PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI Fitria Tri Wardani, M. Yusuf Ibrahim, Amrazi Zakso Prodi Pendidikan Sosiologi, P. IPS, FKIP Untan Pontianak [email protected] Abstract: The background of this study was students low understanding in sociology subject in class X of SMA Mujahidin Pontianak. The purpose of this study is to investigate the useful of picture media to improve the students understanding in sociology subject in class X of SMA Mujahidin Pontianak. The qualitative ways used in this study data analysis was collected: Several stages in sociology learning using picture media done by the teacher, that are learning preparation stage, learning process stage, and learning assessment stage using picture media. The students can understand the learning material easily. It can motivated and attract students attention to learn especially in sociology subject. Keywords: Picture media, students understanding, sociology subject. Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya pemahaman siswa pada mata pelajaran sosiologi di kelas X SMA Mujahidin Pontianak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan media gambar dalam meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran sosiologi di Kelas X SMA Mujahidin Pontianak. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan bentuk penelitian kualitatif. Hasil analaisis data diperoleh: Pertama, ada beberapa tahapan yang dilakukan guru dalam pelaksanaan pembelajaran sosiologi dengan menggunakan media gambar, yaitu tahap persiapan atau perencanaan pembelajaran, tahap proses pembelajaran, dan tahap penilaian pembelajaran menggunakan media gambar. Kedua, siswa lebih mudah memahami dan mengerti materi pelajaran yang disampaikan. Selain itu memberikan motivasi dan menarik perhatian siswa untuk belajar khususnya dalam mata pelajaran sosiologi. Kata kunci: Media gambar, pemahaman siswa, mata pelajaran Sosiologi. 1 P enggunaan media pembelajaran merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam kegiatan belajar agar siswa lebih mudah mengerti terhadap materi yang diajarkan oleh guru. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media gambar. Media gambar merupakan media visual yang dapat membantu pendidik menyampaikan pesan secara kongkret sehingga memudahkan peserta didik untuk memahami konsep materi pembelajaran. “Gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata” (Sadiman, 2011: 29). Selain itu, pendekatan pembelajaran yang klasik dengan menggunakan metode ceramah sampai saat ini masih sangat disukai oleh para tenaga pendidik. Hal ini disebabkan oleh beberapa keunggulan yang dimiliki oleh metode ceramah dibanding metode lain. Keunggulan metode ceramah antara lain hemat dalam penggunaan waktu dan media, disamping itu juga ekonomis dan praktis dalam menyampaikan isi pembelajaran. Namun harus diakui tidak selamanya pembelajaran ceramah dapat berlangsung dengan baik. Akan tetapi permasalahan yang sering dikeluhkan oleh sebagian tenaga pendidik yang menggunakan metode ini adalah “siswa menjadi cepat bosan dan tidak memperhatikan materi yang diceramahkan”. (Wena, 2009: 202). Dari hasil observasi lapangan yang dilakukan di SMA Mujahidin Pontianak, menunjukan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep sosiologi dengan hanya mengandalkan bahasa verbal. Permasalahan ini akan berdampak pada motivasi belajar siswa itu sendiri. Mereka juga menganggap pelajaran sosiologi adalah sebuah pelajaran yang sangat menbosankan, menjenuhkan, dan membuat mereka ngantuk dikarenakan materi pelajaran sosiologi hanya menceritakan kejadian-kejadian sosial dan hubungan sosial manusia dalam masyarakat. Selain itu, dalam menyampaikan materi mengajar guru kebanyakan menggunakan metode ceramah, guru membaca buku, menjelaskan, menulis di papan tulis, kemudian siswa mecatatnya. Kadang seorang guru juga menugaskan siswa untuk mencatat materi atau terkadang ditugaskan untuk megerjakan sejumlah pertanyaan karena hal ini akan berdampak pada pemahaman siswa yang terlihat dari