PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK

advertisement
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
Fitria Tri Wardani, M. Yusuf Ibrahim, Amrazi Zakso
Prodi Pendidikan Sosiologi, P. IPS, FKIP Untan Pontianak
[email protected]
Abstract: The background of this study was students low understanding in
sociology subject in class X of SMA Mujahidin Pontianak. The purpose of
this study is to investigate the useful of picture media to improve the
students understanding in sociology subject in class X of SMA Mujahidin
Pontianak. The qualitative ways used in this study data analysis was
collected: Several stages in sociology learning using picture media done by
the teacher, that are learning preparation stage, learning process stage, and
learning assessment stage using picture media. The students can understand
the learning material easily. It can motivated and attract students attention to
learn especially in sociology subject.
Keywords: Picture media, students understanding, sociology subject.
Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya pemahaman siswa pada
mata pelajaran sosiologi di kelas X SMA Mujahidin Pontianak. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan media gambar dalam
meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran sosiologi di Kelas X
SMA Mujahidin Pontianak. Metode yang digunakan adalah deskriptif
dengan bentuk penelitian kualitatif. Hasil analaisis data diperoleh: Pertama,
ada beberapa tahapan yang dilakukan guru dalam pelaksanaan pembelajaran
sosiologi dengan menggunakan media gambar, yaitu tahap persiapan atau
perencanaan pembelajaran, tahap proses pembelajaran, dan tahap penilaian
pembelajaran menggunakan media gambar. Kedua, siswa lebih mudah
memahami dan mengerti materi pelajaran yang disampaikan. Selain itu
memberikan motivasi dan menarik perhatian siswa untuk belajar khususnya
dalam mata pelajaran sosiologi.
Kata kunci: Media gambar, pemahaman siswa, mata pelajaran
Sosiologi.
1
P
enggunaan media pembelajaran merupakan salah satu faktor yang
berpengaruh dalam kegiatan belajar agar siswa lebih mudah mengerti
terhadap materi yang diajarkan oleh guru. Media yang digunakan dalam penelitian
ini adalah media gambar. Media gambar merupakan media visual yang dapat
membantu pendidik menyampaikan pesan secara kongkret sehingga memudahkan
peserta didik untuk memahami konsep materi pembelajaran. “Gambar lebih
realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata”
(Sadiman, 2011: 29). Selain itu, pendekatan pembelajaran yang klasik dengan
menggunakan metode ceramah sampai saat ini masih sangat disukai oleh para
tenaga pendidik. Hal ini disebabkan oleh beberapa keunggulan yang dimiliki oleh
metode ceramah dibanding metode lain. Keunggulan metode ceramah antara lain
hemat dalam penggunaan waktu dan media, disamping itu juga ekonomis dan
praktis dalam menyampaikan isi pembelajaran. Namun harus diakui tidak
selamanya pembelajaran ceramah dapat berlangsung dengan baik. Akan tetapi
permasalahan yang sering dikeluhkan oleh sebagian tenaga pendidik yang
menggunakan metode ini adalah “siswa menjadi cepat bosan dan tidak
memperhatikan materi yang diceramahkan”. (Wena, 2009: 202).
Dari hasil observasi lapangan yang dilakukan di SMA Mujahidin
Pontianak, menunjukan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami
konsep sosiologi dengan hanya mengandalkan bahasa verbal. Permasalahan ini
akan berdampak pada motivasi belajar siswa itu sendiri. Mereka juga menganggap
pelajaran sosiologi adalah sebuah pelajaran yang sangat menbosankan,
menjenuhkan, dan membuat mereka ngantuk dikarenakan materi pelajaran
sosiologi hanya menceritakan kejadian-kejadian sosial dan hubungan sosial
manusia dalam masyarakat. Selain itu, dalam menyampaikan materi mengajar
guru kebanyakan menggunakan metode ceramah, guru membaca buku,
menjelaskan, menulis di papan tulis, kemudian siswa mecatatnya. Kadang seorang
guru juga menugaskan siswa untuk mencatat materi atau terkadang ditugaskan
untuk megerjakan sejumlah pertanyaan karena hal ini akan berdampak pada
pemahaman siswa yang terlihat dari interaksi siswa dalam proses pembelajaran di
kelas, seperti siswa mengajukan pertanyaan dan menjawab sejumlah pertanyaan
yang diberikan oleh guru. Oleh karena itu, diperlukan media sebagai alat bantu
untuk menyampaikan materi pelajaran sehingga siswa mudah dalam memahami
konsep pelajaran sosiologi.
