Strategi Pemulihan Ekonomi Indonesia Melalui

advertisement
S T R A T E G ~P E M ~ L I H ~ M
EKONOMI, INDONESIA
MELALUI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS
Oleh : Dr. H.S. Dillon '1
I. PENDAHULUAN
Terpuruknya perekonomian Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah mengungkapkan berbagai
kelemahan kebijakan pemerintahan di bidang ekonomi selama ini. Pada satu sisi apresiasi dolar yang tajam
menjadikan harga pangan impor tidak terjangkau lagi oleh sebahagian besar konsumen sedangkan pada sisi lain
harga yang tinggi merangsang petani dan agroindustrialis untuk meningkatkan produksi semua komoditi ekspomya.
Depresiasi rupiah yang tajam belakangan ini telah menyebabkan harga input yang sifatnya tradable
melonjak dengan sangat tajam, sedangkan harga input non tradable seperti tenaga kerja dan lahan meskipun
mengalami kenaikan tetapi kenaikannya tidak setajam harga input tradable. Dalam kondisi saat ini ternyata
hanya sektor pertanian yang masih memperlihatkan pertumbuhan yang positif. Pada tahun 1998 ini laju
pertumbuhan PDBnya sebesar 0,26 persen, sementara sektor-sektor lainnya seperti industri pengolahan,
perdagangan dan jasa memperlihatkaan pertumbuhan yang negatif masing-masing sebesar -12 persen, -21,4
persen dan -5,7 persen. Hal ini merupakan indikasi bahwa sektor pertanian dan agroindustri yang berbasiskan
sumberdaya domestik dapat berperan sebagai pemicu yang handal bagi pemulihan perekonomian Indonesia.
Struktur dan Laju Pertumbuhan PDB
Menurut Lapangan Usaha
Lapangan Usaha
Tahun
Pertumbuhan
1996
1997
1998
1997
1998
Pertanian pangan, petemakan
16,53
16,07
18,04
0,64
0,26
Industri pengolahan
25,45
25,6
27,02
6,23
-12,O
Perdagangan, hotel & restoran
16,69
16,73
14,76
5,46
-21,4
Jasa
8,69
8,62
6,64
3,04
-5,71
Sumber :Biro Pusat Statistik , 1998.
Oleh karena itu, kini merupakan saat yang
I
I
dan membantu pengendalian harga pangan dalam
I
tepat untuk melaksanakan investasi di sektor pertanian
I
I
dan agroindustri yang dapat menciptakan empat kali
lebih besar kesempatan kerja dibandingkan investasi
di sektor manufaktur. Sebagaimana
diketahui,
investasi di sektor ini membawa dampak ganda
produk pertanian dan agroindustri, kita akan dapat
,
meraih devisa dalam jumlah yang jauh lebih besar
I
lagi yang pada akhirnya membantu pengentasan
I
I
I
I
yaitu : pertama, peningkatan produksi substitusi
impor melalui pengembangan intensif untuk
menghela produktivitas petani, sekaligus menghemat
negeri ; kedua, melalui peningkatan pangsa ekspor
kemiskinan baik itu di pedesaan maupun di perkotaan.
Pengalaman ini terjadi pada saat kita melaksanakan
I
I
I
swasembada beras
pada
lalu. Untuk mencapai
tahun
1984
swasembada
yang
beras,
I
devisa, mendorong pertumbuhan yang lebih merata,
I
pemerintah secara all out mengerahkan seluruh
I
I
"Executive Director Centre Iur Agricultural Policy Studies
I
1SSN: 0853.8468
2g
I
AGR1,WEDIA - VOLUME 5 , ho 1 - Februarl 1999
aparatnya yang terkait dan dampaknya telah
urutan kedua dengan nilai ekspor sebesar USD 1,l
membantu mengentaskan kemiskinan baik itu di
milyar pada tahun 1990 meningkat menjadi USD 1,8
pedesaan maupun diperkotaan yaitu dari 10juta orang
milyar pada tahun 1997. Produk perikanan dengan
penduduk miskin di perkotaan dan 44,2 juta orang
kontribusi peningkatan ekspor terbesar adalah udang
dipedesaan pada tahun 1976 menurun menjadi 7,2
dan tunalcakalang
Ekspor Indonesia selama ini terkonsentrasi
juta orang penduduk miskin di perkotaan dan 15,3
pada tiga negara dan satu kawasan yaitu Jepang,
juta orang di pedesaan pada tahun 1996.
