IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu

advertisement
IV. METODE PENELITIAN
4.1.
Tempat dan Waktu Penelitian
Pengambilan data untuk keperluan penelitian dilakukan di Kasepuhan
Sinar Resmi, Desa Sirna Resmi, Kecamatan Cisolok, Taman Nasional Gunung
Halimun Salak, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi
dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan Kasepuhan Sinar Resmi
merupakan salah satu Kawasan Masyarakat Adat yang terkena dampak perluasan
kawasan TNGHS. Selain itu Kasepuhan Sinar Resmi adalah kasepuhan yang
terbesar diantara kasepuhan lainnya di Desa Sirna Resmi. Penelitian dilakukan
selama empat bulan. Pengambilan data primer dilakukan pada bulan Agustus
2011.
4.2.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian berupa data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan responden melalui
kuesioner. Data primer meliputi data mengenai persepsi, strategi adaptasi
kelembagaan lokal sistem pertanian, pendapatan serta data lainnya yang
diperlukan dalam penelitian. Data sekunder dikumpulkan melalui studi literatur
dari instansi terkait (TNGHS dan Kantor Kepala Desa Sirna Resmi) dan literaturliteratur yang relevan dengan penelitian.
4.3.
Metode Pengambilan Contoh
Terdapat dua subjek dalam penelitian ini yaitu informan dan responden.
Informan adalah seseorang yang dapat menjelaskan dan memberikan keterangan
atau gambaran mengenai dirinya sendiri, keluarga, pihak lain dan lingkungannya.
Adapun informan yang diambil adalah instansi terkait dalam penelitian ini seperti
Pihak TNGHS, Ketua Kasepuhan Sinar Resmi dan Sekretaris Kasepuhan Sinar
Resmi. Banyaknya informan disini tidak dibatasi, akan tetapi informan tersebut
sudah memberikan informasi yang relevan dan dapat membantu peneliti dalam
menjawab perumusan masalah dalam penelitian ini. Pemilihan informan dalam
penelitian ini dilakukan dengan teknik bola salju (snowball sampling) secara
sengaja (purposive).
Penelitian menganalisis responden dengan unit rumahtangga. Hal ini
dikarenakan rumahtangga memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan
dan penentuan pengalokasian sumberdaya. Responden adalah pihak yang dapat
memberikan keterangan atau informasi mengenai dirinya sendiri. Populasi dalam
penelitian ini adalah masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi yang berada disekitar
kawasan perluasan TNGHS Desa Sirna Resmi yang mengelola lahan garapan di
dalam kawasan TNGHS. Pengambilan sampel (responden) dilakukan dengan
purposive sampling dengan metode (non-probability sampling). Pada teknik ini
tidak semua individu dalam populasi diberi peluang yang sama untuk dijadikan
anggota sampel.
Pengambilan sampel dilakukan di Kasepuhan Sinar Resmi,
Kampung Cimapag, Desa Sirna Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten
Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Responden diambil sebanyak 30 rumahtangga
petani dari 80 rumahtangga petani Kasepuhan Sinar Resmi di Kampung Cimapag.
4.4.
Metode dan Prosedur Analisis
Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis secara kualitatif dan
kuantitatif dengan menggunakan kuesioner. Pengolahan dan analisis data
dilakukan secara manual dan menggunakan komputer dengan program Microsoft
34
Office Excel 2007. Data yang digunakan dalam kajian mengenai persepsi, strategi
adaptasi kelembagaan lokal sistem pertanian, pendapatan Masyarakat Kasepuhan
Sinar Resmi adalah data primer. Sedangkan data mengenai gambaran umum
perluasan kawasan TNGHS adalah data sekunder. Berikut ini matriks keterkaitan
antara tujuan penelitian, sumber data, dan metode analisis data yang digunakan
dalam penelitian (Tabel 2).
Tabel 2. Matriks Keterkaitan Tujuan, Sumber Data, dan Metode Analisis
Data
No
Tujuan Penelitian
Sumber Data
MetodeAnalisis
Data
1. Mengkaji garis besar perluasan
Data sekunder Analisis Deskriptif
kawasan TNGHS di Masyarakat
Kasepuhan Sinar Resmi
2. Mengkaji persepsi Masyarakat
Data primer
Analisis Deskriptif
Kasepuhan Sinar Resmi mengenai
perluasan kawasan TNGHS
3. Mengkaji strategi adaptasi
Data primer
Analisis Deskriptif
kelembagaan lokal sistem
pertanian yang dilakukan
Masyarakat Kasepuhan Sinar
Resmi akibat perluasan kawasan
TNGHS
4. Menganalisis dampak perluasan
Data primer
Analisis Pendapatan
kawasan TNGHS terhadap
(Dampak Ekonomi)
kondisi sosial ekonomi
Analisis Deskriptif
Masyarakat Kasepuhan Sinar
(Dampak Sosial)
Resmi
4.4.1. Garis Besar Perluasan Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun
Salak (TNGHS) di Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi
Analisis deskriptif digunakan untuk mengkaji garis besar perluasan
kawasan TNGHS di Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi yang meliputi beberapa
parameter yang bersifat kualitatif. Analisis deskriptif adalah suatu metode dalam
meneliti suatu sistem pemikiran maupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Tujuannya adalah membuat suatu deskripsi, gambaran, atau lukisan
35
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta antar
fenomena yang diselidiki.
