11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Apakah yang anda

advertisement
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Komunikasi
Apakah yang anda pikirkan bila mendengar kata komunikasi ? Jawabatan atas
pertanyaan ini amat beraneka ragam, mulai dari berdoa , bersendagurau, hingga
penggunaan alat-alat elektronik, atau komputer canggih. Komunikasi adalah suatu
topik yang amat penting diperbicarakan, bukan saja dikalangan ilmuan komunikasi,
melainkan juga dakalangan awam, sehingga kata komunikasi itu sendiri memiliki
banyak arti yang berlainan.
Arti kata komunikasi itu sendiri menurut Communication Dictionary adalah
suatu proses penyampaian pesan dari sumber kepada penerima melalui suatu saluran
atau media. Proses komunikasi melalui media adalah proses penyampaian pesanpesan yang mengandung arti lewat media seperti surat kabar, radio, televisi, film, dan
sebagainya. Secara terminologis atau menuurut asal katanya komunikasi berasal dari
bahasa latin “ Communicatio “ yang berarti proses penyampaian suatu pernyataan
oleh seseorang kepada orang lain.5
Ilmu komunikasi merupakan ilmu yang mempelajari, menelaah dan meneliti
kegiatan-kegiatan komunikasi manusia yang luas ruang lingkup ( scope )nya dan
banyak dimensinya. Banyak para mahasiswa seringkali mengklasifikasikan aspek5
Onong Uchjana Effendy. 1994. Ilmu komunikasi dan praktek. Bandung. Remaja roda Karya. Hal 10.
12
aspek kedalam jenis-jenis yang satu dan yang lainya berbeda konteksnya. Yang
dimaksudkan dengan komunikasi berdasarkan bidang atau konteksnya adalah disini
dalam bidang kehidupan manusia, dimana diantara jenis kehidupan yang satu dengan
jenis kehidupan yang lain terdapat perbedaan yang khas, dan kekhasan ini
menyangkut pula proses komunikasi berdasarkan bidangnya komunikasi meliputi
jenis-jenis berikut6 :
1.
2.
3.
4.
5.
Komunikasi Sosial ( Social Communications )
Komunikasi Organisasi ( Organizations Communications )
Komunikasi Politik ( Political communications )
Komunikasi Internasional ( International Communications )
Komunikasi Antar budaya ( Intercultural Communications )
Menurut, Everret M. Rogers dan D. Lawrence Kincaid
“Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk
atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada
gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam”.7
Sedangkan menurut Shannon dan Weaver
“Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh
mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas
pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal
ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi”.
Selain itu menurut Gerald R. Miller “ Komunikasi trejadi ketika suatu sumber
menyampaikan suatu pesan kepada penerima atau lebih, dengan maksud untuk
mempengaruhui perilaku penerima.”
Faktor yang harus diingat sebelum menjalankan kegiatan komunikasi dan
proses komunikasi adalah tujuan melakukan komuikasi itu sendiri.
Tujuan komunikasi menurut Onong Uchjana adalah menimbulkan :
6
Onong Uchjana Effendy.Ilmu, Teori&Filsafat komunikasi. PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.2003.
Hal 45
7
Hafied Cangar. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. Raja Grafindo Persada.2004. Hal 20
13
1.
2.
3.
4.
Perubahan Sikap ( attitude change )
Perubahan Pendapat ( opinion change )
Perubahan Sosial ( social change )
Perubahan Perilaku ( bahavior change )
Selalin tujuan komunikasi, faktor yang harus diingat dalam komunikasi adalah fungsi
komunikasi, yang terdiri dari :
1.
2.
3.
4.
2.2.
Menyampaikan informasi ( to inform )
Mendidik ( to educate )
Menghibur ( to entertain )
Mempengaruhi ( to influence )
Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi, dipandang dari suatu perspektif interatif (subjektif)
adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang merupakan organisasi. Proses
interaksi tersebut tidak mencerminkan organisasi, ia adalah organisasi. Komunikasi
organisasi adalah “perilaku pengorganisasian” yang terjadi dan bagaimana mereka
yang terlibat dalam prose situ bertransaksi dan memberi makna atas apa yang terjadi.
Menurut Goldhaber ( 1986 ) yang dikutip Muhammad Arni “ Organizations
communications is the process of creating and exchanging messages within a netword
of interdependent relationship to cope with environmental uncertainty”. Atau dengan
kata lain komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan
dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi
lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah – ubah .8
8
Goldhaber, 1986, dalam Muhammad Arni. Komunikasi Organisasi. Bumi Aksara. Jakarta. 2007. Hal.
67
14
Komunikasi organisasi lebih dari sekedar apa yang dilakukan orang – orang,
Komunikasi organisasi adalah suatu disiplin studi yang dapat mengambil sejumlah
arah yang sah dan bermanfaat.
Tantangan besar dalam komunikasi adalah bagaimana menyampaikan
informasi dan bagaimana menerima informasi. Didalam komunikasi organisasi aliran
informasi merupakan proses yang rumit dapat menciptakan efisiensi, dan dapat
menentukan iklim dan moral organisasi.
