iii. metode penelitian

advertisement
9
III. METODE PENELITIAN
3.1.
Lokasi dan Waktu
Pengambilan data atribut berupa data sosial masyarakat dilakukan di
Kampung Lebak Picung, Desa Hegarmanah, Kecamatan Cibeber, Kabupaten
Lebak Banten (Gambar 1). Pengolahan data dilakukan di Pusat Penelitian
Lingkungan Hidup (PPLH) dan Laboratorium Analisis Lingkungan dan
Permodelan Spasial, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata,
Fakultas Kehutanan IPB.
Penelitian dilakukan selama 5 bulan, yaitu pada bulan Juli-November
2009. Pengambilan data sosial masyarakat dilakukan selama 1 bulan, dan
pengolahan data dilakukan selama 4 bulan.
Lokasi Pengambilan
Data Penelitian
Gambar 1 Peta lokasi pengambilan data penelitian.
10
3.2.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan selama penelitian adalah Global Positioning System
(GPS), kamera digital, satu berkas kuesioner, panduan wawancara, alat tulis dan
seperangkat komputer yang dilengkapi dengan software ArcGIS 9.3 serta ERDAS
8.6.
Bahan yang digunakan adalah data-data spasial dan data atribut. Data
spasial berupa Peta Rupa Bumi, Peta Tata Batas Kawasan TNGHS, Peta
Administrasi Kecamatan Cibeber, citra Landsat TM dan ETM+ tahun 1989, 1997,
dan 2007. Data atribut yang digunakan adalah data-data mengenai kondisi sosial
budaya masyarakat, data kependudukan, data pengelolaan dan penggunaan lahan
serta persepsi masyarakat.
3.3.
Jenis dan Teknik Pengambilan Data
3.3.1. Data Spasial
Data spasial merupakan data yang bersifat keruangan meliputi peta rupa
bumi dan citra Landsat. Peta dan citra landsat tersebut diperoleh dari Pusat
Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Institut Pertanian Bogor. Data lain yang
digunakan adalah data Ground Control Point (GCP) untuk menandakan lokasilokasi jenis penutupan lahan yang ada di lapangan. Data GCP merupakan data
yang menyatakan posisi keberadaan suatu benda di atas permukaan bumi.
Pengambilan data ini dilakukan dengan alat Global Positioning System (GPS).
Data ini kemudian digunakan untuk mengolah citra Landsat agar sesuai dengan
keadaan di lapangan.
3.3.2. Data Atribut
Data atribut adalah data yang menunjukkan tulisan atau angka-angka, yang
membantu dalam menginterpretasikan citra landsat. Data ini meliputi data
kependudukan, data sosial budaya masyarakat, dan data pengelolaan serta
penggunaan lahan. Data kependudukan terdiri atas jumlah penduduk, jumlah
kepala keluarga, dan mata pencaharian.
Pengumpulan data
mengenai kondisi
sosial
budaya
masyarakat,
pengelolaan dan penggunaan lahan, serta persepsi dilakukan melalui wawancara
11
dengan masyarakat dan kuesioner. Wawancara dan kuesionar merupakan metode
yang umum digunakan dalam pengumpulan data sosial. Berdasarkan penjelasan
Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Dalam Negeri dan Otonomi
Daerah (2000), interview (wawancara) adalah metode pengumpulan data dengan
atau melalui wawancara, dimana dua orang atau lebih secara fisik langsung
berhadap-hadapan yang satu dapat melihat muka yang lain dan masing-masing
dapat menggunakan saluran komunikasi secara wajar dan lancar. Adapun tujuan
wawancara menurut Masduki (2001) adalah untuk menggali fakta, alasan, dan
opini atas sebuah peristiwa baik yang sudah, sedang, maupun yang akan
berlangsung.
Data ini dibutuhkan dalam menganalisis tata cara penggunaan lahan oleh
masyarakat khususnya pengelolaan dan pandangan masyarakat terhadap
keberadaan hutan. Jumlah sampel responden diambil melalui sensus dalam satu
kampung adalah 48 responden. Pengambilan sampel responden diambil secara
sensus terhadap seluruh Kepala keluarga di kampung Lebak Picung. Pengambilan
sampel responden didasarkan keberadaan masyarakat adat yang letaknya
berbatasan langsung dengan kawasan TNGHS. Kampung Lebak Picung, Desa
Hegarmanah merupakan lokasi yang masyarakatnya merupakan masyarakat adat
kasepuhan dan masih memegang beberapa tradisi adat kasepuhan. Adanya tradisi
ini dikaitkan dengan perubahan penutupan lahan yang terjadi di sekitar kawasan
TNGHS.
3.4.
Tahapan Penelitian
Penelitian mengenai Analisis Perubahan Penutupan Lahan di kampung
Lebak Picung, Desa Hegarmanah, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten
merupakan penelitian yang menganalisis mengenai penggunaan lahan oleh
masyarakat dalam beberapa periode. Adanya dinamika dalam kehidupan
masyarakat, menyebabkan terjadinya perubahan lahan di sekitar kawasan
TNGHS, sehingga dibutuhkan data berupa gambaran perubahan penutupan lahan.
