Kajian proses pemurnian minyak biji bintaro

advertisement
LAMPIRAN
39
Lampiran 1. Analisa sifat fisikokimia minyak dan hasil pemurnian
1.
Kadar Air (Metode Oven, SNI 01-3555-1998)
Cawan alumunium dipanaskan di dalam oven pada suhu 105 oC selama satu jam, kemudian
didinginkan dalam desikator selama 30 menit. Bobot cawan kemudian ditimbang. Sebanyak lima
gram sampel dimasukkan ke dalam cawan alumunium yang telah diketahui bobotnya, kemudian
dipanaskan di dalam oven suhu 105oC selama 1-2 jam. Cawan berisi sampel dikeluarkan dan
didinginkan dalam desikator selama 30 menit, kemudian ditimbanng. Pemanasan dan penimbangan
diulangi sampai diperoleh bobot tetap.
Keterangan :
m
= bobot contoh (gram)
= bobot contoh sebelum dikeringkan (gram)
m1
m2
2.
= bobot contoh setelah dikeringkan (gram)
Bilangan asam dan bilangan asam lemak bebas (SNI 01-3555-1998)
Prinsip :
Kadar asam lemak bebas merupakan persentase jumlah asam lemak yang terdapat di dalam
minyak, dihitung berdasarkan berat molekul asam lemak dominan yang terdapat didalam minyak atau
lemak dengan menyabunkan asam lemak bebas dengan alkali yang ditambahkan.
Prosedur :
Sampel yang akn diuji, ditimbang sebanyak 2-5 gram di dalam Erlenmeyer 250 ml, kemudian ke
dalam sampel ditambahkan etanol netral 95% sebanyak 50 ml dan dipanaskan selama 10 menit.
Larutan ditambahkan 3-5 tetes indikator PP, kemudian dititrasi dengan larutan standar KOH 0.1 N
hingga berwarna merah muda (konstan selama 15 detik). Jumlah KOH yang digunakan untuk titrasi
dicatat untuk menghitung bilangan asam dan kadar FFA
Keterangan :
A
= Jumlah molekul KOH untuk titrasi
B
= Bobot molekul KOH (56.1)
N
= Normalitas larutan KOH
G
= Gram contoh
M
= Bobot molekul asam lemak dominan (asam oleat yaitu 282)
40
3.
Densitas Metode Piknometer ((AOAC, 1995)
Isi piknometer kosong dan kering dengan sampel yang sebelumnya telah dihitung suhunya yaitu
25 C. atur level minyak hingga titik yang tepat pada piknometer. Pindahkan dari waterbath,
keringkan dan timbang beratnya. Densitas minyak dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
o
Keterangan :
m
= bobot piknometer (gram)
m1
= bobot piknometer berisi aquades (gram)
m2
= bobot piknometer berisi minyak (gram)
4.
Bilangan iod ( Metode Hanus, AOAC 1995)
Prinsip :
Banyaknya jumlah iodium (mg) yang diserap oleh 100 g sampel. Bilangan iod ini menunjukkan
banyaknya asam – asam lemak tak jenuh baik dalam bentuk bebas maupun dalam bentuk terikat
disebabkan sifat asam lemak tak jenuh yang sangat mudah menyerap iodium.
Prosedur :
Analisa bilangan iod dilakukan dengan menimbang bahan sebanyak 0.25 – 0.5 gram
kemudian ditambahkan 10 ml kloroform dan 25 ml perekasi Hanus lalu dibiarkan selama 30 menit
di dalam ruang gelap. Setelah itu, ditambahkan aquades sebanyak 100 ml dan juga ditambahkan
indikator amilum 1% dan dititrasi dengan larutan natriumtiosulfat 0,1N. Kemudian dilakukan
penghitungan bilangan iod berdasarkan jumlah ml natrium tiosulfat yang digunakan.
Perhitungan :
Keterangan :
T
= normalitas larutan Na2S2O3 0.1 N
V1
= volume larutan Na2S2O3 0.1 N yang diperlukan dalam titrasi blanko (ml)
V2
= volume larutan Na2S2O3 0.1 N yang diperlukan dalam titrasi contoh (ml)
m
= bobot contoh (gram)
5.