Didalam komunikasi organisasi memiliki arus komunikasi yang meliputi
komunikasi vertical dan komunikasi horizontal :
a) Arus komunikasi Vertikal
1. Downward communications, komunikasi berlangsung ketika orang –
orang yang berada pada tatanan manajemen mengirim pesan kepada
bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari atas kebawah ini adalah :
a. Pemberian atau penyampaian instruksi kerja
b. Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk
dilaksanakan
c. Penyampaian informasi mengenai peraturan – peraturan yang berlaku
d. Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik
2. Upward Communications, terjadi ketika bawahan mengirim pesan
kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah keatas adalah :
a. Penyampaian informasi tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah
dilaksanakan
15
b. Penyampaian informasi tentang persoalan – persoalan pekerjaan
ataupun tugas yang tidak dapat diselesaiakan oleh bawahan
c. Penyampaian saran – saran perbaikan dari bawahan
d. Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun
pekerjaannya.
b) Arus Komunikasi Horizontal
Komunikasi ini berlangsung diantara karyawan ataupun bagian lain yang
memiliki kedudukan yang setara,. Adapun fungsi arus horizontal ini
adalah :
a. Memperbaiki koordinasi tugas
b. Indikasi Upaya pemecahan masalah
c. Saling berbagi informasi
d. Membina hubungan melalui kegiatan bersama
Efektivitas dalam organisasi dipengaruhi oleh berbagai factor khusus.
Ada empat factor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi organisasi
yaitu:
1.
Saluran Komunikasi Formal mempengaruhi efektivitas komunikasi
dalam dua cara. Pertama, liputan saluran formal semakin melebar
sesuai perkembangan dan pertumbuhan organisasi. Kedua, saluran
komunikasi formal dapat menghambat aliran informasi antar tingkat –
tingkat organisasi.
16
2.
Struktur Organisasi, mempunyai pengaruh yang sama terhadap
efektivitas organisasi. Perbedaan kekuasaan dan kedudukan (status)
dalam organisasi akan menentukan pihak – pihak yang bekomunikasi
dengan seseorang serta isi dan ketepatan komunikasi.
3.
Spesialisasi Jabatan, biasanya akan mempermudah komunikasi dalam
kelompok – kelompok yang berbeda. Para anggota suatu kelompok
kerja yang sama cenderung berkomunikasi dengan istilah, tujuan,
tugas, waktu dan gaya yang sama.
Komunikasi antara kelompo –
kelompok yang sangat berbeda akan cenderung dihambat.
4.
Pemilik Informasi, Menurut R. Wayne F. Faulus pemilik informasi
berarti bahwa mempunyai khusus dan pengetahuan tentang pekerjaan
– pekerjaan mereka. Individu – individu yang memiliki informasi –
informasi khusus ini dapat berfungdi lebih efektif daripada lainnya,dan
banyak diantara mereka yang tidak bersedia membagikan informasi
tersebut kepada yang lain.9
Komunikasi informal adalah juga bagian penting dalam komunikasi
organisasi. Bentuk komunikasi ini timbul dengan meksud, yang meliputi antara lain,
Pertama, Pemuasan kebutuhan – kebutuhan manusiawi, seperti kebutuhan untuk
berhubungan dengan orang lain. Kedua, penerimaan terhadap pengaruh – pengaruh
yang
9
monoton
atau
membosankan.
Ketiga,
pemenuhan
T. Hani Handoko. Manajemen. BPEE. Yogyakarta. 1984. Hal 278
keinginan
untuk
17
mempengaruhi perilaku orang lain. Keempat, pelayanan sebagai sumber informasi
hubungan yang tidak disediakan saluran – saluran komunikasi formal.
2.2.1. Fungsi Komunikasi dalam Organisasi
Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial,
tindak komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat
fungsi, yaitu :
1. Fungsi informative
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu system pemrosesan informasi
(information-processing system). Maksudnya, seluruh anggota dalam
suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak,
lebih baik dan tepat waktu.
Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat
melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti informasi pada dasarnya
dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan
dalam suatu organisasi. Orang – orang dalam tataran manajemen
membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi
ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi.
Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi tentang jaminan
keamanan, jaminan sosialdan kesehatan, izin cuti dan sebagainya.
2. Fungsi Regulatif
18
Fungsi regulative ini berkaitan dengan peraturan – peraturan yang berlaku
dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal
yang berpengaruh terhadap fungsi regulative ini, yaitu :
1. atasan atau orang – orang yang berada dalam tataran manajemen
yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan
semua informasi yang disampaikan. Disamping itu mereka juga
mempunyai kewenangan untuk memberikan instruksi atau
perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka
ditempatkan pada lapis atas (position of authority) supaya
perintah – perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya.
Namun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah
banyak bergantung pada :
1. keabsahan pimpinan dalam penyampaian perintah
2. kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi
3. kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin
sekaligus sebagai pribadi
4. tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan.
5. berkaitan dengan pesan atau message. Pesan – pesan regulative
pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan
membutuhkan kepastian peraturan – peraturan tentang pekerjaan
yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
3. Fungsi Persuasif
19
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan
selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan
ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi
bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan
secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih
besar disbanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan
kewenangannya.
4. Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan
karyawan dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua
saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi
tersebut (newsletter, bulletin) dan laporan kemajuan organisasi; juga
saluran komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi selama
masa istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan darmawisata.
Pelaksanaan
aktivitas
ini
akan
menumbuhkan
keiginan
untuk
berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
2.3.
