faq obligasi negara ritel seri ori-012

advertisement
FAQ
OBLIGASI NEGARA RITEL SERI ORI-012
1. Apakah yang dimaksud dengan Surat Utang Negara?
Yaitu surat berharga yang berupa surat pengakuan hutang dari pemerintah dalam mata uang Rupiah
maupun Valuta Asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia,
sesuai dengan masa berlakunya sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang nomor 24 Tahun 2002
tentang Surat Utang Negara.
2. Apakah yang dimaksud dengan Obligasi Negara Ritel ?
Yaitu Obligasi Negara yang dijual kepada individu atau perseorangan Warga Negara Indonesia melalui
Agen Penjual di Pasar Perdana.
3. Apakah dasar hukum penerbitan Obligasi Negara Ritel?
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara.
4. Apakah persamaan dan perbedaan Sukuk Negara Ritel dengan Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI)?
Persamaan :
Sukuk Negara Ritel dan ORI merupakan Surat Berharga Negara yang diperuntukan bagi investor ritel.
Sukuk Negara Ritel dan ORI merupakan bukti investasi masyarakat kepada pemerintah.
Baik Sukuk Ritel maupun ORI pembayaran bunga/imbalan dan pelunasan/pembelian kembali dijamin
oleh Pemerintah.
Perbedaan :
ORI adalah pinjaman modal dari masyarakat kepada Pemerintah, sedangkan Sukuk Negara Ritel
adalah bentuk penyertaan modal masyarakat atas bagian dari aset Sukuk Negara Ritel yang dijadikan
obyek transaksi.
ORI memberikan penghasilan (return) kepada investor berupa bunga. Sedangkan Sukuk Negara Ritel
memberikan penghasilan (return) kepada investor berupa imbalan sewa, sesuai dengan akad yang
digunakan.
5. Apakah persamaan dan perbedaan Saving Bonds Ritel (SBR) dengan Obligasi Negara Ritel Indonesia
(ORI)?
Persamaan :
SBR dan ORI merupakan Surat Berharga Negara yang diperuntukan bagi investor ritel.
SBR dan ORI merupakan bukti investasi masyarakat kepada pemerintah.
SBR maupun ORI pembayaran bunga/imbalan dan pelunasan/pembelian kembali dijamin oleh
Pemerintah.
Perbedaan :
ORI dapat diperdagangkan di pasar sekunder, sedangkan SBR, khususnya SBR001, tidak dapat dijual di
pasar sekunder, melainkan harus dipegang hingga jatuh tempo,
Imbal hasil/ Kupon untuk ORI tetap sampai jatuh tempo, sedangkan Imbal hasil, Kupon SBR
mengambang sesuai dengan acuan yang dipergunakan (LPS atau BI rate).
6. Siapa yang menerbitkan Obligasi Negara Ritel?
Pemerintah Pusat Negara Republik Indonesia melalui Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
7. Apakah tujuan penerbitan Obligasi Negara Ritel?
Tujuan penerbitan Obligasi Negara Ritel adalah:
Memperluas sumber-sumber pembiayaan APBN;
Diversifikasi investor dan instrumen;
Memberikan akternatif instrumen ritel bagi investor;
Mendukung pengembangan pasar keuangan;
Memberikan kesempatan kepada investor kecil untuk berinvestasi dalam instrumen pasar modal yang
aman dan menguntungkan.
8. Untuk apa dana hasil penerbitan Obligasi Negara Ritel?
Dana tersebut akan dipergunakan oleh Pemerintah untuk pembiayaan umum APBN, termasuk untuk
membiayai pembangunan proyek infrastruktur.
9. Siapa saja yang dapat berinvestasi pada Obligasi Negara Ritel?
Seluruh nasabah perorangan yang merupakan Warga Negara Indonesia dapat berinvestasi pada Obligasi
Negara Ritel.
10. Apakah bukti kepemilikan Obligasi Negara Ritel?
Obligasi Negara Ritel diterbitkan dalam bentuk tanpa warkat (scriptless), namun kepada para investor
akan diberikan Konfirmasi Kepemilikan.