Bilangan peroksida (SNI 01-3555-1998)
Prinsip :
Bilangan peroksida ditentukan berdasarkan pengukuran sejumlah iod yang dibebaskan dari
KI melalui reaksi oksidasi oleh peroksida pada suhu ruang didalam medium asam asetat
chloroform.
41
Prosedur :
Analisa bilangan peroksida dilakukan dengan menimbang sampel sebanyak 3-5 gram dan
ditambahkan 30 ml campuran asam asetat: kloroform (3 : 2) dan 0.5 ml larutan KI jenuh dan
ditutup dengan aluminium foil. Kemudian dibiarkan selam 2 menit dan ditambahkan 30 ml
aquades dan indikator amilum 1%. Setelah itu dilakuakan titrasi dengan larutan natrium tiosulfat
0.1N dan dilakukan penghitungan bilangan peroksida.
Perhitungan :
Keterangan :
S
= volume Na2S2O3 0.1 N yang diperlukan pada peniteran sampel (ml)
B = volume Na2S2O3 0.1 N yang diperlukan pada peniteran blanko (ml)
N = Normalitas Na2S2O3
G = bobot contoh (gram)
6.
Bilangan penyabunan (SNI 01 – 3555 – 1998)
Prinsip
:
Asam lemak terikat (trigliserida) dan asam lemak bebas (FFA) bereaksi dengan basa
(NaOH/KOH) membentuk gliserol, sabun, dan air.
Prosedur:
Analisa bilangan penyabunan. Ditimbang bahan kurang dari 3 gram kemudian
ditambahkan 50 ml alkohol netral 0,5N dan dipanaskan selama 30 menit dan didinginkan.
Setelah dingin ditambahkan dengan indikator PP dan dititrasi dengan menggunakan HCl 0,5N.
Perhitungan:
Keterangan :
Vo = volume HCl 0.5 N yang diperlukan pada peniteran blanko (ml)
V1 = volume HCl 0.5 N yang diperlukan pada peniteran contoh (ml)
m = bobot contoh (gram)
7.
Kadar Abu ( AOAC, 1995)
Prinsip :
Abu merupakan komponen non volatile pada proses pengabuan yang dapat
menunjukkan jumlah mineral yang terkandung di dalam sampel.
42
Prosedur
:
Sampel ditimbang sebanyak 5 – 10 gram di dalam cawan porselin yang sebelumnya
telah dikeringkan dan ditimbang berat kosongnya. Cawan dipanaskan di atas penangas listrik
(2000C) dan diabukan di dalam tanur (5500C) selama 1 jam. Hasil pengabuan didinginkan di
dalam desikator, kemudian cawan beserta abu ditimbang beratnya sampai bobot konstan.
Perhitungan
:
Keterangan :
m = bobot contoh basah (gram)
m1 = bobot cawan berisi abu contoh (gram)
m2 = bobot cawan (gram)
8.
Viskositas 250C (Brookfield Viskosimeter)
Prinsip
:
Kekentalan suatu bahan berbanding terbalik dengan kecepatan perputara (rotasi) spindel dan
ukuran spindel.
Prosedur:
Sampel yang akan diuji didinginkan sampai mencapai suhu 25 0C. sampel minyak yang akan
diukur viskositasnya ditempatkan dalam wadah dengan diameter dalam 3. 25 inchi atau gelal piala
600ml. kemudian spindle dicelupkan ke dalam larutan hingga batas yang telah ditentukan dan alat
dihidupkan selama 5 menit dengan rpm tertentu. Viskositas dari sampel dapat dibaca dari angka yang
ditunjukka oleh jarum skala pada alat. Pembacaan pada alat diusahakan berkisar antara 10 – 100
dengan cara mengatur spindle dan kecepatan yang digunakan pada alat. Nilai kekentalan diperoleh
dari perkalian antara nilai pembacaan pada alat dengan bilangan tertentu (faktor) tergantung dari
nomor spindle dan rpm yang dipergunakan.
9.
Berat jenis metode piknometer (AOAC, 1995)
Prinsip
:
Menentukan massa contoh tanpa udara pada suhu dan volume tertentu dibandingkan dengan
massa aquades pada suhu dan volume yang sama.
Prosedur:
Piknometer dicuci dengan air kemudian dengan etanol dan dietil eter kemudian dikeringkan
dengan oven. Piknometer ditimbang (m) kemudian diisi dengan aquades yang telah dididihkan dan
bersuhu tepat 400C dihindari adanya gelembung – gelembung udara dan permukaan air di atas
sampai penuh. Piknometer dimasukkan ke dalam penengas air pada suhu 40 0C selama 30 menit.
