peningkatan hasil belajar ipa materi perubahan lingkungan fisik

advertisement
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK
MELALUI METODE THE POWER OF TWO
PADA SISWA KELAS IV MI YASPI KAPONAN
KECAMATAN PAKIS KABUPATEN MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
Eka Lestari Cahyaning Ratri
NIM : 11511061
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2015
i
ii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK
MELALUI METODE THE POWER OF TWO
PADA SISWA KELAS IV MI YASPI KAPONAN
KECAMATAN PAKIS KABUPATEN MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
Eka Lestari Cahyaning Ratri
NIM : 11511061
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2015
iii
iv
v
vi
MOTTO
Guru adalah kunci menuju masa depan sedangkan pendidikan adalah pintu
menuju masa depan. Guru hanya membuka pintu kesuksesan. Engkaulah yang
harus masuk sendiri.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Ibuku (Sutinah) dan Bapakku (Subadi, S.Pd.I) sebagai wujud baktiku
padanya, yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dan doanya.
Adikku (Firda Inas Rahmadhani dan Fajar Khoirunnida) yang selalu
mendukung dan memberi semangat.
Keluarga besarku yang selalu mendukung dan mendoakanku.
Sahabat – sahabatku yang tidak bisa ku sebut satu persatu
Teman-teman PGMI B angkatan 2011
Rekan-rekanita karang taruna Wira Bhakti dusun kaponan
vii
KATA PENGANTAR
‫ميحرلا نمحرلا هللا‬
Alhamdulillahirabbil‟alamin
‫بسم‬
penulis
ucapkan
sebagai
rasa
syukur
kehadirat Allah SWT atas segala nikmat yang tak terhitung dan rahmat-Nya yang
tiada henti. Sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita,
Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Perubahan Lingkungan Fisik
Melalui Metode The Power Of Two Pada Siswa Kelas IV MI YASPI Kaponan
Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2014/2015.
Penulisan skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:
1.
Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2.
Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3.
Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah dan selaku pembimbing yang telah mengarahkan, membimbing,
memberikan petunjuk, memberi motivasi dan meluangkan waktunya dalam
penulisan skripsi ini.
4.
Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian
akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta
bantuan kepada penulis.
viii
5.
Bapak dan Ibu tercinta yang telah mengasuh, mendidik, membimbing serta
memotivasi kepada penulis, baik moral maupun spiritual.
6.
Bapak Subadi, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah MI YASPI Kaponan beserta
guru-guru yang telah mengizinkan pada penulis untuk melakukan penelitian
di MI YASPI Kaponan.
7.
Siswa-siswi kelas IV MI YASPI Kaponan yang telah mendukung dan
membantu penulis dalam melakukan penelitian.
8.
Teman–teman PGMI B 2011 dan Karang Taruna Wira Bhakti yang selalu
bersama dalam suka dan duka.
9.
Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,
yang tidak dapat penulis sebutkan, semoga segala bantuan yang telah
diberikan mendapat balasan dan ridho dari Allah SWT serta tercatat dalam
bentuk amalan ibadah. Amin.
Skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dan semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi
penulis dan pembaca bagi umumnya.
Salatiga, 20 Agustus 2015
Penulis
Eka Lestari Cahyaning Ratri
ix
ABSTRAK
Ratri, Eka Lestari Cahyaning. 2015. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi
Perubahan Lingkungan Fisik Melalui Metode The Power Of Two pada
Siswa Kelas IV MI YASPI KAPONAN Kecamatan Pakis Kabupaten
Magelang Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama
Islam Negeri Salatiga Pembimbing Peni Susapti, M.Si.
Kata Kunci : Hasil Belajar IPA, Perubahan Lingkungan Fisik, Metode The Power
Of Two.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
langkah perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi yang dilaksanakan
dengan dua siklus. Subyek penelitian ini siswa kelas IV MI YASPI Kaponan
Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 21 siswa yang terdiri dari 9 siswa
laki-laki dan 12 siswa perempuan. Obyek penelitian ini adalah hasil belajar IPA
pada materi perubahan lingkungan fisik melalui metode the power of two. Teknik
pengumpulan data yang digunakan berupa tes, dokumentasi dan observasi
terhadap guru. Hasil tes dianalisis dengan statistik deskriptif.
Hasil belajar yang diperoleh siswa kelas IV MI YASPI Kaponan Kecamatan
Pakis Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2014/2015 pada mata pelajaran IPA
masih rendah rata-rata kelas hanya mencapai 58,8 sedangkan KKM yang
ditetapkan sekolah yaitu 70. Hal ini karena dalam menyampaikan pelajaran IPA,
guru kurang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pelajaran. Metode the
power of two dapat dijadikan alternatif metode pembelajaran dalam
membelajarkan IPA. Metode ini mengarahkan pemahaman siswa pada
pembelajaran aktif (active learning) yang melibatkan siswa secara aktif dalam
kegiatan pembelajaran agar siswa lebih mampu memahami materi, dan belajar
IPA menjadi lebih menyenangkan.
Penelitian yang telah dilaksanakan pada siswa kelas IV MI YASPI Kaponan
Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang menunjukkan hasil bahwa penggunaan
metode the power of two dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA materi perubahan lingkungan fisik. Pada siklus I siswa yang tuntas
sebanyak 14 siswa atau 67% dan yang belum tuntas 7 siswa atau 33% dengan
rata-rata kelas 71,21, siklus II yang tuntas sebanyak 21 siswa atau 100% dan ratarata kelasnya 80,73.
x
DAFTAR ISI
SAMPUL JUDUL.........................................................................................
i
LEMBAR LOGO..........................................................................................
ii
JUDUL..........................................................................................................
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. iv
PENGESAHAN KELULUSAN...................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN..................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................
vii
KATA PENGANTAR..................................................................................
viii
ABSTRAK....................................................................................................
x
DAFTAR ISI.................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL.........................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR....................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................
1
B. Rumusan Masalah.................................................................
6
C. Tujuan Penelitian..................................................................
6
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan................... 6
E. Manfaat Penelitian................................................................
7
F. Definisi Operasional.............................................................
8
G. Metodologi Penelitian...........................................................
10
xi
H. Sistematika Penulisan...........................................................
BAB II
15
KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar
1.
Pengertian Belajar ........................................................
17
2.
Ciri-ciri Belajar..............................................................
18
3.
Prinsip-prinsip Belajar...................................................
19
4.
Hasil Belajar ................................................................
21
5.
Macam-macam Hasil Belajar......................................... 22
6.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar..........
23
B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
1.
Pengertian IPA...............................................................
27
2.
Tujuan Pembelajaran IPA di SD/MI.............................
27
3.
Ruang Lingkup IPA.......................................................
28
4.
Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA......................
29
5.
Kurikulum IPA..............................................................
30
6.
Materi Perubahan Lingkungan Fisik.............................. 30
7.
Metode The Power Of Two............................................
36
C. Hasil Penelitian yang Relevan..............................................
41
D. Kerangka Teori...................................................................... 43
xii
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Yaspi Kaponan
1.
Lokasi Penelitian............................................................ 44
2.
Visi dan Misi Yaspi Kaponan........................................
44
3.
Keadaan Guru dan siswa MI Yaspi Kaponan ...............
45
4.
Subyek Penelitian..........................................................
46
B. Deskripsi Pelaksanaan Per-siklus
1. Siklus I............................................................................
47
2. Siklus II...........................................................................
52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Kondisi Awal..................................................................
56
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I.......................................
58
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II...................................... 64
B. Pembahasan Hasil Penelitian................................................
BAB V
70
PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................
73
B. Saran.....................................................................................
73
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
LAMPIRAN
xiii
75
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Distribusi IQ menurut Stanford Revision....................................
24
Tabel 3.1 Data Nama Guru MI YASPI Kaponan Tahun Pelajaran
45
2014/2015......................................................................................................
Tabel 3.2 Data Siswa MI YASPI Kaponan Tahun Pelajaran
45
2014/2015.......................................................................................................
Tabel 3.3 Data Siswa Kelas 4 MI di YASPI Kaponan.................................
46
Tabel 4.1 Data Frekuensi Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan................
57
Tabel 4.2 Rata-rata Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan..........................
57
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I..................................................
61
Tabel 4.4 Data Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus I...............
61
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Terhadap Guru pada Siklus I..........................
63
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II................................................
66
Tabel 4.7 Data Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus II..............
67
Tabel 4.8 Data Hasil Pengamatan Guru pada Siklus II.................................
68
Tabel 4. 9 Rata- Rata Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I..............................
70
Tabel 4. 10 Rata- rata Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II............................
71
Tabel 4. 11 Rekapitulasi Nilai Rata- rata Kelas............................................
71
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas.................................... 12
Gambar 2.1 Terjadinya angin laut dan angin darat.......................................
31
Gambar 4.1 Grafik Data Frekuensi Sebelum Tindakan................................
57
Gambar 4.2 Grafik Data Frekuensi Siswa Siklus I.......................................
65
Gambar 4.3 Grafik Data Frekuensi Siswa Siklus II......................................
68
Gambar 4.4 Grafik Peningkatan Rata-rata Nilai Kelas Hasil Belajar Mata
Pelajaran IPA ...............................................................................................
xv
72
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I
Lampiran 2
Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II
Lampiran 3
Hasil Pengamatan Siswa Siklus I
Lampiran 4
Hasil Pengamatan Siswa Siklus II
Lampiran 5
Hasil Pengamatan Guru Siklus I
Lampiran 6
Hasil Pengamatan Guru Siklus II
Lampiran 7
Bukti Autentik Hasil Belajar Siswa Siklus I
Lampiran 8
Bukti Autentik Hasil Belajar Siswa Siklus II
Lampiran 9
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pada Siklus I
Lampiran 10
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pada Siklus II
Lampiran 11
Foto Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 12
Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 13
Surat Keterangan Melakukan Penelitian
Lampiran 14
Lembar Konsultasi Pembimbing
Lampiran 15
Daftar SKK
Lampiran 16
Daftar Riwayat Hidup Penulis
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan masyarakat dan
pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan, yang
berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk
mempersiapkan peserta didik untuk dapat memainkan peranan dalam
berbagai lingkungan hidup secara tepat pada masa yang akan datang.
Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam
bentuk pendidikan formal, non formal dan informal dan luar sekolah yang
berlangsung
seumur
hidup,
bertujuan
untuk
mengoptimalisasi
kemampuan-kemampuan individu (Kadir, 2012: 60)
Peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan
disektor pendidikan nasional dan merupakan bagian integral dari upaya
peningkatan kualitas
manusia Indonesia secara menyeluruh. Undang
Undang No 20 Tahun 2003 pasal 3 menyatakan bahwa Pendidikan
Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
1
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab
(Sukardjo, 2009: 14).
Guru merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam misi
pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Selain bertanggung jawab
mengatur, mengarahkan dan menciptakan suasana kondusif yang
mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan di sekolah, anak didik
akan lebih berhasil dalam belajar apabila guru memiliki kompetensi dan
kualitas yang baik dalam pembelajaran. Guru juga dituntut untuk
menggunakan metode pembelajaran yang aktif dan kreatif untuk
mempermudah agar materi yang disampaikan atau disajiakan pada
pembelajaran dapat diterima oleh peserta didik dengan baik .
Metode pembelajaran merupakan alat ekstrinsik dalam kegiatan
belajar mengajar yakni sebagai alat perangsang dari luar yang dapat
membangkitkan semangat belajar siswa. Metode dapat dikatakan baik dan
tepat, apabila
pemilihan dan penerapannya sesuai dengan situasi
pembelajaran yaitu karakter siswa, bakat, minat yang berbeda dan suasana
kelas. Kegiatan belajar mengajar, semakin tepat metode yang digunakan
maka akan efektif dan efisien pula kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan antara guru dan siswa yang pada akhirnya akan menunjang dan
menghantarkan keberhasilan belajar siswa dan keberhasilan mengajar yang
dilakukan oleh guru. Salah satunya adalah metode yang digunakan pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
2
IPA merupakan mata pelajaran yang mengajarkan tentang gejala
alam dan perubahan-perubahan yang sangat bermanfaat bagi manusia.
Pembelajaran IPA bukan pembelajaran yang pasif, di mana perilaku siswa
dikelas dan penyebaran pengetahuan di kelas di kontrol dan ditentukan
oleh guru. Peserta didik hanya dipandang sebagai objek penerima materi
yang disampaikan oleh guru. Seperti yang diketahui pembelajaran IPA
lebih menekankan pada pembelajaran aktif dimana peserta didik
dipandang sebagai subjek dan objek.
Berdasarkan survei yang telah dilakukan oleh mahasiswa terhadap
guru kelas IV di MI YASPI Kaponan, Kecamatan Pakis, Kabupaten
Magelang kurangnya alat bantu belajar dalam pembelajaran IPA selalu
menjadi alasan utama terhadap kurang berhasilnya pembelajaran IPA di
MI. Hal ini disebabkan mata pelajaran IPA merupakan cabang disiplin
ilmu yang mempelajari tentang suatu kejadian audio atau visual yang
membutuhkan alat bantu untuk menyampaikan suatu konsep. Pemilihan
metode pembelajaran yang kurang tepat mengakibatkan rendahnya
motivasi siswa untuk belajar.
Rendahnya motivasi siswa untuk belajar merupakan salah satu
faktor dari penyebab kurang berhasilnya proses belajar pada anak didik.
