Upaya Peningkatan Efektivitas Pembelajaran Pai Melalui

advertisement
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar”
ISSN 2579-9916 (Online)
ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 58-73
Upaya Peningkatan Efektivitas Pembelajaran Pai Melalui Pendekatan
Discovery Inquiry
Subaidah
Dinas Pendidikan Bangkalan
E-mail: [email protected]
Abstract
The teaching method is flexible and very dependent on various factors. In other words
it can be said "No Single method is the best", there is no one best method, there is a
suitable method, so in accordance with the findings of the problem in this study then
the formulation of the problem How efforts to improve the effectiveness of learning
PAI through discovery inquiry approach on Grade 4 students of East Serabi Timur 2
Bangkalan? Classroom Action Research (PTK) in Grade IV of SD Negeri Serabi
Timur 2 Kecamatan Modung of Bangkalan Regency is adjusted to the implementation
of teaching of even semester which runs in school. This research is conducted for 2
(two) months, starting from February 2015 until March 2015, Three cycles. Data
collection techniques use observation and test.
Student learning outcomes Class IV SD Serabi Timur 2 District Modung Kabupaten
Bangkalan on basic competence about Telling the story of Prophet Ibrahim a.s. And
the Prophet Ismail a. Can experience a significant improvement after applied learning
activities through "Model Learning discovery inquiry" can motivate student's learning
interest so that, result of learning value obtained by student have increase. With the
average score of understanding of students in paying attention to the problem, the first
cycle of 72.41 in the second cycle in the second cycle of 75.33 while in the third cycle
of 79.30, is quite good as well as about learning mastery in the first cycle 69.44 % And
in the second cycle to 83.33% while in the third cycle to 100%.
Keywords: Effectiveness, Discovery, Inquiry
Abstrak
Metode mengajar bersifat fleksibel dansangat tergantung dengan berbagai faktor.
Dengan kata lain dapat dikatakan “No Single method is the best”, tidak ada satu
metode yang terbaik, yang ada adalah metode yang sesuai, sehingga sesuai dengan
temuan masalah dalam penelitian ini maka rumusan masalah Bagaimana upaya
peningkatan efektivitas pembelajaran PAI melalui pendekatan discovery inquiry pada
siswa Kelas IV SDN Serabi Timur 2 Bangkalan?
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di Kelas IV SD Negeri Serabi Timur 2 Kecamatan
Modung Kabupaten Bangkalan disesuaikan dengan pelaksanaan pengajaran Semester
genap yang berjalan di sekolah, Penelitian ini dilakukan selama 2 (dua) bulan, yaitu
mulai bulan Pebruari 2015 sampai dengan maret 2015, melalui tiga siklus. Teknik
pengumpulan datanya menggunakan observasi dan test.
Hasil belajar siswa Kelas IV SD Negeri Serabi Timur 2 Kecamatan Modung
Kabupaten Bangkalan pada .kompetensi dasar tentang Menceritakan kisah Nabi
58 |K E G U R U
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar”
ISSN 2579-9916 (Online)
ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 58-73
Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. dapat mengalami peningkatan yang cukup signifikan
setelah diterapkan kegiatan pembelajaran melalui “Model Pembelajaran discovery
inquiry ” dapat memotivasi minat belajar siswa sehingga, hasil nilai belajar yang
diperoleh siswa mengalami peningkatan. Dengan Nilai rata-rata pemahaman siswa
dalam memperhatikan permasalahan, pada siklus pertama sebesar 72,41 pada siklus
kedua pada siklus kedua sebesar 75,33 sedangkan pada siklus ketiga sebesar 79,30,
tergolong baik demikian juga tentang ketuntasan belajar pada siklus pertama 69,44%
dan pada siklus kedua menjadi 83,33 % sedangkan pada siklus ketiga menjadi 100 %.
Kata Kunci: Efektivitas, Discovery dan Inquiry
I.
Pendahuluan
Pendidikan agama di lembaga pendidikan tingkat rendah merupakan pangkal dari
pendidikan secara sekolah dan peranannya amat penting bagi individu- individu yang
mana akan menentukan kadaaan keagamaanya di belakang hari baik di sekolah
menengah, di perguruan tinggi atau dalam masyarakat, pendidikan disini merupakan
basis atau dasar untuk selanjutnya. Beberapa keistimewaannya adalah sebagai dasar yang
bersifat permulaan dalam pendidikan formal. Kesempatan terbaik untuk memberi
pelajaran agama secara sekolah oleh karena nantinya tidak setiap anak akan terus ke
perguruan menengah apalagi ke perguruan tinggi, sedang perguruan rendah pastilah
setiap anak memasukinya. Karena pikiran dan jiwa mereka masih bersih dari ideologiideologi, nilai-nilai, norma-norma yang menyesatkan atau yang aneka ragam itu,
sehingga apabila nantinya mereka ini menemukan atau mendapatkan juga pengaruhnya
maka ia telah didasari lebih dahulu oleh pelajaran Islam yang tentunya, keadaanya akan
berlainan jika lepas sama sekali dari pengaruh pendidikan agama.
Dalam Alqur'an dijelaskan pentingnya kewajiban mengajarkan agama kepada orang
lain. Firman Allah, QS. Ali Imran ayat 104
“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf mereka itulah orang-orang yang beruntung”.
Berdasarkan ayat di atas pendidikan agama inheren dalam kehidupan umat Islam,
artinya dimana dan kapan saja ada orang Islam niscaya ada pendidikan agama. Manakala
telah berkembang suatu komunitas muslim, maka berkembang pula lembaga pendidikan
agama untuk memenuhi kebutuhan bersama akan pendidikan agama bagi anak-anak dan
keluarganya.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, sebagai salah satu mata pelajaran yang
mengandung muatan ajaran-ajaran Islam dan tatanan nilai hidup dan kehidupan Islami,
perlu diupayakan melalui perencanaan pembelajaran pendidikan agama yang baik agar
dapat mempengaruhi pilihan, putusan, dan pengembangan kehidupan peserta didik.
