Jurnal POLITEIA|Vol.8|No.1|Januari 2016 Amoy Sri Irmayani Surbakti ISSN: 0216-9290 Peran Elit Lokal Partai Golkar dalam Pemenangan Pileg 2014 Kabupaten Langkat Peran Elit Lokal Partai Golkar dalam Pemenangan Pileg 2014 Kabupaten Langkat AMOY SRI IRMAYANI SURBAKTI Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan, Jl. Dr. Sofyan No.1 Medan, 20155, Telepon: 061-8220760, Email: [email protected] Diterima tanggal 28 Juli 2015/Disetujui tanggal 17 September 2015 Golkar Party is the influential party in electoral politics in Indonesia and the region (province and districts). Including Kabupaten Langkat in the Province of Sumatera Utara. This is because the Golkar Party has a lot of famous political elite in society. This studytried to describe about the role of local elite in the winning legislative elections in 2014.The focus discusses how political elites influence the Golkar party victory in election specifically in Kabupaten Langkat. This study concluded that local elites Golkar party has acted as a complement in the Golkar Party victory in election in Kabupaten Langkat. Besides that some people already believe to Golkar Elite because it is a public figure. The role is very significant because it is associated with the culture, organization, structure and dynamics of politics it self. The research method is used qualitative method. The data collection techniques is interviews. The analysis techniques using qualitative description techniques. Keywords: Local elite, Election, Political parties. Pendahuluan Penelitian ini membahas Peran Elit Lokal Dalam Pemenangan Pemilu Legislatif 2014 (Studi Deskriptif Elit Partai Golkar Di Kabupaten Langkat). Dengan mengambil setting studi ilmu politik, penelitian ini secara spesifik menjelaskan bagaimana elit lokal kabupaten langkat mempengaruhi pilihan masyarakat dalam pemilihan umum di kabupaten langkat Kaum elit merupakan suatu istilah yang sering kita dengar, tidak hanya dalam aktivitas politik namun juga dalam aktivitas sosial. Awal kemunculannya ialah karena kritik keras terhadap politik sosialisme (sosialisme marxis). Dalam menganalisa kedudukan elit dalam masyarakat, elemen yang perlu di per- hatikan adalah konsep kekuasaan. Hal ini disadari bahwa elit dan kekuasaan merupakan dua variabel yang tidak dapat dipisahkan, karena elit adalah merupakan sekelompok orang yang memiliki sumber-sumber kekuasaan dan sebaliknya. Kekuasaan merupakan salah satu unsur terbentuknya elit. Elit politik adalah sekelompok orang yang memiliki kekuasaan politik.1 Peranan kaum elit di negara berkembang seperti Indonesia ialah, sebagai pemegang sumber-sumber kekuasaan seperti sumber ekonomi, sosial budaya dan lain-lain, sehingga secara otomatis mereka dikenal oleh 1 Robert Michels, Partai politik: Kecenderungan Oligarkis dalam Birokrasi, (Jakarta: CV. Rajawali, 1984), hal.78. 25 Jurnal POLITEIA|Vol.8|No.1|Januari 2016 Amoy Sri Irmayani Surbakti masyarakat sebagai salah satu orang yang memiliki pengaruh di dalam masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Isu kepemimpinan nasional menjadi penting guna mengukur posisi elit partai yang akan maju atau elit di luar partai politik yang dijagokan oleh partai. Walau demikian, elit di luar partai juga termasuk elit dalam tingkatan kelas sosial dalam strata masyarakat. Elit dalam pengaruhnya dapat memotori suatu partai ataupun perilaku masyarakat untuk menetapkan pilihannya, untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dalam suatu pemilihan umum. Adapun yang mendorong elite politik atau kelompok-kelompok elite untuk memainkan peranan aktif dalam politik adalah karena menurut para teoritisi politik ada dorongan kemanusiaan yang tak dapat dihindarkan atau diabaikan untuk meraih kekuasaan. Politik, menurut mereka merupakan permainan kekuasaan dan karenanya para individu menerima keharusan untuk melakukan sosialisasi serta penanaman nilai-nilai guna