Output file - RSUD Dr. Soetomo - Pemerintah Provinsi Jawa Timur

advertisement
Saya Senantiasa Mengutamakan Kesehatan Penderita
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
www.rsudrsoetomo.jatimprov.go.id
insert :
Perda Provinsi Jatim No. 8 Tahun 2011
tentang
Pelayanan Publik
Oktober 2012 Vol.16 No. 4
ISSN : 14106450
Halal Bihalal Merayakan Idul Fitri 1433 H
Selasa, 28 Agustus 2012
Direktur dan jajaran direksi RSUD Dr. Soetomo serta Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
Dari kiri tampak mantan Direktur Direktur RSUD Dr. Soetomo Prof.H.Muh.Dikman Angsar, dr, SpOG(K) beserta ibu,
Prof.H.Abdus Sjukur, dr, SpB-KBD, serta mantan Wadir RSUD Dr. Soetomo Urip Murtedjo, dr, SpB-KL beserta ibu,
Fatchur Rochman, dr, SpRM(K) beserta ibu dan Teguh Sylvaranto, dr, SpAnK.IC beserta Ibu.
Pembawa acara pada halal-bihalal tersebut bapak Agus dari Instalasi Gizi, sdri pipin dari Komite Medik, turut memeriahkan acara
dihibur dari group karawitan Widio Raras RSUD Dr. Soetomo, dll, dengan menu andalan Hari Raya Idul Fitri diantaranya
lontong cap gomek.
daftar isi
oktober 2012 Vol. 16 No. 4
02
04
10
BERITA UTAMA
Indonesia Cinta Sehat,
Ibu Selamat Anak Sehat
(Tema Peringatan Hari Kesehatan
Nasional ke-48 Tahun 2012)
ARTIKEL KESEHATAN
1. Pemeriksaan Laboratorium HIV
2. Batuk Darah
3. Supaya Tidak Jantungan
AKTUALITA
1. Melayani Pelanggan RS dengan ”Smart
Communication”
2. Stop Girl Trafficking
14
berita foto
1. Workshop SMF Bedah
2. Upacara Penganugerahan Satya Lencana Karya
Satya
3. Penyerahan Ambulans untuk IRD
4. Kunjungan Dirjen BUK Kemenkes
5. Pemberian cindera mata
6. Pencanangan Akreditasi Nasional 2012
7. Survei Simulasi Akreditasi
8. Upacara memperingati HUT Kemerdekaan RI
9. Kegiatan seputar bulan Ramadhan 1433 H
10. Lomba Klomca KSPR antar RS se Surabaya &
sekitarnya ke 5
11. Acara buka bersama DWP dengan anak yatim
12. Peresmian alat Automated Immunostainer di
Instalasi PA
13. Penandatanganan MOU
14. Seminar Populer Graha Amerta
15. Tribute Lecture V to Prof. Dr. Askandar T, dr,
SpPD
16. Peresmian pemakaian ruang baru MSC
17. Bimtek LKE tahap 14
18. Kunjungan mahasiswa FKM Undip
19. Lomba Kompetensi Layanan dan Keindahan
20. Lomba KBK antar unit kerja
21. Penandatanganan LoI
22. Live Surgery Laparoskopic Liver Transplant
23. Pelatihan Nasional Asuhan Gizi & Dietetik
24. Workshop Peran dokter gigi pada deteksi dini HIV
25. Lomba Klomca Mimbar ke 15
26. East Java Healthy Festival
27. Sholat Idul Adha & Penyembelihan Hewan Qurban
28. Puncak Acara Hari Lahir RSUD Dr. Soetomo
29. Seputar kegiatan dalam rangka memperingati
Hari Lahir RSUD Dr. Soetomo ke 74
30
SEKILAS INFO
1. Ayo kembali pada budaya luhur Perawat
2. Serba-serbi indeks glikemik
33
tokoh
Sukamto
RUANG WANITA
34
35
36
• Apem Selong
• Es Ojo Lali
RUANG UNIK & LUCU
kuis mimbar
COVER :
Diskusi terakhir isi Letter of Intent
(LoI) antara RSUD Dr. soetomo
dengan staf First Center Hospital
Tianjin sebelum LoI ditandatangani
oleh kedua belah pihak pada hari
Rabu 26 September 2012.
Tampak dari kiri depan Tim RSUD
Dr. Soetomo Wadir Pelayanan
Medik Dr. Kohar Hari Santoso,
dr, SpAn.KIC, Direktur RSUD Dr.
Soetomo Dodo Anondo, dr, MPH,
MARS, Philia Setiawan, dr, SpAn.
KIC, dan Purwadi, dr, SpBA. Serta
dari kiri belakang Kustiyo Gunawan,
dr, SpB, SpBA, Sjamsul Arief, dr,
SpA(K), dan Fendy Matulatan, dr,
SpB, SpBA
Dari Redaksi
Pembaca yang kami hormati,
Mimbar Oktober 2012, Vol. 16. No. 4 dengan tema hari
Kesehatan Nasional ke 48, 12 Nopember 2012 ini yaitu:
Indonesia Cinta Sehat : Ibu Selamat Anak Sehat, hal
ini untuk percepatan upaya pencapaian MDGs Bidang
Kesehatan, semoga kita dapat berhasil dalam program
Global MDGs ini. Berita lengkapnya dapat dibaca di
Berita Utama.
29 Oktober 2012 merupakan Hari Lahir RSUD Dr.
Soetomo ke 74 kita peringati bersama tampak dalam
foto-foto dengan banyak kegiatan. Dalam berita foto
juga kami tampilkan kerjasama RS kita dengan RS Luar
Negeri yaitu dengan Jepang, Cina dan Korea untuk
meningkatkan kemampuan SDM medis dan paramedis
kita.
Ada 3 artikel kesehatan, salah satunya adalah
Supaya Tidak Jantungan perlu sekali untuk kita semua
karena gaya hidup kita menyebabkan kematian nomor
satu di Dunia. Masih ada banyak hal yang dapat kita baca
menambah wawasan kita terutama insert Pelayanan
Publik, Perda Provinsi Jatim. Juga selamat mengisi
Sudoku obat anti pikun dan kuis lainnya.
Susunan Redaksi
Pelindung : Dodo Anondo, dr, MPh - Direktur RSUDD Dr. Soetomo
Penasehat : Drs. Pungky Hendriastjarjo, MAk - Wakil Direktur Umum dan Keuangan • Dr. Kohar
Hari Santoso, dr., SpAn, KIC, KAP - Wakil Direktur Pelayanan Medik & Keperawatan • Dra.
Sri Widayati, Apt, SpFRS - Wakil Direktur Penunjang Medik • Bangun Trapsila Purwaka, dr.,
SpOG(K) - Wakil Direktur Pendidikan Profesi & Penelitian.
Pimpinan Redaksi : Sunarso Suyoso, dr., Sp.KK(K) - Kepala Instalasi PKRS & Humas
Wakil Redaksi : Didi Aryono Budiyono, dr., Sp.KJ(K) - Wakil Kepala Instalasi PKRS & Humas
Dewan Redaksi : Roestiniadi Djoko Soemantri, dr., Sp.THT (K) • Pranawa, dr., Sp.PD.KGH,
Agus Hariyanto, dr., SpA (K), Syaiful Islam, dr., Sp.S, dra. Esti Handayani, Apt.MARS
Redaksi Pelaksana : Moegiono M. Oetomo, dr., Sp.M • Rahayu Warni Kusasih, SKM • Rama
Krishna, SKM • Tutik Murniati, SE. • Ruri Mustikarani, S.Sos • Yasta Dwi Amanda, SKM
Tata Usaha : Widyowati, Zainal Mutakin, S.Sos, Susana Shinta A.
Alamat : Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo 6 - 8 Surabaya • Telp. 5501086, 5501088, 5501123
• eMail: [email protected] • Website: www.rsudrsoetomo.jatimprov.go.id •
Foto-foto : ZM
Redaksi menerima sumbangan foto atau karangan, berupa tulisan ilmiah,
pengalaman kerja, ide cerita, anekdot, suka duka dan lain-lain yang
menyangkut kesehatan. Redaksi berhak mengurangi atau menambah,
tanpa mengubah isi.
oktober 2012 mimbar 1
berita utama
a
Cint
(Tema Peringatan Hari Kesehatan Nasional Ke-48, 12 November 2012)
S
ehat adalah hak setiap orang. Oleh karena itu setiap
orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh
akses atas sumber daya di bidang kesehatan; setiap
orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, dan; Setiap orang berhak
secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendiri
pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya.
Di sisi lain, setiap orang diwajibkan untuk ikut
mewujudkan, mempertahankan dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Termasuk
dalam kewajiban setiap orang adalah berperilaku hidup
sehat, menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan orang
lain.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomis.
Kewajiban setiap orang (UU No 36 tahun 2009);
• Ikut mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
meliputi upaya kesehatan perseorangan, upaya
kesehatan masyarakat, dan pembangunan berwawasan
kesehatan.
• Menghormati hak orang lain dalam upaya memperoleh
lingkungan yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial.
• Berperilaku hidup sehat untuk
mewujudkan,
mempertahankan, dan memajukan kesehatan yang
setinggi-tingginya.
• Menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan bagi
orang lain yang menjadi tanggung jawabnya.
• Turut serta dalam program jaminan kesehatan sosial,
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pembangunan kesehatan dilakukan secara bertahap dan
berkesinambungan. Sasaran yang ingin dicapai pada tahun
2014 adalah meningkatnya umur harapan hidup menjadi
71 tahun, menurunnya kematian bayi menjadi 24 per 1000
kelahiran hidup, menurunnya angka kematian ibu menjadi
102 per 100.000 kelahiran hidup, menurunnya prevalensi
gizi kurang dan prevalensi stunting pada balita masingmasing menjadi 15% dan 32 %.
Tahun 2012 merupakan pertengahan tahun kerja
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 20102014. Hasil evaluasi tengah tahun yang digambarkan dari
capaian beberapa indikator antara adalah sebagai berikut ;
Kementerian Kesehatan telah menetapkan 7 prioritas
kebijakan pembangunan kesehatan yaitu;
1. Percepatan Upaya Pencapaian MDGs Bidang Kesehatan
2. Upaya Promotif & Preventif
3. Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
4.Pemenuhan Kebutuhan SDM Kesehatan di Daerah
Terpencil Perbatasan Kepulauan (DTPK) & Daerah
Bermasalah Kesehatan (DBK)
5. Ketersediaan, Pemerataan Obat & Vaksin, Kemandirian
2 mimbar oktober 2012
Bahan Baku Obat, dan Integrasi Jamu dalam Pelayanan
Kesehatan
6. Penyelenggaraan Birokrasi yang Bersih, Efektif & Efisien
7. Jaminan Kesehatan
Selayang Pandang
Sehat selain sebagai salah satu hak dasar manusia, juga
merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan
dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM),
yang bersama faktor pendidikan dan ekonomi menjadi
ukuran untuk menentukan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM). Oleh karena itu, tepat sekali pernyataan
yang mengemukakan bahwa : ”Sehat memang bukan
segalanya, tetapi apabila tidak sehat, maka segalanya
tidak ada artinya”. Di pihak lain, sehat mulai dari janin
dalam kandungan, anak balita, remaja, dewasa dan usia
lanjut juga perlu diupayakan dan diperjuangkan. Hal ini
karena banyak sekali persyaratan yang harus dipenuhi
untuk mencapai keadaan sehat. Sehat memang banyak
ditentukan oleh perilaku manusia itu
sendiri. Namun sehat, juga banyak dipengaruhi
oleh masalah kemiskinan, kebodohan, pencemaran
lingkungan, dan lain-lain bahkan juga keamanan.
Sebagaimana yang diamanatkan oleh UUD 45 pasal 28
H ”Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup
baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan”, kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri
adalah bahwa hingga saat ini masih ada sebagian rakyat
Indonesia yang kesulitan untuk akses ke sarana pelayanan
kesehatan terutama ibu hamil, bayi baru lahir, bayi dan
anak balita, hal ini dapat dilihat dengan masih tingginya
angka kematian ibu bersalin, angka kematian bayi serta
masih tingginya angka gizi buruk dibeberapa wilayah di
Indonesia. Hal ini telah menjadi perhatian kita bersama
untuk bangkit dan secara bersama-sama menangani
masalah AKI, AKB dan gizi buruk ini dibawah koordinasi
Kemenkes selaku leading sektor, sehingga seluruh rakyat
Indonesia dari sabang sampai Merauke dapat menikmati
pelayanan kesehatan dan mampu mewujudkan perilaku
hidup sehat. Oleh karena itu, sehat, selain merupakan
hak juga merupakan kewajiban, baik sebagai individu,
masyarakat, termasuk swasta/ dunia usaha maupun
pemerintah. Undang-undang Republik Indonesia Nomor
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan
bahwa pembangunan kesehatan harus ditujukan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai
investasi bagi pembangunan sumberdaya masyarakat.
Lebih lanjut pada pasal 11 disebutkan bahwa “Setiap orang
berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan,
mempertahankan, dan memajukan kesehatan setinggitingginya.
Pembangunan Kesehatan juga tidak terlepas dari
komitmen Indonesia sebagai warga masyarakat dunia
untuk mencapai Millenium Development Goals (MDGs).
Lima (5) dari delapan (8) agenda MDGs berkaitan
“Sehat
memang bukan
segalanya,
tetapi
apabila tidak
sehat, maka
segalanya
tidak ada
artinya.”
langsung dengan kesehatan, yaitu
: 1) Memberantas kemiskinan dan
kelaparan, 2) Menurunkan angka
kematian anak, 3) Meningkatkan
kesehatan ibu, 4) Memerangi HIV
dan AIDS, Malaria, dan penyakit
lainnya, serta 5) Melestarikan
lingkungan hidup. Untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan
dan sekaligus mencapai tujuan
MDGs harus dilakukan intervensi
terhadap faktor penentu terbesar,
yaitu perilaku dan lingkungan tanpa
mengabaikan faktor keturunan
dan pelayanan kesehatan.
Pencapaian Derajat Kesehatan
Pencapaian derajat kesehatan ditandai dengan
menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB), menurunnya
Angka Kematian Ibu (AKI) dan menurunnya prevalensi
gizi kurang dan gizi buruk serta meningkatnya umur
harapan hidup (UHH). Di Indonesia, AKB memang telah
menurun dari 35 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun
2004 menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun
2007 (SDKI, 2007). AKI menurun dari 307 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2004 menjadi 228 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2007. Sementara target yang
akan dicapai sesuai kesepakatan MDGs tahun 2015, angka
kematian ibu turun menjadi 102 kematian per 100.000
kelahiran hidup dan angka kematian bayi menjadi 24 per
1000 kelahiran hidup. Diharapkan angka kurang gizi anak
balita dapat diturunkan di bawah 15% dari yang sekarang
18%, demikian yang dikatakan Dirjen Bina Gizi dan KIA
Kemenkes RI Dr. Slamet R. Yuwono, dr, DTM&H, MARS.
Juga untuk “Global Week of Action for Child Health”
yang akan diikuti serentak oleh 6 negara seluruh dunia
dari tanggal 13 s/d 20 November 2012 ini, maka “World
Vision Indonesia” LSM di Indonesia ikut mendukung
selain untuk HKN ini kata Direkturnya Asteria Aritonang.
Untuk pendapatan Indonesia per kapita USD 3.000/tahun,
masih sangat tinggi angka kematian anak balita yaitu
134.000 anak balita setiap tahun akibat beberapa masalah
kesehatan yang sebenarnya dapat dicegah.
Peringatan HKN Ke-48 dioptimalkan sebagai momentum
meningkatkan semangat, kepedulian, memantapkan
kerjasama dengan pemerintah untuk berjuang
mempercepat pencapaian target MDGs tahun 2015.
Pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya memang tidak mungkin dicapai hanya
oleh sektor kesehatan saja, karena kesehatan bersifat
multidimensi, multidisiplin, serta multisektor. Dengan
kata lain, pembangunan kesehatan memerlukan dukungan
berbagai sektor, swasta/dunia usaha
dan organisasi
kemasyarakatan. Oleh karena itu pemilihan tema peringatan
HKN Ke-48 mengamanatkan agar seluruh komponen bangsa
Indonesia bekerjasama yang sinergis untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan. Berbagai upaya Penurunan Angka
Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) semakin
gencar dilakukan dalam upaya peningkatan kualitas
kesehatan di Indonesia dan upaya pencapaian komitmen
Global Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015.
Beberapa upaya terobosan yang telah diluncurkan
oleh Pemerintah adalah Jampersal (Jaminal Persalinan),
BOK (Bantuan Operasional Kesehatan), SUN (Scalling Up
Nutrition/1000 hari untuk negeri). Selain itu pemerintah
secara sungguh-sungguh mengupayakan kesehatan yang
optimal pada anak, remaja, dewasa dan usia lanjut
Tujuan
1. Menggalang komitmen pemangku kepentingan
pemerintah, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan
untuk pencapaian pembangunan kesehatan.
2. Menyebarluaskan informasi tentang gaya hidup sehat
dan bersih sebagai upaya meningkatkan status kesehatan
dan mencegah faktor resiko.
3. Meluncurkan Gerakan Indonesia Cinta Sehat, guna
mempercepat pencapaian sasaran pembangunan
kesehatan.
Filosofi Peringatan HKN 2012
• Sebagai upaya mengajak dan menggerakan seluruh
masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
• Melibatkan berbagai pihak, terutama unsur masyarakat
dan swasta, agar jangkauan pembinaan keluarga untuk
menjadikan kesehatan sebagai suatu investasi semakin
luas.
• Karena lebih banyak melibatkan unsur masyarakat, maka
peringatan HKN ini diharapkan dapat memberi manfaat
yang berkelanjutan, terutama dalam menyampaikan
informasi kesehatan yang seimbang dan mengedukasi
masyarakat.
• Meningkatkan kemitraan seluas-luasnya terutama
kepada pihak swasta sebagai Public Partner Partnership
(PPP) dan Corporate Social Responsibility (CSR) bersama
pemerintah dalam meningkatkan kesehatan masyarakat,
khususnya keluarga Indonesia.
Sumber :
1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Panduan
Hari Kesehatan Nasional ke 48, 12 November 2012.
2. Elly Burhaini Faizal. The Jakarta Post, Saturday, November
10, 2012, page 4.
oktober 2012 mimbar 3
artikel kesehatan
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM HIV
Izzuki Muhashonah/Endang Retnowati, Departemen/Instalasi Patologi Klinik
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo Surabaya
I
nfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) menjadi
masalah kesehatan yang penting di Indonesia sejak kasus
pertama tahun 1987. Beberapa tahun terakhir jumlah
kasus infeksi HIV yang dilaporkan meningkat dengan tajam.
Pengidap HIV-AIDS terbesar di Indonesia saat ini berusia 1529 tahun. Penurunan produktivitas yang diakibatkan HIVAIDS lebih besar dibanding dengan yang diakibatkan oleh
penyakit lain.
Pemeriksaan laboratorium untuk HIV mempunyai peran
penting dalam upaya penanggulangan krisis kesehatan
terbesar yang dihadapi masyarakat Indonesia dan
masyarakat di dunia. Adanya infeksi HIV pada individu dapat
dipastikan melalui pemeriksaan laboratorium pada cairancairan tubuh seperti darah, plasma, dan lain-lain. Dengan
berkembangnya teknologi, kini didapatkan modifikasi
metode konvensional dan metode molekuler, sehingga
lebih banyak alternatif untuk uji saring darah/penapisan
darah transfusi, surveilans, diagnosis dan pemantauan
pengobatan.
Pemeriksaan laboratorium digunakan untuk :
- Diagnosis HIV (Pemeriksaan Antigen/Antibodi)
-Enzyme Immunoassay(*)
- Pemeriksaan Rapid(*)
-Western Blot (WB)
- Diagnosis awal untuk bayi
- Antigen p24
- PCR DNA/RNA
- Memulai dan memantau pengobatan
-CD4(*)
-Viral load(*)
(*)tersedia di laboratorium Patologi Klinik GDC lt.4.
Diagnosis laboratorium infeksi HIV
Diagnosis infeksi HIV biasanya ditegakkan berdasarkan
pemeriksaan antibodi terhadap HIV. Pemeriksaan serologis
untuk mendeteksi anti-HIV tersebut dapat dikelompokkan
menjadi pemeriksaan penyaring dan pemeriksaan
konfirmasi. Setelah pemeriksaan penyaring dapat
diidentifikasi spesimen yang kemungkinan mengandung
anti-HIV, sedangkan setelah pemeriksaan konfirmasi dapat
diketahui bahwa spesimen yang reaktif pada pemeriksaan
penyaring mengandung antibodi spesifik terhadap HIV.
4 mimbar oktober 2012
Masa antara terjadinya infeksi sampai timbulnya antibodi
(biasanya sekitar 4-8 minggu, namun pada beberapa
kasus dapat mencapai 3 bulan) dikenal sebagai window
period. Pada saat ini uji terhadap adanya antibodi akan
memberikan hasil negatif atau non-reaktif, walaupun
telah terjadi infeksi, sehingga dapat memberikan hasil
negatif palsu.
UNAIDS dan WHO menyarankan pemakaian tiga
strategi pemeriksaan yang baru saja diperbarui untuk
meningkatkan ketepatan dan mengurangi biaya
pemeriksaan.
Strategi I
A1
A1 positif
A1 negatif
Anggap sebagai
"Positif"
Anggap sebagai
"Negatif"
Catatan : Hasil akhir strategi I ini tidak boleh dipakai
sebagai penegakkan diagnosis. Apapun hasil akhir setelah
diperiksa lebih lanjut, semua darah atau bahan donor
dengan hasil pemeriksaan awal reaktif tidak boleh dipakai
untuk transfusi atau transplantasi.
Strategi II
A1
A1 negatif
A1 positif
A2
A1 pos, A2 neg
Lapor sebagai
"Non-reaktif"
Ulangi
A1 & A2
A1 pos, A2 pos
A1 neg, A2 neg
A1 pos, A2 pos
A1 pos, A2 neg
Lapor sebagai
"Reaktif"
Lapor sebagai
"Reaktif"
Lapor sebagai
"Indeterminate"
Lapor sebagai
"Non-reaktif"
Strategi III
A1
A1 positif
A1 negatif
A2
A1 pos, A2 pos
Lapor sebagai
"Non-reaktif"
A1 pos, A2 neg
Ulangi
A1 & A2
A1 pos, A2 pos
A1 neg, A2 neg
A1 pos, A2 neg
Lapor sebagai
"Non-reaktif"
A3
A1 pos A2 neg A3 neg
A1 pos
A2 pos
A3 pos
Lapor sebagai
"Reaktif"
A1 pos A2 pos A3 neg
or
A1 pos A2 neg A3 pos
Lapor sebagai
"Indeterminate"
Risiko
tinggi
Risiko
rendah
Lapor sebagai
"Indeterminate"
Lapor sebagai
"Non-reaktif"
Rujuk ke laboratorium rujukan regional atau
laboratorium rujukan nasional
Catatan penting:
• Untuk individu yang baru didiagnosis, hasil reaktif
harus dikonfirmasi dengan melakukan pemeriksaan
ulang dengan bahan pemeriksaan baru.
• Untuk bahan pemeriksaan yang memberikan hasil
indeterminate, pemeriksaan perlu diulang dengan
bahan baru yang diambil minimal 14 hari sesudah
pengambilan yang pertama. Bila hasil pemeriksaan
kedua juga indeterminate, perlu dipantau ulang lebih
lama yaitu pada 3, 6 atau 12 bulan. Bila hasil tetap
menunjukan “indeterminate” setelah 1 tahun, maka
individu tersebut dianggap sebagai anti-HIV negatif.
Alur pemeriksaan HIV
Saat ini direkomendasikan penggunaan strategi III
sebagai pemeriksaan penyaring yang ditujukan untuk
menegakkan diagnosis, strategi II pada surveilans serta
penggunaan strategi I untuk meningkatkan keamanan
transfusi darah dan transplantasi.