Karena itu salah satu kemampuan yang harus dimiliki seorang PAI.
Penetapan strategi pengorganisasian isi bidang studi pendidikan agama merupakan
langkah penting dalam perencanaan pembelajaran. Synthesizing membuat isi-isi bidang
studi pendidikan agama menjadi tertata lebih bermakna bagi perserta didk.
Kebermaknaan pembelajaran membuat peserta didik memiliki retensi yang lebih baik
dan lebih lama terhadap isi bidang studi pendidikan agama yang dipelajari. Sequencing
penting untuk menunjukkan urutan-urutan yang perlu diikuti dalam mempelajari isi-isi
bidang studi pendidikan Agama.
59 |K E G U R U
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar”
ISSN 2579-9916 (Online)
ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 58-73
Pada dasarnya sejak kecil setiap individu selalu ingin tahu, termasuk ingin
mengetahui dunia nyata yang merupakan lingkungannya. Tidak jarang ada anak yang
menanyakan dari mana keluarnya adik dari dalam perut ibu. Untuk itu orang tua dituntut
untuk pandai-pandai meramu jawaban yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan
usia anak. Misalnya kepada anak dapat diperlihatkan bagaimana kucing atau anjing
melahirkan atau bagaimana ayam bertelur kemudian dijelaskan hingga menjadi ayam.
Pembelajaran dengan menerapkan Pendekatan discovery inquiry merupakan
pembaharuan pendidikan yang mana siswa didorong untuk belajar secara aktif dan guru
mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang
memungkinkan siswa menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.
Pembelajaran dengan Pendekatan discovery inquiry memacu keinginan siswa untuk
mengetahui, memotivasi mereka agar melanjutkan pekerjaannya hingga menemukan
jawaban. Siswa juga belajar memecahkan masalah secara mandiri dan memiliki
ketrampilan berfikir kritis karena mereka harus selalu menganalisis dan menangani
informasi. Selama proses discovery inquiry berlangsung, seorang guru tidak boleh
banyak bertanya atau berbicara, karena akan mengurangi proses belajar discovery
inquiry. Dengan Pendekatan ini siswa dituntut untuk bertanggung jawab pada pendidikan
mereka sendiri.
Guru yang menaruh perhatian pada pribadi siswa akan menemukan kegiatankegiatan yang disukai siswa dan hal-hal yang baik yang ada dalam diri siswa serta
kesulitan-kesulitan yang mengganggu siswa dalam proses belajar, guru dituntut
menyesuaikan diri terhadap gaya belajar siswa-siswanya.
Pembelajaran pendidikan agama Islam yang berlangsung pada siswa memungkinkan
siswa dapat menginternalisasikan diri dengan nilai-nilai agama Islam, supaya terbentuk
character building pada siswa yakni mengantarkan siswa pada situasi pilihan nilai yan
lebih cepat, tanpa harus ragu. Sehingga pembelajaran pendidikan agama Islam diarahkan
untuk membentuk siswa yang kreatif, aktif dan lebih bermoral. Dengan menggunakan
pendekatan discovery inquiry ini peserta didik dituntut aktif dan proaktif dalam
mempelajari Pendidikan Agama Islam. Oleh karena itu, pengalaman pembelajaran
Pendidikan Agama Islam menjadi sangat penting untuk menumbuhkan pribadi siswa
untuk memiliki pengalaman keilmuan, ide, gerakan dan sikap melalui pendidikan agama
Islam.
Berdasarkan hal-hal tersebut itulah yang mendorong pelaksanaan penelitian ini,
sehingga penelitian ini merupakan upaya peningkatan efektivitas pembelajaran PAI
melalui pendekatan discovery-inquiry sekaligus membantu memecahkan permasalahan
pembelajaran yang dihadapi.
Dalam penelitian, pokok masalah akan menentukan penelitian itu sendiri. Rumusan
masalah secara jelas akan dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam menentukan
langkah-langkah selanjutnya. Berdasarkan latar belakang tersebut perumusan masalah
pada penelitian ini adalah: 1. Faktor-Faktor Yang Mendorong digunakanya pendekatan
discovery inquiry dalam efektivitas pembelajaran PAI pada siswa Kelas IV SDN Serabi
Timur 2 Bangkalan? 2. Langkah-langkah apa yang digunakan untuk meningkatkan
efektivitas pembelajaran PAI melalui pendekatan discovery inquiry pada siwa Kelas IV
SDN Serabi Timur 2 Bangkalan?
Adapun yang menjadi tujuan pokok dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1)
Mengetahui Faktor-Faktor Yang Mendorong digunakanya pendekatan discovery inquiry
60 |K E G U R U
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar”
ISSN 2579-9916 (Online)
ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 58-73
dalam efektivitas pembelajaran PAI pada siswa Kelas IV SDN Serabi Timur 2
Bangkalan 2) Mengetahui Langkah-langkah apa yang digunakan untuk meningkatkan
efektivitas pembelajaran PAI melalui pendekatan discovery inquiry pada siwa Kelas IV
SDN Serabi Timur 2 Bangkalan
Dengan adanya penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi seluruh komponen akademik sebagai berikut: 1) Membantu siswa dalam rangka
peningkatan efektivitas pembelajaran PAI melalui pendekatan discovery inquiry,
sehingga siswa tidak merasa bosan dan bersifat aktif dalam menerima pelajaran 2)
Membantu guru dalam rangka penggunanaan pendekatan, metode dan strategi
pengajaran yang tepat dan sesuai dengan keadaan siswa. 3) Membantu pihak sekolah
dalam rangka mencerdaskan siswa. Dengan menggunakan pendekatan discovery inquiry
dalam proses pembelajaran PAI maka akan meningkatkan pula prestasi para siswa dan
akan membawa nama baik sekolah.