Amerika Serikat, Singapura dan Eropa Barat,
demikian juga halnya dengan ekspor hasil pertanian.
11. PERKEMBANGAN PELUANG INVESTASI
Ekspor Indonesia ke Amerika Serikat meliputi
D l SEKTOR PERTANIAN
Peluang pengembangan investasi pertanian
komoditi pisang, karet, kopi, kakao, teh, rempah-
dan agroindustri terlihat dari hasil usaha tani dan
rempah dan minyak atsiri, daging, produk-produk
perkembangan ekspornya yang terus meningkat.
unggas, susu, lemak hewan, kulit olahan, wool,
Berdasarkan hasil penelitian terhadap usaha tani kopi
makanan temak, buah, sayur, gula dan produknya,
di Lampung dan lada di Bangka (Asia Foundation
tembakau, minyak sawit, pupuk dan hasil-hasil
1998) memperlihatkan
perikanan.
hasil usaha tani kedua
peningkatan ekspor yang
komoditas
ini
cukup tajam telah terjadi
memperlihatkan kenaikan
pada produk hortikultura,
pada
krisis
pangsa ekspor produk
dibandingkan sebelum
agroindustri kita ke negara
krisis. Keuntungan total
Paman Sam ini masih kecil
rata-rata per tahun usaha
sekali yaitu pada tahun
tani
1996 baru mencapai 2,4
saat
kopi
meningkat
Walaupun
sebesar 2.557 persen yaitu
persen.
dari Rp. 23.777,- sebelum
Sementara itu sejak tahun
krisis meningkat menjadi
199 1 posisi Indonesia
Rp. 632.000,- setelah
menempati urutan ke tiga
krisis. Begitu pula halnya
sebagai pemasok komoditi
dengan lada yaitu dari Rp.
pertanian ke Jepang setelah
2.683.651,- sebelum krisis meningkat menjadi Rp.
USA dan RRC. Walaupun demikian, apabila dilihat
30.438.511,- setelah krisis atau meningkat sekitar
dari nilai surplus perdagangannya maka Indonesia
1.034 persen.
menempati urutan pertama yaitu sekitar 6,46 USD
Nilai ekspor komoditas perkebunan yang
milyar. Ekspor utama produksi pertanian Indonesia
pada tahun 1990 baru sebesar USD 2,3 milyar telah
ke Jepang yang terbesar adalah produk perikanan
berubah menjadi USD 5,l milyar pada tahun 1997
antara lain tuna, udang, lobster, kemudian diikuti oleh
atau meningkat sekitar 95 persen pada periode
produk perkebunan yaitu kopi dan minyak sawit,
tersebut. Peningkatan ekspor ini terutama didominasi
produk hortikultura seperti pisang dan nenas dan
oleh produk-produk minyak sawit, karet, kakao, kopi
produk petemakan seperti unggas. Pada tahun 1996
dan tembakau. Komoditas perikanan yang menempati
I
I
pangsa pasar produk agroindustri kita ke Jepang baru
mencapai 4,7 persen.
-
-
L
a
tanah rata-rata seluas 0,5 ha
m-sm-"-
P
tanian ke Eropa terutama
Pada saal ini kits melil~allbesarnya
pelliarwg pengembaainyarn aqiornrrlitlslri baik
tenaga kerja keluarga tani
mencakup
an%uksubsliiarisii irripr~rfndtpputs orientasi
secara optimal. Oleh karena
eksyu~. Pangesnbaatqjari agroindihnstri Efli
iui~ereipakan leanhatar; yang akan iieitjiih
naengasnin hahwa transfork~lasist~oktmial
adalah yanq benar dan bukan senru.
Danyaiio mexagacaa kspada perekonomiian
iakyat yang kokoh. n ~ a utidak mau kits
itu gelombang reformasi
liarus segera "jack-so-basics" dam
111elskukafirrassSarmasi seMor pertanjar:
ban agrsindusltrl nrelalule reorientas[
slrategr- kohlijakan dan program, sefla
revilalrsasi kcleinha(1aan !nula! dari
lar~qkatairansr eksourtilr as;rngga ke petarrl.
