22-29 22 Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi

advertisement
Jurnal Darul Azhar Vol 1, No.1 Februari-Juli 2016: 22-29
HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS PADA IBU
DI RSIA PARADISE KECAMATAN SIMPANG EMPAT
KABUPATEN TANAH BUMBU
Devi Maryana
Leni Megamaulia
Tuti Meihartati
RINGKASAN
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup
diluar kandungan dengan berat badan kurang dari 100 gram atau kehamilan kurang dari 12
minggu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Umur dan
Paritas ibu dengan Kejadian Abortus di RSIA Paradise Kecamatn Simpang Empat
Kabupaten Tanah Bumbu.
Metode penelitian ini adalah survey analytic dengan pendekatan waktu cross
sectional. Data skunder diperoleh menggunakan buku rekam medik. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh ibu yang teregister di RSIA Paradise Kecamatan Simpang Empat
Kabupaten Tanah Bumbu dengan jumlah sample 292 responden. Tehnik sampling yang
digunkan adalah total sample data menggunakan uji chi-square.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa responden yang mengalami kejadian abortus
sebesar 134 responden (45,9%). Dari uji Chi-square didapatkan Ada hubungan bermakna
antara umur dengan kejadian abortus pada ibu dari uji statistik didapatkan ρ value = 0,005.
Tidak ada hubungan bermakna antara paritas dengan kejadian abortus pada ibu dari uji
statistik didapatkan ρ value =0,111 di RSIA Paradise Kecamatan Simpang Empat Kabupaten
Tanah Bumbu.
Kesimpulan ada hubungan antara umur ibu dengan kejdian abortus tetapi tidak ada
hubungan antara paritas dengan kejdian abortus. kejadian abortus lebih rentan terjadi pada
umur ibu dibandingkan dengan paritas.
Saran diharapkan petugas kesehatan untuk lebih meningkatkan pelaynana kesehatan
dalam kasus abortus dan memberikan penyuluhan tentang bahayanya melakukan hubungan
seksual dengan umur < 20 tahun, dan memberikan KIE kepada ibu hamil muda.
Kata kunci : Umur, Paritas Ibu dan Abortus
ABSTRACT
Abortion is a threat or spending the products of conception at the age less than 20
weeks or less daari fetal weight 500 grams, before a fetus can live outside the womb. The aim
of this study was to determine the corellation between age and parity with abortion
occurance in women at RSIA Paradise Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Tanah
Bumbu.
The method of this study was analytic survey with cross sectional approach.
Secondary data was obtained using a medical record book. The population of this study was
all women who registered at RSIA Paradise Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah
Bumbu with a sample of 292 respondents. The sampling technique used is total sample data
using chi-square test.
The results of this study indicated that the respondents who occurance of abortion
in mother as much as 134 respondents (45.9%). of the chi-square test it means that was
22
Jurnal Darul Azhar Vol 1, No.1 Februari-Juli 2016: 22-29
significant correlation between age with abortion occurance of the statistical test was
obtained p value = 0.005 .there is no significant correlation between maternal parity with
abortion occurance of a statistical test was obtained p value = 0.243 In RSIA Paradise
Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu.
The conclusion of is a correlation between maternal age at abortion but was no
association between parity with the incidence of abortion. Abortion is more prone to happen
at the mother's age in comparison with parity.
Suggestions health workers is expected to further improve health care in the case of
abortion and to provide education on the dangers of sexual intercourse with age <20 years,
and provide IEC for young pregnant mothers.
Keywords : Age, Parity, Abortion Events
PENDAHULUAN
Menurut Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) melaporkan terdapat 210
kematian wanita tiap 100.000 kelahiran
hidup akibat komplikasi kehamilan dan
persalinan ditahun 2013 disebabkan oleh
abortus. Di Asia Tenggara (ASEAN)
sebanyak 232.000 ibu meninggal karena
komplikasi diantaranya yang disebabkan
oleh abortus dan komplikasi lain
diantaranya 15% Anemia 13 % Hipertensi
dalam kehamilan 9% persalinan obstruktif
dan infeksi 12% serta perdarahan 31%.