Di negara kita, Indonesia, pendidikan agama diselenggarakan dan diatur oleh
Departemen Agama bekerja sama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Karena pendidikan agama harus sudah dimulai sedini-dininya, sejak anak masih kecil.
Tentu saja hal ini merupakan tugas orang tua masing-masing. Orang tua yang menyadari
pentingnya agama itu bagi perkembangan jiwa anak dan bagi kehidupan manusia
umunya akan berusaha menanamkan pendidikan agama pada anak-anaknya sejak kecil
sesuai dengan agama yang dianutnya. Oleh karena itu pembelajaran pendidilkan agama
Islam di sekolah juga harus selalu diimbangi dengan penggunaan metode yang tepat agar
siswa dapat aktif dan mampu berfikir lebih maju.
Faktor yang dapat membantu meningkatkan efektivitas pembelajaran PAI melalui
pendekatan discovery inquiry agar anak mampu mengembangkan potensi dan
kemampuan diri yang ada pada masing-masing peserta didik. a. Penentuan Tujuan
Pengajaran merupakan proses mengajar atau mengajarkan. Jadi pengajaran berfokus
pada pelaku mengajar atau teaching, yaitu pengajar, sedangkan pembelajaran berfokus
pada kegiatan belajar atau learning. Agar siswa dapat memahami materi subyek yang
disampaikan oleh guru dengan mudah, guru perlu mempersiapkan pendekatan dan
metode pembelajaran yang cocok untuk materi subyek yang telah diolah secara pedagogi
tersebut. b. Penghubungan Tujuan dengan Materi Pelajaran Discovery inquiry pada
dasarnya merupakan dua tekhnik yang saling berkaitan bahkan erat hubungannya dengan
pemecahan masalah, sebab dari sanalah ide pengembangannya. Jika inquiry berarti suatu
rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan seluruh kemampuan siswa secara maksimal
untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis dan analitis sehingga siswa
dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan percaya diri. Sedangkan discovery
berarti suatu cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui
tukar pendapat, diskusi, seminar, membaca dan mencoba sendiri. Jadi upaya
meningkatkan efektivitas pembelajaran PAI melalui pendekatan discovery inquiry yaitu
suatu usaha yang dilakukan oleh seorang guru agar pelajar merasa tertarik untuk terus
menerus mempelajari agama Islam, baik untuk kepentingan mengetahui bagaimana cara
beragama yang benar maupun mempelajari Islam sebagai pengetahuan dengan
menemukan sendiri dan menyelidiki sendiri agar siswa dapat aktif dalam proses
pembelajaran.
Tugas utama guru adalah memilih masalah yang perlu dilontarkan kepada kelas
untuk dipecahkan oleh siswa sendiri. Pendekatan inquiry dalam mengajar termasuk
61 |K E G U R U
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar”
ISSN 2579-9916 (Online)
ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 58-73
pendekatan modern, yang sangat didambakan untuk dilaksanakan di setiap sekolah.
Setiap adanya tuduhan bahwa sekolah menciptakan kultur bisu, tidak akan terjadi apabila
pendekatan ini digunakan. Pendekatan inquiry dapat dilaksanakan apabila dipenuhi
syarat-syarat sebagai berikut: a. Guru harus terampil memilih persoalan yang relevan
untuk diajukan kepada kelas dan sesuai dengan daya nalar siswa b. Guru harus terampil
menumbuhkan motivasi belajar siswa dan menciptakan situasi belajar yang
menyenangkan c. Adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup d. Adanya kebebasan
siswa untuk berpendapat, berkarya, berdiskusi e. Partisipasi setiap siswa dalam setiap
kegiatan belajar mengajar Menurut hemat penulis discovery inquiry adalah sebuah
pendekatan walaupun ada beberapa yang menyatakan discovery inquiry sebagai metode.
Akan tetapi metode dan pendekatan merupakan dua hal yang berkaitan satu sama lain
sehingga sering terjadi pencampuradukan pemakaian kedua pengertian tersebut. Suatu
pendekatan akan banyak mempengaruhi cara guru mengajar dan cara anak yang sedang
belajar, diantara pengertian metode mengajar dan pendekatan mengajar, keduanya
mempunyai maksud yang sama tetapi ada sedikit perbedaan arti dalam pemakaianpemakaian tertentu. Metode adalah suatu jalan atau cara yang ditempuh oleh guru agar
tercapai suatu tujuan. Sedangkan pendekatan diartikan sebagai orientasi atau cara
memandang terhadap sesuatu. Dengan alasan tersebut maka discovery inquiry adalah
solusi dari berbagai persoalan pembelajaran pada saat ini, karena discovery inquiry
berpusat pada “student centered” siswalah yang memegang peranan utama, siswa harus
berpikir sendiri, mencari jalan dan jawaban atas soal- soal yang dihadapinya sendiri,
gurupun tidak kurang aktifnya, ia menolong setiap murid dalam kesulitan yang dihadapi,
seperti: memperjelas tujuan, mencari sumber-sumber, membantu murid dalam segala hal
yang memerlukan bimbingan guru dan sebagainya.
Menurut bahasa discovery artinya penemuan, sedangkan inquiry menurut bahasa
adalah penyelidikan. Sund berpendapat bahwa discovery adalah proses mental dimana
siswa mengasimilasikan sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Inquiry adalah perluasan
proses discovery yang digunakan lebih mendalam. Artinya proses inquiry mengandung
proses mental yang lebih tinggi tingkatannya.