Reagensia yang dipakai pada pemeriksaan pertama
adalah reagensia yang memiliki sensitivitas tertinggi,
sebaiknya ³ 99%, sedangkan reagensia yang pada
pemeriksaan selanjutnya (kedua dan ketiga) memiliki
spesifisitas yang lebih tinggi daripada yang pertama,
untuk tujuan surveilans harus memiliki spesifisitas
minimal sebesar 95% dan untuk tujuan diagnosis memiliki
spesifisitas minimal sebesar 98%. Semua reagensia
yang dipakai harus sudah terdaftar pada Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Pelaporan hasil pemeriksaan penyaring sebaiknya
dituliskan sebagai “reaktif” dan “non-reaktif” sebagai
pengganti istilah “positif” dan “negatif”. Istilah “positif”
dan “negatif” hanya dipakai sebagai pelaporan hasil
pemeriksaan dengan teknik Western blot, line immunoassay
atau imunofluoresensi.
Hasil yang positif atau negatif pada seseorang yang
diduga terinfeksi HIV dapat memberikan kemungkninan
hasil positif atau negatif palsu.
Hasil positif palsu dapat disebabkan antara lain oleh :
1) kesalahan pada waktu penanganan sampel (tertukar), 2)
reaksi silang dengan antibodi HLA-DR, 3) otoreaktif antibodi
pada sampel yang dibekukan dan dicairkan berulang kali, 4)
pnyakit hati yang berat, 5) penyakit keganasan, 6) Epstein
Barr Virus, 7) hiperbilirubinemia, 8) serum lipemik, dan 9)
infeksi virus akut.
Hasil negatif palsu dapat disebabkan antara lain oleh : 1)
kesalahan penanganan sampel, 2) pemeriksaan terlalu dini
pada periode jendela, 3) disfungsi sel B, dan 4) defek sintesis
antibodi.
Daftar Pustaka
World Health Organisation. Operational characteristics of
commercially available assays to determine antibodies
to HIV-1 And/Or HIV-2 in human sera. Report 11. WHO
Health Organisation, Geneva, January, 1999: WHO/
BTS/99.1: 1-63.
UNAIDS/WHO Working Group on Global HIV/AIDS/
STI Surveillance. Guidelines for using HIV testing
technologies in surveillance. WHO/ CDS/ CSR/ EDC/
2001.16 : p.1-38.
Retnowati E. Diagnostik dan Interpretasi Pemeriksaan
Laboratoris Infeksi Human Immunodeficiency Virus dan
AIDS. Departemen/Instalasi Patologi Klinik Universitas
Airlangga, Surabaya, 2012: p. 1-12.
oktober 2012 mimbar 5
artikel kesehatan
BATUK DARAH
Oleh : Anita Raniputri, dr.
B
atuk darah atau hemoptysis atau hemoptoe termasuk
dalam gawat darurat paru yang harus mendapat
penanganan segera dan intensif karena penanganan
yang tidak tepat pada batuk darah masif dapat mengancam
jiwa. Batuk darah hampir selalu disebabkan oleh penyakit
dasar paru walaupun dapat pula disebabkan oleh penyakit
diluar paru.
Istilah Hemoptysis berasal dari bahasa Yunani yaitu haima
yang berarti darah dan ptysis yang berarti diludahkan.
Secara definisi hemoptysis berarti ekspektorasi darah atau
mukus yang berasal dari saluran napas dibawah laring (glotis
kebawah). Jadi asal perdarahan bukan dari saluran napas
atas atau sistem pencernaan sehingga perlu dibedakan
antara batuk darah dan muntah darah (Cahill,1994; Alsagaff,
1995).
Batuk darah sendiri hanyalah gejala dari penyakit dasarnya
sehingga harus dicari penyebabnya dengan seksama melalui
anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang. Beberapa
prosedur diagnostik seperti bronkoskopi, bronkografi dan
pulmonary angiography juga diperlukan untuk penegakan
diagnostik definitif (Health communities. com. 2002).
Berdasarkan jumlah darah yang keluar, Pursel membagi
batuk darah menjadi lima derajat, yaitu derajat satu jika
darah hanya berupa bloodstreak, derajat dua apabila volume
darah yang keluar sebanyak 1-30 cc, derajat tiga bila volume
30-150 cc, derajat empat bila volume mencapai 150-500cc
dan dikatakan masif bila volume darah yang keluar mencapai
500 hingga 1000 cc bahkan lebih.
Secara umum, batuk darah dapat disebabkan oleh (Ingbar
DH. Massive hemoptysis : Assesment and Management. Clin
Chest Med. 1994 ; 15 : 147):
1. Infeksi seperti tuberkulosis, abses paru, infeksi jamur,
virus, parasit
2. Kelainan paru seperti bronkiektasis, emboli paru, kistik
fibrosis, emfisema bulosa
3. Neoplasma seperti karsinoma bronkogenik, adenoma
bronkial, metastase kanker
4.Kelainan hematologis seperti koagulopati, disfungsi
trombosit, trombositopenia, DIC
5. Kelainan jantung seperti mitral stenosis, endokarditis
trikuspid, penyakit jantung bawaan
6. Kelainan pembuluh darah seperti hipertensi pulmonal,
AV malformation, aneurisma aorta
7.Trauma seperti cedera dada tajam/tumpul, ruptur
bronkus, emboli lemak
8. Iatrogenik misalnya pada tindakan bronkoskopi, biopsi
paru, aspirasi transtrakeal
9. Penyakit sistemik seperti Goodpasteur syndrome, SLE,
Wegener’s granulomatosis
10.Obat / toksin misalnya pada pemakaian antikoagulan,
aspirin, penisilamin, kokain
11.
Lain-lain
seperti
amiloidosis,
bronkolitiasis,
endometriosis, benda asing, kriptogenik
6 mimbar oktober 2012
Pursel mengurutkan penyebab batuk darah tersering
berdasarkan usia penderita, yaitu pada anak dan remaja
batuk darah paling banyak disebabkan oleh bronkiektasis,
stenosis mitral, atau tuberkulosis. Berbeda pada usia 2040 tahun, penyebab tersering adalah infeksi tuberkulosis,
bronkiektasis atau stenosis mitral sedangkan untuk usia
lebih dari 40 tahun penyebab tersering karena karsinoma
bronkogen, tuberkulosis, atau bronkiektasis.
Sirkulasi darah paru berasal dari dua sistem sirkulasi
yaitu sirkulasi pulmoner dan sirkulasi bronkial. Sirkulasi
pulmoner merupakan suatu sistem sirkulasi dengan
tekanan rendah yaitu berkisar 15-20 mm Hg pada saat
diastolik dan 5-10mm Hg pada saat diastolik. Arteri
pulmonalis membawa darah dari ventrikel kanan menuju
pembuluh darah kapiler paru dan kembali ke atrium
kiri melalui vena pulmonalis. Arteri pulmonalis berjalan
sepanjang bronkus dan hanya memperdarahi bronkiolus
terminalis dan selanjutnya bercabang-cabang ke alveolus
membentuk pembuluh darah kapiler paru yang berfungsi
untuk pertukaran gas. Sedangkan sirkulasi bronkial
berfungsi sebagai pemberi nutrisi pada paru dan saluran
napas dan memiliki tekanan sesuai tekanan pembuluh
darah sistemik. Sumber perdarahan yang banyak terjadi
pada batuk darah dengan penyakit dasar paru, 95% berasal
dari sirkulasi bronkial (contohnya pada penyakit radang
paru, kanker paru) dan hanya 5% yang penyebabnya
berasal dari sirkulasi pulmonal (contohnya pada infark
paru, emboli paru, aneurisma Rasmussen).
Penegakan penyakit dasar batuk darah meliputi
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
seperti pemeriksaan laboratorium, dahak, radiologik,
bronkoskopi dan bronkografi (Haporik, 1990; Primack ,
1995; Ingbar , 1999).
Pada anamnesis harus dapat dipastikan benar batuk
darah dan bukan muntah darah atau epistaksis atau
perdarahan gusi. Berikut cara membedakan batuk darah
dan muntah darah (Alsagaff , 1995):
Perbedaan
Batuk Darah
Muntah darah
Cara pengeluaran
dibatukkan dengan
rasa panas di
tenggorokan
dimuntahkan
dengan rasa mual
Karakteristik darah
berbuih bercampur
udara
bercampur sisa
makanan
Warna darah
segar berwarna
merah muda
terkena asam
lambung sehingga
berwama hitam
PH
bersifat alkalis
bersifat asam
Penyerta yang lain
kadang terjadi
anemia
sering terjadi
anemia
Tes benzidin
negatif
positif
Selain itu perlu ditanyakan pula apakah batuk darah
disertai dengan dahak. Jika disertai dahak bagaimana sifat
dahaknya, purulen atau tidak, berbau busuk atau tidak.
Juga pola batuk darahnya, apakah berulang atau tidak,
serta faktor resiko dan gejala lain yang dapat membantu
proses pencarian penyakit dasarnya.
Pada pemeriksaan fisik selain pemeriksaan leher, dada,
paru, dan jantung sebaiknya dilakukan pula pemeriksaan
di bidang THT dan gigi mulut untuk menyingkirkan
adanya kemungkinan epistaksis dan perdarahan gusi.
Pada pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan
laboratorium meliputi: pemeriksaan darah lengkap, uji
faal pembekuan darah. Juga pemeriksaan sputum BTA,
sitologi sputum, dan kultur sputum jika memungkinkan.
Dari pemeriksaan radiologis dapat dilakukan foto thorax
PA dan Lateral serta CT Scan thorax jika diperlukan.
Sedangkan penyebab perdarahan yang sukar dilihat
pada pemeriksaan foto thorax seperti bronkiektasis,
dapat dilihat melalui pemeriksaan bronkografi. Tindakan
bronkoskopi sebaiknya dilakukan sebelum perdarahan
berhenti untuk mengetahui asal perdarahan (Buku Ajar
Ilmu Penyakit Paru, 2004).
Setelah tegak diagnosis, dilakukan tata laksana yang
sesuai dengan kondisi pasien. Tujuan dari tata laksana
ini adalah mencegah timbulnya asfiksia, melokalisasi asal
perdarahan, menghentikan perdarahan, dan penegakkan
diagnosis lanjut untuk pengobatan penyakit dasar.
Penanganan konservatif menjadi pilihan pada batuk darah
yang tidak masif sedang pada batuk darah masif harus
dilakukan tindakan yang lebih agresif dan intensif seperti
bronkoskopi atau operasi karena berpotensi mengancam
jiwa.
Untuk batuk darah yang tidak atau kurang masif,
penatalaksanaan konservatif yang dilakukan meliputi
(Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru, 2004):
1. Tenangkan dan beritahu penderita agar jangan takut
untuk membatukkan darahnya.
2. Anjurkan penderita untuk berbaring pada sisi paru
yang sakit atau sedikit trendelenburg, terutama pada
penderita dengan refleks batuk tidak adekuat.
3.Lakukan penghisapan atau pemasangan pipa
endotrakeal bila diperlukan untuk menjaga agar
jalan napas tetap bebas. Pemberian oksigen hanya
bermanfaat bila jalan napas terbuka atau bebas.
4. Pemasangan IV line atau IVFD untuk penggantian
cairan dan jalur pemberian obat parenteral.
5. Pemberian obat hemostatik belum jelas manfaatnya
pada batuk darah yang tidak disertai kelainan faal
hemostatik.
6.Pemberian obat dengan efek sedasi ringan dapat
diberikan bila penderita gelisah. Pada penderita
dengan batuk berlebihan dapat diberikan obat
penekan refleks batuk untuk mencegah timbulnya
perdarahan yang lebih banyak.
7. Berikan transfusi darah bila hematrokit turun di bawah
nilai 25 30% atau Hb di bawah 10 gr% dan perdarahan
masih berlangsung.
Untuk batuk darah masif dapat dilakukan tindakan
bedah atau bronkoskopi sesuai dengan indikasi dan kondisi
pasien. Berikut indikasi dilakukan tindakan bedah apabila
(Busroh, 1978) :
1. Batuk darah > 600 cc / 24 jam dan dalam pengamatan
batuk darah tidak berhenti.
2. Batuk darah 250 600 cc / 24 jam , Hb < 10 gr% dan batuk
darah berlangsung terus.
3. Batuk darah 250 600 cc / 24 jam, Hb > 10 gr% dan dalam.
pengamatan 48 jam perdarahan tidak berhenti.
Tindakan bedah yang dapat dilakukan meliputi (Buku
Ajar Ilmu Penyakit Paru, 2004) :
1. Reseksi paru
: lobektomi atau pneumonektomi
2. Terapi kolaps
: pneumoperitoneum, pneumotoraks
artifisial, torakoplasti, frenikolisis
(membuat paralise n. phrenicus).
3. Lain-lain
: embolisasi artifisial.
Sedangkan indikasi untuk melakukan bronkoskopi pada
batuk darah masif adalah (Mc. Guiness, 1994; Bookstein,
1977) :
1. Apabila tidak didapatkan kelainan radiologik
2. Pada pola batuk darah yang berulang
3. Pada batuk darah masif dapat berfungsi sebagai
modalitas terapeutik dengan cara membersihkan
gurnpalan darah yang keluar / penghisapan dan
menghentikan perdarahan dengan:
- Iced saline lavage
-Instilasi topical agent (epinefrin, trombin, trombin
fibrinogen)
- Endobronkial tarnponade
- Laser fotokoagulasi (Nd YAG Laser= Noodymium Y
trium Aluminium Gernerd Laser atau argon laser)
Komplikasi batuk darah yang dapat terjadi adalah
asfiksia, sufokasi. dan kegagalan kardiosirkulasi akibat
kehilangan banyak darah dalam waktu singkat. Selain itu
dapat pula terjadi penyebaran penyakit ke sisi paru yang
sehat. Atelektasis dapat pula terjadi karena sumbatan
saluran napas oleh bekuan darah sehingga paru bagian
distal mengalami kolaps (Ingbar,1999; Wedel,1982).
Tingkat kegawatan dari batuk darah ditentukan oleh (1)
ada tidaknya komplikasi asfiksia akibat pembekuan darah
dalam saluran napas, (2) jumlah darah yang keluar, makin
banyak atau masif maka kemungkinan pasien mengalami
gagal sirkulasi makin besar (3) adanya aspirasi pneumonia
yaitu infeksi paru yang terjadi beberapa jam atau hari
setelah perdarahan akibat masuknya bekuan darah ke dalam
jaringan paru sehingga paru tidak dapat melaksanakan
fungsinya dalam pertukaran gas (Buku Ajar Ilmu Penyakit
Paru, 2004).
Prognosis pada batuk darah idiopatik baik, kecuali jika
penderita mengalami batuk darah rekuren. Sedangkan pada
batuk darah sekunder prognosis tergantung dari (1) derajat
batuk darah, pada batuk darah yang masif dan bergumpalgumpal prognosisnya jelek (2) jenis penyakit dasar yang
menyebabkan batuk darah, pada karsinoma bronkogenik
prognosisnya jelek dan (3) kecepatan bertindak dalam
menangani batuk darah yang masif (Buku Ajar Ilmu Penyakit
Paru, 2004).
oktober 2012 mimbar 7
artikel kesehatan
Supaya Tidak JANTUNGAN
D
alam rangka memperingati Hari Jantung se Dunia
tanggal 29 September 2012 Majalah Mimbar kali ini
menampilkan artikel mengenai penyakit jantung :
World Health Organization menyatakan penyakit jantung
merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia yaitu
17,3 juta orang (30% kematian dunia) pada 2008, 7,3 jutanya
karena penyakit jantung koroner dan 6,2 jutanya karena
stroke. Penelitian menunjukkan usia kurang 40 tahun juga
berisiko terkena penyakit jantung. Di Indonesia, stroke 15,4%
dari total kematian merupakan penyakit tersering penyebab
kematian pada semua umur, diikuti hipertensi, penyakit
jantung iskemik dan penyakit jantung lainnya menurut
penelitian Kementerian Kesehatan 2007. 3 penyakit tidak
menular tersering di Indonesia adalah penyakit sendi 30,3%,
hipertensi 29,8% dan penyakit jantung 7,2% populasi.
‘Jantungan ? Saya ?” Jika itu adalah reaksi anda ketika
mendengar atau membaca pesan-pesan tentang jantung
sehat. Anda harus waspada. Mengapa? Menurut situs Health,
pada perempuan, setiap tahun, kematian akibat penyakit
jantung lebih banyak bila dibandingkan dengan kanker.
Ada benarnya bahwa mencegah penyakit jantung
mudah saja asalkan tahu triknya. Berikut ini upay-upaya
yang bisa dilakukan.
menemukan bahwa jus delima mengurangi pembentukan
plak kolesterol pada tikus percobaan sebanyak 30 persen.
Selain itu, sel-sel jantung yang diobati dengan jus
menunjukkan peningkatan 50 persen produksi nitric oxide,
zat kimia yang efektif memerangi terbentuknya plak.
1. Minum susu
Sebuah studi yang disponsori The National Heart, Lung
and Blood Institute menemukan bahwa mereka yang minum
susu atau menyantap yoghurt atau keju dengan dosis tiga
takar saji memiliki tekanan darah Iebih rendah dibanding
dengan yang hanya mengonsumsi setengah takar saji.
Tekanan darah tinggi dapat membahayakan arteri serta
meningkatkan risiko terkena serangan jantung dan stroke.
Para peneliti menyarankan untuk memilih produk susu
rendah Iemak.
7. Jangan lupa tidur
Perempuan yang tidur kurang dari lima jam tiap malam
memiliki 30 persen Iebih tinggi risiko terkena penyakit
jantung, dibandingkan dengan mereka yang tidur selama
delapan jam. Tidur terlalu sedikit dapat mengganggu kerja
hormon gula darah, dan tekanan. Jadi, setelah 15 menit
tertawa, matikan pesawat televisi, dan tidur.
2. Coba gerakan baru
Hanya 30 menit berlatih Tai Chi sudah bisa menurunkan
tekanan darah. Dalam sebuah riset, setelah berlatih Tai chi
selama 12 pekan, para partisipan menunjukkan turunnya
tekanan darah hingga 16 poin
3. Makan ikan
Denyut jantung yang cepat ketika Anda sedang beristirat
adaah indikator risiko serangan jantung. Semakin cepat
denyut jantung sewaktu Anda beristirahat dihubungkan
dengan kematian mendadak.
Berita bagusnya, makan ikan dapat menurunkan denyut
jantung. Dalam studi Harvard Medical School, mereka yang
menyantap lima porsi atau lebih ikan per bulan memiliki
detak jantung 3 detak lebih rendah per menit, daripada
yang makan ikan lebih sedikit. Peneliti memperkirakan
penyebabnya adalah omega-3.
4. Minum jus delima
Jus delima dapat menghindari penebalan pada arteri dan
bahkan bisa menghilangkannya. Sebuah penelitian yang
dilakukan di Proceedings of the National Academy of Sciences
8 mimbar oktober 2012
5. Kecap
Sedikit kecap di sini, sedik kecap di sana. Kecap
membantu memerangi unsur penyebab kerusakan
jantung yang disebabkan rokok, obesitas, dan diabetes. Itu
menurut penelitian yang dilakukan The National University
of Singapore.
Kecap mengandung antioksidan 10 kali lebih ampuh
daripada anggur yang juga aman untuk Jantung jika
diminum dalam jumlah cukup. Masalahnya, banyak kecap
yang tinggi garam. Karena itu, cek labelnya sebelum
membeli.
6. Banyak tertawa
Cari tontonan yang dapat membantu Anda tertawa.
Film drama oke, tetapi alangkah baiknya jika Anda lebih
banyak nonton film komedi. Setidaknya tertawalah selama
15 menit per hari.
8. Bernapas lebih dalam
Anda dapat menurunkan tekanan darah dengan
bernapas 10 kali tarikan per menit dan bukan jumlah
tarikan biasa, yaitu 16-19 kali. Lakukan napas dalam selama
15 menit per hari selama dua bulan, demikian menurut
studi yang dilakukan oleh David Anderson, Ph.D. dari The
National Institute of Aging.
Garam akan Iebih mudah dikeluarkan dari tubuh
dengan bernapas dalam. Seperti diketahui, garam adalah
pemicu penyakit tekanan darah tinggi.
9. Rasakan musiknya
Peneliti di Universitas Oxford menemukan bahwa
musik beritme lambat untuk meditasi dapat menurunkan
frekuensi detak jantung. Sebaliknya, musik yang cepat
akan mempercepat pernapasan dan sirkulasi. Jadi,
kombinasikan musik berirama cepat yang ada di iPod Anda
dengan musik berirama jazz atau musik lambat lainnya.
Turunkan LDL dan Naikkan HDL
Tingginya kadar kolesterol dalam darah, terutama
trigliserida dan LDL menjadi faktor risiko penyakit
kardiovaskular yang meliputi penyakit jantung dan stroke.
Upaya menurunkan kolesterol tentu akan berdampak
positif bagi pembuluh darah dan menghindarkan diri dari
penyakit tersebut.
Selain dengan obat-obatan, menurunkan kadar
kolesterol dan menjaganya tetap normal bisa dilakukan
dengan modifikasi gaya hidup. Sasaran ideal kadar
kolesterol, yakni total kurang dari 200 mg/dL, kolesterol
jahat LDL (low density lipoprotein) kurang dan 100 mg/dL,
dan kolesterol baik HDL (high density lipoprotein) lebih dan
40 mg/dL.
Ayo, jaga profit kolesterol melalui berbagai saran para
ahli ini
Serat Larut Pektin
Menurut Harvard Medical School, mengonsumsi
kedelai atau olahannya (tahu, tempe, susu kedelai) 25 gr
sehari, bisa menurunkan LDL 5-6 persen.Terung dan okra
yang mengandung serat larut juga baik untuk membantu
menurunkan kolesterol.
Serat larut yang disebut pektin, bisa juga dijumpil dalam
apel, anggur, stroberi, dan jeruk. Pektin juga terkandung
dalam kacang merah,dan kacang polong yang lain.
Konsumsi 1,5 mangkuk kacang polong per hari dapat
membantu menurunkan LDL hingga 22 persen, Konsumsi
ikan 2-3 kali per minggu akan menurunkan LDL berkat
omega-3 di dalamnya.
Omega-3 bermanfaat menurunkan trigliserida dan
juga mencegah terjadinya irama jantung yang abnormal.
Sementara mengonsumsi almon, kenari, kacang tanah,
dan kacang lainnya, sekitar 56 gram per hari, dapat
menurunkan LDL sekitar 5 persen.
Para ahIi dari Cleveland Clinic, AS, melalui media
online lembaga ini menyarankan kita untuk menghindari
gorengan dan makanan tinggi lemak jenuh, mengganti
daging merah dengan ikan atau unggas, dan jika makan
kuning telur tak lebih dari tiga butir per minggu.
Menyantap 7 siung bawang putih segar per hari,
dinyatakan baik untuk menekan LDL dan menjaga HDL
tetap tinggi. Bagi mereka yang tidak tahan aromanya, bisa
memanfaatkan bawang dalam bentuk kapsul.
Suplementasi bisa juga membantu menurunkan LDL
dan meningkatkan HDL misalnya mengonsumsi vitamin
C dan E.
Konsumsi 400 IU vitamin E per hari juga dapat
mencegah terjadinya plak pada pembuluh arteri akibat
menumpuknya LDL.
Intensitas Tinggi
Perubahan pola makan harus dilengkapi olah raga
rutin. Olah raga membantu menurunkan kolesterol
tubuh dengan merangsang enzim-enzirn yang bertugas
mengenyahkan LDL dari dinding pembuluh darah untuk
dibawa ke lever. Selanjutnya kolesterol diubah menjadi
cairan empedu untuk pencernaan atau dikeluarkan dari
tubuh.
Olah raga juga menambah ukuran partikel protein yang
membawa kolesterol melalui darah, “Partikel yang kecil
dan padat justru lebih berbahaya karena bisa menyusup
ke dinding pembuluh darah dan berhenti lalu membuat
dinding mengeras ujar Dr. Amit Khera, dari University of
Texas, Southwestern, Medical Center’s Program in Preventive
Cardiology, seperti dikutip WebMD.