Motivasi belajar siswa merupakan komponen yang berperan sangat
penting untuk menentukan keberhasilan belajar anak didik. Motivasi siswa
yang rendah disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya : (1) kurangnya
pemahaman siswa terhadap suatu konsep, (2) kurangnya sikap positif
3
terhadap mata pelajaran yang dipelajari, (3) kurangnya interpretasi
terhadap tugas-tugas mata pelajaran.
Beberapa kemungkinan kurangnya minat anak didik untuk belajar
adalah kurangnya kreatifitas guru dalam proses pembelajaran. Hampir
dalam setiap pembelajaran IPA, siswa terlihat merasa bosan dan
kehilangan minat untuk belajar. Salah satunya adalah pada materi
perubahan lingkungan fisik.
Berdasarkan hasil diskusi dengan guru kelas IV di MI YASPI
Kaponan, Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang, antara lain pengajaran
mata pelajaran IPA belum dilaksanakan secara optimal, diduga karena
pemilihan metode belajar yang digunakan kurang kreatif dan cara
mengajar guru yang monoton.. Selain itu kurangnya media belajar dan alat
peraga yang diperlukan dalam proses pemberian materi IPA. Guru kurang
kreatif dalam membuat alat peraga sederhana yang menunjang proses
pembelajaran. Alat peraga yang sudah tersedia (KIT) tidak dipergunakan.
Hal itu menyebabkan rendahnya pemahaman konsep siswa, sehingga
dalam waktu yang relatif singkat pemahaman siswa hilang dan terlupakan
dari ingatanya. Rata-rata nilai kelas hanya mencapai 58,83 sedangkan
KKM untuk mapel IPA adalah 70,00.
Berdasarkan beberapa faktor penyebab di atas, peneliti mempunyai
pemecahan tersebut yaitu dengan cara mengubah metode pembelajaran
yang selama ini dilakukan. Hal ini membuktikan bahwa dengan metode
ceramah siswa kurang maksimal dalam memahami materi yang
4
disampaikan oleh guru dan mereka cenderung merasa bosan. Peneliti
mengajukan
alternatif
solusi
dalam
bentuk
penerapan
strategi
pembelajaran aktif yaitu dengan menggunakan metode The Power of Two.
Metode The Power Of Two (Kekuatan Berdua) adalah suatu
kegiatan
yang
dilakukan
dalam
kegiatan
pembelajaran
untuk
meningkatkan belajar kolaboratif dan mendorong siswa untuk belajar
secara aktif dan mandiri (Sillberman, 2009 : 161). Metode ini merupakan
metode yang dapat digunakan pada kegiatan pembelajaran aktif pada mata
pelajaran tertentu seperti mata pelajaran IPA.
Pada proses pembelajaran IPA terutama materi perubahan
lingkungan fisik agar siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran maka digunakan strategi pembelajaran aktif dengan metode
The Power Of Two. Metode ini memperlihatkan kepada peserta didik
proses terjadinya sesuatu dengan cara berkolaborasi atau bertukar dan
berbagi pengetahuan dengan teman sebayanya sehingga siswa akan lebih
mudah dalam memahami materi yang disampaikan oleh teman sebayanya.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis mencoba menggunakan
metode The Power Of Two sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan
hasil belajar IPA di MI YASPI Kaponan Pakis Magelang. Upaya tersebut
direalisasikan melalui Penelitian Tindak Kelas (PTK) dengan judul
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN
LINGKUNGAN FISIK MELALUI METODE THE POWER OF TWO
5
(Pada Siswa Kelas IV MI YASPI Kaponan, Kecamatan Pakis , Kabupaten
Magelang Tahun Pelajaran 2014/2015).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka rumusan
masalah yang akan di bahas dalam penelitian ini yaitu: apakah dengan
penerapan metode The Power Of Two, hasil belajar IPA materi perubahan
lingkungan fisik pada siswa kelas IV MI YASPI Kaponan, Kecamatan
Pakis, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat meningkat?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah:
“untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi perubahan
lingkungan fisik melalui metode the power of two pada siswa kelas IV MI
YASPI Kaponan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran
2014/2015.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan adalah sebagai salah satu jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian melalui data yang
terkumpul.
Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu yang dalam penelitian berbentuk rangkaian
siklus kegiatan. (Arikunto, 1991: 62).
6
Jadi hipotesis tindakan adalah suatu jawaban sementara yang
mungkin benar atau salah yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu yang dalam penelitian berbentuk siklus kegiatan. Dalam
penelitian tindakan kelas ini, hipotesis tindakan yang diajukan adalah
“Metode The Power Of Two dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPA materi perubahan lingkungan fisik kelas IV
MI YASPI Kaponan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang Tahun
Pelajaran 2014/2015“.
2. Indikator Hasil Belajar
Penerapan metode The PowOf Two dikatakan efektif apabila
indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dapat
dituliskan penulis adalah terdapat peningkatan hasil belajar nilai tes
siswa dan aktivitas belajar siswa.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat dalam beberapa
aspek berikut :
1. Manfaat Teoritis
Melalui hasil penelitian ini diharapkan guru MI memiliki
pengetahuan tentang teori metode The Power Of Two sebagai salah satu
bentuk inovasi pembelajaran di MI dan memiliki teori pembelajaran
yang dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan prestasi belajar
perubahan lingkungan fisik.
7
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa agar mencapai tujuan pembelajaran pada kualitas yang
lebih baik.
b. Bagi guru dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam
meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA.
c. Bagi sekolah dapat meningkatkan mutu dan efektifitas pembelajaran
khususnya pembelajaran IPA.
F. Definisi Operasional
Untuk memberi gambaran yang jelas dan terarah tentang istilah
yang digunakan dalam judul skripsi ini, perlu dijelaskan beberapa istilah
yang digunakan antara lain :
1. Peningkatan Hasil Belajar
Berasal dari kata “tingkat” yang mendapat imbuhan pe – an yang
menunjukkan arti proses perbuatan cara peningkatan (usaha kegiatan)
dan lain sebagainya (Poerwadarminta,
2005: 1280). Hasil belajar
adalah perubahan atau kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah
melakukan perbuatan belajar (Snelbeker, 1974 : 12).
Jadi peningkatan hasil belajar merupakan proses peningkatan
kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan
belajar.
2. Metode
Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik untuk
mencapai suatu maksud (Poerwadarminta, 2005: 649).
8
3. The Power of Two (Kekuatan Berdua)
The Power of Two (kekuatan Berdua) adalah suatu kegiatan yang
dilakukan oleh dua orang yang dapat saling bertukar informasi.
Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan belajar kolaboratif dan
mendorong kepentingan dan keuntungan sinergi itu, karenanya, dua
kepala tentu lebih baik daripada satu (Silberman, 2007: 161).
4. Mata Pelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu ilmu yang teratur
(Sistematis) yang dapat diuji dan dibuktikan kerjasamanya (Khusni,
2007: 2).
Pada dasarnya IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari gejala dan
perubahan-perubahan
alam.
Perubahan-perubahan
alam
tersebut
merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. Dari tanda-tanda
kekuasaan Allah tersebut dapat kita renungkan dan dapat dijadikan
pelajaran yang sangat berharga untuk meningkatkan ilmu pengetahuan,
sehingga kita termasuk orang-orang bersyukur. (Garnida, 2002: 3).
5. Perubahan Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik merupakan seluruh penampakan di permukaan
bumi. Permukaan bumi yang tertutup oleh tanah disebut daratan.
Lingkungan fisik dapat mengalami perubahan karena adanya peristiwa
alam seperti angin, hujan, gelombang laut dan matahari. (Wahyono,
2008: 123).
9
Dari penjelasan tersebut dapat diartikan perubahan lingkungan fisik
merupakan perubahan yang terjadi di permukaan bumi akibat angin,
hujan, gelombang laut dan matahari.
6. Siswa Kelas IV MI YASPI Kaponan Pakis Magelang
Siswa Kelas IV MI YASPI Kaponan ini merupakan obyek
penelitian yang berlokasi di Desa Kaponan, Kecamatan, Pakis
Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan penelitian
Rancangan
penelitian
yang
ditetapkan
berupa
tindakan
kelas.prosedur dan langkah langkah penelitian mengikuti prinsip prinsip
dasar yang berlaku dalam penelitian tindakan. Karena Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research)
yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran
di kelasnya (Arikunto,2006: 5). Menurut Suhardjono daur ulang dalam
penelitian tindakan diawali dengan : Perencanaan (planning), Penerapan
tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil
tindakan (observation and evaluation) dan melakukan refleksi
(reflecting) dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang
diharapkan tercapai (Arikunto,2006: 104).
2. Subyek Penelitian
Subyek yang akan dikenai tindakan adalah siswa kelas IV dan
guru IPA MI YASPI Kaponan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang
10
Tahun Pelajaran 2014/2015. Dasar pertimbangan pilihan subyek yakni
perlunya penerapan tindakan dalam penelitian terhadap pembelajaran
IPA MI YASPI Kaponan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang,
Khususnya pada kelas IV.
3. Langkah langkah / Siklus Penelitian
Menurut Suhardjono langkah-langkah siklus adalah (Arikunto,
dkk, 2006: 74):
a. Perencanaan
Tahap ini berupa penyusunan rancangan tindakan yang
menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan
bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan.
b. Tindakan
Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan
pembelajaran akan diterapkan. Rancangan tersebut tentu saja
sebelumnya telah “dialihkan “ kepada pelaksanaan tindakan (guru)
untuk dapat diterapkan didalam kelas sesuai dengan skenarionya.
Skenario dari tindakan harus dilaksanakan dengan baik dan tampak
wajar.
c. Pengamatan atau observasi
Tahap ini
sebenarnya
berjalan bersamaan dengan saat
pelakanaan pengamatan dilakukan pada waktu tindakan pada waktu
tindakan sedang berjalan. Jadi keduanya berlangsung pada waktu
yang sama.
11
d.
Refleksi
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh
tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah
terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan
tindakan berikutnya.
Langkah - langkah tersebut bisa dibuat tabel sebagai berikut :
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
Gambar 1.1Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi,
2007: 74)
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam penelitian.
Dalam penelitian tindakan kelas ini alat yang digunakan adalah :
12
a. Dokumentasi
Alat yang digunakan untuk mengambil gambar kegiatan siswa
dan guru selama proses pembelajaran sebagai tanda bukti bahwa
peneliti telah melakukan penelitian.
b. Soal Tes
Alat yang digunakan untuk mendapatkan data berupa nilai
siswa yang menggambarkan pencapaian target kompetensi.
c. Lembar Pengamatan
Alat yang digunakan untuk mencatat proses pembelajaran agar
mendapatkan data tentang aktivitas siswa dan guru selama proses
pembelajaran berlangsung.
5. Pengumpulan data
a. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk merekam kegiatan siswa dan
guru dalam proses pembelajaran yang berupa foto atau gambar
selama proses pembelajaran berlangsung sebagai tanda bukti konkret
dalam pelaksanaan penelitian.
b. Tes
Digunakan lembar tes yang dikerjakan siswa, baik berupa tes
awal maupun tes akhir. Tes ini dilakukan terhadap siswa untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam mata pelajaran IPA dan untuk
memperoleh data secara kuantitatif dari siswa dalam materi
Perubahan Lingkungan Fisik.
13
c. Pengamatan
Dipandu dengan lembar pengamatan yang dilakukan langsung
oleh peneliti untuk memperoleh data penelitian, aktifitas siswa dan
data ketrampilan guru selama proses pembelajaran berlangsung.
6. Analisis Data
Analisis data dapat diartikan sebagai proses yang menghubungkanhubungkan, memisah-misahkan dan mengelompokkan data yang ada
sehingga dapat ditarik kesimpulan yang benar. Teknik analisis yang
digunakan adalah analisis statistik sederhana yaitu teknik analisis
kualitatif dan teknik analisis kuantitatif.
Analisis data secara kualitatif digunakan untuk menganalisi data
hasil observasi yang diperoleh dari siswa selama proses pembelajaran
berlangsung dan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa. Data
dapat diolah dengan mencari presentase tiap-tiap kegiatan, dengan
menggunakan rumus presentase (Djamarah, 2000: 226) . Adapun rumus
penelitian sebagai berikut :
P=
f
X 100 %
N
Keterangan :
P = Presentase
F = Jumlah siswa yang tuntas belajar
N = Jumlah semua siswa
14
H. Sistematika Penulisan
Untuk lebih memudahkan para pembaca dalam memahami skripsi
ini,
maka
terlebih
dahulu
penyusun
mengemukakan
sistematika
pembahasan yang terdiri dari lima bab sebagai berikut :
1. Bagian awal skripsi, terdiri dari:
(a). Sampul, (b). Lembar logo, (c). Halaman judul, (d). Lembar
persetujuan pembimbing, (e). Lembar pengesahan kelulusan, (f).
Pernyataan keaslian tulisan, (g). Halaman motto dan persembahan, (h).
Kata pengantar, (i). Abstrak, (j). Daftar isi, (k). Daftar tabel, (l). Daftar
gambar, (m). Daftar lampiran.
2. Bagian inti skripsi yang terdiri dari:
Bab I Pendahuluan memuat: (a). Latar belakang masalah, (b).