Proses belajar mengajar dengan pendekatan discovery inquiry menghendaki guru
untuk menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk yang final (utuh dari awal sampai
akhir) atau dengan kata lain, guru hanya menyajikan sebagian. Selebihnya diserahkan
kepada siswa untuk mencari dan menemukannya sendiri kemudian guru memberikan
seluas-luasnya kepada siswa untuk mendapatkan apa-apa yang belum disampaikan oleh
guru dengan pendekatan belajar problem solving. Adapun tahapan dan prosedur
pelaksanaan discovery inquiry meliputi: 1) Stimulation (stimulasi/pemberi rangsangan),
yakni memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca
buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah;
2) Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah), yakni memberi kesempatan
kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang
relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam
bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah); 3) Data collection
(pengumpulan data), yakni memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan
informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya
hipotesis; 4) Verification (pentahkikan), yakni melakukan pemeriksaan secara cermat
untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi, dihubungkan
62 |K E G U R U
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar”
ISSN 2579-9916 (Online)
ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 58-73
dengan hasil data processing; 5) Generalization (generalisasi), yakni menarik sebuah
kesimpulan yan dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau
masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.
II. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan pengembangan metode dan strategi pembelajaran.
Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (Class Action
Research) yaitu suatu penelitian yang dikembangkan bersama sama untuk peneliti dan
decision maker tentang variable yang dimanipulasikan dan dapat digunakan untuk
melakukan perbaikan.
Obyek dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah tindakan yang
dilakukan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran di Kelas IV Semester 2 Tahun
Pelajaran 2014/2015 di SD Negeri Serabi Timur 2 Kecamatan Modung Kabupaten
Bangkalan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dengan jumlah sebanyak 36
siswa, kondisi kekhususan siswa ini memungkinkan tingkat kemampuan dan daya serap
siswa tersebut sangat bervariasi. Peneliti adalah guru Pendidikan Agama Islam di SD
Negeri Serabi Timur 2 Kecamatan Modung Kabupaten Bangkalan
Untuk menyesuaikan dengan program pengajaran Semester genap tahun
2014/2015 maka waktu peneliti dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di
Kelas IV SD Negeri Serabi Timur 2 Kecamatan Modung Kabupaten Bangkalan
disesuaikan dengan pelaksanaan pengajaran Semester genap yang berjalan di sekolah,
Penelitian ini dilakukan selama 2 (dua) bulan, yaitu mulai bulan Pebruari 2015 sampai
dengan maret 2015, melalui tiga siklus. Secara umum siklus penelitian ini melalui
langkah-langkah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi kegiatan.
Setiap siklus berlangsung sesuai dengan jumlah tatap muka dalam sub konsep yang
dipelajari. Ketika proses pembelajaran berlangsung guru mengamati dan mencatat
kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar. Kemudian data yang diperoleh dianalisis
setiap akhir kegiatan belajar mengajar. Perencanaan tindakan meliputi analisa materi
pembelajaran penyusunan rencana pembelajaran dan penyusunan model pembelajaran
yang berpedoman pada rancangan pembelajaran bagi siswa.Hal-hal yang perlu disiapkan
sebelum melakukan penelitian adalah memilih model pembelajaran yang dinilai sesuai
dengan materi yang akan disampaikan.
Teknik pengumpulan data, menggunakan a) Observasi penelitian ini dilakukan
secara langsung pada saat Pembelajaran materi Pendidikan Agama Islam di Kelas IV
dengan Standar Kompetensi Menceritakan Kisah Nabi pada Kompetensi Dasar
Menceritakan kisah Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. b) Dalam penelitian ini
digunakan tes setelah mendapat perlakuan (postest) untuk mengetahui sejauh mana
tingkat ketuntasan belajar siswa terhadap materi yang disampaikan dengan menggunakan
“Pembelajaran discovery inquiry”
Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif
kuantitatif. Data yang dianalisis ini adalah nilai rata-rata tes prestasi belajar materi
Pendidikan Agama Islam Pada Kompetensi Dasar Menceritakan kisah Nabi Ibrahim a.s.
dan Nabi Ismail a.s., serta data pengamatan aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan
63 |K E G U R U
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar”
ISSN 2579-9916 (Online)
ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 58-73
belajar mengajar, serta pengamatan keterampilan guru dalam pengelolaan pembelajaran
dengan menggunakan “Pembelajaran discovery inquiry”.
Analisis data yang digunakan adalah data hasil ketuntasan belajar siswa sebagai
berikut : Secara individual siswa telah tuntas belajar jika mencapai skor 75 % atau nilai
75 dengan perhitungan sebagai berikut:
Skor Siswa =
Skor yang diperoleh
x 100 %
Skor maksimum
Suatu kelas dinyatakan tuntas belajar jika terdapat > 85 % dari jumlah siswa telah
tuntas belajar. Perhitungan untuk menyatakan ketuntasan belajar siswa secara klasikal:
=
jumlah siswa yang tuntas
x 100 %
jumlah siswa seluruhnya
III. Hasil Dan Pembahasan
Bentuk penelitian yang disajikan dalam karya tulis ini meliputi : Data utama yang
meliputi : data hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran berdasarkan
pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran discovery inquiry. Data
aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Data pendukungnya meliputi : data
respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran
discovery inquiry dan penampilan guru dalam pembelajaran.
Hasil belajar siswa pada materi Pendidikan Agama Islam Pada Kompetensi Dasar
Menceritakan kisah Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. melalui pembelajaran Model
Pembelajaran discovery inquiry
1. Hasil belajar siswa
diketahui dengan mengadakan test, meliputi :
a. Post test dilaksanakan setiap akhir siklus
b. Ulangan harian dilaksanakan setelah siklus ke-3 selesai
Ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada analisis hasil evaluasi belajar sebagai
berikut :
UH awal
: Ulangan harian materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Pada Kompetensi Dasar Menceritakan kisah Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s.
sebelum menerapkan Model Pembelajaran discovery inquiry yang digunakan sebagai
refleksi awal
Nilai siklus 1-3 : Nilai dari post test setiap siklus
UH akhir
: Ulangan harian setelah siklus 3 selesai materi PAI Pada
Kompetensi Dasar dengan kegiatan pembelajaran berdasarkan Model Pembelajaran
discovery inquiry
64 |K E G U R U
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar”
ISSN 2579-9916 (Online)
ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 58-73
Tabel 1 Perbandingan Nilai dan Prosentasi Ketuntasan Belajar Sebelum dan
Sesudah Pembelajaran Model Discovery Inquiry
No.