Kebanyakan para ahli menyarankan olah raga seperti
jalan kaki, joging, atau bersepeda, minimum 30 menit
per hari, dengan intensitas sedang sampai tinggi. Studi
tahun 2002 oleh para peneliti dari Duke University Medical
Center, AS, olah raga intensitas tinggi lebih efektif dalam
menurunkan LDL sekaligus meningkatkan HDL
“Meski tidak terlatu efektif dalam mengurangi LDL
atau meningkatkan HDL olah raga intensitas sedang bisa
menjaga kotesterol tidak naik ungkap penulis laporan studi
yang dinamakan ‘Just walking is not enough’ itu, Dr. William
Kraus. Olah raga intensitas tinggi ia contohkan jalan kaki
atau joging 32 km per minggu, sedangkan intensitas sedang
sekitar 19 km per minggu.
Satu langkah yang juga penting untuk membantu
menurunkan kadar LDL dan meningkatkan HDL, yakni
berhenti merokok.
Fakta
• Negara berpenghasilan rendah dan menengah
terpengaruh tidak proporsional : Lebih dari 80 persen
dari kematian penyakit kardiovaskular terjadi di negara
berpenghasilan rendah dan menengah dan terjadi
hampir sama pada pria dan wanita.
• Pada tahun 2030, hampir 23,6 juta orang akan meninggal
akibat penyakit kardiovaskular, terutama dari penyakit
jantung dan stroke. Ini diproyeksikan untuk tetap menjadi
penyebab utama kematian tunggal.
• Penyakit jantung membunuh lebih dari 7 juta orang
setiap tahun dan stroke membunuh hampir 6 juta.
Sebagian besar kematian di negara sedang berkembang.
Faktor risiko untuk penyakit kardiovaskular :
• Faktor risiko perilaku terpenting dari penyakit jantung
dan stroke adalah: diet yang tidak sehat, tidak ada
aktivitas fisik, penggunaan tembakau dan penggunaan
berbahaya alkohol.
• Faktor risiko perilaku bertanggung jawab untuk
sekitar 80 persen dari penyakit jantung dan penyakit
serebrovaskular.
• Efek dari diet yang tidak sehat dan kurangnya aktivitas
fisik mungkin muncul pada individu yaitu yang tekanan
darah meningkat, menaikkan glukosa darah, menaikkan
lipid darah dan obesitas. Ini disebut “faktor risiko
menengah” atau faktor risiko metabolik.
Gejala umum penyakit jantung :
• Gejala serangan jantung meliputi: nyeri atau
ketidaknyamanan di tengah dada, rasa sakit atau
ketidaknyamanan pada lengan, bahu kiri, siku, rahang
atau punggung.
• Selain itu, seseorang mungkin mengalami kesulitan
bernafas atau sesak napas, merasa sakit atau muntah,
merasa pusing atau pingsan, keluar keringat dingin, dan
menjadi pucat. Wanita lebih cenderung memiliki sesak
napas, mual muntah, dan atau nyeri rahang.
Sumber : World Health Organization
Sumber :
1. Dian Savitri, Saptorini, Tabloid Gaya Hidup Sehat No.27/
Th. XIII, 28 september – 4 Oktober 2012 halaman 22-23
2. Niken Prathivi, The Jakarta Post Sunday edition, September
30, 2012 halaman 3.
oktober 2012 mimbar 9
aktualita
MELAYANI PELANGGAN RUMAH SAKIT DENGAN
“SMART COMMUNICATION”
Oleh : Rahayu W. Kusasih
C
itra rumah sakit ditentukan antara lain oleh SDM
yang bekerja di dalamnya, oleh sarana prasarana
yang memadai dan terpelihara baik, oleh Lingkungan
yang aman dan nyaman, maupun dari keberhasilan
pengobatan dan prestasi yang dapat diraih. Diantara
beberapa aspek tersebut yang tergolong cukup sulit adalah
mewujudkan SDM yang berkualitas dan dapat memuaskan
pelanggan. Setiap karyawan rumah sakit ikut berperan
dalam menciptakan citra rumah sakit. Mereka merupakan
potret dari pelayanan di rumah sakitnya. Oleh karena itu
pengembangan kemampuan karyawan merupakan salah
satu kunci utama keberhasilan rumah sakit dalam menarik
simpati pelanggannya. Bahwa karyawan itu profesional, itu
merupakan keharusan. Mereka ditugaskan di rumah sakit
memang sudah seharusnya sesuai dengan kompetensi
dan ketrampilan / skill yang dimilikinya, juga berdasar latar
belakang pendidikan yang sesuai dan memadai. Kehandalan
ini sudah ada pada saat penerimaan / rekruitmen pegawai dan
perlu terus ditingkatkan dan dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan iptekdok yang terbarukan.
Namun ada sisi lain yang cukup penting, dan bahkan sering
menjadi akar masalah terjadinya ketidak puasan pelanggan,
justru bukan masalah kompetensi atau profesionalisme
tetapi masalah komunikasi. Seringkali pelanggan rumah
sakit merasa hanya menjadi obyek pengobatan semata,
banyak berbagai hal yang ingin disampaikan ataupun yang
ingin ditanyakan namun terbentur oleh rasa ketakutan,
segan atau tidak adanya peluang untuk melakukannya.
Hal ini dapat berdampak terjadinya komplain, menurunnya
tingkat kepuasan, menurunnya jumlah kunjungan atau
bahkan dapat sampai pada ranah hukum. Agar tidak terjadi
kesenjangan komunikasi, maka petugas kesehatan perlu
merubah mainset, dengan menyesuaikan kultur, bahasa,
pengetahuan dan budaya pelanggannya, sehingga ada
saling keterbukaan untuk menyampaikan maksud hati
dan mencapai komunikasi yang efektif untuk memuaskan
pelanggan. Berikut ini adalah layanan kelas dunia yang dapat
digunakan sebagai pilihan pada saat kita berkomunikasi
dengan pelanggan, yang membuat perbedaan besar
dengan melakukan 5 hal yaitu :
1. Pujilah pelanggan : sangat mudah memuji pelanggan,
namun sangat sedikit saja dari kita yang mempunyai
kebesaran hati untuk melakukannya. Memuji rekan kerja,
atasan, bawahan, pasien maupun orang lain adalah
“Heartset” yang harus kita kuasai dan pertahankan. Pujian
akan menempatkan sebuah hubungan pada pijakan
yang positif dan memfasilitasi interaksi yang hangat
dan ramah saat melayani pelanggan. Pada gilirannya
pelanggan akan memandang ini sebagai layanan luar
biasa karena mereka jarang menerima pujian dari orang
10 mimbar oktober 2012
lain. Ada beberapa panduan sederhana saat memuji,
yaitu : Pujian harus tulus dan spesifik, pujian harus
spontan, tidak direkayasa atau umum diucapkan,
pujian harus dilakukan pada waktu yang tepat dan
tidak berlebihan sehingga terkesan menjilat. Jangan
pernah enggan untuk memuji orang lain, termasuk
kepada rekan kerja, atasan, bawahan maupun pasien
dan semua pelanggan anda. Memuji orang tidaklah
sulit, hanya perlu keluar dari rutinitas keseharian dan
terbuka untuk melihat kebaikan orang lain. Segera
setelah anda melihat, anda akan menemukannya dan
selanjutnya pujian akan mengalir secara alami.
2. Panggilah nama mereka : Cara terbaik mempersonalkan
hubungan dengan pelanggan adalah dengan
menyebut nama mereka. Pastikan anda menyebut
nama mereka disepanjang percakapan. Memanggil
nama pelanggan adalah salah satu praktek yang
diterima di dalam layanan pelanggan modern. Informasi
nama pelanggan dapat dilihat pada daftar registrasi,
namun bila tidak tersedia informasi tidak sulit untuk
bertanya kepada mereka setelah anda mengenalkan
diri. Hal itu menciptakan Smart communication yang
nyata. Di dalam penelitian psikologi dan motivasi, telah
lama diketahui bahwa rasa bangga pelanggan semakin
kuat saat mereka mendengar namanya disebut. Itu
akan membuat mereka merasa penting. Selanjutnya
saat nama mereka dikaitkan dengan nama orang yang
berurusan dengannya, hubungan tersebut menjadi
semakin kuat, yang demikian tersebut baik untuk
keduanya.
3. Berbuatlah yang terbaik kepada pelanggan : Jadilah
baik kepada pelanggan dengan memilih melakukan
perbuatan baik untuk mereka, yang demikian akan
menjadi baik pula untuk anda. 99,9% orang di dunia
ini baik, Setiap orang ingin menjadi baik. Mereka ingin
menjadi baik kepada anda dan mereka ingin anda
menjadi baik kepadanya. Memilih melakukan perbuatan
baik adalah konsekuensi alami dari kebaikan tersebut.
Sebagian besar orang suka melakukan perbuatan
baik, Yang demikian dapat menciptakan Smart
Communication yang nyata. Dalam bidang pelayanan,
perbuatan baik adalah melangkah melebihi rutinitas
demi kepuasan pelanggan. Perbuatan baik karenanya
tidak dapat didefinisikan di dalam deskripsi kerja atau
diresepkan oleh manajer. Perbuatan baik adalah hal-hal
tambahan kecil yang dengan sungguh-sungguh ingin
anda lakukan utnk pelanggan. Perbuatan baik berasal
dari anda, bukan orang lain, bukan pula karena atasan
anda. Jika anda mengintruksikan orang lain, misalnya
bawahan untuk melaksanakan sebuah perbuatan baik,
itu bukan lagi disebut perbuatan baik, itu menjadi tugas
yang ditetapkan oleh orang lain. Contoh contoh kecil
perbuatan baik misalnya, tersenyum, bersikap ramah,
mengucapkan salam untuk membuka percakapan,
pilih kata-kata yang memberi motivasi dan hindari halhal yang menyinggung perasaan, ucapkan terima kasih
untuk menutup percakapan, membantu menekan
tombol lift, menyilahkan pasien masuk lift terlebih
dahulu, menunjukkan arah jalan, membukakan
pintu, dan sebagainya, masih banyak contoh lain yang
bisa muncul dari hati nurani anda. Faktor penting di
dalam cara pelanggan menilai layanan anda adalah
perbuatan baik yang anda lakukan. Mereka akan
menganggap biasa biasa saja, hal-hal yang normal,
seperti memproses transaksi dengan efisien dan tidak
akan memberikan komentar. Namun demikian, mereka
akan menyukai anda karena perbuatan baik anda,
untuk niat anda, melakukan perbuatan baik ekstra
guna menyenangkan pelanggan. Perbuatan baik tidak
memerlukan banyak hal, kecuali niat dari anda sendiri.
4. Tepati janji : Semakin banyak janji yang anda buat
untuk pelanggan, semakin banyak kesempatan anda
untuk mempertahankan pelanggan. Keluarkan janji
dan tepatilah janji itu. Pelanggan menilai anda dari janji
kecil yang anda buat dan tepati, juga janji besar. Jika
anda tidak membuat janji, kecil kemungkinannya anda
dapat mempertahankan pelanggan, karena janjilah
orang mengikat anda pada mereka. Janji adalah tanda
dari kepercayaan yang essensial, yang harus dibangun
diantara orang-orang. Saat janji dilanggar, kepercayaan
akan terkikis. Saat tidak ada janji, disana pun tak ada
kepercayaan. Karenanya, penting untuk membuat
janji di setiap hubungan dengan pelanggan dan
menepatinya. Janji ini bisa berupa hal-hal kecil yang
anda rencanakan akan anda lakukan untuk pelanggan
atau bahkan hal-hal besar. Memilih menjanjikan
sesuatu kepada pelanggan, memberi anda kesempatan
untuk memperlihatkan bahwa anda ada untuk mereka,
dan bahwa anda mendedikasikan prioritas teratas
anda untuk memenuhi kebutuhan dan harapan mereka.
Contoh janji-janji kecil : Saya akan menyelesai yang ini
dan selanjutnya saya akan menemui anda kembali, Baik
saya akan menelpon anda 10 menit lagi, saya pasti
menginformasikan perkembangan selanjutnya, untuk
anda operasi dijadwalkan pada hari Rabu, dsb. Pada
contoh diatas terdapat janji tersirat yang harus ditepati.
Jika anda mengatakan akan menelpon kembali dalam
lima menit, maka anda harus menelponnya paling lama
dalam lima menit. Jika anda mengatakan akan kembali
dalam 3 bulan, maka anda harus kembali dalam tiga
bulan. Jangan membuat janji yang tidak yakin dapat
anda tepati. Dalam menciptakan smart communication
ada harus mencari kesempatan untuk membuat janji
sesering mungkin dan menepatinya. Dengan melakukan
hal ini, anda membangkitkan komitmen dan perilaku
positif yang mengikat anda pada pelanggan. Perilaku
ini menentramkan pelanggan dan memberi mereka
kepercayaaan diri untuk berhubungan lagi dengan anda
secara pribadi. Dengan membuat dan menepati janji,
anda menciptakan kepercayaan yang esesial pada semua
hubungan.
5. Beri saran sesuai kebutuhan pelanggan : Jangan pernah
merendahkan saran dalam memberikan layanan yang
luar biasa. Tambahkan nilai pada layanan anda dengan
saran-saran, baik berupa saran-saran penyuluhan
kesehatan terkait dengan penyakit yang diderita pasien,
maupun saran-saran yang bersifat pribadi. Memberi
saran itu serupa dengan nasihat yang proaktif. Itu
sangat membantu pelanggan khususnya pasien dan
keluarganya. Pelanggan kia adalah orang-orang yang
sedang lalai atau belum mengetahui sebanyak ilmu
pengetahuan kita mengenai kesehatan, kadangkala
diperlukan tidak lebih dari sedikit dorongan saran dan
ide-ide atau penjelasan untuk menuntun mereka ke arah
yang akan sangat membantu mereka pada penyembuhan
yang lebih cepat. Saran dapat dihubungkan dengan
segala sesuatu yang memperkuat dan memberikan
kemajuan bagi pasien. Memberikan saran penyuluhan
sama dengan memberikan keahlian yang akan dihargai
oleh pasien. Itu semua memberikan tambahan bagi
pengalaman total pelanggan dan smart communication
yang tercipta. Hal itu mensyaratkan anda untuk terus
mengasah pengetahuan apa yang terkait dengan pasien
dan kemudian memberikan beberapa informasi penting
dan nasihat yang baru serta bersifat tambahan. Hal ini
menguntungkan kedua belah pihak. Bagi petugas rumah
sakit akan lebih memperingan beban kerja dan bagi pasien
itu sendiri menambah pengetahuan dan pengalaman
serta dapat berperan aktif dalam proses penyembuhan.
Banyak hal akan menjadi Smart communication saat
anda memberikan saran-saran terbaik untuk pelanggan
anda. Semoga..
Sumber : Cuplikan Materi Workshop Update Your
Communication Skill. “Smart Communication With Neuro
Linguistic Programming (NLP)” 27-28 Juni 2012, Hotel Le
Grandeur Jakarta. Perhimpunan Rumah Sakit seluruh
Indonesia. Happiness and Life management Training.
oktober 2012 mimbar 11
aktualita
Stop Girl Trafficking
Nunung Nuriyati, R. Holistik/Bappenkar IRNA JIWA RSUD Dr. Soetomo Surabaya
T
raffiking ialah salah satu bentuk masalah sosial yang
memiliki dampak negatif sangat besar terhadap kondisi
psikologi korban trafficking, para korban cenderung
asosiatif serta banyak menimbulkan berbagai kesulitan lain
yang lebih parah bagi hidupnya. Statistik untuk trafiking
yang konkrit yang dapat diandalkan di Indonesia masih
sangat sulit untuk di dapatkan karena keilegalannya dan
karena sifatnya yang seringkali sembunyi-sembunyi.
Seperti yang kita ketahui, facebook merupakan aplikasi
jejaring sosial yang 2-3 tahun ke belakang ini, mulai marak
di akses oleh semua lapisan masyarakat, terutama kalangan
remaja. Dan saya juga yakin, sebagian dari anda tahu, bahwa
akhir-akhir ini kasus kejahatan yang terjadi melalui facebook
mulai merebak. Ambil contoh, kasus penipuan, pelecehan
seksual, perdagangan wanita, penculikan, bahkan sampai
pembunuhan.
FAKTOR PENYEBAB TRAFFICKING
Kurangnya Kesadaran: Banyak orang yang bermigrasi
untuk mencari kerja tidak mengetahui adanya bahaya
trafficking dan tidak mengetahui cara yang dipakai untuk
menipu dan menjebak mereka dalam pekerjaan yang mirip
perbudakan.
Kemiskinan: telah memaksa banyak keluarga untuk
merencanakan strategi penopang kehidupan mereka
termasuk bermigrasi untuk bekerja karena jeratan
kebutuhan ekonomi.
Keinginan cepat kaya: untuk memiliki materi dan
standar hidup yang lebih tinggi memicu terjadinya migrasi.
Faktor budaya, Peran perempuan dalam keluarga:
Meskipun norma-norma budaya menekankan bahwa
tempat perempuan adalah di rumah sebagai istri dan ibu,
juga diakui bahwa perempuan sering kali menjadi pencari
nafkah tambahan. Rasa tanggung jawab dan kewajiban
membuat banyak wanita bermigrasi untuk bekerja agar
dapat membantu keluarga mereka.
Peran anak dalam keluarga: Kepatuhan terhadap orang
tua dan kewajiban untuk membantu keluarga. Sehingga
banyak anak bermigrasi untuk bekerja karena jeratan hutang
keluarga.
Perkawinan Dini: mempunyai implikasi yang serius bagi
para anak perempuan termasuk bahaya kesehatan, putus
sekolah, kesempatan ekonomi yang terbatas, gangguan
perkembangan pribadi, dan seringkali juga perceraian
dini. Anak-anak perempuan yang sudah bercerai secara
sah dianggap sebagai orang dewasa dan rentang terhadap
trafficking.
Sejarah pekerjaan kerena jeratan utang: Pratek
menyewakan tenaga anggota keluarga untuk melunasi
pinjaman merupakan strategi menopang kehidupan
keluarga yang dapat diterima oleh masyarakat. Orang
yang ditempatkan sebagai buruh karena jeratan hutang
khususnya, rentang tehadap kondisi-kondisi yang
sewenang-wenang yang mirip dengan perbudakan.
Kurang pencatatan kelahiran: Orang tanpa tanda
pengenal yang memadai lebih mudah menjadi mangsa
trafficking karena usia dan kewarganegaraan mereka
tidak terdokumentasi. Anak-anak yang ditrafik, misalnya
lebih mudah diwalikan keorang dewasa manapun yang
12 mimbar oktober 2012
memintanya.
Kurangnya pendidikan: Orang dengan pendidikan
yang terbatas memiliki lebih sedikit keahlian / skil dan
kesempatan kerja, mereka lebih mudah ditrafik karena
mereka bermigrasi mencari pekerjaan yang tidak
membutuhkan keahlian.
PEMECAHAN MASALAH TRAFFICKING
Ada sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk
memecahkan masalah yang amat pelik ini. Menurut
laporan Kementerian Koordinator Kesehateraan Rakyat
dalam websitenya www.menkokesra.go.id menjelaskan
bahwa pencegahan trafficking dapat dilakukan melalui
beberapa cara.
Pertama, pemetaan masalah perdagangan orang
di Indonesia, baik untuk tujuan domestik maupun luar
negeri.
Kedua,
peningkatan
pendidikan
masyarakat,
khususnya pendidikan alternatif bagi anak-anak dan
perempuan, termasuk dengan sarana dan prasarana
pendidikannya.
Ketiga, peningkatan pengetahuan masyarakat melalui
pemberian informasi (penyuluhan) seluas-luasnya
tentang perdagangan orang beserta seluruh aspek yang
terkait dengannya.
Keempat, perlu diupayakan adanya jaminan
aksesibilitas bagi keluarga khususnya perempuan
dan anak untuk memperoleh pendidikan, pelatihan,
peningkatan pendapatan dan pelayanan sosial.
Cara-cara tersebut terkesan sangat ideal, tinggal
bagaimana implementasinya secara nyata. Upaya tersebut
juga memerlukan keterlibatan seluruh sektor pemerintah,
swasta, LSM, badan-badan internasional, organisasi
masyarakat, perseorangan, dan termasuk media massa
sehingga membentuk interaksi sosial yang kemudian
membentuk pola sosial positif yang lebih dinamis.
Trafficking bagi korban menimbulkan
DAMPAK PSIKOLOGIS dari yang paling
ringan seperti stres, depresi, sampai
kepada GANGGUAN JIWA BERAT
Menurut penulis yang harus dilakukan untuk
meminimalisir praktek trafficking, adalah dengan
mengadakan pelatihan dalam membentuk psikologi
sosial. Hal ini merupakan salah satu unsur terpenting dalam
mengimbangi pengaruh globalisasi terhadap masyarakat.
Seperti apa pelatihan teknis pendampingan korban
kekerasan dan trafficking” bagi korban adalah berkaitan
dengan kesehatan reproduksi, cacat fisik permanen atau
sementara, masalah psikologis dari yang paling ringan
seperti stres, depresi, sampai kepada gangguan jiwa berat
sehingga perlu dilakukan pendampingan yang khusus
bagi mereka. Pendampingan bagi korban perlu dilakukan
dengan tujuan membantu mereka memahami masalah
yang dihadapi dan penguatan kapasitas psikologis,
berkaitan dengan kemandirian baik fisik atau psikis agar
mereka tidak menjadi korban kembali. Oleh karena itu
perlu dilakukan kapasitas building SDM untuk melakukan
pendampingan, dan pemahaman tentang layanan kasus,
mulai dari melakukan identifikasi, apa yang harus dilakukan
dalam pelayanan medis, psikososial, hukum, dan bekerja
dengan jejaring layanan. Kapasitas Building yang penting
bagi pendamping adalah pemahaman tentang konseling
yang bersifat empati bagi korban, dimana bertujuan
untuk membantu korban dalam memahami masalahnya,
sebagai fasilitator bagi korban untuk pengambilan
keputusan dalam upaya kemandirian. Adapun langkah
awal yang dapat kita lakukan adalah dengan melakukan
kajian akademis untuk mendapatkan gambaran yang jelas
mengenai trafficking.*PCA Sedati*
REFERENSI
Syafaat, Rachmad. Dagang Manusia ; Kajian Trafficking
terhadap perempuan dan Anak di Jawa Timur.
Yogyakarta : LAPPERA Pustaka Utama, 2003
Gerungan. Psikologi Sosial. Bandung : PT Refika
Aditama, 2004
PEMENANG LOMBA
Memperingati Hari Lahir RSUD Dr. Soetomo ke-74
29 Oktober 1938-2012
1. Lomba Klomca Mimbar : Juara I Ruang
Cendrawasih, II. Ruang Seruni A, III. SMF
Kesehatan Kulit & Kelamin, Harapan I. Ruang
Merpati, II. Instalasi Gizi, III. SMF Kesehatan
Mata
2. Lomba Artikel Unik & Lucu : Juara I Agus
Sri Wardoyo (GPDT), II. Rudy Suhartini
(Ruang Sejahtera), III. Tim Klomca (Bidang
Pemasaran & Rekam Medik), Harapan I. Suci
Purwati (Instalasi Gizi), II. Suryantoko, dr (SMF
Kesehatan THT)
3. Lomba Penyuluhan : Juara I. Instalasi Gizi, II.
Irna Jiwa, III. Ruang Merpati, Harapan I. Ruang
Cendrawasih, II. Ruang Merak.
4. Lomba Poster : Juara I. Agus P, dr (Instalasi
Rehabilitasi Medik), II. Agus (Bagian
Kepegawaian), III. Fajar RQ, dr (SMF Penyakit
Syaraf ), Harapan I. Alfian, dr (SMF Penyakit
Paru), II. Alis I.S. (Instalasi Sanitasi Lingkungan),
III.Lilik Sujarwati, dr (SMF Kesehatan Mata).
5. Lomba Karaoke : Juara I Andy Sulaiman, dr
(SMF Penyakit Paru), II. I.D.A. Shinta Kamaya, dr
(Irna Anak), III. Hayan, dr (Instalasi Rehabilitasi
Medik), Favorit I. Oktavianus, dr (Irna Anak), II.
Fany Monika (Bidang Yan. Medik), Favorit Juri.
Kadeno (SMF Anestesiologi), Bambang Delon
(Perumtib).