menemukan ekspresi bagi pencapaian kekuasaan tersebut. Keinginan berebut kuasa dan berusaha memperbesar kekuasaan itulah yang menyebabkan terjadinya pergumulan politik antar elite di dunia politik. Seperti yang ditulis oleh Jaap Timmer dalam Politik lokal di Indonesia mengenai pemusatan atau pergerakan massa yang dilakukan oleh pemusatan kekuatan oleh elit-elit politik yang mempunyai kepentingan terhadap daerah tersebut. Dalam kasus ini elit mencoba untuk memberikan strategi yang sangat menguntungkan dari otonomi daerah dan menjaga kepercayaan masyarakat yang sudah terlanjur tidak percaya pada negara, bagi mereka yang terbukti gagal dalam banyak hal.2 Partai Golkar berhasil memperoleh suara terbanyak pada Pemilihan Umum Legislatif 2014 tingkat Kabupaten Langkat, dengan perolehan suara 101.936 dari total 498.361 suara sah. Rincian perolehan Partai Golkar, yakni pada tahun 2014 Dapil Langkat I yang terdiri dari Stabat, Wampu, Secanggang dan batang Serangan, Golkar memperoleh suara se2 Henk Schulte nordholt dan Gerry van klinken. 2014. Politik Lokal di Indonesia, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia), hal. 595. 26 ISSN: 0216-9290 Peran Elit Lokal Partai Golkar dalam Pemenangan Pileg 2014 Kabupaten Langkat banyak 29.213 suara, PDI P memperoleh suara sebanyak 7.970 suara, dan Demokrat memperoleh suara sebanyak 14.466 suara. Dapil Langkat II yang terdiri dari Babalan, Sei Lepan, Berandan Barat, Pangkalan Susu, Besitang dan Pematang Jaya, Golkar memperoleh suara sebanyak 9.547 suara, PDI P memperoleh suara sebanyak 10.409 suara, dan Demokrat memperoleh suara sebanyak 17.220 suara. Dapil Langkat III yang terdiri dari Hinai, Padang Tualang, Sawit Seberang, Tanjung Pura dan Gebang, Golkar memperoleh suara sebanyak 16.559 suara, PDI P memperoleh suara sebanyak 16.170 suara, dan Demokrat memperoleh suara sebanyak 16.324 suara. Dapil Langkat IV yang terdiri dari Binjai, Selesai dan Serapit, Golkar memperoleh suara sebanyak 19.147 suara, PDI P memperoleh suara sebanyak 7.039 suara, dan Demokrat memperoleh suara sebanyak 10.364 suara. Dapil Langkat V yang terdiri dari Bahorok, Kutambaru, Salapian, Kuala dan Sei Bingai, Golkar memperoleh suara sebanyak 27.470 suara, PDI P memperoleh suara sebanyak 12.702 suara, dan Demokrat memperoleh suara sebanyak 17.663 suara. Sedangkan pada tahun 2009 Dapil Langkat I yang terdiri dari Stabat, Wampu, Secanggang dan batang Serangan, Golkar memperoleh suara sebanyak 12.371 suara, PDI P memperoleh suara sebanyak 18.499 suara, dan Demokrat memperoleh suara sebanyak 29.584 suara. Dapil Langkat II yang terdiri dari Babalan, Sei Lepan, Berandan Barat, Pangkalan Susu, Besitang dan Pematang Jaya, Golkar memperoleh suara sebanyak 5.738 suara, PDI P memperoleh suara sebanyak 6.704 suara, dan Demokrat memperoleh suara sebanyak 24.245 suara. Dapil Langkat III yang terdiri dari Hinai, Padang Tualang, Sawit Seberang, Tanjung Pura dan Gebang, Golkar memperoleh suara sebanyak6.318 suara, PDI P memperoleh suara sebanyak 11.871 suara, dan Demokrat memperoleh suara sebanyak 23.650 suara. Dapil Langkat IV yang terdiri dari Binjai, Selesai dan Serapit, Golkar memperoleh suara sebanyak 19.017 suara, PDI P memperoleh suara sebanyak 13.329 suara, dan Demokrat memperoleh suara sebanyak 26.159 suara. Dapil Langkat V yang terdiri dari Bahorok, Kutambaru, Salapian, Kuala dan Sei Bingai Jurnal POLITEIA|Vol.8|No.1|Januari 2016 Amoy Sri Irmayani Surbakti pada saat itu belum terbentuk.3 Berdasarkan latar belakang tersebut tulisan ini membahas tentang bagaimana elit mempengaruhi kemenangan partai Golkar dalam pemilihan legislatif tahun 2014 di kabupaten Langkat. Metode Studi ini dilakukan dengan pendekatan perilaku politik. Fokusnya membahas tentang bagaimana elit mempengaruhi kemenangan partai Golkar dalam pemilihan legislatif tahun 2014 di kabupaten Langkat. Penelitian ini bersifat diskriptif-kualitatif. Pengumpulan data