Kunjungi Pekanbaru, KSEI perkenalkan Financial Hub

advertisement
Berita Pers
Kunjungi Pekanbaru, KSEI perkenalkan Financial Hub
Pekanbaru - Riau, 4 Desember 2014 – Mengawali kegiatan pada bulan Desember,
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mengadakan sosialisasi Fasilitas AKSes (Acuan
Kepemilikan Sekuritas) di kota Pekanbaru, Riau. Sosialisasi Fasilitas AKSes di kota ini
merupakan kali ke-6 setelah sebelumnya kegiatan serupa diadakan di kota Banjarmasin,
Padang, Solo, Makassar dan Bandar Lampung.
Berada pada jalur Lintas Timur Sumatera, Pekanbaru merupakan kota perdagangan dan jasa,
termasuk sebagai kota dengan tingkat pertumbuhan migrasi dan urbanisasi yang tinggi. Saat
ini Pekanbaru sedang berkembang pesat menjadi kota dagang yang multi-etnik.
Perkembangan perekonomian Pekanbaru, sangat dipengaruhi oleh kehadiran perusahaan
minyak, pabrik pulp dan kertas, serta perkebunan kelapa sawit beserta pabrik pengolahannya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) kota Pekanbaru yang dikutip dari laman
http://pekanbarukota.bps.go.id/ total jumlah dana masyarakat Pekanbaru yang tersimpan di
Bank dalam bentuk tabungan, giro dan deposito per tahun 2013 tercatat mencapai sekitar
Rp 30 triliun. Namun banyaknya jumlah dana masyarakat yang terhimpun belum diimbangi
dengan pengetahuan berinvestasi yang memadai. Dari jumlah tersebut, ternyata sektor jasa
keuangan belum seluruhnya dikenal dengan baik oleh masyarakat Pekanbaru, termasuk
industri pasar modal.
Alec Syafruddin, Kepala Divisi Komunikasi Perusahaan dan Perencanaan Strategis KSEI
menyampaikan sangat disayangkan melihat bahwa banyak wilayah di Indonesia yang
masyarakatnya mampu secara ekonomi dan berpotensi sebagai basis investor namun belum
berinvestasi di pasar modal. Berdasarkan data yang ada, secara nasional masih kurang dari
setengah persen saja masyarakat yang telah memanfaatkan dananya di pasar modal sebagai
pilihan sarana penanaman modal atau investasi.
Jenis investasi secara konvensional masih menjadi pilihan populer seperti tanah/properti dan
emas. Bahkan bagi sebagian masyarakat, secara umum mengganggap bahwa penempatan
dana dalam bentuk deposito di bank adalah salah satu bentuk investasi. Di provinsi
Pekanbaru sendiri, dana dalam bentuk deposito jumlahnya cukup besar dibandingkan dengan
tabungan. Berdasarkan data BPS provinsi Pekanbaru per tahun 2013, jumlah deposito telah
mencapai sekitar Rp 13 triliun, sedangkan jumlah tabungan hanya sekitar Rp 10 triliun.
Masih kurangnya pemahaman mengenai pentingnya investasi dan keterbatasan informasi
maupun sarana yang tersedia untuk melakukan investasi merupakan salah satu kendala
utama mengapa masyarakat belum banyak mengenal cara dan pilihan berinvestasi,
khususnya investasi di pasar modal. “Program sosialisasi dan edukasi bagi masyarakat
mengenai investasi di pasar modal menjadi agenda rutin yang kami lakukan secara
berkesinambungan, selain itu inisiatif-inisiatif untuk mengembangkan pasar modal,
diantaranya dengan meningkatkan jumlah investor lokal perlu didukung dengan kesiapan
infrastruktur yang mapan dan dapat menjangkau masyararakat luas sehingga mempermudah
akses masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal,” ungkap Alec.
Untuk menjawab tantangan ini, KSEI mengambil langkah konkret dengan melakukan kerja
sama Co-Branding Fasilitas AKSes dengan perbankan sebagai pihak ketiga untuk
mendukung jasa keuangan melakukan program pendalaman financial market yang mencakup
seluruh bidang keuangan yaitu pasar modal, perbankan dan institusi keuangan non-bank.
Sinergi KSEI dengan perbankan diharapkan bisa menjadi salah satu solusi, karena
pengembangan infrastruktur ini memerlukan investasi yang sangat besar dan akan memakan
waktu sangat lama bila dilakukan sendiri oleh industri pasar modal.
1/2
Sebagai bentuk pengembangan terhadap Fasilitas AKSes dan untuk memberikan kemudahan
akses bagi masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal, sejak Februari 2014, berturut-turut
KSEI telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Co-Branding Fasilitas AKSes
dengan bank-bank yang telah bekerja sama dengan KSEI sebagai Bank Administrator
Rekening Dana Nasabah (RDN) yaitu PT Bank Permata Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk,
PT Bank Central Asia Tbk dan PT CIMB Niaga Tbk.
Berdasarkan data KSEI per akhir November 2014, jumlah investor yang login secara nasional
hanya sekitar 13% dari sekitar 350.000 investor. Melalui kerjasama KSEI dengan keempat
bank tersebut yang secara total memiliki sekitar 5.000 kantor cabang, dan lebih dari 30 ribu
mesin ATM sangat berpotensi untuk meningkatkan jumlah investor lokal.
Lebih lanjut, Alec menyatakan, “Kerja sama dengan perbankan ini sejalan dengan inisiatif
strategis KSEI terkait rencana pengembangan infrastruktur pasar modal dalam tiga tahun ke
depan. Melalui kerjasama ini diharapkan kedepannya pasar modal Indonesia dapat
berkembang cepat dengan tersedianya infrastruktur yang dapat menjangkau pelosok wilayah
Indonesia. Kerja sama dengan perbankan merupakan langkah awal KSEI mengembangkan
Fasilitas AKSes menjadi suatu hub finansial bagi investor di pasar modal. Luasnya jaringan
ATM bank yang dilengkapi fasilitas internet dan mobile banking serta kemudahan
penggunaannya diharapkan dapat mendukung kegiatan berinvestasi di pasar modal yang
lebih mudah dan memasyarakat” imbuhnya.
Berdasarkan catatan data KSEI per 28 November 2014, di kota Pekanbaru terdapat
peningkatan sekitar 19% atau sejumlah sekitar 3.149 investor dibandingkan dengan data di
bulan November tahun sebelumnya yang berjumlah sekitar 2.651 investor. Total nilai aset
investor provinsi Riau di pasar modal berdasarkan data yang ada di KSEI adalah sekitar
Rp 1,01 triliun. Angka-angka ini tentunya masih sangat kecil dibanding potensi yang ada.
Jumlah investor misalnya masih sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk
Pekanbaru yang telah mencapai sekitar 999 ribu jiwa atau masih kurang dari 1%. Demikian
juga dengan nilai investasi bila dibandingkan dengan dana yang tersimpan di bank yang
mencapai Rp 30 triliun.
Dengan adanya pengembangan infrastruktur yang senantiasa terus dilakukan diharapkan
masyarakat mendapat kemudahan untuk berinvestasi di pasar modal, dan dengan dukungan
pengembangan infrastruktur Co-Branding seperti ini diharapkan target peningkatan jumlah
investor di pasar modal dapat dicapai khususnya di provinsi Riau, dimana hal ini sejalan
dengan visi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk pendalaman pasar.
---***--Informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi:
Unit Komunikasi Perusahaan
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
Media Contact: Zylvia Thira
Phone: (021) 5299 1062
Fax : (021) 5299 1199
2/2
Download