahami situasi yang dirasakan oleh pasien. Dengan demikian permasalahan yang dihadapi menjadi jelas sehingga pemecahan yang diharapkan dapat diupayakan bersama. Untuk dapat memahami kebutuhan pasien, perawat harus bisa memberikan perhatian yang cukup tinggi kepada pasien. Perawat membantu pasien waktu BAB dan BAK, kemudian dalam melakukan hubungan serat komunikasi yang baik apabila perawat mengijinkan pasien untuk ditunggui keluarga.12 Faktor Kepuasan Pengguna Pelayanan Kesehatan Kepuasan pengguna jasa pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor : 12 Yuliani, dkk, 2008. Analisis Perbedaan Mutu Pelayanan Rawat Inap Pasien Umum dan Pasien Jamkesmas RSU. Dr. Soeroto Ngawi. Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551,Vol II Hal 67-81 13 1. Pemahaman pengguna jasa tentang jenis pelayanan yang akan diterimanya. Dalam hal ini, aspek komunikasi memegang peranan penting karena pelayanan kesehatan adalah high perdonnel contact. 2. Empati (sikap peduli) yang ditunjukkan oleh petugas kesehatan. Sikap ini akan menyentuh emosi pasien. Faktor ini akan berpengaruh pada tingkat kepatuhan pasien (complience). 3. Biaya (cost). Sikap kurang peduli (ignorance) pasien dan keluarganya, ”yang penting sembuh” menyebabkan mereka menerima saja jenis perawatan dan teknologi kedokteran yang ditawarkan oleh petugas kesehataan. Akibatnya biaya perawatan menjadi mahal. Informasi terbatas yang dimiliki oleh pihak pasien dan keluarganya tentang perawatan yang diterima dapat menjadi sumber keluhan pasien. Sistem asuransi kesehatan akan dapat mengatasi masalah biaya kesehatan. 4. Penampilan fisik (kerapian) petugas, kondisi kebesihan dan kenyamanan ruangan (tangibility). 5. Jaminan keamanan yang ditunjukkan oleh petugas kesehatan (assurance). Ketepatan jadwal pemerikaan dan kunjungan dokter juga termasuk pada faktor ini. 6. Keandalan dan keterampian (reliability) petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan. 14 7. Kecepatan petugas memberikan tanggapan terhadap keluhan pasien (responsiveness).13 Faktor Kepuasan Pelanggan Asuransi Asuransi dengan Jamkesmas mempunyai sistem yang hampir sama, kesamaan tersebut terletak pada sistem pembayaran biaya pelayanan kesehatan, hanya bedanya terletak dari sumber dana. Jika Asuransi dananya berasal dari iuran tiap bulan, tetapi Jamkesmas dananya berasal dari pemerintah pusat. Untuk sukses mengelola bisnis perasuransian di Indonesia, pihak manajemen harus selalu memperhatikan tingkat kepuasan pelanggangnya. Ada empat faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan asuransi. : 1. Asymmetry information. Informasi yang dimiliki oleh pengguna jasa asuransi sangat terbatas sehingga pengetahuannya tidak seimbang. Mereka hanya mengerti :”Yang penting saya sembuh”. 2. Externality. Anggapan dari harapan jika sakit akan menjadi tanggungan keluarga besar sudah tidak relevan lagi karena sistem nilai masyarakat sudah individualistik. Misalnya, jika ada anggota keluarga yang dirawat dirumah sakit, banyak anggota keluarga yang menunggu di bangsal rumah sakit, tetapi jika diminta untuk mendonorkan darahnya banyak yang menolak dengan alasan yang tidak masuk akal. 13 Muninjaya,AA. Gde. 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta:EGC 15 3. Ignorance. Banyak peserta asuransi kurang peduli dengan kesehatannya karena mereka kurang memahaminya. Jika sakit dan mendapat perawatan dokter sering berpikir ”yang penting sembuh” sehingga jika diperiksa apa saja mau dan pasrah.14 Aspek-aspek yang mempengaruhi kepuasan pasien Seperti telah dikatakan, pasien rumah sakit umumnya dapat dibagi menjadi dua kategori, pasien rawat inap dan pasien rawat jalan. Dengan demikian aspek-aspek yang mempengaruhi kepuasan pasien rawat inap tentunya berbeda dengan pasien rawat jalan.15 1. Aspek-aspek yang mempengaruhi kepuasan pasien rawat jalan 1) Penampilan gedung rumah sakit meyakinkan dan menarik 2) Lingkungan rumah sakit bersih, nyaman dan teratur 3) Pertamanan rumah sakit indah dan dipelihara dengan baik 4) Perparkiran rumah sakit teratur dan aman 5) Petunjuk arah ataunama ruangan yang jelas dalam lingkungan rumah sakit 6) Penampilan dokter,perawatatau petugas kesehatan lain rapi dan bersih, bersikap mau menolong 7) Kantor rekam medik buka tepat waktu 8) Petugas rekam medik melayani dengan sopan, ramah dan tanggap 9) Pencarianatau pengambilan rekam medik cepat dan tepat 14 Kotler, Philip dan Keller, Kevin. 2007. Marketing Manajement. Indonesia. PT Manca Jaya Cemerlang 15 www.Depkes.com diakses tanggal 7 mei 2014 16 10) Jumlah kursi untuk pasien yang menunggu rekam medik memadai, 11) Poliklinik buka tepat waktu, 12) Giliran pemeriksaan oleh dokter tepat waktu 13) Kursi untuk pasien yang menunggu giliran panggilan dokter tersedia dengan cukup 14) Dilayani oleh dokter yang sama bagi pasien ulangan 15) Dokter menyapa dengan sopan, ramah dan ingin membantu 16) Dokter mendengat keluhan dengan penuh perhatian dan ingin menolong 17) Dokter melakukan pemeriksaan dengan teliti dan menyeluruh 18) Dokter memberi infiormasi tentang penyakit dan obat yang akan diberi 19) Dokter memberi kesempatan bertanya 20) Dokter memberi informasi yang dimengerti dan lengkap tentang penyakit 21) Kamar periksa dokter bersih, rapi dan nyaman 22) Privasi selamaberkonsultasi cukup terjamin 23) Perawat yang bertugas selalu membantu dan hadir dalam kamar periksa selama dokter melakukan pemeriksaan 24) Konsultasi laboratorium atau radiologi tidak berbelit-belit dan dilakukan dengan tepat waktu 17 25) Petugas laboratorium atau radiologi melayani dengan sopan dan ramah serta tanggap 26) Kursi pasien untuk menunggu hasil laboratorium/radiologi cukup tersedia 27) Obat kebutuhan pasien selalu tersedia di apotek rumah sakit 28) Pengambilan obat pada apotek rumah sakit tepat waktu 29) Layanan petugas apotek sopan, ramah dan tanggap 30) Kursi untuk pasien yang menunggu obat di apotek cukup tersedia 31) Harga obat apotek rumah sakit terjangkau daya beli 32) Petugas apotek memberi informasi yang jelas tentang cara minum dan menyimpan obat. 2. Aspek-Aspek Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Rawat Inap 1) Petugas kantor penerimaan pasien rawat inap melayani dengan sopan, ramah dan tanggap 2) Petugas melayani dengan cepat, tepat, tidak berbelit-belit 3) Kursi untuk pasien dan keluarga yang sedang menunggu giliran layanan tersedia dengan cukup 4) Kursi roda atau troli tersedia pada kantor penerimaan untuk membawa pasien ke instalasi rawat inap 5) Perawat instalasi rawat inap melayani dengan sopan, ramah dan tanggap 6) Tempat tidur telah disiapkan dalam keadaan rapi, bersih dan siap pakai 18 7) Perawat menolong atau mengangkat pasien dari kursi roda atau troli ke temapt tidur 8) Perawat segera menghubungi dokter menanyakan tentang obat dan jenis makanan pasien 9) Instalasi rawat inap tertata rapi, bersih dan nyaman 10) Kelengkapan dan kebersihan peralatan yang dipakai 11) Perawat memberi informasi tentang peraturan, waktu makan, jenis makanan, waktu tidur, kunjungan dokter, penyimpanan barang berharga, jam bertamu dan lain-lain 12) Perawat memberi kesempatan bertanya 13) Penampilan perawat yang bertugas rapi dan bersih serta besikap mau menolong 14) Perawat memperhatikan kebutuhan dan keluhan setiap pasien 15) Perawat memperhatikan keluhan keluarga pasien 16) Perawat berupaya menjaga privasi pasien selama berada dalam instalasi rawat inap 17) Perawat selalu memberi obat pasien sesuai prosedur pemberian obat 18) Perawat menanyakan tentang kecukupan dan rasa makanan pasien serta makanan yang menjadi kesukaan atau tidak disukai pasien dan berupaya memenuhinya jika dimungkinkan oleh penyakit pasien 19 19) Dokter mengunjungi instalasi rawat inap dua kali sehari dan berkomunikasi dengan pasien dan perawat 20) Perawat melaporkan segala detail perubahan pasien kepada dokter sewaktu melakukan kunjungan 21) Dokter selalu menanyakan perubahan keluhan pasien dan melakukan pemeriksaan dan jika perlu mengganti obat pasien 22) Jika perlu dokter mengkonsultasikan pasien kepada dokter lain 23) Dokter memberikan kesempatan bertanya kepada pasien 24) Perawat menginformasikan persiapan yang harus dilakukan oleh pasien sebelum dibawa berkonsultasi dengan dokter lain 25) Perawat membawa pasien dengan menggunakan kursi roda atau troli sewaktu akan berkonsultasi dengan dokter lain 26) Dokter jaga tersedia selama 24 jam dan dokter yang menangani pasien selalu on call. Metode Pengukuran Kepuasan Pelanggan Identifikasi 4 metode untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu sebagai berikut: Sistem Keluhan Dan Saran Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan (customeroriented) perlu memberikan kesempatan yang luas kepada para pelangganya untuk menyampaikan saran, pendapat, dan keluhan mereka. Media yang digunakan bisa berupa kotak saran yang 20 diletakkan di tempa-tempat strategis (yang mudah dijangkau atau sering dilewati pelanggan), kartu komentar (yang bisa diiisi langsung maupun yang bisa dikirim via pos kepada perusahaan), saluran telepon khusus bebas pulsa, dan lain-lain. Ghost Shopping Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan adalah dengan mempekerjakan beberapa orang (ghost shopper) untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan atau pembeli potensial produk perusahaan dan pesaing. Kemudian mereka melaporkan temuan-temuanya mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk tersebut. Selain itu para ghost shopperjuga dapat mengamati cara perusahaan dan pesaingnya melayani permintaan pelanggan, menjawab pertanyaan pelanggan dan mengenai setiap keluhan. Lost Customer Analysis Perusahaan seyogyanya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti membeli atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya dapat mengambil kebijakan perbaikan atau penyempurnaan selanjutnya. Bukan hanya exit interview sajayang perlu, tetapi pemantauan customer loss rate 21 juga penting, dimana meningkatkan customer loss rate menunjukan kegagalan perusahaan dalam memuaskan pelangganya.16 Survai Kepuasan Pelanggan Umumnya banyak peneliti mengenai kepuasan pelanggan yang dilakukan dengan penelitian survai, baik survai melalui pos, telepon, maupun wawancara pribadi. Melalui survai perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik (feedback) secara langsung dari pelanggan dan juga memberikan tanda (signal) positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para pelangganya. 