Farmaka Volume 15 Nomor 3 111 REVIEW ARTIKEL: PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT DENGAN SIX SIGMA Kania Nabila Fajrianti, Ahmad Muhtadi Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor 45363 Telepon: (022) 7796200, Faksimile: (022) 7796200 [email protected], [email protected] ABSTRAK Rumah sakit merupakan salah satu instalasi kesehatan terbesar, di mana terdapat jenis pelayanan yang mendukung kesehatan masyarakat seperti pelayanan medik, penunjang klinik. kefarmasian, penunjang nonklinik, keperawatan dan kebidanan, dan rawat inap. Tidak semua rumah sakit memiliki mutu pelayanan yang tinggi, melainkan terdapat juga yang mutu pelayanannya masih rendah. Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan adalah Six Sigma. Six Sigma adalah alat manejemen yang biasa digunakan dengan tujuan mengurangi cacat produksi dan menekan biaya yang dikeluarkan. Alat manajemen ini biasa digunakan di suatu industri perusahaan, namun juga dapat digunakan di instalasi kesehatan seperti rumah sakit dengan tujuan meningkatkan mutu pelayanannya. Berdasarkan hasil penelusuran pustaka, Six Sigma mampu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Kata kunci: Mutu pelayanan, Six Sigma, rumah sakit ABSTRACT The hospital is one of the largest health installations, where there are types of services that support public health such as medical services, clinical support, pharmaceuticals, nonclinical support, nursing and midwifery, and hospitalization. Not all hospitals have a high quality of service, but there is also still low. One method that can improve the quality of service is Six Sigma. Six Sigma is a management tool commonly used to reduce production defects and reduce costs. This management tool is usually used in a company's industry, but can also be used in health installations such as hospitals of improving the quality of its services. Based on the result of literature study, Six Sigma can improve the quality of health services in hospitals. Keyword: Quality of service, Six Sigma, hospital PENDAHULUAN Tingkat diberikan oleh diberikan pihak rumah sakit hendaknya kenyamanan menunjang kesembuhan fisik pasien. Selain itu, hendaknya juga dapat maupun meningkatkan kepercayaan diri pasien ketidakpuasan seseorang terhadap proses untuk berusaha melawan penyakit yang pelayanan yang diterima olehnya. Maka diderita olehnya. Dengan demikian, jasa dari itu, proses pelayanan kesehatan yang kesehatan baik jasa mampu sangat memengaruhi penyedia yang kepuasan harus terjangkau oleh Farmaka Volume 15 Nomor 3 112 masyarakat dan tersedia secara merata (Sunaringtyas, 2014). Six Sigma adalah sebuah metode ilmiah yang digunakan untuk memecahkan Kualitas pelayanan dapat diartikan berbagai masalah di bidang industri dan sebagai perbedaan antara pelayanan yang bisnis. Six Sigma berorientasi pada proses diterima secara nyata dengan harapan serta pelanggan. perawatan dalam proses pelayanan tersebut. Six kesehatan, terdapat jenis-jenis pelayanan Sigma juga merupakan suatu program yang sama yang disediakan oleh rumah untuk meningkatkan kualitas, di mana sakit, namun kualitas pelayanannya belum terdapat proses pengukuran, investigasi, tentu sama. Pasien adalah pelanggan analisis, dan evaluasi dari suatu masalah. sehingga menjadi bagian yang sangat Analisis ini dilakukan dengan melihat penting dalam sampai ke akar penyebab masalah, di mana Di industri perkembangan industri kesehatan (Setyaningsih, 2013). mendegah