dengan teknik penelitian lapangan (wawancara). Analisis data menggunakan analisis kualitatif. DPD Partai Golkar Kabupaten Langkat Perolehan suara dalam pemilu ialah patokan untuk seorang calon anggota legislatif ataupun partainya menang atau tidak dari ajang perebutan kursi wakil rakyat. Perilaku pemilih masyarakat adalah aspek yang sangat penting dalam rangka menunjang suatu pelaksanaan pemilu. Perilaku pemilih yang menentukan seorang elit mampu berkuasa atau tidak di daerah tempat pemilihannya. Dengan kata lain ada koherensi antara perolehan suara yang di dapat dengan perilaku pemilih masyarakat di dalam wadah pemilu. Menurut teori rasional, faktor-faktor situasional berupa isu-isu dari sebuah partai politik dan kandidat yang dicalonkan memiliki peranan yang penting dalam menentukan dan merubah referensi pilihan politik seorang pemilih karena melalui penilaian terhadap isu-isu politik dan kandidat dengan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang rasional, seorang pemilih akan dibimbing untuk menentukan pilihan politiknya. Orientasi isu berpusat pada pertanyaan apa yang seharusnya dilakukan dalam memecahkan persoalan-persoalan yang sedang dihadapi masyarakat, bangsa dan negara. Sementara orientasi kandidat mengacu pada persepsi dan sikap seorang pemilih terhadap kepribadian kandidat. 3 ISSN: 0216-9290 Peran Elit Lokal Partai Golkar dalam Pemenangan Pileg 2014 Kabupaten Langkat Diolah dari Rekapitulasi Jumlah Perolehan Suara Sah Partai Politik dalam Pemilu Anggota DPRD Kab Langkat tahun 2014. KPUD Kab. Langkat. Pengaruh isu yang ditawarkan bersifat situasional (tidak permanent atau berubah-ubah) terkait erat dengan peristiwa-peristiwa sosial, ekonomi, politik, hukum, dan keamanan khususnya yang kontekstual dan dramatis. Terdapat dua variabel yang harus dimiliki oleh seorang kandidat. Variabel pertama adalah kualitas instrumental yaitu tindakan yang diyakini pemilih akan direalisasikan oleh kandidat apabila ia kelak menang dalan pemilu. Variabel kedua adalah kualitas simbolis yaitu kualitas keperbadian kandidat yang berkaitan dengan integrasi diri, ketegasan, kejujuran, kewibawaan, kepedulian, ketaatan pada norma dan aturan dan sebagainya. Menurut Saiful Mujani4, seorang pemilih akan cenderung memilih parpol atau kandidat yang berkuasa di pemerintahan dalam pemilu apabila merasa keadaan ekonomi rumah tangga pemilih tersebut atau ekonomi nasional pada saat itu lebih baik dibandingkan dari tahun sebelumnya, sebaliknya pemilih akan menghukumnya dengan tidak memilih jika keadaan ekonomi rumah tangga dan nasional tidak lebih baik atau menjadi lebih buruk. Pertimbangan ini tidak hanya terbatas pada kehidupan ekonomi, melainkan juga kehidupan politik, sosial, hukum dan keamanan. Menurutnya dalam mengevaluasi kinerja pemerintah, media massa terutama yang massif seperti televisi memiliki peranan yang sangat menentukan. Melalui informasi yang berasal dari media massa, seorang pemilih dapat menilai apakah kinerja pemerintah sudah maksimal atau malah jalan ditempat. Tidak semua pilihan menggunakan prinsipprinsip rasionalitas didalam menentukan pilihannya.Pemilih yang berprinsip rasional lebih banyak ditemukan pada orang-orang yang bermukim didaerah urban. Tingkat pendidikan yang membawa serta pemahaman akan politik mempunyai korelasi positif terhadap perilaku pemilih yang semakin rasional. Melalui data yang diperoleh dari masyarakat di Kab.Langkat diatas dapat kita katakan bahwa masyarakat memberikan pilihan suara 4 Saiful Mujani, Penjelasan Aliran dan Kelas sudah tidak Memadai, tersedia pada situs: http://islamlib.com?page.php?page=article&id=7 03, diunduh pada tanggal 15 Juni 2014. 