(600.000 ha) dari areal
Adapun ekspor perhasil-hasil
perkebunan seperti minyak
nabati (sawit), karet, kopi,
teh, rempah-rempah, biji
kakao, tembakau dan
molase. Sedangkan produk
lain yang cukup besar nilai
ekspornya adalah hasilhasil perikanan seperti
udang, tunalcakalang dan
lain-lain, dan produkproduk hortikultura seperti
manggis.
belum dapat menyerap
dan gagasan pengembangan ekonomi kerakyatan merupakan momentum
yang tepat untuk mendistribusikan 60 persen
produktif (1 juta hektar)
BUMN Perkebunan kepada buruhnya sebelum privatisasi mengikuti pola
PIR. Kebijakan ini diharap-
pisang
dan
Pangsa
pasar produk
kan akan turut merangsang
agroindustri kita ke Eropa
investasi swasta ke sub
baru sekitar 1,5 persen.
sektor hortikultura teruta-
Mengingat pangsa pasar kita di negara yang kuat
ma di Jawa melalui sistem"contract farming" dengan
perekonomiannya masih kecil, kita berpeluang untuk
para buruh perkebunan yang telah mendapatkan 60
merebut pangsa yang jauh lebih besar di pasaran
persen dari lahan BUMN Perkebunan tadi.
komoditi pertanian dan agro-industri internasional
Transformasi dari sebagian tanaman tahunan menjadi
pada masa mendatang.
tanaman musiman akan menciptakan kesempatan
kerja dan berusaha yang sangat luas, serta melipatgandakan pendapatan per satuan luas per tahun atas
111. STRATEGI PEMULIHAN EKONOMI
lahan yang subur, disamping itu juga akan turut
INDONESIA
Pada saat ini kita melihat besarnya peluang
membantu pengembangan otonomi daerah guna
pengembangan agroindustri baik untuk substitusi
menghilangkan kesenjangan antar daerah warisan
impor maupun orientasi ekspor. Pengembangan
orde baru. Dalam kaitan ini, kebijakan untuk
agroindustri ini merupakan jembatan yang akan lebih
memberikan bantuan khusus kepada produsen
menjamin bahwa transformasi struktural adalah yang
agroindustri mempunyai potensi untuk meningkatkan
benar dan bukan semu. Dengan mengacu kepada
produktivitas komoditi pertanian bernilai-tambah
perekonomian rakyat yang kokoh, mau tidak mau kita
tinggi seperti buah-buahan eksotis dan bunga
harus segera "back-to-basics" dan melakukan
potongnya. Diharapkan nantinya kebijakan ini akan
transformasi sektor pertanian dan agroindustri
semakin meningkatkan daya saing produk
melalui reorientasi strategi, kebijakan dan program,
agroindustri kita.
serta revitalisasi kelembagaan mulai dari tingkat
Terdapat empat faktor penentu daya saing
aliansi eksportir hingga ke petani.
yang perlu senantiasa diperhatikan, yaitu :
Petani kita yang hingga kini hanya memiliki
ISSN: 0853.8468
31
I
I
I
Pertama, Kondisi input yaitu keberadaan input
AGRIMEDlA
VOLUME 5,Yo. I - Fcbruarn 1999
seperti tenaga kerja terampil atau infastruktur yang
dengan pemasarannya, aspek teknologi tidak dapat
sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing
kita lepaskan. Pengembangan teknologi perlu
suatu industri.
mencakup aspek-aspekbioteknologi, teknologi
Kedua, Kondisipermintaan yaitu permintaan yang
ecofarming, teknologi proses, teknologi produk dan
tinggi di manca negara dan permintaan dalam negeri
teknologi informasi. Bioteknologi bemjuan untuk
yang mulai terdiferensiasi selaras dengan peningkatan
menghasilkan bibit/benih melalui rekayasa genetis
pendapatan per kapita.
yang membawa cetak-biru untuk menghasilkan
Ketiga, Strategi, struktur dun pesaing perusahaan
produk dengan karakteristik yang dituntut pasar. Pada
dimana banyak perusahaan yang masuk ke dalam
usaha-tani sendiri, pengembangan teknologi
industri, terjadi inovasi yang cepat.
diarahkan ke teknologi ecofarming dan organic farm-
Keempat, Zndustri pendukung yang berkaitan
ing. Dengan demikian, selain meningkatkan
produktivitas sembari
dimana keberadaan industri
pendukung yang berkaitan
dengan dan meno-pang
industri
utama
akan
menentukan daya saing
secara internasional.