Rumusan masalah, (c). Tujuan penelitian, (d). Hipotesis tindakan dan
Indikator keberhasilan, (e). Manfaat hasil penelitian, (f). Definisi
operasional, (g). Metode penelitian, dan (h). Sistematika penulisan.
Bab II Kajian Pustaka yang akan membahas: (a). Belajar, (b).
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), (c). Hasil penelitian yang relevan, (d).
Kerangka Teori.
Bab III Pelaksanaan Penelitian, memuat subyek penelitian dan
deskripsi pelaksanaan proses pembelajaran siklus I dan II. Masingmasing siklus akan menjelaskan perencanaan, pelaksanan, pengamatan,
pengumpulan data, dan refleksi.
15
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan hasil penelitian terdiri
dari: (a). Kondisi Awal, (b). Analisis data siklus I, (c). Analisis data
siklus II,. Analisis data setiap siklus, yang meliputi: (1). Menganalisa
dokumen yang terdiri dari RPP, alat evaluasi, penyiapan bahan
pembelajaran, sarana dan prasarana. (2). Analisa proses pembelajaran.
(3). Analisa hasil observasi dan hasil tes formatif. (4). Peristiwaperistiwa yang menghambat dan mendukung proses pembelajaran.
Bab V Penutup, memuat: (a). Kesimpulan dan (b). Saran-saran.
3. Bagian akhir skripsi, memuat daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan
riwayat hidup penulis.
16
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
B. Belajar
1. Pengertian Belajar
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, secara etimologi belajar
memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Usaha untuk
mencapai kepandaian atau ilmu yang dimaksud disini adalah usaha
manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau
kepandaian yang belum dimiliki sebelumnya. Sehingga melalui belajar
manusia mampu mengetahui, memahami, mengerti dan mengamalkan dan
memiliki sesuatu. (Susanto, 2013: 1)
Belajar adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di
sekitar individu. Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang
dimanifestasikan
sebagai
suatu
pola-pola
respon
yang
berupa
keterampilan, sikap, kebiasaan, kecakapan atau pemahaman. Dari kutipan
tersebut, beberapa hal yang menyangkut pengertian belajar sebagai berikut
: (Daryanto, 2012: 16)
a.
Belajar
merupakan
suatu
proses,
yaitu
kegiatan
yang
berkesinambungan yang dimulai sejak lahir dan terus berlangsung
seumur hidup.
b.
Dalam belajar terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat
relatif permanen.
17
c.
Hasil belajar ditujukan dengan aktivitas-aktivitas tingkah laku secara
keseluruhan.
d.
Adanya peranan kepribadian dalam proses belajar antara lain aspek
motivasi, emosional, sikap dan sebagainya.
2.
Ciri-ciri Belajar
Aktivitas belajar memiliki ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri belajar meliputi :
(Baharuddin, 2008: 15)
a. Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku (Change behavior).
Ini berarti bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari tingkah
laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi
tahu, dari tidak terampil menjadi terampil. Tanpa mengamati tingkah
laku hasil belajar, kita tidak akan dapat mengetahui ada tidaknya hasil
belajar.
b. Perubahan perilaku dari hasil belajar itu relative permanent.
Perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu
tertentu akan tetap atau tidak berubah-rubah. Tetapi perubahan
tingkah laku tersebut tidak akan terpancang seumur hidup.
c. Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat
berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu bisa jadi
bersifat potensial.
d. Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau pengalaman.
18
e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan. Sesuatu
yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan
untuk mengubah tingkah laku.
3. Prinsip-prinsip Belajar
Di dalam melaksanaan proses belajar mengajar, seorang guru perlu
memperhatikan beberapa prinsip belajar berikut : (Dimyati, 2012: 42)
a. Perhatian dan Motivasi
Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan
pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu
merasa dibutuhkan, maka akan membangkitkan motivasi untuk
mempelajarinya.
b. Keaktifan
Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami
sendiri. John Dewey menambahkan bahwa belajar adalah menyangkut
apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif
harus datang dari siswa sendiri. Guru hanya sekedar membimbing dan
mengarahkan.
c. Keterlibatan langsung/berpengalaman
Belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman
langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak
sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat
langsung, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.
19
d. Pengulangan
Pengulangan dalam kegiatan belajar dilakukan untuk melatih daya
ingat, membentuk respon yang benar dan untuk membentuk kebiasaankebiasaan.
e. Tantangan
Setiap siswa memiliki tujuan yang ingin dicapai dalam suatu
pembelajaran. Tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari
bahan belajar, maka timbullah hambatan itu yaitu dengan mempelajari
bahan ajar tersebut. Apabila hambatan itu dapat teratasi maka tujuan
belajarnya telah tercapai dan ia akan masuk dalam tujuan dan
tantangan baru.
f. Balikan dan Penguatan
Siswa akan belajar lebih semangat apabila mengetahui dan
mendapatkan hasil yang baik. Hasil yang baik, merupakan balikan
yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar
selanjutnya. Namun menurut Skinner, dorongan belajar tidak hanya
untuk
penguatan yang menyenangkan
tapi
juga
yang tidak
menyenangkan.
g. Perbedaan Individual
Siswa merupakan individual yang unik dan memiliki karakter
psikis, kepribadian dan sifat-sifat yang berbeda yang berpengaruh pada
cara dan hasil belajar siswa.
20
4. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil atau perubahan dari suatu aktivitas
yang dilakukan oleh seseorang yang menyangkut aspek kognitif, afektif
maupun psikomotorik. Menurut K. Brahim, hasil belajar adalah tingkat
keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang
dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah
materi pelajaran tertentu. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari
seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan
perilaku yang relatif menetap. (Susanto, 2013: 4)
(Sudjana, 2005: 5) menambahkan bahwa hasil belajar siswa pada
hakikatnya adalah perubahan tingkah laku dan sebagai umpan balik dalam
upaya memperbaiki proses belajar mengajar. Pengertian hasil belajar
sebagaimana diuraikan diatas dipertegas lagi oleh Nawawi dalam Brahim
(2007: 39) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai
tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah
yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal
sejumlah materi pelajaran tertentu.
Dari berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan hasil dari proses pembelajaran dari seluruh aspek, baik
aspek kognitif, afektif atau psikomotorik sebagai tingkat keberhasilan
siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah.
21
5. Macam-macam Hasil Belajar
Hasil belajar terdapat berbagai macam, yaitu : (Susanto, 2013: 6)
a.
Pemahaman Konsep
Pemahaman diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti
dari materi atau bahan yang di pelajari. Pemahaman menurut Bloom
ini, adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap dan
memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau
sejauhmana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca ,
yang diilihat, dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian
atau observasi langsung yang ia lakukan.
Menurut Skeel konsep merupakan sesuatu yang tergambar
dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan atau suatu pemikiran. Jadi,
konsep ini merupakan sesuatu yang telah melekat dalam hati
seseorang dan tergambar dalam pikiran, gagasan, atau suatu
pengertian.
b.
Keterampilan Proses
Keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah
kepada pembangunan kemampuan mental, fisik dan sosial yang
mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri
individu siswa.
c. Sikap
Sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu
dengan cara, metode, pola dan teknik tertentu terhadap dunia
22
sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek-objek
tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau tindakan
seseorang. Hubungannya dengan hasil belajar, sikap ini lebih
diarahkan pada pengertian pemahaman konsep
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
dibedakan menjadi dua kategori, yaitu faktor internal dan eksternal yang
saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan
kualitas hasil belajar. (Baharuddin, 2008: 19)
1) Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor
internal ini meliputi:
a) Faktor fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan
dengan kondisi fisik individu yaitu berupa keadaan tonus jasmani
(kondisi fisik seseorang) dan keadaan fungsi jasmani/fisiologis yang
berupa pancaindra.
b) Faktor psikologis
Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang
yang dapat mempengaruhi proses belajar, diantaranya :
23
(1) Kecerdasan intelegensi siswa
Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling
penting dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan
kualitas belajar siswa. Semakin tinggi tingkat intelegensi
seorang individu, semakin besar peluang individu untuk meraih
kesuksesan dalam belajar. Para ahli membagi IQ bermacammacam, salah satunya penggolongan tingkat IQ berdasarkan tes
stenford-binet yang telah direvisi oleh Terman dan Merill
sebagai berikut : (Baharuddin, 3008: 21)
Tabel 2.1 Distribusi IQ menurut Stanford Revision
Tingkat Kecerdasan (IQ)
140 – 169
120 – 139
110 – 119
90 – 109
80 – 89
70 – 79
20 – 69
Klasifikasi
Amat superior
Superior
Rata-rata tinggi
Rata-rata
Rata-rata rendah
Batas lemah mental
Lemah mental
Dari tabel tersebut, dapat diketahui ada 7 penggolongan
tingkat kecerdasan manusia, yaitu :
(a) Kelompok kecerdasan amat superior (very superior)
merentang antara IQ 140-IQ 169.
(b) Kelompok kecerdasan superior antara IQ 120-IQ 139
(c) Kelompok rata-rata tinggi antara (high average) IQ 110- IQ
119.
(d) Kelompok rata-rata (average) merentang antara IQ 90- IQ
109
24
(e) Kelompok rata-rata rendah (low average) merentang antara
IQ 80-IQ 90.
(f) Kelompok batas lemah mental (bordeline defective) berada
pada IQ 70-IQ 79.
(g) Kelompok kecerdasan lemah mental (mentally defective)
berada pada IQ 20- IQ 69, yang termasuk dalam kecerdasan
tingkat ini antara lain debil, imbisil, idiot.
(2) Motivasi
Menurut Slavin, motivasi adalah dorongan dari diri
individu untuk memberikan arah dan menjaga perilaku setiap
saat. Motivasi dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik
(dalam diri individu) dan motivasi ekstrinsik (luar diri individu)
(3) Minat
Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu yang sesuai
dengan kenginan.
(4) Sikap
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara
yang relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan
sebagainya baik sikap positif maupun negatif.
25
(5) Bakat
Bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi salah
satu komponen yang diperlukan proses belajar seseorang.
Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang
dipelajarinya.
(6) Faktor-faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu :
(a) Lingkungan sosial
- Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi,
dan teman-teman sekolah dapat mempengaruhi proses
dan hasil belajar seorang siswa.
- Lingkungan sosial masyarakat disekitar tempat tinggal
siswa.
- Lingkungan sosial keluarga yaitu hubungan antara
anggota keluarga yang harmonis akan membantu siswa
melakukan aktivitas belajar dengan baik.
(b) Lingkungan non sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial
adalah :
- Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar,
sinar yang tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk
dan tenang.
26
- Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar berupa
hardware seperti gedung sekolah, alat-alat sekolah,
fasilitas belajar dll dan software seperti kurikulum
sekolah,
peraturan-peraturan
sekolah,
buku-buku
panduan.
- Faktor materi pelajaran yang diajarkan pada siswa.
B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
1. Pengertian IPA
Petahuan alam disingkat menjadi IPA dan sering disebut juga
dengan istilah pendidikan sains. IPA merupakan usaha yang dilakukan
manusia untuk mempelajari dan memahami alam semesta.
Menurut Lord Bullock, IPA merupakan suatu proses terbuka
sehingga imaginasi, hipotesis, kritik dan kontroversi berperan penting di
dalamnya. Kemudian Bullock juga memandang IPA sebagai suatu studi
yang banyak berkaitan dengan manusia dan masyarakat, suatu studi yang
memerlukan imaginasi, perasaan, pengamatan dan juga analisis. (Depag
RI, 2002: 2)
2. Tujuan Pembelajaran IPA di SD/MI
Adapun tujuan pembelajaran sains atau IPA di sekolah dasar dalam
Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP, 206) dimaksudkan untuk :
1) Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaanya.
27
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- hari.
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat.
4) Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, melestarikan lingkungan alam.
6) Meningkatkan
kesadaran
untuk
menghargai
alam
dan
segala
keteraturanya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
3. Ruang Lingkup IPA
Ruang lingkup ilmu pengetahuan alam meliputi dua aspek, yaitu :
a. Kerja ilmiah yang mencakup penyelidikan/penelitian, berkomunikasi
ilmiah, pengembangan kreatifitas dan memecahkan masalah, sikap dan
nilai ilmiah.
b. Pemahaman konsep dan penerapannya:
1) Makhluk dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan
dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
2) Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi, padat, cair,
gas.
28
3) Energi dan perubahannya meliputi gaya, bunyi, panas, magnet,
listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.
4) Bumi dan alam semesta meliputi tanah, bumi, tata surya, dan bendabenda langit.
5) Pengetahuan
alam
dan
teknologi,
lingkungan,
masyarakat,
merupakan penerapan konsep pengetahuan alam dan saling
keterkaitan (Departemen Agama, 2004: 206).
4. Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA
Standar kompetensi mata pelajaran ilmu pengetahuan alam adalah :
a. Mampu bersikap ilmiah dengan penekanan pada sikap ingin tahu,
bertanya, bekerjasama dan peka terhadap makhluk hidup dan
lingkungan.
b. Mampu menerjemahkan perilaku alam tentang diri dan lingkungan di
sekitar rumah dan madrasah.
c. Mampu memahami proses pembentukan ilmu dan melakukan inkuiri
ilmiah melalui pengamatan dan sesekali melakukan penelitian
sederhana dalam lingkungan pengalaman.
d. Mampu memanfaatkan pengetahuan alam dan merancang/membuat
produk teknologi sederhana dengan menerapkan prinsip pengetahuan
alam dan mampu mengelola lingkungan di sekitar (Departemen Agama,
2004: 208).