interaksi siswa dalam proses pembelajaran di kelas, seperti siswa mengajukan pertanyaan dan menjawab sejumlah pertanyaan yang diberikan oleh guru. Oleh karena itu, diperlukan media sebagai alat bantu untuk menyampaikan materi pelajaran sehingga siswa mudah dalam memahami konsep pelajaran sosiologi. Setiap materi pelajaran sosiologi berisi sejumlah konsep yang harus dipahami siswa. Penggunaan media gambar membantu dalam menjelaskan konsep materi karena gambar dapat menyampaikan pesan melalaui simbol-simbol komunikasi visual. sehingga siswa lebih mudah memahami dan mengerti materi yang disampaikan guru. Gambar yang baik sebagai media pendidikan adalah gambar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Media gambar termasuk media grafis yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber pesan ke penerima pesan (Sadiman dkk, 2011: 28). Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Selain itu, media grafis berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan jika tidak 2 digrafiskan (Sadiman dkk, 2011: 28-29). Syarat media gambar, Autentik artinya gambar tersebut harus secara jujur melukiskan situasi seperti kalau orang melihat benda sebenarnya. Sederhana artinya komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poin-poin pokok dalam gambar. Ukuran relatif artinya gambar dapat membesarkan atau memperkecil objek/ benda sebenarnya. Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan. Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Walaupun dari segi mutu kurang, gambar karya siswa sendiri serinh kali lebih baik. Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus. Sebagai media yang baik, gambar harus bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Media gambar dapat disajikan seperti gambar di bawah ini. Gambar Interaksi Sosial Media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Gambar merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana (Sadiman dkk, 2011: 29). Siswa lebih menyukai gambar daripada tulisan, apalagi jika gambar dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan yang baik, sudah tentu akan menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Pembelajaran menggunakan gambar adalah suatu model pembelajaran yang merupakan suatu inovasi yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar sosiologi untuk memepercepat suatu pemahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Pembelajaran ini dapat dikembangkan dengan cara membuat gambar yang ada di berbagai media dan lingkungan sekitar. Dalam pembelajaran sosiologi di sekolah gambar sangat baik di gunakan dan di terapkan dalam proses belajar mengajar sebagai media pembelajaran karena media gambar ini cenderung sangat menarik hati siswa sehingga akan muncul motivasi untuk lebih ingin mengetahui tentang gambar yang dijelaskan dan gurupun dapat menyampaikan materi dengan optimal melalui media gambar tersebut. Hal – hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan media gambar yaitu, (1) Gambar yang dipilih hendaknya mampu menumbuh kembangkan daya pikir yang konstruktif, bukan semata-mata untuk kesenangan. (2) Jika telah mulai 3 menyajikan, maka mulailah dengan satu gambar, jangan menyajikan gambar bersamaan. (3) Siapkan gambar-gambar lain, jika ada kaitannya dalam satu file/map guna mempermudah penjelasannya. Suatu gambar yang akan dipakai dalam pembelajaran hendaknya harus akurat, artinya bila akan ditujukan gambar suatu kejadian, hendaknya memiliki ketelitian situasi, pakaian, perlengkapan dan sebagainya sesuai dengan situasi kejadian sebenarnya. Adapun manfaat media gambar dalam pembelajaran adalah penyampaian dan penjelasan mengenai informasi, pesan, ide dan sebagainya dengan tanpa banyak menggunakan bahasa verbal, tetapi dapat memberikan kesan. Secara umum, Sosiologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang membahas tentang masyarakat sebagai akibat adanya hubungan atau interaksi dalam masyarakat tersebut. Objek sosiologi adalah “masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antarmanusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia dalam masyarakat”. (Soekanto, 2009: 21). Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Mengenai Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan Nomor 22 Tahun 2006 (2006:545) tentang pengertian mata pelajaran sosiologi, yaitu “Sosiologi mempunyai dua pergertian dasar sebagai ilmu dan sebagai metode. Sebagai ilmu, sosiologi merupakan kumpulan pengetahuan tentang masyarakat dan kebudayaan yang disusun secara sistematis berdasarkan analisis berpikir logis. Sebagai metode sosiologi adalah cara berpikir untuk mengungkapkan realitas sosial yang ada dalam masyarakat dengan prosedur dan teori yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah”. Sosiologi dimaksudkan untuk memberikan kompetensi kepada peserta didik dalam memahami konsepkonsep sosiologi seperti sosialisasi, kelompok sosial, struktursosial, lembaga sosial, perubahan sosial, dan konflik sampai pada terciptanya integrasi sosial. METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Menurut Denzin dan Linclon (dalam Moleong, 2007: 5), penelitian kualitatif merupakan “penelitian yang menggunakan latar ilmiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada”. Menurut Nawawi (2007: 68) ciri metode deskriptif adalah “memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada saat penelitian dilakukan (saat sekarang) atau masalah-masalah yang bersifat aktual dan menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya, diiringi dengan interpretasi rasional”. Lokasi penelitian ini adalah di SMA Mujahidin Pontianak yang beralamat Jalan Ahmad Yani Pontianak, Kelurahan Akcaya, Kecamatan Pontianak Selatan. Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah guru mata pelajaran sosiologi dan siswa kelas X di SMA Mujahidin Pontianak. Dalam penelitian ini, teknik pengumpul data adalah sebagai berikut: (1) Observasi, menurut Satori (2011: 130) observasi adalah “pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dilakukan dalam penelitian. Dalam observasi, cara pengumpul data yang dilakukan peneliti adalah melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian yang pelaksanaannya 4 langsung pada tempat dimana suatu peristiwa, keadaan atau situasi sedang terjadi. Peristiwa, keaadaan atau situasi itu dapat dibuat dan dapat pula yang sebenarnya. Sedangkan pengamatan dapat dilakukan dengan atau tanpa bantuan alat. Dalam menggunakan teknik ini, penulis melakukan pengamtan secara langsung terhadap guru mata pelajaran sosiologi di SMA Mujahidin Pontianak dalam pelaksanaan proses pembelajaran. (2) Wawancara, menurut Berg (dalam Satori, 2011: 129), wawancara adalah “sebagai suatu percakapan dengan suatu tujuan, khususnya tujuan untuk mengumpulkan informasi”. Dalam hal ini, peneliti mengadakan kontak langsung secara lisan atau tatap muka dengan sumber data. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran sosiologi di SMA Mujahidin Pontianak. Studi dokumentasi dalam penelitian kualitatif merupakan pelengkap dari metode observasi dan wawancara sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian. Dokumen akan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah materi pelajaran dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru mata pelajaran sosiologi, serta dokumen yang dapat mendukung penelitian ini. Adapun alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) Panduan Wawancara, adalah proses pengumpulan data atau informasi panduan yang ditanyakan secara langsung dan lisan kepada guru mata pelajaran sosiologi dan siswa di kelas X SMA Mujahidin Pontianak. (2) Check List (daftar cek), berupa data yang memuat data jenis gejala yang akan diamati seperti jenis dan faktor yang mendukung proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa, dimana peneliti memberi tanda (silang atau lingkaran dan sebagainya) terhadap gejala yang muncul pada saat melakukan observasi. Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2010: 337-345) aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display dan conclusion drawing/verification”. (1) Reduksi Data. Dari lokasi penelitian, data lapangan dituangkan dalam uraian laporan yang lengkap dan terperinci. Data dan laporan lapangan kemudian direduksi, dirangkum, kemudian dipilah-pilah hal yang pokok, difokuskan untuk dipilih yang terpenting kemudian dicari tema atau polanya (memulai proses penyuntingan, pemberian kode, dan pentabelan). (2) Display Data. Pada tahap ini, peneliti banyak terlibat dalam kegiatan penyajian atau penampilan (display) dari data yang dikumpulkan dan anlaisis sebelumnya. Penyajian data dimaksudkan agar lebih mempermudah peneliti untuk dapat melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu data penelitian. Hal ini merupakan pengorganisasian data ke dalam suatu bentuk tertentu sehingga kelihatan jelas sosoknya lebih utuh. (3) Pengambilan Keputusan dan Verifikasi. verifikasi data dilakukan secara terus menerus sepanjang proses penelitian dilakukan, sejak pertama memasuki lapangan dan selama proses pengumpulan data, peneliti berusaha untuk menganalisis dan mencari makna dari data yang dikumpulkan. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada tanggal 1-6 April 2013 mengenai penggunaan media gambar di kelas X SMA Mujahidin Pontianak maka dapat disimpulkan media gambar dapat meningkatkan pemahaman siswa, karena gambar membantu siswa dalam menjelaskan materi melalui simbol-simbol komunikasi visual sehingga memudahkan siswa memahami materi yang diajarkan. Media gambar memberikan pengaruh positif pada pendidikan karena penggunaan media gambar dapat digunakan dan disesuaikan dengan materi yang berkaitan sehingga dapat memperjelas penyajian materi yang di sampaikan oleh pengajar sedangkan siswa juga dapat menggunakan media gambar sebagai sarana penunjang belajar, sehingga tercipta suasana belajar yang aktif. Tampilan media gambar dalam proses pembelajaran jelas dan dapat dilihat serta sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Berdasarkan hasil observasi peneliti di kelas X, diketahui bahwa tampilan media gambar disesuaikan dengan materi pelajaran, yaitu pada materi interaksi sosial. Penggunaan Media Gambar. Berdasarkan hasil observasi di kelas X, diketahui bahwa penggunaan media gambar yang dilakukan oleh guru sosiologi di kelas X disajikan dalam bentuk print out yang di berikan kepada siswa perkelompok untuk didiskusikan di depan kelas. Dari penggunaan media gambar tersebut dapat dikatakan sudah terlaksana dengan baik karena sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Media gambar yang digunakan dalam sebuah pembelajaran dapat membantu menjelaskan sehingga siswa lebih cepat dan mudah mengerti materi yang disampaikan serta dapat digunakan sebagai alat pengingat bagi siswa. selain itu, media gambar dapat meningkatkan daya tarik dan memotivasi siswa dalam belajar yang berpengaruh dalam pencapaian hasil belajar siswa. PEMBAHASAN Penggunaan media gambar dapat dilihat tiga tahap dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran sosiologi di kelas X SMA Mujahidin Pontianak, yaitu tahap persiapan atau perencanaan penggunaan media gambar, tahap proses pembelajaran menggunakan media gambar, dan tahap penilaian pembelajaran menggunakan media gambar. Dari ketiga tahap pembelajaran menggunakan media gambar tersebut dapat dikatakan sudah dilaksanakan dengan baik, hampir semua komponen pembelajaran menggunakan media gambar digunakan dalam pembelajaran sosiologi. Terbatasnya waktu, sarana dan prasarana pembelajaran yang dimiliki SMA Mujahidin Pontianak merupakan kendala sehingga dalam proses pelaksanaan pembelajaran berjalan kurang maksimal. Hal ini dapat dilihat dengan tidak adanya LCD disetiap kelas, sehingga guru dalam memberikan contoh materi yang sedang diajarkan hanya menuliskannya dipapan tulis atau sekedar menceritakannya. Dengan adanya LCD atau sarana yang lainnya, guru bisa memberikan contoh dengan menampilkan gambar atau film yang terkait dengan materi supaya siswa mudah memahaminya. (1) Perencanaan Pembelajaran Menggunakan Media Gambar. Persiapan atau