Tabel 3 menjelaskan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
mengkaji garis besar perluasan kawasan TNGHS di Masyarakat Kasepuhan Sinar
Resmi.
Tabel 3. Matriks Analisis Garis Besar Perluasan Kawasan Taman Nasional
Gunung Halimun Salak di Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi
Parameter
Analisis
1. Riwayat Perluasan
Analisis dilakukan secara deskriptif dengan
Kawasan TNGHS
mengkaji riwayat umum dalam perluasan
kawasan TNGHS
2. Aktor yang terlibat
Analisis dilakukan secara deskriptif dengan
dalam perluasan
mengidentifiksi stakeholder yang terlibat
kawasan TNGHS
dalam perluasan kawasan TNGHS
3. Alasan dilakukan
Analisis dilakukan secara deskriptif dengan
perluasan kawasan
mengkaji latar belakang munculnya peraturan
TNGHS
perluasan kawasan TNGHS
4. Dampak perluasan
Analisis dilakukan secara deskriptif
kawasan TNGHS
mengenai dampak perluasan kawasan
TNGHS terhadap Masyarakat Kasepuhan
Sinar Resmi. Hal tersebut juga terkait konflik
yang terjadi antara pihak TNGHS dan
masyarakat serta bagaimana penyelesainnya
5. Implementasi kebijakan Analisis dilakukan secara deskriptif terkait
perluasan kawasan
apa saja implementasi dari kebijakan
TNGHS
perluasan kawasan TNGHS terhadap
Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi
Perluasan kawasan TNGHS di Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi pada
dasarnya merupakan penjabaran dari indikator pengurangan emisi dari deforestasi
dan kerusakan hutan secara umum. Hal tersebut diaplikasikan dalam bentuk
perluasan kawasan TNGHS dari 40.000 Ha menjadi 113.357 Ha di Provinsi Jabar
dan Banten. Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi saat ini tidak dapat lagi
mengolah lahan yang sudah dikelola sejak turun-temurun. Hal ini dikarenakan
36
lahan tersebut sudah dikuasai dan dilarang oleh TNGHS untuk digunakan
masyarakat.
Pihak TNGHS mengarahkan Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi untuk
memperbaiki sistem pertanian ladang berpindah atau sering disebut huma dengan
sistem pertanian sawah menetap. Hal ini disebabkan oleh tindakan masyarakat
adat yang dinilai oleh pihak pemerintah telah merusak hutan dengan membuka
hutan secara bebas untuk kegiatan pertanian mereka.
4.4.2. Persepsi Mengenai Perluasan Kawasan
Halimun Salak (TNGHS)
Taman Nasional Gunung
Perolehan data persepsi dilakukan dengan mewancarai 30 responden yang
dipilih secara sengaja. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis
persepsi dengan rataan skor. Metode ini mengenali indikator utama dalam
perluasan kawasan TNGHS. Indikator mengenai perluasan kawasan TNGHS
meliputi persepsi masyarakat terhadap Taman Nasional Gunung Halimun Salak
dan persepsi mengenai perluasan kawasan TNGHS.
Bobot nilai jawaban responden pada kuesioner adalah dengan Skala
Likert yang diberi secara kuantitatif dari 1 sampai 5. Cara penilaian terhadap hasil
jawaban responden dengan Skala Likert dapat dilihat dalam Tabel 4.
