Elok Zubaidah: Eksplorasi Isolat Bakteri Asam Laktat Probiotik Indigenous Dikirim oleh prasetya1 pada 05 Desember 2007 | Komentar : 0 | Dilihat : 4834 Pangan probiotik berbasis serealia saat ini telah banyak dikembangkan. Serealia mengandung serat pangan yang selain memberikan efek fisilogis bagi kesehatan, juga dapat menstimulasi pertumbuhan Lactobacillus dan Bifidobacteria yang ada pada kolon. Selain efek kesehatan, aplikasi fermentasi pada serealia memberikan beberapa keuntungan antara lain meningkatkan daya simpan, palatabilitas, keamanan, dan nilai nutrisi. Bekatul padi merupakan produk hasil samping serealia yang sampai saat ini pemanfaatannya sebagai bahan baku pangan masih belum banyak dilakukan. Bekatul mengandung komponen yang sangat bernilai tinggi, terdiri dari 12-15% protein, 14-20% lemak, sumber vitamin B kompleks, A, C, D, dan E serta serat larut. Jika ditinjau dari komponenennya, bekatul padi merupakan medium sangat bernilai tinggi untuk digunakan sebagai produk probiotik. Ir Elok Zubaidah MS Demikian Ir Elok Zubaidah MS dalam ujian tertutup yang diselenggarakan Program Pascasarjana Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Rabu (5/12). Disertasi yang dibawakan berjudul ?Eksplorasi Isolat Bakteri Asam Laktat Probiotik Indigenous dari Bekatul Padi?. Bertindak sebagai promotor Prof Dr Ir Harijono MAppSc dengan kopromotor Prof Dr Ir Sri Kumalaningsih MAppSc dan Prof Dr Ir Hari Purnomo MAppSc. Sementara dosen penguji terdiri dari Dr Ir Suhardjo MS, Dr Dra Utami Sri Hastuti MPd, Dr Ir Wignyanto MS, dan Ir Sukoso MSc PhD. Lebih lanjut dipaparkan, isolasi BAL dari bekatul (isolate indogenous) yang memiliki kemampuan sebagai probiotik dan memanfaatkannya sebagai kultur murni pada fermentasi substrat yang sama diduga memiliki kecepatan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan probiotik komersial karena merupakan habitat asli. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian tentang isolasi dan karakteristik BAL asal bekatul serta potensinya sebagai probiotik diperlukan guna menghasilkan galur probiotik baru yang dapat diaplikasikan untuk pengembangan pangan probiotik, khususnya berbasis bekatul. Pada penelitian tahap pertama dilihat kemampuan bekatul sebagai substrat bagi pertumbuhan BAL probiotik komersial (L acidophilus) di mana pada jam ke-12 jumlah L acidophilus tertinggi pada perlakuan proporsi susu skim dan bekatul 0:12 (medium bekatul 12%) yakni sebesar 1,43 x 109 cfu/ml, sedangkan jumlah L acidophilus terendah pada perlakuan proporsi susu skim dan bekatul 12:0 (medium susu skim 12%) dengan total BAL sebesar 7,63 x 109 cfu/ml. Hal ini menunjukkan bahwa medium bekatul mampu mempercepat pertumbuhan isolat BAL L acidophilus. Untuk penelitian tahap kedua dilakukan isolasi dan karakterisasi isolate BAL dari bekatul. Untuk penelitian tahap ketiga dilihat potensi probiotik isolat BAL indigenous asal bekatul. Percobaan pertama yakni melihat kemampuan BAL indigenous asal bekatul dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Hasil uji aktivitas bakteriosin menunjukkan bahwa seluruh isolate tidak menunjukkan aktivitas penghambatan terhadap seluruh bakteri pathogen yang diuji. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa produksi bakteriosin dipengaruhi oleh faktor pH dan temperatur. Bakteriosin diproduksi pada masa awal logaritmik dari bakteri pada pH di bawah 4,5 dan suhu 30 0C atau kondisi suboptimal dari pertumbahan bakteri. Selain itu ditambahkan zat-zat yang mampu meningkatkan produksi bakteriosin seperti Tween 80, tripton, dan mannose. Percobaan kedua melihat kemampuan tumbuh BAL indigenous pada pH lambung dan garam empedu. Hasil pengujian identifikasi BAL indigenous dengan Metode PCR dihasilkan sebanyak 300-600 pasangan basa dan 16S rRNA dari isolat BAL indigenous hasil sequencing. Hasil ini kemudian dibandingkan dengan koleksi strain pada National for Biotechnology Information (NCBI) Blast Library. Penelitian tahap keempat, dipilih BAL probiotik sebagai kultur starter yang memiliki kecepatan pertumbuhan dan aktivitas antibakteri pada medium bekatul. Pemilihan isolate terbaik dilakukan dengan metode ranking yang didasarkan pada pengujian kecepatan pertumbuhan BAL, kecepatan pengasaman, kecepatan penurunan pH serta aktivitas antimikroba pada medium bekatul. Berdasarkan skala ranking, isolat B2 (Lactobacillus plantarum subsp Argentoratensispartial 16S rRNA gene, tipe strain DKO 22T) merupakan isolat terpilih berdasarkan kemampuan penghambatan terhadap 3 bakteri patogen lebih tinggi, penurunan pH tertinggi, kenaikan asam tertinggi dengan jumlah total BAL masih di atas persyaratan standar minuman probiotik. Isolat J2 walaupun memiliki jumlah sel tertinggi namun aktivitas penghambatan terhadap bakteri patogen lebih rendah dibandingkan isolat B2, demikian juga kecepatan pengasaman dan penurunan pH. Hasil isolasi BAL dari bekatul menunjukkan bahwa 4 dari 9 isolat BAL indigenous yang diperoleh berpotensi sebagai probiotik. Hasil identifikasi dengan metode PCR keempat isolat tersebut adalah B1 (Lactobacillus plantarum subsp. Argentoratensis partial 16S rRNA gene, tipe strain DKO 22T, 96% identitas), D3 (Lactobacillus sp. 9D10 16S ribosomal RNA gene, 99%), J1 (Lactobacillus arizonensis partial 16S rRna gene, Strain NRRL B14770, 97%) dan J2 (Lactobacillus plantarum subsp. Argentoratensis partial 16S rRNA gene, type strain DKO 22T, 100%). Sedangkan, isolate BAL indigenous B2 (Lactobacillus plantarum subsp. Argentoratensis partial 16S rRNA gene, tipe strain DKO 22T) memiliki kemampuan menurunkan pH dan pengasaman medium yang lebih cepat dibanding isolat BAL probiotik komersial maupun isolat BAL indogenous yang lain di mana pada jam ke-9 medium fermentasi yang menggunakan isolat BAL indigenous B2 telah mencapai pH 4,5 dengan total asam tertinggi yaitu 1,07 total BAL sebesar 3,77 x 109 cfu/ml. Serta memiliki diameter penghambatan terhadap S aureus ATCC 29213, L monocytogenes ATCC 1194, E coli ATCC 25922 dan S typhi masing-masing sebesar 1,40 cm; 1,33 cm; dan 1,32 cm pada fermentasi ke-12. Pada akhir ujian, Elok Zubaidah dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelar doktor dalam ilmu pertanian dengan minat teknologi hasil pertanian, meraih predikat sangat memuaskan dengan nilai A, serta lama studi 4 tahun 3 bulan. Dr Ir Elok Zubaidah MS, lahir di Probolinggo tanggal 21 Agustus 1959, sarjana pertanian (Ir) lulusan Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Unibraw (1983), dan magister sains lulusan Unibraw (1998), bekerja sebagai staf pengajar pada Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang sejak 1992 hingga saat ini. [bhm] Artikel terkait Seminar Sustainable Landscape Management UB akan Bangun Techno Park di Jatikerto Agriculture Vaganza 2014 Prof Paul S Teng: Jumlah Petani Semakin Menurun Mahasiswa UB Buat Vertical Garden Di Tiga Sekolah