Data ini kemudian dianalisis untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya perubahan penutupan lahan.
12
Peta penutupan lahan diperoleh melalui pengolahan data citra, peta rupa
bumi, dan peta batas kawasan. Pada proses ini juga dilakukan pengambilan data di
lapangan untuk mendapatkan informasi yang tepat mengenai penutupan lahan
yang ada serta data penunjang lain mengenai data kependudukan, sosial, ekonomi,
dan budaya masyarakat. Setelah mendapatkan peta penutupan lahan, maka
dilakukan analisis mengenai perubahan yang terjadi. Analisis perubahan lahan
dilakukan dengan membandingkan peta penutupan lahan tahun 1989, 1998, dan
2007. Analisis lain yang dilakukan setelah itu adalah analisis data non-spasial.
Data atribut meliputi data kependudukan, kondisi sosial ekonomi dan budaya
masyarakat, serta data mengenai tata cara penggunaan dan pengelolaan lahan.
Analisis data atribut akan menghasilkan data mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya perubahan lahan, dan sistem penggunaan lahan yang
mengakibatkan terjadinya dinamika perubahan lahan.
3.5.
Analisis Data
3.5.1. Analisis Penutupan Lahan
3.5.1.1. Pembuatan Peta Batas Kampung Lebak Picung
Proses pembuatan peta batas kampung Lebak Picung dilakukan
menggunakan seperangkat software Arcgis 9.3. Data yang diperlukan dalam
proses pembuatan peta batas kampung adalah Peta Rupa Bumi berupa Peta
Sungai, Ground Control Point (GCP) batas-batas kampung berdasarkan hasil
survey lapangan, dan citra Landsat tahun 2007. Proses digitasi batas kampung
dilakukan dengan memperhatikan sungai dan titik koordinat batas kampung yang
diperoleh di lapangan. Data citra digunakan sebagai pertimbangan untuk
mendigitasi batas kawasan yang sumbernya diperoleh dari hasil wawancara
dengan masyarakat. Tahapan pembuatan peta batas kampung disajikan pada
Gambar 2.
13
Peta Sungai
Citra Landsat
Tahun 2008
Data GCP Hasil
Survey
Overlay
Digitasi Peta
Editing Peta
Peta Batas
Kampung
Gambar 2 Tahapan pembuatan peta batas kampung.
3.5.1.2. Pengolahan Citra
Gambaran penutupan lahan diperoleh melalui pengolahan Peta Rupa
Bumi, Peta Batas Kecamatan, Peta Batas Kampung, dan citra Landsat. Proses
pengolahan peta penutupan lahan dilakukan dalam beberapa tahap (Gambar 3),
yaitu :
14
Citra
Koreksi
Peta Administrasi
Geometris
Kecamatan
Peta Rupa
Bumi
Citra Terkoreksi
Subset Image
Overlay
Cek Lapangan
Klasifikasi
Citra
Citra Hasil
Klasifikasi
Peta Penutupan
Tidak
Uji
Akurasi
Terima
Ya
Lahan
Peta Batas Kampung
Lebak Picung
Subset Image
Overlay
Peta Penutupan Lahan
Kampung Lebak Picung
Gambar 3 Tahapan pengolahan citra.
a. Koreksi Data Citra
Data citra yang diperoleh harus dikoreksi terlebih dahulu sebelum diolah lebih
lanjut. Koreksi citra yang dilakukan adalah koreksi geometrik. Koreksi
geometrik dilakukan karena adanya pergeseran koordinat, sehingga perlu
dilakukan pembetulan pada citra. Koreksi geometrik bertujuan agar posisi
15
titik-titik (pixel) pada citra sesuai dengan posisi titik-titik geografi di
permukaan bumi. Posisi ini adalah kedudukan geografis daerah yang terekam
pada citra. Kegiatan yang pertama dilakukan saat melakukan koreksi
geometrik adalah penentuan tipe proyeksi dan koordinat yang digunakan. Tipe
proyeksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Universal Transverse
Mercator (UTM). Tahap selanjutnya adalah perbaikan distorsi geometrik yang
dilakukan melalui penentuan titik ikat medan yang ditempatkan sesuai dengan
koordinat citra dan koordinat peta. Setelah itu, dilakukan resampling citra
mengunakan pendekatan metode tetangga terdekat (Nearest neighbour).
b. Pemotongan Data Citra (Subset image)
Pemotongan data citra bertujuan untuk menetukan batas wilayah yang akan
diteliti. Pemotongan dilakukan dengan memotong data citra yang sudah
terkoreksi untuk mendapatkan wilayah lokasi penelitian. Wilayah lokasi yang
dipotong adalah wilayah Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Provinsi
Banten.
c. Klasifikasi Data Citra
Klasifikasi data citra merupakan kegiatan untuk menentukan kelas-kelas yang
terdapat pada data citra. Kelas-kelas tersebut menunjukkan kategori-kategori
lahan berdasarkan warna yang tampak dalam data citra. Klasifikasi dilakukan
dengan cara mengelompokkan warna yang sama pada citra ke dalam kelaskelas tertentu. Proses klasfikasi yang digunakan adalah klasifikasi terbimbing.