Tabel 4. Bobot Nilai Jawaban Responden
Jawaban Responden
Bobot nilai
Sangat setuju
5
Setuju
4
Cukup Setuju
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
Untuk mengambil kesimpulan pada setiap variabel digunakan rata-rata
dari setiap indikator. Nilai rata-rata tersebut diperoleh dari penjumlahan hasil kali
37
total responden pada masing-masing skor dengan skornya, kemudian dibagi
dengan jumlah total responden secara keseluruhan. Rumus yang digunakan untuk
mencari rataan skor tersebut adalah:
Sumber: Nazir (2002)
Dimana:
Rs
=Rata-rata
n
=Responden yang memilih skor trertentu
s1
=Bobot skor
N
=Jumlah Total Responden
Interpretasi selanjutnya diperoleh dengan mencari nilai skor rataan dengan rumus:
Sumber : Nazir (2002)
Dimana:
m
=jumlah alternatif jawaban tiap item
Penelitian ini menggunakan Skala Likert dari 1 sampai 5 sehingga nilai
skor rataan yang diperoleh menjadi:
Sumber : Nazir (2002)
Berdasarkan nilai skor rataan tersebut, maka posisi keputusan penilaian memiliki
rentang skala yang dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Nilai Skor Rataan
Skor Rataan
Jawaban Responden
1,00 – 1,80
Sangat tidak setuju
1,81 – 2,60
Tidak Setuju
2,61 – 3,40
Cukup Setuju
3,41 – 4,20
Setuju
4,21 -5,00
Sangat Setuju
Interpretasi Hasil
Sangat Buruk
Buruk
Cukup Baik
Baik
Sangat Baik
38
Berikut adalah matriks analisis persepsi dalam penelitian (Tabel 6).
Tabel 6. Matriks Analisis Persepsi
Parameter
Analisis
1.
Persepsi masyarakat
Analisis dilakukan secara deskriptif dengan
terhadap keberadaan
mengkaji indikator kepentingan dan hubungan
hutan
masyarakat dengan keberadaan hutan
2.
Persepsi masyarakat
Analisis dilakukan secara deskriptif dengan
terhadap Taman
mengkaji indikator hubungan antara
Nasional Gunung
masyarakat dengan TNGHS
Halimun Salak
3.
Persepsi mengenai
Analisis dilakukan secara deskriptif dengan
perluasan kawasan
mengkaji pengetahuan masyarakat akan
TNGHS
perluasan kawasan TNGHS, penerimaaan akan
perluasan kawasan TNGHS, perubahan sistem
pertanian ladang berpindah menjadi pertanian
menetap, penerimaan masyarakat akan
distribusi benih
4.4.3. Strategi Adaptasi Kelembagaan Lokal Sistem Pertanian
Perluasan kawasan TNGHS terhadap Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi
menyebabkan pergeseran kelembagaan lokal terutama bidang pertanian yang telah
turun temurun disepakati dan dilaksanakan. Sehingga strategi adaptasi
kelembagaan lokal sistem pertanian juga perlu diperhatikan. Adaptasi pada
dasarnya membantu masyarakat adat agar lebih tangguh dalam menghadapi
perubahan. Adaptasi terhadap sistem pertanian memiliki hubungan yang sangat
penting terhadap kondisi pertanian masyarakat adat.
Penelitian ini ditujukan untuk mengkaji strategi adaptasi kelembagaan
lokal sistem pertanian yang dilakukan oleh Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi
akibat perluasan kawasan TNGHS. Unsur-unsur yang dikaji meliputi aturan adat
waktu tanam padi, menanam padi dan pascapanen padi. Berikut adalah matriks
analisis strategi adaptasi kelembagaan lokal sistem pertanian (Tabel 7)
39
Tabel 7. Matriks Analisis Strategi Adaptasi Kelembagaan Lokal Sistem
Pertanian
Parameter
Analisis
1. Aturan adat waktu tanam
Analisis dilakukan secara deskriptif dengan
padi
mengkaji penggunaan benih
2. Aturan adat dalam
Analisis dilakukan secara deskriptif dengan
menanam padi
mengkaji penggunaan huma dalam
menanam padi serta pelaksanaan ritual
dalam penggarapan lahan
3. Aturan adat dalam
Analisis dilakukan secara deskriptif dalam
pascapanen padi
perlakuan terhadap padi setelah panen
4.4.4. Kondisi Sosial dan Ekonomi Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi
Akibat Perluasan Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak
(TNGHS)
Strategi adaptasi yang dilakukan masyarakat adat akibat perluasan
kawasan TNGHS berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Kondisi ekonomi dicirikan dengan perubahan produktifitas dan analisis
kesejahteraan. Kondisi sosial dicirikan dengan hubungan masyarakat adat dengan
pihak TNGHS.
4.4.4.1. Kondisi Ekonomi
Strategi adaptasi yang dilakukan masyarakat adat akibat perluasan
kawasan TNGHS berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi. Kondisi ekonomi
masyarakat adat akibat perluasan kawasan TNGHS dicirikan dengan produktifitas
pertanian dan analisis kesejahteraan. Unsur-unsur yang dianalisis meliputi
karakteristik responden, informasi lahan, data pengeluaran dan data pendapatan.