Berdasarkan frekuensi kejadian abortus
diperkirakan berkisar 10-15% kejdian ini
dapat mencapai 50% bila diperhitungkan
mereka yang hamil dengan usia yang
sangat muda, terlambat haid beberapa hari,
sehingga mereka tidak mengetahui bahwa
mereka sedang hamil (WHO, 2013).
Abortus adalah ancaman atau
pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel
telur dan sel sperma) pada usia kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram, sebelum janin dapat
hidup diluar kandungan (Prawirohardjo S,
2010).
Di RSIA Paradise Kecamatan
Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu
menunjukkan angka kejadian abortus cukup
tinggi sebanyak 134 pasien dari 325 pasien
yang berkunjung ke Paradise pada bulan April
2014- Mei 2015 (RSIA Paradise, 2015).
Berdasarkan jenisnya abortus juga
dibagi menjadi abortus imminens, abortus
insipien, abortus inkomplet, abortus komplet,
missed abortion, dan abortus habitualis
(Nugroho, 2010). Beberapa faktor yang
merupakan
penyebab terjadinya abortus
adalah umur ibu, usia kehamilan, paritas,
infeksi, gaya hidup, pertumbuhan hasil
konsepsi, kelainan pada plasenta, penyakit ibu,
riwayat abortus. Dari uraian diatas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian tentang
“Hubungan Antara Umur dan Paritas dengan
Kejadian Abortus pada ibu di RSIA Paradise
Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah
Bumbu tahun 2015”.
Umur ibu yang terlalu muda secara
biologis perkembangan alat reproduksinya
belum sepenuhnya optimal sehingga berisiko
besar satu sampai dua kali dibanding yang
berumur optimum berproduksi antara 20–35
tahun, atau umur yang terlalu tua juga berisiko
sama. Abortus juga harus dipertimbangkan
pada
nullipara,
riwayat
abortus
grandamultipara, dan pada wanita dengan
riwayat obstetrik yang kurang baik (Lockheart
A, 2014).
Paritas adalah jumlah kelahiran
yang pernah dialami oleh wanita. Paritas
merupakan
salah
satu
faktor
predisposisi terjadinya abortus spontan,
dimana
jumlah kehamilan
ataupun
paritas mempengaruhi kerja alat-alat
reproduksi. Semakin tinggi paritas maka
akan semakin beresiko kehamilan dan
persalinan, karena pada wanita yang
sering hamil ataupun melahirkan akan
mengalami
kekendoran pada dinding
rahim (Anshor MU, 2006).
Tujuan penelitian ini yaitu : 1)
Mengidentifikasi umur ibu di RSIA Paradise
Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah
Bumbu. 2) Mengidentifikasi parits ibu di
23
Jurnal Darul Azhar Vol 1, No.1 Februari-Juli 2016: 22-29
RSIA Paradise Kecamatan Simpang Empat
Kabupaten Tanah Bumbu. 3) Mengidentifikasi
kejadian abortus pada ibu di RSIA Paradise
Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah
Bumbu. 4) Menganalisis hubungan antara
umur dengan kejadian abortus pada ibu di
RSIA Paradise kecamatan Simpang Empat
Kabupaten Tanah Bumbu. 5) Menganalisis
hubungan antara parits dengan kejadian
abortus pada ibu di RSIA Paradise Kecamatan
Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu.
Hipotesa dalam penelitian ini adalah :
1) Diduga tidak ada hubungan antara umur dan
paritas dengan kejadian abortus pada ibu yang
berkunjung di RSIA Paradise Kecamatan
Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu
tahun 2015; 2) Diduga ada hubungan antara
umur dan paritas dengan kejadian abortus
pada ibu yang berkunjung di RSIA Paradise
Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah
Bumbu tahun 2015.
METODE PENELITIAN
Tempat penelitian dilakukan di RSIA
Paradise
Kecamatan
Simpang
Empat
Kabupaten Tanah Bumbu. Proses penelitian ini
dilakukan pada bulan April 2014 sampai Mei
2015, sebagai salah satu pusat rujukan
kesehatan dan data menunjukkan angka
kejadian abortus cukup tinggi di Rumah
Bersalin Paradise.
Penelitian ini merupakan penelitian
Survey Analitik dengan desain penelitian Cross
sectional. suatu penelitian untuk mempelajari
dinamika korelasi antara factor risiko (umur
dan paritas) dengan efek (kejadian abortus),
dengan cara pendekatan, observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat
(point time approach).
