PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan teknologi dalam bidang pangan saat ini mendorong industri pangan untuk tidak hanya memproduksi pangan yang bersifat mengenyangkan, namun juga menghasilkan pangan yang bermanfaat bagi kesehatan konsumen, yang biasa dikenal sebagai pangan fungsional. Produk pangan fungsional bisa didapatkan dari pengolahan pangan dengan metode fermentasi. Fermentasi berbagai jenis makanan menggunakan bakteri asam laktat (BAL) merupakan salah satu bentuk cara pengawetan paling tua yang dilakukan oleh manusia. Salah satu produk olahan susu kerbau yang difermentasi secara alami oleh bakteri asam laktat dan merupakan produk tradisional asal Sumatra Barat atau Sumatra Utara adalah dadih atau dadiah (Maheswari, 2008). Pengolahan dadiah secara tradisional masih belum terkontrol sehingga rentan akan kontaminasi oleh bakteri patogen. Metode pengolahan secara terkontrol diperlukan agar dapat meningkatkan kualitas produk tradisional dadiah tersebut, salah satunya dengan menambahkan kultur starter pada pembuatan dadiah. Kajian karakteristik kultur starter dadiah sebagai kandidat bakteri probiotik akan memberikan informasi yang berharga untuk menegaskan bahwa dadiah dapat digolongkan sebagai pangan fungsional yang dapat dikonsumsi secara luas oleh khalayak, sekaligus memberikan nilai tambah bagi produk susu fermentasi tradisional Indonesia. Bakteri Asam Laktat (BAL) termasuk salah satu mikroorganisme yang biasa ditambahkan pada produk pangan fermentasi yang memiliki peranan untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan, baik pada manusia ataupun hewan. Keragaman spesies dari starter BAL digunakan pada berbagai proses teknologi berbeda untuk menyediakan banyak jenis produk susu fermentasi. Pertumbuhan dan aktivitas BAL juga mempunyai efek penghambatan pada bakteri pembusuk maupun bakteri patogen, sebagai contoh Salmonella enteritidis ser. Typhimurium, Escherichia coli, dan Staphylococcus aureus (Nes dan Johnsborg, 2004; Rossland et al., 2003). Studi terhadap komponen aktif yang dihasilkan BAL, pada beberapa tahun terakhir ini semakin banyak dilakukan, sehubungan dengan kegunaannya sebagai pengganti bahan-bahan pengawet kimia pada produksi pangan yang bertujuan untuk memperpanjang umur simpan produk. Probiotik menarik untuk diberi perhatian karena potensinya yang dapat dipromosikan bagi kesehatan manusia dan hewan. Beberapa efek positif dari probiotik pada manusia adalah menjaga dari infeksi saluran pencernaan, pengurangan laktosa intoleran, mengurangi sembelit, efek antikarsinogen, efek antikolestrolemik, sintesis nutrien, mencegah infeksi di saluran urin, dan kelamin dan efek stimulasi imun tubuh. Salah satu atribut penting suatu bakteri digolongkan sebagai probiotik adalah kemampuan untuk memproduksi komponen antimikroba. Komponen antimikroba BAL memberikan perlindungan pada makanan dari kebusukan dan mikroorganisme patogen melalui produksi asam organik, hidrogen peroksida, diasetil, komponen anti jamur seperti asam laktat atau asam fenulaktik dan bakteriosin. Hasil isolasi BAL indigenous dadiah (Lactobacillus plantarum D-01 dan Lactococcus lactis D-01) dan asal yogurt (Lactobacillus acidophilus Y-01 dan Bifidobacterium longum Y-01) yang berperan dalam proses fermentasi dadih berhasil diperoleh Maheswari (2008) dan telah terbukti memiliki ketahanan dan toleransi hidup pada kondisi keasaman lambung yang berbeda, adanya garam empedu dan antibiotik kloramfenikol atau amoksisilin ditunjukkan oleh jumlah bakteri yang hidup adalah lebih dari 75% (Sunaryo, 2011). Keempat isolat BAL tersebut menarik untuk diteliti lebih lanjut mengenai kemampuannya dalam menghasilkan substrat antimikroba yang dapat memperpanjang masa simpan atau sebagai salah satu alternatif bahan pengawet alami pangan, khususnya bakteriosin. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kemampuan isolat BAL indigenous dadiah (Lactobacillus plantarum D-01 dan Lactococcus lactis D-01) dan asal yogurt (Lactobacillus acidophilus Y-01 dan Bifidobacterium longum Y-01) dalam memproduksi senyawa antimikroba yang meliputi asam organik, hidrogen peroksida dan bakteriosin sebagai salah satu syarat dari kandidat bakteri probiotik. Karakterisasi substrat aktif sebagai bakteriosin diuji melalui stabilitasnya terhadap berbagai suhu dengan lama penyimpanan berbeda, pH yang berbeda dan enzim proteolitik berbeda dan sensitivitasnya terhadap ketiga bakteri patogen (Salmonella enteritidis ser. Typhimurium ATCC 14028, Escherichia coli ATCC 25922 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923). 2