Komunikasi Internal
Karena adanya komunikasi internal dan eksternal maka kegiatan humas
mengatur hubungan di dalam dan di luar perusahaan. Di dalam menyangkut
hubungan antara pimpinan dan karyawan, karyawan dan pimpinan, serta antar
20
pimpinan dengan karyawan. Sedangkan keluar menyangkut hubungan dengan pihak
pemerintah, klien, dan masyarakat sekitarnya.
F. Rahmadi menjelaskan bahwa Fungsi komunikasi internal adalah
mengusahakan agar para karyawan mengetahui apa yang di pikirkan oleh karyawan.10
Hubungan internal menurut S.K Bonar dalam bukunya berjudul Hubungan
Masyarakat Modern dan Hubungan karyawan atau employee Relations. Mengatur
hubungan khusus antara manajemen dan pekerja agar selalu dalam kadaan baik.11
Pernyataan tersebut mengungkap bahwa hubungan karyawan adalah mengusahakan
dan berbagai macam usaha dan program – program untuk mencapai pengertian
kepercayaan,Bantu membantu dan bekerja sama antar kedua belah pihak.
Menurut Onong Uchjana Effendy, mengatakan bahwa komunikasi internal
adalah sebagai berikut, “komunikasi internal adalah komunikasi antara manajer
dengan komunikan yang berada dalam organisasi terdapat jenjang kepangkatan yang
menyebabkan adanya pegawai yang memimpin dan yang di pimpin, maka dalam
manajemen tidak terjadi komunikasi antara pegawai yang sama status atau
pangkatnya, tetapi juga karyawan yang memimpin dan yang dipimpin.”12
Tujuannya adalah untuk mempererat hubungan antara pimpinan dengan
karyawannya, antara atasan dengan bawahannya, antara sesame karyawan ataupun
semua yang terlibat dengan pihak intern, sehingga menimbulkan kepuasan kerja
dalam hal ini dapat diciptakan dengan jalan terus – menerus.
10
F. Rahmadi, Public Relations Dalam Teori dan Praktek, Jakarta, Gramedia, 1997, hal 5
S.K. Bonar, Hubungan Masyarakat Modern, Bandung, Madar Maju, 1993, hal 55
12
Onong Uchjana Effendy, Human Relations, Bandung, Bandar Maju, 1993, hal 31
11
21
Komunikasi internal di definisikan oleh Lawrence D. Brennan sebagai :
Pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu
perusahaan atau jabatan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau jabatan
tersebut lengkap dengan struktur yang khas(organisasi) dan pertukaran gagasan
secara horizontal dan vertical di dalam perusahaan atau jabatan yang menyebabkan
pekerjaan berlangsung (operasi dan manajemen).
Dari definisi Lawrence terdapat dua dimensi yaitu secara komunikasi vertical
dan horizontal yang dimaksud dengan komunikasi vertical adalah komunikasi dari
atas kebawah dan dari bawah keatas, adalah komunikasi dari pimpinan kepada
bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbale balik. Dalam komunikasi
vertical pimpinan memberikan instruksi – instruksi, petunjuk – petunjuk, informasiinformasi itu. Sedangkan bawahan memberikan laporan – laporan, saran – saran,
pengaduan – pengaduan dan sebagainya kepada pimpinan. Komunikasi dua arah
secara timbal balik tersebut dalam organisasi penting sekali karena jika satu saja dari
pimpinan kepada bawahan, roda organisasi tidak akan berjalan dengan baik.
Sedangkan dimensi yang kedua adalah komunikasi horizontal, komunikasi
secara mendatar, antara anggota staf dengan anggota staf, karyawan sesama
karyawan, dan sebagainya. Berbeda dengan komunikasi vertical yang sifatnya lebih
formal, komunikasi horizontal seringkali berlangsung tidak formal mereka
berkomunikasi satu sama lain bukan pada waktu mereka sedang bekerja.
Dua aspek public Internal yang melekat dan hakiki atau tidak bisa tidak ada,
adalah sebagai berikut :
22
Pertama : Sasaran public internal adalah (internal public) dan public eksternal
(eksternal publick) public internal adalah orang – orang yang berada di dalam atau
tercakup dalam suatu organisasi yaitu seluruh karyawan dari staf sampai dengan
karyawan terbawah. Publik eksternal adalah orang - orang yang berada di luar
organisasi yang ada hubungannya dan diharapkan ada hubungannya dengan
organisasi tersebut.
Kedua : Kegiatan humas adalah komunikasi duaarah atau timbale balik. Ini
berarti bahwa dalam penyampaian informasi, baik kepada public internal maupun
eksternal harus menjadi umpan balik. Dengan demikian ia melakukan kegiatan
tersebut mengetahui opini public sebagai efek komunikasi yang dilakukan. Opini
public yang menyenangkan dan diharapkan demi kepentingan kedua belah pihak.
Jadi, kegiatan komunikasi dalam humas itu ditujukan kepada masyarakat yang
ada di dalam dan masyarakat yang ada dalam organisasi dan masyarakat luar
organisasi. Kita akan membahas terlebih dahulu tentang komunikasi internal meliputi
berbagai cara yang dapat diklasifikasikan kedalam dua jenis,yaitu :
1. Komunikasi personal atau pribadi
2. Komunikasi kelompok
Komunikasi personal tatap muka berlangsung secara dialogis sehingga bisa
berlangsung kontak pribadi dan disebut jyga komunikasi antar pribadi.