Populasi sasaran dalam penelitian ini
adalah semua ibu yang berkunjung di RSIA
Paradise
Kecamatan
Simpang
Empat
Kabupaten Tanah Bumbu periode April 2014
sampai Mei 2015 sejumlah 325 responden.
Sampel dalam penelitian ini dipilih secara total
sampling (sampel jenuh), Namun, pada
sumber data (buku register) yang diteliti,
ditemukan diagnosa responden yang tidak
lengkap, sehingga sebagian besar responden
tidak masuk ke dalam kriterian inklusi.
Berdasarkan hal tersebut data yang di jadikan
sebagai sample sejumlah 292 responden.
Teknik pengambilan data yang
digunakan berupa format dokumentasi (buku
register) ibu yang berkunjung di RSIA
Paradise beserta rekam medik RSIA Paradise
Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah
Bumbu atau data sekunder yang berhubungan
dengan variabel umur, paritas dan kejadian
Abortus.
Analisis penelitian menggunakan uji
Chi- Square terdiri dari analisis univariat dan
analisis bivariat
dengan tingkat kemaknaan 95% (α = 0,05).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Data
Tabel 1 Distribusi Frekuensi pada
Umur Ibu di Rumah Sakit Bersalin
Paradise
No
1.
2.
Kategori Umur
Tidak Berisiko
(Umur
20-35
tahun)
Berisiko (Umur
> 35 tahun)
Frekuensi
(orang)
240
Presentase
(%)
82,19
52
17,81
Total
292
Sumber : Data RSIA Paradise
100
Berdasarkan tabel di atas diperoleh
informasi bahwa umur ibu, hampir
seluruhnya ( 82,19 % ) dari responden
rentang umur 20-35 tahun, sedangkan
sebagian kecil (17,81 %) dari responden
yang berumur > 35 tahun.
Tabel 2 Distribusi Frekuensi pada kategori
Paritas Ibu di Rumah Sakit Bersalin
Paradise
No
Kategori
Frekuensi
Presentase
Paritas
(orang)
(%)
1.
Paritas 1
168
57,54
2.
Paritas 2
45
15,41
3.
Paritas 3
39
13,36
4.
Paritas>3
40
13,69
Total
292
100
Sumber : Data RSIA Paradise
Berdasarkan tabel di atas diperoleh
informasi bahwa ibu hamil di Rumah Sakit
Bersalin Paradise pada paritas 1 sebagian
besar (57,54%) dari responden, paitas 2
23
24
Jurnal Darul Azhar Vol 1, No.1 Februari-Juli 2016: 22-29
sebagian kecil (15,41%) dari responden,
paritas 3 sebagian kecil (13,36%) dari
responden dan paritas >3 sebagian kecil
(13,69%) dari responden.
No
1.
2.
Tabel 3 Distribusi Frekuensi paritas
beresiko pada Ibu di Rumah Sakit
Bersalin Paradise
No
Kategori
Paritas
Frekuensi
(orang)
Presentase
(%)
1
Berisiko
38
13,01
2
Tidak
254
86,99
292
100
Berdasarkan table di atas di peroleh
informasi bahwa hampir seluruhnya
(86,99%) dari responden yang tidak
berisiko, sedangkan sebagian kecil
(13,01%) responden yang berisiko.
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Kejadian
Abortus pada Ibu di Rumah Sakit
Bersalin Paradise
No
No
Frekuensi
Presentase
(orang)
(%)
Ya
134
45,9
1.
Tidak
158
54,10
2.
100
Total
292
Sumber : Data buku register RSIA Paradise
Total
Hasil analisa bivariat pada penelitian dapat
dilihat pada tabel:
Tabel 5 Analisis Hubungan Kejadian
abortus berdasarkan Umur ibu
Hasil analisis hubungan antara
umur dengan kejadian Abortus diperoleh
bahwa umur berisiko sebagian besar
(63,5%) dari responden terkena Abortus
134
45,9
158
Total
%
%
36,5
57,9
52
240
100
100
54,10
292
100
P.