Nama
1.
Abdurrohim S
2.
A.Faisal Rizki
3.
Ameliyya Dwi
4.
Aprilia Sa’idah
5.
AstriAlifian A
6.
Balqis Surhanda
7.
Dimas Prasetyo
8.
Dony Setiawan
9.
Elfira Eris
10.
Elfita Eris
11.
Hendri Afianto
12.
Izsa Husna
13.
Jeny Maulia
14.
Laitul Hamidah
15.
Livia Afrilia
16.
Miftakhul K
17
Mellynia Dewi
18
M.Ardian Seva
19
M.Abdurrahman
20
M.Jenius R
21
M.Rivaldi
22
Nando D
23
Noviyanto Dwi
24
Prita Nanda
25
Putri Agillya
26
Rahmad
27
Risma Nilam
28
Risqi Ari R
29
Risqi Novita A
30
TiffaniEka Siwi
31
Wiyana Ningsih
32
Yazidul Ilmi
33
Yuliati Dwi
34
Abd .Rahmad
35
Frida Prasiska
36
Eka Sulistiyanto
Rata-rata
Ketuntasan (%)
UH Awal
N
Ktn
65
TT
75
T
75
T
65
TT
75
T
75
T
75
T
75
T
85
T
75
T
65
TT
75
T
80
T
65
TT
80
T
75
T
75
T
65
TT
75
T
65
TT
70
T
65
TT
75
T
80
T
65
TT
75
T
80
T
65
TT
75
T
65
TT
80
T
65
TT
75
T
65
TT
75
T
70
T
72,36
69,44
UH Akhir
N
Ktn
75
T
75
T
75
T
75
T
75
T
80
T
85
T
80
T
85
T
75
T
75
T
80
T
85
T
75
T
85
T
75
T
75
T
75
T
80
T
75
T
75
T
75
T
75
T
85
T
75
T
85
T
85
T
75
T
75
T
75
T
80
T
75
T
85
T
75
T
75
T
75
T
77,91
100
Keterangan :
N: Nilai TT: Tidak Tuntas
Ktn: Ketuntasan
UH Awal : UH sebelum pembelajaran
T: Tuntas UH Akhir: UH setelah pembelajaran
65 |K E G U R U
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar”
ISSN 2579-9916 (Online)
ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 58-73
Tabel 2 Perbandingan Nilai dan Prosentasi Ketuntasan Belajar Siklus I-III
Pembelajaran Model Discovery Inquiry
No.
Nama
1.
Abdurrohim S
2.
A.Faisal Rizki
3.
Ameliyya Dwi
4.
Aprilia Sa’idah
5.
AstriAlifian A
6.
Balqis Surhanda
7.
Dimas Prasetyo
8.
Dony Setiawan
9.
Elfira Eris
10. Elfita Eris
11. Hendri Afianto
12. Izsa Husna
13. Jeny Maulia
14. Laitul Hamidah
15. Livia Afrilia
16. Miftakhul K
17 Mellynia Dewi
18 M.Ardian Seva
19 M.Abdurrahman
20 M.Jenius R
21 M.Rivaldi
22 Nando D
23 Noviyanto Dwi
24 Prita Nanda
25 Putri Agillya
26 Rahmad
27 Risma Nilam
28 Risqi Ari R
29 Risqi Novita A
30 TiffaniEka Siwi
31 Wiyana Ningsih
32 Yazidul Ilmi
33 Yuliati Dwi
34 Abd .Rahmad
35 Frida Prasiska
36 Eka Sulistiyanto
Rata-rata
Ketuntasan (%)
Keterangan :
N
: Nilai
T
Ktn
: Ketuntasan TT
Siklus 1
N
Ktn
75
T
75
T
75
T
65
TT
75
T
70
T
70
T
75
T
85
T
75
T
65
TT
62
TT
80
T
70
T
80
T
65
TT
75
T
65
TT
70
T
65
TT
70
T
65
TT
75
T
85
T
65
TT
70
T
75
T
75
T
80
T
65
TT
80
T
65
TT
75
T
65
TT
80
T
80
T
72,41
69,44
Siklus 2
N
Ktn
75
T
75
T
70
T
70
T
75
T
75
T
75
T
80
T
90
T
80
T
65
TT
67
TT
85
T
75
T
85
T
70
T
80
T
70
T
75
T
70
T
75
T
65
TT
80
T
90
T
65
TT
75
T
80
T
70
T
85
T
70
T
85
T
65
TT
80
T
65
TT
75
T
80
T
75,33
83,33
Siklus 3
N
75
T
75
T
85
T
75
T
75
T
80
T
85
T
80
T
85
T
75
T
75
T
80
T
85
T
75
T
85
T
75
T
85
T
75
T
80
T
80
T
75
T
85
T
75
T
85
T
75
T
85
T
85
T
75
T
75
T
75
T
80
T
75
T
85
T
75
T
85
T
80
T
79,30
100
: Tuntas
: Tidak Tuntas
66 |K E G U R U
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar”
ISSN 2579-9916 (Online)
ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 58-73
2. Aktifitas siswa dalam KBM
Dalam KBM yang menggunakan modul pembelajaran dengan Model Discovery Inquiry
siswa dapat melakukan aktifitas belajar antara lain :
1. Mendengarkan penjelasan guru
2. Menjawab pertanyaan guru
3. Mencatat materi penting,
4. Memperhatikan permasalahan,
5. Mendiskusikan tugas dari guru
6. Mengumpulkan hasil belajar kelompok
7. Bertanya kepada guru
Ketrampilan Melakukan Model Pembelajaran discovery inquiry
Dalam pengelolaan KBM dengan pembelajaran berdasarkan masalah dengan
Model Pembelajaran discovery inquiry diharapkan akan meningkatkan ketrampilan
dalam melaksanakan pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Kompetensi Dasar
Menceritakan kisah Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. antara lain : Mendengarkan
penjelasan guru, Menjawab pertanyaan guru, Mencatat materi penting, Memperhatikan
permasalahan, Mendiskusikan tugas dari guru, Bertanya kepada guru, dan
Mengumpulkan hasil belajar kelompok
Diskripsi frekwensi ketrampilan siswa dalam melaksanakan Model Pembelajaran
discovery inquiry dalam penelitian ini disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 3 Data Jumlah yang Menunjukkan Ketrampilan Dalam Melakukan Model
Pembelajaran discovery inquiry Kelas X
Frekwensi
No.