Komunikasi personal lewat media adalah komunikasi dengan menggunakan
alat, misalnya telepon, memorandum, dan masih banyak lagi yang lain.Karena
melalui alat, di antara kedua orang tersebut tidak terdapat kontak pribadi sedangkan
23
tatap muka merupakan jenis komunikasi yang efektif untuk mengubah sikap,
pendapat dan perilaku. Dengan kontak pribadi memungkinkan komunikator untuk
mengetahui memahami dan menguasai hal – hal berikut :
1. Kerangka referensi komunikan selengkapnya
2. Kondisi fisik dan mental komunikan sepenuhnya
3. Sasaran lingkungan pada saat terjadi komunikasi
4. Tanggapan komunikan secara langsung13
2.4.
Public Relations
Public Relations menyangkut kepentingan setiap organisasi, baik itu
organisasi yang bersifat komersial maupun non komersial. Kehadiran itu tidak dapat
dicegah, terlepas dari kita menyukainya atau tidak. Kita tidak bisa memutuskan untuk
menghadiri atau sebaliknya meniadakan PR. Sebenarnya, PR terdiri dari semua
bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan
siapa saja yang menjalin kontak denganya.14
Menurut Cutlip and Center mendefinisikan :
“ Public Relations sebagai fungsi manajemen yaitu mendefinisikan,
memantapkan, serta membina hubungan yang saling menguntungkan antara
organisasi dengan publiknya baik dalam keadaan sukses maupun gagal”.
Kemudian Grunig mengembangkan definisi tesebut menjadi manajemen komunikasi
antara organisasai dengan publiknya.
13
14
Sr. Maria Assumpta Rumanti OSF, Dasar – dasar Public Relations, HAL 89 - 90
Frank Jefkins. Public Relations. Jakarta. 2002. Hal 1
24
Selain itu Lawrence W. Long dan Vincent Hazelton :
“ Public Relations fungsi komunikasi melalui adaptasi organisasi,
mengubah atau membina hubungan dengan lingkungan dengan tujuan
bersama-sama mencapai tujuan dari organisasi”.
Pendekatan ini menggambarkan bahwa public relations adalah lebih sekedar
mempersuasi melainkan juga membantu mengembangkan kondisi komunikasi
terbuka, saling pengertian/saling memahami dengan di dasari ide bahwa organisasai
juga mau berubah ( dalam proses berperilaku dan bersikap ) tidak hanya sebagai
sasaran khalayak saja. Dapat dikatakan bahwa perusahaan dimungkinkan mengubah
kebijakan sebagai hasil tindak lanjut dari dialog dengan lingkungannya.
2.4.1. Peran Humas
Dari waktu ke waktu, praktisi menyesuaikan pola perilakunya untuk
menangani
situasi
yang
senantiasa
terjadi
dalam
pekerjaan
mereka
dan
mengakomodasi ekspektasi orang lain tentang apa yang seharusnya dilakukan.
Peran Humas dalam suatu lembaga departemen baik itu profit maupun non
profit sangat diperlukan. Mengingat kegiatan Humas sangat dibutuhkan dan
mempunyai peranan penting dalam suatu lembaga baik itu lembaga pemerintah
maupun lembaga organisasi.
Adapun peran Humas itu, menjalin hubungan baik, baik itu dengan
masyarakat, pemerintah maupun dengan organisasi lainnya. Memberikan pengertian
dan penerangan tentang kebijakan serta kegiatan yang diadakan oleh seorang Humas.
Melakukan publikasi atas kegiatan dan kebijakan dari kegiatan seorang Humas.
25
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang kebijakan dan kegiatan seorang
Humas melalui Conference Press.
Selain itu public relations merupakan fungsi timbal balik keluar dan kedalam,
keluar seorang PR harus mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambar (image)
masyarakat yang positif terhadap segala tindak dan kebijakan organisasi atau
lembaganya. Kedalam seorang PR harus berusaha mengenali, mengidentifikai hal –
hal yang dapat menimbulkan sikap dan gambaran negative (kurang menguntungkan)
dalam masyarakat sebelum suatu tindakan atau kebijakan itu dijalankan.
Peranan menurut Frida Kusumastuti yang mengutip Dozier bahwa peranan
petugas humas dapat dibedakan menjadi beberapa bagian yakni, peranan :
1.
Communication Technicion
Kebanyakan praktisi Humas menyediakan layanan teknis komunikasi,
khususnya jurnalistik yangberkaitan dengan menulis news letter, press release,
mengelola website dan membina hubungan dengan media. Praktisi Humas
biasanya tidak berperan aktif, mereka dapat memberikan motivasi, disisi lain
mereka tidak terlibat dalam mengambil keputusan – keputusan atau kebijakankebijakan baru tapi yhumas harus menjelaskan keputusan – keputusan atau
kebijakan – kebijakan tersebut kepada karyawan perusahaan.
2.
Expert Presciber
Praktisi Humas mampu membantu manjemen dengan pengalaman dan
keterampilan mereka untuk mencari solusi bagi penyelesaian masalah yang
dihadapi organisasi, manajemen percaya bahwa ahli praktisi humas yang
26
sedang dihadapinya, se4hingga manjemen pasif dan menerima apa yang telah
diusulkannya oleh humas.