perencanaan merupakan faktor yang sangat mendukung dan memegang peranan yang sangat penting untuk dapat melaksanakan suatu penbelajaran yang baik dan 6 untuk dapat menciptakan sebuah kondisi kegiatan belajar mengajar yang kondusif. Rencana pembelajaran merupakan rencana kegiatan kelas yang berisi skenario tahap demi tahap apa yang akan dilakukan oleh guru bersama siswa sehubungan dengan materi yang akan dipelajarinya. Dalam persiapan atau perencanaan proses kegiatan belajar mengajar, seorang guru merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam pembelajaran menggunakan media khususnya media gambar untuk meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran sosiologi. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan dapat dijelaskan bahwa sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar guru mata pelajaran sosiologi yang mengajar di kelas X SMA Mujahidin Pontianak terlebih dahulu membuat perangkat pembelajaran yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pembuatan perangkat pembelajaran dilakukan sebagai langkah awal guru agar kegiatan proses belajar mengajar berjalan dengan lancar. Perangkat pembelajaran yang dibuat oleh guru sangat penting sebagai panduan dalam kegiatan pembelajaran. Terdapat komponen yang bisa menunjang keberhasilan proses belajar mengajar yaitu media pembelajaran. Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya dalam belajar (Gagne dalam Sadiman dkk, 2011: 6). Guru harus mampu memilih dan menetukan media pembelajaran yang tepat. Hal ini dilakukan agar dalam kegiatan belajar mengajar menjadi aktif dan menyenangkan. Selain perangkat pembelajaran, menurut Ibu Tuty Afrianti, S.Sos, hal lain yang perlu dipersiapkan sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung adalah mempersiapkan presensi atau buku absen, buku jurnal atau perkembangan siswa yang berisi semua catatan perkembangan siswa di kelas dari satu pertemuan kepertemuan berikutnya sehingga guru dapat mengetahui gambaran maupun informasi mengenai perkembangan belajar siswa di kelas X, dan buku-buku pegangan guru lainnya. (2) Proses Pembelajaran Menggunakan Media Gambar. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses atau upaya yang disengaja guna memperoleh perubahan perilaku siswa akibat adanya interaksi antar individu sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dalam penggunaan media gambar dalam kegiatan belajar mengajar sudah baik, hal ini terlihat dari kemampuan guru dalam membuat, mendesain dan mengoperasikan sebuah media pembelajaran khususnya media gambar agar pembelajaran menarik dan tidak membosankan. Guru harus mampu dalam mendesain media pembelajaran yang tepat, menarik, dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dicapai sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Guru dengan siswa sebagai pelaku pendidikan, diharapkan dapat melakukan kerjasama untuk menciptakan inovasi pembelajaran dalam mengembangkan kegiatan belajar mengajar di sekolah dengan tujuan untuk menghindari rasa bosan dan jenuh sehingga kegiatan belajar mengajar lebih menarik dan menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar. Pembelajaran sosiologi berperan sebagai wahana pengembangan kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pemahamannya terhadap fenomena kehidupan sehari-hari. Sebagai pengembangan wahana siswa, materi pelajaran mencangkup konsep-konsep dasar pendekatan, metode, dan teknik analisis dalam pengkajian berbagai fenomena dan permasalahan yang ditemui dalam kehidupan 7 nyata di masyarakat. Penggunaan media gambar membantu guru menjelaskan materi secara konkret artinya gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal. Setiap materi pembelajaran sosiologi berisi sejumlah konsep yang harus dipahami siswa. Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep materi yang diajarkan. Pemahaman berhubungan erat dengan pengetahuan dalam proses belajar yang meliputi: memahami, menjelaskan dan memberi contoh. Berdasarkan hasil observasi proses belajar mengajar di kelas X SMA Mujahidin Pontianak diketahui bahwa suasana kelas pada saat proses pembelajaran sosiologi berjalan dengan baik, siswa dalam keadaan tenang dan memperhatikan penjelasan guru. Guru mata pelajaran sosiologi sebelum memulai materi pelajaran yang baru terlebih dahulu melakukan flashback atau mereview atau mengulang lagi materi pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya dengan pertanyaan-pertanyaan singkat dan memeriksa catatan siswa, kemudian guru melakukan apersepsi yaitu memberiakan motivasi kepada siswa dengan cara menggali pengetahuan siswa tentang topik yang telah diberikan maupun tentang topik yang akan diberikan. Penggunaan media gambar dapat dijadikan salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman dan menumbuhkan motivasi belajar siswa, agar siswa aktif terhadap mata pelajaran sosiologi. Dengan digunakannya media gambar proses pembelajaran sosiologi diharapkan dapat memberikan susana baru dalam pembelajaran sosiologi di sekolah, sehingga tercipta suasana kelas aktif dan menyenangkan. Selain itu metode ceramah bukan lagi satu-satunya metode yang digunakan guru untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, meskipun metode ceramah masih menjadi salah satu metode yang sering digunakan. Disinilah kompetensi guru diperlukan dalam pemilihan metode atau model pembelajaran yang tepat. Metode pembelajaran yang digunakan selain metode ceramah adalah tanya jawab, diskusi kelompok, dan penugasan. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran sosiologi menjadi lebih menarik, lebih jelas, dan konkret. Media grafis berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan jika tidak digrafiskan (Sadiman dkk, 2011: 28-29) Penggunaan media gambar dalam pelaksanaan pembelajaran sosiologi di kelas X, guru sosiologi di SMA Mujahidin Pontianak melihat pemahaman siswa dalam proses belajar yang meliputi memahami, menjelaskan dan memberi contoh. Hal tersebut bertujuan agar guru bisa menentukan siswa mengerti atau tidak mengerti terhadap materi yang diajarkan. Oleh karena itu penggunaan media gambar membantu menjelaskan materi pelajaran, pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual supaya materi terlihat konkret dan realistis, hal tersebut bertujuan agar materi mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa apalagi objek kajian sosiologi adalah masyarakat sehingga siswa diharapkan aktif dalam proses belajar mengajar. (3) Penilaian Pembelajaran Menggunakan Media Gambar. Penilaian merupakan unsur penting untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses belajar mengajar sekaligus sebagai umpan balik bagi guru guna pembelajaran selanjutnya. Penilaian yang dilakukan oleh 8 guru merupakan akumulasi dari seluruh kegiatan pembelajaran. Dengan penilaian seorang guru dapat mengetahui gambaran maupun informasi mengenai perkembangan belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Hasil penilaian tersebut digunakan guru sebagai alat evaluasi untuk mengetahui dan mengukur kemampuan siswa dalam mencapai ketuntasan belajar secara maksimal. Hal demikian sangat diperlukan bagi guru, karena apabila data siswa yang dikumpulkan menggambarkan atau mengidentifikasikan bahwa siswa mengalami kemacetan belajar, maka guru segera mungkin mengambil tindakan guna mengatasi hal tersebut. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dapat dijelaskan bahwa alat penilaian yang digunakan oleh guru sosiologi di kelas X SMA Mujahidin Pontianak dalam kegiatan pembelajaran sosiologi meliputi nilai tugas (penugasan), nilai ulangan harian, nilai ulangan tengah semester dan nilai ulangan akhir semester. Dalam penilaian tugas (penugasan) guru sosiologi membaginya menjadi dua, yaitu tugas individu dan tugas kelompok. Tugas individu meliputi, mengerjakan soal-soal LKS dan membuat makalah. Sedangkan tugas kelompok meliputi membuat laporan diskusi dan keaktifan siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi. Dalam pembelajaran menggunakan media gambar, pengumpulan data mengenai perkembangan belajar siswa tidak hanya