6. Lomba Akreditasi (Telusur Akses ke Pelayanan
dan Kontinuitas Pelayanan) : Juara I. Erna
Supadmini, S.Krp.Ns (Ruang Bona I), II. Noerul
Faizah, SST (Bedah Cempaka), III. Sri Astutik,
S.Kep.Ns (Ruang Bona 2)
7. Lomba Budaya Cuci Tangan : Juara I. Ruang
Cendrawasih, II. Ruang Palem II, dan III. VK. IRD.
8. Lomba Senam Cuci Tangan : Juara I IRIR, II. IRD,
III. Irna Anak
9. Lomba Peningkatan Mutu Lingkungan (PML)
: Juara I Ruang Bedah B, II. Ruang Merpati,
III. Ruang Rosela, Harapan I. Instalasi Gigi
& Mulut, II. Instalasi Radioterapi, III. Ruang
Holistik.
10. Lomba Bulutangkis Beregu : Juara I. Ali, dr &
Mardjoyo (Instalasi Patologi Klinik. II. Yudi ST
& Suparno (IPSM), III. Ihsan & Zaenal Mutaqin
(Bidang Diklat)
11. Lomba Bola Voli Putra : Juara I Bank Jatim, II.
Bagian Perencanaan Program, III. GRIU Graha
Amerta
12. Lomba Bola Voli Putri : Juara I. GRIU Graha
Amerta, II. IRD, III. Irna Anak
13. Lomba Tenis Meja Putra : Juara I. Doni
(Instalasi Radiologi), II. Kiswolo (Bidang
Yanmed), III. Sulis (Bagian Penerimaan).
14. Lomba Tenes Meja Putri : Juara I. Mikrotin
(IRD), II. Unik Handayani (SMF Bedah), III. Iis
Dahlia (Bagian TU)
15. Lomba Catur : Juara I. Sutono (Instalasi
Rehabilitasi Medik), II. Ony (IRD), III. Yahya
Marbun (SMF Obgin).
oktober 2012 mimbar 13
seputar soetomo
Workshop Bedah Kepala Leher Osteosynthesis Mandibula para Spesialis Bedah Umum diselenggarakan di Muktamar IKABI (MABI) XIX Bali
10 Juli 2012. Acara tersebut diselenggarakan oleh PABI & Divisi Bedah Kepala Leher FK Unair / RSUD Dr. Soetomo.
Workshop ke 20 dari PEBKLI/PABI/Divisi Bedah Kepala Leher FK Unair/ RSUD Dr. Soetomo dengan topic ‘Update Trakheostomi’ untuk para
dokter spesialis Bedah Umum seluruh Indonesia berlangsung sukses tanggal 9-10 September 2012 di SMF Bedah RSUD Dr. Soetomo 2
mantan Wadir Pelayanan Medik RSUD Dr. Soetomo Yoga Wijayahadi, dr, SpB-KL(K), FINACS(K) dan Urip Murtedjo, dr, SpB-KL bertindak
sebagai instruktur Workshop.
14 mimbar oktober 2012
Upacara Penganugerahan Satya Lencana Karya Satya tanggal 15 Agustus 2012 di Gedung Negara Grahadi bagi + 150 pegawai negeri
sipil untuk satya karya 10 tahun – 20 tahun – 30 tahun dipimpin langsung Gubernur Jawa Timur Pak De Karwo. Tampak Gubernur Jatim
menyerahkan secara simbolis kepada Kepala IRD RSUD Dr Soetomo mewakili kelompok Lencana Kesetiaan 30 tahun.
Gus Ipul memberikan kata sambutan mewakili Gubernur Jawa Timur pada saat penyerahan simbolis Ambulans untuk IRD RSUD Dr.
Soetomo pada tanggal 15 Agustus 2012. (kanan) Jasa Raharja secara simbolis menyerahkan Ambulans untuk memperkuat ambulans 118
IRD RSUD Dr. Soetomo diserahkan kepada Direktur RSUD Dr. Soetomo diwakilkan kepada Wadir Pelayanan Medik RSUD Dr. Soetomo.
Dirjen BUK Kemenkes dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS dalam diskusi
dengan Direktur RSUD Dr. Soetomo dr. Dodo Anondo, MPH saat
kunjungan DPR Komisi X di IRD RSUD Dr. Soetomo, 16 Juli 2012.
Dua Dirjen Kemenkes dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS dan Dr. Slamet
R. Yuwono, dr, DTM&H, MARS mendampingi rombongan DPR Komisi
X meninjau RSUD Dr. Soetomo termasuk IRD RSUD Dr. Soetomo.
oktober 2012 mimbar 15
seputar soetomo
Pemberian Cindera Mata
Pemberian cindera mata kepada karyawan RSUD Dr. Soetomo yang purnatugas oleh Direktur RSUD Dr. Soetomo didampingi
Kepala Bagian Kepegawaian pada upacara bendera tanggal 17 Juli 2012.
Pencanangan Akreditasi Nasional 2012
Usai upacara bendera pada hari Senin, 17 September 2012 Ketua Panitia Akreditasi Rumah Sakit (PARS) Hardiono, dr, SpAn.KIC melepas
balon sebagai simbolis pencanangan akreditasi 2012 disamping itu Direktur RSUD Dr. Soetomo Dodo Anondo, dr, MPH juga menyematkan
pin akreditasi sebagai tanda pencanangan pelaksanaan akreditasi 2012.
Survei Simulasi Akreditasi oleh Tim Komisi Akreditasi RS Kemenkes RI - 29 Oktober – 1 November 2012
Tampak kiri presentasi Direktur RSUD Dr. Soetomo Dodo Anondo, dr, MPH tentang program PMKP & MDGs pada acara pembukaan.
Dan kanan Tim KARS Kemenkes RI sebanyak 6 orang dari kiri Maria I. Wijaya, SKM, Henry Boyke Sitompul, dr, SpB,
Mary S. Maryam, MHA, PhD, H. Djoni Darmadjaja, dr, SpB, Dekan FK Unair Prof. Dr. Agung Pranoto, dr., MSc, SpPD, K-EMD, Dr. Meliana
Zailani, dr, MARS dan Dra. Pipih Karniasih, SKp, M.Kep.
16 mimbar oktober 2012
Upacara memperingati HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus 2012
Tampak kiri para karyawan karyawati peserta upacara mengikuti upacara dengan hikmad. Dan kanan Wadir Pendidikan Profesi & Penelitian
Bangun Trapsila Purwaka, dr, SpOG(K) sebagai inspektur upacara.
Tampak kiri semua petugas upacara dari bagian Satpol PP. Dan kanan tradisi pemberian hadiah untuk bayi-bayi yang lahir di IRD RSUD Dr.
Soetomo pada tanggal 17 Agustus 2012 oleh ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan RSUD Dr. Soetomo dan FK Unair.
Sebanyak 10 bayi kemerdekaan yang lahir pada saat itu mendapat hadiah dan kunjungan.
Dharma Wanita Persatuan memberikan beasiswa kepada siswa-siswi yang berprestasi putra-putri karyawan RSUD Dr. Soetomo,
mereka foto bersama bersama Wadir Pendidikan Profesi & Penelitian.
oktober 2012 mimbar 17
seputar soetomo
Kegiatan Seputar Bulan Ramadhan 1433 H
(kiri) Sholat Tarawih bersama Direktur, Staf & Karyawan RSUD Dr. Soetomo dengan penceramah Prof. Dr. M. Sholeh, S.Ag,Mpd (Guru besar
IAIN Sunan Ampel) pada hari Minggu 29 Juli 2012 di Masjid An-Nuur RSUD Dr. Soetomo.
Juga dibagikan kepada keluarga pasien buka dan takjil puasa setiap hari sebanyak 150 bungkus oleh Binroh Islam RSUD Dr. Soetomo
(kanan).
Buka dan Tarawih bersama juga dilakukan oleh SMF Bedah Umum yang diadakan pada hari Sabtu 4 Agustus 2012.
Gubernur Jatim Pak De Karwo saat ke IRD tanggal 23 Agustus 2012
sekaligus sidak bersama Direktur & para Wadir RSUD Dr. Soetomo
serta Kepala IRD RSUD Dr. Soetomo.
Pembagian Zakat Fitrah & Mal Kamis 16 Agustus 2012 oleh Wadir
Umum & Keuangan kepada para karyawan golongan I, II, tukang
parker, cleaning service serta sebagian warga dilingkungan RSUD Dr.
Soetomo berupa 2,5 Kg beras dan uang sebesar Rp.40.000,- kepada
1.000. orang.
18 mimbar oktober 2012
Lomba Kelompok Baca (Klomca) Kapita Selekta Puasa Ramadhan 1433 H
Antar RS se Surabaya dan sekitarnya ke 5, Rabu 8 Agustus 2012
Dari kiri Presenter oleh Hj.Mariyatul Qibtiyah, S.Si, Apt, SpFRS & Hj.Rahayu Warni Kusasih, SKM, MM, pembaca Ayat Suci Alqur’an & Sari
Tilawah dari RSU Haji Surabaya Masrur, SHI & Ritna Tri W, A.Md.Gz, Dewan Juri Achmad Rifai, S.Kep.Ns dari RSUD Ibnu Sina Kab.Gresik,
Prof.Dr.Med.H.Moch Soekry Erfan K, dr, SpKF, DFM, H. Syaiful Islam, dr, SpS dari RSUD Dr. Soetomo, Ir. Anita Nugraheni dari RS TNI AL Dr.
Ramelan.Yang diikuti oleh 21 kelompok RS.
Foto kiri H. Muhammad. Thohir, dr, SpKJ membacakan soal babak II adu cepat kehormatan dan kanan hiburan dimeriahkan oleh Nasyid
Fatwa Voice dari Surabaya.
Foto kiri pemenang Juara I RSUD Dr. Soetomo menerima Piala & Hadiah yang diserahkan langsung oleh Direktur RSUD Dr. Soetomo, dan
kanan Juara Jingle terbaik RSU Haji Surabaya, Juara II, Rumkital Dr. Ramelan Surabaya, III. RS Adi Husada Kapasari Surabaya, Harapan
I.RSI Jemursari Surabaya, II. RSU Haji Surabaya, III. RS Adi Husada Undaan Wetan Surabaya foto bersama Direktur RSUD Dr. Soetomo
(tengah), Ketua Panitia Dr. Imam Susilo, dr, Sp.PA(K) (kanan Direktur) dan Prof. Soekry
Acara Buka Bersama Dharma Wanita RSUD dr. Soetomo dengan Anak Yatim – Kamis 2 Agustus 2012
Dharma Wanita RSUD Dr. Soetomo buka bersama anak-anak
yatim di Panti Asuhan Mitra Arofah. Selain acara buka dan sholat
maghrib bersama, juga dibagikan bingkisan peralatan sekolah dan
sholat bagi anak-anak yatim Panti Asuhan Mitra Arofah pada hari
Kamis 2 Agustus 2012, Tampak Ketua DWP Ibu Rini Dodo Anondo
memberikan bingkisan kepada salah satu anak yatim.
oktober 2012 mimbar 19
seputar soetomo
Peresmian Alat Automated Immunostainer di Instalasi Patologi Anatomi
Selasa, 4 September 2012
Tampak Direktur RSUD Dr. Soetomo, dr. Dodo Anondo, MPH,
di dampingi Dekan FK Unair, Prof. Dr. Agung Pranoto, dr.,MSc,
Sp.PD,K-EMD, Kepala Instalasi Patologi Anatomi, Syahjenny
Mustokoweni, dr., Sp.PA, serta para undangan berdoa bersama
dalam acara peresmian alat Automated Immunostainer yang
merupakan kerjasama dengan Ventana, anggota PT. Roche.
Automated Immunostainer merupakan alat pemeriksaan canggih
untuk penmyakit kanker menggunakan teknik imunohistokimia
dengan 8 plate antibody yang berbeda. Dengan alat ini pemeriksaan
imunohistokimia yang biasanya memakan waktu 2 hari bisa
diselesaikan dalam waktu 3,5 jam saja. Alat ini juga dapat digunakan
untuk pemeriksaan DNA (in situ hibrida).
Salah satu trainer dari Ventana menjelaskan cara kerja alat
Automated Immunostainer kepada Direktur RSUD Dr. Soetomo dan
Dekan FK Unair.
Penandatanganan MoU Kerjasama - Kamis, 13 September 2012
Kamis, 13 September 2012, Direktur RSUD Dr. Soetomo menandatangani MoU kerjasama dengan 6 pihak yakni PT. Asuransi Jiwa Inhealth
Indonesia, PT. Kasoem Hearing, PT. Multi starDiagnostic Center, Rumah Sakit Pupuk Kaltim, Bapak Abdul Rahim, dan Komisi Pemilihan
Umum (KPU) Kabupaten Tulungaagung.
20 mimbar oktober 2012
Seminar Populer Graha Amerta RSUD Dr. Soetomo - Sabtu, 8 Juli 2012
Tampak Kiri Dr. Hermanto Tri Joewono, dr., Sp.OG saat menjadi pembicara dalam Seminar Populer dengan tema “Ibu Pintar, Bayi Sehat”
yang diadakan dalam rangka memperingati HUT Graha Amerta RSUD Dr. Soetomo. Tampak Kanan Achmad Suryawan,dr., Sp.A dan Agus
Hariyanto, dr., Sp.A yang juga menjadi pembicara dalam seminar tersebut.
Tribute Lecture V
Tribute to Prof. Dr. Askandar
Tjokroprawiro, dr., Sp.PD, KEMD, FINASIM
Sabtu, 14 Juli 2012
Pemberian cinderamata oleh Ketua Dept. Penyakit
Dalam, Poernomo Boedi Setiawan,dr,SpPD,K-GEH,
kepada Prof.Dr. Askandar Tjokroprawiro, dr., Sp.PD,
KEMD, FINASIM dalam acara Tribute Lecture yang
diperuntukkan bagi beliau atas segala pengabdiannya
di bidang ilmu kedokteran penyakit dalam yang
diadakan di FK Unair.
Peresmian Pemakaian Ruangan Baru Medical Science Center (MSC) - Jum’at, 3 Agustus 2012
Penandatanganan MOU oleh Direktur RSUD Dr. Soetomo Dodo Anondo, dr, MPH dan Joseph Raymond Hilay dari PT Darya Varia Laboraory
serta pengguntingan bunga melati sebagai tanda peresmian pemakaian ruangan MSC yang telah selesai direnovasi dapat dinikmati oleh
para dokter, perawat dan member lain.
Direktur dan Jajaran Direksi RSUD Dr. Soetomo foto bersama Tim PT Darya-Varia Laboratory (DVL) usai penandatanganan MOU.
seputar soetomo
Bimbingan Teknis Latihan Kemampuan Edukatip (LKE) Tahap 14
Angkatan I (4-5 September 2012) & Angkatan II (11-12 September 2012)
Acara dibuka oleh Wadir Penunjang Medik RSUD Dr. Soetomo Dra. Sri Widayati, Apt, SpFRS dan kanan para peserta sedang berdiskusi
kelompok untuk persiapan praktek ceramah, wawancara, diskusi kelompok & demonstrasi. Bimtek tersebut diikuti oleh tenaga medis &
paramedis RSUD Dr. Soetomo , juga diikuti oleh RS Bhayangkara Bandung, RSUD Patut Patuh Patju Lombok Barat, RSUD Dr. Soedjono
Selong Lombok Timur-NTB, RSUP Prof. Dr. RD Kandou Manado, 4 RS di Surabaya, serta 15 RS di Jawa Timur.
Foto kiri tampak salah satu peserta mempraktekan Demonstrasi dan kanan Kepala Instalasi PKRS & Humas menyerahkan sertifikat
secara simbolis kepada peserta dari RSUP Prof. Dr. RD Kandou Manado Djully B Recky Pieter, dr, SpA.
Kunjungan Mahasiswa FKM Universitas Diponegoro Semarang ke Instalasi PKRS &
Humas RSUD Dr. Soetomo, Senin 24 September 2012
Tampak kiri Kepala Instalasi PKRS & Humas Sunarso Suyoso, dr, SpKK(K) menerima Cindera Mata dari Dosen FKM Undip, dan kanan
26 peserta juga berkunjung ke Museum RSUD Dr. Soetomo yang dijelaskan oleh Rama Khrisna, SKM, MPd dari Instalasi PKRS & Humas.
22 mimbar oktober 2012
Lomba Kompetensi Layanan dan Keindahan IRNA Bedah & Halal Bihalal
Dharma Wanita SMF Bedah Umum – Selasa, 18 September 2012
Dharma Wanita SMF Bedah Umum berfoto bersama dengan para pemenang Lomba Kompetensi Layanan dan Keindahan IRNA Bedah.
Lomba yang diadakan dalam rangka HUT RI ke-67 ini dinilai berdasarkan Kebersihan & Kerapian, Penghijauan, dan Pelaksanaan Tugas
(pelayanan petugas).
Tampak kiri Purwadi, dr., Sp.B.,Sp.BA, menyerahkan piala lomba yang dimenangkan oleh Ruang Bedah B (Juara I), Ruang Bedah C (Juara
II), dan Ruang Bedah H (Juara III). Tampak Kanan para pemenang foto bersama dengan Kepala SMF Bedah Umum, Agung Prasmono, dr,
SpB(K)TKV, dan Ketua Dharma Wanita SMF Bedah Umum, Ibu Gadis Agung.
Tampak di atas para pemenang Kelompok Budaya Kerja (KBK) ke-XI foto bersama dengan para juri yakni Urip Murtedjo, dr., Sp.BKL, Eko
Mulyo Husodo, SKM, dan Sri Harjati, Amd. Kep. Lomba yang diadakan di Ruang Loka Widya
pada Rabu 10 Oktober 2012 ini dimenangkan oleh Gugus Kendali Mutu (GKM) Delima dari IRNA Obsgin.
oktober 2012 mimbar 23
seputar soetomo
Penandatanganan Letter of Intent (LoI) di RS First Tianjin
26 September 2012
Persiapan sebelum penandatanganan MOU Sister Province antara
Pemerintah Provinsi Jatim dengan Walikota Tianjin di Ruang Tunggu
Walikota Tianjin.
Usai penandatanganan LoI diadakan pertukaran kebudayaan dari
Jatim. Pembukaan dimeriahkan oleh tari Jejer Banyuwangi dan
Orchestra China, tampak para penari Jejer Banyuwangi berpose
bersama Gubernur Jatim Soekarwo beserta ibu Nina Soekarwo
dan Walikota Tianjin.
Depan (dari kanan) : Ka. BPM, Direktur RSUD Dr. Soetomo, Asisten II
Bidang Administrasi & Pembangunan, Ka. DPRD Jatim, Penterjemah,
Ka. Disperindag Pemprov. Jatim. Belakang : Ka. Biro Kerjasama
Pemprov. Jatim (dua dari kanan), Ka. Bag. Kerjasama Luar Negeri
dan staf, serta Ka. Biro Humas & Protokol (berdiri).
Ucapan selamat datang dari First Center Hospital diwakili oleh
Vice President the 1st Center Hospital Zhinjin Zhu.
Penandatanganan LoI dalam 2 bahasa China & Inggris oleh
Direktur RSUD Dr. Soetomo Dodo Anondo, dr, MPH dan Vice
President the 1st Center Hospital Zhinjin Zhu. LoI ini ditujukan untuk
memperkuat SDM dokter dan paramedik RSUD Dr. Soetomo
dalam melakukan transplantasi.
Pemberian kenang-kenangan dari Vice President the 1st Center
Hospital Zhinjin Zhu dari kanan ke Ketua DPRD Jatim,
Direktur RSUD Dr. Soetomo, Asisten 2 Sekda Provinsi Jatim,
dan sebaliknya.
24 mimbar oktober 2012
Live Surgery Laparoskopic Liver Transplant dari Seoul National University
Bundang Hospital, Korea Selatan - Selasa, 14 Agustus 2012
Tampak para staf SMF Spesialis Bedah Umum, PPDS Bedah Umum dan Bu Nani Wijaya sebagai dewan pengawas RSUD Dr. Soetomo
sedang menyaksikan operasi laparoskopi transplantasi hati yang dilakukan oleh tim dokter bedah dari Bundang Hospital Seoul University,
Korea Selatan. Kegiatan yang diadakan di SMF Bedah Umum ini dilakukan dalam rangka transfer kemajuan ilmu kedokteran. Operasi yang
disiarkan langsung tersebut juga disaksikan oleh dokter-dokter dari berbagai negara antara lain Cina, India, Jepang, Vietnam, Thailand,
Filipina, Malaysia, dan Nepal.
Pelatihan Nasional Asuhan Gizi & Dietetik 2012 dan
Kongres Nasional AsDI ke III, 11-13 Oktober 2012
Pembukaan acara dengan pemukulan gong oleh Direktorat Bina Gizi Kementerian Kesehatan RI, DR. Minarto, MPS, didampingi oleh
Ketua Umum DPP AsDI, DR. Martalena br Purba, MCN, Ketua Panitia, Eny Sayuningsih, SKM,M.Kes, dan Ketua Pelaksana, Agus Sri
Wardoyo,SKM. Tampak kanan panitia foto bersama usai acara.
Workshop “Peran Dokter Gigi pada Deteksi Dini HIV/ AIDS sebagai upaya menurunkan Stigma
& Diskriminasi menuju “Patient and Doctor Safety” - Angkatan II, 18 – 19 Oktober 2012
Panitia, pembicara, dan peserta workshop yang merupakan angkatan kedua tersebut berfoto bersama sebelum acara dimulai. Duduk dari
kiri Christinari Ratih, drg, SpKGA, Dyah Ernawati, drg, Erwin Astha, dr, SpPD, Prof. Jusuf Barakbah, dr, SpKK(K), Sri Widjajanti, drg, Sp.Ort
(Ketua Panitia), Retno Wulandari, drg, SpPerio.
oktober 2012 mimbar 25
seputar soetomo
Lomba Kelompok Baca (Klomca) Majalah Mimbar ke 15
Rabu, 17 Oktober 2012
Tampak kiri dewan juri lomba klomca majalah mimbar dari kiri Elies Juniar Sujarwati, drg, Msi, Bambang Trijanto, dr, SpOG (K), dan Philia
Setiawan, dr, SpAnKIC. Sedang tampak kanan presenter oleh Rwahita, dr, SpKFR dan Mariyatul Qibtiyah,S.Si, SpFRS, Apt. Diikuti oleh 36
kelompok regu dari berbagai unit kerja di lingkungan RSUD Dr. Soetomo.
Acara hiburan sumbangan dari SMF Kesehatan Mata dengan group paduan suara dan dimeriahkan juga oleh tarian Gatot koco gandrung
dari mahasiswa & mahasiswi Unesa Surabaya.
Tampak kiri foto bersama ibu Rini Dodo Anondo (tengah) juara jingle terbaik dari Ruang Merpati dan juara I lomba klomca majalah Mimbar
oleh Ruang Cendrawasih, II. Ruang Seruni, III. SMF Kesehatan Kulit & Kelamin, juara harapan I. Ruang Merpati, II. Instalasi Gizi, III. SMF
Kesehatan Mata. Dan tampak kanan foto bersama Kepala Instalasi PKRS & Humas Sunarso Suyoso, dr, SpKK(K) pemenang lomba poster
juara I (kanan) diraih oleh Agus P, dr (Instalasi Rehabilitasi Medik), II. Agus (Bagian Kepegawaian), III. Fajar R.Q, dr (SMF Penyakit Syaraf),
juara harapan I. Alfian, dr (SMF Penyakit Paru, II. Alis IS (Instalasi Sanitasi), III. Lilik S, dr (SMF Kesehatan Mata). Disamping itu juga ada
lomba artikel unik & lucu serta lomba penyuluhan yang pemenangnya dapat dilihat di kolom pemenang lomba memperingati
Hari Lahir RSUD Dr. Soetomo ke 74.
26 mimbar oktober 2012
East Java Healthy Festival – Pameran Kesehatan Pertama Kali di Jawa Timur
Atrium Grand City Mall Surabaya, 18-21 Oktober 2012
Pembukaan East Java Healthy Festival ditandai pemukulan gong oleh Sekertaris Daerah (Sekda) Pemprov Jatim, Dr.H. Rasiyo. tampak
kanan Pak Rasiyo di dampingi oleh Ka.Biro Administrasi Perekonomian Setdaprov Jatim, Moch Ardi Prasetyawan, foto bersama dengan
Direktur RSUD dr. Soetomo, dr. Dodo Anondo, MPH, dan Kabid. Pemasaran dan Rekam Medik, Sri Wahyulin, drg, MM, saat mengunjungi
stan pameran RSUD Dr. Soetomo pada Kamis 18 Oktober 2012.