Setiap materi pelajaran sosiologi berisi sejumlah konsep yang harus
dipahami siswa. Penggunaan media gambar membantu dalam menjelaskan konsep
materi karena gambar dapat menyampaikan pesan melalaui simbol-simbol
komunikasi visual. sehingga siswa lebih mudah memahami dan mengerti materi
yang disampaikan guru. Gambar yang baik sebagai media pendidikan adalah
gambar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Media gambar termasuk media grafis yang berfungsi untuk menyalurkan
pesan dari sumber pesan ke penerima pesan (Sadiman dkk, 2011: 28). Saluran
yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan
dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Selain itu, media grafis
berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau
menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan jika tidak
2
digrafiskan (Sadiman dkk, 2011: 28-29). Syarat media gambar, Autentik artinya
gambar tersebut harus secara jujur melukiskan situasi seperti kalau orang melihat
benda sebenarnya. Sederhana artinya komposisi gambar hendaknya cukup jelas
menunjukkan poin-poin pokok dalam gambar. Ukuran relatif artinya gambar
dapat membesarkan atau memperkecil objek/ benda sebenarnya. Gambar
sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan. Gambar yang bagus belum tentu
baik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Walaupun dari segi mutu kurang,
gambar karya siswa sendiri serinh kali lebih baik. Tidak setiap gambar yang bagus
merupakan media yang bagus. Sebagai media yang baik, gambar harus bagus dari
sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Media
gambar dapat disajikan seperti gambar di bawah ini.
Gambar Interaksi Sosial
Media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Gambar merupakan
bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana (Sadiman
dkk, 2011: 29). Siswa lebih menyukai gambar daripada tulisan, apalagi jika
gambar dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan yang baik, sudah tentu
akan menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Pembelajaran menggunakan gambar adalah suatu model pembelajaran
yang merupakan suatu inovasi yang dapat digunakan dalam proses belajar
mengajar sosiologi untuk memepercepat suatu pemahaman peserta didik terhadap
materi yang disampaikan oleh guru. Pembelajaran ini dapat dikembangkan dengan
cara membuat gambar yang ada di berbagai media dan lingkungan sekitar. Dalam
pembelajaran sosiologi di sekolah gambar sangat baik di gunakan dan di terapkan
dalam proses belajar mengajar sebagai media pembelajaran karena media gambar
ini cenderung sangat menarik hati siswa sehingga akan muncul motivasi untuk
lebih ingin mengetahui tentang gambar yang dijelaskan dan gurupun dapat
menyampaikan materi dengan optimal melalui media gambar tersebut. Hal – hal
yang harus diperhatikan dalam menggunakan media gambar yaitu, (1) Gambar
yang dipilih hendaknya mampu menumbuh kembangkan daya pikir yang
konstruktif, bukan semata-mata untuk kesenangan. (2) Jika telah mulai
3
menyajikan, maka mulailah dengan satu gambar, jangan menyajikan gambar
bersamaan. (3) Siapkan gambar-gambar lain, jika ada kaitannya dalam satu
file/map guna mempermudah penjelasannya. Suatu gambar yang akan dipakai
dalam pembelajaran hendaknya harus akurat, artinya bila akan ditujukan gambar
suatu kejadian, hendaknya memiliki ketelitian situasi, pakaian, perlengkapan dan
sebagainya sesuai dengan situasi kejadian sebenarnya. Adapun manfaat media
gambar dalam pembelajaran adalah penyampaian dan penjelasan mengenai
informasi, pesan, ide dan sebagainya dengan tanpa banyak menggunakan bahasa
verbal, tetapi dapat memberikan kesan.