dengan menggunakan tes. Nilai siswa yang utama diperoleh dari penampilan siswa sehari-hari ketika belajar seperti, keaktifan dan antusiasnya dalam mengikuti pelajaran, penampilannya ketika ia menyampaikan ide, berdiskusi, buku catatan sekolahnya (kedisiplinan, kerapian), cara mereka mengerjakan tugas dan ketepatan mereka dalam mengumpulkan tugas. Semua itu merupakan sumber penilaian autentik atau nyata yang dilakukan guru disepanjang kegiatan pembelajaran berlangsung. Penilaian yang dilakukan oleh guru sosiologi di SMA Mujahidin Pontianak tidak hanya dilakukan setelah selesai proses pembelajaran atau penilaian hasilnya saja, akan tetapi juga dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam penilaian proses pembelajaran guru sosiologi lebih menekankan pada aspek afektif dan aspek psikomotorik, yaitu dengan memberi catatan mengenai aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar, kedisiplinan, kerapian, antusias siswa dalam mengikuti pelajaran, keaktifan siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan,maupun ketepatan siswa dalam mengerjakan tugas dan mengumpulkan tugas, serta pada saat siswa melakukan observasi. Sedangkan penilaian hasil pembelajaran penekanannya yaitu pada aspek kognitif, guru menilai tingkat kemampuan siswa dalam menerima materi pelajaran dengan cara memberikan tes atau ulangan baik dalam bentuk objektif tes maupun essay tes. Dalam pembelajaran sosiologi kelas X di SMA Mujahidin Pontianak Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) atau batas nilai minimalnya adalah 75. Artinya jika nilai siswa setelah diakumulasikan mencapai nilai 75 atau lebih maka siswa tersebut dianggap sudah tuntas, sebaliknya jika nilai siswa setelah diakumulasikan kurang dari nilai 75 maka siswa tersebut dianggap tidak tuntas. Bagi siswa yang belum mencapai Standar Ketuntasan Belajar Minimal atau batas minimalnya kurang dari 75 maka harus mengikuti remidi. Bagi siswa yang sudah 9 mencapai Standar Ketuntasan Belajar Minimal atau memperoleh nilai 75 atau lebih, guru melakukan pengayaan. Respon merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan dalam memahami informasi mengenai lingkungannya melalui penglihatan, pendengaran dan perasaan (Leksono, 2010: 70). Penelitian ini mengkaji media gambar yang digunakan dalam pembelajaran sosiolologi. Selain itu, membahas respon siswa tentang penggunaan media gambar tersebut yang digunakan dalam pembelajaran sosiologi. Untuk mengkajinya, peneliti bertanya pada siswa sebagai orang yang menjadi objek pembelajaran. Respon seseorang dengan orang lain memiliki perbedaan meskipun objek yang dilihat atau dikajinya sama. Perbedaan tersebut tentunya dilatar belakangi oleh pengetahuan orang yang berbeda-beda pula. Bila ada sekelompok orang melihat suatu benda, maka mereka akan memberikan respon yang berbeda-beda. Meskipun demikian, di antara mereka ada yang memiliki respon yang hampir sama. Latar belakang dan kepribadian siswa yang berbeda-beda memberikan pengaruh bagi guru untuk dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang komunikatif. Untuk mencapai semua itu, diperlukan suatu media pembelajaran agar dapat memberikana kenyamanan dalam proses belajar bagi setiap siswa. Dalam pembelajaran sosiologi guru seringkali memberikan tanggapan atau penjelasan yang terkait dengan proses pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya. Respon yang baik dari siswa mengenai media pembelajaran akan melahirkan dampak kegiatan belajar yang nyaman, baik untuk guru maupun untuk siswa. Mata pelajaran Sosiologi yang memiliki kajian mengenai masyarakat, bagai sejumlah siswa mempunyai nilai ketertarikan sendiri begitu juga sebaliknya, bagi sejumlah siswa mata pelajaran sosiologi dianggap membosankan. Dalam hal ini ada berbagai respon baik yang positif maupun persepsi negatif yang datang dari siswa mengenai media gambar dalam pembelajaran sosiologi dikelas X SMA Mujahidin Pontianak. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran sosiologi dapat membantu menjelaskan materi melalui simbol yang ada pada gambar. Selain itu, gambar dapat menerjemahkan konsep abstrak menjadi lebih realistis dan berwujud. Selain pendapat di atas, penggunaan media gambar juga dapat memberikan gambaran kepada siswa tentang kehidupan sehari-hari sehingga menjadikan siswa mudah untuk memahami materi yang didapatnya serta dapat memberi motivasi siswa dalam belajar. Meskipun pada dasarnya media gambar yang digunakan dalam proses pembelajaran sosiologi dikatakan baik, namun ada juga respon bersifat negatif yang datang dari siswa mengenai pelajaran sosiologi. Siswa menganggap belajar sosiologi menggunakan teori lebih mudah mengerti daripada menggunakan media gambar karena pembelajaran menggunakan gambar biasanya kurang menjelaskan materi sehingga sulit untuk memahami penjelasanpenjelasan materi. Seorang guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan inovasi pembelajaran, agar kegiatan pembelajaran menarik dan bisa berjalan dengan efektif, dan memotivasi siswa agar siswa dapat merespon dengan baik, baik respon positif maupun respon negatif. 10 Dampak dapat diartikan sebagai pengaruh atau akibat yang diitimbulkan dari suatu perbuatan. Dalam setiap keputusan yang diambil oleh seorang biasanya mempunyai dampak tersendiri, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Penggunaan media gambar memberikan kontribusi dalam pembelajaran sosiologi, yaitu dapat menumbuhkan minat dan motivasi siswa untuk belajar. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti, media gambar dapat memotivasi dan menarik perhatian siswa dalam belajar sosiologi. Hal ini seperti yang di ungkapkan oleh beberapa siswa kelas X: a) Larasati: ”Dengan menggunakan media gambar kita dengan mudah memahami pembelajaran sosiologi”, b) Nur Asyadah: ”Dengan media gambar lebih mudah mengerti dan memahami materi pelajaran”, c) Katherin Secondthania N.: ”Dengan media gambar pembelajaran lebih mudah dimengerti dan dipahami”. (hasil wawancara pada tanggal 5 April 2013). SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Dalam melaksanakan pembelajaran sosiologi yang menggunakan media gambar, guru sosiologi SMA Mujahidin Pontianak melakukan beberapa tahapan pembelajaran yaitu (a) tahap persiapan atau perencanaan pembelajaran menggunakan media gambar yaitu, membuat perangkat pembelajaran yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), (b) tahap proses pembelajaran menggunakan media gambar, yaitu gambar disajikan dalam bentuk print out yang di berikan kepada siswa baik perindividu maupun perkelompok untuk didiskusikan di depan kelas, (c) tahap penilaian pembelajaran menggunakan penilaian dari segi afektif, psikomotorik dan kognitif. (2) Siswa sangat senang belajar menggunakan media gambar. Karena dengan media gambar materi pelajaran yang disampaikan mudah dipahami dan dimengerti melalui simbol-simbol yang ada pada gambar tersebut. (3) Media gambar dapat memberikan motivasi dan menarik perhatian siswa untuk belajar khususnya dalam mata pelajaran sosiologi. SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disarankan hal-hal berikut ini, antara lain: (1) Sebaiknya guru mampu dalam membuat, mendesain dan mengoperasikan sebuah media pembelajaran khususnya media gambar agar pembelajaran menarik dan tidak membosankan. (2) Sebaiknya guru lebih kreatif menggunakan media pembelajaran, sehingga tercipta pembelajaran aktif dan menyenangkan. (3) Sebaiknya siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar dengan memperhatikan materi yang disampaikan guru, sehingga akan lebih mudah dalam memahami materi pelajaran. DAFTAR RUJUKAN Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung. 11 Nawawi, Hadari. 2007. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006. Sadiman, dkk. 2011. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Rajawali Pers: Jakarta. Satori dan Komariah. (2011) .Metodologi Penelitian Kualitatif. Alfabeta: Bandung Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung. Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Bumi Aksara: Jakarta timur. 12