43
Suhu penangas air diperiksa dengan thermometer. Apabila terdapat air di luar piknometer maka harus
dikeringkan. Piknometer yang berisi aquades ditimbang (m1). Piknometer dikosongkan dan dicuci
dengan etanol dan dietil etir kemudian dikeringkan. Piknometer diisi dengan bahan yang akan diukur
bobot jenisnya dan dihindari terjadinya gelembung udara. Permukaan bahan diatur sampai tanda tera
kemudian ditimbang (m2).
Perhitungan:
Keterangan :
m = Bobot piknometer (gram)
m1= Bobot piknometer berisi aquades (gram)
m2= Bobot piknometer berisi minyak (gram)
10.
Persen Transmisi (Spectronic 20)
Prinsip
:
Jumlah sinar dengan λ tertentu yang dapat diteruskan dipengaruhi oleh intensitas warna adan
kejernihan serta kandungan komponen di dalam minyak atau lemak tersebut.
Prosedur:
Alat spectronic 20 dinyalakan 15 menit sebelum digunakan. Kemudian panjang gelombang
diset pada panjang gelombang yang menghasilkan persen transmisi tertinggi (optimum). Kuvet diisi
denga larutan blanko dan selanjutnya diset hingga skala menunjukkan angka 100%. Setelah itu
kuvet yang berisi larutan blanko diganti dengan contoh minyak yang akan diukur persen
transmisinya dan dicatat persen transmisi yang terbaca pada skala.
Pengamatan:
Angka yang terbaca pada skala merupakan persen transmisi dari sampel yang diukur.
44
Lampiran 2. Contoh Perhitungan penentuan kebutuhan NaOH dalam netralisasi
Jumlah contoh = 900 gram
Jumlah asam lemak bebas (contoh FFA sebesar 2.8%) = 2.8/100 x 900 = 25.2 gram
Jumlah NaOH untuk menetralkan 1 kg asam lemak bebas (sebagai asam oleat)
= 0.142 kg NaOH = 142 gram NaOH
Jumlah NaOH untuk menetralkan 25.2 gram (sebagai asam oleat)
:
NaOH yang dibutuhkan : 25.2/1000 x 142 = 3.58gram
Excess NaOH 0.15%
: 0.15/100 x 900 = 1.35
Total NaOH
: 3.58gram + 1.35 gram = 4.93 gram

NaOH 0.1 N
= 4 gram NaOH / 100 ml aquades
Larutan NaOH 0.1 N yang dibutuhkan untuk menetralkan 25.2 gram asam lemak bebas (sebagai
asam oleat)
= 4.93/4 x 100 = 123.25 ml

NaOH 0.3 N
= 12 gram NaOH / 100 ml aquades
Larutan NaOH 0.3 N yang dibutuhkan untuk menetralkan 27 gram asam lemak bebas (sebagai
asam oleat)
= 4.93/12 x 100 = 41.09 ml

NaOH 0.5 N
= 20 gram NaOH / 100 ml aquades
Larutan NaOH 0.5N yang dibutuhkan untuk menetralkan 27 gram asam lemak bebas (sebagai
asam oleat)
= 4.93/20 x 100 = 24.65 ml
45
Lampiran 3. Data rata – rata bilangan asam lemak bebas, hasil analisa keragaman, dan uji lanjut
Duncan dengan α = 0.05
A. Data rata – rata bilangan asam lemak bebas
Asam Asetat
NaOH
FFA
0.2%
0.1N
0.87
0.2%
0.3N
0.86
0.2%
0.5N
0.79
0.3%
0.1N
0.87
0.3%
0.3N
0.84
0.3%
0.5N
0.81
0.5%
0.1N
0.86
0.5%
0.3N
0.86
0.5%
0.5N
0.79
B. Analisa sidik ragam
Ftabel
Sumber Keragaman