Secara umum, Sosiologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang
membahas tentang masyarakat sebagai akibat adanya hubungan atau interaksi
dalam masyarakat tersebut. Objek sosiologi adalah “masyarakat yang dilihat dari
sudut hubungan antarmanusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia
dalam masyarakat”. (Soekanto, 2009: 21). Berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Mengenai Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan
Nomor 22 Tahun 2006 (2006:545) tentang pengertian mata pelajaran sosiologi,
yaitu “Sosiologi mempunyai dua pergertian dasar sebagai ilmu dan sebagai
metode. Sebagai ilmu, sosiologi merupakan kumpulan pengetahuan tentang
masyarakat dan kebudayaan yang disusun secara sistematis berdasarkan analisis
berpikir logis. Sebagai metode sosiologi adalah cara berpikir untuk
mengungkapkan realitas sosial yang ada dalam masyarakat dengan prosedur dan
teori yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah”. Sosiologi dimaksudkan
untuk memberikan kompetensi kepada peserta didik dalam memahami konsepkonsep sosiologi seperti sosialisasi, kelompok sosial, struktursosial, lembaga
sosial, perubahan sosial, dan konflik sampai pada terciptanya integrasi sosial.
METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
deskriptif. Menurut Denzin dan Linclon (dalam Moleong, 2007: 5), penelitian
kualitatif merupakan “penelitian yang menggunakan latar ilmiah, dengan maksud
menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan
berbagai metode yang ada”. Menurut Nawawi (2007: 68) ciri metode deskriptif
adalah “memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada saat
penelitian dilakukan (saat sekarang) atau masalah-masalah yang bersifat aktual
dan menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana
adanya, diiringi dengan interpretasi rasional”.
Lokasi penelitian ini adalah di SMA Mujahidin Pontianak yang beralamat
Jalan Ahmad Yani Pontianak, Kelurahan Akcaya, Kecamatan Pontianak Selatan.
Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah guru mata pelajaran sosiologi
dan siswa kelas X di SMA Mujahidin Pontianak.
Dalam penelitian ini, teknik pengumpul data adalah sebagai berikut: (1)
Observasi, menurut Satori (2011: 130) observasi adalah “pengamatan terhadap
suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
memperoleh data yang harus dilakukan dalam penelitian. Dalam observasi, cara
pengumpul data yang dilakukan peneliti adalah melalui pengamatan dan
pencatatan gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian yang pelaksanaannya
4
langsung pada tempat dimana suatu peristiwa, keadaan atau situasi sedang terjadi.
Peristiwa, keaadaan atau situasi itu dapat dibuat dan dapat pula yang sebenarnya.
Sedangkan pengamatan dapat dilakukan dengan atau tanpa bantuan alat. Dalam
menggunakan teknik ini, penulis melakukan pengamtan secara langsung terhadap
guru mata pelajaran sosiologi di SMA Mujahidin Pontianak dalam pelaksanaan
proses pembelajaran. (2) Wawancara, menurut Berg (dalam Satori, 2011: 129),
wawancara adalah “sebagai suatu percakapan dengan suatu tujuan, khususnya
tujuan untuk mengumpulkan informasi”. Dalam hal ini, peneliti mengadakan
kontak langsung secara lisan atau tatap muka dengan sumber data. Dalam
penelitian ini wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran sosiologi di SMA
Mujahidin Pontianak. Studi dokumentasi dalam penelitian kualitatif merupakan
pelengkap dari metode observasi dan wawancara sehingga dapat mendukung dan
menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian. Dokumen akan yang
akan diteliti dalam penelitian ini adalah materi pelajaran dan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang dibuat oleh guru mata pelajaran sosiologi, serta dokumen yang
dapat mendukung penelitian ini.
Adapun alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
(1) Panduan Wawancara, adalah proses pengumpulan data atau informasi panduan
yang ditanyakan secara langsung dan lisan kepada guru mata pelajaran sosiologi
dan siswa di kelas X SMA Mujahidin Pontianak. (2) Check List (daftar cek),
berupa data yang memuat data jenis gejala yang akan diamati seperti jenis dan
faktor yang mendukung proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa,
dimana peneliti memberi tanda (silang atau lingkaran dan sebagainya) terhadap
gejala yang muncul pada saat melakukan observasi.
Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2010: 337-345) aktivitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis
data yaitu data reduction, data display dan conclusion drawing/verification”. (1)
Reduksi Data. Dari lokasi penelitian, data lapangan dituangkan dalam uraian
laporan yang lengkap dan terperinci. Data dan laporan lapangan kemudian
direduksi, dirangkum, kemudian dipilah-pilah hal yang pokok, difokuskan untuk
dipilih yang terpenting kemudian dicari tema atau polanya (memulai proses
penyuntingan, pemberian kode, dan pentabelan). (2) Display Data. Pada tahap ini,
peneliti banyak terlibat dalam kegiatan penyajian atau penampilan (display) dari
data yang dikumpulkan dan anlaisis sebelumnya. Penyajian data dimaksudkan
agar lebih mempermudah peneliti untuk dapat melihat gambaran secara
keseluruhan atau bagian-bagian tertentu data penelitian. Hal ini merupakan
pengorganisasian data ke dalam suatu bentuk tertentu sehingga kelihatan jelas
sosoknya lebih utuh. (3) Pengambilan Keputusan dan Verifikasi. verifikasi data
dilakukan secara terus menerus sepanjang proses penelitian dilakukan, sejak
pertama memasuki lapangan dan selama proses pengumpulan data, peneliti
berusaha untuk menganalisis dan mencari makna dari data yang dikumpulkan.
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada tanggal 1-6 April 2013
mengenai penggunaan media gambar di kelas X SMA Mujahidin Pontianak maka
dapat disimpulkan media gambar dapat meningkatkan pemahaman siswa, karena
gambar membantu siswa dalam menjelaskan materi melalui simbol-simbol
komunikasi visual sehingga memudahkan siswa memahami materi yang
diajarkan. Media gambar memberikan pengaruh positif pada pendidikan karena
penggunaan media gambar dapat digunakan dan disesuaikan dengan materi yang
berkaitan sehingga dapat memperjelas penyajian materi yang di sampaikan oleh
pengajar sedangkan siswa juga dapat menggunakan media gambar sebagai sarana
penunjang belajar, sehingga tercipta suasana belajar yang aktif. Tampilan media
gambar dalam proses pembelajaran jelas dan dapat dilihat serta sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Berdasarkan hasil observasi peneliti di
kelas X, diketahui bahwa tampilan media gambar disesuaikan dengan materi
pelajaran, yaitu pada materi interaksi sosial. Penggunaan Media Gambar.
Berdasarkan hasil observasi di kelas X, diketahui bahwa penggunaan media
gambar yang dilakukan oleh guru sosiologi di kelas X disajikan dalam bentuk
print out yang di berikan kepada siswa perkelompok untuk didiskusikan di depan
kelas. Dari penggunaan media gambar tersebut dapat dikatakan sudah terlaksana
dengan baik karena sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Media
gambar yang digunakan dalam sebuah pembelajaran dapat membantu
menjelaskan sehingga siswa lebih cepat dan mudah mengerti materi yang
disampaikan serta dapat digunakan sebagai alat pengingat bagi siswa. selain itu,
media gambar dapat meningkatkan daya tarik dan memotivasi siswa dalam belajar
yang berpengaruh dalam pencapaian hasil belajar siswa.
PEMBAHASAN
Penggunaan media gambar dapat dilihat tiga tahap dalam pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran sosiologi di kelas X SMA
Mujahidin Pontianak, yaitu tahap persiapan atau perencanaan penggunaan media
gambar, tahap proses pembelajaran menggunakan media gambar, dan tahap
penilaian pembelajaran menggunakan media gambar. Dari ketiga tahap
pembelajaran menggunakan media gambar tersebut dapat dikatakan sudah
dilaksanakan dengan baik, hampir semua komponen pembelajaran menggunakan
media gambar digunakan dalam pembelajaran sosiologi. Terbatasnya waktu,
sarana dan prasarana pembelajaran yang dimiliki SMA Mujahidin Pontianak
merupakan kendala sehingga dalam proses pelaksanaan pembelajaran berjalan
kurang maksimal. Hal ini dapat dilihat dengan tidak adanya LCD disetiap kelas,
sehingga guru dalam memberikan contoh materi yang sedang diajarkan hanya
menuliskannya dipapan tulis atau sekedar menceritakannya. Dengan adanya LCD
atau sarana yang lainnya, guru bisa memberikan contoh dengan menampilkan
gambar atau film yang terkait dengan materi supaya siswa mudah memahaminya.
(1) Perencanaan Pembelajaran Menggunakan Media Gambar. Persiapan atau
perencanaan merupakan faktor yang sangat mendukung dan memegang peranan
yang sangat penting untuk dapat melaksanakan suatu penbelajaran yang baik dan
6
untuk dapat menciptakan sebuah kondisi kegiatan belajar mengajar yang kondusif.