terjadinya kegagalan masalah yang timbul menjadi sebab dari Penyebab mutu pelayanan yang ketidakpuasan pasien yang merupakan rendah di antaranya faktor input (peralatan, pelanggan dana, kurangnya fasilitas, tenaga dokter 2014). ahli, dan sebagainya). Selain itu, terdapat POKOK BAHASAN faktor pendukung lain yang menyebabkan rumah Pada sakit (Sunaringtyas, organisasi mutu pelayanan rendah di rumah sakit, kesehatan, yakni kuantitas dan kualitas perawat, sebagai konsumen. Menjamin kepuasan jumlah pasien dokter spesialis, dan alokasi pasien pelayanan adalah dapat prioritas utama berbagai yang pendanaan masih terfokus pada fisik dan ditetatapkan peralatan. Alokasi dana yang kecil ini kesehatan. Sebuah konsep tradisional yang merupakan salah satu alasan terhambatnya mengatakan peningkatan mutu pelayanan (Arifin dkk., membutuhkan pelayanan kesehatan dan 2011). akan terus oleh diasumsikan bahwa menggunakan organisasi masyarakat penyedia pelayanan kesehatan yang sama karena Farmaka Volume 15 Nomor 3 113 membutuhkannya walaupun mereka tidak sistem pelayanan kesehatatan bertujuan begitu puas dengan pelayanan kesehatan untuk yang diterima, telah berubah dengan cepat. layanan kesehatan menerima pelayanan Kini seorang pasien dapat mengakses yang sesuai, benar, dan efektif (Woodard, informasi 2005). pada penyedia pelayanan kesehatan dan dapat membuat pilihan meyakinkan Upaya bahwa yang konsumen dimaksud yakni untuk pengobatan yang akan dijalaninya meliputi total kualitas manajemen atau (Bandyopadhyay and Coppens, 2005). peningkatan Kualitas memiliki peranan penting kualitas berkelanjutan, rekayasa ulang, dan penerapan Six Sigma ketika pasien mulai memilih penyedia yang pelayanan kesehatan berdasarkan mutu dilakukan untuk meningkatkan kualitas, pelayanan dan tingkat kepuasan dari masalah kualitas yang serius tetap ada pengalaman dalam sistem pelayanan kesehatan saat ini sebelumnya. Banyak relatif baru. administrator rumah sakit yang mulai (IOM, memanfaatkan mengidentifikasi persepsi pasien untuk 2001). Meski usaha ini Oleh karena itu, strategi untuk mutu mengatur pelayanan dan staf mereka untuk pelayanan yang lebih baik harus terus perbaikan terus-menerus dalam kinerja dijadikan organisasi rumah sakit (Woodard, 2005). secara keseluruhan (Bandyopadhyay and Copens, 2005). kualitas sejauh administrator berkelanjutan (continuous improvement mana effort) yang bertujuan untuk menurunkan layanan kesehatan populasi dan individu variasi dari suatu proses sehingga akan meningkatkan hasil terjadi peningkatan kapabilitas produk perawatan kesehatan yang diinginkan serta yang bebas dari kesalahan (zero defect) konsisten dengan pengetahuan profesional untuk memberikan nilai kepada pelanggan saat (customer value) dengan target minimal ini. adalah bagi Six Sigma merupakan suatu upaya Berdasarkan Institute of Medicine (IOM), prioritas kemungkinan Walaupun begitu, upaya peningkatan kualitas oleh rumah sakit dan Farmaka Volume 15 Nomor 3 3,4 DPMO 114 (Defect Per Million Opportunitis) (Putri, 2015). - Menghubungkan Six Sigma dengan Metode Six Sigma adalah sebuah proyek pengendalian manajemen untuk meningkatkan kualitas produk dari suatu organisasi, pelayanan, dan prosesnya secara berkelanjutan dengan mengurangi cacat. Metode ini merupakan sebuah strategi bisnis terfokus strategi bisnis, pelanggan, pemasok, dan sumber daya manusia - Keterampilan manajemen proyek dan kaitannya dengan manajemen mutu - Memahami alat dan teknik dalam cakupan Six