SAMBUTAN MENTERI KEHUTANAN PADA ACARA FINALISASI DAN REALISASI MASTERPLAN PUSAT KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI (PPKH) Pongkor, Selasa, 23 April 2013 Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Yang saya hormati, Menteri Koordinasi Bidang Perekonomian, Direktur Utama PT. ANTAM (Persero) Tbk. Bapak, Ibu, Hadirin dan Saudara-saudara sekalian yang berbahagia. Salam sejahtera bagi kita semua. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, kepada Nya kita mengabdi dan memohon pertolongan dan atas rahmat yang dilimpahkan kepada kita, pada hari ini kita dapat berkumpul bersama dalam rangka finalisasi dan realisasi sebagian atas Masterplan Pusat Konservasi Keanekaragaman Hayati (PKKH) Klaster Antam di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS). Semoga Saudarasaudara dalam keadaan sehat wal afiat. Saudara sekalian yang saya hormati, Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS) merupakan salah satu dari 50 Taman Nasional di Indonesia yang memiliki potensi keanekaragaman hayati yang sangat tinggi serta merupakan perwakilan ekosistem hutan tropis pegunungan terluas di pulau Jawa. Kawasan ini juga menyimpan potensi keunikan budaya tradisional dan keindahan bentang alam yang indah. Hal ini yang menjadi pertimbangan TNGHS untuk dijadikan sebagai Pusat Konservasi Keanekaragaman Hayati. Secara yuridis formal keberadaan TNGHS saat ini dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 175/Kpts-II/2003 tentang penunjukkan kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak seluas ± 113.357 Ha. 2 TNGHS juga mempunyai nilai eksistensi strategis sebagai daerah perlindungan dalam mendukung sistem penyangga kehidupan (life support system), khususnya fungsi perlindungan hidrologi dan iklim bagi areal Jabodetabek, Kabupaten Lebak dan Sukabumi. Dalam skala regional atau lingkup negara ASEAN, TNGHS merupakan salah satu contoh kawasan konservasi yang termasuk dalam jaringan kawasan konservasi pegunungan bagi kepentingan peningkatan ilmu pengetahuan. Potensi keanekaragaman hayati juga dapat dikembangkan sebagai obyek wisata terutama wisata yang berbasiskan pendidikan lingkungan, penelitian dan budaya. Hadirin yang berbahagia, Pembangunan Pusat Konservasi Keanekaragaman Hayati TNGHS dimulai sejak saat diresmikannya kegiatan pembangunan pada tanggal 27 Desember 2010. Adapun pertimbangan program Pembangunan Pusat Konservasi Keanekeragaman Hayati di TNGHS adalah bahwa TNGHS merupakan lokasi yang sangat strategis dalam pelestarian tumbuhan dan satwa liar (TSL), khususnya TSL yang dilindungi. Pembangunan Pusat Konservasi Keanekaragaman Hayati merupakan upaya untuk mewujudkan visi Kementerian Kehutanan untuk menjadikan TNGHS sebagai pusat konservasi keanekaragaman hayati terbesar di Asia Tenggara. Dengan penetapan TNGHS sebagai Pusat Konservasi Keanekaragaman Hayati merupakan mandat yang telah ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan KSA dan KPA, dimana Taman Nasional merupakan tempat untuk pendidikan konservasi alam, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Peraturan Pemerintah tersebut memberikan peluang pemanfaatan di Taman Nasional dalam rangka penyimpanan dan/atau penyerapan karbon, pemanfaatan air serta energi air, panas, dan angin serta wisata alam terbatas, dan pemanfaatan sumber plasma nutfah untuk penunjang budidaya. Diharapkan dengan penetapan ini dapat mendorong penyelesaian permasalahan degradasi, pemukiman liar dan 3 perambahan yang cukup luas di TNGHS, melalui tahapan yang sistematis antara lain: 1) Review SK Menhut No. 175/Kpts-II/2003 tentang penunjukkan kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak. 2) Penataan zonasi pengelolaan kawasan konservasi TNGHS yang dapat diimplementasikan dalam mendukung kelestarian TNGHS; 3) Peningkatan program konservasi (perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan) sumberdaya alam, termasuk pelestarian biodiversity/keanekaragaman hayati; 4) Restorasi/Rehabilitasi kawasan melalui pembinaan habitat dan populasi jenis endemik/asli, dengan mengedepankan pemberdayaan masyarakat; dan 5) Pengembangan pemanfaatan jasa lingkungan, hasil