Sholat Idul Adha 10 Dzulhijah 1433 H & Penyembelihan Hewan Qurban
Jum’at 26 Oktober 2012 di RSUD Dr. Soetomo
Sholat Idul Adha di Masjid Asy-Syifa’
RSUD Dr. Soetomo dengan imam dan khotib
Ustad Dr. H. Masruhan Munas, M, Ag
(IAIN Sunan Ampel).
Prof.Dr.Med.H.Moch.Soekry Erfan K, dr, SpKF,
DFM sedang menyembelih hewan qurban sapi
didampingi Hari Paraton, dr, SpOG(K) sebagai
ketua panitia,dan sebelah kirinya Wakil Dekan III
Prof. Dr. Kuntaman, dr, MS, Sp.MK dan H. Moch.
Agus Al Gozi, dr., SpF(K), DFM,SH. Jumlah
hewan yang terkumpul : Sapi 19 ekor, kambing
12 ekor yang dibagikan sebanyak 2500 kantong
kepada karyawan di lingkungan
RSUD Dr. Soetomo, FK Unair, IDI, sopir
ambulance, tukang parker, cleaning service dan
masyarakat sekitarnya. Panitia mengucapkan
terima kasih kepada para donator/penyumbang
hewan qurban.
oktober 2012 mimbar 27
seputar soetomo
Puncak Acara Peringatan Hari Lahir RSUD Dr. Soetomo ke 74 – Pagelaran Wayang Kulit
Minggu 11 Nopember 2012
Tampak gambar dari kiri acara pagelaran diawali dengan penandatanganan prasasti penggunaan jembatan penghubung antara Gedung
Pusat Diagnostik Terpadu dengan IRD RSUD Dr. Soetomo oleh Gubernur Jatim Soekarwo didampingi Sekda Provinsi Jatim Drs. Rasiyo, MSi
dan Direktur RSUD Dr. Soetomo Dodo Anondo, dr, MPH. (Tengah) penyerahan secara simbolis 1 unit mobil home care paliatif dari
Ivo Ananda & Lia Siregar, komunitas pengajian dan arisan IMUD segar kepada Direktur RSUD Dr. Soetomo yang selanjutnya diserahkan
kepada Kepala Instalasi Paliatif RSUD Dr. Soetomo Urip Murtedjo, dr, SpB-KL disaksikan oleh Gubernur Jatim. Dan kanan penyerahan alat
Apheresis untuk terapi Leukimia yang merupakan hibah dari Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) oleh Ketua YOAI
Ibu Rahmi Adi Putra Taher kepada Direktur RSUD Dr. Soetomo.
Dari kiri penyerahan Gunungan dari Gubernur Jatim ke Dalang Ki Enthus Siswono dengan lakon Babat Alas Wonomarto.(Tengah)
penarikan door prize umroh dan sepeda motor oleh Gubernur Jatim dimenangkan oleh : untuk umroh Iqrowati (IRJ), Yunita Dewi (IKPK) dan
Sepeda motor oleh Hepi Setiawan (IRIR), Ninuk Diah (GRIU Graha Amerta Lantai II). Dan kanan Sekda Provinsi Jatim menyumbangkan lagu
gending didampingi sinden bule Megan Moirianku D’langu.
Petilan wayang orang dimainkan oleh staf RSUD Dr. Soetomo tampak dari kiri Prof. Sjamsu Budiono, dr, SpM(K) dan Harijo Wahyudi Budi
Susilo, dr, SpM sebagai Buto Cakil, Kurnia Kusumastuti, dr. SpS sebagai Arjuno, Dekan FK. Unair, Gubernur Jatim, Sekda Provinsi Jatim,
Agung Prasmono, dr, SpB-KBD sebagai Werkudoro, Direktur RSUD Dr. Soetomo sebagai Bagong, Wadir Pelayanan Medik Dr. Kohar Hari
Santoso, dr, SpAnKIC sebagai Petruk, Purwadi, dr, SpB-BA sebagai Gareng dan Wadir Pendidikan Profesi dan Penelitian Bangun Trapsila
Purwaka, dr, SpOG(K) sebagai Semar.
28 mimbar oktober 2012
Seputar Kegiatan dalam rangka memperingati
Hari Lahir RSUD Dr. Soetomo ke 74 (29 Oktober 1938-2012)
Tampak kiri salah satu lomba pada kegiatan tersebut adalah lomba Bulu Tangkis. Dan kanan Direktur RSUD Dr. Soetomo memotong
tumpeng nasi kuning memperingati Hari Lahir RSUD Dr. Soetomo ke 74 bertepatan pada acara pembukaan survei simulasi akrediatasi pada
Senin 29 Oktober 2012 dan disaksikan semua wadir RSUD Dr. Soetomo.
Jalan sehat dalam rangka memperingati Hari Lahir Ke 74 diberangkatkan oleh Direktur RSUD Dr. Soetomo Dodo Anondo, dr, MPH dan
Dekan FK. Unair Prof. Dr. Agung Pranoto, dr, MSc,SpPD,K-EMD pada Jum’at 2 Nopember 2012. Tampak kanan pemenang undian sepeda
motor dari Ruang Jantung (Ninuk Handayani) dan Ruang Seruni B (Hartinah yang diwakili salah satu teman laki-lakinya).
BERITA WEBSITE
Mulai tanggal 29 Oktober 2012 bertepatan dengan Harlah RSUD Dr. Soetomo yang ke-74, maka
website RSUD Dr. Soetomo (rsudrsoetomo.jatimprov.go.id) menambah menu baru : “Arti Nama” yang
berisi nama-nama dalam Bahasa Jawa Kuno.
Menu ini dapat menjadi alternatif bagi Anda untuk mencari nama sang buah hati, cucu ataupun
mengetahui arti nama Anda sendiri.
Tips
menjadi orang yang tidak cepat menghakimi
1. Stop menilai secara cepat yang biasanya banyak dilakukan orang-orang yang umumnya kita kenal.
2. Jangan menggeneralisasi. Walau berasal dari suku atau agama yang sama, setiap orang pasti
berbeda, Jadi, jangan disamakan
3. Kenali motifnya. Pada pribadi yang bermasalah sekalipun, pasti ada alasan dibalik sikapnya yang
mungkin menjengkelkan itu.
4. Jangan terlalu cepat menghakimi, mengumpat atau memberi label. Usahakan untuk bersikap
netral.
Anthony Dio Martin, Tabloid Gaya Hidup Sehat No.27/ Th. XIII, 28 september – 4 Oktober 2012 halaman 25.
oktober 2012 mimbar 29
sekilas info
AYO ......
KEMBALI PADA BUDAYA LUHUR PERAWAT
Oleh : M. Khoerul Anam, S.kep,NS, Pelaksana Keperawatan R. Seruni (Syarat) A
Sesungguhnya
aku diutus Tuhan
untuk menyempurnakan
kemuliaan (keshalihan) akhlak
Misi Utama Nabi Muhammad SAW
kepada manusia di muka bumi
manusia di zaman Beliau
manusia setelahnya
kita....manusia
Innama bu’itstu liutammima makarimal (shalihal) akhlaq
Sebelum kita masuk ke pemaknaan yang lebih mendalam
dan untuk memudahkan terjadinya sinergisitas pemahaman
antara tema yang lalu (Ayo bersama kita bisa wujudkan
tatakelola keperawatan klinik yang dapat memuaskan
pelanggan) dengan tema sekarang, terlebih dahulu penulis
ingin mengingatkan kembali isi dan makna tulisan pada
edisi sebelumnya dalam bentuk kerangka konseptual seperti
tampak di bawah ini.
Fenomena Budaya Bangsa
Persoalan budaya bangsa dalam berbagai aspek
kehidupan kini menjadi perhatian serius di masyarakat.
Pada berbagai kesempatan telah dilakukan pembicaraan,
pembahasan, dan kajian mengenai persoalan budaya
bangsa yang muncul di masyarakat. Masalah korupsi,
kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, kehidupan
ekonomi yang konsumtif, kehidupan politik yang tidak
produktif, permusuhan, perkelahian massa, pelayanan
publik yang tidak memuaskan, pejabat atau pimpinan
yang tidak amanah, pimpinan yang hanya mementingkan
kepentingan pribadi dan kelompoknya, dan sebagainya.
30 mimbar oktober 2012
Hal tersebut telah menjadi topik hangat pada media
cetak, wawancara, dialog, dan gelar wicara di media
elektronik, para pemuka masyarakat, para ahli, dan para
pengamat pendidikan, dan pengamat sosial di berbagai
forum seminar, baik pada tingkat lokal, nasional, maupun
internasional.
Perawat Ada Dimana?, Atau Bahkan Tidak Ada
Dimana-Mana!
Perawat Indonesia, baik sebagai individu maupun
kelompok atau profesi merupakan salah satu unsur dari
komponen bangsa, seharusnyalah mampu memberikan
sumbangsih atau kemanfaatan dalam membangun budaya
bangsa Indonesia. Perawat Jawa Timur, baik sebagai
individu maupun kelompok atau profesi merupakan
salah satu unsur dari komponen masyarakat Jawa Timur,
seharusnyalah mampu memberikan sumbangsih atau
kemanfaatan dalam membangun budaya masyarakat
Jawa Timur. Perawat RSUD dr. Soetomo, baik sebagai
individu maupun kelompok atau profesi merupakan
salah satu unsur dari komponen SDM RS, seharusnyalah
mampu memberikan sumbangsih atau kemanfaatan
dalam membangun budaya RSUD dr. Soetomo. Individu
Perawat di RSUD dr. Soetomo seharusnyalah mampu
menunjukkan perilaku atau pribadi luhur yang mana hal
tersebut merupakan sumbangsih yang bermanfaat dalam
membangun budaya luhur profesi perawat di RSUD dr.
Soetomo.
Fenomena Budaya Perawat RSUD dr. Soetomo
Pakde Karwo dalam acara peringatan HUT RSUD Dr.
Soetomo ke 73 menyatakan bahwa dari segi profesionalitas,
RSUD Dr. Soetomo sudah luar biasa hanya manajemen hati
untuk pelayanan yang harus ditingkatkan.
Hasil evalusi penerapan standar asuhan keperawatan
yang telah dilakukan Komite Keperawatan pada bulan
September sampai November 2011, dapat diketahui
bahwa persepsi dari 340 responden (pasien/keluarga)
terhadap mutu asuhan keperawatan di RSUD Dr. Soetomo
mendapatkan nilai sebesar 78,53%, pencapaian tersebut
lebih rendah di bandingkan tahun 2009 yaitu 80,37%.
Penyebab terbanyak menurunnya kepuasan tersebut adalah
karena pelayanan yang diberikan oleh beberapa perawat
tidak mencerminkan budaya luhur perawat.
Bapak Direktur RSUD Dr. Soetomo dalam kegiatan apel
pagi tanggal 16 Januari 2012, menyatakan bahwa sangatlah
penting dan mendesak bagi kita untuk segera berbenah
memperbaiki disiplin kerja agar dapat membuahkan
remunerasi yang layak sebagaimana harapan kita bersama.
Perawat...... Kau Dinanti......
Allah telah memperjalankan manusia hidup di dunia ini
semata-mata hanyalah untuk mengabdi kepada-NYA. Tiada
sesuatu yang kebetulan di dunia ini. Allah telah menunjuk
seorang manusia untuk menjadi perawat tidak lain dan tidak
bukan demi kebaikan atau kemanfaatan kehidupan di dunia
dan utamanya di akhirat kelak. Kebaikan atau kemanfaatan
kehidupan di dunia tidak sebatas hanya untuk kepentingan
dirinya, keluarganya, dan kelompoknya. Insyaallah, dengan
pengejawantahahan budaya luhur perawat dalam tatakelola
keperawatan klinik (Leadership, Management, System, SDM)
dan dengan dilandasi iman-taqwa kepada Allah SWT, perawat
dapat memberikan kepuasan kepada pelanggannya. Penulis
berpendapat bahwa; perawat mempunyai tiga pelanggan
yaitu pelanggan di dunia, pelanggan di akhirat, dan
Penciptanya (Allah SWT) sebagai Pelanggan Utama.
Perawat adalah manusia, sehingga sudah selazimnya
nilai-nilai luhur kemanusiaan mendasari perilaku atau
perbuatannya. Manusia sebagai makhluk sosial menjadi
penghasil sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan;
akan tetapi juga dalam interaksi dengan sesama manusia
dan alam kehidupan, manusia diatur oleh sistem berpikir,
nilai, moral, norma, dan keyakinan yang telah dihasilkannya.
Ketika kehidupan manusia terus berkembang, maka yang
berkembang sesungguhnya adalah sistem sosial, sistem
ekonomi, sistem kepercayaan, ilmu, teknologi, serta
seni. Manusia mempunyai karakter atau watak, tabiat,
akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari
hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan
digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir,
bersikap, dan bertindak.
Jaman memang telah berubah, namun perubahan
jaman tidak menuntut perubahan budaya luhur perawat.
Kemauan, kemampuan, dan karakter atau kepribadian
perawatlah yang telah membuat budaya luhur perawat
menjadi lisis dan terkikis.
Albert Einstein (1879-1955), berpenilaian bahwa :
Seorang dokter bukan saja merupakan seorang ilmuwan
atau teknisi yang baik. Seorang dokter harus lebih dari pada
itu. Ia harus memiliki kualitas manusia yang baik. Ia harus
memiliki pengertian pribadi dan simpati atas penderitaan
manusia. Menurut penulis, penilaian tersebut juga berlaku
untuk perawat, karena pada hakekatnya tugas dan kewajiban
perawat adalah pelayanan kemanusiaan.
Tokoh Teladan Dari Keluhuran Perawat
Prof. Dr. Omar Hasan Kasule, Sr, 1998 ; menggambarkan
Rufaidah adalah perawat profesional pertama dimasa
sejarah islam. Beliau hidup di masa Nabi Muhammad SAW
di abad pertama Hijriah/abad ke-8 Sesudah Masehi, dan
diilustrasikan sebagai perawat teladan, baik dan bersifat
empati. Rufaidah adalah seorang pemimpin, organisatoris,
mampu memobilisasi dan memotivasi orang lain. Dan
digambarkan pula memiliki pengalaman klinik yang dapat
ditularkan kepada perawat lain, yang dilatih dan bekerja
dengannya. Dia tidak hanya melaksanakan peran perawat
dalam aspek klinikal semata, namun juga melaksanakan
peran komunitas dan memecahkan masalah sosial
yang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai macam
penyakit. Ayahnya seorang dokter, dan dia mempelajari
ilmu keperawatan saat bekerja membantu ayahnya. Saat
kota Madinah berkembang, Rufaidah mengabdikan diri
merawat kaum muslim yang sakit, dan membangun tenda
di luar Masjid Nabawi saat damai. Saat perang Badr, Uhud,
Khandaq dan Perang Khaibar dia menjadi sukarelawan
dan merawat korban yang terluka akibat perang. Dan
mendirikan Rumah sakit lapangan sehingga terkenal saat
perang dan Nabi Muhammad SAW sendiri memerintahkan
korban yang terluka dirawat olehnya.
Dia memberikan perhatian kepada setiap muslim,
miskin, anak yatim, atau penderita cacat mental. Rufaidah
digambarkan memiliki kepribadian yang luhur dan
empati sehingga memberikan pelayanan keperawatan
yang diberikan kepada pasiennya dengan baik pula.
Sentuhan sisi kemanusiaan adalah hal yang penting bagi
perawat, sehingga perkembangan sisi tehnologi dan sisi
kemanusiaan mesti seimbang. Rufaidah juga digambarkan
sebagai pemimpin dan pencetus Sekolah Keperawatan
pertama di dunia Isalam, penyokong advokasi pencegahan
penyakit dan menyebarkan pentingnya penyuluhan
kesehatan.
Sementara sejarah perawat di Eropa dan Amerika
mengenal Florence Nightingale sebagai pelopor
keperawatan modern. Florence Nightingale (1820 - 1910)
adalah pelopor perawat modern. Ia dikenali dengan
sebutan "Sang Wanita dengan Lampu". Florence dilahirkan
dalam keluarga kaya raya, terhormat atau berada dan
tumbuh sebagai wanita yang menawan dan periang yang
mempunyai masa depan yang cerah. Bagaimanapun
penderitaan yang dilihatnya semasa peperangan di
semenanjung Krim di Rusia tahun 1858, menyebabkan
hati Florence Nightingale tersentuh melihat penderitaan
tentara yang luka dan dibiarkan saja dalam rumah sakit
yang kotor. Florence Nightingale dikenal sebagai perawat
dan teoris pertama yang memiliki body of knowledge
keperawatan. Nightingale menekankan fokus intervensi
keperawatan adalah membuat lingkungan yang kondusif
bagi manusia untuk hidup sehat. Semoga memberikan
manfaat, amin.
oktober 2012 mimbar 31
sekilas info
SERBA-SERBI INDEKS GLIKEMIK
Menurut ahli pangan dari Institut Pertanian Bogor, Dr. Ir. Nuri Andarwulan, M.Si, secara sederhana, indeks glikemik
(IG) diartikan sebagai tingkat kecepatan makanan mengandung karbohidrat yang dapat diserap oleh tubuh menjadi
gula darah. Nuri telah melakukan penelitian tentang hal ini.
“Jadi, suatu makanan dikatakan memiliki IG TINGGI jika kadar IG-nya 71 hingga 100, SEDANG jika IG-nya 51 hingga 70,
dan RENDAH jika IG-nya kurang dari 50,” jelas Nuri.
Penjelasan Nuri di atas menekankan bahwa meski diet indeks glikemik rendah ini bermanfaat untuk menstabilkan
asupan energi dalam tubuh, diet ini tidak bisa berdiri sendiri. Anda juga harus memperhitungkan kandungan nutrisi
dalam makanan dan nilai kalorinya agar diet indeks glikemik rendah Anda dapat memberikan manfaat yang optimal. Eka
Januwati.
Sumber : Majalah Femina, No. 27/XL, 7-13 Juli 2012. “Diet & Nutrisi”, halaman 86-87.
32 mimbar oktober 2012
tokoh
Tokoh kali ini menampilkan
sosok Bapak Sukamto
yang tiap harinya bertugas
sebagai Kepala Seksi
Perlengkapan GRIU Graha
Amerta RSUD Dr. Soetomo.
SUKAMTO
Ringan Bekerja Karena Ikhlas dan Tanggung Jawab
Riwayat Pekerjaan
• Mulai bekerja di RSUD Dr. Soetomo pada tanggal 5
Oktober 1974 sebagai tenaga honorer di Paviliun
Airlangga, sekarang Poli Onkologi Satu Atap, selama
7 tahun.
• Tanggal 1 Maret 1981 diangkat menjadi capeg (calon
pegawai) dengan gaji pokok Rp. 12.560,00
• Tanggal 1 April 1982 diangkat menjadi Pegawai
Negeri sebagai Pek. R. Tangga dengan gaji pokok
Rp.15.700,00
Pengalaman Selama Bekerja Di RSUD Dr. Soetomo
- Banyak pengalaman yang saya dapatkan saat bekerja
di RSUD Dr. Soetorno selama 29 tahun, yaitu mulai
tahun 1974 sampai dengan tahun 2003 di Paviliun
Airlangga, dan sejak tahun 2003 sampai dengan
sekarang di Graha Amerta. Adapun tugas-tugas yang
dikerjakan, sebagai berikut :
- Paviliun Airlangga
o Sempat merawat taman,
o Mendapat tugas meminta barang untuk keperluan
ruangan Pavillun Airlangga, mulal alat tulis, rumah
tangga, alkes, dan sebagainya ke logistik RSUD Dr.
Soetomo/ Koordinator Paviliun
o Meskipun tenaga honorer, namun dipercaya
untuk mengantarkan pasien foto ke ruangan
Radiologi
o Mengganti kran, wastafel, lampu, dan sebagainya,
kalau tidak bisa baru minta bantuan atau melapor
ke IPS pusat.
- GRIU Graha Amerta
oTanggal 15 Januari 2004,manajer (sekarang
kepala Graha Arnerta) menugaskan saya untuk
menangani barang-barang inventaris yang berada
di Graha Amerta
o Tanggal 20 November 2009, saya menjadi Kepala
Seksi Perlengkapan sampai sekarang.
Suka Duka Selama Bekerja di Paviliun Airlangga maupun
di GRIU Graha Amerta RSUD Dr. Soetomo
Orang bekeija di manapun pasti akan mengalami suka
maupun duka :
- Suka : saat semua pekerjaan yang diamanatkan dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat waktu, terlebih
didukung dengan koordinasi yang baik antar teman
- Duka :
• Waktu masih menjadi tenaga kerja honorer
Minggu tidak pernah libur
• Kadang kala tugas tidak mengenal waktu, pada
malam hari atau bahkan di hari libur, kalau
atasan memerintahkan untuk datang ke rumah
sakit pasti saya laksanakan, biasanya semua itu
berkaitan dengan kesembuhan pasien
• Sewaktu keluar-masuk karnar pasien untuk
checklist barang-barang inventaris (aset negara),
kadang-kdang ada pasien yang tersinggung
dan mengatakan bahwa barang-barang tidak
akan hilang, namun setelah dijelaskan pasien
tersebut bisa menerima.
Pesan
• Selalu ingat dan bersyukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberi hidayah dan ridloNya
• Selalu berusaha untuk menyenangkan orang lain
dengan menerapkan 3S, yaitu salam, senyum, dan
sapa
• Bekerja dengan ikhlas dan penuh tanggung
jawab serta selalu tabah menghadapi segala
rintangan, sehingga semua pekerjaan akan terasa
ringan apalagi ditunjang dengan kerja sama dan
kekompakan antarteman sejawat.
Riwayat Pendidikan
• SDN Dawung I Sragen (Th. 1970)
• STN Teknik I Karanganyar (Th. 1973)
• STM Pancasila Surabaya (Th. 1981)
Riwayat Hidup
- Lahir di Sragen 5 Maret 1957, tepatnya di Desa
Nangsri Kel. Dawung Kec. Sambirejo, merupakan
putra dari bapak Hadi Surnanto (Alm) dan ibu
Sadinm (Alm). Sebagai putra kedua dari enam
bersaudara.
- Pada tangga 27 Juli 1981, menikah dengan Sri
Mulyani, S.Pd. yang hingga kini berprofesi sebagai
guru dan dikaruniai 2 orang anak :
1. Singgih Sukamto Putrô, SE., saat ini bekerja di
GRIU Graha Amerta bagian Keuangan
2. Novita Dwi Indriyani, saat mi tengah berkuliah
di Unesa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia semester akhir.
oktober 2012 mimbar 33
ruang wanita
Es Ojo Lali
Djoko Sarwono, Drs – Kasi Peralatan Medik
RSUD Dr. Soetomo
BAHAN :
- Sari kelapa 250 gram
- Kolang kaling 250 gram
- Agar-agar jely 1 bungkus
- Kelapa muda 1 butir, ambil air + dagingnya
- Sirup rasa orange secukupnya (1 bagian)
- Sirup rasa mangga secukupnya (1 bagian)
- Sirup rasa jeruk nipis secukupnya (1 bagian)
- Air soda secukupnya
- Sirup gula secukupnya
- Es batu secukupnya
APEM SELONG
Harudiyati, DCN – Unit Gizi GRIU Graha Amerta
Bahan :
• 500 gr tepung
• 400 gr gula
• 5 butir telur
• Fermifan 1 bungkus + air 50 cc
• Santan 5 gelas belimbing yang direbus dengan
pandan wangi
• Air kelapa 1 gelas belimbing
• Garam 1 sdt
• Nangka untuk hiasan
Cara membuat :
1. Kocok telur + gula + garam sampai tercampur rata
2. tambahkan tepung dan santan bergantian, kemudian
masukkan fermifan yang sudah dilarutkan dengan air
3. Diamkan adonan + 1 jam sampai mengembang
4. Sendokkan adonan kedalam cetakan apem selong
(diameter 11 cm), kemudian tekan dengan sendok
agar terbentuk lapisan, beri nangka diatasnya
5. Tutup cetakan apem + 10 menit sampai matang
6. Angkat dari cetakan, letakkan di tempat yang kering
7. + 50 buah
Kandungan Zat Gizi per porsi :
Energi 90 kalori, protein 1,5 gr, lemak 1,9 gr, KH 16 gr.