Sigma pada - Prioritas proyek dan alat (Hassan, 2013). kebutuhan Pendekatan Six Sigma mirip dengan pelanggan, sistem bisnis, produktivitas, pendekatan praktik medis yang digunakan dan kinerja keuangan. Apabila dilihat sejak masa Hippocrates—informasi kembali ke pertengahan tahun 1980-an, relevan diikuti diagnosis penerapan Setelah diagnosis peningkatan yang - Pelatihan sebagai pembelajaran paralel pemahaman metode Six Sigma yang menyeluruh teliti. selesai, memungkinkan banyak organisasi untuk pengobatan diusulkan dan dilakukan. Di mempertahankan keunggulan kompetitif akhir, mereka mengintegrasikan pengobatan yang telah diterapkan untuk pengetahuan mereka tentang proses dengan mengetahui apakah pengobatan itu efektif. statistik, teknik, dan manajemen proyek Untuk (Mehrabi, 2012). pemecahan dengan Faktor kritis dalam kesuksesan penerapan Six Sigma adalah sebagai dilakukan pengecekan mengoperasionalkan masalah mengembangkan ini, lima Six pada strategi Sigma fase—define, measure, analyze, improve, dan control berikut: (DMAIC)—yang diikuti masalah apa pun, - Keterlibatan manajemen dan komitmen baik besar maupun kecil, dapat dilakukan - Perubahan budaya pendekatan (Koning et al., 2006). - Komunikasi - Infrastruktur organisasi Keberhasilan penerapan Six Sigma dalam organisasi diukur berdasarkan nilai Farmaka Volume 15 Nomor 3 sigma yang 115 dicapai. Metode yang c. Analyze: analisis melalui data-data yang digunakan yaitu Define, Measure, Analyze, ada, menganalisis Improve, Control, atau biasa disingkat masalah dengan DMAIC (Putri, 2015). terhadap kesenjangan antara kinerja saat a. Define: menentukan tujuan dan lingkup ini dan kinerja yang diinginkan ke yang akar penyebab ditemukan, proyek, mengumpulkan informasi dari depan para pelanggan, dan mengetahui proses mempermudah ke tahap selanjutnya, dalam menentukan proyek yang akan sumber penyebab kegagalan pelayanan dilakukan (Putri, 2015). Di tahap ini, dapat digambarkan dengan detail dalam proses-proses kunci didefinisikan, juga bentuk diagram (Sunaringtyas, 2014). dilakukan pendefinisian (Putri, analisis 2015). Untuk terhadap d. Improve: memilih karakteristik kinerja konsumen yang terlibat di dalam proses proses yang harus ditingkatkan dan pelayanan sebab-sebab kesehatan (Sunaringtyas, 2014). yang harus dihilangkan (Putri, 2015). Pada tahap b. Measure: menentukan pengukuran apa saja kesalahan yang akan untuk masalah berdasarkan diagram yang menguantifikasi masalah (Putri, 2015). telah dibuat pada tahap analisis dengan Tahap measure memiliki tujuan untuk merancang usulan tindakan perbaikan. menilai waktu Tujuan dari tahap ini yaitu untuk tertentu kemudian melalui program mengetahui apakah sistem baru di peningkatan kualitas, dapat membantu rumah sakit berhasil diterapkan atau menetapkan tujuan yang harus dicapai. tidak (Sunaringtyas, 2014). suatu diperlukan ini, diberikan solusi untuk memecahkan proses pada Di tahap ini, penentuan karakteristik e. Control: mengendalikan kinerja proses mutu pelayanan kesehatan paling kritis dan menetapkan atau Ctitical to Quality dilakukan perbaikan (Sunaringtyas, 2014). dilakukan perbaikan terhadap sistem (Putri, rencana tindakan 2015). Setelah pelayanan sebagaimana yang dilakukan Farmaka Volume 15 Nomor 3 116 pada tahap sebelumnya, di tahap ini Massachusetts, dilakukan pengukuran mutu pelayanan (Thomerson, 2001). rumah sakit (Sunaringtyas, 2014). Terdapat Penerapannya Serikat difasilitasi oleh informasi konsultan dari General