29
5. Kurikulum IPA
Kurikulum IPA menyelesaikan perkembangan informasi ilmu dan
program pembelajaran dengan keadaan dan kebutuhan setempat.
Kompetensi IPA menjamin keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, Penguasaan kecakapan hidup, prinsip- prinsip alam,
kemampuan bekerja, dan bersikap ilmiah sekaligus pengembangan
kepribadian Indonesia yang kuat dan berakhlak mulia.
6. Materi Perubahan Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik merupakan seluruh penampakan di permukaan
bumi. Permukaan bumi yang tertutup oleh tanah disebut daratan.
Lingkungan fisik dapat mengalami perubahan karena adanya peristiwa
alam seperti angin, hujan, gelombang laut dan matahari. (Wahyono, 2008:
123).
a. Penyebab Perubahan Lingkungan Fisik
Berikut adalah faktor-faktor penyebab perubahan lingkungan fisik
bumi: (Haryanto, 2012: 229)
1) Angin
Angin merupakan udara yang bergerak. Angin terjadi
karena adanya perbedaan tekanan udara. Angin bergerak dari
daerah yang mempunyai tekanan tinggi ke daerah yang mempunyai
tekanan rendah. Daerah yang menerima panas lebih banyak
menjadi bertekanan rendah. Hal ini disebabkan udara di tempat
tersebut memuai dan bergerak ke atas. Tempat yang ditinggalkan
30
oleh udara yang naik tersebut akan diisi oleh udara dari daerah
dingin. Hal ini, disebabkan oleh udara di daerah dingin memiliki
tekanan yang lebih tinggi. Jadi, angin merupakan udara yang
mengalir dari daerah dingin ke daerah panas.
Angin sangat berguna bagi makhluk hidup. Misalnya, angin
digunakan untuk menggerakkan perahu atau kapal layar. Para
nelayan yang mencari ikan di laut banyak yang memanfaatkan
energi angin, terutama angin darat dan angin laut. Angin darat
dimanfaatkan untuk berangkat mencari ikan ke tengah laut,
sedangkan angin laut dimanfaatkan para nelayan untuk pulang
kembali ke daratan.
Gambar 2.1 Terjadinya angin laut dan angin darat
Di areal persawahan angin bermanfaat bagi tumbuhan untuk
membantu proses penyerbukan. Pada bidang olahraga, angin
banyak dimanfaatkan seperti untuk mendukung olahraga selancar
angin dan terbang layang. Bahkan angin juga dapat menghasilkan
energi. Bagaimana caranya angin dapat dimanfaatkan untuk
31
menggerakkan kincir angin. Putaran kincir angin memutar turbin
pada generator menghasilkan energi listrik. Energi listrik
dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan manusia.
Selain memberikan manfaat bagi makhluk hidup, angin juga
dapat merugikan. Misalnya, angin yang bertiup sangat kencang
dapat mengakibatkan rumah roboh, pohon-pohon tumbang, sarana
komunikasi dan listrik menjadi rusak. Angin yang terlalu kecang
juga dapat menimbulkan gelombang pasang yang sangat tinggi.
2) Hujan
Hujan adalah peristiwa turunnya butir-butir air yang berasal dari
langit ke permukaan bumi. Banyaknya air hujan yang turun di suatu
tempat dalam waktu tertentu dinamakan curah hujan. Air hujan yang
turun, sebagian akan meresap ke dalam tanah. Air tersebut kemudian
diikat oleh akar tumbuhan. Sebagian lainnya mengalir melalui sungaisungai dan akhirnya kembali ke laut.
Jika tidak ada ada tanaman yang tumbuh dipermukaan tanah, air
hujan yang turun akan langsung mengalir ke sungai. Akibatnya air yang
masuk ke dalam sungai melebihi batas kemampuannya untuk
menampung air. Apabila hal ini terjadi di banyak tempat, maka dapat
menyebabkan banjir. Banjir dapat menerjang rumah-rumah penduduk
sehingga sangatlah merugikan baik dari segi kesehatan maupun harta
benda bahkan jiwa. Salah satu cara mencegah banjir adalah dengan
32
tidak membuang sampah sembarangan dan menanam pohon di tanah
yang gundul.
3) Gelombang Laut
Gerak naik turunnya air laut disebut gelombang laut. Gelombang
laut dapat dilihat di pantai. Pemandangan gelombang laut yang sangat
indah, menjadi pemandangan yang sangat menarik sehingga pantai
menjadi salah satu objek wisata yang banyak dikunjungi masyarakat.
Gelombang laut dapat dimanfaatkan untuk melakukan olahraga
berselancar.
Hujan dan angin yang kencang dapat menyebabkan gelombang laut
menjadi besar. Gelombang laut yang besar, dapat menyulitkan kapal
yang sedang berlayar, bahkan dapat menenggelamkan kapal. Selain itu,
gelombang laut yang menerjang pantai dapat mengakibatkan pengikisan
pantai (abrasi), yang dapat merusak ekosistem pantai.
4) Matahari
Matahari merupakan sumber energi panas dan energi cahaya
terbesar. Pancaran cahaya matahari membuat keadaan bumi sesuai
untuk tempat hidup. Jika tidak ada energi panas matahari, bumi akan
membeku seperti es. Tidak ada tumbuhan yang dapat hidup di es.
Apabila tidak ada tumbuhan dan hewan maka manusia tidak dapat
hidup.
Matahari memiliki peran yang sangat penting dalam terhadap bumi
dan seluruh isinya. Peran-peran tersebut antara lain :
33
a) Sebagai sumber panas
b) Sebagai sumber cahaya
c) Sebagai
pendukung terjadinya
proses fotosintesis pada
tumbuhan
Panas matahari bersama dengan air hujan dapat mengubah
permukaan bumi yang dapat mengakibatkan bencana. Seperti terjadi
kebakaran hutan yang terjadi pada musim kemarau karena panas
matahari. Pohon dan semak di hutan menjadi kering akibat panas yang
demikian kuat sehingga menimbulkan api yang membakar ranting dan
daun kering. Selain itu, sinar matahari juga dapat menimbulkan kanker
kulit, kemarau panjang yang menyebabkan mata air di waduk dan di
sungai menjadi kering. Hal ini membuat makhluk hidup kekurangan air
dan sumber makanan.
b. Pengaruh Perubahan Lingkungan Fisik terhadap Daratan
Perubahan lingkungan fisik baik secara cepat maupun perlahanlahan seringkali membawa dampak terhadap daratan. Akibat tersebut
antara lain : (Sulistyanto, 2008: 164)
1) Erosi
Erosi merupakan pengikisan tanah yang pada umumnya
disebabkan oleh aliran air atau tipan angin. Tanah yang gundul
sangat mudah terkena erosi, sedangkan tanah yang ditumbuhi
tanaman akan lebih tahan terhadap erosi. Bila tidak ada tanaman,
maka aliran air hujan yang turun di daerah gundul tidak ada yang
34
menahannya. Akibatnya, tanah lapisan atas langsung terbawa oleh
ailiran air.
Erosi harus dicegah, karena erosi yang terjadi secara terus
menerus dapat mengakibatkan tanah menjadi tandus dan gersang
sehingga tidak subur lagi ketika ditanami. Cara yang dapat ditempuh
untuk menanggulangi erosi, antara lain :
a) Membuat terasering/sengkedan pada tanah yang miring.
b) Tidak menebang pohon-pohon di hutan secara liar.
c) Mengaadakan reboisasi di tanah-tanah yang gundul.
d) Mengadakan hutan lindung di lereng-lereng gunung.
2) Abrasi
Pengikisan tanah yang disebabkan oleh gelombang air laut
disebut abrasi. Abrasi banyak disebabkan oleh kegiatan yang
dilakukan oleh manusia. Contohnya pembangunan gedung-gedung di
tepi pantai yang menyebabkan pohon-pohon pelindung ditebang. Hal
ini diperparah dengan adanya perusakan batu karang secara besarbesaran. Maka dari itu pelu adanya pencegahan abrasi.
Cara mencegah dan menanggulangi abrasi antara lain:
a) Tidak membangun gedung-gedung di daerah pantai.
b) Mengadakan reboisasi pohon-pohon yang dapat tumbuh di
daerah pantai.
c) Tidak merusak batu-batu karang yang berada di sekitar pantai.
35
7. Metode The Power of Two
a. Metode
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode
diperlukan oleh guru dan penggunaanya bervariasi sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan
dapat melaksanakan tugasnya apabila dia tidak menguasai satupun
metode mengajar yang telah dirumuskan dan dikemukakan oleh para
ahli psikologi dan pendidikan (Djamarah, 1995: 53).
1)
Kedudukan metode dalam belajar mengajar
Guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar
agar bergairah bagi peserta didik. Salah satu usaha yang tidak
pernah guru tinggalkan adalah bagaimana memahami kedudukan
metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi
keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
Kedudukan metode dalam belajar mengajar antara lain :
(Djamarah, 1995: 82)
a) Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik
Sudirman (1980: 90) mengemukakan bahwa, motivasi
ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif karena adanya
perangsang dari luar. Metode berfungsi sebagai alat perangsang
dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang.
36
b) Metode sebagai strategi pengajaran
Setiap anak didik memiliki kemampuan yang berbeda-beda
dalam
menerima
suatu
pembelajaran.
Cepat
lambatnya
penerimaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan
memerlukan waktu yang bervariasi. Karena itu, guru harus
memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan
efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan.
Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus
menguasai teknik-teknik penyajian atau yang biasa disebut
dengan metode mengajar. Dengan demikian, metode mengajar
adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan
yang diharapkan.
c) Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam
kegiatan belajar mengajar. Metode adalah salah satu cara untuk
mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode yang efektif,
akurat dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai akan
menunjang keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
2)
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode
Menurut Winarno Surakhmad (1990: 97) pemilihan dan
penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai
berikut :
37
a) Anak didik
Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan
pendidikan.
b) Tujuan
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan
belajar mengajar.
c) Situasi
Situasi adalah suatu keadaan yang diciptakan pada saat
kegiatan belajar mengajar berlangsung.
d) Fasilitas
Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak
didik di sekolah.
e) Guru
Guru adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan anak didiknya dengan upaya mengembangkan
seluruh potensi anak didik, baik potensi afektif, kognitif maupun
psikomotoriknya.
b. The power of two (Kekuatan berdua)
1) Pengertian Metode The Power of Two
Metode The Power Of Two (Kekuatan Berdua) adalah suatu
kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran untuk
meningkatkan belajar kolaboratif dan mendorong siswa untuk belajar
secara aktif dan mandiri (Sillberman, 2009 : 161).
38
Seperti metode pembelajaran kooperatif lainnya, praktik
pembelajaran dengan metode the power of two di awali dengan
memberikan soal atau pertanyaan. Peserta didik diminta untuk
menjawab
pertanyaan
yang
diterimanya.
Setelah
semua
menyelesaikan jawabaannya, mintalah kepada peseta didik mencari
pasangan. Kemudian peserta didik bertukar informasi mengenai
jawaban dari masing-masing soal yang telah diberikan (Suprijono,
2011: 100).
2) Langkah-langkah Metode The Power of Two
(Sillberman, 2009: 161) mengemukakan bahwa langkah-langkah
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode the power of
two, yaitu:
a) Beri peserta didik satu atau lebih pertanyaan yang membutuhkan
refleksi dan pikiran.
b) Meminta peserta didik untuk menjawab pertanyaan sendirisendiri.
c) Setelah semua melengkapi jawabannya, bentuk ke dalam
pasangan dan meminta mereka untuk berbagi jawaban dengan
yang lain.
d) Pasangan tersebut diminta untuk membuat jawaban baru untuk
masing-masing pertanyaan dengan memperbaiki respons masingmasing individu.
39
e) Ketika semua pasangan selesai menulis jawaan baru, bandingkan
jawaban dari masing-masing pasangan ke pasangan lain.
3) Tujuan Metode The Power of Two
Adapun tujuan metode the power of two antara lain :
a) Membiasakan belajar aktif secara individu dan kelompok.
b) Untuk meningkatkan belajar kolaboratif.
c) Agar peserta didik memiliki keterampilan yang terkait dengan
materi pokok.
d) Meminimalkan kegagalan.
e) Meminimalkan kesenjangan antara peserta didik yang satu
dengan yang lainnya.
4) Kelebihan dan Kekurangan Metode The Power Of Two
Kelebihan metode the power of two adalah sebagai berikut :
a) Siswa tidak terlalu tergantung pada guru, tapi dapat menambah
kepercayaan kemampuan berfikir sendiri.
b) Mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan
dengan kata-kata verbal dan membandingkan ide-ide atau gagasan
orang lain.
c) Membantu anak agar dapat bekerjasama dengan orang lain, dan
menyadari
segala
keterbatasannya
serta
menerima
kekurangannya.
d) Membantu siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam
melaksanakan tugasnya.
40
e) Meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk
berfikir.