34 mimbar oktober 2012
Cara membuat :
- Rebus kolang-kaling lalu tiriskan, rebus lagi
dengan pandan wangi, mendidih tambahkan gula
sedikit + pewarna, setelah dingin tiriskan
- Masak agar-agar jely, dinginkan, lalu potongpotong
- Campur sirup orange, mangga, jeruk nipis aduk
jadi satu, masukkan kelapa muda, sari kelapa
+ kolang-kaling + agar-agar jely dan es batu.
Tambahkan air soda + sirup gula sesuai selera.
- Siap disajikan
ruang unik & lucu
Pemenang Lomba Artikel Unik & Lucu dalam rangka memperingati
Hari Lahir RSUD Dr. Soetomo ke 74 (29 Oktober 1938-2012)
JUARA 1 : KAMAR LIFT
Mengambil darah di Lantai 5 GPDT (Gedung Pusat Diagnostik
Terpadu) adalah hal yang sering menjadi momok bagi pasien.
Maklum pasien kita kebanyakan adalah masyarakat yang jarang
menggunakan lift.....
Suatu hari di loby GPDT, seorang perempuan setengah baya
membawa tas khusus untuk membawa kantong darah. Setelah
mencari informasi di bagian informasi GPDT, ditunjukkan bahwa
Instalasi Tranfusi Darah ada di Lantai 5, dipersilahkan untuk naik lift
ke sana.
Beberapa saat dia menunggu di agak kejauhan, dari pintu lift.
“Astaghfirullah ...... Astaghfirullah ...."
Begitu terus beberapa kali sambil terlihat terkejut, setiap pintu
lift terbuka dan keluar beberapa orang.
Akhirnya saya yang sedari tadi mengamati coba saya ulangi.....
“Maaf lbu, kalau mau ambil darah di Lantai 5, naik lift itu Ibu.........
“Apa ndak bisa liwat yang lain Pak ???" pintanya.
“Ada naik tangga, tapi Ibu pasti kelelahan......Kenapa Ibu, kan
banyak temannya........ "Ndakmau Pak ......,"
“Tidak mau kenapa, kan banyak temannya...," saya coba merayu.
“Ndak mau Pak, dari tadi..... pintu itu berbahaya.... dari tadi
saya lihat yang masuk perempuan, keluar jadi laki-laki, yang masuk
masih muda-muda, keluar jadi sudah tua Iha kalo saya nanti masuk
kamar lift itu takutnya berubah jadi anak-anak........
Haaaaaaa ......... Terus saya harus bilang wow gitu???
Agus Sri Wardoyo - GPDT
JUARA 2 : SAMA-SAMA
Dokter D, yang mulai mengantuk sehabis jaga semalaman,
meski merasa gemas, tetap berusaha menenangkan pasiennya
yang terus-terusan menyita perhatian dengan keluhan-keluhan
yang tiada henti Dan berganti-ganti.
dr D : Ya Mbak, bagaimana kabarnya hari ini ?
Pasien
:
Begini-begini aja Dok,..., tiada hari tanpa
pendenitaan..., badan saya panas dan sakit semua..., pulsa saya
habis..., leher terasa kaku..., makanan ransum hambar... , kipas angin
tidak menyala..., saya bangun kesiangan dan terpaksa mengantri
kamar mandi pada urutan ke delapan..., sikat gigi saya hilang,
badan saya bau..., saya naksir pasien di ruang sebelah tapi tidak
ditanggapi, kakak saya judes..., dan seluruh dunia membenci saya...
dr D : Hemm... banyak ya masalahnya...
Pasien : Iya Dok saya tidak kuat, rasanya ingin mati saja... tapi
mati juga sulit buat saya...
dr D : Maksudnya...
Pasien:Saya sudah coba berbagai cara, mogok makan,
minum autan, mengiris tangan..., tapi nampaknya Tuhan belum
memberi kemudahan untuk membunuh diri saya...
dr D (merasa angin) : Nah, jadi hikmah apa yang bisa Mbak
petik?
Pasien : Saya mau masuk sumur saja Dok...
dr D (terkejut dan kecewa): Iho... ya jangan Mbak....
Pasien : Memangnya kenapa....
Saat dr D sedang memikirkan jawaban, Tiba-tiba pasien lain
menimpalinya: ya jangan laaah... Diameter sumurnya nggak cukup,
kasihan dong, nanti gimana orang-orang ngangkatnya?. Badan
sampeyan kan besar...
Pasien:Ya nggak papa lah.... sama-sama gemuk dengan
dokternya....
Dr D, dan kedua pasien tersebut akhirnya tertawa bersamasama.
Rudy Suhartini – Ruang Sejahtera Irna Jiwa
JUARA HARAPAN II : SESAK PEMBAWA MELON
Cerita ini benar-benar terjadi di ruangan THT sekitar tiga
tahun yang lalu. Kejadiannya sore hari, saat itu salah satu pasien
mendadak sesak. Setelah dipeniksa dokter, lalu diperiksakan lab
analisa gas darah dan pasien diberi oksigen. Setelah ada hasil, lalu
dokter bersama perawat mendatangi pasien yang sesak tadi, pasien
tersebut sedang ditunggui oleh beberapa anggota keluarganya.
Sambil memeriksa pasien dan membetulkan letak selang oksigen,
dokter berkata kepada perawat, “Bu, pasien ini perlu diberi meylon,
tolong disiapkan ya, ada persediaannya khan?”. Perawat menjawab,
“ lya dok, akan kami cari dulu, kalo nggak ada ya pesan ke depo”.
Mendengar percakapan tersebut, seorang pria anggota
keluarga pasien sambil menggaet satu orang yang lainnya, buruburu keluar ruangan. Selang kira-kira 2 jam kemudian, keluarga
pasien sibuk mencan-can dokter. Saat dokter datang, buru-buru
JUARA III : SALAH PANGGIL
Sekitar jam 08.00 pagi seorang lelaki tua mendaftar kan diri ke
loket di rumah sakit. Sesudah itu kartu berobat nya dia masukan ke
klinik mata (rnaklum matanya agak rabun) hingga dia merasa harus
diperiksa. Pas dia datang sekitar 3 orang pasien sedang menunggu di
ruang tunggu, kemudian dia memasukan kartu berobatnya. Setelah
itu banyak pasien yang lain memasukan kartu berobat yang serupa.
Perawat pun memanggil pasien nya satu persatu.
Perawat
: "Bapak Gunawan"
Bapak Gunawan : "Ya" (kemudian dia masuk ruang pemeriksaan)
Perawat
: "Bapak Udin"
Bapak udin
: “Ya”
Perawat
: "Haji Somad"
Haji somad
: "Ya"
Perawat
: "Insinyur hasan"
Perawat
: "Insinyur Haasaan" (dengan lantangnya)
(dalam hatinya perawat bertanya, oh mungkin lagi kebelakang)
Perawat memanggil pasien yang selanjutnya, tapi tidak lupa selalu
menyelingi dengan memanggil nama Insinyur Hasan.
Setelah 3 jam rnenunggu, karena merasa pasien yang menunggu
sudah sedikit bapak tua tadi mendekati perawat.
Bapak tua
: "Neng ko nama bapak dari tadi gak di panggilpanggil"
Perawat
: "Loh nama bapak siapa" (kebingungan)
Bapak tua
: "Nama bapak IRHASAN" (perawat itu terkejut
dan pucat pasi)
Perawat
: "Oh pak maaf saya pikir nama bapak Insinyur
Hasan (Ir di baca insinyur), maaf sekali lagi pak..."
Perawat
: "Silahkan sekarang bapak masuk duluan"
Bapak tua
: "Tidak apa apa neng ... ? ! ?!?!" (sambil dongkol
masuk keruang pemeriksaan)
Tim Klomca Bidang Pemasaran & Rekam Medik
JUARA HARAPAN I : SALAH PERSEPSI
Suatu hari di Ruang rawat inap wanita.... ada seorang penunggu
pasien yang jatuh pingsan, kasihan...... mungkin dia kecapekan habis
mengurus surat kesana kemari untuk ibunya (sebut saja namanya Bu
Ani) yang sedang dirawat inap untuk menjalani perawatan.
Oleh karena yang pingsan adalah seorang laki-laki, sedangkan
diruangan itu yang menjalani rawat inap adalah wanita semua, maka
dengan terpaksa untuk sementara waktu 'si mas" ditidurkan di bed
kosong bersebelahan dengan pasien wanita yang lain.
Nah... .supaya si mas" mendapat tempat istirahat dan penanganan
yang tepat dan layak, maka direncanakan untuk memindahkan "Si mas"
tersebut ke IRD. Sebelum membawa "si mas" tersebut ke IRD, perawat
bertanya pada keluarganya yang sedang dirawat (ibu "Si mas"). Kata
perawat: "Bu, apa ada keluarga yang lain?". Jawab Ibu, "Ada diluar,
dokter". Maka dengan segera perawat tersebut keluar dan dengan
lantang rnemanggil keluarga si ibu tersebut :"Keluarga Ibu Ani (3x)".
Oleh karena tidak ada yang menjawab setelah dipanggil berkali-kati,
maka bertanyalah perawat tersebut pada Si Ibu.
Kata Perawat: "Bu, sudah saya panggil berkali-kali kok tidak ada
yang menjawab? katanya keluarga ibu ada diluar."
Jawab ibu (pasien) : "Maksud saya di luar itu di Aloha Dokter, dia
sedang perjalanan menuju ke RS Dr. Soetomo"
Tueeennnggg............dengan manyun perawat tersebut pergi
meninggalkan si ibu sarnbil bergumam : "Kalau di Aloha Sidoarjo, biar
dipanggil berapa kalipun dan sini ndak akan dengar Bu. .. Bu..."
Suci Purwati - Instalasi Gizi
dia menemui dokter sambil membawa 2 buah bungkusan besar dan
rnenyerahkannya ke dokter. Sambil keheranan, dokter bertanya, “Apa
ini pak?”. Orang tersebut menjawab, “ Maaf dok, ini buah melon yang
tadi dokter butuhkan”. Sambil terbengong dokter berkata, “Wah pak,
kalo melon yang ini bukan untuk yang sakit tapi untuk perawat sama
dokternya”. Para perawat yang melihat kejadian tersebut pada tertawa
terpingkal dan dokternya juga tidak bisa menahan tawa. Walah pak. .
pak, ternyata meylon yang dibilang dokter tadi dipikirnya buah melon.
Akhimya 2 bungkusan berisi buah melon tadi benar-benar
diserahkan kepada perawat. Setelah dibuka, temyata isinya ada lirna
buah melon yang besar-besar. Nah, jadilah di sore itu gara-gara ada
pasien yang sesak kami berpesta buah melon. Sejak saat itu, kalau
ada pasien yang sesak, kami jadi teringat melon. Weleh…..weleh…..
weleh……
Suryantoko, dr (Tim THT-KL)
kuis mimbar
Tebak Siapa Dia
?
?
?
Tulis nama lengkap
dan unit kerjanya !!!
ak :
bat 6 minggu
eja redaksi paling lam
dim
ai
mp
sa
hir
ak
ter
• Jawaban
terbitan
setelah terbit.
majalah “Mimbar”
mumkan pada
diu
ng
na
me
Pe
•
berikutnya.
di ganggu gugat.
mutlak tidak dapat
njukkan
• Keputusan juri
sendiri dengan menu
mengambil hadiah
rus
ha
ng
na
me
Pe
•
88
kartu identitas.
PKRS Telp. 1086-10
di kantor Instalasi
il
mb
dia
t
pa
da
h
• Hadia
pada Jam kerja.
. 75.000,Hadiah sebesar Rp
Ketentuan meneb
Su Doku Teka-Teki abad ini :
Kita dipersilahkan mengisi kotak-kotak itu dengan angka mulai
dari 1 sampai 9. Syaratnya tidak boleh ada pengulangan angka di
dalam satu kolom, juga di dalam satu baris, serta didalam setiap
kotak parsial 3 x 3. Sebagai patokan awal, beberapa kotak telah
diisi dengan angka-angka pembuka, kita kemudian melanjutkan.
Jawaban Su Doku
1
5
7
2
3
6
8
4
9
9
3
6
8
1
4
2
7
5
8
2
4
7
9
5
6
1
3
3
4
8
1
7
9
5
2
6
2
6
1
4
5
3
9
8
7
5
7
9
6
2
8
4
3
1
4
8
5
3
6
7
1
9
2
6
1
3
9
4
2
7
5
8
7
9
2
5
8
1
3
6
4
9
1. Nanti Herawati
Ruangan Pandan I
RSUD Dr. Soetomo Sby
2. V. Erminingtyas
Bagian Rekam Medis IRJ
RSUD Dr. Soetomo Sby
Tebak Siapa Dia:
1
7
7
2
4
3
3
Pemenang Su Doku :
Pemenangnya :
Jawaban “Kuis Mimbar” Vol. 16, No.3 :
6
9
7
5
4
3
4
2
6
3
8
7
1
3
4
1
6
9
8
8
5
Angket Berhadiah
Dini Akhirillah Fitriyah, A.Md.Keb.
Ruang Merpati
RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Artikel apa yang paling anda senangi pada edisi
Mimbar edisi ini :
1. ......................................................................
......................................................................
Pemenangnya :
2. ......................................................................
......................................................................
1. Elyana S
Ruang Merpati
RSUD Dr. Soetomo Sby
2. Titis Ayu
Ruang Merpati
RSUD Dr. Soetomo Surabaya
36 mimbar oktober 2012
6
Pemenang Angket Berhadiah :
Tidak ada pemenang
Penandatanganan Kesepakatan Antara Direktur RSUD Dr. Soetomo
dengan SNUBH (Seoul National University Bundang Hospital) dan
Yayasan KT&G, di Hotel Shangri-La – Senin 8 Oktober 2012
Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Dodo Anondo, dr, MPH (Direktur RSUD Dr. Soetomo), Chin Youb Chung (Direktur SNUBH
dan Young Kyun Kwak (Ketua Yayasan KT&G) dalam rangka kerjasama dibidang social community development berupa bakti sosial
di GBPT RSUD Dr. Soetomo dengan melibatkan Tim dokter RSUD Dr. Soetomo dari divisi Bedah Plastik, Bedah Umum/Anak, dan
Bedah Orthopaedi untuk melakukan operasi pasien dengan kasus bibir sumbing, hernia dan Cerebral Palsy.
Direktur dan Tim Dokter RSUD Dr. Soetomo foto bersama Tim SNUBH dan Tim Yayasan KT&G.
Kerjasama RSUD Dr. Soetomo dengan Kobe IMA - Selasa, 9 Oktober 2012
Tampak Kiri Direktur RSUD Dr. Soetomo, Dodo Anondo, dr., MPH, bersama dengan Presiden Yayasan Kobe IMA, Prof. Koichi
Tanaka, M.D,Ph.D., saat menandatangani MoU yang salah satu isinya mengenai transfer ilmu kedokteran melalui pertukaran tenaga
medis. Tampak Kanan Wadir Pelayanan Medik, Dr. Kohar Hari Santoso, dr., Sp.An.KIC, sedang menjelaskan kepada tim Yayasan
Kobe IMA saat kunjungan lapangan.
Tim RSUD Dr. Soetomo berfoto bersama dengan Tim Yayasan Kobe International Medical Alliance (Kobe IMA)
usai penandatanganan MoU.
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR
NOMOR 8 TAHUN 2011
TENTANG
PELAYANAN PUBLIK
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
Gubernur Jawa Timur,
Menimbang : a. bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur
berkewajiban melayani setiap penduduk di
wilayah Provinsi Jawa Timur dalam memenuhi
hak dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka
pelayanan publik sebagaimana harapan dan
tuntutan seluruh penduduk;
b. bahwa untuk mewujudkan kepercayaan
masyarakat terhadap Pemerintah Provinsi,
korporasi maupun institusi lainnya yang
bertanggungjawab atas terselenggaranya
pelayanan publik yang baik serta untuk
memberi perlindungan bagi setiap penduduk
dari penyalahgunaan wewenang di dalam
penyelenggaraan
pelayanan
publik,
diperlukan pengaturan yang selaras dengan
peraturan
perundang-undangan
yang
berlaku;
c. bahwa dengan terbitnya Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik perlu menyempurnakan Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 11 Tahun
2005 tentang Pelayanan Publik di Provinsi
Jawa Timur;
d.
bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf
b dan huruf c perlu membentuk Peraturan
Daerah tentang Pelayanan Publik.
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950
tentang Pembentukan Propinsi Djawa Timur
(Himpunan Peraturan- Peraturan Negara
Tahun 1950) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun
1950 tentang Perubahan dalam UndangUndang Nomor 2 Tahun 1950 (Himpunan
Peraturan-Peraturan Negara Tahun 1950);
3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4125);
4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999
tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih
dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua atas Undang- Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
6. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 tentang
Ombudsman Republik Indonesia (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
139, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4899);
7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5038);
8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1999
tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta
Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3866);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2011
tentang Pembentukan, Susunan, dan Tata Kerja
Perwakilan Ombudsman Republik Indonesia di
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5207);
11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Daerah di Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah
oktober 2012 mimbar
i
Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 Nomor 2 Seri D,
Tambahan Lembaran Daerah Nomor 2);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR
dan
GUBERNUR JAWA TIMUR
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG
PELAYANAN PUBLIK
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Provinsi adalah Provinsi Jawa Timur.
2. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
3. Gubernur adalah Gubernur Jawa Timur.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat
DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa
Timur.
5. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya
disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Provinsi Jawa Timur.
6. Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik.
7. Penyelenggara pelayanan publik yang selanjutnya disebut
Penyelenggara adalah setiap institusi penyelenggara
pemerintahan daerah, korporasi serta lembaga independen
yang dibentuk berdasarkan Peraturah Daerah untuk
melaksanakan kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum
lain yang dibentuk semata mata untuk kegiatan pelayanan
publik.
8. Organisasi penyelenggara pelayanan publik yang selanjutnya
disebut Organisasi Penyelenggara adalah satuan kerja
penyelenggara pelayanan publik yang berada di lingkungan
pemerintah provinsi, korporasi, lembaga independen yang
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah untuk melaksanakan
kegiatan pelayanan publik dan badan hukum lain yang
dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik.
9. Pelaksana pelayanan publik yang selanjutnya disebut
Pelaksana adalah pejabat, pegawai, petugas dan setiap
orang yang bekerja di dalam organisasi penyelenggara yang
bertugas melaksanakan tindakan atau rangkaian tindakan
pelayanan publik.
10. Masyarakat adalah semua pihak, baik warga negara maupun
penduduk sebagai orang perseorangan, kelompok, maupun
badan hukum yang berkedudukan sebagai penerima manfaat
pelayanan publik, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
11.Standar pelayanan adalah tolok ukur yang di pergunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan publik dan
acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban
dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka
pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan
terukur.
12. Pengaduan adalah laporan dari penerima pelayanan kepada
penyelenggara, pelaksana, pengawas internal dan pengawas
eksternal, karena terjadinya ketidaksesuaian antara pelayanan
yang diterima dengan standar pelayanan.
13. Komisi Pelayanan Publik yang selanjutnya disingkat KPP
adalah lembaga yang dibentuk berdasarkan peraturan
daerah yang menjalankan fungsi pengawasan eksternal
ii
mimbar oktober 2012
atas penyelenggaraan pelayanan publik dalam rangka
pelaksanaan otonomi daerah, baik yang dilakukan
pemerintah daerah, korporasi dan pihak-pihak lain yang
mendapat dukungan dana sebagian atau seluruhnya dari
APBD.
14. Pelayanan barang publik adalah pelayanan yang
menghasilkan berbagai bentuk/jenis barang yang
digunakan oleh masyarakat.
15. Pelayanan jasa publik adalah pelayanan yang menghasilkan
berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
16. Pelayanan administratif adalah pelayanan yang
menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang
dibutuhkan oleh masyarakat.
17. Maklumat pelayanan adalah pernyataan tertulis yang berisi
keseluruhan rincian kewajiban dan janji yang terdapat
dalam standar pelayanan.
18. Sistem informasi pelayanan publik yang selanjutnya disebut
Sistem Informasi adalah rangkaian kegiatan yang meliputi
penyimpanan dan pengelolaan informasi serta mekanisme
penyampaian informasi dari penyelenggara kepada
masyarakat dan sebaliknya dalam bentuk lisan, tulisan Latin,
tulisan dalam huruf Braile, bahasa gambar dan/atau bahasa
lokal, serta disajikan secara manual atau elektronik.
19. Mediasi adalah penyelesaian sengketa pelayanan publik
antar para pihak melalui bantuan oleh Komisi Pelayanan
Publik selaku lembaga pengawas eksternal atau oleh
lembaga pengawas eksternal lainnya maupun oleh
mediator yang dibentuk oleh Komisi Pelayanan Publik atau
lembaga pengawas eksternal.
BAB II
MAKSUD, TUJUAN, ASAS DAN RUANG LINGKUP
Bagian Kesatu
Maksud dan Tujuan
Pasal 2
Peraturan Daerah tentang pelayanan publik dimaksudkan
untuk memberikan kepastian hukum dan perkuatan komitmen
antara penyelenggara, pelaksana dan masyarakat dalam
kegiatan pelayanan publik, sebagai wujud dari pelaksanaan
reformasi birokrasi.
Pasal 3
Tujuan Peraturan Daerah tentang pelayanan publik adalah:
a. terwujudnya sistem pengorganisasian pelayanan publik yang
memenuhi standar pelayanan;
b. terwujudnya kepastian hukum tentang hak, kewajiban,
kewenangan dan tanggung jawab serta perlindungan
terhadap
seluruh
pihak
yang
terkait
dengan
penyelenggaraan pelayanan publik; dan
c. memberi payung hukum bagi lembaga pengawas internal,
dan pengawas eksternal yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah ini.
Bagian Kedua
Asas
Pasal 4
Penyelenggaraan pelayanan publik berdasarkan asas:
a. kepentingan umum;
b. kepastian hukum;
c. kesamaan hak;
d. keseimbangan hak dan kewajiban;
e. keprofesionalan;
f. partisipatif;
g. persamaan perlakuan / tidak diskriminatif;
h. keterbukaan;
i. akuntabilitas;
j. fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;
k. ketepatan waktu; dan
l. kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.
Bagian Ketiga
Ruang Lingkup
Pasal 5
(1) Ruang lingkup penyelenggaraan pelayanan publik terdiri
atas:
a. ruang lingkup pelayanan;
b. ruang lingkup penyelenggara pelayanan.
(2) Ruang lingkup pelayanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a meliputi pendidikan, pengajaran, pekerjaan
dan usaha, tempat tinggal, komunikasi dan informasi,
lingkungan hidup, kesehatan, jaminan sosial, energi,
perbankan, perhubungan, sumber daya alam, pariwisata
sektor strategis lainnya.
(3) Ruang lingkup penyelenggaraan pelayanan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi tindakan
administratif pemerintah daerah maupun non pemerintah
daerah yang diwajibkan dan diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 6
(1) Pelayanan publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
ayat (1) huruf a meliputi:
a. pelayanan barang publik;
b. pelayanan jasa publik; dan
c. pelayanan Administratif.
(2) Pelayanan barang publik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a meliputi:
a. pengadaan dan penyaluran barang publik yang
dilakukan oleh instansi pemerintah yang sebagian atau
seluruh dananya bersumber dari APBD;
b. pengadaan dan penyaluran barang publik yang
dilakukan oleh BUMD, Badan Usaha yang modal
pendiriannya sebagian atau seluruhnya bersumber dari
kekayaan daerah yang dipisahkan;
c. pengadaan dan penyaluran barang publik oleh lembaga
swasta tetapi ketersediannya menjadi misi Negara yang
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan;
(3) pelayanan jasa publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b meliputi:
a. penyediaan jasa publik oleh instansi pemerintah yang
sebagian atau seluruh dananya bersumber dari APBD;
b. penyediaan jasa publik yang dilakukan oleh BUMD,
Badan Usaha yang modal pendiriannya sebagian atau
seluruhnya bersumber dari kekayaan daerah yang
dipisahkan;
c. penyediaan jasa publik oleh lembaga swasta tetapi
ketersediannya menjadi misi Negara yang ditetapkan
dalam peraturan perundang-undangan.