3.
Communication fasilitator
Praktisi humas membantu manajemen dengan penciptaan kesempatan –
kesempatan untuk mendengar apa kata public dan menciptakan peluang agar
publikpenting mendengar apa yang diharapkan manajemen. Peranan humas
sebagai penyedia atau sumber informasi dan sebagai mediator antara
perusahaan dengan public.
4.
Problem Solving Fasilitator
Ketika para praktisi mengambil peran sebagai fasilitator pemecah masalah,
mereka berkolaborasi dengan para manajer lain untuk mendefinisikan atau
berdiskusi mengenai masalah – masalah perusahaan. Mereka menjadi bagian
dari tim perencanaan yang strategis. Para praktisioner pemecah masalah
membantu hubungan masyarakat untuk memecahkan masalah – masalah yang
terjadi didalam organisasi.15
Humas dalam melaksanakan tugasnya membutuhkan bantuan dari berbagai
pihak, baik itu pihak dari dalam organisasi maupunn dari pihak luar organisasi, selain
itu humas membutuhkan media dalam menjalankan tugasnya, media tersebut dapat
berupa media cetak, elektronik, media massa, maupun melalui media tradisional.
Pada dasarnya konsep peranan melihat praktek humas dari capaian – capaian
yang telah di peroleh humas dalam setiap organisasinya. Peran Humas dalam
15
Frida Kusumastuti, Dasar – dasar Humas, Ghalia Indonesia, Jakarta : 2002 Hal.24
27
organisasi merupakan salah satu kunci penting untung pemahaman fungsi Humas dan
komunikasi organisasi, peranan Humas juga merupakan salah satu kunci untuk
pengembangan pencapaian professional.
2.4.2. Kegiatan Humas
Suatu perusahaan yang tumbuh dan berkembang di dalam suatu masyarakat
akan selalu menghadapi tekanan, baik yang berasal dari luar perusahaan itu sendiri
maupun dari dalam. Namun demikian unsur – unsur tersebut tidak terlalu menekan
perusahaan. Adakalanya unsur – unsur itu malah memberi peluang yang justru akan
membesarkan perusahaan.
Tugas praktisi Humas dalam hal ini adalah membina hubungan baik dengan
pihak – pihak tersebut melalui proses komunikasi. Pihak – pihak tersebut adalah
khalayak sasaran kegiatan Humas, dan disebut stakeholder.
Stakeholder adalah setiap kelompok yang berada di dalam maupun di luar
perusahaan yang mempunyai peran dalam menentukan keberhasilan perusahaan.
Secara umum, stakeholder dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu
stakeholder internal dan stakeholder eksternal.
Stakeholder internal antara lain adalah pemegang saham, manajemen dan top
executive serta karyawan dan keluarga karyawan. Sedangkan Stakeholder eksternal
antara lain adalah konsumen, penyalur, pemasok, bank, pemerintah pesaing, pers, dan
lembaga swadaya masyarakat.
28
Kegiatan Humas adalah merawat dan mengembangkan kepercayaan pihak pihak dalam unsur stakeholder eksternal dan internal. Sehingga kepercayaan dari
pemerintah, konsumen dan atau stakeholder lainnya yang menguntungkan
perusahaan.
Unsur – unsur dalam lingkungan eksternal cenderung lebih kompleks dan sulit
dikendalikan perusahaan. Untuk itulah diperlukan penanganan khusus maka lahirlah
spesies Humas seperti Communication Relations, Industrial Relations, Financial
Relations, Press Relations, dan sebagainya. Dalam melakukan kegiatannya Public
Relations merencanakan program kerjanya terlebih dahulu.
2.5.
Persepsi
Persepsi adalah proses internal komunikasi yang memungkinkan kita
memilih, mengorganisasikan, dan juga menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita,
dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita. Persepsi bagi setiap orang pasti
mempunyai pengertian yang berbeda – beda, antara orang yang satu dan lainnya.
Contohnya seperti persepsi mengenai Public Relations, tidak semua orang atau
masyarakat bahkan mengetahui tentang profesi Public Relations tersebut sehingga
menimbulkan persepsi bagi yang mengetahui dan juga yang tidak mengetahuinya. 16
Persepsi atau cara pandang seseorang terhadap sesuatu pasti akan berbeda,
begitu pula mengenai persepsi terhadap profesi Public Relations. Sebagian
masyarakat masih banyak yang keliru mengenai pengertian antara tentang profesi
16
Deddy Mulyana, Ilmu komunikasi suatu pengantar, PT Remaja Rosda Karya, 2005, hal 167
29
Public Relations dan periklanan. Maka sebagai seorang PR harus mampu
memberikan penjelasan kepada mereka yang keliru sehingga mereka dapat mengerti
dan tidak salah membuat persepsi tentang profesi Public Relations.