11. Apakah keuntungan berinvestasi pada Obligasi Negara Ritel?
Keuntungan yang diperoleh diantaranya adalah:
Pembayaran kupon dan pokok sampai dengan jatuh tempo dijamin oleh Undang-Undang SUN dan
dananya disediadakan dalam APBN setiap tahunnya;
Pada saat diterbitkan (pasar perdana), kupon ditawarkan lebih tinggi dibandingkan rata-rata tingkat
bunga deposito bank BUMN;
Kupon dengan tingkat bunga tetap sampai pada waktu jatuh tempo;
Berpotensi memperoleh capital gain;
Tersedianya kuotasi harga beli (bid price);
Dapat diperdagangkan di Pasar Sekunder;
Dapat dipinjamkan atau dijaminkan kepada pihak lain;
Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta mendukung pembiayaan
pembangunan nasional.
12. Bagaimana cara membeli Obligasi Negara Ritel di Pasar Perdana?
Prosedur pembelian Obligasi Negara Ritel di Pasar Perdana adalah:
1. Mendatangi kantor pusat/cabang Agen Penjual yang telah dipilih oleh Pemerintah dalam melayani
pembelian Obligasi Negara Ritel;
2. Membuka rekening dana (jika diperlukan) pada salah satu bank umum dan rekening surat berharga
(jika diperlukan) pada salah satu subregistry;
3. Rekening dana dan rekening surat berharga atas nama calon investor ORI;
4. Menyediakan dana yang cukup sesuai jumlah pesanan untuk pembelian Obligasi Negara Ritel melalui
Agen Penjual;
5. Mengisi Formulir Pemesanan;
6. Menyampaikan Formulir Pemesanan, fotocopy identitas diri (KTP) dan bukti setor (jika diperlukan)
kepada Agen Penjual dan menerima bukti penyerahan dokumen dari Agen Penjual.
13. Struktur ORI012
Penerbit
Seri
Masa Penawaran
Penjatahan
Setelmen
Pencatatan di Bursa
Jatuh Tempo
Nilai Nominal per Unit
Minimum Pemesanan
Maksimum Pemesanan
Pemerintah Republik Indonesia
ORI012
21 September – 13 Oktober 2015
19 Oktober 2015
21 Oktober 2015
22 Oktober 2015
15 Oktober 2018
Rp 1,000,000.00
Rp 5,000,000.00 dan kelipatan Rp 5,000,000.00
Rp 3,000,000,000.00
Tingkat Kupon
Minimum Holding Period (MHP)
Kupon Pertama
Kustodian
Agen Penjual
Agen Pembayar Kupon dan Pokok
9.00 % per tahun fixed dibayar bulanan
2 (dua) kali periode pembayaran kupon
15 November 2015
Sub-registry
Bank Umum (17) dan Perusahaan Efek (4) yang ditunjuk
oleh Pemerintah
Bank Indonesia
14. Bagaimana cara menghitung keuntungan berinvestasi dari ORI berupa Kupon dan Gain yang akan
diperoleh dalam berinvestasi pada Obligasi Negara Ritel, disajikan ilustrasi perhitungan hasil investasi
sebagai berikut:
1. Perhitungan Kupon
Kupon adalah sebesar 9.00% p.a. yang dibayar setiap bulan. Pembayaran Kupon pertama kali
dilakukan pada tanggal 15 November 2015. Kupon pertama kali yang dibayarkan tanggal 15 November
2015 memiliki jumlah hari sebanyak 25 (dua puluh lima) hari mulai dari tanggal 22 Oktober 2015
sampai dengan tanggal 15 November 2015 sehingga kupon pertama dimaksud adalah sebesar Rp.
6.048 per unit, dengan rincian perhitungan sebagai berikut:
25/31 x 9.00 % x 1/12 x Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) = Rp. 6.048,00
Pembayaran Kupon kedua dan seterusnya dilakukan setiap tanggal 15 setiap bulan dan pembayaran
terakhir dilakukan tanggal 15 Oktober 2018. Kupon per unit yang dibayar setiap bulan adalah sebesar
Rp.7.500,00 dihitung dari:
9.00% x 1/12 x Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah)
Perhitungan kupon sebagaimana tersebut di atas belum memperhitungkan pengenaan pajak
penghasilan dan biaya penyimpanan (biaya yang dikenakan Agen Penjual). Jumlah pembayaran kupon
telah dibulatkan dalam Rupiah penuh, dengan ketentuan apabila di bawah dan sama dengan 50
(limapuluh) sen dibulatkan menjadi nol, sedangkan di atas 50 (lima puluh) sen dibulatkan menjadi
Rp1,00 (satu Rupiah). Jumlah hari kupon (day count) untuk perhitungan kupon berjalan (accrued
interest) menggunakan basis jumlah hari kupon sebenarnya (actual per actual). Pembayaran Kupon
dilaksanakan di Indonesia dan akan dibayarkan kepada Pemilik ORI012 yang tercatat pada Tanggal
Pencatatan Kepemilikan (record date) dengan mengkredit rekening dana Pemilik ORI012. Apabila
pembayaran Kupon bertepatan dengan hari dimana operasional sistem pembayaran tidak
diselenggarakan oleh Bank Indonesia, maka pembayarannya akan dilakukan pada Hari Kerja
berikutnya tanpa kompensasi bunga.