(4) Pelayanan administratif sebagaimana dimaksud dalam
pada ayat (1) huruf c meliputi:
a. tindakan administratif pemerintah yang diwajibkan
oleh Negara dan diatur dalam peraturan perundangundangan dalam rangka mewujudkan perlindungan
pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta
benda warga Negara;
b. tindakan administratif oleh instansi nonpemerintah
yang diwajibkan oleh Negara dan diatur dalam
peraturan perundang-undangan serta diterapkan
berdasarkan perjanjian dengan penerima pelayanan.
Pasal 7
Penyelenggara pelayanan yang melaksanakan pelayanan
publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) meliputi:
a. setiap institusi penyelenggara pemerintahan daerah yang
melaksanakan pelayanan publik;
b. korporasi yang dibentuk berdasarkan peraturan daerah,
dan/atau satuan kerja dilingkungan badan usaha milik
daerah, badan usaha swasta serta lembaga swasta daerah
yang ditugasi melaksanakan pelayanan publik;
lembaga independen yang dibentuk berdasarkan
c. peraturan daerah yang dilaksanakan oleh satuan kerja yang
melaksanakan pelayanan publik; dan
d. badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan
pelayanan publik yang dilaksanakan oleh satuan kerja di
lingkungan badan hukum dimaksud yang melaksanakan
pelayanan publik atas dasar perjanjian antar pihak.
Pasal 8
(1) Penyelenggara yang melaksanakan pelayanan barang
publik dan jasa publik serta pelayanan administratif yang
pembiayaannya tidak bersumber dari APBD atau badan usaha
yang modal pendiriannya sebagian atau seluruhnya tidak
bersumber dari kekayaan daerah yang dipisahkan, tetapi
menjalankan tugas dan fungsi pemerintahan daerah harus
memenuhi ukuran besaran biaya dan jaringan.
(2) Ketentuan mengenai ukuran besaran biaya dan jaringan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB III
SISTEM PENGORGANISASIAN PELAYANAN PUBLIK
Bagian Kesatu
Pembina dan Penanggung jawab pelayanan
Pasal 9
Guna menjamin kelancaran penyelenggaraan pelayanan
(1) publik, diperlukan Pembina dan Penanggung jawab.
(2) Pembina sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
Gubernur.
(3) Pembina melaksanakan tugas pembinaan, pengawasan dan
evaluasi atas pelaksanaan tugas Penanggung jawab atau
penyelenggara.
(4) Pembina wajib melaporkan hasil perkembangan kinerja
pelayanan publik kepada DPRD dan Menteri yang membidangi
Pendayagunaan Aparatur.
Pasal 10
(1) Penanggung jawab adalah Sekretaris Daerah Provinsi atau
pejabat yang ditunjuk oleh Gubernur.
(2) Penanggung jawab mempunyai tugas:
a. mengkoordinasikan kelancaran pelayanan publik sesuai
dengan standar pelayanan pada setiap organisasi
penyelenggara.
b. melakukan evaluasi penyelenggaraan pelayanan publik;
dan
c. melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada Gubernur.
Bagian Kedua
Pengorganisasian Pelayanan Publik
Pasal 11
(1) Organisasi penyelenggara berkewajiban menyelenggarakan
pelayanan publik sesuai dengan tujuan pembentukan.
(2) Penyelenggaraan pelayanan publik sebagaimana dimaksud
ayat (1) sekurang-kurangnya meliputi:
a. teknis pelayanan;
b. penyelesaian pengaduan masyarakat;
c. pengelolaan jaringan informasi;
d. pengawasan internal;
e. penyuluhan kepada masyarakat; dan
f. pelayanan konsultasi.
(3) Penyelenggara dan seluruh bagian organisasi penyelenggara
bertanggungjawab atas ketidakmampuan, pelanggaran, dan
kegagalan penyelenggaraan pelayanan.
Bagian Ketiga
Evaluasi dan Pengelolaan Pelaksana Pelayanan Publik
Pasal 12
(1) Penyelenggara berkewajiban melaksanakan evaluasi terhadap
kinerja pelaksana di lingkungan organisasi secara berkala dan
oktober 2012 mimbar iii
berkelanjutan.
(2) Berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), penyelenggara berkewajiban melakukan upaya
peningkatan kapasitas pelaksana.
(3) Evaluasi terhadap kinerja Pelaksana sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dengan indikator yang jelas dan
terukur dengan memperhatikan perbaikan prosedur dan/atau
penyempurnaan organisasi sesuai dengan asas pelayanan
publik dan peraturan perundang-undangan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai indikator evaluasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan
Gubernur.
Pasal 13
(1) Penyelenggara berkewajiban melakukan penyeleksian dan
promosi Pelaksana secara transparan, tidak diskriminatif dan
adil sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Penyelenggara wajib memberikan penghargaan kepada
(2) Pelaksana yang memiliki prestasi kerja.
(3) Penyelenggara wajib memberikan sanksi kepada Pelaksana
yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan internal
penyelenggara sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme pemberian
penghargaan dan sanksi yang diatur dengan Peraturan
Gubernur.
BAB IV
HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN
Bagian Kesatu
Hak, Kewajiban dan Larangan bagi Penyelenggara
Pasal 14
Penyelenggara berhak:
a. memberikan pelayanan tanpa dihambat pihak lain yang
bukan tugasnya;
b. melakukan kerja sama dalam pelayanan;
c. memperoleh dukungan anggaran bagi penyelenggaraan
pelayanan publik;
d. melakukan pembelaan terhadap pengaduan dan tuntutan
yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam penyelenggaraan
pelayanan publik;
e. menolak permintaan pelayanan yang bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 15
Penyelenggara berkewajiban:
a. menyusun dan menetapkan standar pelayanan;
b. menyusun, menetapkan, dan mempublikasikan maklumat
pelayanan;
c. menempatkan pelaksana yang kompeten;
d. menyediakan sarana, prasarana, dan/atau fasilitas pelayanan
publik yang diperlukan;
e. memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas,
tujuan dan standar pelayanan publik;
f. berpartisipasi aktif dan bertanggung jawab atas
penyelenggaraan pelayanan publik di Institusinya;
g. membantu masyarakat dalam memahami hak dan tanggung
jawabnya;
h. memenuhi panggilan atau mewakili organisasi untuk hadir
atau melaksanakan perintah suatu tindakan hukum atas
permintaan pejabat yang berwenang dari lembaga negara
atau instansi pemerintah yang berhak, berwenang, dan sah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 16
Penyelenggara dilarang:
a. menghambat, menghindari, menolak melakukan pelayanan
terhadap publik kecuali jika tidak sesuai dengan asas dan
standar pelayanan;
iv
mimbar oktober 2012
b. membuat perjanjian kerja sama dengan pihak lain yang
bertentangan dengan ketentuan yang berlaku dan
merugikan masyarakat selaku penerima layanan;
memberikan izin dan/atau membiarkan pihak lain
c. menggunakan sarana, prasarana dan/atau fasilitas
pelayanan publik yang mengakibatkan sarana, prasarana
dan/atau fasilitas pelayanan publik tidak berfungsi atau
tidak sesuai dengan peruntukannya; dan
d. melanggar asas penyelenggaraan pelayanan publik.
Bagian Kedua
Hak, Kewajiban dan Larangan Bagi Pelaksana
Pasal 17
Pelaksana berhak:
a. melaksanakan pelayanan tanpa dihambat oleh pihak lain
yang bukan tugasnya;
b. melakukan kegiatan pelayanan sesuai penugasan dan
standar pelayanan serta memperoleh istirahat di luar jam
pelayanan;
c. memperoleh tambahan pendapatan atau remunerasi atas
pemberian pelayanan publik di luar jam pelayanan atau
pemberian pelayanan pada hari libur;
d. melakukan pembelaan yang disampaikan kepada
penyelenggara atau atasannya terhadap pengaduan
dan tuntutan yang tidak sesuai kenyataan dalam
penyelenggaraan pelayanan publik;
e. menolak permintaan pelayanan yang bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 18
Pelaksana berkewajiban:
a. melakukan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan;
b. memberikan pelayanan dengan penuh tanggung jawab,
ramah, persuasif dan tidak diskriminatif;
c. mempertanggungjawabkan
tugasnya
kepada
penyelenggara atas pelaksanaan pelayanan yang dilakukan;
d. membuat laporan berkala atas kinerja pelayanan kepada
penyelenggara;
e. menindaklanjuti setiap pengaduan dari masyarakat sesuai
prosedur yang telah ditetapkan;
f. memberikan
pertanggungjawaban
sesuai
dengan
ketentuan yang berlaku apabila mengundurkan diri atau
melepaskan tanggung jawab atas tugasnya; dan
g. memenuhi panggilan untuk hadir atau melaksanakan
perintah suatu tindakan hukum atas permintaan pejabat
yang berwenang dari lembaga negara sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 19
Pelaksana dilarang:
a. menghambat, menghindari, menolak melakukan pelayanan
terhadap publik kecuali tidak sesuai dengan asas dan standar
pelayanan yang telah ditetapkan;
b. melakukan pungutan dengan alasan apapun kecuali yang
telah dicantumkan dalam standar dan/atau maklumat
pelayanan yang telah di publikasikan;
c. meninggalkan tugas dan kewajiban, kecuali atas izin
penyelenggara;
d. merangkap jabatan sebagai komisaris atau pengurus
organisasi usaha bagi pelaksana yang berasal dari
lingkungan instansi pemerintah, badan usaha milik negara
dan badan usaha milik daerah;
e. membuat perjanjian kerja sama dengan pihak lain tanpa
persetujuan penyelenggara; dan
f. melanggar asas penyelenggaraan pelayanan publik.
Bagian Ketiga
Hak, Kewajiban dan Larangan bagi Masyarakat
Pasal 20
Masyarakat berhak:
a. memperoleh pemenuhan pelayanan yang berkualitas sesuai
dengan asas, tujuan dan standar pelayanan;
b. mengetahui kebenaran isi standar pelayanan;
c. mengawasi pelaksanaan standar pelayanan;
d. mendapat tanggapan atas pengaduan yang diajukan;
e. memperoleh perlindungan dan advokasi;
f. memberitahukan kepada Pelaksana untuk memperbaiki
pelayanan apabila pelayanan yang diberikan tidak sesuai
dengan standar pelayanan;
g. mengadukan kepada Penyelenggara, pengawas internal,
pengawas eksternal dan DPRD apabila pelayanan yang
diberikan Pelaksana tidak sesuai dengan standar pelayanan
yang ditetapkan.
Pasal 21
Masyarakat berkewajiban:
mematuhi dan memenuhi ketentuan sebagaimana
a. dipersyaratkan dalam standar pelayanan;
b. ikut menjaga terpeliharanya sarana, prasarana, dan/atau
fasilitas pelayanan publik; dan
c. berpartisipasi aktif dan mematuhi peraturan yang terkait
dengan penyelenggaraan pelayanan publik.
Pasal 22
Masyarakat dilarang:
a. memaksa, menekan dan/atau mengancam baik fisik maupun
psikis pelaksana pelayanan publik;
b. menggunakan dokumen atau pengakuan palsu atau yang
bukan haknya dalam berhubungan dengan pelaksana
pelayanan publik;
c. mempengaruhi dan/atau menggunakan tipu muslihat
terhadap pelaksana pelayanan publik dalam melaksanakan
tugasnya;
d. menggunakan media publik atas terjadinya penyimpangan
terhadap pelayanan ketika pengaduan masih dalam proses
penyelesaian; dan
melakukan hal-hal lain yang dikategorikan sebagai
e. perbuatan melawan hukum, melanggar kepatutan dan
ketertiban umum dalam meminta pelayanan kepada
pelaksana pelayanan publik.
BAB V
PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK
Bagian Kesatu
Standar Pelayanan
Pasal 23
(1) Penyelenggara berkewajiban menyusun dan menetapkan
standar pelayanan sesuai fungsi dan tugasnya dengan
memperhatikan kemampuan organisasi penyelenggara,
kebutuhan masyarakat, dan kondisi lingkungan.
(2) Dalam menyusun dan menetapkan standar pelayanan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), penyelenggara wajib
mengikutsertakan masyarakat dan pihak terkait.
(3) Pengikutsertaan masyarakat dan pihak terkait sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilakukan sesuai dengan prinsip
non diskriminatif, terkait langsung dengan jenis pelayanan,
memiliki kompetensi dan mengutamakan musyawarah.
(4) Penyelenggara wajib menerapkan standar pelayanan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam setiap
pemberian pelayanan.
(5) Penyusunan standar pelayanan sebagaimana dimaksud
ayat (1) dan ayat (2) dengan berpedoman pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 24
Komponen standar pelayanan sekurang-kurangnya meliputi:
a. jenis atau produk pelayanan;
b. dasar hukum;
c. persyaratan;
d. sistem, mekanisme dan prosedur;
e. jangka waktu penyelesaian;
f. biaya/tarif;
g. sarana, prasarana, dan/atau fasilitas;
h. kompetensi pelaksana;
i. pengawasan internal;
j. penanganan pengaduan, saran dan masukan;
k. jumlah pelaksana;
l. jaminan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan;
m. jaminan keamanan, keselamatan dan perlindungan terhadap
pihak terkait dalam bentuk komitmen untuk memberikan
rasa aman, bebas dari bahaya dan risiko keragu-raguan dalam
penyelenggaraan pelayanan; dan
n. evaluasi kinerja pelaksana.
Bagian Kedua
Maklumat Pelayanan
Pasal 25
(1) Penyelenggara berkewajiban menyusun dan menetapkan
maklumat pelayanan yang merupakan pernyataan
kesanggupan penyelenggara dalam melaksanakan pelayanan
sesuai dengan standar pelayanan.
(2) Maklumat pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajib dipublikasikan secara jelas dan luas.
Bagian Ketiga
Sistem Informasi Pelayanan Publik
Pasal 26
(1) Dalam rangka menjamin kelancaran dan kepastian terhadap
penyelenggaraan pelayanan publik perlu disusun sistem
informasi yang bersifat regional.
(2) Penyelenggara mengelola sistem informasi yang bersifat
regional.
(3) Sistem informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berisi
semua informasi pelayanan publik yang berasal dari organisasi
penyelenggara pada setiap tingkatan.
(4) Penyelenggara berkewajiban mengelola sistem informasi
yang terdiri atas sistem informasi elektronik atau non
elektronik, sekurang-kurangnya meliputi:
a. profil penyelenggara;
b. profil pelaksana;
c. standar pelayanan;
d. maklumat pelayanan;
e. pengelolaan pengaduan; dan
f. penilaian kinerja.
(5) Penyelenggara berkewajiban menyediakan informasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) kepada masyarakat
secara terbuka dan mudah diakses.
Pasal 27
Dokumen, akta dan produk administrasi lainnya dalam
penyelenggaraan pelayanan publik dinyatakan sah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Bagian Keempat
Pengelolaan Sarana, Prasarana dan/atau Fasilitas Pelayanan
Pasal 28
(1) Penyelenggara dan pelaksana berkewajiban mengelola
sarana, prasarana dan/atau fasilitas pelayanan secara efektif,
efisien, transparan, akuntabel dan berkesinambungan,
serta bertanggungjawab terhadap pemeliharaan dan/atau
penggantian sarana, prasarana dan/atau fasilitas pelayanan
publik.
(2) Pelaksana wajib memberikan laporan kepada Penyelenggara
mengenai kondisi dan kebutuhan sarana, prasarana dan/atau
fasilitas pelayanan sesuai dengan tuntutan kebutuhan standar
pelayanan.
(3) Atas laporan kondisi dan kebutuhan sebagaimana dimaksud
oktober 2012 mimbar
v
pada ayat (2), Penyelenggara melakukan analisis dan
menyusun daftar kebutuhan sarana, prasarana dan/atau
fasilitas pelayanan.
(4) Atas analisis dan daftar kebutuhan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), Penyelenggara melakukan pengadaan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan dengan
mempertimbangkan prinsip efektifitas, efisiensi, transparansi,
akuntabilitas dan berkesinambungan.
Pasal 29
(1) Penyelenggara yang bermaksud melakukan perbaikan sarana,
prasarana dan/atau fasilitas pelayanan wajib mengumumkan
dan mencantumkan batas waktu penyelesaian pekerjaan
secara jelas dan terbuka.
(2) Perbaikan sarana, prasarana dan/atau fasilitas pelayanan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang mengakibatkan
terhentinya kegiatan pelayanan.
(3) Pengumuman oleh penyelenggara harus dilakukan paling
lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum pelaksanaan
pekerjaan dimulai dengan memasang pengumuman melalui
media dan di tempat penyelenggaraan pelayanan yang
diketahui oleh masyarakat.
Bagian Kelima
Pelayanan Khusus
Pasal 30
(1) Penyelenggara berkewajiban memberikan pelayanan dengan
perlakuan khusus kepada anggota masyarakat tertentu sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Sarana, prasarana, dan/atau fasilitas pelayanan publik dengan
perlakuan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilarang digunakan oleh orang yang tidak berhak.
Pasal 31
(1) Penyelenggara dapat menyediakan pelayanan berjenjang
secara transparan, akuntabel, dan sesuai dengan standar
pelayanan serta peraturan perundang-undangan.
(2) Pelayanan berjenjang sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), harus mematuhi ketentuan tentang proporsi akses dan
pelayanan kepada kelompok masyarakat berdasarkan asas
persamaan perlakuan, keterbukaan, serta keterjangkauan
masyarakat dan sesuai dengan kemampuan ekonomi
masyarakat agar pelayanan lebih nyaman, baik, dan tidak
diskriminatif.
Bagian Keenam
Biaya Pelayanan Publik
Pasal 32
(1) Biaya penyelenggaraan pelayanan publik merupakan
tanggung jawab pemerintah daerah dan/atau masyarakat.
(2) Biaya penyelenggaraan pelayanan publik yang merupakan
tanggung jawab pemerintah daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dibebankan kepada APBD.
(3) Biaya penyelenggaraan pelayanan publik selain yang
ditentukan pada ayat (2) dibebankan kepada penerima
pelayanan publik.
Pasal 33
(1) Organisasi Penyelenggara berhak mendapatkan alokasi
anggaran sesuai dengan tingkat kebutuhan pelayanan guna
mendukung kinerja pelayanan publik.
(2) Korporasi, BUMD dan Lembaga Lain yang dibentuk sesuai
dengan Peraturan Daerah wajib mengalokasikan anggaran
yang memadai secara proporsional untuk peningkatan
kualitas kegiatan pelayanan publik.
Bagian Ketujuh
Perilaku Pelaksana dalam Pelayanan
Pasal 34
vi
mimbar oktober 2012
Pelaksana dalam menyelenggarakan pelayanan publik harus
berperilaku sebagai berikut:
a. adil dan tidak diskriminatif;
b. cermat;
c. santun dan ramah;
d. responsif dan tidak berlarut-larut;
e. profesional;
f. tidak mempersulit;
g. dapat dipertanggungjawabkan dan sesuai prosedur;
h. menjaga kerahasiaan informasi atau dokumen sesuai
ketentuan;
i. terbuka dan mengambil langkah yang tepat untuk
menghindari benturan kepentingan;
j. tidak menyalahgunakan sarana, prasarana dan/atau fasilitas
pelayanan publik;
k. tidak memberikan informasi yang menyesatkan; dan
l. tidak menyalahgunakan informasi, jabatan, dan/atau
kewenangan jabatan.
Bagian Kedelapan
Pengawasan Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Pasal 35
(1) Pengawasan penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan
oleh pengawas internal dan pengawas eksternal.
(2) Pengawasan internal dilakukan melalui:
a. pengawasan oleh atasan langsung; dan
b. pengawasan oleh pengawas fungsional daerah.
(3) Pengawasan eksternal dilakukan melalui:
a. pengawasan oleh masyarakat berupa laporan atau
pengaduan dalam penyelenggaraan pelayanan publik;
b. pengawasan oleh Perwakilan Ombudsman sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. pengawasan oleh DPRD; dan
d. pengawasan oleh KPP yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah.
Bagian Kesembilan
Pengelolaan Pengaduan
Pasal 36
(1) Masyarakat berhak mengadukan penyelenggaraan
pelayanan publik kepada penyelenggara, pengawas
internal, perwakilan Ombudsman, DPRD atau KPP.
(2) Pengaduan sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak pengadu menerima
pelayanan.
(3) Pengaduan yang disampaikan kepada penyeleng
gara, pengawas internal atau KPP sudah harus
mendapatkan perhatian, tanggapan dan ditindak lanjuti
selambatlambatnya 5 (lima) hari kerja terhitung sejak
pengaduan itu disampaikan.
(4) Tanggapan atas pengaduan, setidak-tidaknya memuat:
a. Penjelasan rinci tentang persoalan pokok yang
diadukan;
b. Organisasi atau instansi yang berwenang menyelesaikan;
c. Tindakan, keputusan atau saran sebagai rekomen dasi
kepada pengadu.
(5) Penyelenggara, pengawas internal dan KPP wajib
mengirimkan dokumen tanggapan kepada pengadu.
(6) Penyelenggara, pengawas internal dan KPP wajib
menyediakan fasilitas penerimaan pengaduan, pemantauan
pengaduan dan evaluasi pengelolaan pengaduan yang
mudah diketahui dan diakses oleh masyarakat, serta
menunjuk petugas untuk menerima dan mengelola
pengaduan.
Pasal 37
Penyelesaian pengaduan dilakukan dalam tenggang waktu
sebagai berikut:
a. Pengaduan yang disampaikan kepada penyelenggara,
pengawas internal dan/atau KPP sudah harus diselesaikan
selambat-lambatnya 12 (duabelas) hari kerja terhitung sejak
pengaduan diterima;
b. Pengaduan yang disampaikan kepada perwakilan
Ombudsmen atau DPRD ditindaklanjuti sesuai peraturan
perundangan-undangan yang berlaku.
Pasal 38
(1) Dalam rangka pengelolaan pengaduan, Penyelenggara
berkewajiban
menyusun
mekanisme
pengelolaan
pengaduan.
(2) Materi dan mekanisme pengelolaan pengaduan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sekurang-kurangnya
meliputi:
a. identitas pengadu;
b. prosedur pengelolaan pengaduan;
c. penentuan pelaksana yang mengelola pengaduan;
d. prioritas penyelesaian pengaduan;
e. pelaporan proses dan hasil pengelolaan pengaduan
kepada atasan pelaksana;
f. rekomendasi pengelolaan pengaduan;
g. penyampaian hasil pengelolaaan pengaduan kepada
atasan pelaksana;
h. pemantauan dan evaluasi pengelolaan pengaduan;
i. dokumen dan statistik pengelolaan pengaduan; dan
j. pencantuman nama dan alamat penanggungjawab
serta sarana pengaduan yang mudah diakses.
Bagian Kesepuluh
Penilaian Kinerja
Pasal 39
(1) Pembina dan/atau penanggungjawab penyelengga raan
pelayanan publik berkewajiban melakukan penilaian
kinerja penyelenggaraan pelayanan publik secara berkala.
(2) Penilaian kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja
berdasarkan standar pelayanan.
Organisasi Penyelenggara dan/atau pelaksana yang
(3) memberikan layanan prima berdasarkan kriteria penilaian
kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diberikan penghargaan.
(4) Ketentuan mengenai indikator kinerja dan pemberian
penghargaan diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Gubernur.
a. b. c. d. kesatuan penanganan;
kesatuan tempat dan/ atau jaringan elektronik;
kesatuan pengendalian; dan
kesatuan sistem pelaporan.
BAB VII
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 42
(1) Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan
publik dilakukan sejak penyusunan standar pelayanan sampai
dengan evaluasi dan pemberian penghargaan.
(2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diwujudkan dalam bentuk pemenuhan hak dan kewajiban,
serta peran aktif dalam penyusunan kebijakan pelayanan
publik.