Electric, yang mengenai metodologi DMAIC. DMAIC memberikan hasil positif dengan kenaikan banyak digunakan untuk proses yang ada. 33% dalam radiologi dan 21,5% penurunan Pendekatan ini tidak hanya memanfaatkan biaya. Organisasi layanan kesehatan lain alat juga yang selanjutnya mengikuti adalah Mount seperti Carmel Health System di Ohio, Thibodaux pengembangan Regional Medical Center di Louisiana, dan Six banyak Amerika Sigma, menggabungkan analisis namun konsep keuangan dan lain jadwal proyek. Metodologi DMAIC sangat Charleston Area Medical Center di bagus bila diterapkan pada proses yang Virginia Barat (Sehwail and DeYong, sudah ada, di mana pencapaian tingkat 2003; Heuvel et al., 2005). kinerja yang ditetapkan akan menghasilkan Salah satu dari proyek Six Sigma manfaat sesuai dengan yang diharapkan yang pertama adalah mencapai pengobatan (Chakrabarty and Tan, 2007). tepat waktu dan akurat, serta mencari Manfaat dari Six Sigma dimulai penggantian klaim yang kurang lancar dari terlihatnya sistem rumah sakit dan Bagi Mount Carmel Health, kesehatan. di proses dengan Six Sigma menghasilkan Columbus, Ohio, adalah organisasi layanan keuntungan bersih 857.000 dolar." (Revere kesehatan pertama yang melaksanakan Six and Black, 2003). Dengan demikian, Sigma dalam organisasinya (Revere and Mount Black, 2003). stabilitas finansialnya melalui Six Sigma Mount Salah satu Carmel Health organisasi layanan kesehatan pertama yang menerapkan Six Sigma adalah Commonwealth Carmel Health "Perbaikan meningkatkan (Woodard, 2005). Mount Carmel melaporkan bahwa Health mereka bisa menghemat sampai 3,1 juta Corporation pada 1998 di negara bagian dolar dari program Six Sigma mereka Farmaka Volume 15 Nomor 3 117 (Lazarus and Stamps, 2002b), Charleston Dalam bidang pelayanan kesehatan, Area Medical Center mampu menghemat penerapan Six Sigma telah dilaporkan sampai 841.000 dolar dalam manajemen dapat mempersingkat waktu kunjungan rantai pasok dengan menggunakan Six pasien di rumah sakit, meningkatkan mutu Sigma (Lazarus and Stamps, 2002a), pelayanan, dan berkontribusi pada proses sedangkan Thibodaux Regional Medical administrasi yang lebih efisien (Heuvel Center melaporkan penghematan sampai and Does, 2004). lebih dari 475.000 dolar per tahun pada 2001 dan 2002 (Stock, 2002). Aplikasi praktik dari Six Sigma dalam pelayanan kesehatan telah Benedetto (2003) menggambarkan dijelaskan oleh Van Heuvel et al. (2004), pendekatan di University of Texas MD serta Woodard (2005). Stahl and B. Anderson sementara Schultz (2003) berargumen bahwa proses menggambarkan dalam bidang layanan kesehatan seringkali Cancer Elsberry bagaimana Center, (2000) sama desainnya lebih sederhana dibandingkan meningkatkan jumlah ujian yang dilakukan dengan proses industri. Stahl and B. oleh 45 persen tanpa peningkatan sumber Schultz (2003) percaya bahwa keterbatasan daya (mesin dan waktu). perbaikan dalam layanan kesehatan akan Salah institusi layanan dialami lebih awal daripada di sistem kesehatan pertama selain di Amerika industri. Bagaimanapun, proses sistem Serikat yang menerapkan Six Sigma adalah manajemen telah teridentifikasi sebagai Red Cross Hospital di Beverwijk, Belanda, faktor kunci untuk peningkatan jangka dengan asistensi terhadap Institute for panjang dari penerapan Six Sigma di Business and Industrial Statistics di the layanan kesehatan (Simmons et al., 2004). University satu yang of organisasi Amsterdam: total Dalam review tentang upaya penghematan