4. Asuransi Kesehatan Definisi Asuransi kesehatan adalah suatu mekanisme pengalihan risiko (sakit) dari risiko perorangan menjadi risiko kelompok. Dengan cara mengalihkan risiko individu menjadi risiko kelompok, beban ekonomi yang harus dipikul oleh masing-masing peserta asuransi akan lebih ringan tetapi mengandung kepastian karena memperoleh jaminan. Unsur-Unsur Asuransi Kesehatan : Menurut Munjaya (2004) unsur-unsur Asuransi adalah sebagai berikut: 1) Ada perjanjian 2) Ada pembelian perlindungan 3) Ada pembayaran premi oleh masyarakat. 16 Depkes RI, 1998 22 Jenis Asuransi Kesehatan Secara universal, beberapa jenis asuransi kesehatan berkembang di Indonesia antara lain: 1. Asuransi kesehatan sosial (Sosial Health Insurance) Asuransi kesehatan sosial memegang teguh prinsipnya bahwa kesehatan adalah sebuah pelayanan sosial, pelayanan kesehatan tidak boleh semata-mata diberikan berdasarkan status sosial masyarakat sehingga semua lapisan berhak untuk memperoleh jaminan pelayanan kesehatan. Asuransi kesehatan sosial dilaksanakan dengan menggunakan prinsip sebagai berikut: a. Keikutsertaannya bersifat wajib b. Menyertakan tenagakerja dan keluarganya c. Iuran atau premi berdasarkan persentase gaji atau pendapatan. Untuk Jamsostek (Jaminan sosial tenaga kerja) dipotong 6-8% bagi yang sudah bekeluarga dan 3% untuk yang masih bujangan. Askes menetapkan premi hanya 2% dari gaji pokok PNS. Idealnya, anggaran kesehatan harus dihitung 5% dari GDP. d. Premi untuk tenaga kerja ditanggung bersama (50%) oleh pemberi kerja dan tenaga kerja. e. Premi tidak ditentukan oleh risiko perorangan tetapi didasarkan pada risiko kelompok (collective risk sharing). f. Tidak diperlukan pemeriksaan kesehatan awal. 23 g. Jaminan pemeliharaan kesehatan yang diperoleh bersifat menyeluruh (universal coverage) h. Peran pemerintah sangat besar untuk mendorong berkembangnya asuransi kesehatan sosial di Indonesia. Semua pegawai negeri diwajibkan untuk mengikuti asuransi kesehatan. i. Sebelumnya sistem seperti ini ditempuh untuk menghindari pemanfaatan pelayanan yang berlebihan (over utilization). 2. Jamkesmas Pengertian Jamkesmas adalah penjaminan kesehatan pada keluarga miskin, yang meliputi rawat inap dan rawat jalan, pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan. a) Tujuan Jamkesmas Tujuan umum meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien. Tujuan khusus meningkatnya cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu yang mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan di rumah sakit, Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin, Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel. 24 b) Sasaran jamkesmas Sasaran program adalah masyarakat miskin dan tidak mampu di seluruh Indonesia sejumlah 76,4 juta jiwa, tidak termasuk yang sudah mempunyai jaminan kesehatan lainnya. c) Sumber Dan Alokasi Dana Sumber Dana berasal dari APBN sektor Kesehatan Tahun Anggaran 2008 dan kontribusi Pemerintah Daerah (Pemda) Kontribusi Pemda : 1. Masyarakat miskin yang tidak masuk dalam pertanggungan kepesertaan. 2. Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). 3. Selisih harga diluar jenis paket dan tarif pelayanan kesehatan tahun 2008. 4. Biaya transportasi rujukan dan rujukan balik pasien maskin dari rumah sakit kabupaten atau kota ke rumah sakit yang dirujuk. Sedangkan biaya transportasi rujukkan dari puskesmas ke RS/BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM ditanggung oleh biaya operasional Puskesmas. d) Tim Pengelola Jamkesmas Tim Pengelola Jamkesmas melaksanakan pengelolaan jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin meliputi kegiatan-kegiatan manajemen kepesertaan, pelayanan, keuangan, perencanaan dan sumber daya manusia (SDM), informasi, hukum dan organisasi serta telah hasil verifikasi. 25 Tim Pengelola Jamkesmas Pusat a. Penetapan kebijakan operasional danteknis, pelaksanaan program Jamkesmas. b. Menyusun pedoman teknis pelaksanaan, penataan sasaran, penataan sarana pelayanan kesehatan (pemberi pelayanan kesehatan). c. Melaksanakan pertemuan berkala dengan pihak terkait dalam rangka evaluasi penyelenggaraan program. d. Melakukan telaah hasil verifikasi, otorisasi dan realisasi pembayaran klaim. e. Melakukan pembinaan, pengawasan dan menyusun laporan pelaksanaan. Tim Pengelola Jamkesmas Propinsi a. Mengkoordinasikan pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin sesuai kebijakan yang sudah ditetapkan b. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait dalam penyelenggaraan program Jamkesmas. c. Melakukan verifikasi, pemantauan danevaluasi. d. Melakukan analisis aspek kendali biaya, dan kendali mutu. e. Menyampaikan laporan pengelolaan penyelenggaraan program jamkesmas. 26 Tim PengelolaJamkesmasKabupaten/Kota a. Melakukan manajemen kepesertaan, manajemen pelayanan kesehatan, manajemen keuangan b. Mengkoordinasikanpelaksanaan verifikasi di PPK c. Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada Menteri Kesehatan melalui Dinas Kesehatan Propinsi setempat. 5. Puskesmas Pengertian Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat, disingkat Puskesmas, adalah Organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. (www. Wikipedia.com diakses tanggal 28 juni 2010). Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 Puskesmas adalah UPTD kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Depkes RI 1991 Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yangg juga membina peran serta masyarakat dan memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. 27 Fungsi Puskesmas 1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. 2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat . 3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat wilayah kerjanya. Proses dalam melakukan fungsinya, dilaksanakan dengan cara: 1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri. 2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaiman menggali dan menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien. 3. Memberi bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan. 4. Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat. 5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam malaksanakan program puskesmas.17 Wilayah Puskesmas Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan 17 Arikunto, Suharsini.1990. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta 28 geografis dan keadaan infrastruktur lainya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas. Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografis dan keadaan infrastruktur lainya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja Puskesmas ditetapkan oleh bupati KDH, daerah saran teknis dari kepala kantor Departemen Kesehatan kabupaten atau kodya yang telah disetujui oleh kepala kantor wilayah Departemen Kesehatan Propinsi. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk setiap Puskesmas. Untuk keperluan jangkuan pelayanan kesehatan maka Puskesmas perlu ditunjang oleh unit pelayanan kesehatan yang lebih seerhana yang disebut Puskesmas pembantu (Pustu) dan Puskesmas Keliling. Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta atau lebih, wilayah kerja Puskesmas dapat meliputi satu kelurahan. Puskesmas di ibu kota kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan Puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi Puskesmas kelurahan dan juga mempuanyai fungsi koordinasi. Pelayanan Kesehatan Menyeluruh Pelayan kesehatan yang diberikan di puskesmas adalah pelayan kesehatan yang meliputi pelayan: kuratif (pengobatan),preventif (upaya 29 pencegahan),promotif (peningkatan kesehatan ),rehabilitatif(pemulihan kesehatan) yang ditunjukan pada semua penduduk dan tidak dibedakan jenis kelamin dan golongan umur sejak dalam pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia. Pelayan Kesehatan Integrasi Sebelum ada Puskesmas, pelayan kesehatan dalam satu kecamatan terdiri dari balai pengobtan, balai kesejahteraan ibu dan anak, Usaah Hygiene Sanitasi Lingkungan, Pembernaqtsan penyakit menular, dan lain sebagainya. Usah-usah tersebut masing-masing bekerja sendiri dan langsung melapor kepada Kepala DInas Kesehatan Dati II. Petugas balai pengobatan tidak tahu apa yang terjadi di BKIA, begitu juga petugas BKIA tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh petugas Usaha Hygiene Sanitasi Lingkungan dan sebagainya. Dengan adanya system pelayanan kesehatan melalui pusat Kesehatan Masyarakat, maka berbagai kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan bersama dibawah satu koordinasi dan satu pimpinan. Kegiatan Pokok Puskesmas Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbedbeda, maka kegiatan pokok yang dapat dilaksanakan oleh sebuah Puskesmas akan berbeda pula. Namun demikian kegiatan pokok puskesmas yang seharusnya dilaksanakan adalah sebagi berikut: KIA, usaha peningkatan gizi, kesehatan lingkungan, keluarga berencana, pencegahan dan pembrantasan penyakit menular, pengobatan termasuk 30 pelayanan darurat karena kecelakaan, penyuluhan kesehatan masyarakat, kesehatan sekolah, kesehatan olah raga, perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan kerja, kesehatan gigi dan mulut, kesehatan jiwa, kesehatan mata, laboratorium sederhana kesehatan usia lanjut, pembinaan pengobatan tradisional. Pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan masyarakat terkecil dengan kata lain kegiatan pokok puskesmas ditunjukan untuk kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagaian dari masyarakat wilayah kerjanya. F. Definisi Konsepsional Dalam penelitian ini, dapat diuraikan beberapa definisi konseptual yang akan digunakan yaitu antara lain: a. Pelayanan kesehatan Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi guna memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok, dan ataupun masyarakat. b. Kepuasan pasien adalah perasaan yang dirasakan oleh seseorang setelah membandingkan antara harapan dengan hasil yang diterima dari pelayanan kesehatan. 31 G. Definisi Operasional Penelitian ini memiliki unsur-unsur guna menunjukkan suatu ukuran variabel yaitu sebagai berikut: 1. Keandalan (reliability) a. Prosedur pelayanan b. Jadwal visite (kunjungan) dokter c. Kesiapan petugas dalam memberikan pelayanan d. Kecepatan melayani pasien 2. Keresponsifan (responsiveness) a. Kemampuan perawat/dokter dalam berkomunikasi dengan pasien b. Kecepatan petugas dalam memberikan informasi c. Kemampuan dalam menanggapi keluhan pasien 3. Keyakinan (confidence) a. Keramahan dan kesopanan dari petugas rumah sakit b. Kemampuan paramedic dalam bekerja c. Kesembuhan pasien 4. Empati (emphaty) a. Pelayanan kepada pasien diberikan dengan adil b. Perhatian petugas kepada pasien c. Ketersediaan waktu untuk berkonsultasi tentang kefarmasian 5. Berwujud (tangible) a. Kebersihan dan kenyamanan ruangan b. Kelengkapan fasilitas alat kesehatan dan kelengkapan obat 32 c. Tariff pelayanan d. Ketersediaan perawat dan dokter yang memadai e. Kerapian dan kebersihan petugas H. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitin Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Menurut Arikunto penelitian deskriftif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu suatu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu tapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel gejala dan keadaan.18 Penelitian deskriptif bertujuan unuk mendeskripsikan atau melukiskan realita sosial yang kompleks yang ada pada masyarakat. 19 Dalam penelitian yang akan dilakukan ini peneliti kemudian akan mencoba mengamati dan menganalisis bagaimana tindakan pelayanan kesehatan terhadap kepuasan pasien Jamkesmas di RSUD Dr R. Soedjono Selong khususnya instalasi rawat inap. Alasan dalam pemilihan metode deskriptif ini karena metode tersebut dapat menghasilkan pengukuran yang cermat dalam phenomena sosial tertentu. 18 Mantra, Ida Bagoes. 2004. Filsafat Penelitian dan Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta : Pustaka Pelajar,Hal 38 19 Rahmawati, Dian Eka., 2010, Diktat Metode Penelitian Sosial, Ilmu Pemerintahan FISIPOL UMY, 2010,Hal 32 33 2. Jenis Data Dalam penelitian ini ada dua jenis data yang digunakan, yaitu: 1. Data primer Semua informasi mengenai konsep penelitian yang kita peroleh secara langsung dari unit analisa yang dijadikan sebagai objek penelitian.20 2. Data sekunder Data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Timur, RSUD DR. R Soedjono Selong yang dijadikan literatur untuk mendukung penelitian. 3. Unit Analisa Penelitian ini dilakukan pada pasien Jamkesmas yang menggunakan pelayanan rawat inap di RSUD Dr. R. Soedjono Selong Kabupaten Lombok Timur. 4. Populasi Populasi merupakan jumlah keseluruhan unit analisa atau objek penelitian yang memiliki karakteristik tertentu dalam sebuah penelitian.21 Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh pasien pengguna Jamkesmas di instalasi rawat inap RSUD Dr R. Soedjono Selong Kabupaten Lombok Timur. 20 21 Ibid, Hal 37 Rahmawati, Ibid, Hal 40 34 5. Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan sebagai sumber data. Dalam penelitian ini pengambilan besar sampel ditentukan dengan total sampling. Menurut Sugiyono (2007), total sampling adalah tehnik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel yaitu seluruh pasien pengguna Jamkesmas di instalasi rawat inap RSUD Dr R. Soedjono Selong Kabupaten Lombok Timur yang berjumlah 83 orang.22 Hal ini disebabkan karena selama 3 bulan penelitian, peneliti hanya mendapatkan 83 responden yang menggunakan pelayanan Jamkesmas di instalasi rawat inap RSUD Dr. R. Soedjono Selong. 6. Metode Pengambilan Sampel Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sampling aksidental. Metode sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel, berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. 7. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi / Pengamatan Langsung Yaitu metode pengumpulan data yang pengamatannya dilakukan secara langsung, secara teliti dan sistematis. Dalam pengamatan yang dilakukan ini 22 Sugiyono. 2007 . Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV Afabeta 35 akan difokuskan pada factor-faktor seperti sarana pelayanan, kondisi alat pelayanan, pelaksanaan pelayanan dan sebagainya. 2. Kuisioner Kuisioner ini ditunjuk kepada pasien atau keluarga pasien rawat inap RSUD Dr. R. Soedjono Selong. Pengumpulan data melalui kuisioner ini berpedoman dengan daftar pertanyaan yang sudah dibuat oleh peneliti. Teknik pengumpulan data dengan cara membagi daftar pertanyaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti kepada responden. 3. Dokumentasi Dokumentasi yaitu pengumpulan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan obyek penelitian, teknik dokumentasi ini menjadi pelengkap dan dapat menjadi penguat dalam penelitian. 8. Teknik Analisis Data Supaya data yang telah dikumpulkan dapat bermanfaat, maka data harus diolah dan dianalisis sehingga dapat digunakan untuk mengintepretasikan, dan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. a. Analisis kualitatif Analisis kualitatif merupakan bentuk analisis yang berdasarkan dari data yang dinyatakan dalam bentuk uraian. Analisis kualitatif ini digunakan untuk membahas dan menerangkan hasil penelitian 36 tentang berbagai gejala atau kasus yang dapat diuraikan dengan kalimat. b. Analisis kuantitatif Menurut Hasan (2006: 24), pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau rumus-rumus tertentu. Pengolahan data bertujuan mengubah data mentah dari hasil pengukuran menjadi data yang lebih halus sehingga memberikan arah untuk pengkajian lebih lanjut ( Sudjana, 2001: 128) Pengolahan data menurut Hasan (2006:24) meliputi kegiatan: 1. Editing Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah terkumpul, tujuannya untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada pencatatan dilapangan dan bersifat koreksi. 2. Coding (pengkodean) Coding adalah pemberian kode-kode pada tiap-tiap data yang termasuk dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk angka atau huruf yang memberikan petunjuk atau identitas pada suatu informasi atau data yang akan dianalisis. 3. Pemberian skor atau nilai Dalam pemberian skor digunakan skala Likert yang merupakan salah satu cara untuk menentukan skor. Kriteria 37 penilaian ini digolongkan dalam empat tingkatan dengan penilaian sebagai berikut: a. Jawaban a, diberi skor 4 b. Jawaban b, diberi skor 3 c. Jawaban c, diberi skor 2 d. Jawaban d, diberi skor 1 (sudjana, 2001: 106) 4. Tabulasi Tabulasi adalah pembuatan tabel-tabel yang berisi data yang telah diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Dalam melakukan tabulasi diperlukan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan. Tabel hasil tabulasi dapat dibentuk: a. Tabel pemindahan, yaitu tabel tempat memindahkan kode-kode dari kuisioner atau pencatatan pengamatan. b. Tabel biasa, adalah tabel yang disusun berdasar sifat responden tertentu dan tujuan tertentu c. Tabel analisis, tabel yang memuat suatu jenis informasi yang telah dianalisa ( Hasan, 2006:20) Analisa data menurut Hasan (2006: 29) adalah memperkirakan atau dengan menentukan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu (beberapa) kejadian terhadap suatu (beberapa) kejadian lainnya, serta memperkirakan/ meramalkan kejadian lainnya. Kejadian dapat dinyatakan sebagai perubahan nilai variabel. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang diperoleh baik melalui hasil kuisioner dan bantuan wawancara. 38 Untuk mengukur pendapat responden dalam penelitian ini, digunakan skala likert. Menurut Sugiono (2010:132) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel kenyataan dan indikator variabel harapan. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Dalam skala likert, jawaban yang dikumpulkan dapat berupa pernyataan positif maupun pernyataan negatif. Maka perhitungan indeks jawaban responden dilakukan dengan rumus sebagai berikut: Nilai indeks = ((F1×1) + (F2×2) + (F3×3) + (F4×4)) / 83 Dimana : F1 adalah frekuensi jawaban responden yang menjawab 1 F2 adalah frekuensi jawaban responden yang menjawab 2 F3 adalah frekuensi jawaban responden yang menjawab 3 F4 adalah frekuensi jawaban responden yang menjawab 4 83 adalah jumlah responden dalam penelitian ini 9. Sumber Data Dalam penelitian ini, data-data yang diperoleh yaitu dari berbagai pihak yang relevan yaitu dari pengguna jasa layanan jamkesmas rawat inap RSUD Dr. R. Soedjono Selong, baik pasien maupun keluarga pasien yang akan diambil dari berbagai kelas, golongan, pekerjaan, umur, jenis kelamin sehingga 39 dapat merepresentatifkan pengguna jasa layanan rawat inap RSUD Dr R. Soedjono Selong. 40 BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Madiun 1. Geografis Kabupaten Lombok timur merupakan kabupaten yang terletak di ujung timur pulau Lombok dengan letak astronomis antara 116°-117° Bujur Timur dan 8°-9° Lintang Selatan, dengan batas wilayah: Sebelah Barat : Kab Lombok Utara dan Lombok Tengah Sebelah Timur : Selat Alas Sebelah Utara : Laut Jawa Sebelah Selatan : Samudra Indonesia Luas wilayah Kabupaten Lombok Timur adalah 2.679,88 km² terdiri atas daratn seluas 1.605,55 km² (59,91%) dan lautan seluas 1.074,33 km² (40, 09%). Luas daratan Kabupaten Lombok Timur mencakup 33,88% dari luas Pulau Lombok atau 7,97% dari luas daratan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kabupaten Lombok Timur terbagi atas 20 kecamatan diantaranya Keruak, Jerowaru, Sakra, Sakra Barat, Sakra Timur, Terara, Montong Gading, Sikur, Masbagik, Pringgasela, Sukamulia, Suralaga, Selong, Labuhan Haji, Suela, Aikmel, Wanasaba, Sembalun, Sambelia. 41 Table 2.1 Luas Wilayah Kabupaten Lombok Timur Menurut Kecamatan Tahun 2013 No. Nama Kecamatan Luas Wilayah Area (km²) 1. Keruak 2. Jerowaru 3. Sakra 4. Sakra Barat 5. Sakra Timur 6. Terara 7. Montong Gading 8. Sikur 9. Masbagik 10. Pringgasela 11. Sukamulia 12. Suralaga 13. Selong 14. Labuhan haji 15. Pringgabaya 16. Suela 17. Aikmel 18. Wanasaba 19. Sembalun 20. Sambelia Sumber : BPS Kabupaten Lombok Timur 40,49 142, 78 25,09 32,30 37,04 41,41 25,66 78,27 33,17 134,26 14,49 27,02 31,68 49,57 136,20 115,01 122,92 55,89 217,08 245,22 2. Pemerintahan Kabupaten Lombok Timur terbentuk pada tanggal 14 Agustus 1958 yaitu sejak diundangkannya Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 dan UndangUndang Nomor 69 Tahun 1958. Pembentukan daerah Swatantra Tingkat II Lombok Timur secara nyata dimulai dengan diangkatnya seorang pejabat sementara Kepala Daerah dengan keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor UP.7/14/34/1958 tanggal 29 Oktober 1958 dan sebagai pejabat sementara Kepala Daerah ditetapkan Idris H.M. Djafar terhitung 1 November 1958. Setelah terbentuknya Daerah Swatantra tingkat II Lombok Timur maka dalam 42 waktu 2 tahun Kepala Daerah harus sudah membentuk Badan Legislatif (DPRD) yang akan memilih Kepala daerah. Dengan terbentuknya DPRD maka pada tanggal 29 Juli 1959 DPRD Lombok Timur berhasil memilih Anggota Dewan Pemerintah Daerah Peralihan yaitu Mamiq Djamilah, H.M. Yusi Muchsin Aminullah, Yakim, Abdul Hakim dan Ratmawa. Dalam perkembangan berikutnya DPRD II Lombok Timur dengan keputusan Nomor 1/5/II/104/1960 tanggal 9 April 1960 mencalonkan dan mengusulkan L. Muslihin sebagai Kepala Daerah yang kemudian mendapatkan persetujuan Pemerintah pusat dengan surat keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor UP.7/12/41-1602 tanggal 2 Juli 1960. Dengan demikian L. Muslihin Bupati Lombok Timur yang pertama dari hasil DPRD tingkat II Lombok timur. Pada tanggal 7 juli 2008 Lombok Timur melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) yang menetapkan tiga pasangan calon Kepala Daerah yang kemudian terpilihnya H.M. Sukiman Azny sebagai Bupati Lombok timur dan pada tahun 2013 Pemilihan Umum dilaksanakan dan terpilihlah H.M. Ali Bin Dachlan sebagai Kepala Daerah Lmbok Timur sampai sekarang. 43 Gambar 2.1 Peta wilayah daerah Kabupaten Lombok Timur Sumber : BPS Kabupaten Lombok Timur B. Gambaran Umum RSUD Dr. R. Soedjono Selong Didirikan oleh Dr. R. Soedjono pada tahun 1912 yang pada saat itu bernama Poli Pelayanan Umum hingga tahun 1932. Poli Pelayanan Umum tersebut pada tahun 1932 dikembangkan menjadi Poliklinik Perawatan dengan 44 kapasitas 10 (sepuluh tempat tidur, setara dengan Puskesmas Perawatan). Poliklinik Perawatan ini kemudian berkembang menjadi Rumah Sakit Umum Selong yang berlokasi di Puskesmas selong sekarang. Rumah Sakit Umum Dr. R. Soedjono Selong sebagai rumah sakit milik pemerintah Kabupaten Lombok Timur, sejak tahun 1993 telah ditingkatkan kelasnya dari Rumah Sakit kelas D menjadi kelas C berdasarkan SK Menkes RI No. 208/Menkes/SK/II/1993 tanggal 26 februari 1993. Pada tanggal 31 Desember 2001 RSU Selong dibawah kepemimpinan Dr. H. Muchdar mendapat pengakuan dari KARS bahwa telah memenuhi 5 standar Pelayanan Rumah Sakit yang meliputi: Administrasi Manajemen, Pelayanan Medis, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan dan Rekam Medis melalui Sertifikat Akreditasi Penuh Tingkat Dasar dengan SK. Menkes (Dirjen Pelayanan Medik) No. YM. 00.03.2.2.2034. Untuk masa berlaku 31 Desember 2001 s/d 31 Desember 2004, dan pada tanggal 27 Desember 2004 RSU Dr. R. Soedjono Selong kembali untuk ketiga kalinya mendapat pengakuan dari KARS bahwa telah lulus Akreditasi Penuh Tingkat Dasar untuk 5 Standar Pelayanan dengan SK. Menkes (Dirjen Pelayanan Medik) No. Hk.00.06.3.5.472 untuk masa berlaku 14 februari 2005 s/d 14 februari 2010. 45 STRUKTUR ORGANISASI RSUD Dr. R. SOEDJONO SELONG PERDA NOMOR 4 TAHUN 2008 TANGGAL 1 SEPTEMBER 2008 DIREKTUR BAGIAN TATA USAHA KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUBBAG PROGRAM & PELAPORAN SUBBAG KEUANGAN SUBBAG UMUM & KEPEGAWAIAN BIDANG PELAYANAN BIDANG KEPERAWATAN BIDANG PENGEMBANGAN SDM Seksi Pelayanan Medis Seksi Bimb. & Asuhan Keperawatan Seksi RM, Pelatihan & Akred. Seksi Penunjang Medis Seksi Etika Mutu & Audit Klinik Kep. Seksi Sarana dan Prasarana 46 B.1 Visi, Misi, Moto dan Tujuan 1. Visi “RUMAH SAKIT BERMUTU DAN PROFESIONAL UNTUK SELURUH LAPISAN MASYARAKAT” 2. Misi a. Memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna sesuai setandar dan menjamin keselamatan serta mengutamakan kepuasan pasien. b. Melengkapi berbagai jenis pelayanan sebagai wujud Rumah Sakit Rujukan Spesialistik di Kabupaten Lombok Timur c. Menjadi Rumah Sakit yang profesiaonal melalui pengambangan sumber daya manusia 3. Moto “TANGGAP, RAMAH, PROFESIONAL DAN BERTAQWA” 4. Tujuan a. Tujuan Umum 1) Tujuan utama yang hendak dicapai melalui program pengembangan RSUD Dr. R. Soedjono Selong adalah memberikan pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyarakat khususnya masyarakat di Kabupaten Lombok Timur. 2) Menjadikan RSUD Dr. R. Soedjono Selong sebagai rumah sakit yang memadai untuk pelayanan dalam dunia medis berteknologi masa kini. 47 b. Tujuan Khusus 1) Peningkatan mutu pelayanan berdasarkan standar pelayanan yang telah ditetapkan. 2) Peningkatan jumlah dan jenis tenaga kesehatan khususnya tenaga dokter spesialis 3) Terwujudnya RS yang bersih, indah, tertib dan aman 4) Meningkatkan semangat kerja dan kesejahteraan karyawan 5) Meningkatkan kwalitas dan kwantitas SDM B.2 Sumber Daya Rumah Sakit 1. Rawat Jalan a. Poliklinik Anak b. Poliklinik Bedah c. Poliklinik Penyakit Dalam d. Poliklinik Kebidanan e. Poliklinik THT f. Poliklinik Mata g. Poliklinik Syaraf h. Poliklinik Gigi i. Poliklinik Fisioterafi j.Klinik Konsultasi Gizi k. Tumbuh Kembang l. Poliklinik KB 48 2. Rawat Inap a. Ruang Perawatan Internal I b. Ruang Perawatan Internal II c. Ruang Perawatan Bedah d. Ruang Perawatan Anak e. Ruang Perawatan Nifas f. Ruang Perawatan Neonatus g. Ruang Perawatan VIP h. Ruang Perawatan VIP DR i. Ruang Peraawatan Mata j. Ruang Perawatan Askes B.3 Fasilitas SDM Tenaga yang tersedia di RSUD Dr. R. Soeddjono Selong didukung oleh berbagai latar belakang pendidikan baik Medis, Paramedis maupun Non Medis. Dengan gambaran sebagai berikut: Tabel 2.2 No PENDIDIKAN I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 TENAGA MEDIS Dokter Spesialis Obgyn Dokter Spesialis Bedah Dokter Spesialis Penyakit Dalam Dokter Spesialis Mata Dokter spesialis Anastesi Dokter Spesialis Anak Dokter Spesialis Syaraf Dokter Spesialis Orthopedi Dokter Spesilis THT NON PNS KONTRAK SUKARELA L P L P PNS JUMLAH L P 1 - 1 - - - 2 1 1 2 - - - - 1 3 1 2 - - - - - 1 2 1 1 1 - - - - - 1 1 1 - 1 - - - - 1 49 10 11 12 Dokter Spesialis Patologi Klinik Dokter Umum Dokter Gigi Jumlah - 1 - - - - 1 15 1 25 11 1 16 6 7 9 9 - - 41 2 57 4 30 34 12 1 37 1 19 1 71 - - 20 54 2 138 3 35 9 1 4 1 267 TENAGA KEPERAWATAN II 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 S-1Keperawatan + Ners S-1 Keperawatan D-IV Keperawatan Bedah Akademi Keperawatan D-IV Kebidanan Akademi Kebidanan SPK D-I Bedah Bidan / P2B / D-I Bidan D-3 Anastesi Jumlah 3 22 2 23 5 1 56 1 31 48 2 16 3 4 1 106 TENAGA NON PERAWATAN III 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Apoteker S1 Kesehatan Masyarakat S1 Biologi (S.si) D-IV Analisis Kesehatan Akademi Analisis Kesehatan S1 Fisioterapi D-IV Fisioterapi Akademi Fisioterapi Akademi Kesehatan Gigi Akademi Gizi Akademi Kesehatan Lingkungan Akademi Penata Rontgen D-IV ATEM Akademi Tehnik Elektromedis Akademi Rekam Medis Akademi Refraksi Mata SMAK / Analis Kesehatan D-III Farmasi SMF / Asisten Apoteker SPRG / SPTG Jumlah 1 4 2 1 1 1 2 4 4 3 1 8 1 1 6 - - 4 2 4 1 1 1 - - - 9 10 5 1 13 1 1 2 2 7 2 3 3 1 2 2 1 24 3 1 3 1 1 1 38 1 1 2 1 1 1 16 - - 8 1 4 4 1 3 1 3 2 79 50 IV TENAGA NON KESEHATAN 1 S-2 Hukum (MH) 2 S-2 MPH 3 S-2 Magister Manajemen (MM) 4 S-1 Hukum 5 S-1 Psikologi 6 S-1 Ekonomi 7 S-1 Akutansi 8 S-1 Administrasi 9 S-1 Sospol 10 S-1 Pendidikan 11 S-1 Sistem Informasi/ Tehnik Komputer 12 D-3 Manajemen/ Adm 13 D-3 Perpajakan 14 D-3 Perpustakaan 15 D-3 Manajemen Informatika Komputer 16 D-3 Manajemen Rumah Sakit 17 D-2 Manajemen Informatika 18 D-1 Komputer 19 D-1 Tehnik Transfusi Darah 20 D-1 Desain Grafik 21 D-1 Manajemen 22 SMU/ Sederajat 23 SLTP 24 SD Jumlah Total 1 2 2 - - - - - 1 2 2 1 3 6 - 2 1 1 1 1 - 1 2 1 2 2 1 - - - 2 2 7 1 8 1 2 2 1 - 1 1 - - 1 - - 1 1 1 1 1 1 2 2 1 13 2 24 120 - - 1 2 3 3 1 1 163 22 11 240 644 36 7 1 61 166 1 1 1 1 25 89 6 7 6 4 47 108 207 151 51 BAB III ANALISA DATA A. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah pasien yang mengunakan jasa pelayanan kesehatan di instalasi rawat inap RSUD Dr. R. Soedjono Selong Kabupaten Lombok Timur dengan jumlah sample 83 responden. Karena peneliti mengunakan teknik Nonprobality sampling sehingga responden berasal dari berbagai kalangan. Dari total responden tersebut dapat dikategorikan berdasarkan karakteristik-karakteristik yang ada pada responden. Karakteristik-karakteristik tersebut berdasarkan jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, umur dan alamat yang disajikan pada berbagai tabel. 1. Responden Berdaarkan Jenis Kelamin Tabel 3.1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Jumlah/Frekwensi 1. 2. Laki-laki Perempuan Total Sumber: Kuisioner, diolah. 2014 33 50 83 52 Persen (%) 40 60 100 2. Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel 3.2. Responden Berdasarkan Pendidikan No. 1. 2. 3. 4. Jenis Pendidikan Jumlah/Frekwensi Persen (%) SD/Sederajat 17 20 SMP/Sederajat 34 41 SMA/Sederajat 26 31 Perguruan Tinggi/Akademi 6 7 Total 83 Sumber: Kuisioner, diolah. 2014 3. Responden Berdasarkan Pekerjaan Tabel 3.3. Responden Berdasarkan Pekerjaan No. 1. 2. 3. Jenis Pekerjaan Jumlah/Frekwensi Pelajar/Mahasiswa 13 Pegawai Negeri Sipil 0 Wiraswasta 70 Total 83 Sumber: Kuisioner, diolah. 2014 Persen (%) 16 0 84 Diagram 3.3. Jumlah responden berdasarkan jenis pekerjaan (P=83) 4. Responden Berdasarkan Umur Tabel 3.4. Responden Berdasarkan Umur No. 1. 2. 3. 4. 5. Umur (Tahun) Jumlah/Frekwensi 15 – 20 12 21 – 30 16 31 – 40 24 41 – 50 21 > 50 10 Total 83 Sumber: Kuisioner, diolah. 2014 Persen (%) 14 19 29 25 12 Diagram 3.4. Jumlah responden berdasarkan umur (P=83) 53 5. Responden Berdasarkan Alamat Tabel 3.5. Responden Berdasarkan Alamat No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Total Alamat Keruak Jerowaru Sakra Sakra barat Sakra timur Terara Montong gading Sikur Masbagik Pringgasela Sukamulia Suralaga Selong Labuhan haji Pringgabaya Suela Aikmel Wanasaba Sembalun Sambelia Jumlah/Frekwensi 3 0 2 1 0 18 4 7 5 1 5 2 10 7 2 0 10 4 0 2 83 Persen (%) 4 0 2 1 0 22 5 8 6 1 6 2 12 8 2 0 12 5 0 2 Sumber: Kuisioner, diolah. 2014 Diagram 3.5. Jumlah responden berdasarkan alamat (P=83) 54 B. Analisis Kepuasan Pelanggan 1. Keandalan (Realibility) 1.1 Prosedur Pelayanan Yang Jelas Tabel 3.6. Distribusi frekwensi realita dan harapan atas prosedur pelayanan di RSUD R. Soedjono Selong Indikator Realita S u Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju m Setuju Sangat Setuju b Jumlah a Nilai Realita F % 0 0 2 2 60 72 21 25 83 100 Indikator Harapan Tidak Penting Kurang Penting Penting Sangat Penting Jumlah Nilai Harapan f % 0 0 1 1 60 72 22 27 83 100 sumber :Kuisioner, diolah. 2014 Terkait prosedur pelayanan peneliti bertanya secara langsung kepada responden bersangkutan. Bagaimana prosedur pelayanan yang ada di RSUD Dr. R. Soedjono Selong ini? “Prosedur pelayanan di RSUD Dr. R. Soedjono sudah jelas kok, pas baru daftar langsung dilayani dengan cepat (wawancara tanggal 20 agustus 2014)” Indikator berdasarkan kenyatan responden: Indeks : (( 0 x 1 ) + (2 x 2 ) + ( 60 x 3 ) + ( 21 x 4 )) / 83 : ( 0 + 4 + 180 + 84 ) / 83 : 268 / 83 : 3,22 Hasil indeks berdasarkan kenyataan pasien RSUD Dr. R. Soedjono Selong pada prosedur pelayanan sebesar 3,22. Nilai ini termasuk dalam 55 kategori baik , hal ini dapat disimpulkan bahwa prosedur pelayanan yang diberikan oleh RSUD Dr. R. Soedjono selong sudah jelas. Indeks berdasarkan harapan responden Indeks : (( 0 x 1 ) + ( 1 x 2 ) + ( 60 x 3 ) + (22 x 4 )) / 83 : (0 + 2 + 180 + 88 ) / 83 : 270 / 83 : 3,25 Hasil indeks tersebut bahwa pasien memilikiharapan atas kejelasan prosedur pelayanan sebesar 3,25. Dari indeks kenyataan dan harapan pasien Jamkesmas di instalasi rawat inap dapat disimpulkan bahwa prosedur pelayanan yang diberikan RSUD Dr. R. Soedjono Selong masuk dalam kategori baik. 1.2 Jadwal Kunjungan Dokter Tepat Waktu Tabel 3.7. Distribusi frekwensi realita dan harapan atas prosedur pelayanan di RSUD R. Soedjono Selong Indikator Realita Nilai Realita F % Sangat Tidak Setuju 0 0 Tidak Setuju 12 14 Setuju 68 82 Sangat Setuju 3 4 Jumlah 83 100 Sumber: Kuisioner, diolah. 2014 56 Indikator Harapan Tidak Penting Kurang Penting Penting Sangat Penting Jumlah Nilai Harapan f 0 8 67 8 83 % 0 10 80 10 100 Indikator berdasarkan kenyatan responden: Indeks : (( 0 x 1 ) + (12 x 2 ) + (68 x4 ) + ( 3 x 4 )) / 83 : ( 0 + 24 + 272 + 12 ) / 83 : 308 / 83 : 3,71 Berdasarkan hasil indeks tersebut , realita pada unsur ini yaitu jadwal kunjung dokter tepat waktu sebesar 3,71 yang masuk dalam kategori baik. Nilai ini dapat diartikan bahwa dokter selalu tepat waktu dalam mengunjungi pasien Jamkesmas di instalasi rawat inap RSUD Dr. R. Soedjono Selong. Namun ada 12 responden tidak setuju dengan jadwal kunjung dokter tepat waktu hal ini disebabkan karena keterbatasan SDM yang dimiliki RSUD sehingga tidak mampu melayani semua pasien dengan tepat waktu. Indeks berdasarkan harapan responden Indeks : (( 0 x 1 ) + (8 x2 ) + ( 67 x 3 ) + (8 x 4 )) / 83 : ( 0 + 16 + 201 + 32 ) / 83 : 249 / 83 :3 Hasil indeks berdasarkan harapan yaitu 3. Terkait hal ini kedua nilai indeks pada unsur ini dapat dibandingkan bahwa nilai indeks berdasarkan kenyataan sebesar 3,71 dan nilai indeks berdasarkan harapan 3. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kenyataan yang diberikan oleh RSUD Dr. R. Soedjono Selong sudah menjawab 57 harapan pasien, oleh karena itu jadwal kunjung dokter masuk dalam kategori baik. 1.3 Kesiapan Petugas Dalam Memberikan Pelayanan Tabel 3.8. Distribusi frekwensi realita dan harapan atas prosedur pelayanan di RSUD R. Soedjono Selong Indikator Realita Nilai Realita f % Sangat Tidak Setuju 0 0 Tidak Setuju 0 0 Setuju 79 95 Sangat Setuju 4 5 Jumlah 83 100 Sumber: Kuisioner, diolah. 2014 Indikator Harapan Tidak Penting Kurang Penting Penting Sangat Penting Jumlah Nilai Harapan f 0 3 71 9 83 % 0 4 86 10 100 Indikator berdasarkan kenyataan responden: Indeks : (( 0 x 1 ) + (0 x 2 ) + (79 x 3 ) + ( 4 x 4 )) / 83 : ( 0 + 0 + 237 + 16 ) / 83 : 253 / 83 : 3,04 Kenyataan pada unsur petugas selalu siap dalam memberikan pelayanan yaitu sebesar 3,04, yang artinya bahwa petugas RSUD Dr. R. Soedjono Selong selalu siap dalam memberikan pelayanan kepada pasien Jamkesmas di instalasi rawat inap. Berdasarkan hasil indeks diatas maka kesiapan petugas dalam memberikan pelayanan masuk kategori baik. 58 Indeks berdasarkan harapan responden Indeks : (( 0 x1 ) + ( 3 x 2 ) + ( 71 x 3 ) + (9 x4 )) / 83 : ( 0 + 6 + 213 + 36 ) / 83 : 255 / 83 : 3,07 Nilai indeks berdasarkan harapan pasien sebesar 3,07, artinya bahwa harapan pasien Jamkesmas di instalasi rawat inap sudah masuk dalam kategori baik. Berdasarkan nilai kenyataan dan harapan pasien maka dapat disimpulkan bahwa petugas RSUD Dr. R. Soedjono Selong selalu siap dalam memberikan pelayanan kepada pasien Jamkesmas di instalasi rawat inap. 1.4 Petugas Cepat Dalam Melayani Pasien Tabel 3.9. Distribusi frekwensi realita dan harapan atas prosedur pelayanan di RSUD R. Soedjono Selong Indikator Realita Nilai Realita f % Sangat Tidak Setuju 0 0 Tidak Setuju 18 22 Setuju 59 71 Sangat Setuju 6 7 Jumlah 83 100 Sumber: Kuisioner, diolah. 2014 Indikator Harapan Tidak Penting Kurang Penting Penting Sangat Penting Jumlah Nilai Harapan f 0 4 63 16 83 % 0 5 76 19 100 Terkait hal ini peneliti mewawancarai responden yaitu inaq maryatun mengatakan “ Petugas di RSUD Dr. R. Soedjono selong sudah cepat kok dalam menanggapi semua keluhan-keluhan kita (wawancara tanggal 22 agustus 2014)” 59 Indikator berdasarkan kenyatan responden: Indeks : (( 0 x 1 ) + ( 18 x2 ) + ( 59 x 3 ) + ( 6 x 4 )) / 83 : ( 0 + 36 + 177 + 24 ) / 83 : 237 / 83 : 2,85 Berdasarkan hasil indeks tersebut, kenyataan pada unsur petugas cepat dalam melayani pasien sebesar 2,85 yang masuk dalam kategori baik. Nilai ini dapat diartikan bahwa dalam melayani pasien, Petugas di instalasi rawat inap RSUD Dr. R. Soedjono Selong sudah bertindak dengan cepat. Ada 18 responden yang tidak setuju dengan kecepatan petugas dalam melayani pasien, ini disebabkan karena sebagian pasien merasa petugas lambat dalam melayani pasien yang sakitnya tidak terlalu parah. Indeks berdasarkan harapan responden Indeks : (( 0 x 1 ) + ( 4 x 2 ) + (63 x 3 ) + ( 16 x 4 )) / 83 : ( 0 + 8 + : 261 189 + 64 ) / 83 / 83 : 3,14 Berdasarkan hasil indeks harapan pasien Jamkesmas di instalasi rawat inap RSUD Dr. R. Soedjono Selong sebesar 3,14, dan kenyataan yang diberikan petugas kepada pasien Jamkesmas sebesar 2,85, artinya bahwa kenyataan yang diberikan petugas di instalasi rawat inap RSUD Dr. R. Soedjono Selong masih belum sesuai dengan harapan pasien Jamkesmas. 