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan –
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi ( sensory stimuli). Sensasi
adalah bagian dari persepsi. Meski begitu, menafsirkan makna informasi inderawi
tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan
memori.17
Pendapat lain mengatakan Persepsi merupakan penerimaan pembandingan,
pembedaan dan pengelompokkan individu terhadap rangsangan internal dan eksternal
menjadi satu kesatuan yang bermakna melalui proses sensasi. Jadi persepsi
merupakan suatu pemaknaan, persepsi individu sangat berbeda satu sama lain
terhadap rangsangan - rangsangan atau stimuli yang sama sekalipun. Pengharapan,
kebutuhan system nilai, kepribadian dan ilusi merupakan faktor uatama yang
menentukan perbedaan antar individu.18
Persepsi adalah proses yang di gunakan untuk menginterpretasikan data – data
sensory. Data sensory sampai kepada kita melalui lima indera kita.Hasil penelitian
mengidentifikasi dua jenis pengaruh dalam persepsi, yaitu :
1.
17
18
Pengaruh Struktural
Drs. Jalaluddin Rakhmat, M. Sc, Psikologi Komunikasi, PT Remaja Rosda Karya, 2004, hal 51
Sarlito Wirawan, Pengantar Umum psikologi, Jakarta, Penerbit Bulan Bintang, 1976, hal 24
30
Yaitu pengaruh pada persepsi yang berasal dari aspek – aspek fisik
rangsangan yang terpapar pada kita kebutuhan, pengalaman masa lalu
dan hal – hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai factor –
faktor personal.Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk
stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respon pada
stimuli itu.
2.
Pengaruh Fungsional
Yaitu merupakan faktor – faktor psikologis yang mempengaruhi
persepsi, dan karena itu membawa pula subjektifitas kedalam proses.19
Persepsi manusia pada umumnya terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Persepsi terhadap objek yakni melalui lambang – lambang fisik,
sedangkan persepsi terhadap orang melalui lambang – lambang verbal
dan non verbal.
2. Persepsi terhadap objek menanggapi sifat –sifat luar, sedangkan
persepsi terhadap orang menanggapi sifat –sifat luar dan dalam.20
Persepsi adalah proses pemberian arti (cognitive) terhadap lingkungan oleh
seseorang. Karena setiap orang memberi arti kepada stimulus, maka individu yang
berbeda akan “melihat” hal yang sama dengan cara yang berbeda – beda.
Persepsi juga bertautan dengan cara mendapatkan pengetahuan khusus tentang
objek atau kejadian pada saat tertentu, maka persepsi terjadi kapan saja stimulus
19
Werner J. Severin dan James W. Tankard Jr, Teori komunikasi sejarah, metode dan terapan didalam
media massa, Ed 5, 2001, PT Prenada Media, hal 85.
20
Deddy Mulyana, Ilmu komunikasi suatu pengantar, PT Remaja Rosda Karya, 2005, hal 171
31
menggerakan indera. Persepsi mencakup kognisi (pengetahuan). Jadi persepsi
mencakup penerimaan stimulus, pengorganisasian stimulus, dan penterjemahan atau
penafsiran stimulus yang telah diorganisasi dengan cara yang dapat mempengaruhi
perilaku dan pembentukan sikap. Setiap orang memilih berbagai macam isyarat yang
mempengaruhi persepsinya terhadap orang, objek dan tanda. Karena faktor – faktor
ini dan karena kemungkinan terjadinya ketidakseimbangan antar faktor – faktor ini,
maka orang sering salah persepsi terhadap orang lain, kelompok, atau objek. Orang
dapat cenderung menafsirkan perilaku orang lain sesuai dengan keadaannya sendiri.
Persepsi sosial meliputi rangkaian empat tahap proses informasi. (dengan
demikian, disebut “proses informasi sosial”). Tiga tahap dalam model ini adalah
perhatian yang selektif/pemahaman (selective attention/comprehension), pengkodean
dan penyederhanaan, serta penyimpanan dan ingatan menjelaskan bagaimana
informasi sosial diamati dan disimpan di dalam ingatan. Tahap keempat dan terakhir,
mendapatkan kembali dan respons atau tanggapan (retrival and respons),yang
mengakibatkan pengembalian representasi mantal ke dalam penilaian dan keputusan
dalam dunia nyata.21
Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap
orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan,
pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Kunci untuk memahami
persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu
21
Robert Kreitner, Angelo Kinicki, Perilaku Organisasi (Organizational Behavior), Jakarta , Salemba
Empat, 2003, Hal 208-209
32
penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu pencatatan yang benar
terhadap situasi.22
Peneliti mengambil kesimpulan bahwa, didalam persepsi terdapat adanya :
1. Stimuli atau situasi yang hadir. Apakah stimuli itu menarik perhatian atau
tidak menarik perhatian sesesorang.
2. Registrasi, Apakah stimuli itu tersimpan di dalam ingatan seseorang yang
dipengaruhi oleh kemampuan fisik untuk mendengar atau melihat
informasi terkirim padanya.
3. Interpretasi, adalah penilaian seseorang tentang baik atau buruknya sesuatu,
atau positif dan negatifnya sesuatu yang tergantung dari pendalaman,
motivasi, dan kepribadian orang yang melakukannya.
4. Feed back, adalah sikap pengambilan keputusan dari seseorang.
Sifat – sifat persepsi adalah sebagai berikut.