27 Jurnal POLITEIA|Vol.8|No.1|Januari 2016 Amoy Sri Irmayani Surbakti kepada caleg yang mereka anggap mampu mengatasi masalah dan caleg yang benarbenar memberikan dampaknyata ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.Oleh karena caleg yang mereka anggap tadi berada di dalam suatu tubuh partai yang mengususngnya, maka secara sadar ataupun tidak mereka juga telah membantu untuk mendongkrak perolehan suara partai mereka, dalam hal ini adalah partai Golkar. Hal ini didukung dengan perolehan suara partai Golkar yang mendapatkan perolehan suara yang signifikan di daerah Kab. Langkat dan membuat partai mereka sebagai partai pemenang di daerah tersebut pada pemilu legislatif tahun 2014 yang baru saja berlangsung. Adapun data yang diperoleh dari KPUD Langkat, pada tahun 2014 untuk Dapil Langkat I yang terdiri dari Stabat, Wampu, Secanggang dan batang Serangan, Golkar memperoleh suara sebanyak 29.213 suara. Dapil Langkat II yang terdiri dari Babalan, Sei Lepan, Berandan Barat, Pangkalan Susu, Besitang dan Pematang Jaya, Golkar memperoleh suara sebanyak 9.547 suara. Dapil Langkat III yang terdiri dari Hinai, Padang Tualang, Sawit Seberang, Tanjung Pura dan Gebang, Golkar memperoleh suara sebanyak 16.559 suara. Dapil Langkat IV yang terdiri dari Binjai, Selesai dan Serapit, Golkar memperoleh suara sebanyak 19.147 suara. Dapil Langkat V yang terdiri dari Bahorok, Kutambaru, Salapian, Kuala dan Sei Bingai, Golkar memperoleh suara sebanyak 27.470 suara. Data ini menunjukkan bagaimana tingkat partisipasi masyarakat dalam memberikan dukungan kepada caleg yang diusung oleh partai Golkar memperoleh perolehan suara yang dapat memberikan kemenangan agar nantinya caleg tersebut duduk di kursi perlemen di Kab. Langkat oleh karena caleg tersebut datang dari partai Golkar, maka suara partai Golkar pun menjadi sangat besar di daerah Kab.Langkat pada pemilu tahun 2014. DPD Golkar Langkat lahir pada tanggal 20 Oktober 1967 yang pada waktu itu diketuai oleh Sutikno yang berlatar belakang Militer yang juga merupakan Dan Dim 0202 Langkat. Sutikno juga menjadi Bupati di kabupaten Langkat pada tahun 1967. Golkar Langkat menjalin hubungan baik di Birokrasi Ka- 28 ISSN: 0216-9290 Peran Elit Lokal Partai Golkar dalam Pemenangan Pileg 2014 Kabupaten Langkat bupaten Langkat dimana visi dan misi utama memenangkan Pemilu 1971 atau pemilu pertama di jaman Orde Baru. Golkar langkat tercatat meraih 42% di Pemilu 1971.5 Ketua DPD Golkar Kabupaten Langkat 2009-2015 adalah Ngogesa Sitepu. Selain itu terdapat pula tokoh partai golkar lain seperti H. Hasanuddin Nano, Ir. Munhasyar, Surialam, Terbit Kencana. Ngogesa Sitepu (lahir di Padang Brahrang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, 30 September 1962; umur 52 tahun) merupakan anak dari Alm. H. Ngaring Sitepu dan Almh. Hj. Anggapen Br. Bangun adalah seorang pengusaha dan bupati Kabupaten Langkat yang telah menjabat pada priode 2009-2014 dan 2014-2019.Ia bersama wakilnya Sulistiyanto berhasil memenangkan pilkada Langkat pada akhir tahun 2013 dengan perolehan 182.347 suara atau 62 persen, mengalahkan pasangan Budiono dan Abdul Khair yang memperoleh 79.065 suar. Beliau menikah dengan ibu Hj. Nuraida dan dikaruniai 3 orang anak yaitu Delia Pratiwi. Br Sitepu, Rizky Younanda Sitepu dan Wendy Isman Sitepu dan sampai saat ini telah memiliki satu cucu dari Delia Pratiwi. Br Sitepu. Ngogesa Sitepu memulai pendidikan di SD. Negeri Tahun 1974 di Padang Brahrang kemudian melanjutkan SMP Negeri II Tahun 1979 di Binjai dan SMA Negeri II Tahun 1982 di binjai, Ngogesa Sitepu kemudian kuliah di Fakultas Hukum Universitas Medan Area dan menyelesaikan kuliah pada tahun 2011. Ngogesa Sitepu sangat berpengalaman dalam organisasi tercatat Ngogesa Sitepu pernah menjabat Bendahara Pemuda Pancasila Tahun 1996-1999, Ketua PK Golkar Kec. Selesai Tahun 1992, Ketua Dewan Penasehat AMPI Kec. Selesai Tahun 1992-2007, Wakil Ketua DPD Golkar Kab. Langkat Tahun 2007-2009, Dewan Penasehat Merga Silema Kab. Lkt Tahun 1992 s/d sekarang, Ketua Dewan Penasehat KNPI Kab. LktTahun 1998 s/d sekarang dan Ketua DPD II Golkar Kab. LangkatTahun 20 s/d sekarang serta sampai sekarang Bupati Kab. Langkat periode 2014 – 2019. 