Peningkatan produktivitas tenaga kerja dan
infastruktur sangat diperlukan untuk meningkatkan
daya saing agroindustri Indonesia. Hasil analisa oleh
IMD Swiss tahun 1998
menyimpulkan bahwa Indonesia memperoleh urutan ke
40 dalam pengembangan
infrastrukturnya dari 46
Transfornrasi d a r i sebagiarr
tanamam; tahunan menjadi t a n a m a n
nskrsiimair~akan menciptakan kesempildan
melestarikan lingkungan,
kerja dan bermsaha yang sangat luas.
sea%kamelipat-gartrdaka peasdapatan per
satwian luas per tahun atas lahan yarrvg
subur, disampiag iltu jugs akaw turnat
membat~tup ~ n g e a ~ a b a n g aatonilnni
n
daerah guns menghilangkan kesenjangan antar rtaeuah warisan orde baru.
Daiiam kaitan ini, kebijakara untuk
merprrheiikan Isanluan khersus kepada
nuhi persayaratan eco-la-
produserr agroisadlrnslri m e m p u n y a r
potens! u ~ ~ t umavsingkatkan
k
prodraktjivitas kornaditi perlanian beunilait a m b a h tinggi seperli buah-hrraham
teknologi ini menghasilkan produk yang memebelling sehingga mampu
menembus hambatan sanitary dan phytosanitary
yang dirakit negara maju
untuk memproteksi petaninya. Pada agroindustri,
teknologi prosesing bertujuan meningkatkan efisiensi, menghasilkan diversifikasi produk, menekan
limbah dan menetralisir
pollutan.
Sementara
infrastruktur menyangkut
eksotis dan bunga p o i o r ~ g n y a . itu, teknologi produk
Diharapkan nantirlya kebijaklsa~ainn akan mengakomodir value atsemak!i.a n~enhngkatkandaya saing tributes dan package at-
antara lain kurangnya sarana
produk agrrrindustri kita.
negara yang dianalisa.
Kelemahan kita dalam
pelabuhan, jalan-jalan eko-
tributes untuk merebut
pangsa pasar yang lebih
pm
nomi terutama jalur-jalur bahan baku dari Indonesia
besar lagi.
Bagian Timur dan masih lemahnya "soft
Guna memperce-pat dan mempertajarn visi
infrastruktur"seperti birokrasi dan peraturan-
pengembangan dan aplikasi teknologi ini, perlu
peraturan yang masih menghambat, ketidakpastian
ditingkatkan lagi penelitian dan pengembangan kita.
masterplan, dan lain sebagainya.
Berdasarkan hasil penelitian LIP1 tahun 1996,
kontribusi penelitian dan pengembangan kita terhadap
Disamping itu untuk pengembangan gugus
agribisnis yang dimulai dari tingkat produksi sampai
ISSN: 0853-8468
32
I
I
1
PDB adalah yang paling kecil dibandingkan dengan
AGRIhlEDIA - VOLUME 5, ho. I - Februari 1999
beberapa negara Asia lainnya seperti terlihat pada
perubahan kelembagaan yang ada pada saat ini. Kita
Tabel dibawah ini.
Tabel I. Kontribusi Penelitian dan
Pengembangan terhadap PDB pada
Beberapa Negara ASIA
dapat mengikuti jejak beberapa negara yang telah
mengkaji ulang baik kehadiran diplomatiknya di
negara-negara yang kurang penting, maupun
mengurangi jumlah diplomatiknya di luar negeri.
Berdasarkan kemampuan kelembagaan yang kian
Negara
Kontribusi R&D thd PDB
Jepang ( 1992)
2.8
Korea Selatan (1992)
2.2
Taiwan (1991)
1.7
Singapura (1992)
1.3
China (1 992)
0.7
Indonesia (1994)
0.16
meningkat, mungkin tugas Atase teknis sudah saatnya
dilimpahkan kepada para Kepala Bidang Ekonomi
pada KBRI. Sebagai gantinya ditempatkan
penvakilan dagang yang non-diplomat dan bertugas
memperluas pangsa pasar, mendapatkan teknologi
maju, dan pendanaan yang murah.
Sumber :Centre.for the Analysis of ScientiJicand
Technologicul Development, Indonesia Institute of
Sciences (PAPIP-LIPI), August 1996.
