3.1. RANGKAIAN JEMBATAN DAN POTENSIOMETER Rangkaian jembatan terutama digunakan sebagai sebuah alat pengukur perubahan tahanan yang akurat. Rangkaian seperti ini terutama berguna bila perubahan fraksional dalam impedansi sangat kecil. Rangkaian jembatan adalah rangkaian pasif yang digunakan untuk mengukur impedansi dengan teknik penyesuaian potensial. Dalam rangkaian ini, seperangkat impedansi yang telah diketahui secara akurat diatur nilaianya dalam hubungannya terhadap satu yang belum diketahui sampai suatu kondisi yang ada dimana perbedaan potensial antara dua titik dalam rangkaian adalah nol, yaitu setimbang. Kondisi ini menetapkan sebuah persamaan yang digunakan untuk menemukan impedansi yang tidak diketahui berkenaan dengan nilai-nilai yang diketahui. 3.2. JEMBATAN WHEATSTONE Rangkaian jembatan yang paling sederhana dan paling umum adalah jembatan d-c Wheatstone seperti diperlihatkan pada Gambar 2.3. Rangkaian ini digunakan dalam aplikasi pengkondisi sinyal dimana transduser mengubah tahanan dengan perubahan variabel dinamik. Beberapa modifikasi dari jembatan dasar ini juga dipakai untuk aplikasi spesifik lainnya. Pada Gambar 2.3 obyek yang diberi label D adalah detektor setimbang yang digunakan untuk membandingkan potensial titik a dan b dari rangkaian. Dalam aplikasi paling modern detektor setimbang adalah amplifier diferensial impedansi input sangat tinggi. Dalam beberapa kasus, Galvanometer yang sensitif dengan impedansi yang relatif rendah bisa digunakan, khususnya untuk kalibrasi atau instrumeninstrumen pengukuran tunggal. Untuk analisis awal kita, anggap impedansi detektor setimbang adalah tak hingga, yaitu rangkaian terbuka. Gambar 2-3 Jembatan d-c Wheatstone Dalam kasus ini beda potensial, ΔV antara titik a dan b, adalah ΔV = Va – Vb (2-4) Dimana Va = potensial titik a terhadap c Vb = potensial titik b terhadap c Nilai Va dan Vb sekarang dapat dicari dengan memperhatikan bahwa Va adalah hanya tegangan sumber, V, dibagi antara R1 dan R3 (2-5) Dengan cara yang sama Vb adalah tegangan yang terbagi diberikan oleh (2-6) Dimana V = tegangan sumber jembatan R1,R2,R3,R4 = resistor-resistor jembatan seperti diberikan oleh Gambar 2.3. Jika sekarang kita kombinasikan Persamaan (2-4), (2-5), (2-6), beda tegangan atau offset tegangan, dapat ditulis (2-7) Setelah beberapa aljabar, pembaca dapat memperlihatkan bahwa persamaan ini berkurang menjadi (2-8) Persamaan (2-8) memperlihatkan bagaimana beda potensial melalui detector adalah fungsi dari tegangan sumber dan nilai resistor. Karena tampilan yang berbeda dalam numerator Persamaan (2-8), jelas bahwa kombinasi khusus dari resistor dapat ditemukan yang akan menghasilkan perbedaan nol dan tegangan nol melewati detektor, yaitu, setimbang. Jelas, kombinasi ini, dari pemeriksaan Persamaan (2-8), adalah R3R2 = R1R4 (2-9) Persamaan (2-9) mengindikasikan bahwa kapan saja sebuah jembatan Wheatstone dipasang dan resistor diatur untuk setimbang detektor, nilai-nilai resistor harus memenuhi persamaan yang didindikasikan. Tidak masalah jika tegangan sumber berubah, kondisi setimbang dipertahankan. Persamaan (2-8) dan (2-9) menekankan aplikasi jembatan Wheatstone untuk aplikasi kontrol proses yang menggunakan detektor impedansi input tinggi. Contoh Soal: Misalkan nilai R1 =6 Ω, R2 = 4 Ω, R3 = 2 Ω, R4 =3 Ω dan R5 =9 Ω. Berapakah nilai hambatan pengganti rangkaian diatas? Jawab: (R1 x R 3) = (R2 x R4) maka R5 dianggap tidak ada atau dihilangkan saja