Perlakuan
Db
JK
KT
Fhitung
(α = 0.05)
5%
8
Konsentrasi NaOH
(Ei)
2
0.017
0.01
11.33
4.26
BN
Asam Fosfat(Vj)
2
0.0001
5.4E-05
0.07
4.26
TBN
Interaksi (EVij)
4
0.0010
0.0002
0.35
3.63
TBN
Ek (ij)
9
0.01
0.0007
Total
17
0.02
C. Hasil Uji Lanjut Duncan
Rata-Rata
Kelompok
Duncan
(α=0.05)
0.5 N
0.80
A
0.3 N
0.85
B
0.1 N
0.87
B
NaOH
46
Lampiran 4. Data rata – rata kadar abu, hasil analisa keragaman, dan uji lanjut Duncan dengan α
= 0.05
A. Data rata – rata kadar abu minyak murni
Asam Fosfat
0.2%
NaOH
0.1N
Abu
0.06
0.2%
0.3N
0.07
0.2%
0.5N
0.07
0.3%
0.1N
0.03
0.3%
0.3N
0.03
0.3%
0.5N
0.04
0.5%
0.1N
0.03
0.5%
0.3N
0.01
0.5%
0.5N
0.02
B. Analisa sidik ragam
Sumber Keragaman
Db
JK
KT
Fhitung
Ftabel
(α = 0.05)
5%
Perlakuan
8
Konsentrasi NaOH (Ei)
2
0.000
0.000
1.13
4.26
TBN
Asam fosfat(Vj)
2
0.000
0.000
329.70
4.26
BN
Interaksi (EVij)
4
0.000
0.000
3.09
3.63
TBN
Ek (ij)
9
0.00
0.000
Total
17
0.000
C. Uji lanjut Duncan
Rata-Rata
Kelompok
Duncan
(α=0.05)
5%
0.02
A
3%
0.03
B
2%
0.01
C
Asam Fosfat
47
Lampiran 5. Data rata – rata bilangan peroksida, hasil analisa keragaman, dan uji lanjut Duncan
dengan α = 0.05
A. Data rata – rata bilangan peroksida
Asam Fosfat
0.2%
NaOH
0.1N
Peroksida
6.00
0.3%
0.1N
6.10
0.5%
0.1N
5.84
0.2%
0.3N
5.08
0.3%
0.3N
6.03
0.5%
0.3N
4.64
0.2%
0.5N
5.42
0.3%
0.5N
6.03
0.5%
0.5N
4.31
B. Hasil analisa sidik ragam
Sumber Keragaman
Db
Perlakuan
JK
KT
Fhitung
Ftabel
(α = 0.05)
5%
8
Konsentrasi NaOH
(Ei)
2
4.35
2.17
10.87
4.26
BN
Asam fosfat (Vj)
2
1.50
0.75
3.74
4.26
TBN
Interaksi (EVij)
4
1.91
0.48
2.38
3.63
TBN
Ek (ij)
9
1.8E+00
0.20
Total
17
9.56
C. Hasil uji lanjut Duncan
Rata-Rata
Kelompok
Duncan
(α=0.05)
0.5N
4.78
A
0.3N
5.25
A
0.1N
5.97
B
NaOH
48
Lampiran 6. Data rata – rata viskositas, hasil analisa keragaman, dan uji lanjut Duncan dengan α =
0.05
A. Data rata – rata viskositas
Asam Fosfat
0.2%
NaOH
0.1N
viskositas
39.25
0.2%
0.3N
37.65
0.2%
0.5N
34.75
0.3%
0.1N
38.75
0.3%
0.3N
36.8
0.3%
0.5N
35.0
0.5%
0.1N
33.0
0.5%
0.3N
31.0
0.5%
0.5N
33.5
B. Hasil analisa sidik ragam
Ftabel
Sumber Keragaman
db
JK
KT
Fhitung
(α=0.05)
5%
Perlakuan
8
Konsentrasi NaOH (Ei)
2
21.27
10.63
5.38
4.26
BN
Asam Fosfat (Vj)
2
82.60
41.30
20.88
4.26
BN
Interaksi (EVij)
4
20.61
5.15
2.61
3.63
TBN
Ek (ij)
9
1.7E+01
1.98
Total
17
142.29
C. Hasil uji Lanjut Duncan
Asam fosfat
Rata-Rata
Kelompok Duncan
(α=0.05)
0.5%
32.5
A
0.3%
36.85
B
0.2%
37.22
B
NaOH
Rata-Rata
Kelompok Duncan
(α=0.05)
0.5 N
34.42
A
0.3 N
35.15
A
0.1 N
37.00
B
49
Lampiran 7. Data rata – rata nilai densitas, hasil analisa keragaman, dan uji lanjut Duncan dengan
α = 0.05
A. Data rata – rata densitas
Asam Fosfat
0.2%
NaOH
0.1N
Densitas
0.82
0.2%
0.3N
0.82
0.2%
0.5N