5 Data sejarah Golkar Langkat yang diperoleh dari DPD Kabupaten Langkat. Jurnal POLITEIA|Vol.8|No.1|Januari 2016 Amoy Sri Irmayani Surbakti ISSN: 0216-9290 Peran Elit Lokal Partai Golkar dalam Pemenangan Pileg 2014 Kabupaten Langkat H. Hasanuddin Nano. SE merupakan Sekretaris DPP Partai Golkar Kab Langkat dari tahun 2002 s/d sekarang Lahir di Sei Semayang, 19 Mei 1956 anak dari (Alm) H. Saimin dan (Almh) Khalifah dan memulai pendidikan di SD NEGERI 1 Sei Semayang kemudian melanjutkannya ke SLTP NEGERI 2 Binjai dan SMA NEGERI 7 Medan, lalu menyelesaikan pendidikan di STIE ALHIKMAH Medan. Beliau menikah dengan Ibu HJ. Hetti Siregar dan dikaruniai 3 orang anak yaitu Vika Septanti Hasan. SH, Ayu Mustika Hasan. Spd dan Cici Puspita Hasan. SE. Beliau telah Aktif di partai Golkar sejak tahun1977 sampai sekarang. Ir. Munhasyar. Spd merupakan anggota DPRD Kabupaten Langkat periode 20142019 beliau lahir di Sawit Seberang, 30 juni 1973. Anak dari Bapak Syekh. H. khasyim Al- Syarwani dan Ibu Hj. Siti Rahmah. Bapak Munhasar memulai pendidikan di SD Negeri 050688 Sawit Seberang (1985) kemudian Yapeksi Sawit Seberang (1988) dan SMA Negeri 1 Medan (1991), Bapak Munhasar Pendidikan Terakhir merupakan lulusan S-1 matematika Pelita Bangsa. Bapak Munhasar menikah dengan ibu Indrayana Am. Kep dan dikaruniai 3 orang anak yaitu Zabda Ladzza, Syazin Syabla dan Ulin Nuha. Bapak Munhasar juga sangat berpengalaman di berbagai organisasi yitu Ketua PK Partai Golkar Kec. Sawit Seberang, Wakil Ketua I DPP AMPI Kab. Langkat dan Wakil Ketua DPP KMPI Kab. Langkat. Bapak Surialam merupakan anggota DPRD Kabupaten Langkat periode 2014-2019. Lahir di Padang Brahrang, 12 Mei 1957 anak dari pasangan bapak (Alm) H. Ulung Syamsuddin dan ibu (Almh) Sitihawa bertepat tinggal di Jln. Binjai(Bukit Lawang) Simp. H. Ngaring Desa Padang Brahrang Kec. Selesai. Bapak Surialam menikah dengan ibu Yusleliana dikaruniai 3 orang anak yaitu Suci Ramadhani, Wulandari dan Rahmad Agung Wijaya. Bapak Surialam memulai pendidikan di SD Negeri Padang Brahrang, SLTP Negeri 2 Binjai dan SMA Negeri 1 Binjai. Tercatat Bapak Surialam sudah tiga periode di Kabupaten Langkat sejak periode 2004-2009, 2009-2014 dan 2014-2019. Beliau merupakan Ketua Pujakusuma Langkat. Bapak Surialam juga merupakan Pengurus Partai Golkar Kec. Selesai Tahun 1980 – 2003 dan Pengurus Partai Golkar Kab. Langkat 2004 s/d Sekarang. Bapak Terbit Kencana PA, SE merupakan Ketua DPRD Kabupaten Langkat Periode 2014-2019, Lahir di Nangka Limapada tanggal 2 Juni 1955 dan tinggal di Desa Raja Tengah, Kec Kuala. Beliau menikah dengan Tiorika Br. Surbakti dan dikarunia 2 orang anak. Bapak Terbit Kencana memulai pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 1962, Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada tahun 1965 dan SMA pada tahun 1968. Bapak Terbit kencana juga berpengalaman di Organisasi dan memimpin MPC Pemuda Pancasila (PP) Kabupaten Langkat. Beliau juga salah satu tokoh berpengaruh di Kabupaten Langkat. Penyebab Kemenangan Partai Golkar Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014 Di Kabupaten Langkat Elit politik lokal merujuk pada individuindividu yang menduduki posisi jabatan politik di ranah lokal. Seorang individu dapat meraih dan menduduki posisi jabatan tersebut apabila yang bersangkutan mempunyai sumber daya sebagai basis dan mampu mengoptimalkannya sehingga pada gilirannya mengantarkannya sebagai elit politik lokal. Berkaitan dengan sumber daya. Sebagai basis untuk meraih kekuasaan; ditengarai bahwa di tengah masyarakat yang sedang berkembang, seperti Indonesia, sumber daya yang berkaitan dengan nilai primordial relatif menonjol. Adapun maknanya, sumber daya ini relatif signifikan sebagai basis untuk meraih kekuasaan.Pada umumnya sumber daya yang berkaitan dengan nilai primordial sulit untuk lepas dari isu etnisitas terutama di masyarakat sedang