karena tidak akan ada arus listrik yang mengalir melalui R5. Pada soal diatas 6 x 2 = 4 x 3 sehingga ketentuan diatas boleh dipakai. Serikan dua hambatan cabang atas, serikan hambatan cabang bawah kemudian paralelkan hasil keduanya. Hasil yang didapat adalah: 3.3. DETEKTOR GALVANOMETER Penggunaan sebuah galvanometer sebagai detektor setimbang dalam rangkaian jembatan memeperkenalkan beberapa perbedaaan dalam perhitungannya karena tahanan detektor bisa rendah dan harus menentukan offset jembatan sebagai offset arus. Jika jembatan disetimbangkan, Persamaan (2-9) masih mendefinisikan hubungan antara resistor-resistor dalam lengan-lengan jembatan. Persamaan (2-8) harus dimodifikasi untuk membolehkan penentuan arus yang digambarkan dengan galvanometer jika kondisi setimbang tidak muncul. Mungkin cara yng paling mudah untuk menentukan arus offset adalah pertama menemukan rangkaian ekivalen Thevenin antara titik a dan b dari jembatan (seperti digambarkan dalam rangkaian Gambar 2.3 dengan galvanometer yang dihilangkan). Tegangan Thevenin dengan sederhana adalah perbedaan tegangan rangkaian antara titik a dan b dari rangkaian. Tapi Persamaan (2-5) adalah tegangan rangkaian terbuka, sehingga, (2-10) Tahanan Theveniun diperoleh dengan mengganti tegangan sumber dengan tahanan dalam dan menghitung tahanan antara terminal a dan b dari rangkaian. Kita dapat menasumsikan bahwa tahanan dalam dapat diabaikan dibandingkan dengan tahanan-tahanan lengan jembatan. Tahanan Thevenin yang terlihat pada titik a da b dari jembatan adalah (2-11) Rangkaian ekivalen Thevenin untuk jembatan memudahkan kita untuk menentukan arus yang melalui galvanometer dengan tahanan dalam RG seperti diperlihatkan pada Gambar 2-4. Sehingga, arus offset adalah (2-12) Menggunakan persamaan ini bersamaan dengan Persamaan (2-9) menetapkan respons jembatan Wheatstone ketika digunakan sebuah detektor setimbang galvanometer. Gambar 2.4 Jika sebuah galvanometer digunakan untuk detektor setimbang adalah baik menggunakan rangkaian ekivalen Thevenin dari jembatan Wheatstone. 3.4. KOMPENSASI LEAD Kompensasi lead ditunjukkan pada Gambar 2.5. disini kita lihat bahwa R4, yang dianggap sebagai transduser, dipindahkan ke tempat yang jauh dengan kabel lead (1), (2), dan (3). Kabel (3) adalah lead daya dan tiadak berpengaruh pada kondisi setimbang jembatan. Perhatikan bahwa jika kabel (2) mengubah tahanan karena pengaruh-pengaruh yang spurious/palsu, ini mengenalkan perubahan tersebut kepada kaki R4 dari jembatan. Kabel (1) terbuka terhadap lingkungan yang sama dan berubah dengan jumlah yang sama tetapi dalam kaki R3 dari jembatan. Secara efektif, R3 dan R4 kedua-duanya diubah secara identik, sehungga Persamaan (29) memperlihatkan bahwa tidak terjadi perubahan dalam jembatan setimbang. Tipe kompensasi ini sering dipakai dimana rangkaian jembatan harus digunakan dengan lead yang panjang ke elemen aktif dari jembatan. Gambar 2.5 untuk aplikasi transduser jrak jauh sebuah sistem kompensasi digunakan untuk menghindari error dari tahanan lead. 3.5. JEMBATAN SEIMBANG ARUS Gambar 2.6 jembatan setimbang arus Prinsip dasar dari jembatan setimbang arus diperlihatkan pada Gambar 2.6. Disini, jembatan Wheatstone standar dimodifikasi dengan memecah salah satu resistor lengan kepada dua, R4 dan R5. arus I diberikan pada jembatan melalui pertemuan antara R4 dan R5 seperti yang ditunjukkan. Sekarang kita menetapkan bahwa besarnya tahanan-tahanan jembatan adala