0.82
0.3%
0.1N
0.82
0.3%
0.3N
0.82
0.3%
0.5N
0.82
0.5%
0.1N
0.80
0.5%
0.3N
0.82
0.5%
0.5N
0.81
B. Analisa sidik ragam
Sumber Keragaman
Db
JK
KT
Fhitung
Ftabel
(α = 0.05)
5%
Perlakuan
8
Konsentrasi NaOH (Ei)
2
0.000
0.000
0.065
4.26
TBN
Asam Fosfat (Vj)
2
0.002
0.001
0.643
4.26
TBN
Interaksi (EVij)
4
0.002
0.001
0.377
3.63
TBN
Ek (ij)
9
0.01
0.001
Total
17
0.018
50
Lampiran 8. Data rata – rata nilai bilangan iod, hasil analisa keragaman, dan uji lanjut Duncan
dengan α = 0.05
A. Data rata – rata bilangan iod
Asam Fosfat
NaOH
Iod
0.2%
0.1N
61.19
0.2%
0.3N
61.25
0.2%
0.5N
59.43
0.3%
0.1N
61.35
0.3%
0.3N
60.03
0.3%
0.5N
59.52
0.5%
0.1N
61.17
0.5%
0.3N
61.09
0.5%
0.5N
60.99
B. Hasil analisa sidik ragam
Sumber Keragaman
Db
JK
KT
Fhitung
Ftabel
(α = 0.05)
Ftabel
(α = 0.01)
5%
1%
Perlakuan
8
NaOH (Ei)
2
4.86
2.43
5.05
4.26
8.02
BN
TBN
Asam fosfat (Vj)
2
1.84
0.92
1.91
4.26
8.02
TBN
TBN
Interaksi (EVij)
4
3.01
0.75
1.56
3.63
6.42
TBN
TBN
Ek (ij)
9
4.33
0.48
Total
17
14.04
51
Lampiran 9. Data rata – rata nilai bilangan penyabunan, hasil analisa keragaman, dan uji lanjut
Duncan dengan α = 0.05
A. Data rata – rata bilangan penyabunan
Asam Fosfat
NaOH
Penyabunan
0.2%
0.1N
205.21
0.2%
0.3N
203.71
0.2%
0.5N
202.89
0.3%
0.1N
200.36
0.3%
0.3N
200.28
0.3%
0.5N
199.90
0.5%
0.1N
205.73
0.5%
0.3N
201.60
0.5%
0.5N
204.32
B. Hasil analisa sidik ragam
Sumber Keragaman
Perlakuan
Db
JK
KT
Fhitung
Ftabel
(α = 0.05)
5%
8
Konsentrasi
NaOH(Ei)
2
11.66
5.83
0.87
4.26
TBN
Asam Asetat (Vj)
2
55.70
27.85
4.19
4.26
TBN
Interaksi (EVij)
4
11.72
2.93
0.44
3.63
TBN
Ek (ij)
9
5.98E+01
6.65
Total
17
138.93
52
Lampiran 10. Data rata – rata nilai persen transmisi, hasil analisa keragaman, dan uji lanjut
Duncan dengan α = 0.05
A. Data rata – rata persen transmisi
Asam Fosfat
NaOH
%T
0.2%
0.1N
71.93
0.2%
0.3N
83.13
0.2%
0.5N
82.69
0.3%
0.1N
79.43
0.3%
0.3N
91.09
0.3%
0.5N
91.07
0.5%
0.1N
87.63
0.5%
0.3N
92.33
0.5%
0.5N
94.79
B. Hasil analisa sidik ragam
Sumber Keragaman
Perlakuan
Db
JK
KT
Fhitung
Ftabel
(α = 0.05)
5%
8
Konsentrasi NaOH
(Ei)
2
304.73
152.37
45.28
4.26
BN
asam fosfat (Vj)
2
881.02
440.51
130.92
4.26
BN
Interaksi (EVij)
4
200.71
50.18
14.92
3.63
BN
Ek (ij)
9
30.28
3.36
Total
17
1416.75
C. Hasil uji lanjut Duncan
Rata-Rata
Kelompok
Duncan
(α=0.05)
0.2%
74.82
A
0.3%
86.27
B
0.5%
91.58
C
Asam Fosfat
Kelompok
NaOH
Rata-Rata
Duncan
(α=0.05)
0.1 N
79.72
A
0.5 N
83.29
B
0.3 N
89.67
C
53
Perlakuan
RataRata
Kelompok
Duncan
(α=0.05)
A1B1
64.14
A
A1B3
77.19
B
A2B1
82.69
C
A1B2
83.13
C
A2B3
85.05
C
A3B3
87.63
C
A2B2
91.09
D
A3B1
A3B2
92.33
94.79
D
D
54
Lampiran 11. Data rata – rata rendemen, hasil analisa keragaman, dan uji lanjut Duncan dengan α
= 0.05
A.