berkembang yang memiliki keberagaman etnis. Apabila pengertian etnis merujuk pada kumpulan orang, dan pemaknaan etnisitas mengacu pada konsep relasional yang mendasarkan pada pengkategorian kumpulan orang yang membentuk dan dibentuk kolektivitas; maka sumber daya yang berwujud etnisitas terejawantahkan dalam bentuk jalinan relasional antar kelompok orang yang didasarkan pada persamaan di antara mereka. Kelompok-kelompok tersebut mempunyai kepentingan yang sama dan solidaritas yang kuat karena dilandasi asal usul dan keturunan yang sama. Atau dengan per- 29 Jurnal POLITEIA|Vol.8|No.1|Januari 2016 Amoy Sri Irmayani Surbakti ISSN: 0216-9290 Peran Elit Lokal Partai Golkar dalam Pemenangan Pileg 2014 Kabupaten Langkat kataan lain mereka disatukan dalam ikatan primodial.6 Setelah merumuskan pertanyaan yang dapat mewakili kegiatan yang dilakukan oleh elit ditengah-tengah masyarakat dalam rangka memenangkan partai Golkar pada pemilihan umum legislative tahun 2014 di Kab. Langkat, maka pertanyaan ini dihadapkan kepada para elit yang sebelumnya sudah ditentukan tadi, yakni Pak Ngongesa Sitepu, Pak Surialam, Pak Munhasar, dan Pak Terbit Kencana. Elit lokal Surialam, mengemukakan bahwa beliau adalah kader partai Golkar yang sudah sangat lama menjadi bagian dari dalam tubuh partai Golkar untuk daerah Kab. Langkat yang berkisar dari tahun 1977 hingga sekarang sudah menjadi bagian atau kader partai Golkar untuk daerah di Kab. Langkat. “iya, saya menjadi kader Partai Golkar sudah sejak tahun 1977. karna saya sudah sejak lama menjadi kader Partai Golkar, kemudian saya juga sebagai Pengurus di Partai Golkar, dan pada pemilihan legislative 2014 kemarin saya adalah caleg dari Partai Golkar, jadi otomatis saya berupaya sebisa mungkin ingin memenangkan partai Golkar”.7 Seperti yang diakatakan oleh Pareto bahwa adanya perbedaan indeks prestasi di tengah tengah masyarakat membuat terjadinya suatu kelompok yang minoritas yang mempunyai kemampuan yang lebih tinggi daripada kelompok mayoritas dan akhirnya dikategorikan sebagai elit di dalam kelompok masyarakat tersebut. Kelompok kecil disebut dengan elit, yang mampu menjangkau pusat kekuasaan. Elit adalah orang-orang berhasil yang mampu menduduki jabatan tinggi dalam lapisan masyarakat.8 karena pemilih tidak hanya mempertimbangkan ongkos memilih dan kemungkinan suaranya dapat mempengaruhi hasil yang diharapkan, tetapi juga perbedaan dari alternatifalternatif berupa pilihan yang ada. Pemilih di dalam pendekatan ini diasumsikan memiliki motivasi, prinsip, pendidikan, pengetahuan, dan informasi yang cukup. Pilihan politik yang mereka ambil dalam pemilu bukanlah karena faktor kebetulan atau kebiasan melainkan menurut pemikiran dan pertimbangan yang logis. Berdasarkan informasi, pendidikan dan pengetahuan yang dimiliki pemilih memutuskan harus menentukan pilihannya dengan pertimbangan untung dan ruginya untuk menetapkan pilihan atas alternatifalternatif yang ada kepada pilihan yang terbaik dan yang paling menguntungkan baik untuk kepentingan sendiri (self-interest) maupun untuk kepentingan umum. Di masyarakat yang memiliki keberagaman etnis tinggi, ikatan primordial etnisitas dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber daya oleh seseorang yang berupaya merebut posisi jabatan sebagai elit politik di ranah lokal. Hal ini karena dalam masyarakat tersebut tingkat kompetisi untuk meraih kekuasaan juga tinggi. Pengoptimalan ikatan primordial etnisitas tersebut dapat dilakukan, antara lain, melalui upaya memobilisasi kelompok etnis. Mobilisasi etnis dapat dijadikan salah satu strategi meraih dukungan massa yang dapat menghantarkan kekuasaan dalam genggamannya. Mobilisasi etnis sebagai strategi dapat dilakukan melalui berbagai cara atau teknik kampanye oleh elit Politik di Kabupaten Langkat. Hal ini sejalan dengan wawancara dengan bapak Surialam yang juga ketua Pujakesuma Kabupaten Langkat yang mengatakan:10 Ramlan Surbakti dan Dennis Kavanagh9 menyatakan bahwa pilihan rasional melihat kegiatan perilaku memilih sebagai produk kalkulasi antara untung dan rugi. Ini disebabkan “Pengaruh kesukuan dan etnisistas saya pikir sangat berpengaruh, saya berpendapat ketokohan seperti menggiring opini untuk memilih Calon Legislatif di Pemilihan umum. Misalnya suku jawa akan memilih jawa, meski terlihat sangat tradisional ini memang sangat menentukan dalam setiap pemilihan di kabupaten langkat yang mayoritas bersuku Jawa” 6 Haryanto, Kekuasaan Elite, (Yogyakarta: Polgov UGM, 2005), hal. 12. 