Menghadapi perekonomian yang terpuruk
pada saat ini dengan banyaknya bank dan
konglomerat yang kolaps, serta tingkat bunga yang
Menqhadapi perek~nomiianyang
lerparrark pada saat inl dengan baiayakrrrya
bank dan kanqloeneraf yang kalaps, sefla
tingkat barnga yang tingga, maha sii&a
tiidalk. suka kita Rar'us i~!ex;~as;ukkastinves20r asirly ke Blaegftrs Zercivla rwlr, Guna
labih mendorang investor asang iniy
p e f l ~ ~ r r n l ahariiks
h
seggra snenkxrunkan
sasktl R~ussganyasejaiait dengas~dm ~ l a i
rnr;ieir~atrnya nei%aimata uaalq asing
kerhadap rupial.~,Pes~uninarsmata esang
ini paling tidak harkis nlervdekati tia~ka?:
suku hunya neqara-negara pesaing ki$a
guns merebut pargsa sasar kita yang
g~ar%a
saat ini rnasih kec"a sekali,
tinggi, maka suka tidak suka kita harus memasukkan
investor asing ke negeri tercinta ini. Guna lebih
mendorong investor asing ini, pemerintah harus
segera menurunkan suku bunganya sejalan dengan
mulai melemahnya nilai mata uang asing terhadap
rupiah. Penurunan mata uang ini paling tidak hams
mendekati tingkat suku bunga negara-negara pesaing
kita guna merebut pangsa pasar kita yang pada saat
ini masih kecil sekali.
Untuk menjamin para investor terhadap nilai
yang diinvestasikan akan memberikan "return"
sebesar-besarnya dalam waktu yang sesingkatsingkatnya, bidang investasi yang secara logis dapat
dilaksanakan adalah sebagai berikut:
Jangka Pendek (1 - 2 tahun)
Perbaikan dan peningkatan mutu bahan
mentah produk pertanian
Disamping itu perlu dikembangkan sistem
Pengendalian Hama Terpadu dan produk-
teknologi informasi yang mampu mengefektifkan
produk ekolabeling
arus komunikasi antara konsumen, produsen, dan
Keamanan Pangan (produksi, sarana
peneliti dengan mengkomunikasikan informasi pasar
tentang
produk
dan
atributnya,
produksi dan peny impanan)
serta
Jangka Menengah (5 tahun)
mengkomunikasikan hasil-hasilnya.
Industri Hilir: produk setengah jadi melalui
Untuk mendukung ini semua perlu dilakukan
I
I
kemitraan usaha antara petani dan pengolah
I
ISSN: 0853-8468
33
i
AGRIMkUIA - VOLLME 5 . No 1 - Fehruari 1999
Industri Skala Kecil Menengah: produk jadi
Untuk itu sektor pertanian dan agroindustri yang
melalui kemitraan usaha antara petani dan
berbasiskan sumberdaya domestik merupakan pemicu
konsumen
yang handal bagi pemulihan perekonomian Indone-
Produk-produk yang ramah lingkungan
sia.
(natural & organic product)
lnvestasi di sektor agroindustri tidak hanya
Industri pakan ternak skala Kecil dan
membawa dampak terhadap peningkatan substitusi
menengah.
impor dan peningkatan pangsa ekspor, lebih dari itu,
Jangka Panjang (10 tahun)
investasi di sektor ini merupakan jembatan yang akan
Restrukturisasi agroindustri untuk industri
dapat lebih menjamin transformasi struktural yang
hilir atau produksi akhir G n a l product
benar dan bukan semu. Untuk itu pemerintah perlu
processing).
segera memberikan dukungan baik yang sifatnya
kebijakan maupun pembangunan sarana dan
1V. PENUTUP
prasarananya sebagaimana keberhasilan swasembada
Krisis moneter telah menyebabkan harga in-
beras di masa-masa yang lalu. Thailand saja dapat
put yang sifatnya tradable melonjak dengan sangat
bangkit kembali dengan pertaniannya, terlihat dari
tajam, sedangkan harga input non tradable seperti
ekspomya yang besar-besaran ke negeri kita, apalagi
tenaga kerja dan lahan meskipun mengalami kenaikan
kita yang pemah mendapat julukan negeri berantai
tetapi kenaikannya tidak setajam harga input tradable.
manikam.
.
Download