Sedangkan kekurangan dari metode the power of two adalah :
a) Dapat terjadi adanya pandangan dari berbagai sudut masalah yang
dipecahkan, bahkan mungkin pembicaraan menjadi menyimpang
sehingga memerlukan waktu yang panjang.
b) Dengan adanya pembagian kelompok secara berpasang-pasangan
dan antar pasangan membuat pembelajaran kurang kondusif
c) Dengan adanya kelompok, siswa yang kurang bertanggungjawab
dalam tugas, membuat mereka lebih mengandalkan pasangannya.
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan topik penelitian ini
yaitu penelitian tentang salah satu materi pada mata pelajaran IPA yaitu
materi tentang perubahan lingkungan fisik yang akan dijadikan kajian pustaka
dalam penelitian. Penelitian tersebut dilakukan oleh Sumartijah (2014), dan
Puri Dwi Rahayu (2013).
Sumartijah (2014), menulis skripsi berjudul Strategi Pembelajaran
Index Card Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Perubahan
Lingkungan Fisik pada Siswa Kelas IV MI Ma‟arif Kenalan Borobudur
Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014. Hasil penelitian ini menujukkan
adanya peningkatan hasil belajar IPA, hal itu dibuktikan dengan adanya
peningkatan pada setiap siklusnya. Siklus I, nilai rata-rata tes hasil belajar
siswa adalah 71,67% sedangkan pada siklus II nilai rata-rata tes hasil
41
belajarnya menjadi 83,33%. Berdasarkan dari kedua siklus tersebut terdapat
peningkatan dengan selisih 11,66. Hal ini menunjukkan bahwa strategi
pembelajaran index card match efektif digunakan pada mata pelajaran IPA
kelas IV dengan materi perubahan lingkungan fisik.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Puri Dwi Rahayu (2013), yang
menjelaskan mengenai penggunaan metode eksperimen untuk meningkatkan
hasil belajar IPA materi perubahan lingkungan fisik pada siswa kelas IV SDN
2 bakalan krapyak tahun 2012/2013. Keberhasilan penelitian ini dapat
ditunjukkan dari ketuntasan belajar klasikal yang cukup signifikan antara
kondisi awal (42,8%), siklus I (71,42%), dan siklus II (100%). Peningkatan
hasil belajar juga didukung dengan peningkatan pengelolaan dan aktivitas
belajar siswa. Pengelolaan pembelajaran mengalami peningkatan skor ratarata siklus I 79,3% (baik) dan pada siklus II 86,8% (sangat baik). Sedangkan
aktivitas belajar siswa juga mengalami peningkatan skor rata-rata siklus I
68,8% (baik) menjadi 76,3% (baik) pada siklus II.
Beberapa Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan materi
perubahan lingkungan fisik tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa IPA
tidaklah sulit, dengan berbagai strategi, metode maupun media yang aktif dan
kreatif membuat siswa merasa senang dan lebih antusias, karena siswa dapat
ikut serta secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Perbedaan antara
penelitian yang terdahulu dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah
terletak pada metode yang dijadikan penelitian. Pada penelitian terdahulu
peneliti menggunakan media index card match dan lingkungan sekitar.
42
Sedangkan pada penelitian ini peneliti menggunakan metode the power of
two. Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan penerapan metode the
power of two untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MI Yaspi
Kaponan dalam materi perubahan lingkungan fisik.
D. Kerangka Teori
Hasil belajar pada siswa kelas IV MI YASPI Kaponan, Kecamatan
Pakis, Kabupaten Magelang pada pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA)
belum sesuai dengan harapan. Hal ini disebabkan karena berbagai alasan
baik dari siswa, guru, ataupun lingkungan. Berbagai kreatifitas, inovasi
dan perbaikan terhadap metode pembelajaran perlu dilakukan agar mampu
meningkatkan sikap dan minat siswa terhadap mata pelajaran ilmu
pengetahuan alam (IPA), sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat dan
sesuai yang diharapkan.
Pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) dengan menggunakan
metode the power of two menuntut keterlibatan siswa secara aktif.
Penggunaan metode the power of two dalam pembelajaran IPA dirancang
untuk meningkatkan kerjasama antar siswa dalam berbagi pengetahuan
yang telah diperolehnya. Siswa dapat saling bertukar pengetahuan dan
berdiskusi mengenai pengetahuan yang telah diperoleh. Pembelajaran
yang melibatkan siswa secara aktif, dapat meningkatkan motivasi dan
pemahaman dalam belajar sehingga hasil belajar pada mata pelajaran ilmu
pengetahuan alam (IPA) juga meningkat.
43
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI YASPI Kaponan
1. Lokasi Penelitian
Tempat penelitian
: MI YASPI Kaponan
Alamat Lengkap
: Ds. Kaponan, Kec. Pakis, Kab Magelang 56193.
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Materi pokok
: Perubahan Lingkungan Fisik
Kelas
: IV (empat)
2. Visi dan Misi MI YASPI Kaponan
a. Visi
Terciptanya madrasah sebagai pusat pendidikan yang mampu
menyiapkan dan mengembangkan sumber daya insani yang berkualitas
dibidang pendidikan.
b. Misi
Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi mutu baik
keilmuan maupun secara moral dan sosial sehingga mampu menyiapkan
dan mengembangkan sumber daya insani yang mempunyai kualitas
dibidang IPTEK dan IMTAQ.
44
3. Keadaan Guru dan Siswa MI YASPI Kaponan
a. Keadaan Guru MI YASPI Kaponan
Keadaan guru atau staf pengajar di MI YASPI Kaponan,
Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2014/2015
berjumlah 8 orang. Nama-nama pengajar atau guru di MI YASPI
Kaponan Tahun Pelajaran 2014/2015 secara rinci dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 3.1 Data Nama Guru MI YASPI Kaponan Tahun 2014/2015
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8
Nama
Subadi, S.PdI
Muhlasin, S.PdI
Budi Haryanto, S.PdI
Warma, S.PdI
Sulistyo Harwati, S.PdI
Sulistyowati, S.PdI
Siti Nasikhah, S.PdI
Sri Wanidah, M.Pdi
Jenjang
Pendidikan
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S2
Jabatan
Kepala Sekolah
Guru Penjaskes
Guru Kelas
Guru Kelas
Guru Kelas
Guru Kelas
Guru Kelas
Guru Kelas
b. Keadaan Siswa MI YASPI Kaponan
Jumlah siswa sacara keseluruhan di MI YASPI Kaponan Tahun
Pelajaran2014/2015 berjumlah 117 siswa. Di bawah ini adalah data siswa
MI YASPI Kaponan Tahun Pelajaran 2014/2015.
Tabel 3.2 Data Siswa MI YASPI Kaponan Tahun Pelajaran 2014/2015
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kelas
I
II
III
IV
V
VI
Laki-laki
7
5
11
9
11
11
45
Perempuan
9
11
11
12
11
9
Jumlah
16
16
22
21
22
20
Jumlah
54
63
117siswa
4. Subyek Penelitian
Siswa kelas IV di MI YASPI Kaponan berjumlah 21 anak yang terdiri
dari 9 laki-laki dan 12 perempuan. Di bawah ini adalah data siswa kelas 4
MI YASPI Kaponan.
Tabel 3.3 Data Siswa Kelas 4 MI YASPI Kaponan
No.
1.
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Nama
Anifah
2.
Diwayah
3.
Wisa
4.
Wimutha
5.
Elin
6.
Lyra
7.
Gasura
8.
Hewisya
9.
Ani
10. Mutoh
11. Munifa
12. Nogama
13. Nogawan
14. Ama
15. Kian
16. Silan
17. Susang
18. Afik
19. Dini
20. Yuna
21. Zusari
B. Deskripsi Pelaksanaan Per-siklus
1. Siklus I
a. Perencanaan
Tahap perencanaan ini berisi mengenai persiapan segala sesuatu
yang berkaitan dengan kegiatan peneliti yang terdiri dari :
46
1) Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang
memuat sesluruh konsep kegiatan pembelajaran.
2) Menyiapkan perangkat/media pembelajaran berupa gambar, lembar
tes formatif yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa
pada siklus I. Lembar observasi siswa untuk mengamati proses
pembelajaran dan kemampuan siswa. Lembar observasi guru untuk
mengetahui perkembangan guru dalam pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 06 Mei 2015 dengan
materi tentang perubahan lingkungan fisik. Pada siklus ini peneliti
menggunakan metode the power of two. Tahap-tahap yang dilakukan
adalah sebagai berikut :
1) Kegiatan pendahuluan
Apersepsi :
a) Membuka pelajaran dengan salam dan berdoa bersama dipimpin
oleh peserta didik dengan penuh khidmat.
b) Guru bertanya : „‟apa kabar anak-anak?”
c) Guru mengabsen siswa.
d) Memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat.
e) Mengajukanbeberapapertanyan.
2) Kegiatan Inti
a) Eksplorasi :
Dalam kegiatan eksplorasi,
47
(1) Siswa diminta untuk mengamati gambar terjadinya angin siang
dan angin malam
(2) Siswa diminta untuk bertanya mengenai gambar tersebut.
b) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
(1) Guru menjelaskan materi tentang perubahan lingkungan fisik
dan faktor-faktor penyebabnya.
(2) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, masingmasing kelompok terdiri dari 2 anggota.
(3) Guru membagikan kertas yang berisi sebuah soal. Setiap
anggota kelompok akan mendapatkan soal yang berbeda.
(4) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal yang telah
diberikan secara individu.
(5) Setelah semua melengkapi jawabannya, guru meminta kepada
setiap siswa untuk saling bertukar pengetahuan dari soal dan
jawaban yang telah dikerjakan kepada teman sekelompoknya.
(6) Setiap kelompok berdiskusi dan menjawab soal yang telah
diberikan oleh guru dari pengetahuan yang telah didapatkan.
c) Konfirmasi
(1) Guru meminta beberapa perwakilan kelompok untuk maju
kedepan kelas untuk
didapatnya.
48
berbagi pengetahuan yang telah
(2) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
siswa.
(3) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang diajarkan.
3) Kegiatan penutup
a) Guru menanyakan hal yang belum jelas kepada siswa.
b) Guru menutup pembelajaran dengan berdo‟a dan mengucapkan
salam.
c. Observasi
Tahap yang dilakukan setelah pelaksanaan adalah tahap observasi
atau pengamatan. Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui Selama
pelaksanaan pembelajaran, secara langsung dilakukan observasi untuk
mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran menggunakan metode
belajar the power of two dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
d. Refleksi
Hasil belajar pada siklus I menunjukkan bahwa terdapat beberapa
hal
yang
mendukung
dan
menghambat
proses
pelaksanaan
pembelajaran IPA dengan menggunakan metode the power of two.
Berikut penjelasannya :
1) Hal-hal yang mendukung kegiatan pembelajaran :
a) Guru cukup jelas dalam mengucapkan salam.
b) Guru cukup jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran.
c) Media cukup menarik perhatian siswa.
d) Guru cukup baik dalam penguasaan materi.
49
e) Metode the power of two dapat diterapkan dalam pembelajaran.
f) Soal evaluasi yang diberikan kepada individu maupun kelompok
sudah cukup jelas.
g) Siswa dapat mengerjakan soal secara tertib dan mengerjakan
tugas kelompok dengan baik.
2) Hal-hal yang menghambat kegiatan pembelajaran :
a) Guru belum mampu mengkondisikan kelas dengan baik.
b) Guru kurang pandai untuk menarik perhatian siswa.
c) Materi yang dijelaskan oleh guru terlalu cepat.
d) Guru belum bisa memancing keingintahuan siswa.
e) Kondisi kelas kurang kondusif karena pengelolaan kelas yang
masih kurang.
f) Siswa kurang dalam merespon panggilan guru.
g) Siswa sering bergurau dan berbicara sendiri sehingga kurang
memperhatikan guru dalam menjelaskan materi pembelajaran.
h) Siswa kurang memanfaatkan kesempatan untuk bertanya kepada
guru mengenai materi pembelajaran yang telah disampaikan oleh
guru.
i) Siswa kurang dalam menyimpulkan materi yang telah diajarkan
oleh guru.
3) Ide perbaikan dalam kegiatan pembelajaran :
a) Guru harus mampu mengkondisikan kelas dengan baik.
b) Melakukan presensi kehadiran dengan jelas.
50
c) Penguasaan materi dan penjelasan harus ditingkatkan.
d) Guru harus lebih jelas dalam memberikan instruksi.
e) Guru lebih meningkatkan dalam membimbing dan menarik
perhatian siswa.
f) Guru
harus
membut
siswa
lebih
aktif
dalam
kegiatan
pembelajaran.
g) Meningkatkan pengelolaan kelas dengan baik.
h) Guru harus lebih tegas kepada siswa yang berbicara atau bermain
sendiri.
Dengan adanya masalah-masalah tersebut, maka peneliti akan
melakukan tindakan dari ide-ide perbaikan pada siklus II untuk
memperbaiki hasil belajar pada siklus I.
2. Siklus II
Pelaksanaan siklus II, peneliti memberi arahan pada siswa untuk
lebih aktif pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung agar indikator
pembelajaran tercapai. Beberapa tahap yang dilakukan peneliti antara lain:
a. Perencanaan
Tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu
yang berkaitan dengan kegiatan peneliti yang terdiri dari :
51
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat
seluruh konsep kegiatan pembelajaran.
2) Menyiapkan lembar tes formatif yang bertujuan untuk mengetahui
hasil belajar siswa pada siklus II.
3) Menyiapkan lembar observasi siswa untuk mengamati proses
kegiatan pembelajaran dan kemampuan siswa.