2. Perhitungan Gain
a) Apabila Harga Premium
Pada hari perdangan di pasar sekunder jika Investor membeli Obligasi Negara Ritel di Pasar
Perdana sebesar Rp 10.000.000,00 dengan nilai indikatif imbalan 9.00% dan dijual di Pasar
Sekunder dengan harga 100,5%, maka hasil yang diperoleh adalah :
Capital Gain
= Rp 10.000.000,00 x (100,5-100)%
= Rp 50.000,00
Nilai Pokok yang diterima saat dijual Rp 10.050.00,00 yang berasal dari Nilai Pokok ORI
sebesar Rp 10.000.000,00 + Capital Gain.
b) Apabila Harga Discount
Pada hari perdangan di pasar sekunder jika Investor membeli Obligasi Negara Ritel di Pasar
Perdana sebesar Rp 10.000.000,- dengan nilai indikatif imbalan 9.00% dan dijual di Pasar Sekunder
dengan harga 95%, maka hasil yang diperoleh adalah :
Capital Loss
= Rp 10.000.000,00 x (99,5-100)%
= Rp 50.000,00
Nilai Pokok yang diterima saat dijual Rp 9.950.00,00 yang berasal dari Nilai Pokok ORI sebesar
Rp 10.000.000,00 + Capital Loss
Catatan:
Perhitungan di atas merupakan ilustrasi yang belum memperhitungkan biaya-biaya transaksi dan pajak. Transaksi penjualan di pasar
sekunder dengan asumsi penjualan terjadi pada saat pembayaran Imbalan, sehingga tidak memperhitungkan accrued yang ada.
*) Hanya untuk keperluan penyederhanaan ilustrasi saja. Imbalan hasil setiap seri dapat berubah sesuai keputusan Pemerintah
15. Bagaimana perlakuan pajak terhadap Obligasi Negara Ritel?
Terkait perlakuan pajak terhadap Obligasi Negara Ritel sudah diperhitungkan oleh Pemerintah dan
besarnya yaitu pajak penghasilan (PPh) atas imbalan/ kupon dan capital gain. Berdasarkan UU No.36
tahun 2008 dan PP No.16 Tahun 2009, PPh Final ORI adalah sebesar 15%.
16. Siapakah yang dapat menjadi Agen Penjual Obligasi Negara Ritel?
Adalah Bank Umum Konvensional yang telah memiliki ijin usaha dari Bank Indonesia dan Perusahaan Efek
yang telah memiliki surat ijin usaha dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (OJK), serta
memenuhi kriteria dan syarat yang telah ditetapkan Pemerintah.
17. Apakah Obligasi Negara Ritel dapat dijual sebelum jatuh tempo dan bagaimana caranya?
Dapat , caranya adalah :
1. Melalui Agen Penjual di tempat investor membeli Obligai Negara Ritel, atau
2. Melalui bursa. Untuk dapat memperdagangkan Obligasi Negara Ritel melalui bursa, investor harus
menghubungi anggota bursa karena investor tidak dapat bertransaksi langsung melalui bursa. Proses
transaksi akan lebih rumit dan investor harus membayar jasa broker, serta waktu yang dibutuhkan
akan lebih lama apabila tidak terdapat titik temu antara harga penawaran dan harga pembelian
Obligasi Negara Ritel.