Ketrampilan Siswa
Siklus I Siklus II Siklus III
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Mendengarkan penjelasan dengan aktif
Kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan
Merumuskan materi penting
Merespon permasalahan
Melatih siswa untuk bertanya
Memberikan kesempatan pada teman
Menyimpulkan bersama hasil diskusi
Sedang
Sedang
Sedikit
Banyak
Sedang
Banyak
Sedang
Sedikit
Banyak
Banyak
Banyak
Banyak
Sedikit
Banyak
Banyak
Banyak
Banyak
Banyak
Banyak
Banyak
Banyak
Keterangan :
Sedikit= Kurang dari 12 siswa
Sedang= Antara 13 -24 siswa
Banyak= Antara 25-36 siswa
3. Data Pendukung
Data pendukung adalah data yang dianggap dapat mendukung penelitian ini.
Yang digunakan sebagai data pendukung adalah data respon siswa terhadap kegiatan
pembelajaran berdasarkan Model Pembelajaran discovery inquiry dan penampilan guru
dalam pembelajaran tersebut.
a. Respon siswa terhadap KBM
67 |K E G U R U
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar”
ISSN 2579-9916 (Online)
ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 58-73
Data respon siswa ini merupakan data pendukung dan sebagai pelengkap. Data
ini diperoleh dengan memberikan soal kepada siswa setelah siklus III berakhir. Data
respon siswa dalam KBM dapat disajikan berikut ini :
Tabel 4. Data Respon Siswa dalam KBM
Setuju Tidak Setuju
Uraian
(%)
(%)
Pelajaran Pendidikan Agama Islam bermanfaat.
Pembelajaran Model Pembelajaran discovery inquiry
menyenangkan
Pembelajaran dengan Model Pembelajaran discovery inquiry
menantang
Anda berusaha mempelajari Pendidikan Agama Islam lebih baik
Anda berusaha memiliki buku Pendidikan Agama Islam
Materi pelajaran Pendidikan Agama Islam mudah dipelajari
Rata-rata
90
80
10
20
85
15
85
80
80
15
20
20
83,33
16,66
4. Penjelasan Tiap-tiap Siklus
Keadaan awal sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Model
Pembelajaran discovery inquiry pada materi Pendidikan Agama Islam di SD Negeri
Serabi Timur 2 Kecamatan Modung Kabupaten Bangkalan Kelas IV Semester 2 yang
membahas Pada Kompetensis Dasar Menceritakan kisah Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi
Ismail a.s. meliputi : Ceramah, Penugasan, Diskusi dan Tanya jawab.
Hasil tes ulangan Pendidikan Agama Islam ini rata-rata nilai 72,36, ketuntasan
secara klasikal 69,44 %, dan terdapat 11 siswa yang tidak tuntas.
Siklus I
Perencanaan, Pada siklus I yang dilakukan Pada Kompetensi Dasar Menceritakan kisah
Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. Perangkat pembelajaran yang disiapkan meliputi :
Rencana Pembelajaran, Soal dan Evaluasi.
Dalam RP dirancang dengan kegiatan pendahuluan yang meliputi : Apersepsi,
Menjelaskan tujuan pembelajaran Pre Tes
Kegiatan inti yang direncanakan antara lain :
1.
2.
3.
4.
Menjelaskan materi secara singkat
Membentuk kelompok,
Melaksanakan kegiatan diskusi
Mengadakan presentasi : sebelum kegiatan pembelajaran ditutup pada siklus I ini
diadakan kuis sebanyak 10 soal.
Kegiatan yang dilakukan guru pada saat pembelajaran antara lain :
menyampaikan informasi tentang materi Pendidikan Agama Islam Pada Kompetensi
Dasar Menceritakan kisah Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s., kegiatan praktek
menggunakan Model Pembelajaran discovery inquiry diarahkan untuk melatih siswa
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa dengan harapan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
68 |K E G U R U
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar”
ISSN 2579-9916 (Online)
ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 58-73
Guru membimbing siswa dan membahas permasalahan, memberikan bantuan bila
diperlukan, dan mengawasi kegiatan siswa. Setelah diadakan kuis guru memberikan
pengumuman pada siswa yang memperoleh nilai tertinggi. Kemudian ditutup dengan
membimbing memberikan kesimpulan dan memberi tugas rumah untuk minggu depan.
Pengamatan
Sesuai dengan hasil observasi yang terlihat adanya sebuah kenaikan jumlah siswa
yang tuntas hasil belajarnya. Nilai rata-rata yang dicapai pada UH awal sebesar 72,36,
sedangkan pada siklus I 72,41. Ketuntasan klasikal pada UH awal hanya mencapai
69,44%,sama dengan ketuntasan dengan siklus I.
Aktifitas siswa dalam KBM rata-ratanya mencapai 61 %. Dari data aktifitas siswa
tersebut kegiatan yang paling menonjol yang dilakukan siswa diwaktu Model
Pembelajaran discovery inquiry adalah kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan
dari guru mencapai 78 % dan memperhatikan permasalahan sebesar 71 %.