Value
0,005
Tabel 6 Analisis Hubungan Kejadian
Abortus berdasarkan Paritas ibu
Hasil analisis hubungan antara
paritas dengan kejadian Abortus diperoleh
paritas berisiko sebagian besar (57,9%)
Paritas
(jumlah)
Abortus
Berdasarkan tabel di atas diperoleh
informasi bahwa ibu hamil di Rumah
Sakit Bersalin Paradise Kecamatan
Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu
sebagian besar (54,10%) dari responden
yang tidak mengalami abortus, dan hampir
setengah (45,9%) dari responden yang
mengalami Abortus.
Iya
33
101
Abortus
% Tidak
63,5
19
42,1
139
dan hampir setengah (36,5%) dari
responden tidak mengalami Abortus. Pada
umur tidak berisiko sebagian besar
(57,9%) dari responden yang tidak
mengalami Abortus, dan hampir setengah
(42,1%) dari responden yang mengalami
Abortus. Hasil uji statistic diperoleh nilai p
Value =0,005 ≤ 0,05 yang berarti ada
hubungan antara umur dengan kejadian
Abortus.
Berisiko
Total
Umur
(Tahun)
Berisiko
Tidak
Berisiko
Abortus
Total
%
Iya
22
%
57,9
Tidak
16
%
42,1
38
100
Tidak
Berisiko
112
44,1
142
55,9
254
100
Total
134
45,9
158
54,10
292
100
1.
Berisiko
2.
dari responden yang mengalami abortus,
dan hampir setengahnya (42,1%) dari
responden yang tidak mengalami abortus.
Pada paritas tidak berisiko sebagian besar
(55,9%) dari responden yang tidak
mengalami
abortus
dan
hampir
setengahnya (44,1%) dari responden yang
mengalami abortus. Hasil Uji statistic
diperoleh p value =0,111 > 0,05 yang
berarti bahwa tidak ada hubungan antara
paritas dengan kejadian abortus.
PEMBAHASAN
1. Umur
Hasil penelitian yang dilakukan di
Rumah Sakit
Bersalin Paradise
24
25
P.
Value
0,111
Jurnal Darul Azhar Vol 1, No.1 Februari-Juli 2016: 22-29
Kecamatan Simpang Empat Kabupaten
Tanah Bumbu ibu dengan umur tidak
berisiko hampir seluruhnya (82,19%)
dari responden. Sedangkan umur
berisiko sebagian kecil (17,81%) dari
responden. Usia 35 tahun atau lebih
kesehatan
ibu
sudah
menurun,
akibatnya ibu hamil pada usia itu
mempunyai kemungkinan lebih besar
anak prematur, persalinan lama,
perdarahan dan abortus. wanita hamil
atau melahirkan pada umur dibawah 20
tahun atau lebih dari 35 tahun
merupakan faktor risiko terjadinya
perdarahan dan dapat mengakibatkan
kematian maternal.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Wadud M,
(2011) dengan judul “Faktor-faktor
yang berhubungan dengan kejadian
abortus imminens di Instalasi rawat
inap
Kebidanan
Rumah
Sakit
Muhammadiyah Palembang tahun 2011
ada hubungan antara umur dengan
kejadian abortus.
2. Paritas
Hasil penelitian yang dilakukan di
RSIA Paradise Kecamatan Simpang
Empat Kabupaten Tanah Bumbu ibu
dengan Paritas 1 sebagian besar
(57,54%) dari responden, paritas 2
sebagian kecil (15,41%) dari responden
dan paritas 3 sebagian kecil (13,36%)
dari responden, paritas lebih dari 3
sebagian kecil (13,69%) dari responden.
Dari data menunjukan bahwa paritas
tidak berisiko hampir seluruhnya
(86,99%) dari responden, dan paritas
berisiko sebagian kecil (13,01%) dari
responden, dari data diatas paritas yang
paling banyak adalah paritas yang tidak
berisiko dibandingkan dengan paritas
berisiko. Paritas adalah jumlah
kelahiran yang pernah dialami oleh
wanita dan merupakan salah satu faktor
predisposisi terjadinya abortus spontan,
dimana
jumlah
kehamilan
mempengaruhi
kerja
alat-alat
reproduksi sehingga semakin tinggi
paritas maka akan semakin berisiko
kehamilan dan persalinan pada wanita
yang sering hamil ataupun melahirkan
akan mengalami kekendoran pada
dinding rahim. Makin tinggi paritas,
risiko kematian perinatal makin tinggi
sebab pada waktu melahirkan pembuluh
darah pada dinding rahim yang rusak
dan tidak dapat pulih sepenuhnya
seperti sebelum melahirkan. Karena itu
kehamilan dan persalinan yang
berulang-ulang
menyebabkan
kerusakan pembuluh darah di dinding
rahim dan makin banyak yang
mempengaruhi
sirkulasi
makanan
kejanin dan dapat menimbulkan
gangguan
atau
hambatan
pada
pertumbuhan janin didalam kandungan,
abortus, cacat bawaan, BBLR.