60 2. Keresposifan (Responsiveness) 2.1 Kemampuan Perawat/Dokter Dalam Berkomunikasi Dengan Pasien Tabel 3.10. Distribusi frekwensi realita dan harapan atas prosedur pelayanan di RSUD R. Soedjono Selong Indikator Realita Nilai Realita f % Sangat Tidak Setuju 0 0 Tidak Setuju 8 10 Setuju 51 61 Sangat Setuju 24 29 Jumlah 83 100 Sumber: Kuisioner, diolah. 2014 Indikator Harapan Tidak Penting Kurang Penting Penting Sangat Penting Jumlah Nilai Harapan f 0 8 51 24 83 % 0 10 61 29 100 Indikator berdasarkan kenyatan responden: Indeks : (( 0 x 1 ) + ( 8 x 2 ) + (51 x 3 ) + ( 24 x4 )) / 83 : ( 0 + 16 + 153 + 96 ) / 83 : 265 / 83 : 3,19 Berdasarkan hasil indeks tersebut, kenyataan pada unsur kemampuan perawat/dokter dalam berkomunikasi dengan pasien yaitu sebesar 3,19 yang masuk dalam kategori baik. Indeks berdasarkan harapan responden Indeks : (( 0 x 1 ) + ( 8 x2 ) + ( 51 x 3 ) + ( 24 x 4 )) / 83 : ( 0 + 16 : 265 + 153 + 96 ) / 83 / 83 : 3,19 61 Hasil indeks berdasarkan harapan yaitu sebesar 3,19, harapan pasien Jamkesmas terhadap sikap perawat/dokter dalam berkomunikasi dengan pasien masuk dalam kategori baik. Nilai harapan ini sesuai dengan kenyataan yang diberikan petugas di instalasi rawat inap, artinya bahwa nilai kenyataan dan harapan yang diberikan kepada pasien jamkesmas di instalasi rawat inap RSUD Dr. R. Soedjono Selong sudah masuk dalam kategori baik. 2.2 Kecepatan Petugas Dalam Memberikan Informasi Tabel 3.11. Distribusi frekwensi realita dan harapan atas prosedur pelayanan di RSUD R. Soedjono Selong Indikator Realita Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Jumlah Nilai Realita f % 0 0 11 13 64 77 8 10 83 100 Sumber: Kuisioner, diolah. 2014 Indikator Harapan Tidak Penting Kurang Penting Penting Sangat Penting Jumlah Nilai Harapan f 0 9 62 12 % 0 11 75 14 83 100 Indikator berdasarkan kenyatan responden: Indeks : (( 0 x 1 ) + ( 11 x 2 ) + ( 64 x 3 ) + (8 x4 )) / 83 : ( 0 + 22 + 192 + 32 ) / 83 : 246 / 83 : 2,96 62 Berdasarkan hasil indeks tersebut, kenyataan pada kecepatan petugas dalam memberikan informasi yaitu sebesar 2,96 yang masih dalam kategori baik. Nilai ini dapat diartikan bahwa petugas di instalasi rawat inap RSUD Dr. R. Soedjono Selong sudah cepat dalam memberikan informasi kepada pasien Jamkesmas. Indeks berdasarkan harapan responden Indeks : (( 0 x 1 ) + ( 9 x2 ) + ( 62 x 3 ) + (12 x 4 )) / 83 : ( 0 + 18 + 186 + 48 ) / 83 : 252 / 83 : 3,03 Hasil indeks berdasarkan harapan yaitu sebesar 3,03, artinya bahwa kecepatan petugas dalam memberikan informasi dianggap sangat penting bagi pasien Jamkesmas. Berdasarkan nilai indeks kenyataan yang diberikan petugas kepada pasien Jamkesmas tidak sebanding dengan harapan pasien Jamkesmas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kenyataan dalam aspek kecepatan petugas dalam memberikan informasi kepada pasien masih belum sesuai dengan harapan pasien Jamkesmas. 63 2.3 Kemampuan Petugas Dalam Menanggapi Keluhan Pasien Tabel 3.12. Distribusi frekwensi realita dan harapan atas prosedur pelayanan di RSUD R. Soedjono Selong Nilai Realita Indikator Realita f % Sangat Tidak Setuju 0 0 Tidak Setuju 2 2 Setuju 69 83 Sangat Setuju 12 15 Jumlah 83 100 Sumber: Kuisioner, diolah. 2014 Indikator Harapan Tidak Penting Kurang Penting Penting Sangat Penting Jumlah Nilai Harapan f 0 5 64 14 83 % 0 6 77 17 100 Indikator berdasarkan kenyatan responden: Indeks : (( 0 x 1 ) + ( 2 x 2 ) + ( 69 x 3 ) + (12 x 4 )) / 83 : ( 0 + 4 + 207 + 48 ) / 83 : 259 / 83 : 3,12 Berdasarkan hasil indeks tersebut diatas, realita pada unsur kemampuan dalam menanggapi keluhan pasien sebesar 3,12 yaitu termasuk dalam kategori baik. Nilai ini dapat diartikan bahwa kemampuan petugas dalam merespon keluhan pasien termasuk dalam kategori baik. Indeks berdasarkan harapan responden Indeks : (( 0 x 1 ) + ( 5 x 2 ) + ( 64 x3 ) + (14 x 4 )) / 83 : ( 0 + 10 : 258 + 192 + 56 ) / 83 / 83 : 3,10 64 Hasil indeks berdasarkan harapan sebesar 3,10, artinya bahwa kemampuan petugas dalam merespon keluhan pasien sudah sebanding dengan kenyataan yang diberikan petugas RSUD kepada pasien jamkesmas. 3. Keyakinan (Confidence) 3.1 Keramahan dan Kesopanan dari petugas Rumah Sakit Tabel 3.13. Distribusi frekwensi realita dan harapan atas prosedur pelayanan di RSUD R. Soedjono Selong Nilai Realita Indikator Realita f % Sangat Tidak Setuju 0 0 Tidak Setuju 3 4 Setuju 61 73 Sangat Setuju 19 23 Jumlah 83 100 Sumber: Kuisioner, diolah. 2014 Indikator Harapan Tidak Penting Kurang Penting Penting Sangat Penting Jumlah Nilai Harapan f 0 3 57 23 83 % 0 3 69 28 100 Terkait keramahan dan kesopanan dari petugas rumah sakit peneliti mewawancarai salah satu responden yaitu bapak ilham mengatakan bahwa “ perugasnya sudah ramah dan sopan kok, kance pasien no tao ( sama pasien itu baik) ndekn semele-mele ( tidak sesuka hati) yang jelas sama saya baik (wawancara tanggal 27 agustus 2014)” Indikator berdasarkan kenyatan responden: Indeks : (( 0 x 1 ) + ( 3 x2 ) + ( 61 x 3 ) + ( 19 x 4 )) / 83 : ( 0 + 6 + 183 + 76 ) / 83 : 265 / 83 : 3,19 65 Berdasarkan hasil nilai indeks tersebut, kenyataan pada unsur keramahan dan kesopanan petugas yaitu sebesar 3,19 tetmasuk dalam kategori baik. Nilai ini dapat diartikan bahwa dalam memberikan pelayanan kepada pasien jamkesmas, petugas rawat inap RSUD Dr. R. Seodjono Selong bersikap ramah dan sopan kepada pasien dan keluarga pasien. Indeks berdasarkan harapan responden Indeks : (( 0 x 1 ) + ( 3 x 2 ) + ( 57 x 3 ) + (23 x4 )) / 83 : ( 0 + 6 + 171 + 92 ) / 83 : 269 / 83 : 3,24 Hasil indeks berdasarkan harapan pasien yaitu sebesar 3,24, artinya bahwa keramahan dan kesopanan petugas kepada pasien dan keluarga pasien sangat penting. Berdasarkan nilai harapan pasien dalam unsur keramahan dan kesopanan petugas kepada pasien masih belum sesuai dengan realita yang ada. 66 3.2 Kemampuan Paramedis Dalam Bekerja Tabel 3.14. Distribusi frekwensi realita dan harapan atas prosedur pelayanan di RSUD R. Soedjono Selong Nilai Realita Indikator Realita f % Sangat Tidak Setuju 0 0 Tidak Setuju 1 1 Setuju 69 83 Sangat Setuju 13 16 Jumlah 83 100 Sumber: Kuisioner, diolah. 2014 Indikator Harapan Tidak Penting Kurang Penting Penting Sangat Penting Jumlah Nilai Harapan F 0 3 64 16 83 % 0 4 77 19 100 Indikator berdasarkan kenyatan responden: Indeks : (( 0 x 1 ) + ( 1 x 2 ) + ( 69 x 3 ) + ( 13 x 4 )) / 83 : ( 0 + 2 + 207 + 52 ) / 83 : 261 / 83 : 3,14 Berdasarkan hasil indeks tersebut, realita pada unsur kemampuan paramedis dalam bekerja yaitu sebesar 3,14 yang termasuk dalam kategori baik. Nilai ini dapat diartikan bahwa kemampuan paramedis di RSUD Dr. R. Soedjono Selong khususnya kepada pasien jamkesmas di instalasi rawat inap sudah mampu berkerja dengan baik dan sesuai dengan profesi masing-masing. Indeks berdasarkan harapan responden Indeks : (( 0 x 1 ) + ( 3 x 2 ) + ( 64 x3 ) + ( 16 x 4 )) / 83 : ( 0 + 6 + 192 + 64 ) / 83 67 : 262 / 83 : 3,15 Hasil indeks berdasarkan harapan yaitu sebesar 3,15, terkait hal ini dapat diartikan bahwa kemampuan paramedis di RSUD Dr. R. Soedjono Selong khususnya kepada pasien jamkesmas di instalasi rawat inap sudah sesuai dengan kenyataan yang diberikan petugas kepada pasien jamkesmas. 3.3 Pemeriksaan Pasien Dilakukan Sesuai Prosedur Tabel 3.15. Distribusi frekwensi realita dan harapan atas prosedur pelayanan di RSUD R. Soedjono Selong Nilai Realita f % Sangat Tidak Setuju 0 0 Tidak Setuju 10 12 Setuju 70 84 Sangat Setuju 3 4 Jumlah 83 100 Sumber: Kuisioner, diolah. 2014 Indikator Realita Indikator Harapan Tidak Penting Kurang Penting Penting Sangat Penting Jumlah Nilai Harapan F 0 4 73 6 83 % 0 5 88 7 100 Indikator berdasarkan kenyatan responden: Indeks : (( 0 x 1 ) + ( 10 x 2 ) + ( 70 x 3 ) + ( 3 x 4 )) / 83 : ( 0 + 20 : 242 + 210 + 12 ) / 83 / 83 : 2,91 Berdasarkan hasil indeks tersebut, realita pada unsur pemeriksaam pasien sesuai dengan prosedur yaitu sebesar 2,91 yang masih dalam 68 kategori baik. Nilai ini dapat diartikan bahwa pemeriksaan kepada pasien jamkesmas di RSUD Dr. R. Soedjono selong khususnya di instalasi rawat inap sudah sesuai dengan prosedur. Indeks berdasarkan harapan responden Indeks : ((0 x 1 ) + ( 4 x2 ) + ( 73 x 3 ) + ( 6 x 4 )) / 83 : ( 0 + 8 + 219 + 24 ) / 83 : 251 / 83 : 3,02 Hasil indeks berdasarkan harapan pasien yaitu sebesar 3,02, kategori ini termasuk dalam kategori baik. Nilai kenyataan yang diberikan petugas di RSUD Dr. R. Soedjono Selong masih belum sesuai dengan harapan pasien. 4. Empati (Emphaty) 4.1 Pelayanan Kepada Pasien Diberikan Dengan Adil Tabel 3.16. Distribusi frekwensi realita dan harapan atas prosedur pelayanan di RSUD R. Soedjono Selong Nilai Realita Indikator Realita f % Sangat Tidak Setuju 0 0 Tidak Setuju 18 22 Setuju 62 75 Sangat Setuju 3 4 Jumlah 83 100 Sumber: Kuisioner, diolah. 