Keterampilan siswa dalam melakukan Model Pembelajaran discovery inquiry
pada siklus I yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Mendengarkan penjelasan guru (Sedang)
Menjawab pertanyaan guru (Banyak)
Mencatat materi penting (Sedang)
Memperhatikan permasalahan (Banyak)
Mendiskusikan tugas dari guru (Sedang)
Bertanya kepada guru, (Sedikit)
Mengumpulkan hasil belajar kelompok (Banyak)
Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat di evaluasi/ refleksi
dengan ditemukan hambatan seperti :
1. Sebagian siswa ada yang terlalu mendominasi dalam diskusi kelompok dalam
menjawab pertanyaan sehingga kesempatan teman untuk menjawab pertanyaan
masih belum optimal.
2. Penjelasan guru pada materi pelajaran dianggap cukup menyita waktu sehingga perlu
dikurangi pada siklus berikutnya.
Siklus II
Perencanaan
Pada siklus II materi yang akan dibahas dibahas Pada Kompetensi Dasar
Menceritakan kisah Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. . Perangkat yang disiapkan
meliputi diantaranya : Melanjutkan rencana pembelajaran pada siklus I, Soal dan
Evaluasi dengan 10 soal.
69 |K E G U R U
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar”
ISSN 2579-9916 (Online)
ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 58-73
Berdasarkan refleksi pada siklus I maka pada tindakan II waktu untuk
memberikan penjelasan kepada murid perlu dikurangi dan kesempatan memberikan
giliran kepada siswa lain dalam menjawab pertanyaan dioptimalkan.
Pelaksanaan
Tindakan guru pada siklus II ini telah sesuai dengan yang direncanakan pada
Rencana Pembelajaran, sehingga tidak banyak memakan waktu. Sebelum kegiatan
pembelajaran selesai diadakan kuis dan pemberian penghargaan kepada kelompok yang
memperoleh nilai terbaik.
Pengamatan
Berdasarkan observasi pada siklus II ditemukan adanya kenaikan jumlah siswa
yang tuntas belajarnya. Pada siklus I ketuntasan belajar secara klasikal 69,44 %, siklus II
naik menjadi 83,33 % dan nilai rata-rata siklus I sebesar 72, 41, siklus II menjadi 75,33.
Siswa yang tidak tuntas pada siklus II ada 6 anak. Aktivitas siswa pada siklus I
mencapai 61 %, pada siklus II meningkat menjadi 72 %.
Keterampilan siswa dalam melakukan Model Pembelajaran discovery inquiry
meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Mendengarkan penjelasan guru (Sedang)
Menjawab pertanyaan guru (Banyak)
Mencatat materi penting (Banyak)
Memperhatikan permasalahan (Banyak)
Mendiskusikan tugas dari guru (Sedikit)
Bertanya kepada guru, (Banyak)
Mengumpulkan hasil belajar kelompok (Banyak)
Refleksi
Refleksi pada siklus II ini ditemukan permasalahan sebagai berikut :
1. Penyediaan buku bacaan selain buku paket bagi siswa masih terbatas oleh karena itu
siswa yang tidak memiliki buku bacaan dianjurkan untuk pinjam di perpustakaan
sekolah dan pihak sekolah dapat mempersiapkan atau memperbanyak buku bacaan
selain buku bacaan Pendidikan Agama Islam yang penting bisa berkaitan dengan
masalah kemerdekaan.
2. Masih ada 6 siswa yang belum tuntas belajarnya. Bimbingan kepada siswa yang
belum tuntas pada saat KBM perlu dioptimalkan.
Siklus III
Perencanaan
Pada siklus II materi yang diajarkan adalah materi Ilmu Pengetahuan Sosial Pada
Kompetensi Dasar Menceritakan kisah Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. Perangkat
pembelajaran yang disiapkan meliputi : Rencana awal, Evaluasi dan 10 soal. Rencana
pembelajaran dan pelaksanaan kuis, secara garis besar masih sama dengan siklus I dan II.
Namun berdasarkan refleksi siklus II terdapat 6 siswa yang belum tuntas, pada siklus III
70 |K E G U R U
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar”
ISSN 2579-9916 (Online)
ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 58-73
ini siswa tersebut diberikan bimbingan yang lebih baik secara khusus. Penyediaan buku
bacaan selain buku Pendidikan Agama Islam dilengkapi dari pinjaman perpustakaan.
Pengamatan
Hasil observasi pada siklus III menunjukkan ada peningkatan. Nilai rata-rata pada
siklus II 75,33, pada siklus III naik menjadi 79,30. Presentasi ketuntasan klasikal naik
dari 83,33 % menjadi 100 %. Aktifitas siswa dalam KBM meningkat dari 72 % pada
siklus II menjadi 88 % pada siklus III. Keterampilan siswa dalam melakukan Model
Pembelajaran discovery inquiry rata-rata banyak. Data respon siswa terhadap KBM ratarata mencapai 83,33 %. Berdasarkan hasil supervisi Kepala Sekolah skor rata-rata
mencapai 3,6, angka ini tergolong baik. Hasil ulangan harian siswa pada UH awal 72,36,
sedangkan pada UH akhir mencapai nilai 77,91. Ketuntasan belajar klasikal naik dari
69,44 % menjadi 100%.
Refleksi.
Pada siklus III ini menunjukkan adanya peningkatan dari berbagai hal. Tetapi
berdasarkan refleksi siklus III ini masih ditemukan permasalahan yaitu :
1. Buku referensi siswa dan guru kurang. Oleh karena itu pengadaan buku referensi
perlu diperbanyak selain buku paket sangat diperlukan.
2. Saat presentasi hasil melakukan Model Pembelajaran discovery inquiry tidak
tersedia sarana dengan lengkap. Untuk ketercapaian tujuan maka perlu adanya sarana
pendukung agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung lebih optimal.