3. Hubungan Antara Umur dengan
kejadian Abortus pada ibu
Berdasarkan hasil analisis data
yang dilakukan di Rumah Sakit
Bersalin Paradise Kecamatan Simpang
Empat Kabupaten Tanah Bumbu umur
ibu hamil dengan kejadian Abortus,
umur berisiko sebagian besar (63,5%)
dari responden mengalami abortus dan
hampir
setengah
(36,5%)
dari
responden tidak mengalami abortus.
Pada umur tidak berisiko sebagian besar
(57,9%) dari responden yang tidak
mengalami abortus, dan hampir
setengah (42,1%) dari responden
mengalami abortus, dari hasil uji
statistic ada hubungan antara umur
dengan kejadian abortus, umur yang
banyak mengalami abortus adalah umur
berisiko. Hal ini didukung dengan
teori Prawirohardjo S, (2006) bahwa
wanita yang hamil atau melahirkan
pada umur dibawah 20 tahun atau
lebih dari 35 tahun merupakan faktor
risiko terjadinya perdarahan dan
dapat
mengakibatkan kematian
maternal.
Berdasarkan hasil penelitian ini
abortus juga terjadi pada responden
umur risiko tinggi dan abortus juga
2625
Jurnal Darul Azhar Vol 1, No.1 Februari-Juli 2016: 22-29
dapat disebabkan oleh berbagai faktor
Pada umur lebih dari 35 tahun
terjadinya gangguan
fungsi
alat
reproduksi yang sudah mengalami
penurunan untuk menerima buah
kehamilan. Jadi dapat disimpulkan
bahwa
risiko
abortus
sering
bertambah seiring bertambahnya usia
ibu.
Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Wadud
M, (2011) dengan judul “Faktor-faktor
yang berhubungan dengan kejadian
abortus imminens di Instalasi rawat
inap
kebidanan
Ruamah
Sakit
Muhammadiyah Palembang tahun
2011, yang memiliki sama variabel
indevendennya dengan penelitian yang
peneliti lakukan. Dengan responden
(usia < 20 tahun dan >35 tahun) sebesar
131 responden (74,4%) dan umur (20
sampai 35 tahun) sebesar 45 responden
(25,6%). Yang bermakna bahwa ada
hubungan antara umur dengan kejadian
abortus.
4. Hubungan Antara Paritas dengan
kejadian Abortus pada ibu
Berdasarkan hasil analisis data
yang dilakukan di RSIA Paradise
Kecamatan Simpang Empat Kabupaten
Tanah Bumbu, paritas berisiko
sebagian besar (57,9%) mengalami
abortus, dan hampir setengahnya
(42,1%) yang tidak mengalami abortus.
Sedangkan paritas yang tidak berisiko
sebagian besar (55,9%) yang tidak
mengalami abortus dan hampir
setengahnya (44,1%) yang mengalami
abortus, dari hasil uji statistic maka
tidak ada hubungan antara paritas
dengan kejadian abortus. Dalam
penelitian ini lebih banyak yang
mengalami abortus pada paritas
berisiko mengalami abortus, tidak
sejalan dengan teori yang dikemukakan
oleh
Siswosudarmo
R,
(2008)
mengatakan paritas 1 dan lebih dari 3
mempunyai angka kematian maternal
lebih tinggi. Paritas tinggi merupakan
paritas rawan karena paritas tinggi
banyak kejadian-kejadian obstetrik
patologis antara lain plasenta previa,
retensio
plasenta,
abortus,
dan
kemungkinan terjadi atonia uteri.