7 Hasil Wawancara dengan Pak surialam yang bertempat dikantor DPR-D Langkat pada tanggal 16 Maret 2015. 8 Op.cit. hal. 34. 9 FS Swartono, dan Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, PT Gramedia Widiasarana, (Jakarta,1992), hal.146. 30 10 Hasil Wawancara dengan Pak surialam yang bertempat dikantor DPR-D Langkat pada tanggal 16 Maret 2015. Jurnal POLITEIA|Vol.8|No.1|Januari 2016 Amoy Sri Irmayani Surbakti ISSN: 0216-9290 Peran Elit Lokal Partai Golkar dalam Pemenangan Pileg 2014 Kabupaten Langkat Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Mosca dimana dalam pemilihan umum elit politik selalu menggunakan pendekatan mobilisasi. Diartikan sebagai ikatan-ikatan dalam masyarakat yang bersifat keaslian. Sifat keaslian ini misalnya berdasarkan kesukuan, kekerabatan dan kelompokkelompok tertentu yang bersifat tradisional. Premordialisme dapat diartikan pula keterikatan terhadap daerah asal. Seseorang yang menjadi anggota kelompok menyebut dirinya sebagai ”in group’ dan orang lain di luar kelompoknya sebagai ”out group”. Dan keterikatan terhadap kelompoknya atau ingroup feeling ditunjukkan dengan adanya saling membantu dan saling menghormati. Hal tersebut menimbulkan solidaritas dan kesetiaan terhadap kelompok.11 Opini publik adalah pendapat sekelompok masyarakat atau sintesa dari pendapat seseorang dan diperoleh dari suatu diskusi sosial dari pihak-pihak yang memiliki kaitan kepentingan. Agregat dari sikap dan kepercayaan ini biasanya dianut oleh populasi orang dewasa. Dalam menentukan opini publik, yang dihitung bukanlah jumlah mayoritasnya (numerical majority) namun mayoritas yang efektif (effective majority). Subyek opini publik dikabupaten Langkat adalah bahwa permasalahan Langkat hanya dapat diselesaikan oleh orang-orang yang berada dalam kekuasaan saja dan kader-kader Golkar Langkat memamfaatkan hal ini dengan sangat nyata. Pendekatan prinsip terhadap kajian opini publik elit dikabupaten Langkat melalui metode Elit Politik di Kabupaten langkat melakukan pengukuran kuantitatif terhadap distribusi opini elit dan popularitas terhadap hubungan internal antara opini individu yang membentuk opini publik pada suatu permasalahan deskripsi tentang atau analisis terhadap peran publik dari opini publik kajian baik terhadap media komunikasi yang memunculkan gagasan yang menjadi dasar opini maupun terhadap penggunaan media oleh pelaku propaganda di kabupaten Langkat. Secara otomatis hal itu berpengaruh terhadap perolehan suara partai Golkar dimana partai tersebutlah yang mengusung nama mereka sebagai perwakilan partai Golkar untuk daerah Kab. Langkat. Hal ini sejalan dengan Wawancara dengan pak Surialam yang mengatakan :12 “Saya pikir sangat berpengaruh bahwa saya berpendapat ketokohan seperti menggiring opini untuk memilih Calon Legislatif di Pemilihan umum. Misalnya suku jawa akan memilih jawa, meski terlihat sangat tradisional ini memang sangat menentukan dalam setiap pemilihan di kabupaten langkat” Oleh karena itu perolehan suara yang didapatkan partai Golkar sebagai partai pemenang di daerah Kab.Langkat pada pemilihan umum legislatif tahun 2014, dapat dipastikan karena peran elit yang sudah sangat dikenal di tengah-tengah masyarakat, dalam hal ini elit lokal yang bertindak sebagai caleg yang juga ingin mendapatkan kepercayaan dari masyarakat agar