Data rata – rata rendemen
Asam Fosfat
NaOH
Rendemen
0.2%
0.1N
92.53
0.3%
0.1N
92.53
0.5%
0.1N
90.53
0.2%
0.3N
91.87
0.3%
0.3N
90.46
0.5%
0.3N
89.57
0.2%
0.5N
90.43
0.3%
0.5N
89.53
0.5%
0.5N
87.63
B. Analisis sidik ragam
Sumber
Keragaman
Db
JK
KT
Fhitung
Ftabel
(α = 0.05)
5%
NaOH(Ei)
2
23.80
11.90
8.81
4.26
BN
Asam Fosfat(Vj)
2
27.45
13.73
10.17
4.26
BN
Interaksi (EVij)
4
2.21
0.55
0.41
3.63
TBN
Ek (ij)
9
12.15
1.35
Total
17
65.61
Perlakuan
Konsentrasi
C. Hasil uji lanjut Duncan
Asam Fosfat
Rata-Rata
Kelompok
Duncan (α=0.05)
0.5%
89.24
A
0.3%
91.50
B
0.2%
92.12
B
55
NaOH
Rata-Rata
Kelompok
Duncan (α=0.05)
0.3
91.47
A
0.5
89.36
A
0.1
92.03
B
56
Lampiran 12. Uji Ranking Perlakuan
Perlakuan
0.2%0.1N
0.2%0.3N
0.2%0.5N
0.3%0.1N
0.3%0.3N
0.3%0.5N
0.5%0.1N
0.5%0.3N
0.5%0.5N
Nilai
Kepentingan
Bobot
N
B
N
B
N
B
N
B
N
B
N
B
N
B
N
B
N
B
Rendemen
Bilangan
Asam
Bilangan
Penyabunan
6
0.15
7
1.05
8
1.2
5
0.75
9
1.35
6
0.9
2
0.3
4
0.6
3
0.45
1
0.2
6
0.15
2
0.3
5
0.75
9
1.35
1
0.15
6
0.9
7
1.05
3
0.45
4
0.6
8
1.2
4
0.10
5
0.5
4
0.4
2
0.2
9
0.9
8
0.8
7
0.7
3
0.3
6
0.6
1
0.1
Bilangan iod
Bilangan
Peroksida
3
0.08
5
0.38
4
0.3
1
0.08
3
0.23
2
0.15
8
0.6
6
0.45
9
0.68
7
0.5
3
0.08
4
0.3
7
0.53
6
0.45
2
0.15
3
0.23
3
0.23
5
0.38
8
0.6
9
0.7
Berat Jenis
5
0.13
5
0.63
6
0.75
6
0.75
7
0.88
7
0.88
6
0.75
9
1.13
5
0.63
8
1
Kadar abu
5
0.13
4
0.5
2
0.25
3
0.38
6
0.75
6
0.75
5
0.63
7
0.88
9
1.13
8
1
Viskositas
6
0.15
1
0.15
3
0.45
6
0.9
2
0.3
4
0.6
5
0.75
8
1.2
9
1.35
7
1.1
Kejernihan
2
0.05
1
0.05
4
0.2
3
0.15
2
0.1
7
0.35
6
0.3
5
0.25
8
0.4
9
0.5
Parameter
40
3.85
4.83
5
4.8
5.55
5.3
5.63
56
6.43
6.2
Lampiran 13. Hasil Uji GCMS
C18:1
C16
C18:2
C18:3
C18
C20
C14
57
Download