2014 69 Indikator Harapan Tidak Penting Kurang Penting Penting Sangat Penting Jumlah Nilai Harapan F 0 5 62 16 83 % 0 6 75 19 100 Terkait keadilan petugas dalam memberikan pelayanan kepada pasien peneliti mewaancarai satu responden yaitu papuq soh mengatakan bahwa “ selameng tiang leq te pelayanan rumah sakit ni adil-adil doang, laguk lamun arak keluargen nyeken sekarat ndek tebeng tame bejage leq dalem. (selama saya disini pelayanan yang diberikan rumah sakit adil-adil saja, tapi kalo ada keluarga yang lagi sekarat kita tidak dikasi masuk kedalam untuk jaga), (wawancara tanggal 28 agustus 2014)” Indikator berdasarkan kenyatan responden: Indeks : (( 0 x 1 ) + ( 18 x2 ) + ( 62 x3 ) + ( 3 x 4 )) / 83 : ( 0 + 36 : 234 + 186 + 12 ) / 83 / 83 : 2,81 Berdasarkan hasil indeks tersebut, realita pada unsur keadilan petugas dalam memberikan pelayanan kepada pasien jamkesmas yaitu sebesar 2,81 yang masih dalam kategori baik. Nilai ini dapat diartikan bahwa petugas di instalasi rawat inap RSUD Dr. R. Soedjono Selong adil dalam memberikan pelayanan kepada pasien jamkesmas. Ada beberapa responden yang tidak setuju dengan unsur keadilan petugas dalam memberikan pelayanan kepada pasien, 18 responden menjawab tidak setuju dikarenakan pasien merasa petugas pilih kasih kepada pasien yang sakitnya parah dengan sakitnya yang biasa-biasa saja. Indeks berdasarkan harapan responden Indeks : (( 0 x 1 ) + ( 5 x2 ) + ( 62 x 3 ) + ( 16 x4 )) / 83 : ( 0 + 10 + 186 + 64 ) / 83 : 260 / 83 : 3,13 70 Hasil indeks berdasarkan harapan pasien yaitu sebesar 3,13, artinya bahwa keadilan petugas dalam memberikan pelayanan kepada pasien sangat penting. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kenyataan dalam unsur keadilan petugas dalam memberikan pelayanan kepada pasien di instalasi rawat inap RSUD Dr. R. Soedjono Selong masih be;um sesuai dengan harapan pasien jamkesmas. 4.2 Perhatian Petugas Kepada Pasien Tabel 3.17. Distribusi frekwensi realita dan harapan atas prosedur pelayanan di RSUD R. Soedjono Selong Nilai Realita f % Sangat Tidak Setuju 0 0 Tidak Setuju 4 5 Setuju 66 80 Sangat Setuju 13 16 Jumlah 83 100 Sumber: Kuisioner, diolah. 2014 Indikator Realita Indikator Harapan Tidak Penting Kurang Penting Penting Sangat Penting Jumlah Nilai Harapan F 0 4 74 5 83 % 0 5 89 6 100 Indikator berdasarkan kenyatan responden: Indeks : (( 0 x 1 ) + ( 4 x 2 ) + ( 66 x 3 ) + ( 13 x4 )) / 83 : ( 0 + 8 + 198 + 52 ) / 83 : 258 / 83 : 3,10 Berdasarkan hasil indeks tersebut, realita pada unsur perhatian kepada pasien yaitu sebesar 3,10 yang termasuk dalam kategori baik. Nilai ini dapat diartikan bahwa petugas sudah memberikan perhatian yang baik 71 kepada pasien jamkesmas di RSUD Dr. R. Soedjono Selong khususnya di instalasi rawat. Indeks berdasarkan harapan responden Indeks : (( 0 x 1 ) + ( 4x 2 ) + ( 74 x 3 ) + ( 5 x 4 )) / 83 : ( 0 + 8 + 222 + 20 ) / 83 : 250 / 83 : 3,01 Hasil indeks berdasarkan harapan yaitu sebesar 3,01 dan nilai indeks kenyataan yaitu sebesar 3,10. Terkait hal ini dapat disimpulkan bahwa dalam memberikan perhatian kepada pasien jamkesmas petugas di instalasi rawat inap RSUD Dr. R. Soedjono Selong sudah memenuhi harapan pasien jamkesmas. 4.3 Pihak Instalasi Farmasi memberikan Pelayanan Konsultasi Kepada Pasien Atau Keluarga Tabel 3.18. Distribusi frekwensi realita dan harapan atas prosedur pelayanan di RSUD R. Soedjono Selong Nilai Realita Indikator Realita f % Sangat Tidak Setuju 0 0 Tidak Setuju 4 5 Setuju 76 92 Sangat Setuju 3 3 Jumlah 83 100 Sumber: Kuisioner, diolah. 2014 72 Indikator Harapan Tidak Penting Kurang Penting Penting Sangat Penting Jumlah Nilai Harapan F 0 3 80 0 83 % 0 4 96 0 100 Indikator berdasarkan kenyatan responden: Indeks : (( 0 x 1 ) + ( 4 x2 ) + ( 76 x 3 ) + ( 3 x 4 )) / 83 : ( 0 + 8 + 228 + 12 ) / 83 : 248 / 83 : 2,98 Berdasarkan hasil indeks tersebut, realita pada unsur pelayanan konsultasi pasien Atau Keluarga kepada pihak farmasi yaitu sebesar 2,98 yang masih dalam kategori baik. Nilai ini dapat diartikan bahwa ptugas farmasi sudah memberikan pelayanan konsultasi kepada pasien dan keluarga. Indeks berdasarkan harapan responden Indeks : (( 0 x 1 ) + ( 3 x2 ) + ( 80 x 3 ) + ( 0 x 4 )) / 83 : ( 0 + 6 + 240 + 0 ) / 83 : 246 / 83 : 2,96 Hasil indeks harapan yaitu sebesar 2,96 dan nilai indeks kenyataan sebesar 2,98, artinya bahwa kenyataan yang diberikan petugas farmasi RSUD Dr. R. Soedjono Selong sudah sesuai dengan harapan pasien jamkesmas. 73 5. Berwujud (Tangible) 5.1 Kebrsihan dan Kenyamanan Ruangan Tabel 3.19. Distribusi frekwensi realita dan harapan atas prosedur pelayanan di RSUD R. Soedjono Selong Nilai Realita Indikator Realita f % Sangat Tidak Setuju 0 0 Tidak Setuju 7 7 Setuju 74 89 Sangat Setuju 2 2 Jumlah 100 83 Sumber: Kuisioner, diolah. 2014 Indikator Harapan Tidak Penting Kurang Penting Penting Sangat Penting Jumlah Nilai Harapan f 0 6 75 2 83 % 0 7 90 3 100 Indikator berdasarkan kenyatan responden: Indeks : (( 0 x 1 ) + ( 7 x 2 ) + ( 74 x 3 ) + ( 2 x 2 )) / 83 : ( 0 + 14 + 222 + 4 ) / 83 : 240 / 83 : 2,89 Berdasarkan hasil indeks tersebut, realita pada unsur kebersihan dan kenyamanan yaitu sebesar 2,89 masuk dalam kategori cukup baik. Nilai ini dapat diartikan bahwa kebersihan dan kenyamanan ruangan sudah cukup baik. Indeks berdasarkan harapan responden Indeks : (( 0 x 1 ) + ( 6 x 2 ) + ( 75 x 3 ) + (2 x 4 )) / 83 : ( 0 + 12 + 225 + 8 ) / 83 : 245 / 83 : 2,95 74 Hasil indeks berdasarkan harapan yaitu sebesar 2,95. Nilai ini dapat diartikan bahwa kebersihan dan kenyamanan ruangan sangat penting bagi pasien maupun keluarga. Berdasarkan realita yang menunjukkan bahwa kebersihan dan kenyamanan di ruang rawat inap khususnya ruangan pasien jamkesmas RSUD Dr. R. Soedjono Selong masih kurang, pasien jamkesmas berharap kebersihan dan kenyamanan ditingkatkan lagi. Gambar 5.1 kebersihan dan kenyamanan ruangan 75 ruangan lebih 5.2 Kelengkapan Fasilitas Kesehatan dan Obat-obatan Tabel 3.20. Distribusi frekwensi realita dan harapan atas prosedur pelayanan di RSUD R. Soedjono Selong Nilai Realita Indikator Realita f % Sangat Tidak Setuju 0 0 Tidak Setuju 18 21 Setuju 62 75 Sangat Setuju 3 4 Jumlah 100 83 Sumber: Kuisioner, diolah. 2014 Indikator Harapan Tidak Penting Kurang Penting Penting Sangat Penting Jumlah Nilai Harapan f 0 0 73 10 83 % 0 0 88 12 100 Indikator berdasarkan kenyatan responden: Indeks : (( 0 x 1 ) + ( 18 x2 ) + ( 62 x 3 ) + ( 3 x 4 )) / 83 : ( 0 + 36 + 186 + 12 ) / 83 : 234 / 83 : 2,81 Berdasarkan hasil indeks tersebut, realita pada unsur kelengkapan alatalat kesehatan dan obat-obatanyaitu sebesar 2,81 yang masuk dalam kategori cukup. Nilai ini dapat diartikan kelengkapan alat kesehatan dan obat-obatan di RSUD Dr. R. Soedjono selong sudah cukup. Indeks berdasarkan harapan responden Indeks : (( 0 x 1 ) + ( 0 x 2 ) + (73 x 3 ) + ( 10 x 4 )) / 83 : ( 0 + 0 : 259 + 219 + 40 ) / 83 / 83 : 3,12 76 Indeks berdasarkan hararapan pasien jamkesmas yaitu sebesar 3,12. Nilai ini dapat diartikan bahwa kelengkapan alat kesehatan dan obatobatan sangat penting bagi pasien jamkesmas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa realita pada unsur kelengkapan alat kesehatan dan obat-obatan untuk pasien jamkesmas RSUD Dr. R. Soedjono Selong masih belum sesuai dengan harapan pasien. Gambar 5.2 kelengkapan obat-obatan 77 5.3 Tarif Pelayanan Yang Terjangkau Tabel 3.21. Distribusi frekwensi realita dan harapan atas prosedur pelayanan di RSUD R. Soedjono Selong Nilai Realita Indikator Realita f % Sangat Tidak Setuju 0 0 Tidak Setuju 3 4 Setuju 71 86 Sangat Setuju 9 10 Jumlah 100 83 Sumber: Kuisioner, diolah. 2014 Indikator Harapan Tidak Penting Kurang Penting Penting Sangat Penting Jumlah Nilai Harapan f 0 1 75 7 83 % 0 1 91 8 100 Indikator berdasarkan kenyatan responden: Indeks : (( 0 x 1 ) + ( 3 x 2 ) + ( 71 x3 ) + ( 9 x 4 )) / 83 : ( 0 + 6 + 213 + 36 ) / 83 : 255 / 83 : 3,07 Berdasarkan hasil indeks tersebut, realita pada unsur tarif pelayanan yang terjangkau yaitu sebesar 3,07 yang masuk dalam kategori baik. Nilai ini dapat diartikan bahwa tarif pelayanan yang terjangkau di RSUD Dr. R. Soedjono Selong sudah masuk kategori baik. Indeks berdasarkan harapan responden Indeks : (( 0 x 1 ) + ( 1 x 2 ) + ( 73 x 3 ) + ( 7 x 4 )) / 83 : ( 0 + 2 + 219 + 28 ) / 83 : 249 / 83 :3 78 Hasil indeks berdasarkan harapannya yaitu sebesar 3. Nilai ini dapat diartikan bahwa tarif pelayanan di RSUD Dr. R. Soedjono Selong sudah baik. Nilai realita pada unsur ini sebesar 3,07, artinya bahwa petugas di instalasi rawat inap khususnya kepada pasien jamkesmas RSUD Dr. R. Soedjono Selong sudah memenuhi harapan pasien Jamkesmas. 5.4 Ketersediaan Perawat dan Dokter yang Memadai Tabel 3.22. Distribusi frekwensi realita dan harapan atas prosedur pelayanan di RSUD R. Soedjono Selong Nilai Realita f % 0 0 0 0 66 80 17 20 Indikator Realita Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Jumlah 83 100 Sumber: Kuisioner, diolah. 