4) Lembar observasi guru untuk mengetahui perkembangan guru dalam
pembelajaran.
b.
Pelaksanaan
Siklus II dilaksanakan pada hari Jumat 15 Mei 2015. Pada siklus
II ini peniliti berupaya untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam
pembelajaran. Penjelasan secara rinci sebagai berikut :
1) Pendahuluan
Apersepsi :
a) Membuka pelajaran dengan salam dan berdoa bersama dipimpin
oleh peserta didik dengan penuh khidmat.
b) Guru bertanya : „‟apakabaranak-anak?”
c) Guru mengabsen siswa.
d) Memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat.
e) Mengajukan beberapa pertanyan.
2) Kegiatan Inti
a) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi,
52
(1) Siswa diminta untuk mengamati gambar gelombang laut dan
matahari.
(2) Siswa diminta untuk bertanya mengenai gambar tersebut.
b) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
(1) Guru menjelaskan materi tentang pengaruh factor penyebab
perubahan lingkungan terhadap daratan (angin, hujan, cahaya
matahari dan gelombang laut).
(2) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, masingmasing kelompok terdiri dari 2 anggota.
(3) Guru membagikan kertas yang berisi sebuah soal. Setiap
anggota kelompok akan mendapatkan soal yang berbeda.
(4) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal yang telah
diberikan secara individu.
(5) Setelah semua melengkapi jawabannya, guru meminta
kepada setiap siswa untuk saling bertukar pengetahuan dari
soal dan jawaban yang telah dikerjakan kepada teman
sekelompoknya.
c) Konfirmasi
(1) Guru meminta beberapa perwakilan kelompok untuk maju ke
depan
kelas
untuk
didapatnya.
53
berbagi
pengetahuan
yang telah
(2) Guru bertanyajawab tentang hal-hal yang belum diketahui
siswa.
(3) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang diajarkan.
3) Kegiatan Penutup
a) Guru menanyakan hal yang belum jelas kepada siswa.
b) Guru menutup pembelajaran dengan berdo‟a dan mengucapkan
salam.
c. Observasi
Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data mengenai hasil
belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran melalui metode the
power of two. Aspek pengamatan dalam penelitian siklus II ini sama dengan
siklus I yaitu mencakup aspek pengamatan pada guru dan siswa.
d. Refleksi
Setelah melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II ini
jumlah siswa yang memperhatikan semakin banyak dibanding siklus
sebelumnya,
siswa
dapat
memperhatikan
materi
dan
mengikuti
pembelajaran dengan kondusif.
Pada siklus II ini peneliti telah berhasil dalam meningkatkan hasil
belajar IPA melalui metode the power of twopada materi perubahan
lingkungan fisik.
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Kondisi Awal
Sebelum melakukan Penelitian Tindakan Kelas, kondisi awal siswa
dalam kegiatan belajar IPA masih menunjukkan rendahnya kemampuan
siswa dalam menerima pelajaran. Kondisi awal ini menjadi acuan dalam
55
melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas IV MI YASPI
Kaponan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang.
Berdasarkan pengamatan terhadap siswa sebelum melakukan
penelitian, menunjukkan bahwa kemampuan siswa masih rendah terhadap
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Hasil belajar siswa dalam
mata pelajaran IPA dapat dilihat pada tabel data frekuensi berikut ini :
Tabel 4.1 Data Frekuensi Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Nilai
91- 100
81- 90
71- 80
61- 70
51- 60
41- 50
31- 40
21- 30
11- 20
Jumlah
Frekuensi
0
0
5
6
4
3
3
0
0
21
Rata- rata
58,83
Presentase
0%
0%
24%
29%
19%
14%
14%
0%
0%
100%
Tabel diatas dapat digambarkan dalam bentuk grafik berikut :
56
Data Frekuensi Nilai Siswa
Sebelum Tindakan
7
6
Frekuensi
5
4
3
Rentang Nilai
2
1
0
Rentang Nilai
Gambar 4.1 Grafik Data Frekuensi Sebelum Tindakan
Berdasarkan data hasil yang terlihat pada tabel 4.1 dapat diuraikan
melalui tabel keterangan berikut ini :
Tabel 4.2 Rata-rata Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Keterangan
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Nilai Rata- Rata Kelas
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Jumlah Siswa yang Mencapai Nilai KKM
Jumlah Siswa yang Mendapat Nilai di Bawah KKM
Presentase Siswa yang Mencapai KKM
HasilAwal
35
75
58,83
70
8
13
38%
Melalui tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang telah
tuntas sebanyak 8 siswa (38%), sedangkan siswa yang belum tuntas
sebanyak 13 siswa (62%). Hasil ini membuktikan masih rendahnya nilai
57
ketuntasan hasil belajar yang tidak sesuai dengan kriteria ketuntasan
minimial (KKM) yang diharapkan. Data di atas menjadi dasar dalam
menerapkan pembelajaran dengan menggunakan the power of two di MI
YASPI Kaponan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang.
2. Deskripsi pelaksanaan siklus I
a. Kegiatan Perencanaan Siklus I
Tahap perencanaan ini berisi mengenai persiapan segala sesuatu
yang berkaitan dengan kegiatan peneliti yang terdiri dari : 1).
Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang
memuat sesluruh konsep kegiatan pembelajaran, 2). Menyiapkan
perangkat/media pembelajaran berupa gambar, lembar
tes formatif
yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada siklus I.
Lembar observasi siswa untuk mengamati proses pembelajaran dan
kemampuan siswa. Lembar observasi guru untuk mengetahui
perkembangan guru dalam pembelajaran.
b. Proses Pembelajaran Siklus I
1) Pelaksanaan: Proses pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari
Rabu tanggal 08 Mei 2015.
2) Bahan pembelajaran: materi perubahan lingkungan fisik.
3) Siswa yang hadir: 21 siswa (100%).
4) Alat dan sumber pembelajaran: gambar terjadinya angin darat dan
angin laut. Buku IPA 4 halaman124-1127.
58
5) Kegiatan pokok pembelajaran : a) Guru menjelaskan materi tentang
perubahan lingkungan fisik dan faktor-faktor penyebabnya, b) Guru
membagi siswa menjadi beberapa kelompok, masing-masing
kelompok terdiri dari 2 anggota, c) Guru membagikan kertas yang
berisi sebuah soal. Setiap anggota kelompok akan mendapatkan soal
yang berbeda, d) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal yang
telah diberikan secara individu, e) Setelah semua melengkapi
jawabannya, guru meminta kepada setiap siswa untuk saling bertukar
pengetahuan dari soal dan jawaban yang telah dikerjakan kepada
teman sekelompoknya, f) Setiap kelompok berdiskusi dan menjawab
soal yang telah diberikan oleh guru dari pengetahuan yang telah
didapatkan.
6) Metode yang diterapkan: the power of two.
7) Evaluasi: setiap kelompok maju kedepan membacakan hasil diskusi.
c. Pendukung pelaksanaan Siklus I
h) Guru cukup jelas dalam mengucapkan salam.
i) Guru cukup jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran.
j) Media cukup menarik perhatian siswa.
k) Guru cukup baik dalam penguasaan materi.
l) Metode the power of two dapat diterapkan dalam pembelajaran.
m) Soal evaluasi baik individu maupun kelompok yang diberikan
guru sudah jelas.
59
n) Siswa dapat mengerjakan soal secara tertib dan mengerjakan tugas
kelompok dengan baik.
d. Penghambat Pelaksanaan Siklus I
j) Guru belum mampu mengkondisikan kelas dengan baik.
k) Guru kurang pandai untuk menarik perhatian siswa.
l) Materi yang dijelaskan oleh guru terlalu cepat.
m) Guru belum bisa memancing keingintahuan siswa.
n) Kondisi kelas kurang kondusif karena pengelolaan kelas yang masih
kurang.
o) Siswa kurang dalam merespon panggilan guru.
p) Siswa sering bergurau dan berbicara sendiri sehingga kurang
memperhatikan guru dalam menjelaskan materi pembelajaran.
q) Siswa kurang memanfaatkan kesempatan untuk bertanya kepada
guru mengenai materi pembelajaran yang telah disampaikan oleh
guru.
r) Siswa kurang dalam menyimpulkan materi yang telah diajarkan oleh
guru.
e. Hasil evaluasi siklus I
1) Hasil pengamatan terhadap siswa
Pada siklus I diperoleh dengan menggunakan lembar observasi
pada siswa dan tes formatif. Berikut adalah tabel hasil pengamatan
pada siswa.
60
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Aspek yang di nilai
Keaktifan Perhatian Penguasaan
siswa
siswa
materi
3 2 1 3 2 1 3 2
1
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Nama Siswa
Anifah
Diwayah
Wisa
Wimutha
Elin
Lyra
Gasura
Hewisya
Ani
Mutoh
Munifa
Nogama
Nogawan
Ama
Kian
Silan
Susang
Afik
Dini
Yuna
Zusari
Data di atas menunjukkan bahwa keaktifan siswa pada siklus I ini
sudah cukup baik, namun masih ada beberapa siswa yang kurang aktif.
dalam bertanya siswa masih takut terhadap guru. Perhatian siswa dalam
pelajaran juga belum sepenuhnya tercurahkan pada pembelajaran. Masih
ada beberapa siswa yang belum dapat menguasai materi.
Tabel 4.4 Data Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus I
No
1.
2.
3.
Nilai
91- 100
81- 90
71- 80
Frekuensi
0
5
7
61
Presentase
0%
24%
33%
Jml
9
4
5
6
4
5
7
6
7
5
9
6
7
8
7
6
7
4
9
8
9
4.
5.
6.
7.
8.
9.
61- 70
51- 60
41- 50
31- 40
21- 30
11- 20
Jumlah
Rata- rata
5
3
1
0
0
0
21
71,21
24%
14%
5%
0%
0%
0%
100%
Hasil data yang diperoleh dari tabel 4. 4 diatas dapat dilihat
bahwa pada siklus 1, siswa yang memperoleh nilai dengan kategori
hampir cukup sebanyak 1 anak (5%), kategori cukup sebanyak 3 anak
(14%), kategori lebih dari cukup sebanyak 5 anak (24%), kategori baik
sebanyak 7 anak (33%), dan kategori baik sekali sebanyak sebanyak 5
anak (24%). Jumlah keseluruhan siswa yang mencapai nilai KKM
sebanyak 14 siswa atau 67%. Dari tabel 4. 7 tersebut dapat digambarkan
dalam bentuk grafik sebagi berikut:
Frekuensi
Data Frekuensi Nilai Siswa Siklus I
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Rentang Nilai
Rentang Nilai
Gambar 4.2 Grafik Data Frekuensi Siswa Siklus I
62
2) Hasil Pengamatan Terhadap Guru
Hasil pengamatan terhadap guru pada kegiatan pembelajaran
siklus 1 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Terhadap Guru pada Siklus I
Aspek yang dinilai
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Membuat RPP
Menyesuaikan bahan ajar
Menyusun materi
Memilih media yang tepat
Memiih sumber belajar
Memilih metode yang tepat
Memotivasi siswa
Menjelaskan materi
Membantu siswa yang kesulitan
Memfasilitasi siswa dalam belajar
Guru dan murid membuat kesimpulan
Skala Nilai
A B C D E
5 4 3 2 1
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Catatan : Setiap jawaban diberi nilai (skor) dengan skala berikut :
A = 5 (sangat baik)
B = 4 (baik)
C = 3 (cukup)
D = 2 (sedang)
E = 1 (kurang)
Keterangan skala penilaian :
45-55 : guru yang sangat baik = A
34-44 : guru yang baik
=B
23-33 : guru yang cukup baik = C
12-22 : guru yang sedang
=D
63
1-11 : guru yang kurang baik = E
Dari lembar observasi guru di atas terdapat 11 aspek yang
dinilai, skor maksimal adalah sebanyak 55. Skor yang diperoleh guru
pada siklus I ini adalah 39 yaitu termasuk guru yang baik. Perincian
dari 11 aspek penilaian tersebut adalah 1 aspek memperoleh skor 5, 5
aspek memperoleh masing-masing 4 skor, 3 aspek memperoleh
masing-masing 3 skor, 2 aspek memperoleh masing-masing 2 skor.
3. Deskripsi pelaksanaan Siklus II
a. Kegiatan Perencanaan Siklus II
Tahap perencanaan ini berisi mengenai persiapan segala sesuatu
yang berkaitan dengan kegiatan peneliti yang terdiri dari : 1).
Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang memuat
sesluruh konsep kegiatan pembelajaran, 2). Menyiapkan perangkat/media
pembelajaran berupa gambar, lembar tes formatif yang bertujuan untuk
mengetahui hasil belajar siswa pada siklus I. Lembar observasi siswa
untuk mengamati proses pembelajaran dan kemampuan siswa. Lembar
observasi
guru
untuk
mengetahui
perkembangan
guru
dalam
pembelajaran.
b. Proses Pembelajaran Siklus II
1) Pelaksanaan: Proses pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari
Jumat tanggal 15 Mei 2015.
2) Bahan pembelajaran: materi perubahan lingkungan fisik (dampak
bagi daratan).
64
3) Siswa yang hadir: 21 siswa (100%).
4) Alat dan sumber pembelajaran: gambar terjadinya angin darat dan
angin laut. Buku IPA 4 halaman 127-131.