Rencana pembelajaran merupakan rencana kegiatan kelas yang berisi skenario
tahap demi tahap apa yang akan dilakukan oleh guru bersama siswa sehubungan
dengan materi yang akan dipelajarinya. Dalam persiapan atau perencanaan proses
kegiatan belajar mengajar, seorang guru merupakan salah satu faktor keberhasilan
dalam pembelajaran menggunakan media khususnya media gambar untuk
meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran sosiologi.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan dapat
dijelaskan bahwa sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar guru mata
pelajaran sosiologi yang mengajar di kelas X SMA Mujahidin Pontianak terlebih
dahulu membuat perangkat pembelajaran yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP). Pembuatan perangkat pembelajaran dilakukan sebagai langkah awal guru
agar kegiatan proses belajar mengajar berjalan dengan lancar.
Perangkat pembelajaran yang dibuat oleh guru sangat penting sebagai
panduan dalam kegiatan pembelajaran. Terdapat komponen yang bisa menunjang
keberhasilan proses belajar mengajar yaitu media pembelajaran. Media adalah
berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya
dalam belajar (Gagne dalam Sadiman dkk, 2011: 6). Guru harus mampu memilih
dan menetukan media pembelajaran yang tepat. Hal ini dilakukan agar dalam
kegiatan belajar mengajar menjadi aktif dan menyenangkan. Selain perangkat
pembelajaran, menurut Ibu Tuty Afrianti, S.Sos, hal lain yang perlu dipersiapkan
sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung adalah mempersiapkan presensi
atau buku absen, buku jurnal atau perkembangan siswa yang berisi semua catatan
perkembangan siswa di kelas dari satu pertemuan kepertemuan berikutnya
sehingga guru dapat mengetahui gambaran maupun informasi mengenai
perkembangan belajar siswa di kelas X, dan buku-buku pegangan guru lainnya.
(2) Proses Pembelajaran Menggunakan Media Gambar. Proses belajar mengajar
merupakan suatu proses atau upaya yang disengaja guna memperoleh perubahan
perilaku siswa akibat adanya interaksi antar individu sesuai dengan tujuan yang
telah dirumuskan. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dalam penggunaan
media gambar dalam kegiatan belajar mengajar sudah baik, hal ini terlihat dari
kemampuan guru dalam membuat, mendesain dan mengoperasikan sebuah media
pembelajaran khususnya media gambar agar pembelajaran menarik dan tidak
membosankan. Guru harus mampu dalam mendesain media pembelajaran yang
tepat, menarik, dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dicapai sehingga
memudahkan siswa dalam memahami materi yang diajarkan.
Guru dengan siswa sebagai pelaku pendidikan, diharapkan dapat
melakukan kerjasama untuk menciptakan inovasi pembelajaran dalam
mengembangkan kegiatan belajar mengajar di sekolah dengan tujuan untuk
menghindari rasa bosan dan jenuh sehingga kegiatan belajar mengajar lebih
menarik dan menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar.
Pembelajaran sosiologi berperan sebagai wahana pengembangan
kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pemahamannya terhadap fenomena
kehidupan sehari-hari. Sebagai pengembangan wahana siswa, materi pelajaran
mencangkup konsep-konsep dasar pendekatan, metode, dan teknik analisis dalam
pengkajian berbagai fenomena dan permasalahan yang ditemui dalam kehidupan
7
nyata di masyarakat. Penggunaan media gambar membantu guru menjelaskan
materi secara konkret artinya gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah
dibandingkan dengan media verbal. Setiap materi pembelajaran sosiologi berisi
sejumlah konsep yang harus dipahami siswa. Dengan pemahaman, siswa diminta
untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara
fakta-fakta atau konsep materi yang diajarkan. Pemahaman berhubungan erat
dengan pengetahuan dalam proses belajar yang meliputi: memahami, menjelaskan
dan memberi contoh.
Berdasarkan hasil observasi proses belajar mengajar di kelas X SMA
Mujahidin Pontianak diketahui bahwa suasana kelas pada saat proses
pembelajaran sosiologi berjalan dengan baik, siswa dalam keadaan tenang dan
memperhatikan penjelasan guru. Guru mata pelajaran sosiologi sebelum memulai
materi pelajaran yang baru terlebih dahulu melakukan flashback atau mereview
atau mengulang lagi materi pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya dengan
pertanyaan-pertanyaan singkat dan memeriksa catatan siswa, kemudian guru
melakukan apersepsi yaitu memberiakan motivasi kepada siswa dengan cara
menggali pengetahuan siswa tentang topik yang telah diberikan maupun tentang
topik yang akan diberikan.