1. Persepsi adalah pengalaman
Untuk mengartikan makna dari seseorang, objek atau peristiwa, kita harus
memiliki dasar atau basis untuk melakukan interpretasi. Dasar itu biasanya
kita temukan pada pengalaman masalalu kita dengan orang, objek atau
peristiwa tersebut. Atau dengan hal – hal yang menyerupainya, tanpa
landasan pengalaman sebagai pembanding tidak mungkin kita dapat
22
Miftah Thoha, Perilaku Organisasi Konsep dasar dan aplikasinya, Jakarta, PT. Raja Grafindo
Persada, 2007, hal 141-142
33
mempersepsikan suatu makna. Sebab hal ini akan membawa kita pada
suatu kebingungan.
2. Persepsi adalah Selektif
Ketika mempersepsikan sesuatu kita melakukan seleksi hanya pada
karakteristik tertentu dari suatu objek. Biasanya kita mempersepsikan apa
yang kita inginkan atas dasar sikap, nilai, dan keyakinan yang ada dalam
diri kita. Bahkan, terkadang mengabaikan karakteristik yang telah relevan
atau berlawanan dengan nilai dan keyakinan tersebut. Keterbatasan otak
menyebabkan kita hanya dapat mempersepsi sebagian karakteristik dari
objek.
3. Persepsi adalah penyimpulan
Proses psikologis dari persepsi mencakup penarikan kesimpulan melalui
suatu proses induksi secara logis. Interpretasi yang dihasilkan melalui
persepsi pada dasarnya adalah penyimpulan atas informasi yang tidak
lengkap. Melalui penyimpulan, kita berusaha untuk mendapatkan
gambaran yang lebih lengkap mengenai objek yang kita persepsikan atas
dasar sebagian karakteristik yang kita tangkap dari objek tersebut.
4. Persepsi adalah tidak akurat
Setiap persepsi yang kita lakukan akan mengandung kesalahan dalam
kadar tertentu. Hal ini bisa disebabkan pengaruh pengalaman masa lalu,
selektivitas, dan penyimpulan. Biasanya ketidak akuratan ini terjadi
karena penyimpulan yang terlalu mudah untuk menyamaratakan sesuatu.
34
Ada kalanya persepsi tidak akurat karena orang menganggap sama,
sesuatu yang sebenarnya hanya mirip. Semakin jauh jarak antara orang
yang mempersepsi dengan objeknya, semakin tidak akurat persepsinya.
5. Persepsi tidak evaluatif
Persepsi merupakan proses kognitif psikologis yang ada di dalam diri kita.
Karenanya, persepsi bersifat subjektif. Suatu hal yang tidak terpisahkan
dari interpretasi subjektif adalah evaluasi sangat langka kita dapat
mempersepsikan sesuatu dengan netral. Kita cenderung untuk mengingat
hal-hal yang memiliki nilai tertentu bagi diri kita dan sesuatu yang
sifatnya sangat baik maupun buruk. Jika hal-hal yang bersifat subjektif
(misalnya : pengalaman) tersebut muncul mendasari persepsi yang kita
buat, tidak dapat dihindari proses evaluasi harus dilakukan.
2.6. Publik Internal (Karyawan)
2.6.1. Pengertian Publik Internal
Publik internal adalah kelompok yang berada didalam suatu badan instansi
atau perusahaan yang mempunyai peran dalam menentukan keberhasilan perusahaan
atau instansi, yaitu seluruh karyawan dari staff sampai dengan karyawan terbawah.
Karyawan merupakan bagian dari khalayak internal perusahaan yang
memiliki kedudukan penting bagi kelangsungan instans, sehingga dapat dikatakan
bahwa roda perusahaan dapat berjalan dengan baik dan lancar terletak pada
karyawan. Tanpa adanya kedudukan karyawan, instansi akan sulit berjalan,
35
keberadaan humas di dalam perusahaan dapat di jadikan sebagai komunikastor atau
mediator dalam mempertemukan kepentingan instansi dengan karyawan.
Karyawan adalah orang – orang di dalam perusahaan yang tidak memegang
jabatan struktur. Ia adalah karyawan biasa di bawah komando supervisor atau kepala
seksi atau kepala subseksi. Umumnya mereka hanyalah tamatan sekolah menengah
atas atau dibawahnya, namun ada juga yang sampai mengenyam pendidikan di
universitas23.
Karyawan salah satu bagian terpenting bagi keberhasilan manajemen
perusahaan hendaknya turut mendapat perhatian ekstra walaupun demikian pada
kenyataannya di lapangan tidak semua perusahaan menyadari kepentingan karyawan
sebagai tenaga kerja yang berpotensi.
Menurut Cutlip & Center, Pengertian Publik Internal adalah orang atau
karyawan yang bekerja dalam suatu organisasi baik sebagai pimpinan dan karyawan
yang bekerja dalam perusahaan.24
Dari definisi diatas, penulis mencoba menarik kesimpulan bahwa karyawan
adalah pihak pekerja sebagai bawahan dalam menjalankan kewajiban – kewajiban
tugas – tugasnya, termasuk memberikan laporan hasil pekerjaan. Perintah – perintah
tersebut datangnya dari pihak atasan (pimpinan).
23
Onong Uchjana Effendy, Dimensi – dimensi Komunikasi Alumni, Bndung, 1993, hal 54
Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi (Konsepsi dan aplikasi), Jakarta,
PT. Raja Grafindo Persada, 1999, hal 20
24
36
2.6.2. Internal Relations (Publik Internal)
Peranan Humas dalam organisasi adalah sebagai jembatan komuniksi atau
kepentingan organisasi dengan publiknya baik yang internal dan eksternal.