sebesar 1,2 miliar dolar peningkatan kualitas di layanan kesehatan, dilaporkan setelah tiga tahun penerapan Boaden et al. (2008) menyimpulkan bahwa, (Heuvel and Does, 2004). “Memberikan akun Six Sigma yang tidak Farmaka Volume 15 Nomor 3 118 obyektif dalam layanan kesehatan sampai saat ini tidak mungkin memberikan pandangan independen pada hasil yang dilaporkan.” (Tseng and Lin, 2009). layanan kesehatan terfokus pada pelayanan dukungan administrasi, dan administrasi finansial (Antony et al., 2006) dengan eksekusi proyek mengikuti proses berikut (Taner et al., 2007): sinar X kepuasan pasien di - Mengurangi waktu pengulangan dalam menyiapkan laporan medis personel - Meningkatkan produktivitas layanan kesehatan personel - Meningkatkan ketepatan hasil - Meningkatkan dan ketepatan proses mengurangi angka - Meningkatkan perpindahan lintas berbagai departemen di rumah sakit - Mengurangi jumlah infeksi luka pascaoperasi dan masalah yang terkait - Mengurangi antrean atau kemacetan di UGD dengan itu - Meningkatkan jadwal pemeriksaan MRI - Mengurangi siklus waktu di berbagai area rawat inap dan rawat jalan - Mengurangi angka kesalahan dalam dan meningkatkan keselamatan pasien pasien administrasi kesalahan penagihan Accident and Emergency (A&E) - Mengurangi kesalahan - Meningkatkan manajemen aktif biaya penagihan - Meningkatkan ketepatan kode klinik pengobatan - Mengurangi laboratorium - Meningkatkan kapasitas di ruang-ruang - Meningkatkan yang berisiko tinggi pengobatan Proyek Six Sigma sejauh ini dalam langsung, - Mengurangi kesalahan dari pengobatan kegagalan - Meningkatkan waktu untuk pemesanan obat - Meningkatkan pengerahan farmasis atau perawat - Meningkatkan kapasitas operasi penanganan - Mengurangi lamanya menetap di A&E - Memperbaiki siklus pendapatan - Mengurangi level inventori Farmaka Volume 15 Nomor 3 119 - Memperbaiki ketepatan registrasi pasien DAFTAR PUSTAKA - Memperbaiki retensi karyawan Antony, J., F. Antony, and T. Taner. 2006. Dari penelusuran pustaka The Secret of Success. Public sebagaimana yang telah dijelaskan, Six Service Sigma Industry, 10. terbukti dapat meningkatkan kualitas suatu sistem. Selain mampu Review: Trade and Arifin, Alwi, Darmawansyah, dan A.T.S. meningkatkan mutu pelayanan kesehatan Ilma di rumah sakit, Six Sigma juga mampu Pelayanan Kesehatan Ditinjau dari menekan biaya pengeluaran dari rumah Aspek sakit tersebut. Instalasi Rawat Inap RSU Haji Di samping itu, kualitas manajemen organisasi dengan kesehatan dapat diterapkannya meningkat Six S. 2011. Input Analisis Rumah Mutu Sakit di Makassar. Jurnal MKMI, Vol 7 No. 1. Sigma. Bandyopadhyay, J. and K. Coppens. 2005. Organisasi kesehatan pun mendapatkan Six Sigma Approach to Healthcare keuntungan dengan penerapan Six Sigma Quality ini berupa penghematan biaya. Management. International Journal of KESIMPULAN Berdasarkan pustaka, diketahui and Quality Productivity & Productivity Management, Volume 5, No.1. hasil penelusuran bahwa Six Sigma Benedetto, A. R. 2003. Adapting Manufacturing-Based Six Sigma mampu meningkatkan mutu pelayanan Methodology to the Service kesehatan di rumah sakit. Environment of A Radiology Flm Library. Journal of Healthcare UCAPAN TERIMA KASIH Management, 48(4). Terima kasih kepada Prof. Dr. Boaden, R. G. 2008. Quality Improvement: Ahmad Muhtadi, M. S., Apt. selaku Theory and Practice in Healthcare. pembimbing. Farmaka Volume 15 Nomor 3 120 NHS Institute for Innovation and of Six Sigma and Competitive Improvement, Coventry. Advantage, 1 (4). Chakrabarty, Ayon and K.C. Tan. 2007. Institute of Medicine. 