Penggunaan media gambar dapat dijadikan salah satu upaya untuk
meningkatkan pemahaman dan menumbuhkan motivasi belajar siswa, agar siswa
aktif terhadap mata pelajaran sosiologi. Dengan digunakannya media gambar
proses pembelajaran sosiologi diharapkan dapat memberikan susana baru dalam
pembelajaran sosiologi di sekolah, sehingga tercipta suasana kelas aktif dan
menyenangkan. Selain itu metode ceramah bukan lagi satu-satunya metode yang
digunakan guru untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, meskipun
metode ceramah masih menjadi salah satu metode yang sering digunakan.
Disinilah kompetensi guru diperlukan dalam pemilihan metode atau model
pembelajaran yang tepat. Metode pembelajaran yang digunakan selain metode
ceramah adalah tanya jawab, diskusi kelompok, dan penugasan. Penggunaan
media gambar dalam pembelajaran sosiologi menjadi lebih menarik, lebih jelas,
dan konkret. Media grafis berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian
ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan
atau diabaikan jika tidak digrafiskan (Sadiman dkk, 2011: 28-29)
Penggunaan media gambar dalam pelaksanaan pembelajaran sosiologi di
kelas X, guru sosiologi di SMA Mujahidin Pontianak melihat pemahaman siswa
dalam proses belajar yang meliputi memahami, menjelaskan dan memberi contoh.
Hal tersebut bertujuan agar guru bisa menentukan siswa mengerti atau tidak
mengerti terhadap materi yang diajarkan. Oleh karena itu penggunaan media
gambar membantu menjelaskan materi pelajaran, pesan yang akan disampaikan
dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual supaya materi terlihat
konkret dan realistis, hal tersebut bertujuan agar materi mudah dipahami dan
dimengerti oleh siswa apalagi objek kajian sosiologi adalah masyarakat sehingga
siswa diharapkan aktif dalam proses belajar mengajar. (3) Penilaian Pembelajaran
Menggunakan Media Gambar. Penilaian merupakan unsur penting untuk
mengetahui tingkat keberhasilan proses belajar mengajar sekaligus sebagai umpan
balik bagi guru guna pembelajaran selanjutnya. Penilaian yang dilakukan oleh
8
guru merupakan akumulasi dari seluruh kegiatan pembelajaran. Dengan penilaian
seorang guru dapat mengetahui gambaran maupun informasi mengenai
perkembangan belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Hasil
penilaian tersebut digunakan guru sebagai alat evaluasi untuk mengetahui dan
mengukur kemampuan siswa dalam mencapai ketuntasan belajar secara maksimal.
Hal demikian sangat diperlukan bagi guru, karena apabila data siswa yang
dikumpulkan menggambarkan atau mengidentifikasikan bahwa siswa mengalami
kemacetan belajar, maka guru segera mungkin mengambil tindakan guna
mengatasi hal tersebut. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dapat
dijelaskan bahwa alat penilaian yang digunakan oleh guru sosiologi di kelas X
SMA Mujahidin Pontianak dalam kegiatan pembelajaran sosiologi meliputi nilai
tugas (penugasan), nilai ulangan harian, nilai ulangan tengah semester dan nilai
ulangan akhir semester. Dalam penilaian tugas (penugasan) guru sosiologi
membaginya menjadi dua, yaitu tugas individu dan tugas kelompok. Tugas
individu meliputi, mengerjakan soal-soal LKS dan membuat makalah. Sedangkan
tugas kelompok meliputi membuat laporan diskusi dan keaktifan siswa dalam
mempresentasikan hasil diskusi.
Dalam pembelajaran menggunakan media gambar, pengumpulan data
mengenai perkembangan belajar siswa tidak hanya dengan menggunakan tes.