Berdasarkan hasil penelitian ini
paritas
berisiko
primipara
dan
multipara dapat disebabkan oleh
kuranganya asuhan obstetric yang baik
selama kehamilan, seperti ibu yang
tidak melakukan antenatal care secara
teratur dan ibu yang mudah sterss dapat
mengaggu
pertumbuhan
dan
perkembangan janin sehingga janin
tidak mampu hidup aterm. Tetapi jika
dilakukan asuhan obstetric yang lebih
baik
selama
kehamilan,
maka
kehamilan akan berlangsung sampai
aterm.
Sedangkan
pada
grandamultipara lebih dari atau sama
dengan 4 kali dapat disebabkan oleh
menurunnya fungsi alat reproduksi
dalam menerima buah kehamilan dan
dapat dikurangi atau dicegah dengan
mengikuti program keluarga berencana.
Pada penelitian yang dilakukan
oleh (Rahmani SL, 2013) dengan Judul
“Faktor-Faktor risiko kejadian abortus
di RS Prikasih Jakarta Selatan Tahun
2013 bahwa adanya hubungan antara
paritas ibu dengan kejadian abortus.
Namun penelitian ini tidak sejalan
dengan penelitian yang peneliti lakukan
bahwa tidak mendapatkan hubungan
bermakna antara
paritas dengan
kejadian abortus. karena hal ini dapat
disebabkan beberapa faktor risiko yang
tidak diteliti oleh peneliti seperti
anemia, Penyakit infeksi, hipertensi,
kelainan traktus genetalia, dan kelainan
pertumbuhan
konsepsi,
kelainan
plasenta, penyakit ibu.
IMPLIKASI
Dalam penelitian ini umur ibu
mempunyai hubungan yang erat untuk
terjadinya abortus, karena umur yang
terlalu muda alat reproduksinya belum
mampu untuk dibuahi, sedangkan
dengan umur yang terlalu tua alat
26
27
Jurnal Darul Azhar Vol 1, No.1 Februari-Juli 2016: 22-29
reproduksinya sudah tidak mampu
untuk menerima buah kehamilan.
Sedangkan paritas pada ibu tidak ada
hubungan dengan kejadian abortus pada
ibu karena dapat disebabkan oleh faktor
lain seperti inpeksi, kelainan letak
plasenta, gaya hidup.
SARAN
1. Diharapkan menambah pengetahuan
dan mendapatkan pengalaman nyata
tentang Abortus yang berhubungan
dengan umur dan paritas khususnya
pada ibu.
2. Diharapkan agar menambah koleksi
buku kesehatan edisi terbaru untuk
mempermudah mencari referensi
untuk pembuatan tugas maupun
KTI selanjutnya.
3. Diharapkan agar petugas kesehatan
dapat memberikan KIE pada ibu-ibu
hamil muda untuk meminimalkan
kejadian abortus dengan cara
memberikan penyuluhan yang dapat
menghindari terjadinya abortus.
DAFTAR PUSTAKA
Anshor, Maria Ulfah. (2006). Fikih
Aborsi –Wacana Penguatan Hak
Reproduksi
Perempuan.
Kompas:Jakarta
Cunningham,et. al. (2005). Obstetri
William, Edisi 21. EGC : Jakarta.
Fadlun & Feryanto, A. (2012). Asuhan
Kebidanan Patologi. Salemba
Medika:Jakarta.
Fauziah, Afroh. (2013). Asuhan
Neonatus Risiko
Tinggi
dan
Kegawatan. Nuha Medika :
Yogyakarta
Hartanto.(2005). KB dan Kontrasepsi.
Pustaka Sinar Harapan : Jakarta
Hidayat, Alimul Azis. (2007). Riset
Keperawatan dan Teknik Penulisan
Ilmiah. Salemba Medika : Jakarta.
Janing, Sinta. (2012). Internet. Konsep
Ibu. http://bidanshare.com. 18
Nopember 2012
Leveno KJ, Cunningham FG, Gant NF,
et
all.
(2009).
Obstetri
Williams:Panduan Ringkas. Edisi
21. Yudha EK, Subekti NB,
translator. EGC:Jakarta.
Lockhart, Anita. (2014). Kehamilan
Fisiologis dan Patologis. Bina
Rupa Aksara : Tangerang Selatan.
