KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Empat konsep teori Struktural Fungsional yang melandasi penelitian, yaitu sistem, struktur sosial, fungsi, dan keseimbangan. Keluarga sebagai sistem yang dinamis, terdiri dari berbagai bagian subsistem yang saling berhubungan, berfungsi memelihara keseimbangan sosial masyarakat. Sistem sosial sebagai sistem yang harmonis, berkelanjutan, dan senantiasa menuju keseimbangan. Keseimbangan sistem yang stabil dalam keluarga, dan kestabilan sistem sosial dalam masyarakat. Sistem berarti baik berada pada lapisan individual, lapisan institusional (keluarga), dan pada lapisan masyarakat. Sistem keluarga juga tidak akan lepas dari interaksinya dengan sistem-sistem lainnya yang ada, seperti sistem ekonomi, politik, pendidikan, kesehatan, dan agama, juga keluarga dapat berfungsi dalam memelihara keseimbangan sosial masyarakat. Menurut Struktural Fungsional (Talcott Parson), ekonomi (adaptasi, A) merupakan salah satu dari beberapa subsistem masyarakat, yaitu pencapaian tujuan (G), integrasi (I) untuk mencapai keseimbangan, dan pola pemelihraan dan manajemen (L), mempunyai satu sistem nilai dan kepercayaan. Institusi khusus yang berfungsi pemeliharaan laten adalah agama, ilmu pengetahuan, keluarga dan pendidikan. Ekonomi merupakan subsistem dari sistem sosial yang tidak dapat mencukupi diri sendiri dalam cara persaingan bebas, tetapi memiliki ketergantungan pada tiga subsistem lainnya, G, I dan L. Pada sistem kehidupan keluarga petani miskin di Kab. Blora, diduga penghasilan dari usahatani dan buruh tani tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok, mereka akan mengalokasikan tenaga keluarga, pola nafkah ganda, mengerjakan berbagai jenis pekerjaan (the multiple employment strategy), senada temuan White (1991), Dharmawan et al (2004) di luar Blora, dan nafkah berbasis modal sosial {kepercayaan, relasi, dan jaringan sosial (Putman)} sebagai strategi bertahan hidup, yang sangat tergantung pada pertanian. Jika keberlanjutan nafkah terancam mereka akan melakukan strategi coping, dengan mengubah strategi nafkah yang biasa dengan strategi nafkah baru, menggunakan sumber-sumber nafkah. Teori yang mendasari strategi coping adalah teori perilaku. Tingkah laku adalah fungsi dari pada sikap (Ahmadi, 1999; Azwar, 2003). Sikap dan tingkah laku ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Pengukuran sikap kami lakukan pada peubah lingkungan sosial ekonomi dan ekologi (meso), serta dukungan sosial ekonomi dan kebijakan (makro). Strategi coping yang dilakukan dalam konteks krisis, dalam kontek penelitian ini musim tidak panen (durasi waktu) yang dominan, atau kemarau panjang, yang disertai tekanan sumberdaya, diduga berbeda dengan strategi coping dalam kondisi normal, dalam kontek penelitian ini musim panen. Strategi coping dan nafkah berbasis modal sosial yang dilakukan keluarga petani miskin diharapkan dapat mengoptimalkan keberfungsian keluarga dalam memenuhi kebutuhan pokok (pangan, kesehatan, pendidikan, perumahan) dari berbagai kerentanan, perubahan sumberdaya, dan krisis. Tingkat pemenuhan kebutuhan pokok menurut Sunarti (2001) termasuk pada kategori ketahanan fisik keluarga. Setiap keluarga akan mengembangkan sistem penyesuaian diri (adaptasi) dalam merespon perubahan, baik bersifat jangka pendek (coping mechanism), atau yang lebih bersifat jangka panjang (adaptive mechanism). Secara operasional, diduga terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi strategi coping, nafkah berbasis modal sosial, keberfungsian keluarga, dan pemenuhan kebutuhan pokok. Strategi coping dan nafkah berbasis modal sosial sebagai bagian dari perilaku keluarga akan dipengaruhi berbagai faktor predispocing (pengetahuan, sikap, dan nilai), faktor enabling (sarana dan fasilitas), dan faktor reinforcing (dukungan masyarakat dan lingkungan). Apabila keluarga memiliki sedikit sumber coping, baik secara individu atau kolektif, maka proses coping tidak akan pernah dimulai, dan tekanan, krisis dapat terjadi berkelanjutan. Penelitian ini berfokus tentang ekosistem keluarga dalam menganalisis strategi coping, strategi nafkah berbasis modal sosial, dan dampaknya terhadap keberfungsian keluarga, pemenuhan kebutuhan pokok (pangan, kesehatan, pendidikan, perumahan), dan ketahanan fisik keluarga. Keluarga tergantung kepada berbagai sistem eksternal (unit-unit di luar sistem keluarga), dan berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung, yang tergambar dalam sebuah sistem. Berdasarkan pokok pikiran di atas, kerangka pemikiran penelitian terlihat Gambar 8 di bawah ini. pada Input (A) Proses (B) Output (C) Karakteristik Keluarga Petani 1. Pekerjaan 2. Pendidikan 3. Pendapatan 4. Jumlah anggota keluarga STRATEGI COPING Sikap Keluarga : Lingkungan Sosial Ekonomi Budaya dan Ekologi 1. Potensi dan masalah sumber nafkah 2. Kerentanan 3. Keterdedahan budaya massa Sikap Keluarga : Dukungan Sosial Ekonomi, Kebijakan KEBERFUNGSIAN KELUARGA KETAHANAN FISIK KELUARGA STRATEGI NAFKAH BERBASIS MODAL SOSIAL PEMENUHAN KEBUTUHAN POKOK 1. Pangan, 2. Kesehatan, 3. Pendidikan, 4. Perumahan 1. Masyarakat/lembaga 2. Pemerintah Gambar 8. Strategi coping dan nafkah serta dampaknya terhadap keberfungsian dan ketahanan fisik keluarga