sedemikian sehingga arus terutama mengalir melalui R5. ini dapat disediakan oleh beberapa syarat. Paling tidak harus terpenuhi R4 >> R5 (2-13) Sering kali, jika detektor setimbang impedansi tinggi digunakan, maka batasan dari Persamaan (2-13) menjadi (R2 + R4) >> R5 (2-14) Dengan asumsi bahwa baik Persamaan (2-13) ataupun (2-14) adalah terpenuhi, tegangan pada titik b adalah penjumlahan dari tegangan sumber yang terbagi ditambah jatuh tegangan melelui R5 dari arus I. (2-15) Tegangan pada titik a masih diberikan oleh Persamaan (2-5). Jadi tegangan offset jembatan deberikan oleh ΔV = Va - Vb atau (2-16) Persamaan ini menunjukkan bahwa kondisi setimbang dicapai dengan mengatur besar dan polaritas arus I sehinnga IR5 sama dengan beda tegangan dari dua suku pertama. Jika salah satu tahanan jembatan berubah, jembatan dapat disetimbangkan dengan perubahan arus I. Dalam cara ini, secara elektronis jembatan disetimbangkan dari sumber arus yang sesuai. Dalam kebanyakan aplikasi jembatan disetimbangkan pada bebrapa set nominal dari tahanan dengan arus nol. Perubahan satu resistor jembatan terdeteksi sebagai sinyal offset jembatan yang digunakan untuk memberikan arus penyeimbang ulang. PENGUKURAN TEGANGAN DENGAN MENGGUNAKAN JEMBATAN Sebuah rangkaian jembatan juga berguana untuk mengukur tegangan kecil pada impedansi yang sangat besar. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan baik jembatan Wheatston konnvensional ataupun jembatan setimbang arus. Tipe pengukuran ini dilakukan dengan meletakkan tegangan yang diukur secara seri dengan detektor setimbang, sepaerti diperlihatkan pada Gambar 2.7. Gambar 2.7 Menggunakan jembatan Wheatstone dasar untuk pengukuran tegangan Detektor setimbang merespons tegangan antara titik c dan b. Dalam keadaan ini, Vb diberikan oleh Persamaan (2-6) dan Vc oleh Persamaan (2-17) Vc = Vx + Va (2-17) Dimana Va diberikan oleh Persamaan (2-5), dan Vx adalah tegangan yang diukur. Tegangan yang muncul melalui detektor setimbang adalah ΔV = Vc – Vb = Vx + Va – Vb Kondisi setimbang didapat saat ΔV = 0; selanjutnya, tidak ada arus yang mengalir melalui tegangan yang tidak diketahui tersebut jika kondisi setimbang demikian telah diperoleh. Sehingga, pengukuran Vx dapat dibuat dengan variasi resistorresistor jembatan untuk menghasilkan keadaan setimbang dengan Vx dalam rangkaian dan menyelesaikan Vx dengan menggunakan kondisi setimbang (2-18) Analisis serupa yang menggunakan sebuah jembatan setimbang arus dan resistorresistor jembatan tertentu memberikan kondisi setimbang yang dapat member penyelesaian untuk Vx dalam hubungannya dengan arus penyebab setimbang I. (2-19) perhatiokan bahwa jika resistor-resistor tertentu dipilih untul menyetimbangkan jembatan dengan I = 0 saat Vx =0, lalu dua suku tengah dalam Persamaan (2-13) hilang akan memberikan hubungan yang sangat sederhana antara Vx dan arus penyeimbang Vx – IR5 = 0 (2-20) 3.6. JEMBATAN A-C Bila kita ingin mengukur harga induktansi dan kapasitansi, maka metode yang mudah dan baik menggunakan jembatan arus bolak balik. Jembatan AC ini hamper sama dengan jembatan DC, tetapi menggunakan sumber AC dengan frekuensi tertentu. Konsep jembatan yang dijelaskan dalam bagian ini dapat dipakai untuk penyesuaian impedansi secara umum seperti tahanan-tahanan. Dalam keadaan ini, jembatan direpresentasikan seperti dalam Gambar 2.8 dan memakai sebuah eksitasi a-c, biasanya sebuah sinyal tegangan gelombang sinus. Analisa tingkah laku