5) Kegiatan pokok pembelajaran : a) Guru menjelaskan materi tentang
faktor penyebab lingkungan fisik terhadap daratan, b) Guru membagi
siswa menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri
dari 2 anggota, c) Guru membagikan kertas yang berisi sebuah soal.
Setiap anggota kelompok akan mendapatkan soal yang berbeda, d)
Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal yang telah diberikan
secara individu, e) Setelah semua melengkapi jawabannya, guru
meminta kepada setiap siswa untuk saling bertukar pengetahuan dari
soal
dan
jawaban
yang
telah
dikerjakan
kepada
teman
sekelompoknya, f) Setiap kelompok berdiskusi dan menjawab soal
yang telah diberikan oleh guru dari pengetahuan yang telah
didapatkan.
6) Metode yang diterapkan: the power of two.
7) Evaluasi: setiap kelompok maju kedepan membacakan hasil diskusi.
c. Pendukung pelaksanaan Siklus II
1) Respon positif dari siswa pada saat guru menjelaskan materi.
2) Siswa mulai aktif dalam kegiatan pembelajaran.
3) Adanya peningkatan nilai hasil belajar siswa dalam pembelajaran
IPA.
65
d. Penghambat Pelaksanaan Siklus II
Penghambat dalam pelaksanaan siklus II ini adalah adanya
beberapa siswa yang perlu dibimbing dan dipantau secara khusus
(individual).
e. Hasil evaluasi siklus II
1) Hasil pengamatan terhadap siswa
Pada siklus II diperoleh dengan menggunakan lembar observasi
pada siswa dan tes formatif. Berikut adalah tabel hasil pengamatan
pada siswa.
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Aspek yang di nilai
Keaktifan Perhatian Penguasaan
siswa
siswa
materi
3 2 1 3 2 1 3 2
1
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Nama Siswa
Anifah
Diwayah
Wisa
Wimutha
Elin
Lyra
Gasura
Hewisya
Ani
Mutoh
Munifa
Nogama
Nogawan
Ama
Kian
Silan
Susang
Afik
Dini
Yuna
Zusari
66
Jml
9
7
8
8
7
8
9
7
8
7
9
8
9
9
8
7
8
7
9
8
9
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa keaktifan,
perhatian dan penguasaan siswa pada siklus II ini semakin meningkat.
Hasil belajar siswa dengan menggunakan tes formatif diperoleh data
sebagai berikut :
Tabel 4.7 Data Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus II
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Nilai
Frekuensi
4
6
8
3
0
0
0
0
0
21
80,73
91- 100
81- 90
71- 80
61- 70
51- 60
41- 50
31- 40
21- 30
11- 20
Jumlah
Rata- rata
Presentase
19%
29%
38%
14%
0%
0%
0%
0%
0%
100%
Hasil data yang diperoleh dari tabel 4. 7 di atas dapat dilihat bahwa
pada siklus II, siswa yang memperoleh nilai dengan kategori lebih dari
cukup sebanyak 3 anak (14%), kategori baik sebanyak 8 anak (38%),
kategori baik sekali sebanyak 6 anak (29%), dan kategori istimewa
sebanyak 4 anak (19%). Jumlah keseluruhan siswa yang mencapai nilai
KKM sebanyak 21 siswa atau 100%. Dari tabel 4. 7 tersebut dapat
digambarkan dalam bentuk grafik sebagi berikut:
67
Data Frekuensi Nilai Siiswa Siklus II
9
8
7
Frekuensi
6
5
4
Rentang Nilai
3
2
1
0
Rentang Nilai
Gambar 4.3 Grafik Data Frekuensi Siswa SiklusII
2) Hasil Pengamatan Terhadap Guru
Hasil pengamatan terhadap guru pada kegiatan pembelajaran
siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8 Data Hasil Pengamatan Guru pada Siklus II
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Aspek yang dinilai
Membuat RPP
Menyesuaikan bahan ajar
Menyusun materi
Memilih media yang tepat
Memilih sumber belajar
Memilih metode yang tepat
Memotivasi siswa
Menjelaskan materi
Membantu siswa yang kesulitan
Memfasilitasi siswa dalam belajar
Guru dan murid membuat kesimpulan
68
A
5
√
√
√
Skala Nilai
B C D E
4 3 2 1
√
√
√
√
√
√
√
√
Catatan :
berikut :
Setiap jawaban diberi nilai (skor) dengan skala
A = 5 (sangat baik)
B = 4 (baik)
C = 3 (cukup)
D = 2 (sedang)
E = 1 (kurang)
Keterangan skala penilaian :
45-55 : guru yang sangat baik
=A
34-44 : guru yang baik
=B
23-33 : guru yang cukup baik
=C
12-22 : guru yang sedang
=D
1-11 : guru yang kurang baik
=E
Dari lembar observasi guru di atas terdapat 11 aspek yang
dinilai, skor maksimal adalah sebanyak 55. Skor yang diperoleh guru
pada siklus II ini adalah 49 yang termasuk kategori guru yang sangat
baik. Perincian dari 11 aspek penilaian tersebut adalah 5 aspek
memperoleh masing-masing skor 5, dan 6 aspek memperoleh masingmasing 4 skor.
69
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah melakukan berbagai kegiatan pada siklus I dan II diperoleh
data nilai Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan metode the power of
two. Berikut hasil penelitian siklus I dan siklus II:
1. Siklus I
Hasil pengamatan siklus I diperoleh data nilai hasil belajar yang
disusun dalam bentuk frekuensi. Kemudian disimpulkan dalam bentuk
tabel dibawah ini :
Tabel 4. 9 Rata- Rata Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I
No
1
2
3
4
5
6
Keterangan
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Nilai Rata- Rata Kelas
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Jumlah Siswa yang Mencapai Nilai KKM
Jumlah Siswa yang Mendapat Nilai di Bawah
KKM
Presentase Siswa yang Mencapai KKM
7
Nilai
45
90
71,21
70
14
7
67%
Berdasarkan tabel di atas siswa yang telah mencapai KKM adalah
sebanyak 14 siswa (67%) sedangkan siswa yang belum mencapai KKM
adalah 7 siswa (33%). Pada siklus I ini hasil belajar siswa mengalami
peningkatan dari kondisi awal sebelum penelitian.
2. Siklus II
Data hasil belajar siswa pada siklus II dapat disimpulkan dengan
tabel di bawah ini :
70
Tabel 4. 10 Rata- rata Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II
No
1
2
3
4
5
6
Keterangan
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Nilai Rata- Rata Kelas
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Jumlah Siswa yang Mencapai Nilai KKM
Jumlah Siswa yang Mendapat Nilai di Bawah
KKM
Presentase Siswa yang Mencapai KKM
7
Tes Awal
70
100
80,73
70
21
0
100%
Hasil penelitian dari siklus I dan siklus II dapat diperoleh data
nilai hasil belajar keseluruhan di bawah ini :
Tabel 4. 11 Rekapitulasi Nilai Rata- rata Kelas
No
Keterangan
Sebelum
Tindakan
Siklus I
Siklus II
1
Nilai Terendah
35
45
70
2
Nilai Tertinggi
75
90
100
3
Rata- Rata Nilai
57, 67
71,21
80,73
4
Siswa yang Mencapai 8
KKM
Presentase
38%
14
21
67%
100%
5
Berdasarkan tabel di atas dapat dibuat grafik Nilai rata- rata siswa
sebelum tindakan, siklus I dan siklus II.
71
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Sebelum Tindakan
Siklus I
Siklus II
Gambar 4.4 Grafik Peningkatan Rata-rata Nilai Kelas Hasil Belajar Mata
Pelajaran IPA
Berdasarkan data rekapitulasi di atas, menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar siswa dari sebelum dilakukan tindakan, bahwa
siswa yang mencapai ketuntasan hanya 38 % dari keseluruhan jumlah
siswa. Pada siklus I setelah menerapkan metode pembelajaran the
power of two ketuntasan hasil belajar siswa meningkat menjadi 67%
dan pada siklus II mencapai 100%.
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan berbagai pembahasan yang telah
diperoleh, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode the power of two
dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi perubahan lingkungan fisik pada
siswa kelas IV MI YASPI Kaponan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang
Tahun Pelajaran 2014/2015. Peningkatan hasil belajar siswa tersebut dapat
dibuktikan dari nilai hasil belajar siswa mulai dari sebelum tindakan
presentase siswa yang tuntas KKM adalah sebanyak 8 siswa atau 38%, dan
yang belum tuntas adalah 13 siswa atau 62%. Pada siklus II presentase siswa
yang mencapai nilai KKM adalah 14 siswa atau 67% dan yang belum tuntas
sebanyak 7 siswa atau 33%. Selanjutnya pada siklus II presentase siswa yang
telah mencapai nilai KKM adalah sebanyak 21 siswa atau 100%.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian ini, peneliti dapat menyampaikan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi guru
a. Pembelajaran dengan metode the power of two diharapkan menjadi
alternatif dalam kegiatan belajar mengajar pembelajaran IPA. Siswa
dapat
lebih
aktif
belajar
karena
menyenangkan, bervariasi dan kreatif.
73
situasi
pembelajaran
yang
b.
Guru sebaiknya menerapkan metode the power of two pada pelajaran
IPA untuk meningkatkan hasil belajar IPA.
2. Bagi siswa
a. Hendaknya para siswa lebih menyadari untuk berpartisipasi aktif
dalam kegiatan pembelajaran.
b. Metode the power of two dapat meningkatkan motivasi belajar agar
hasil belajar yang diperoleh semakin meningkat.
3. Bagi sekolah
Sekolah hendaknya selalu memberi dorongan kepada para guru
yang menggunakan metode pembelajaran yang bersifat kreatif dan inovatif
dengan memberikan fasilitas sarana dan prasarana yang dibutuhkan dan
mendukung.
74
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Baharuddin, Esa Nur Wahyuni, 2008. Teori Belajar & Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Dadang, Garnida dkk. 2002. Pendidikan IPA MI. Jakarta: Departemen Agama.
Daryanto, Muljo Rahardjo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:
Gava Media.
Departemen Agama. 2002. Buku Pedoman Guru Mata Pelajaran Pendidikan IPA
Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Derektorat Jendral Kelembagaan Agama Islam
Departemen Agama. 2004. Standar Kompetensi Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta:
Derektorat Jendral Kelembagaan Agama Islam.
Dimyati, Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 1995. Strategi Belajar Mengajar.
Banjarmasin: Dimeka Cipta.
Haryanto. 2012. Sains untuk SD/MI Kelas 4. Jakarta: Erlangga.
http://sejatiningraos.blogspot.com/2014/pembelajaran-kelompok-power-oftwo.html?m=1 di unduh pada hari Selasa Tanggal 9 Juni 2015 Pukul 15.07
WIB.
Khusni. 2007. IPA untuk SD/MI. Jakarta: PT Piranti Darma Kalokatama.
Poerwadarminta, W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu
Perlu, Bogor: Ghalia Indonesia.
Silbermen, Mel. 2009. Active Learning. Yogyakarta: Pustaka Intan Madani.
Sudjana, Nana. 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sukardjo dkk, 2009. Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya. Jakarta:
Rajawali Pers.
Sulistyanto, Heri dan Edy Wiyono. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI
Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Suprijono,Agus. 2011. Cooperative Learning: Teori Dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
75
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Wahyono Budi. 2008. Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
76
77
78
79
80
81
82
83
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS 1
Sekolah/ Madrasah : MI YASPI Kaponan
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas
: IV
Alokasi Waktu
: 2 X 35 Menit
Materi Pokok
: Perubahan Lingkungan Fisik
A. Standar Kompetensi
Memahami perubahan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan.
B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik (angin, hujan,
cahaya, matahari, dan gelombang air laut).
C. Indikator
Mengidentifikasi berbagai faktor penyebab perubahan lingkungan fisik.
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menyebutkan berbagai faktor penyebab perubahan lingkungan
fisik.
E. Karakter yang diharapkan
1. Disiplin
84
2. Kerja keras
3. Tanggung jawab
4. Kreatif
5. Bekerja sama
6. Jujur
F. Materi Pokok
Perubahan Lingkungan Fisik
G. Metode pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Metode The Power of Two
4. Penugasan
H. Media Alat dan Sumber Belajar
1. Gambar terjadinya angin laut dan angin darat
2. Lakban untuk menempel
3. Buku paket IPA pegangan guru
4. LKS pegangan siswa
I. Langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Pendahuluan
15 menit
Apersepsi :
f) Membuka pelajaran dengan salam dan berdoa bersama
85
dipimpin oleh peserta didik dengan penuh khidmat.
g) Guru bertanya : „‟apa kabar anak-anak?”
h) Guru mengabsen siswa.
i) Memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat
j) Mengajukan beberapa pertanyan.
Inti
a. Eksplorasi :
Dalam kegiatan eksplorasi,
(7)Siswa diminta untuk mengamati gambar terjadinya
angin siang dan angin malam
(8)Siswa diminta untuk bertanya mengenai gambar
tersebut.
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi :
(9)Guru
menjelaskan
materi
tentang
perubahan
lingkungan fisik dan faktor-faktor penyebabnya.
(10) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok,
masing-masing kelompok terdiri dari 2 anggota.
(11) Guru membagikan kertas yang berisi sebuah soal.
Setiap anggota kelompok akan mendapatkan soal yang
berbeda.