Klasifikasi citra terbimbing (Supervised clasification), merupakan kegiatan
klasifikasi kelas-kelas citra yang didefinisikan sendiri. Pendefinisian ini
didasarkan pada data lapangan yang telah diperoleh berupa titik-titik koordinat
yang ditandai dengan GPS. Kelas-kelas yang didefinisikan menunjukkan jenis
penutupan lahan yang ada di lapangan. Hasil dari klasifikasi citra ini adalah
peta penutupan lahan.
d. Uji Akurasi
Saat klasifikasi citra, terdapat kemungkinan adanya kesalahan dalam
menetukan kelas tutupan lahan, sehingga perlu dilakukan uji akurasi. Tahapan
uji akurasi bertujuan untuk mengetahui tingkat keakuratan klasifikasi citra
terbimbing. Akurasi citra dilakukan dengan cara menyesuaikan kelas tutupan
16
lahan yang telah diklasifikasi dengan data Ground Control Point (GCP) yang
diambil melalui GPS. Nilai akurasi minimal yang diterima adalah 85%.
Apabila tingkat akurasinya kurang dari itu, maka perlu dilakukan klasifikasi
ulang.
3.5.2. Analisis Perubahan Lahan
Analisis perubahan lahan dilakukan dengan membandingkan peta perubahan
lahan tahun 1989, 1997, dan 2007. Ketiga peta tersebut dioverlay, sehingga
diketahui perubahan penutupan lahan yang terjadi pada tahun 1990-2008.
Tahapan analisis perubahan penutupan lahan disajikan pada Gambar 4. Perubahan
penutupan lahan dilakukan dengan menghitung selisih luas masing-masing tipe
penutupan lahan setiap tahun.
Peta Penutupan
Lahan Tahun 1989
Peta Penutupan
Lahan Tahun 1997
Peta Penutupan
Lahan Tahun 2007
Overlay
Perubahan Penutupan
Lahan
Gambar 4 Tahapan analisis perubahan penutupan lahan.
3.5.3. Analisis Data Atribut
Data atribut diperlukan dalam menganalisis faktor-faktor perubahan lahan
yang terjadi. Data atribut yang diperlukan adalah data kependudukan, sosial
ekonomi dan budaya masyarakat sekitar kawasan, serta tata cara penggunaan
lahan oleh masyarakat. Data ini kemudian dianalisis secara deskriptif, sehingga
diketahui keterkaitan antara pola penggunaan lahan oleh masyarakat dengan
perubahan penutupan lahan yang terjadi.
Data atribut lainnya adalah persepsi masyarakat terhadap keberadaan dan
pengelolaan hutan. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
17
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan (Rakhmat 2005). Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
adalah faktor internal individu dan faktor eksternal individu meliputi stimulus dan
faktor eksternal dimana persepsi itu berlangsung. Faktor internal dan faktor
eksternal saling berinteraksi dalam individu mengadakan persepsi (Walgito 2003).
Analisis data mengenai persepsi dilakukan melalui analisis deskriptif
berdasarkan hasil kuesioner yang diperoleh. Penyajian data secara deskriptif
digunakan untuk menjelaskan tanggapan dan tingkat persepsi responden. Tingkat
persepsi diperoleh melalui nilai tanggapan yang diberikan oleh responden.
Penentuan nilai tanggapan dilakukan menggunakan skala Likert. Masing-masing
tanggapan (sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju)
secara berturut-turut bernilai 5,4,3,2 dan 1 (Singarimbun dan Effendi 1989 diacu
dalam Gunawan 1999). Nilai pernyataan ini kemudian dijumlahkan dan dibagi
dengan jumlah pernyataan yang tersedia. Interval nilai tanggapan untuk setiap
persepsi disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Tingkat Persepsi Berdasarkan Skala Likert
No
1.
2.
3.
Interval nilai tanggapan
4,00-5,00
Tingkat persepsi
tinggi
3,00-3,99
sedang
1,00-2,99
rendah
Analisis deskriptif juga menjelaskan nilai persentase tanggapan responden.
Nilai persentase ini didasarkan pada jumlah responden. Nilai persentase diperoleh
dengan cara membagi jumlah responden berdasarkan tingkat tanggapannya
dengan keseluruhan jumlah responden.
Berdasarkan data-data
yang
diperoleh
mengenai
pengelolaan
dan
penggunaan lahan oleh masyarakat, maka dapat dianalisis bentuk-bentuk lahan
yang sering digunakan oleh masyarakat terkait dengan kondisi sosial budaya.
Selain itu, analisis juga dapat dilakukan untuk mengetahui dinamika perubahan
penggunaan lahan sehingga dapat diketahui perluasan lahan yang mungkin terjadi.
Hasil ini nantinya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pengelola
TNGHS mengingat letak kampung Lebak Picung, Desa Hegarmanah yang
berbatasan langsung dengan kawasan Taman Nasional.
Download