Nilai siswa yang utama diperoleh dari penampilan siswa sehari-hari ketika belajar
seperti, keaktifan dan antusiasnya dalam mengikuti pelajaran, penampilannya
ketika ia menyampaikan ide, berdiskusi, buku catatan sekolahnya (kedisiplinan,
kerapian), cara mereka mengerjakan tugas dan ketepatan mereka dalam
mengumpulkan tugas. Semua itu merupakan sumber penilaian autentik atau nyata
yang dilakukan guru disepanjang kegiatan pembelajaran berlangsung.
Penilaian yang dilakukan oleh guru sosiologi di SMA Mujahidin
Pontianak tidak hanya dilakukan setelah selesai proses pembelajaran atau
penilaian hasilnya saja, akan tetapi juga dilaksanakan pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Dalam penilaian proses pembelajaran guru sosiologi
lebih menekankan pada aspek afektif dan aspek psikomotorik, yaitu dengan
memberi catatan mengenai aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar,
kedisiplinan, kerapian, antusias siswa dalam mengikuti pelajaran, keaktifan siswa
dalam bertanya dan menjawab pertanyaan,maupun ketepatan siswa dalam
mengerjakan tugas dan mengumpulkan tugas, serta pada saat siswa melakukan
observasi. Sedangkan penilaian hasil pembelajaran penekanannya yaitu pada
aspek kognitif, guru menilai tingkat kemampuan siswa dalam menerima materi
pelajaran dengan cara memberikan tes atau ulangan baik dalam bentuk objektif tes
maupun essay tes.
Dalam pembelajaran sosiologi kelas X di SMA Mujahidin Pontianak
Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) atau batas nilai minimalnya adalah
75. Artinya jika nilai siswa setelah diakumulasikan mencapai nilai 75 atau lebih
maka siswa tersebut dianggap sudah tuntas, sebaliknya jika nilai siswa setelah
diakumulasikan kurang dari nilai 75 maka siswa tersebut dianggap tidak tuntas.
Bagi siswa yang belum mencapai Standar Ketuntasan Belajar Minimal atau batas
minimalnya kurang dari 75 maka harus mengikuti remidi. Bagi siswa yang sudah
9
mencapai Standar Ketuntasan Belajar Minimal atau memperoleh nilai 75 atau
lebih, guru melakukan pengayaan.
Respon merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan
dalam memahami informasi mengenai lingkungannya melalui penglihatan,
pendengaran dan perasaan (Leksono, 2010: 70). Penelitian ini mengkaji media
gambar yang digunakan dalam pembelajaran sosiolologi. Selain itu, membahas
respon siswa tentang penggunaan media gambar tersebut yang digunakan dalam
pembelajaran sosiologi. Untuk mengkajinya, peneliti bertanya pada siswa sebagai
orang yang menjadi objek pembelajaran.
Respon seseorang dengan orang lain memiliki perbedaan meskipun objek
yang dilihat atau dikajinya sama. Perbedaan tersebut tentunya dilatar belakangi
oleh pengetahuan orang yang berbeda-beda pula. Bila ada sekelompok orang
melihat suatu benda, maka mereka akan memberikan respon yang berbeda-beda.
Meskipun demikian, di antara mereka ada yang memiliki respon yang hampir
sama. Latar belakang dan kepribadian siswa yang berbeda-beda memberikan
pengaruh bagi guru untuk dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang
komunikatif. Untuk mencapai semua itu, diperlukan suatu media pembelajaran
agar dapat memberikana kenyamanan dalam proses belajar bagi setiap siswa.
Dalam pembelajaran sosiologi guru seringkali memberikan tanggapan atau
penjelasan yang terkait dengan proses pembelajaran yang telah diberikan
sebelumnya. Respon yang baik dari siswa mengenai media pembelajaran akan
melahirkan dampak kegiatan belajar yang nyaman, baik untuk guru maupun untuk
siswa.
Mata pelajaran Sosiologi yang memiliki kajian mengenai masyarakat,
bagai sejumlah siswa mempunyai nilai ketertarikan sendiri begitu juga sebaliknya,
bagi sejumlah siswa mata pelajaran sosiologi dianggap membosankan. Dalam hal
ini ada berbagai respon baik yang positif maupun persepsi negatif yang datang
dari siswa mengenai media gambar dalam pembelajaran sosiologi dikelas X SMA
Mujahidin Pontianak. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran sosiologi
dapat membantu menjelaskan materi melalui simbol yang ada pada gambar.