2001. Crossing the The Current State of Six Sigma Quality Chasm: A New Health Application in Services. Managing System Service Quality Vol. 17 No. 2. Washington, Emerald Group Publishing Limited Academies Press. 0960-4529. for the 21th DC: Century. National Koning, Henk de, J.P.S. Verver, J.V.D. Elsberry, R. B. 2000. Six Sigma: Applying Heuvel, S. Bisgaard, and R.J.M.M. A Corporate Model to Radiology. Does. 2006. Lean Six Sigma in Decisions in Imaging Economics, Healthcare. Journal for Healtcare 13 (7). Quality, Vol. 28, No. 2. Hassan, Mohamed. K. 2013. Applying Lean Six Reduction Sigma in a for Waste Manufacturing Environment. American Journal of Industrial Engineering, Vol. 1, No. 2. Heuvel, J. van. and R. Does. 2004. Six Sigma in a Dutch Hospital: Does it Lazarus, I. R. and B. Stamps. 2002a. The Promise of Six Sigma: Getting Better Faster. Extra Ordinary Sense, 3. Lazarus, I. R. and B. Stamps. 2002b.. The Promise of Six Sigma. Managed Healthcare Executive, 12. Mehrabi, Javad. 2012. Application of Six- Work in a Nursing Department? Sigma in Educational Quality Quality and Reliability Engineering Management. Procedia - Social International, 20 (5). and Behavioral Sciences, 47. Heuvel, Van den J., R.J.M.M. Does, and Putri, Elizabeth Indah Prihanti Soetardi. J.P.S. Verver. 2005. Six Sigma in 2015. Analisis Lean Six Sigma Healthcare: Lessons Learned from Perbekalan Farmasi di Gudang A Hospital. International Journal Farmasi RS PMI Bogor Tahun Farmaka Volume 15 Nomor 3 121 2013. Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan Nomor 2, Volume 1. Patient Care Process. Nursing Management, 35 (6). Stahl, R. and B. Schultz. 2003. From Revere, L. and K. Black. 2003. Integrating Incremental Improvement to Six Sigma with Total Quality Designing the Future. Six Sigma Management: A Case Example for Forum Magazine, 2 (2). Measuring Journal Medication of Errors. Stock, G. 2002. Taking Performance to a Healthcare Higher Level. Six Sigma Forum Management, 48 (6). Magazine, 1 (3). Sehwail, L. and C. DeYong. 2003. Six Sunaringtyas, Rachmawati. 2014. Studi Sigma in Health Care. International Kualitas Pelayanan Rawat Inap Journal Quality Rumah Sakit dengan Menggunakan Incorporating Metode Six Sigma. Jurnal MHB, of Healthcare Assurance Leadership in Health Sevices, 16. Volume 2. Setyaningsih, Ira. 2013. Analisis Kualitas Taner, M. T, B. Sezen., and J. Antony. Pelayanan Rumah Sakit terhadap 2007. An Overview of Six Sigma Pasien Menggunakan Pendekatan Applications in the Health-care Lean Service Industry. International Journal of Performance) (Studi Kasus Rumah Health Care Quality Assurance, 20 Sakit S). Spektrum Industri No. 2, (4). Servperf (Lean Volume 11. Thomerson, L. D. 2001. Journey for Simmons, D., P. Cenek, J. Counterman, D. Excellence: Kentucky’s Hockenhury, and Litwiller. 2004. Commonwealth Health Corporation Reducing VAP with 6 Sigma – Use Adopts Quality Annual Improvement Methodologies to Enhance Core Six Sigma Quality Proceedings, 55. Approach. Congress Farmaka Volume 15 Nomor 3 122 Tseng, M. L. and Y.H. Lin. 2009. Application of Fuzzy DEMATEL to Develop a Cause and Effect Model of Municipal Solid Waste Management in Metro Manila. Environmental Monitoring and Assesment, 158. Woodard, Tanisha D. 2005. Addressing Variation in Hospital Quality: Is Six Sigma the Answer? Journal of Healthcare Management, 50:4.