Manuaba, Ida Bagus Gde. (2007). Ilmu
Konsep
Kebidanan,
Penyakit
kandungan
dan
Keluarga
Berencana untu]k Pendidikan
Bidan.EGC.Jakarta.
. (2008). Ilmu Konsep
Kebidanan, Penyakit kandungan
dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan.EGC.Jakarta.
. (2010). Ilmu Konsep
Kebidanan, Penyakit kandungan
dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan.EGC.Jakarta.
Nasrin, Irawan. (2008). Besarnya
Jumlah Penduduk, Picu Berbagai
Masalah.www.Analisadly.com
(dikutip 30 September 2007).
Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metode
Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta
: Jakarta.
.
(2010).
Metodelogi
Penelitian Kesehatan. Rineka
Cipta : Jakarta.
. (2012). Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta :
Jakarta.
Nugroho, Taufan. (2010). Kasus
Emrgenci
Kebidanan.
Nuha
Medika:Yogjakarta.
Nursalam.
(2011).
Konsep
dan
Penerapan Metodologi Penelitian
Ilmu
Keperawatan,
Pedoman
Skripsi, Thesis dan Instrument
Penelitian. Salemba Medika :
Jakarta.
Poedji Rochyati. (2005). Skrining
Antenatal Pada
Ibu
Hamil.
Airlangga University Press :
Surabaya.
Prawirohardjo, Sarwono. (2006). Ilmun
Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka.
Jakarta.
27
28
Jurnal Darul Azhar Vol 1, No.1 Februari-Juli 2016: 22-29
. (2007). Ilmun Kebidanan.
Yayasan Bina Pustaka. Jakarta
. (2008). Ilmun Kebidanan.
Yayasan Bina Pustaka. Jakarta
.(2009). Ilmun Kebidanan.
28
Yayasan Bina Pustaka. Jakarta
.(2010). Ilmun Kebidanan.
Yayasan Bina Pustaka. Jakarta
Rahbar.
(2015).
Prevalence
Of
parvovirus B19 specific antibody in
pregnant women with spontaneous
abortion. Diakses pada tanggal 09
juni 2015 dari www.pubMed.com
Rahmani, Silmi Lisani. ( 2012 ).
Faktor- fakor risiko kejadian
abortus. di RS Prikasih Jakarta
Selatan.
Rekam
Medik
RSIA
Paradise
Kecamatan
Simpang
Empat
Kabupaten Tanah Bumbu (2015).
Laporan Abortus Bulan Januari –
21 April 2015. Kabupaten Tanah
Bumbu.
Rochjati. (2005). Skrining Antenatal
Pada Ibu Hamil. Pusat Penerbit
dan Percetakan UNAIR : Surabaya.
Rukiyah, Ayi Yeyeh. (2011). Asuhan
kebidanan patologi kebidanan,
Rineka Cipta:Jakarta.
Salmah. (2009). Obstetri Antenatal
Care. EGC : Jakarta.
Saifudin, Abdul Bahri. (2008). Buku
Asuan
Nasional
Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yayasan Bina Pustaka- Sarwono
Prawirohardjo : Jakarta.
Saryono. (2011). Pengantar Metodologi
Penelitian untuk Ilmu Kesehatan.
UNS Press. pp: 71-6 : Surakarta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan D,
Alfabeta Bandung.
Sumarah.
(2009).
Buku asuhan
persalinan normah. EGC : Jakarta
Sinsin. (2008). Masa Kehamilan dan
Persalinan.
Elex
Media
Komputindo : Jakarta.
Siswosudarmo,
Risanto.
(2008).
Obstetri
Fisiologi.
Pustaka
Cendikia : Yogyakarta.
Wadud, Mursyida. (2011). Faktorfaktor yang berhubungan dengan
kejadian abortus iminiens. di
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Muhammadiah, Palembang.
Winkjosastro, Hanifah. (2006). Ilmu
Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo : Jakarta.
. (2007). Ilmu Kebidanan,
edisi ke 3. Yayasan Bina PustakaSarwono Prawirohardjo : Jakarta.
World Health Organization. (2012).
Mediacentre. Diakses pada tanggal
15 April 2015, dari http://who.int.
Yanti. (2010). Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Persalinan. Pustaka
Rihama : Yogyakarta.
2928
Download