Program, komunikasi dalam organisasi tentu saja akan berjalan efektif apabila
terdapat kondisi sebagai berikut :
a. Keterbukaan pihak manajemen
b. Kesadaran dan pengakuan pihak manajemen akan nilai dan arti pentingnya
komunikasi.
c. Keberadaan praktisi Humas yang ahli dan berpengalaman.
d. Adanya sumber – sumber daya teknis yang modern sebagai pendukung.
Untuk mempermudah pelaksanaan program komunikasi, maka setiap
organisasi perlu mengidentifikasi public sasarannya yaitu pihak Internal dan Publik
Eksternal.
Adapun ruang lingkup tugas Humas dalam sebuah organisasi lembaga antara
lain meliputi aktivitas25.
1. Membina hubungan kedalam (Publik Iinternal)
Publik Internal adalah publiK yang menjadi bagian dari unit badan/
perusahaan atau organisasi itu sendiri. Publik internal dalam setiap organisasi
beragam namun pada umumnya adalah :
a. Karyawan
25
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, Edisi Revisi, Jakarta, 2003,
Raja Grafindo, Hal 23.
37
b. Keluarga karyawan
c. Pemegang saham
d. Top manajemen
2. Membina hubungan keluar (publik eksternal)
Publik eksternal adalah publik umum (masyarakat). Mengusahakan
tumbuhnya sikap dan gambaran publik yang positif terhadap lembaga yang
diwakilinya.
Sasaran Humas adalah publik, yakni suatu kelompok dalam masyarakat yang
memiliki karakteristik kepentingan yang sama. Publik ini dikelompokkan menjadi
dua, yakni publik internal dan publik eksternal. Publik internal meliputi karyawan,
yakni mereka yang bekerja dalam organisasi/lembaga dengan karakteristik
kepentingan berupa kesejahteraan (penghasilan), promosi jabatan atau penghargaan
prestasi kerja. Publik pemegang saham yang memiliki karakteristik kepentingan
investasi yang aman, terjaganya asset, publik pngelola, yang memiliki kepentingan
terhadap peningkatan kinerja organisasi/lembaga26.
Pegawai (anggota) suatu organisasi merupakan khalayak Humas yang
meliputi semua orang yang bekerja atau menunjang suatu organisasi, yakni mulai dari
pucuk pimpinan (pihak manajemen) dan para eksekutif, petugas gudang, pabrik, dan
laboratorium, staff kantor atau administrasi umum, staff pada divisi pelayanan dan
26
Frida Kusumastuti, Dasar – dasar Humas, Jakarta, Ghalia Indonesia, 2002, Hal. 17
38
penjualan, staff di bagian transportasi dan sebagainya. Variasi jabatan tersebut juga
disertai dengan variasi , status soSial, etnik, dan unsur – unsur primordial lainnya27.
2.6.3. Kegiatan Internal Humas
Hubungan internal (internal relations) itu sama pentingnya dengan Humas
eksternal. Hubungan dengan sesama pegawai pada suatu perusahaan (Staff Relations)
atau sesama anggota disebuah organisasi lebih berfokus pada aspek – aspek
manusiawi, sehingga hal tersebut tidak sepenuhnya sama dengan hubungan –
hubungan industri (industrial Relations).
Komunikasi internal (lebih lanjut akan disebut komunikasi pegawai atau
employee communication). Komunikasi internal ada tiga macam. Yang pertama
adalah komunikasi kebawah (download communication) yakni dari pihak
manajemen/pimpinan perusahaan kepada para pegawai (dari atas kebawah). Yang
kedua adalah kebalikannya, yakni komunikasi keatas (upload communication) yakni
dari pegawai ke pihak atasan dari bawah keatas. Adapun yang ketiga adalah
komunikasi sejajar (sideway communication) yakni berlangsung antara sesama
pegawai28.
Kegiatan Internal humas dapat berbagai macam jenisnya, seperti menjalin
komunikasi yang baik dengan karyawam, menjaga iklim komunikasi, menerbitkan
media internal, membuat annual report dan sebagainya, yang menyangkut
27
28
M. Linggar Anggoro, Teori dan Profesi kehumasan, Jakarta, Bumi Aksara, 2001, Hal 21
Ibid hal 211
39
kelangsungan kinerja perusahaan itu sendiri beserta dengan para anggota
organisasinya.
Kegiatan humas sebenarnya tidaklah berwujud berupa perekayasaan atau
pemolesan publisitas guna memunculkan suatu citra yang lebih indah dari aslinya
atau pengumpulan klipping Koran yang semata – mata memuat pujian atas organisasi
kita.
Dibutuhkan
sebuah
kreatifitas
dan
kedisiplinan
yang
tinggi
untuk
menjalankan kegiatan Humas internal ini, karena seorang Humas haruslah dapat
menjadi panutan/icon bagi karyawan maupun bagi pimpinan perusahaan dalam
membentuk sebuah kinerja maupun komunikasi yang baik dalam sebuah organisasi.
Yang dibutuhkan seorang humas harus percaya diri serta mampu untuk memPR kan
dirinya terlebih dahulu sebagai suatu cara yang patut ditiru.
Download