Selain itu, gambar dapat menerjemahkan konsep abstrak menjadi lebih realistis
dan berwujud. Selain pendapat di atas, penggunaan media gambar juga dapat
memberikan gambaran kepada siswa tentang kehidupan sehari-hari sehingga
menjadikan siswa mudah untuk memahami materi yang didapatnya serta dapat
memberi motivasi siswa dalam belajar. Meskipun pada dasarnya media gambar
yang digunakan dalam proses pembelajaran sosiologi dikatakan baik, namun ada
juga respon bersifat negatif yang datang dari siswa mengenai pelajaran sosiologi.
Siswa menganggap belajar sosiologi menggunakan teori lebih mudah mengerti
daripada menggunakan media gambar karena pembelajaran menggunakan gambar
biasanya kurang menjelaskan materi sehingga sulit untuk memahami penjelasanpenjelasan materi. Seorang guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam
menciptakan inovasi pembelajaran, agar kegiatan pembelajaran menarik dan bisa
berjalan dengan efektif, dan memotivasi siswa agar siswa dapat merespon dengan
baik, baik respon positif maupun respon negatif.
10
Dampak dapat diartikan sebagai pengaruh atau akibat yang diitimbulkan dari
suatu perbuatan. Dalam setiap keputusan yang diambil oleh seorang biasanya
mempunyai dampak tersendiri, baik itu dampak positif maupun dampak negatif.
Penggunaan media gambar memberikan kontribusi dalam pembelajaran sosiologi,
yaitu dapat menumbuhkan minat dan motivasi siswa untuk belajar.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti,
media gambar dapat memotivasi dan menarik perhatian siswa dalam belajar
sosiologi. Hal ini seperti yang di ungkapkan oleh beberapa siswa kelas X: a)
Larasati: ”Dengan menggunakan media gambar kita dengan mudah memahami
pembelajaran sosiologi”, b) Nur Asyadah: ”Dengan media gambar lebih mudah
mengerti dan memahami materi pelajaran”, c) Katherin Secondthania N.: ”Dengan
media gambar pembelajaran lebih mudah dimengerti dan dipahami”. (hasil
wawancara pada tanggal 5 April 2013).
SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, dapat disimpulkan
sebagai berikut: (1) Dalam melaksanakan pembelajaran sosiologi yang
menggunakan media gambar, guru sosiologi SMA Mujahidin Pontianak
melakukan beberapa tahapan pembelajaran yaitu (a) tahap persiapan atau
perencanaan pembelajaran menggunakan media gambar yaitu, membuat
perangkat pembelajaran yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), (b) tahap
proses pembelajaran menggunakan media gambar, yaitu gambar disajikan dalam
bentuk print out yang di berikan kepada siswa baik perindividu maupun
perkelompok untuk didiskusikan di depan kelas, (c) tahap penilaian pembelajaran
menggunakan penilaian dari segi afektif, psikomotorik dan kognitif. (2) Siswa
sangat senang belajar menggunakan media gambar. Karena dengan media gambar
materi pelajaran yang disampaikan mudah dipahami dan dimengerti melalui
simbol-simbol yang ada pada gambar tersebut. (3) Media gambar dapat
memberikan motivasi dan menarik perhatian siswa untuk belajar khususnya dalam
mata pelajaran sosiologi.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disarankan hal-hal berikut ini,
antara lain: (1) Sebaiknya guru mampu dalam membuat, mendesain dan
mengoperasikan sebuah media pembelajaran khususnya media gambar agar
pembelajaran menarik dan tidak membosankan. (2) Sebaiknya guru lebih kreatif
menggunakan media pembelajaran, sehingga tercipta pembelajaran aktif dan
menyenangkan. (3) Sebaiknya siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar
dengan memperhatikan materi yang disampaikan guru, sehingga akan lebih
mudah dalam memahami materi pelajaran.
DAFTAR RUJUKAN
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja
Rosdakarya: Bandung.
11
Nawawi, Hadari. 2007. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gadjah Mada
University Press: Yogyakarta
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.
Sadiman, dkk. 2011. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Rajawali Pers: Jakarta.
Satori dan Komariah. (2011) .Metodologi Penelitian Kualitatif. Alfabeta:
Bandung
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta:
Bandung.
Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Suatu Tinjauan
Konseptual Operasional. Bumi Aksara: Jakarta timur.
12
Download