Berikut adalah matriks analisis kondisi ekonomi Masyarakat Kasepuhan
Sinar Resmi akibat perluasan kawasan TNGHS (Tabel 8)
40
Tabel 8. Matriks Analisis Kondisi Ekonomi
Parameter
Analisis
1. Karakteristik responden
Analisis dilakukan secara deskriptif
terhadap usia, tingkat pendidikan, jenis
2. Informasi lahan
pekerjaan.
Analisis dilakukan secara deskriptif
terhadap luas kepemilikan lahan, status
3. Data pengeluaran
lahan, panen dalam setahun.
Analisis dilakukan secara deskriptif dengan
mengkaji pengeluaran untuk pengelolaan
lahan garapan terdiri dari upah tenaga kerja,
4. Data pendapatan
biaya pupuk dan penyediaan bibit.
Analisis dilakukan secara deskriptif dengan
mengkaji pendapatan
1.
Pendapatan Rumah Tangga Responden
Pada penelitian ini, pendapatan rumah tangga responden dianalisis
berdasarkan mata pencaharian. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa
sampel yang diambil mewakili (representatif) sesuai dengan sebaran kondisi
perekonomian masyarakat. Sebagian besar mata pencaharian Masyarakat
Kasepuhan Sinar Resmi di Desa Sirna Resmi adalah petani.
a. Pendapatan Usaha Tani (PUT)
PUT
=Y-(X1-...-Xn)
Sumber : Sajogyo (1996)
Dimana :
Y
=Pendapatan kotor (Rp)
X1-Xn =Pengeluaran-pengeluaran untuk kegiatan
pengelolaan lahan (Rp)
b. Pendapatan Non Usaha Tani (PN), pendapatan yang diperoleh dari
kegiatan luar usaha tani misalnya berdagang, gaji yang diperoleh dari
wiraswasta dan pertukangan.
c. Pendapatan Bersih Total (PBT), yaitu :
PBT
=PUT+PN
41
Sumber : Sajogyo (1996)
Dimana:
PBT =Pendapatan Bersih Total (Rp)
2.
Kontribusi Pendapatan Usahatani (PUT) terhadap Pendapatan Bersih Total
(PBT) Sebelum dan Sesudah Perluasan TNGHS
Untuk mengetahui kontribusi pendapatan usahatani terhadap pendapatan
bersih total petani dihitung menggunakan rumus :
Dimana :
%PUT
PUT
PN
3.
= Persentase pendapatan dari kegiatan pengelolaan lahan garapan
terhadap total pendapatan
= Pendapatan dari pengelolaan lahan garapan (Rp)
= Pendapatan dari luar kegiatan pengelolaan lahan garapan (Rp)
Analisis Tingkat Kesejahteraan
Penelitian ini menggunakan kriteria garis kemiskinan Sajogyo untuk
mengetahui taraf kesejahteraan. Berdasarkan kriteria garis kemiskinan Sajogyo,
kemiskinan adalah keadaan dimana pendapatan per kapita kurang dari nilai uang
setara 480 kg beras di perkotaan, dan 320 kg beras di pedesaan (Sajogyo, 1996).
Pada penelitian ini, dilakukan perbandingan antara pendapatan per kapita
responden dengan hasil perhitungan dengan acuan standar kemiskinan Sajogyo
serta menggunakan nilai 320kg beras ekuivalen per kapita/tahun.
Sumber: Sajogyo (1996)
Dimana :
PCI =Pendapatan per kapita (Rp/kapita/tahun)
PBT =Pendapatan Bersih Total (Rp/tahun)
42
4.4.4.2. Kondisi Sosial
Kondisi sosial masyarakat adat akibat perluasan kawasan TNGHS
dicirikan dengan hubungan sosial masyarakat adat dengan pihak TNGHS
termasuk konflik yang menyangkut pengukuhan hak masyarakat adat (tenure)
akan pengelolaan hutan. Unsur-unsur dalam analisis kondisi sosial meliputi unsur
perubahan perilaku petani, perluasan kawasan TNGHS, dan penentuan sistem
pertanian menetap.
Berikut adalah matriks analisis kondisi sosial Masyarakat Kasepuhan
Sinar Resmi akibat perluasan kawasan TNGHS (Tabel 9).
Tabel 9. Matriks Analisis Kondisi Sosial
Parameter
Analisis
Perubahan sikap
Analisis dilakukan secara deskriptif tentang
Masyarakat Kasepuhan konflik yang terjadi antara pihak TNGHS dan
Sinar Resmi dengan
masyarakat kasepuhan
pihak TNGHS
43
Download