hutan bukan kayu (HHBK) dan wisata alam yang mengedepankan kelestarian sumberdaya alam, peningkatan kesejahteraan masyarakat, peniadaan pencemaran sumberdaya alam, peningkatan capacity building masyarakat, serta peningkatan penerimaan negara (PAD dan PNBP). Hadirin yang saya hormati, Penjabaran program pembangunan Pusat Konservasi Keanekaragaman Hayati TNGHS lebih detail dituangkan dalam masterplan yang telah didesain sejak tahun 2011 sebagai arah dan panduan kepada pihak pengelola dan multi pihak lainnya dalam mengembangkan pengelolaan TNGHS yang sinergis dan terintegrasi. Pada saat ini, telah diselesaikan masterplan Pusat Konservasi Keanekaragaman Hayati TNGHS khususnya klaster Antam yang disusun dengan konsep pengembangan areal yang mengintegrasikan kawasan tambang Antam dengan pengembangan wilayah sekitar, serta mengembangkan 4 sub klaster inti yang mempresentasikan kegiatan restorasi lahan, konservasi keanekaragaman hayati, ekowisata, kegiatan pendidikan dan penelitian, dan budaya serta kegiatan tambang. 4 Pemanfaatan keanekaragaman hayati untuk pengembangan kegiatan wisata alam yang berbasiskan pendidikan lingkungan, penelitian dan terintegrasi dengan budaya masyarakat dapat menjadi upaya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dengan melibatkan masyarakat sekitar sebagai pelaku wisata alam di klaster Antam TNGHS. Khusus pada pengembangan yang berada di dalam kawasan TNGHS, master plan ini akan memfokuskan pada kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan, penelitian, konservasi dan wisata alam, melalui kegiatan: 1) Pengembangan Pusat Pelatihan dan Pendidikan Pohon dan Tanaman Asli; 2) Pengembangan Pusat Pembibitan tanaman asli; 3) Pengembangan pembibitan dan demo plot untuk agroforestry; 4) Pengembangan sarana wisata alam berupa jalur tracking dari kawasan ini menuju ke wilayah Malasari; 5) Pengembangan sarana akomodasi; Disamping itu terdapat program Restorasi Kawasan Konservasi, yang menitikberatkan pada upaya pengembangan persemaian/kebun bibit bersama masyarakat; penanaman kawasan terdegradasi bersama masyarakat; reklamasi/rehabilitasi areal eks Tambang (PT. Aneka Tambang, PT. Indonesia Power, Chevron); melanjutkan program RHL pada tahun 2011 dan seterusnya; dan pengembangan program adopsi pohon. Hadirin yang berbahagia, Pada acara hari ini dilakukan penandatangan prasasti untuk peresmian penanaman 1.000 ha dan peresmian kompleks persemaian Pusat Penelitian dan Pendidikan Pohon dan Tanaman Asli (P4TA), pelepasan Jalak Putih (Sturnus melanopterus). Hari ini juga akan diserahkan secara resmi buku Definitif Konseptual Masterplan Pusat Konservasi Keanekaragaman Hayati Klaster Antam kepada TNGHS melalui Menteri Kehutanan. 5 Peresmian Pusat Penelitian dan Pendidikan Pohon dan Tanaman Asli, penanaman pohon, dan pelepasliaran satwa Jalak Putih dilakukan dalam rangka pembinaan populasi dan habitat. Spesies Jalak Putih tersebut merupakan spesies dilindungi dan terancam punah, sehingga menjadi prioritas dalam upaya konservasi di TNGHS. Saudara sekalian yang saya hormati, Atas nama jajaran Kementerian Kehutanan saya menyampaikan apresiasi kepada Bupati Bogor, Direktur Jenderal PHKA, jajaran Direksi PT. Antam, dan semua pihak atas dukungan terhadap program pembangunan pusat konservasi keanekaragaman hayati di TNGHS. Saya menilai program ini sangat strategis karena Kementerian Kehutanan dewasa ini sedang giat melaksanakan upaya pelestarian keanekaragaman hayati dalam berbagai forum baik ditingkat daerah, nasional dan internasional. Hadirin yang saya berbahagia, Saya menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada penyelenggara acara, pemangku kawasan, dan semua pihak yang telah memberikan komitmen dan kontribusi dalam upaya konservasi keanekaragaman hayati. Semoga eksistensi dan pengelolaan TNGHS sebagai aset nasional yang kita cintai bersama akan terus menjadi lebih baik dan maju di masa yang akan datang melalui dukungan multi pihak pada level nasional dan global. Semoga upaya konservasi ini dapat bermanfaat untuk negeri tercinta. Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh. MENTERI KEHUTANAN ZULKIFLI HASAN