(3) Masyarakat dapat membentuk lembaga pengawasan
pelayanan publik di luar lembaga pengawas eksternal yang
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah ini.
Masyarakat dapat melakukan evaluasi secara mandiri
(4) terhadap penyelenggaraan pelayanan publik, dan hasilnya
diserahkan kepada penyelenggara.
Pasal 43
Peran serta masyarakat dalam pengawasan penerapan
(1) standar pelayanan dilakukan dengan:
a. penilaian kebenaran isi standar pelayanan;
b. pengawasan pelaksanaan standar pelayanan;
c. pemberitahuan kepada penyelenggara tentang kualitas
pelayanan yang tidak sesuai dengan standar pelayanan;
d. pengaduan terjadinya penyimpangan standar pelayanan
yang dilakukan oleh penyelenggara atau pelaksana;
e. pengajuan usul pelibatan pengawas eksternal dalam hal
penyelenggara melakukan penyimpangan berulang dan
tidak melakukan tindakan perbaikan secara proporsional;
dan
f. pemantauan tindaklanjut penyelesaian pengaduan.
(2) Tata cara pengikut sertaan masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan publik diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Gubernur.
BAB VI
SISTEM PELAYANAN TERPADU
Pasal 40
(1) Dalam rangka meningkatkan kelancaran, kemudahan dan
percepatan dalam pelayanan, terhadap jenis pelayanan
tertentu, Penyelenggara dapat membentuk sistem
pelayanan terpadu.
(2) Sistem pelayanan terpadu bertujuan memberi kepastian
dan percepatan pelayanan agar lebih memberi manfaat,
efektif dan efisien bagi penyelenggara, pelaksana dan
masyarakat.
(3) Jenis-jenis pelayanan yang diselenggarakan dengan sistem
pelayanan terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur.
BAB VIII
KOMISI PELAYANAN PUBLIK
Bagian Pertama
Kedudukan, tugas dan kewajiban
Pasal 44
(1) KPP berkedudukan di Ibukota provinsi dengan cakupan kerja
meliputi seluruh organisasi penyelenggara pelayanan publik
di lingkungan pemerintah provinsi.
(2) KPP merupakan lembaga pengawas eksternal yang dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya bersifat independen
bebas dari pengaruh siapapun.
(3) Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya KPP dapat
menjalin kerjasama kemitraan dengan Ombusdman maupun
dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dan instansi lainnya.
(4) Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya KPP dibantu
oleh staf Sekretariat.
(5) Staf Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) adalah
pegawai negeri sipil yang kompeten berdasarkan penugasan
dari Pemerintah Provinsi.
Pasal 41
(1) Pelayanan terpadu dilaksanakan dengan prinsip :
a. ekonomis;
b. berkualitas;
c. sederhana;
d. mudah di akses;
e. murah; dan
f. terkoordinasi.
(2) Sistem pelayanan terpadu mengandung unsur :
Pasal 45
(1) Sebagai pengawas eksternal terhadap penyelenggaraan
pelayanan publik KPP bertugas:
a. menerima pengaduan, memeriksa dan menyelesaikan
setiap sengketa pelayanan publik;
b. membuat pengaturan mengenai prosedur penyelesaian
sengketa pelayanan publik yang bersifat non litigasi;
c. melakukan verifikasi dan mediasi antara para pihak yang
bersengketa dalam pelayanan publik; dan
oktober 2012 mimbar vii
d. menindaklanjuti keluhan dan ketidakpuasan pelayanan
publik, baik yang disampaikan secara langsung maupun
tidak langsung oleh masyarakat.
(2) Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) KPP berkewajiban:
a. meminta informasi dari penyelenggara dan/atau
pelaksana pelayanan publik;
b. melakukan konfirmasi kepada pengadu dan/atau instansi
terkait bahwa persoalan yang disampaikan belum
diadukan atau tidak sedang diproses Ombudsman
maupun oleh Pengadilan;
c. menghadirkan pihak-pihak untuk kepentingan konsultasi
maupun mediasi;
d. meminta informasi pada organisasi penyelenggara
dan/atau pelaksana tentang pengajuan keberatan dari
masyarakat dan tindak lanjut yang telah dilakukan;
e. memberi saran atau masukan baik diminta ataupun
tidak kepada Gubernur melalui DPRD dalam rangka
memperbaiki kinerja pelayanan.
(3) Organisasi penyelenggara dan/atau pelaksana yang dimintai
keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d
wajib memenuhi permintaan KPP sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Kedua
Organisasi
Paragraf 1
Persyaratan Keanggotaan KPP
Pasal 46
Syarat-syarat untuk menjadi anggota KPP adalah sebagai berikut:
a. Warga Negara Indonesia yang berdomisili di Jawa Timur;
b. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
c. berusia minimal 30 (tiga puluh) tahun dan maksimal 60 (enam
puluh) tahun serta sehat jasmani dan rohani;
d. berpengalaman dibidang pelayanan publik, komunikasi dan
informatika, kebijakan publik, politik, hukum dan advokasi
masyarakat;
e. independen dan bukan anggota atau pengurus partai politik
maupun organisasi yang berafiliasi pada partai politik;
f. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang
diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih
berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap; dan
g. tidak sedang merangkap jabatan yang dapat menimbulkan
konflik kepentingan.
Paragraf 2
Jumlah dan Masa Keanggotaan
Pasal 47
(1) KPP beranggotakan 7 (tujuh) orang yang terdiri dari seorang
Ketua dan seorang Wakil Ketua merangkap anggota serta 5
(lima) orang anggota.
(2) Ketua dan Wakil Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dipilih secara musyawarah untuk mufakat dari dan oleh
anggota.
(3) Ketua, Wakil Ketua dan anggota sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus sanggup bekerjasama.
Pasal 48
Masa keanggotaan KPP selama 4 (empat) tahun dan dapat dipilih
kembali untuk masa keanggotaan 1 (satu) periode berikutnya.
Paragraf 3
Penetapan dan Pelantikan Anggota KPP
Pasal 49
Anggota KPP ditetapkan dengan Keputusan Gubernur
(1) atas usulan dari DPRD setelah melalui proses penjaringan,
penyaringan serta uji kemampuan dan kelayakan bersama
dengan Tim Independen.
viii mimbar oktober 2012
(2) Anggota KPP yang diusulkan DPRD sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan melalui keputusan DPRD.
(3) Keputusan Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diterbitkan selambat-lambatnya 12 (dua belas) hari kerja
sejak diterimanya usulan dari DPRD.
(4) Pelantikan anggota KPP dilakukan oleh Gubernur setelah
diterbitkannya Keputusan Gubernur.
Paragraf 4
Pemberhentian, Pemberhentian Sementara dan
Penggantian Antar Waktu
Pasal 50
(1) Masa Keanggotaan KPP berakhir, karena:
a. berhenti dari jabatannya, dan/atau
b. diberhentikan dari jabatannya.
(2) Anggota KPP yang berhenti dari jabatannya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, karena:
a. masa jabatannya berakhir;
b. mengundurkan diri secara sukarela; dan/atau
c. meninggal dunia;
(3) Anggota KPP yang diberhentikan dari jabatannya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, karena:
a. dipidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap;
b. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 45; dan
c. berhalangan secara kumulatif lebih dari 46 (empat
puluh enam) hari dalam 1 (satu) tahun.
(4) Anggota KPP yang sedang menjalani proses hukum dan
telah ditetapkan sebagai terdakwa dengan ancaman
pidana 5 (lima) tahun atau lebih diberhentikan sementara
sampai ada putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan
hukum tetap.
(5) Pemberhentian dan Pemberhentian sementara Anggota
KPP dari jabatannya berdasarkan ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) ditetapkan dengan
Keputusan Gubernur.
(6) Pada saat pemberhentian sementara sebagaimana
dimaksud pada ayat (4), anggota KPP hanya menerima 50%
(lima puluh perseratus) dari honorarium yang seharusnya
diterima.
Pasal 51
(1) Bagi anggota KPP yang berhenti atau diberhentikan
dari jabatannya sebelum habis masa jabatannya dapat
digantikan oleh orang lain yang memenuhi syarat-syarat
yang telah ditetapkan melalui proses Penggantian Antar
Waktu.
(2) Calon pengganti antar waktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diambil dari orang yang telah mengikuti
proses penjaringan, penyaringan serta uji kemampuan dan
kelayakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (1).
(3) Penggantian Antar Waktu sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) hanya dilakukan apabila sisa masa jabatan anggota
yang berhenti atau diberhentikan dari jabatannya paling
sedikit masih tersisa 6 (enam) bulan.
Bagian Ketiga
Evaluasi dan Pertanggungjawaban
Pasal 52
(1) Anggota KPP dievaluasi kinerjanya setiap tahun oleh DPRD.
(2) Apabila hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan dengan mempertimbangkan masukan dari Tim
Independen, ternyata kinerja KPP dinilai tidak memadai
maka DPRD berwenang mengusulkan penggantian secara
perorangan ataupun keseluruhan kepada Gubernur.
Pasal 53
(1) KPP melaporkan pertanggungjawaban kinerjanya kepada
DPRD dan mempublikasikan kepada masyarakat.
(2) Laporan kinerja KPP kepada DPRD sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan secara periodik setiap 6 (enam)
bulan atau sewaktu-waktu apabila terjadi hal-hal yang
khusus dan pada akhir masa jabatannya.
BAB IX
KETENTUAN SANKSI
Pasal 54
Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan Daerah ini
dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 55
(1) KPP yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi
Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2005 tetap menjalankan
fungsi,tugas dan wewenangnya sampai ditetapkan KPP
yang baru berdasarkan Peraturan Daerah ini.
(2) Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2005
tentang Pelayanan Publik di Provinsi Jawa Timur dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 56
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini
sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya diatur lebih
lanjut dalam Peraturan Gubernur.
Peraturan Gubernur sebagaimana dimaksud pada
(2) ayat (1) ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan sejak
diundangkannya Peraturan Daerah ini.
Pasal 57
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan,
pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur.
Ditetapkan di Surabaya
pada tanggal 24 September 2011
GUBERNUR JAWA TIMUR
ttd
Dr. H. SOEKARWO
Diundangkan di Surabaya
Pada tanggal 7 Oktober 2011
SEKRETARIS DAERAH
PROVINSI JAWA TIMUR
ttd.
Dr. H. RASIYO, M.Si
LEMBARAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR
NOMOR 7 TAHUN 2011 SERI D.
Sesuai dengan aslinya
a.n. SEKRETARIS DAERAH
PROVINSI JAWA TIMUR
Kepala Biro Hukum
ttd.
SUPRIANTO, SH, MH
Pembina Utama Muda
NIP 19590501 198003 1 010
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR
NOMOR 8 TAHUN 2011
TENTANG
PELAYANAN PUBLIK
I. UMUM
Negara berkewajiban memenuhi kebutuhan setiap warga
negara melalui suatu sistem pemerintahan yang mendukung
terciptanya penyelenggaraan pelayanan publik yang prima
dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar dan hak sipil
setiap warga negara atas barang publik, jasa publik, dan
pelayanan administratif. Pelayanan publik merupakan
pilar dasar penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis
kerakyatan dan menjadi kewajiban bagi setiap penyelenggara
negara. Kewajiban tersebut secara mutatis-mutandis juga
menjadi kewajiban Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam
memberikan pelayanan kepada seluruh warga Jawa Timur. Hal
ini didasarkan pada pertimbangan bahwa penyelenggaraan
pelayanan publik di Jawa Timur masih dihadapkan pada
kondisi yang belum sesuai dengan kebutuhan dan perubahan
di berbagai bidang kehidupan masyarakat. Hal tersebut
disebabkan oleh ketidaksiapan dalam menghadapi terjadinya
transformasi nilai yang berdimensi luas serta dampak dari
berbagai masalah pembangunan yang kompleks. Di sisi lain
tatanan baru masyarakat kita dihadapkan pada harapan dan
tantangan global yang dipicu oleh kemajuan di bidang ilmu
pengetahuan, informasi, komunikasi, transportasi, investasi
dan perdagangan.
Di Provinsi Jawa Timur secara substansial telah terbangun
pemahaman untuk mewujudkan pelayanan publik yang sesuai
dengan koridor tata kelola pemerintahan yang baik. Hal itu
diwujudkan dengan dibentuknya Peraturan Daerah Nomor 11
Tahun 2005 Tentang Pelayanan Publik untuk mengakomodasi
akselerasi perkembangan kebutuhan masyarakat Jawa Timur
terselenggaranya pelayanan publik yang prima. Pembentukan
Peraturan Daerah Nomor 11 tahun 2005 adalah dalam rangka
membangun pelayanpelayan publik yang mengedepankan
prinsip-prinsip demokrasi, transparansi, akuntabilitas, dan
responsibilitas dengan paradigma baru, yaitu berubahnya
birokrasi sebagai pangreh (penguasa) menjadi abdi alias
pelayan masyarakat.
Peraturan Daerah Nomor 11 tahun 2005 secara jelas
meneguhkan konstruksi birokrasi sebagai pelayan publik
yang berposisi sebagai pengabdi rakyat. Konstalasi demikian
secara yuridis menciptakan hubungan hukum yang masuk
pada wilayah hubungan-hubungan dinas publik. Pada tataran
demikian penyelenggara dan pelaksana pelayanan publik
terkualifikasi dalam organisasi birokrasi yang harus berkiprah
secara fungsional yang tugasnya berorientasi pada aspek
operasional pelayanan masyarakat.
Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2005 dalam perjalanannya
ternyata tidak mampu menghadapi perkembangan nilai,
regulasi, sistem dan tata kelola pemerintahan yang baik terkait
dengan pelayanan publik. Penyelenggaraan pelayanan publik
masih ditemukan banyak kelemahan sehingga belum dapat
memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat, karena dalam
pemberian pelayanan masih ditemukan adanya berbagai
keluhan masyarakat yang disampaikan baik secara langsung
kepada penyelenggara layanan dan lembaga pengawas
maupun melalui media massa sehingga menimbulkan citra
oktober 2012 mimbar
ix
yang kurang baik terhadap aparatur pemerintah. Mengingat
salah satu fungsi pemerintah adalah melayani masyarakat
maka Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus berupaya
meningkatkan kualitas pelayanan melalui pembaharuan
peraturan dan penyediaan sarana dan prasarana pelayanan
publik. Di sisi lain Pemerintah telah membentuk UndangUndang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, yang
dijadikan dasar penyelenggaraan pelayanan publik secara
nasional dan regional oleh Pemerintah Daerah. Transformasi
tata nilai, regulasi, sistem dan tata kelola pelayanan publik
tersebut disikapi dengan bijak oleh Pemerintah Provinsi Jawa
Timur dengan membentuk Peraturan Daerah baru sebagai
pengganti Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2005 dan
sekaligus sebagai implementasi dari Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.
Pelayanan publik merupakan aktivitas atau kegiatan
organisasi publik yang dilakukan oleh aparaturnya dengan
memberikan jasa-jasa atau kemudahan-kemudahan dalam
rangka mengamalkan dan mengabdikan diri kepada publik/
masyarakat. Tetapi dalam prakteknya terdapat masalah
yang dirasakan masyarakat bahwa saat ini terdapat patologi
dan stigma birokrasi pelayanan publik, antara lain: aparat
pelayanan Iebih menampilkan diri sebagai majikan dari
pada pelayan, Iebih mementingkan diri-sendiri dari pada
masyarakat yang harus dilayani, Iebih berorientasi pada statusquo dari pada peningkatan pelayanan, Iebih memusatkan
pada kekuasaan dan cenderung menolak perubahan, serta
Iebih mementingkan prosedur dari pada substansi. Oleh
karena itu dalam Peraturan Daerah ini ditentukan bahwa
pelayanan publik diselenggarakan sesuai prinsip dan asasasas penyelenggaraan pemerintahan yang baik.
Dalam Peraturan Daerah ini di samping diatur tentang hak
dan kewajiban juga ditentukan secara jelas kewenangan dan
tanggung jawab penyelenggara dan pelaksana pelayanan
publik. Masyarakat selaku penerima layanan publik selain
diberikan hak-hak sipil selaku warga negara juga diberikan
kewajiban yang harus ditunaikan serta larangan yang harus
dihindari terkait dengan pelayanan publik. Guna meningkatkan
efektifitas kinerja pelayanan publik dalam Peraturan
Daerah ini juga diatur mengenai mekanisme pengawasan
dan lembaga pengawas pelayanan publik, baik internal
maupun eksternal. Pengawasan eksternal penyelenggaraan
pelayanan publik di Jawa Timur di samping dilaksanakan oleh
Perwakilan Ombudsman Jawa Timur, juga dilaksanakan oleh
Komisi Pelayanan Publik (KPP) yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah. Keberadaan KPP dalam Peraturan Daerah
ini tetap dipertahankan sebagai kepanjangan tangan bagi
DPRD Provinsi Jawa Timur dalam melaksanakan fungsi
pengawasan terhadap penyelenggaraan pelayanan publik
oleh penyelenggara dan pelaksana pelayanan publik dari unit
satuan kerja pemerintah Provinsi Jawa Timur. Keberadaan
KPP secara filosifis tetap diperlukan mengingat rechtidee
atau cita-cita hukum dari Peraturan Daerah Pelayanan Publik
adalah untuk memberikan keadilan kepada masyarakat Jawa
Timur yang dirugikan akibat terjadinya ketidaksesuaian antara
pelayanan yang diterima dengan standar pelayanan yang
telah ditetapkan.
Peraturan daerah ini diharapkan dapat memberikan kejelasan
dan pengaturan mengenai pelayanan publik di Jawa Timur;
serta terwujudnya kepastian hukum tentang hak, kewajiban,
kewenangan dan tanggung jawab serta perlindungan
terhadap seluruh pihak yang terkait penyelenggaraan
x
mimbar oktober 2012
pelayanan publik. Di samping itu juga dimaksudkan untuk
memberi payung hukum bagi lembaga pengawas internal,
dan pengawas eksternal yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah ini.
Peraturan Daerah diharapkan dapat memberikan
terwujudnya sistem pengorganisasian pelayanan publik
yang memenuhi standar pelayanan. Untuk mewujudkan
semua harapan dan tujuan tersebut maka materi muatan
Peraturan Daerah ini meliputi:
a. Pengertian dan batasan penyelenggaraan pelayanan
publik.
Asas, tujuan dan ruang lingkup penyelenggaraan
b. pelayanan publik.
c. Pembinaan dan penataan pelayanan publik.
d. Hak, kewajiban dan larangan bagi seluruh pihak yang
terkait dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
e. Aspek penyelenggaraan pelayanan publik yang meliputi
standar pelayanan, maklumat pelayanan, sistem
informasi, sarana dan prasarana, biaya/tarif pelayanan,
pengelolaan pengaduan, pengawasan dan penilaian
kinerja pelayanan publik.
f. Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan publik.
Penyelesaian pengaduan dalam penyelenggaraan
g.
pelayanan publik, dan
h. Sanksi.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3
Cukup jelas
Pasal 4
Huruf a
Yang dimaksud dengan “Kepentingan Umum” adalah
Pemberian pelayanan tidak boleh mengutamakan
kepentingan pribadi dan/atau golongan.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “Kepastian Hukum” adalah Jaminan
terwujudnya hak dan kewajiban dalam penyelenggaraan
pelayanan.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “Kesamaan Hak” adalah Pemberian
pelayanan tidak membedakan suku, ras, agama, golongan,
gender dan status ekonomi.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “Keseimbangan Hak dan Kewajiban”
adalah Pemenuhan hak harus sebanding dengan kewajiban
yang harus dilaksanakan Baik oleh pemberi maupun
penerima pelayanan.
Huruf e
Yang dimaksud dengan “Keprofesionalan” adalah Pelaksana
pelayanan harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan
tugas.
Huruf f
Yang dimaksud dengan “Partisipatif” adalah Peningkatan
peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan
dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan
masyarakat.
Huruf g
Yang dimaksud dengan “Persamaan Perlakuan/Tidak
Diskriminatif” adalah setiap warganegara berhak
memperoleh pelayanan yang adil.
Huruf h
Yang dimaksud dengan “Keterbukaan” adalah setiap
penerima pelayanan dapat dengan mudah mengakses
dan memperoleh Informasi mengenai pelayanan yang
diinginkan.
Huruf i
Yang dimaksud dengan “Akuntabilitas” adalah Proses
penyelenggaraan pelayanan harus dapat dipertanggung
jawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Huruf j
Yang dimaksud dengan “Fasilitas dan Perlakuan Khusus
bagi Kelompok Rentan” adalah Pemberian kemudahan
terhadap kelompok rentan sehingga tercipta keadilan
dalam pelayanan.
Huruf k
Yang dimaksud dengan “Ketepatan Waktu” adalah
Penyelesaian terhadap setiap jenis pelayanan dilakukan
tepat waktu sesuai dengan standar pelayanan.
Huruf l
Yang dimaksud dengan “Kecepatan, Kemudahan, dan
Keterjangkauan” adalah Setiap jenis pelayanan dilakukan
secara cepat, mudah dan terjangkau.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Ayat (1)
Dalam melaksanakan ketentuan ayat (1) perlu diupayakan
prinsip kerja yang didasarkan pada semangat menghidupan
komunikasi, koordinasi dan komitmen.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Ayat (1)
Yang dimaksud masyarakat tertentu antara lain orang lanjut
usia, bayi, balita, wanita hamil, korban bencana alam, korban
bencana sosial dan kegagalan teknologi, dan anggota
masyarakat lainnya yang berkebutuhan khusus.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 31
Ayat (1)
Pelayanan berjenjang yang dimaksud adalah pelayanan yang
bersifat ekslusif.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 32
Cukup jelas.
Pasal 33
Cukup jelas.
Pasal 34
Cukup jelas.
Pasal 35
Cukup jelas.
Pasal 36
Cukup jelas.
Pasal 37
Cukup jelas.
Pasal 38
Cukup jelas.
Pasal 39
Ayat (1)
Ketentuan ini bersifat mendorong agar penyelenggaran/
pelaksana bisa berjiwa proaktif dan inovatif dengan menjaga
agar tidak terjadi pelanggaran hukum dalam penyelenggaraan
pelayanan publik.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
oktober 2012 mimbar
xi
Pasal 40
Cukup jelas.
Pasal 41
Cukup jelas.
Pasal 42
Cukup jelas.
Pasal 43
Cukup jelas.
Pasal 44
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “independen” adalah pemilihan
keanggotaan KPP serta pelaksanaan fungsi dan tugasnya
yang bebas dari pengaruh dan intervensi pihak lain.
Ayat (3)
Instansi lain yang dimaksud, misalnya: Badan Pertanahan
Provinsi, Kepolisian Daerah Provinsi, dan intansi lainnya.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 45
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Mediasi dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip
penyelesaian sengketa saling menguntungkan (win-win
solution) bagi pihak-pihak yang bersengketa dalam pelayanan
publik.
Huruf d
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 46
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
xii mimbar oktober 2012
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Antara lain: Pegawai Negeri Sipil, Advokat, Komisaris BUMD,
Notaris, dan sebagainya.
Pasal 47
Cukup jelas.
Pasal 48
Cukup jelas.
Pasal 49
Ayat (1)
Tim independen yang dimaksud adalah mereka yang ahli
di bidang pelayanan publik, komunikasi dan informatika,
kebijakan publik, politik, hukum dan advokasi masyarakat
tetapi tidak berafiliasi dengan organisasi politik tertentu.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 50
Cukup jelas.
Pasal 51
Cukup jelas.
Pasal 52
Cukup jelas.
Pasal 53
Ayat (1)
Publikasi kepada masyarakat bisa dilakukan lewat media
massa atau televisi, radio, internet (media elektronik).
Ayat (2)
Penyampaian laporan sewaktu-waktu apabila terjadi halhal yang khusus adalah penyelesaian pelanggaran hukum
dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang menjadi
opini masyarakat luas, dan dilakukan atas permintaan
DPRD.
Pasal 54
Ketentuan sanksi mengacu pada Undang Undang Nomor 25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan Undang-undang
lain sesuai jenis dan bentuk pelanggarannya, misalnya Kitab
Undang Undang Hukum Pidana.
Pasal 55
Cukup jelas.
Pasal 56
Cukup jelas.
Pasal 57
Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR
NOMOR 8
Download