18. Bagaimana mekanisme transaksi (jual beli) Obligasi Negara Ritel di pasar sekunder?
PROSES PEMBELIAN DI PASAR SEKUNDER :
1. Nasabah datang kepada perbankan untuk mendapat informasi atau mengunjungi langsung
perusahaan sekuritas yang sudah berpengalaman dalam perdagangan;
2. Nasabah membuka rekening surat berharga pada perusahaan sekuritas dimaksud dengan mengisi
formulir pembukaan rekening yang antara lain mewajibkan penyebutan nomor rekening tabungan
yang sudah dimiliki pada salah satu bank nasional;
3. Nasabah mengisi formulir pemesanan pembelian dengan antara lain menyebutkan nomor rekening
surat berharga, nomor rekening tabungan, harga beli (dinyatakan dalam persen dengan 2 angka
dibelakang koma), dan jumlah nominal pembelian (minimal Rp5.000.000.00 dengan kelipatan
Rp5.000.000.00);
4. Perusahaan sekuritas menyampaikan minat beli nasabah ke Bursa Efek Indonesia(BEI) untuk
mendapatkan nasabah lain yang bermaksud menjual pada harga yang sesuai dengan permintaan
nasabah yang berminat membeli;
5. Dalam hal terjadi kesesuaian harga antara nasabah pembeli dan nasabah penjual, maka transaksi
pembelian diselesaikan melalui mekanisme bursa yang melibatkan PT. BEI, PT. KPEI, PT.KSEI, dan
perusahaan sekuritas.
6. Jumlah dana yang harus dibayar oleh nasabah pembeli adalah sejumlah harga Obligasi Ritel ditambah
dengan Imbalan berjalan.
PROSES PENJUALAN DI PASAR SEKUNDER :
1. Nasabah datang kepada perbankan (cabang) untuk mendapat informasi harga beli – jual dari seri
Obligasi Negara Ritel yang dimiliki.
2. Nasabah mengisi formulir pemesanan penjualan dengan antara lain menyebutkan nomor rekening
surat berharga, nomor rekening tabungan, harga beli (dinyatakan dalam persen dengan 2 angka
dibelakang koma), dan jumlah nominal pembelian (minimal Rp5.000.000.00 dengan kelipatan
Rp5.000.000.00);
3. Cabang meneruskan permintaan penjualan Nasabah dengan menghubungi Treasury Group atau
perwakilannya.
4. Jumlah dana yang akan diterima oleh nasabah penjual adalah sejumlah harga Obligasi Ritel di tambah
dengan imbalan berjalan
19. Apakah risiko investasi pada Obligasi Negara Ritel?
Terdapat beberapa risiko berinvestasi pada instrumen di pasar keuangan, diantaranya adalah :
1. Risiko gagal bayar (default risk) adalah resiko dimana investor tidak dapat memperoleh pembayaran
dana yang dijanjikan oleh penerbit pada saat produk invetasi jatuh tempo kupon dan pokok. Obligasi
Negara Ritel tidak mempunyai resiko gagal bayar karena Pemerintah berdasarkan Undang-Undang
SUN dan Undang-Undang APBN setiap tahunnya menjamin pembayaran kupon dan pokok Surat Utang
negara, Obligasi Negara Ritel sampai dengan jatuh tempo.
2. Risiko pasar (market risk) adalah potensi kerugian bagi investor (capital loss) karena menjual Obligasi
Negara Ritel sebelum jatuh tempo pada harga jual yang lebih rendah dari harga belinya.
3. Risiko Likuiditas (liquidity risk) adalah potensi kerugian apabila sebelum jatuh tempo pemegang
Obligasi Negara Ritel yang memerlukan dana tunai mengalami kesulitan dalam menjual Obligasi
Negara Ritel di pasar sekunder dalam harga wajar.
20. Bagaimana apabila Pemerintah mengalami gagal bayar (default)?
Sesuai dengan Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008, Pemerintah memberikan jaminan
untuk membayar Imbalan dan Nilai Nominal setiap SUN yang diterbitkan.
21. Apabila pemegang Obligasi Negara Ritel meninggal dunia, apakah bisa diwariskan kepada ahli warisnya
dan bagaimana caranya?
Obligasi Negara Ritel dapat diwariskan kepada ahli waris yang sah dan kepadanya tetap diberikan
pembayaran Kupon dan Pokok Obligasi Negara Ritel.
22. Pada saat Obligasi Negara Ritel jatuh tempo, bagaimana mekanisme pembayaran pokok kepada
pemegang Obligasi Negara Ritel?
Mekanisme pembayaran Nilai Pokok kepada Pemegang Obligasi Negara Ritel pada saat jatuh tempo akan
dilaksanakan secara otomatis dengan mentransfer ke Rekening Pemegang Obligasi Negara Ritel.
Download