Pembelajaran berdasarkan dengan menggunakan Model Pembelajaran discovery
inquiry mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Peningkatan prestasi belajar itu
dapat dilihat dari hasil kuis dari siklus I, siklus II dan siklus III .bahkan dapat dilihat dari
hasil UH. Dengan menggunakan Model Pembelajaran discovery inquiry ini mampu
meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran, dengan demikian dalam KBM tidak
berpusat pada guru lagi.
IV. Kesimpulan
Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka secara umum dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa di SD Negeri Serabi Timur 2 Kecamatan Modung
Kabupaten Bangkalan, dapat meningkatkan melalui pembelajaran dengan menggunakan
“Model Pembelajaran discovery inquiry ”. Secara khusus dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Hasil belajar siswa Kelas IV SD Negeri Serabi Timur 2 Kecamatan Modung
Kabupaten Bangkalan pada .kompetensi dasar tentang Menceritakan kisah Nabi
Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. dapat mengalami peningkatan yang cukup
signifikan setelah diterapkan kegiatan pembelajaran melalui “Model Pembelajaran
discovery inquiry ” dapat memotivasi minat belajar siswa sehingga, hasil nilai
belajar yang diperoleh siswa mengalami peningkatan. Dengan Nilai rata-rata
pemahaman siswa dalam memperhatikan permasalahan, pada siklus pertama sebesar
72,41 pada siklus kedua pada siklus kedua sebesar 75,33 sedangkan pada siklus
ketiga sebesar 79,30, tergolong baik demikian juga tentang ketuntasan belajar pada
siklus pertama 69,44% dan pada siklus kedua menjadi 83,33 % sedangkan pada
siklus ketiga menjadi 100 %
71 |K E G U R U
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar”
ISSN 2579-9916 (Online)
ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 58-73
2. Aktifitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran dapat meningkat sehingga
kegiatan pembelajaran menjadi lebih berpusat pada siswa.
3. Dalam penggunaan “Model Pembelajaran discovery inquiry ” guru hendaknya juga
memperhatikan pentingnya pengelolaan kelas. Hal ini demi kelancaran proses
pembelajaran. Sebab walaupun dalam pembelajaran sudah menggunakan media
bergambar yang baik namun jika dalam mengelola kelas kurang baik, maka proses
pembelajaran akan terganggu dan hasilnya kurang memuaskan
Setelah mengetahui hasil dan kesimpulan selama penelitian berlangsung di Kelas
IV SD Negeri Serabi Timur 2 Kecamatan Modung Kabupaten Bangkalan peneliti
memberikan saran antara lain:
1. Guru pelajaran Pendidikan Agama Islam ketika membahas Stamdar Kompetensi
Menceritakan Kisah Nabi pada kompetensi dasar Menceritakan kisah Nabi Ibrahim
a.s. dan Nabi Ismail a.s. hendaknya menggunakan “Model Pembelajaran discovery
inquiry (Teams Games Tournaments” dengan menggunakan alat atau bahan
percobaan agar siswa dapat lebih mudah untuk memahaminya dan juga dapat
memotivasi minatnya dalam belajar sehingga dapat meningkatkan aktifitas siswa
dalam kegiatan pembelajaran dan menjadikan siswa mampu.
2. Dengan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran “Model
Pembelajaran discovery inquiry ”, guru dapat dengan mudah merespon potensi atau
modalitas siswa dalam setiap kelompok belajar, apakah tergolong kepada kelompok
visual, atau kelompok auditorial atau kelompok Kinestetik. Dengan demikian
seorang guru yang profesional dapat lebih efektif dapat melakuakn kegiatan proses
belajar mengajar, serta dengan mudah dapat merespon perbedaan-perbedaan potensi
yang dimiliki peserta didiknya
3. Bersyukurlah kita senantiasa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berbanggalah kita
menjadi seorang guru yang dilibatkan (diikut-sertakan) dalam kegiatan penelitian
kegiatan kelas tahun ini. Berbuat lebih baik lagi, agar kita dapat menuntut yang lebih
baik. Bekerjalah hari ini lebih baik dari pada hari kemarin, dan besok harus lebih
baik dari pada hari ini. Dengan demikian, maka kita termasuk orang-orang yang
sukses.
Hendaknya guru selalu memotivasi siswa untuk selalu belajar di rumah materi yang akan
dibahas pada pertemuan berikutnya supaya dalam pembelajaran siswa mempunyai
gambaran materi
Daftar Pustaka
Abdillah Muhammad, Abi Bin Ismail Al-Bukhori, (2008). Shohih Bukhori, Indo:
Maktabah Dahlan.
Abi Husain Muslim, Imam bin Hujjaj, (2005). Shahih Muslim juz 4, Beirut: Darul Kutub,
tth Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam Paradigma Humanisme Teosentris
Yogyakarta : Pustaka Pelajar,
Arief, Armai, M. A (2002)., Pengantar Ilmu Dan Metododlogi Pendidikan Islam,
Jakarta: Ciputat Pres.
Arikunto, Suharsimi, et.al, (2002). Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara.
72 |K E G U R U
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar”
ISSN 2579-9916 (Online)
ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 58-73
Azizi, Qodri, (2003). Pendidikan untuk Membangun Etika Sosial, (Mendidik Anak
Sukses Masa Depan; Pandai dan Bermanfaat), Semarang: Aneka Ilmu.
Bahreisy, Salim dan Said bahreisy,(terj) (2000)., Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier,
Surabaya: Bina Ilmu Offset.
_______Buku Pegangan Guru Pendidikan Agama Islam SD Kelas V (2007). Semerter
Gasal Semarang: CV. Meda Sejati.
Hadi, Sutrisno, (2000). Metode Reseach, Jilid II, Yogyakarta: Andi Offset.
73 |K E G U R U
Download