2014 Indikator Harapan Tidak Penting Kurang Penting Penting Sangat Penting Jumlah Nilai Harapan f 0 0 66 17 % 0 0 80 20 83 100 Indikator berdasarkan kenyatan responden: Indeks : (( 0 x 1 ) + ( 0 x 2 ) + ( 66 x 3 ) + ( 17 x4 )) / 83 : ( 0 + 0 + 198 + 68 ) / 83 : 266 / 83 : 3,20 79 Berdasarkan hasil indeks tersebut, realita pada unsur ketersediaan perawat dan dokter yang memadai yaitu sebesar 3,20 yang termasuk dalam kategori baik. Nilai ini dapat diartikan bahwa jumlah perawat dan dokter di RSUD Dr. R. Soedjono Selong sudah memadai. Indeks berdasarkan harapan responden Indeks : (( 0 x 1 ) + ( 0 x 2 ) + ( 66 x3 ) + ( 17 x4 )) / 83 : ( 0 + 0 + 198 + 68 ) / 83 : 266 / 83 : 3,20 Hasil indeks berdasarkan harapannya yaitu sebesar 3,20. Nilai realita pada unsur ketersediaan perawat dan dokter yang memadai sebasar 3,20, artinya bahwa realita yang diberikan RSUD Dr. R. Soedjono Selong sudah sesuai dengan harapan pasien jamkesmas. Nilai ini termasuk dalam kategori baik. 5.5 Kerapian dan Kebersihan Petugas Tabel 3.23. Distribusi frekwensi realita dan harapan atas prosedur pelayanan di RSUD R. Soedjono Selong Nilai Realita Indikator Realita f % Sangat Tidak Setuju 0 0 Tidak Setuju 0 0 Setuju 73 88 Sangat Setuju 10 12 Jumlah 83 100 Sumber: Kuisioner, diolah. 2014 80 Indikator Harapan Tidak Penting Kurang Penting Penting Sangat Penting Jumlah Nilai Harapan f 0 0 72 11 83 % 0 0 87 13 100 Indikator berdasarkan kenyatan responden: Indeks : (( 0 x 1 ) + ( 0 x 2 ) + ( 73 x 3 ) + ( 10 x 4 )) / 83 : ( 0 + 0 + 219 + 40 ) / 83 : 259 / 83 : 3,12 Berdasarkan hasil indeks tersebut, realita pada unsur kerapian dan kebersihan petugas yaitu sebesar 3,12, nilai ini termasuk dalam kategori baik. Nilai ini dapat diartikan bahwa kerapian dan kebersihan petugas di RSUD Dr. R. Soedjono Selong khususnya di intalasi rawat inap masuk dalam kategori baik. Indeks berdasarkan harapan responden Indeks : (( 0 x 1 ) + ( 0 x 2 ) + ( 72 x 3 ) + ( 11 x 4 )) / 83 : ( 0 + 0 + 216 + 44 ) / 83 : 260 / 83 : 3,13 Hasil indeks berdasarkan harapan pasien jamkesmas yaitu sebesar 3,13, artinya bahwa realita yang diberikan pada unsur kerapian dan kebersihan petugas di RSUD Dr. R. Soedjono Selong sudah sesuai dengan harapan pasien jamkesmas di instalasi rawat inap. 81 Tabel 3.24. Nilai Indeks dari setiap Unsur Berdasarkan Reality dan Harapan Paseien Jamkesmas di Instalasi Rawat Inap di RSUD R. Soedjono Selong No. Indikator A. Keandalan (Reliability) 1. Prosedur pelayanan 2. Jadwal kunjungan dokter 3. Kesiapan petugas dalam memberikan pelayanan 4. Kecepatan melayani pasien B. Keresponsifan (Responsiveness) 5. Kemampuan perawat/dokter dalam berkomunikasi dengan pasien 6. Kecepatan petugas dalam memberikan informasi 7. Kemampuann petugas dalam menanggapi keluhan pasien C. Keyakinan (Confidence) 8. Keramahan dan kesopanan dari petugas rumah sakit 9. Kemampuan paramedis dalam bekerja 10. Pemeriksaan pasien dilakukan sesuai dengan prosedur D. Empati (Emphaty) 11. Pelayanan kepada pasien diberikan dengan adil 12. Perhatian petugas kepada pasien 13. Ketersediaan waktu untuk berkonsultasi dengan pihak farmasi E. Berwujud (Tangible) 14. Kebersihan dan kenyamanan ruangan 15. Kelengkapan fasilitas alat kesehatan dan obat-obatan 16. Tarif pelayanan yang terjangkau 17. Ketersediaan perawat dan dokter yang memadai 18. Kerapian dan kebersihan petugas 82 Reality Harapan 3,22 3,71 3,04 3,25 3 3,07 2,85 3,14 3,19 3,19 2,96 3,03 3,12 3,10 3,19 3,24 3,14 3,15 2,91 3,02 2,81 3,13 3,10 2,98 3,01 2,96 2,89 2,95 2,81 3,12 3,07 3,20 3 3,20 3,12 3,13 Tabel 3.25. Nilai Indeks dari setiap Variabel Berdasarkan Reality dan Harapan Pasien Jamkesmas di Instalasi Rawat Inap di RSUD R. Soedjono Selong No. Indikator Reality Harapan 1. Keandalan (Realibility) 3,20 3,11 2. Keresponsifan (Responsiveness 3,09 3,10 3. Keyakinan (Confidence) 3,08 3,13 4. Empati (Emphaty) 2,96 3,03 5. Berwujud (Tangible) 3,01 3,08 Indeks Rata-rata 3,06 3,09 83 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kepuasan pasien Jamkesmas di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. R. Soedjono Selong a. Hasil indeks secara keseluruhan yang mencakup lima variabel yaitu keandalan, keresponsifan, keyakinan, empati, dan berwujud, berdasarkan kenyataannya sebesar 3,06 yaitu masuk dalam kategori baik sedangkan harapannya sebesar 3,09 masuk dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa kenyataan yang terjadi hamper sesuai dengan harapan pasien jamkesmas di instalasi rawat inap RSUD Dr. R. Soedjono Selong. b. Dari lima variabel, hasil indeks tertinggi berdasarkan kenyataannya adalah variabel keandalan yaitu sebesar 3,20 yang masuk dalam kategori baik. c. Sesuai hasil indeks berdasarkan harapan yang paling tinggi adalah variabel keyakinan yaitu sebesar 3,13 yang termasuk dalam kategori baik d. Hasil dari keseluruhan variabel yang digunakan, hasil indeks berdasarkan kenyataan yang mendapatkan nilai indeks terendah adalah variabel empati sebesar 2,96 yang termasuk dalam kategori cukup 84 2. Unsur – unsur yang perlu ditingkatkan kualitas pelayanannya a. Kecepatan dalam melayani pasien dengan nilai indeks berdasarkan kenyataannya sebesar 2,85 sedangkan nilai indeks berdasarkan harapan pasien sebesar 3,14. Hal ini menunjukkan bahwa unsur ini pada kenyataannya belum sesuai dengan harapan pasien. Namun unsur dalam kategori kecepatan dalam melayani pasien termasuk dalam kategori puas. b. Kelengkapan fasilitas alat kesehatan dan obat-obatan dengan nilai indeks berdasarkan kenyataannya sebesar 2,81 sedangkan nilai indeks berdasarkan harapan sebesar 3,12. Hal ini menunjukkan bahwa unsur ini pada kenyataannya belum sesuai dengan harapan pasien. B. Saran Berkaitan dengan hasil penelitian Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Di RSUD Dr. R. Soedjono Selong Tahun 2014 (Studi Kasus Pasien Jamkesmas Di Instalasi Rawat inap), peneliti dapat memberikan saran/ rekomendasi sebagai berikut: 1. Agar kemampuan pelayanan instalasi rawat inap terus konsisten dan lebih ditingkatkan baik dari prosedur pelayanan lebih diperjelas, jadwal kunjung dokter tepat waktu, kesiapan serta kecepatan dalam melayani kebutuhan pasien jamkesmas sehingga kepuasan dari pasien jamkesmas tetap terjaga dengan baik. Terkait hal ini terdapat beberapa langkah yang dapt ditempuh: 85 a. Memasang prosedur pelayanan di beberapa titik lokasi di RSUD Dr. R. Soedjono Selong demi kenyamanan pasien dan keluarga pasien Jamkesmas. b. RSUD Dr. R. Soeedjono Selong lebih melengkapi fasilitas alat-alat kesehatan dan obat-obatan agar pelayanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien jamkesmas. 2. Daya tanggap petugas di RSUD Dr. R. Soedjono Selong baik perawat atau dokter dalam berkomunikasi dengan pasien atau kelarga pasien lebih ditingkatkan lagi. Kecepatan petugas dalam memberikan informasi sangat penting sehingga informasi mengenai pasien harus cepat disampaikan begitu juga kecepatan untuk menanggapi keluhan pasien. 3. Sikap keramahan dan kesopanan kepada pasien harus ditingkatkan karena itu berpengaruh baik itu untuk penyembuhan pasien dan untuk menjaga pelayanan yang baik kepada pasien. 4. Kemampuan paramedis dalam berkerja harus ditingkatkan guna untuk kesembuhan pasien. Terkait hal ini dapat ditempuh dengan beberapa langkah sebagai berikut: a. RSUD Dr. R. Soedjono selong harus rutin mengadakan pelatihanpelatihan kepada semua petugas. b. Setiap sekali sebulan lakukan evaluasi kerja c. Jadwal perawat/dokter dalam mengontrol pasien lebih dimaksimalkan. 86 DAFTAR PUSTAKA Aditama, Yoga Tjandra 2003. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Edisi Kedua. Hal 11. Penerbit Universitas Indonesia Jakarta Aprilia, Endang H.2008. Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap Kualitas Pelayana Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum. Jurnal, diakses tanggal 19 juni 2014 Arikunto, Suharsini.1990. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Azwar, 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi Ketiga, PT Bina Rupa Aksara. Kotler, Philip dan Keller, kevin. 2007. Marketing Manajement. Indonesia. PT Manca Jaya Cemerlang Mantra, Ida Bagoes. 2004. Filsafat Penelitian dan Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Muninjaya, AA. Gde. 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta : EGC Notoatmodjo, S., (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT RinekaCipta Pandy Tjiptono, 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta:Andi Philip Kotler dan Kevin lane Keller, 2009. Manajemen Peasaran Edisi Ketiga Belas Jilid 1. Jakarta:Erlangga Pohan, Imbalo S.2006. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan .Jakarta : EGC Purwanto Agus, dan Sulistyastuti Ratih. 2007, Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Administrasi Publik dan Masalah-Masalah Sosial, Gava Media, Yogyakarta. Rahmawati, Dian Eka., 2010, Diktat Metode Penelitian Sosial, Ilmu Pemerintahan FISIPOL UMY, 2010 Siti Chotimah Lubis, 2008. Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Sofhia achnes,. Analisis Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Di Puskesmas Rejosari Kecamatan Tenayan Raya. Jurnal Ilmiah. Dikutip, http://www.jpkm-online.net 87 Sugiyono. 2007 . Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV Afabeta Wahyu Priyono Utomo, 2013. Gambaran tingkat kepuasan pasien jamkesmas dalam menerima pelayanan kesehatan di pukesmas. Laporan Pendahuluan DM www. Depkes.com diakses tanggal 7 Mei 2014 Depkes RI, 1998 Yuliani, dkk, 2008. Analisis Perbedaan Mutu Pelayanan Rawat Inap Pasien Umum dan Pasien Jamkesmas RSU. Dr Soeroto Ngawi. Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, Vol II Hal 67-81 88