(12) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal yang
telah diberikan secara individu.
86
40 menit
(13) Setelah semua melengkapi jawabannya, guru
meminta kepada setiap siswa untuk saling bertukar
pengetahuan dari soal dan jawaban yang telah
dikerjakan kepada teman sekelompoknya.
(14) Setiap kelompok diminta untuk mengerjakan soal
yang telah diberikan guru.
c. Konfirmasi
- Guru meminta beberapa perwakilan kelompok untuk
maju kedepan kelas untuk berbagi pengetahuan yang
telah didapatnya.
- Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum
diketahui siswa.
- Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang
diajarkan.
Penutup
a. Guru menanyakan hal yang belum jelas kepada siswa.
b. Guru menutup pembelajaran dengan berdo‟a dan
mengucapkan salam.
87
15 menit
J. Penilaian
1. Instrument Penilaian Tugas Kelompok
No.
Nama Siswa
Aspek yang dinilai
Kerjasama Performen
hasil
Keterangan :
a. Kerjasama
-
Selalu bekerjasama
:3
-
Kadang-kadang
:2
-
Tidak bekerjasama
:1
b. Hasil
-
Benar semua
:3
-
Benar setengah
:2
-
Hampir semua salah
:1
2. Instrumen Penilaian Tugas Individu
No.
Nama
Nilai
Nilai = Jumlah skor x 10
88
Jumlah
skor
Nilai
K. Instrumen Soal
Kelompok A
1. Apa saja faktor alam yang menyebabkan perubahan lingkungan fisik di
bumi?
2. Apa yang disebut dengan curah hujan ?
3. Jelaskan terjadinya angin laut !
4. Sebutkan manfaat dan kerugian adanya sinar matahari !
Kelompok B
1. Apakah yang disebut dengan perubahan lingkungan fisik ?
2. Apa yang disebut dengan angin ?
3. Jelaskan terjadinya angin darat !
4. Sebutkan manfaat dan kerugian adanya angin !
Kunci jawaban
Kelompok A
1. Angin, hujan, gelombang air laut dan cahaya matahari.
2. Curah hujan adalah banyaknya air hujan yang turun pada suatu tempat
dalam waktun tertentu.
3. Angin darat terjadi ketika malam hari energi panas yang diserap permukaan
bumi sepanjang hari akan dilepaskan lebih cepat oleh daratan (udara
dingin), sementara itu di lautan energi panas sedang dalam proses
dilepaskan ke udara. Gerakan tersebut menyebabkan udara dingin dari
daratan bergerak menggantikan udara yang naik dilautan sehingga terjadi
aliran dari darat ke laut.
89
4. a.manfaat sinar matahari
- Sebagai sumber panas
- Sebagai sumber cahaya
- Sebagai pendukung terjadinya proses fotosintesis pada tumbuhan
b.Kerugian sinar matahari
- Menimbulkan kemarau panjang yang menyebabkan mata air dan wadukwaduk mengering sehingga makhluk hidup mengalami kekeringan.
Kelompok B
1. Perubahan lingkungan fisik merupakan perubahan yang terjadi di
permukaan bumi akibat angin, hujan, gelombang laut dan matahari.
2. Angin merupakan udara yang bergerak akibat adanya tekanan udara.
3. Angin laut terjadi ketika pagi hari hingga menjelang sore hari, daratan
menyerap energi panas lebih cepat dari lautan sehingga suhu udara di darat
lebih panas daripada di laut. Akibatnya udara panas di daratan akan naik dan
digantikan udara dingin dari lautan. Maka terjadilah aliran udara dari laut ke
darat. Angin laut terjadi pada sore dan malam hari.
4. a.Manfaat angin
- Menggerakkan perahu dan kapal layar
- Penyerbukan pada tumbuhan
- Menggerakkan kincir angin
b.Kerugian angin :
- Angin yang tertiup sangat kencang dapat menyebabkan rumah roboh
90
91
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS 2
Sekolah/ Madrasah : MI YASPI Kaponan
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas
: IV
Alokasi Waktu
: 2 X 35 Menit
Materi Pokok
: Perubahan Lingkungan Fisik
L. Standar Kompetensi
Memahami perubahan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan.
M.
Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik (angin, hujan,
cahaya, matahari, dan gelombang air laut).
N. Indikator
Menjelaskan pengaruh faktor penyebab perubahan lingkungan terhadap daratan
(angin, hujan, cahaya matahari dan gelombang laut).
O. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat Menjelaskan pengaruh faktor penyebab perubahan lingkungan
terhadap daratan (angin, hujan, cahaya matahari dan gelombang laut).
92
P. Karakter yang diharapkan
7. Disiplin
8. Tanggung jawab
9. Kreatif
10. Bekerja sama
11. Jujur
Q. Materi Pokok
Pengaruh Perubahan Lingkungan Fisik Terhadap Daratan
R. Metode pembelajaran
5. Ceramah
6. Tanya jawab
7. Penugasan
8. Strategi active learning The Power of Two
S. Media Alat dan Sumber Belajar
5. Gambar gelombang laut dan matahari
6. Lakban untuk menempel
7. Buku paket IPA pegangan guru
8. LKS pegangan siswa
93
T. Langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Pendahuluan
15 menit
Apersepsi :
k) Membuka pelajaran dengan salam dan berdoa bersama
dipimpin oleh peserta didik dengan penuh khidmat.
l) Guru bertanya : „‟apa kabar anak-anak?”
m) Guru mengabsen siswa.
n) Memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat
o) Mengajukan beberapa pertanyan.
Inti
d. Eksplorasi :
Dalam kegiatan eksplorasi,
(15) Siswa diminta untuk mengamati gambar gelombang
laut dan matahari.
(16) Siswa diminta untuk bertanya mengenai gambar
tersebut.
e. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi :
(17) Guru menjelaskan materi tentang pengaruh faktor
penyebab perubahan lingkungan terhadap daratan
(angin, hujan, cahaya matahari dan gelombang laut).
40 menit
94
(18) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok,
masing-masing kelompok terdiri dari 2 anggota.
(19) Guru membagikan kertas yang berisi sebuah soal.
Setiap anggota kelompok akan mendapatkan soal yang
berbeda.
(20) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal yang
telah diberikan secara individu.
(21) Setelah semua melengkapi jawabannya, guru
meminta kepada setiap siswa untuk saling bertukar
pengetahuan dari soal dan jawaban yang telah
dikerjakan kepada teman sekelompoknya.
(22) Setiap kelompok diminta mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru.
f. Konfirmasi
- Guru meminta beberapa perwakilan kelompok untuk
maju kedepan kelas untuk berbagi pengetahuan yang
telah didapatnya.
- Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum
diketahui siswa.
- Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang
diajarkan.
Penutup
c. Guru menanyakan hal yang belum jelas kepada siswa.
95
15 menit
d. Guru menutup pembelajaran dengan berdo‟a dan
mengucapkan salam.
U. Penilaian
1. Instrumen Penilaian Tugas Kelompok
No.
Nama Siswa
Aspek yang dinilai
Kerjasama Performen
Hasil
Keterangan :
c. Kerjasama
-
Selalu bekerjasama
:3
-
Kadang-kadang
:2
-
Tidak bekerjasama
:1
d. Hasil
-
Benar semua
:3
-
Benar setengah
:2
-
Hampir semua salah
:1
2. Instrumen Penilaian Tugas Individu
96
Jumlah
skor
Nilai
No.
Nama
Nilai
Nilai = Jumlah skor nilai x 10
V. Instrumen Soal
Kelompok A :
1. Apakah yang dimaksud abrasi ?
2. Bagaimana cara mencegah dan menanggulangi terjadinya abrasi ?
3. Angin apa yang dimanfaatkan oleh nelayan untuk menangkap ikan ke
tengah laut dengan menggunakan perahu layar ?
Kelompok B :
1. Apakah yang dimaksud erosi ?
2. Bagaimana cara mencegah dan menanggulangi terjadinya erosi ?
3. Jenis olahraga apa yang memanfaatkan energi angin ?
Kunci jawaban :
Kelompok A
1. Abrasi adalah pengikisan tanah yang disebabkan oleh gelombang laut
2. a.tidak membangun gedung-gedung di daerah pantai
b.tidak menebangi pohon-pohon yang tumbuh di daerah pantai.
c.tidak merusak batu-batu karang yang berada di sekitar pantai.
3. angin darat
97
98
1. Proses Pembelajaran Siklus I
99
2. Proses Pembelajaran Siklus II
100
101
102
103
104
DAFTAR NILAI SKK
Nama
: Eka Lestari Cahyaning Ratri
Fakultas/ Jurusan
: FTIK / PGMI
NIM
: 115- 11- 061
Dosen Pembimbing
: Peni Susapti, M. Si
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
NAMA KEGIATAN
Piagam Penghargaan OPAK STAIN Salatiga
2011
Sertifikat Achievement Motivation Training
(AMT) “ Membangun Mahasiswa Cerdas
Emosi, Spiritual, dan Intelektual Melalui
AMT”.
Piagam Penghargaan Orientasi Dasar
Keislaman (ODK) Stain Salatiga
Sertifikat Seminar “Entrepreneurship dan
Koperasi” KSEI STAIN Salatiga.
Sertifikat UPT Perpustakaan Stain Salatiga.
Sertifikat SEMINAR NASIONAL “Rahasia
Karya Ilmu, Kaya Hati, Sehat dan Kaya Raya
& Penguasaan Bahasa Inggris (50 Grammar)
Tanpa Menghafal dan Menulis ”.
Sertifikat
SEMINAR
REGIONAL
KEBANGSAAN ”Negara Islam dalam
Tinjauan Islam Indonesia dan NKRI”. IPNU
Kab. Semarang dan PMII Kota Salatiga.
Piagam Penghargaan Seminar “Menuju
Pendidikan Indonesia yang Ideal” HMI
Salatiga.
Sertifikat
“Praktikum
Pendidikan
Kepramukaan” PGMI STAIN Salatiga.
Panitia Kegiatan Syawalan Dusun Kaponan.
Piagam
Penghargaan
SEMINAR
NASIONAL “Penerapan Nilai-nilai Syariah
dalam Praktik Perekonomian”. KSEI
Salatiga.
Sertifikat “Pelatihan Mengatasi Kecemasan
Tampil di Depan Umum”. TAZKIA Salatiga.
105
PELAKSANAAN
20 - 22 Agustus 2011
STATUS
Peserta
SKOR
3
23 Agustus 2011
Peserta
2
24 Agustus 2011
Peserta
2
25 Agustus 2011
Peserta
2
20 September 2011
10 Oktober 2011
Peserta
Peserta
2
8
22 November 2011
Peserta
4
28 Desember 2011
Peserta
2
8 Februari 2012
Peserta
28 Mei 2012
2 Juni 2012
Panitia
Peserta
2
3
2
9 Juni 2012
Peserta
2
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
Panitia HUT RI Ke-67 Karang Taruna Wira
Bhakti Dusun Kaponan
Panitia “Pentas Seni” Karang Taruna Wira
Bhakti Dusun Kaponan.
Surat Keputusan Pengurus Karang Taruna
Wira Bhakti Dusun Kaponan. Periode 20112013.
Sertifikat Pendidikan dan latihan pramuka
pandega ke-22 “pendidikan pramuka sebagai
pembentuk karakter pandega yang berdisiplin
dan berkredibilitas tinggi untuk membangun
Indonesia. RACANA Salatiga.
Sertifikat
SEMINAR
NASIONAL
“Menumbuhkan
Jiwa
Entrpreneurship
Generasi Muda” KOPMA Salatiga.
Sertifikat
SEMINAR
NASIONAL
“
Mengukuhkan Peran Mahasiswa dalam
Pengawalan Perpolitikan di Indonesia”
Panitia “Kegiatan Syawalan” Karang Taruna
Wira Bhakti Dusun Kaponan
Surat Keputusan Mengajar di MI YASPI
Kaponan.
Surat Keputusan Mengajar di MADIN AL
HIDAYAH Dusun Kaponan.
Panitia HUT RI Ke-68 Karang Taruna Wira
Bhakti Dusun Kaponan.
Panitia Pentas Seni Karang Taruna Wira
11 Juli 2012
Panitia
3
20 Agustus 2012
Panitia
3
31 Agustus 2012
Pengurus
4
15 Oktober 2012
Peserta
2
27 Mei 2013
Peserta
2
31 Maret 2013
Peserta
8
11 Juni 2013
Panitia
3
12 Juni 2013
Guru
4
16 Juni 2013
Pengajar
4
18 Juli 2013
Panitia
3
25 Agustus 2013
Panitia
3
24 September 2013
Pengurus
4
18 November 2013
Peserta
8
20 Juni 2014
Panitia
3
13 Juli 2014
Panitia
3
Bhakti Dusun Kaponan
24.
25.
26.
27.
Surat Keputusan Pengurus Karang Taruna
Wira Bhakti Dusun Kaponan Periode 20132015.
Sertifikat SEMINAR NASIONAL “Guru
Aktif dalam Implementasi Kurikulum 2013”
HMJ Salatiga.
Panitia “Kegiatan Syawalan” Karang Taruna
Wira Bhakti Dusun Kaponan
Panitia “Kegiatan HUT RI Ke-69” Karang
Taruna Wira Bhakti Dusun Kaponan.
106
107
108
Download