mereka dapat dipilih pada saat dilaksanakannya pemilihan umum legislatif tahun 2014 di Kab. Langkat. Dengan kata lain, sebagai partai yang menjadi pemenang di Kab. Langkat, kemenangan partai Golkar ini sangat berkaitan erat atau tidak terlepas dari peran elit lokal yang menjadi kader partai Golkar dan ikut serta berkompetisi dalam perebutan kursi dewan perwkilan rakyat daerah untuk Kab. Langkat. Penutup Berbagai kegiatan yang dilakukan elit lokal, yang notabene adalah kader partai Golkar dan juga sebagai caleg yang ikut bertarung di pemilihan umum legislatif tahun 2014 di Kab.Langkat, baik itu kegiatan bersifat kolektif atau masal dan kegiatan yang bersifat individual mempunyai implikasi nyata yang sangat besar kepada masyarakat baik secara langsung ataupun tidak. Hal itu yang membuat nama partai Golkar mempunyai tempat di hati masyarakat. Partisipasi politik elit politik masyarakat di kabupaten Langkat berdasarkan intensitasnya ditunjukkan dalam bentuk pemberian suara. 12 11 http://luwesagustina.blogspot.com/2010/11/mat eri-struktur-sosial-dan-mobilitas.html diunduh pada tanggal 10 Maret 2015, Pukul 18.09 Wib. Hasil Wawancara dengan Pak surialam yang bertempat dikantor DPR-D Langkat pada tanggal 16 Maret 2015. 31 Jurnal POLITEIA|Vol.8|No.1|Januari 2016 Amoy Sri Irmayani Surbakti Sedangkan elit politik masyarakat sebagai partisipan ditunjukkan dalam bentuk menjadi peserta kampanye, juru kampanye, saksi dalam pemilu, mencalonkan diri sebagai anggota legislatif, dan terlibat dalam diskusidiskusi informal. Dan elit politik masyarakat sebagai aktivis yaitu menjadi panitia penyelenggara pemilu dan menjadi pengurus partai politik tidak hanya itu pengaruh latar belakang organisasi kepemudaan dan organisasi masyarakat sangat menentukan kemenangan Caleg di kabupaten langkat. Elit lokal yang notabene ialah masyarakat yang sudah tinggal di daerah itu. Masyarakat menganggap telah ada kedekatan emosional dengan elit lokal yang menjadi caleg dari partai Golkar yang terbangun selama elit lokal tinggal di daerah tersebut. Dengan diketahuinya sosok elit lokal yang menjadi caleg partai Golkar, tentu saja hal ini memudahkan langkah partai Golkar untuk mendapatkan perolehan suara yang signifikan dari masyarakat di sekitar daerah Kab. Langkat pada saat diadakannya pemilu legislatif tahun 2014. Daftar Pustaka Andrain, Charles F, Kehidupan Politik Dan Perubahan Sosial, 2002, Yogyakarta: Tiara Wacana. Data sejarah Golkar Langkat yang diperoleh dari DPD Kabupaten Langkat. Haryanto, Kekuasaan Elite, 2005, Yogyakarta: Polgov UGM. Kavanagh, Dennis, Political Science and Political Behavior, dalam FS Swartono, dan Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, PT Gramedia Widiasarana, Jakarta,1992. Michels, Robert, Partai politik : Kecenderungan Oligarkis dalam Birokrasi. Terj. Jakarta: CV. Rajawali, 1984. Mujani, Saiful. Penjelasan Aliran dan Kelas sudah tidak Memadai, tersedia pada situs: http://islamlib.com?page.php?page=article &id=703, diunduh pada tanggal 15 Juni 2014. Rekapitulasi Jumlah Perolehan Suara Sah Partai Politik dalam Pemilu Anggota DPRD Kab Langkat tahun 2014. KPUD Kab. Langkat. Schulte, Henk nordholt dan Gerry van klinken. 2014. Politik Lokal di Indonesia. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. S. P. Varma, Teori Politik Modren, (1987. Jakarta: Rajawali Pers), Maurice Duverger, So- 32 ISSN: 0216-9290 Peran Elit Lokal Partai Golkar dalam Pemenangan Pileg 2014 Kabupaten Langkat siologi Politik, (1982. Jakarta: Rajawali Pers). Wawancara dengan Pak Hasanuddin Nano yang bertempat dikantor DPRD Kab Langkat pada tanggal 03 Maret 2015. Wawancara dengan Pak surialam yang bertempat dikantor DPRD Kab. Langkat pada tanggal 16 Maret 2015. Wawancara dengan Pak Munhasar yang bertempat di kantor DPRD Kab Langkat pada tanggal 05 Maret 2015. Wawancara dengan Pak Kencana yang bertempat di kantor DPRD Kab Langkat pada tanggal 10 Maret 2015.