jembatan pada dasarnya sama seperti pada cara sebelumnya tetapi tahanan diganti impedansi. Kemudian tegangan offset jembatan direpresentasikan sebagai (2-21) Dimana E = tegangan eksitasi gelombang Z1, Z2, Z3,Z4 = impedansi jembatan Kondisi setimbang ditetapkan seperti sebelumnya dengan sebuah tegangan offset zero ΔV = 0. Dari Persamaan (2-21) kondisi ini dijumpai jika impedansi memenuhi hubungan Z3Z2 = Z1Z4 (2-22) Perhatikan bahwa kondisi ini sama seperti Persamaan (2-9) untuk jembatan resistif. Gambar 2.8 Sebuah jembatan a-c yang umum Catatan khusus adalah perlu berkenaan dengan pencapaian kondisi setimbang dalam jembatan a-c. Dalam beberapa kasus, sistem deteksi setimbang adalah phase sensitive mengenai sinyal eksitasi jembatan. Dalam hal ini, perlu untuk memberikan sebuah kondisi setimbang dari kedua sinyal inphase dan quadrature (keluaran fase 900) sebelum Persamaan (2-22) dipakai. 2.3.2 Rangkaian Potensiometer Pada dasarnya, rangkaian potensiometer adalah sebuah pembagi tegangan yang mengukur tegangan yang tidak diketahui dengan mengatur yang telah diketahui, yaitu tegangan yang terbagi sampai sesuai/cocok dengan yang diketahui. Rangkaian potensiometerik digunakan untuk mengukur tegangan dengan akurasi yang baik dan impedansi sangat tinggi. Pembagi tegangan dikonstruksi oleh R1, R2 dan R secara seri yang dihubungkan ke tegangan sumber kerja., Vw. R2 adalah resistor presisi dan tertentu, sedangkan R1 adalah resistor yang presisi dan variabel linier. Resistor kalibrasi R adalah variabel (yang nilai sebenarnya belum pernah digunakan dalam perhitungan apa pun), dan Vw adalah sumber yang mempunyai tegangan yang memamadai (seperti yang akan ditetapkan nanti) dan stabil. Supply VREF adalah sebuah standar kalibrasi yang mempunyai tegangan yang telah diketahui secara akurat. Unit D1 dan D2 keduanya adalah detektor setimbang dan bisa berupa galvanometer ataupun detektor tegangan impedansi tinggi. Vx adalah tegangan yang tidak diketahui yang akan diukur. Gambar 2.10 Sebuah rangkaian dasar potensiometer Kalibrasi dari pembagi tegangan dipenuhi dengan menutup saklar S1 dan mengatur R sampai detektor D1 mengindikasikan setimbang. Dalam kondisi ini kita akan menetapkan/membuktikan bahwa Va = VREF sesuai akurasi dari detector kesetimbangan. Secara efektif ini mengkalibrasi rangkaian pembagi karena Va dibagi antara resistor presisi R1 dan R2. Penyapu R1 menyapu tegangan antara zero pada bagian bawah dan Vb pada bagian atas dari resistor variabel. Tegangan Vb dicari dari (2-23) Karena Va = VREF, kita mempunyai identifikasi Vb secara langsung dalam hubungan VREF. Sekarang jika penyapu R1 adalah bagian/pecahan α dari sisi ground, tahanan diatas penyapu adalah (1-α)R. Jika sebuah tegangan yang tidak diketahui diberikan sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 2.10 dan penyapu diatur sampai detektor D2 menunjukkan nol, tegangan penyapu dan tegangan yang tidak diketahui adalah sama. Jadi, tegangan yang tidak diketahui diberikan oleh Vx = αVb Dimana α = bagian/pecahan R untuk terjadinya kondisi setimbang Vb = tegangan titik b yang diberikan oleh Persamaan (2-23) Dalam beberapa kasus resitor variabel R1 diberi penskalaan dengan pembagian, seperti pembagian yang dapat dibaca 1000. Dalam kasus ini, α adalah hanya sejumlah pembagian yang menghasilkan keadaan setimbang dari detector D2. Perhatikan bahwa sekali pembagi dikalibrasi, tegangan acuan VREF dan detktor D1 tidak diperlukan lebih lama.