INSTITUSI KELUARGA DALAM MASYARAKAT PRANCIS KONTEMPORER Joesana Tjahjani, M.Hum. Program Studi Prancis FIB UI Latar Belakang Masalah: Keluarga sebagai unsur terkecil dalam pranata sosial memegang peranan penting, selain sekolah, dalam membentuk mental dan karakter manusia. Peranan institusi keluarga dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa membuat para sosiolog menempatkannya sejajar dengan pranata sosial lain, seperti agama dan pendidikan. Memasuki abad ke-21, bioskop-bioskop Prancis memutar sebuah film yang dapat memberikan gambaran tentang kehidupan keluarga modern Prancis. Tanguy, (2001) merupakan potret keluarga urban dalam masyarakat Prancis kontemporer. Masalah: Sejak modernisasi ekonomi pasca PD II serta transformasi beragam aspek kehidupan, pemerintah Prancis mengeluarkan beberapa kebijakan yang berkaitan dengan hidup berpasangan dan berkeluarga, misalnya undang-undang legalisasi aborsi, hak bekerja bagi perempuan tanpa harus menanyakan persetujuan suami, undang-undang pengasuhan anak, hak dan kewajiban orang tua/pasangan suami-istri, kontrak hidup bersama bagi pasangan homoseksual, dan lain sebagainya. Perkembangan dalam kehidupan keluarga ini menimbulkan pertanyaan, “Apakah makna institusi keluarga bagi masyarakat Prancis?”. Tujuan dan Kemaknawian Penelitian: Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan gambaran sebenarnya tentang institusi keluarga di Prancis. Kesimpulan dan hasil akhir penelitian diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai institusi keluarga modern, dengan contoh keluarga dalam masyarakat Prancis kontemporer. Selanjutnya, pemahaman ini diharapkan dapat dijadikan rekomendasi bagi masyarakat Indonesia pada umumnya, dan terutama bagi pejabat berwenang terkait dalam menyusun kebijakan yang berkaitan dengan institusi keluarga. Ruang Lingkup Penelitian: Ruang lingkup penelitian dibatasi sejak periode pasca PD II. Uraian singkat tentang periode pasca PD II memperlihatkan modernisasi ekonomi di Prancis, yang berpengaruh pada berbagai aspek kehidupan, termasuk kehidupan keluarga. Periode ini menandai munculnya institusi keluarga modern Prancis. Metodologi Penelitian: Penelitian ini akan menggunakan pendekatan studi kepustakaan berdasarkan data-data primer dan sekunder, baik berupa data statistik, kebijakan pemerintah Prancis yang terkait dengan topik, maupun kajian tentang keluarga yang telah ada. Kajian terdahulu tentang Keluarga: Kajian tentang keluarga perkotaan (urban family) mulai menarik perhatian para sosiolog Barat sejak pertengahan abad ke-19, terutama teori-teori tentang sistem kekeluargaan. Frédéric Le Play (1806-1882), ekonom Prancis, salah seorang perintis teori tipologi keluarga, menulis Les ouvriers européens (Para Buruh Eropa, 1855) dan L’organisation de la famille (Organisasi Keluarga,1871). Pada pertengahan abad ke-19 dan awal abad ke20, kajian tentang keluarga beralih tekanan pada perkembangan pranata keluarga dalam kaitannya dengan masalah-masalah sosial. Carla C. Zimmerman menguraikan pandangannya tentang cyclical theory dalam bukunya yang berjudul The Family of Tomorrow : The Cultural Crisis and The Way Out. Zimmerman (Ihromi, 2004, hal. 3) mengemukakan siklus perubahan keluarga melalui tiga tipe keluarga: keluarga perwalian, keluarga domestik, dan keluarga terpisah. Selanjutnya, sejak paruh kedua abad ke-20, sosiologi keluarga mengalami perkembangan baru, baik dalam orientasi teoretis maupun dalam pendekatan metodologis dan analisis. World Revolution and Family Pattern (1963) karya William J. Goode sangat mempengaruhi kajian komparatif tentang perubahan sosial dan perubahan keluarga. Dalam karyanya, Goode menggambarkan berbagai kekuatan yang ada dalam masyarakat industrialis-perkotaan dalam kaitan dengan organisasi keluarga tradisional. Undang-Undang yang berkaitan dengan kehidupan berpasangan dan perkawinan: 1965: UU no 65-570 tentang kapasitas yuridis perempuan menikah (persamaan hak pasangan dalam mengelola harta bersama; masing-masing dapat membuka rekening bank atas namanya sendiri). 1967: UU tentang kontrasepsi 1970: UU tentang penghapusan istilah ‘kepala keluarga’ dan otoritas ayah (persamaan hak suami dan istri sebagai pasangan menikah untuk mengurus masalah materi dan moral keluarga, termasuk masalah pendidikan anak). 1972: UU tentang hak pengasuhan anak di luar pernikahan bagi ibu. 1975: UU no. 75-1372 yang mengatur kehidupan perkawinan khususnya, khususnya: - hak masing-masing orang dalam ikatan perkawinan untuk membuat kontrak yang berkaitan dengan pemeliharaan rumah tangga atau pendidikan anak. - hak istri untuk memilih sendiri profesinya tanpa persetujuan dari suaminya. - kebebasan untuk mempergunakan penghasilannya setelah dikurangi untuk pengeluaran bersama untuk keperluan rumah tangga - kewajiban untuk memberikan kontribusi biaya rumah tangga sesuai dengan kemampuannya. 1987: UU no.87-570 mengatur otoritas pasangan tidak menikah dan pasangan bercerai dalam hal mengurus anak. 2001: PACS (UU yang mengatur kehidupan berpasangan di luar institusi perkawinan). 2004: UU yang menyederhanakan urusan perceraian. Perkembangan Angka Pernikahan (selama satu dasawarsa) 1920: 623.000 1930: 342.000 1940: 177.000 1950: 331.000 1960: 320.000 1970: 394.000 1980: 334.000 1990: 287.000 2000: 305.000 2003: 280.000 Angka Kelahiran (total dan di luar institusi perkawinan) Tahun 1980 1990 1999 Total Kelahiran 800 376 762 407 744 100 Kelahiran (di luar institusi perkawinan) 11,4% 30,1% 42,3%