LAMPIRAN 39 Lampiran 1. Analisa sifat fisikokimia minyak dan hasil pemurnian 1. Kadar Air (Metode Oven, SNI 01-3555-1998) Cawan alumunium dipanaskan di dalam oven pada suhu 105 oC selama satu jam, kemudian didinginkan dalam desikator selama 30 menit. Bobot cawan kemudian ditimbang. Sebanyak lima gram sampel dimasukkan ke dalam cawan alumunium yang telah diketahui bobotnya, kemudian dipanaskan di dalam oven suhu 105oC selama 1-2 jam. Cawan berisi sampel dikeluarkan dan didinginkan dalam desikator selama 30 menit, kemudian ditimbanng. Pemanasan dan penimbangan diulangi sampai diperoleh bobot tetap. Keterangan : m = bobot contoh (gram) = bobot contoh sebelum dikeringkan (gram) m1 m2 2. = bobot contoh setelah dikeringkan (gram) Bilangan asam dan bilangan asam lemak bebas (SNI 01-3555-1998) Prinsip : Kadar asam lemak bebas merupakan persentase jumlah asam lemak yang terdapat di dalam minyak, dihitung berdasarkan berat molekul asam lemak dominan yang terdapat didalam minyak atau lemak dengan menyabunkan asam lemak bebas dengan alkali yang ditambahkan. Prosedur : Sampel yang akn diuji, ditimbang sebanyak 2-5 gram di dalam Erlenmeyer 250 ml, kemudian ke dalam sampel ditambahkan etanol netral 95% sebanyak 50 ml dan dipanaskan selama 10 menit. Larutan ditambahkan 3-5 tetes indikator PP, kemudian dititrasi dengan larutan standar KOH 0.1 N hingga berwarna merah muda (konstan selama 15 detik). Jumlah KOH yang digunakan untuk titrasi dicatat untuk menghitung bilangan asam dan kadar FFA Keterangan : A = Jumlah molekul KOH untuk titrasi B = Bobot molekul KOH (56.1) N = Normalitas larutan KOH G = Gram contoh M = Bobot molekul asam lemak dominan (asam oleat yaitu 282) 40 3. Densitas Metode Piknometer ((AOAC, 1995) Isi piknometer kosong dan kering dengan sampel yang sebelumnya telah dihitung suhunya yaitu 25 C. atur level minyak hingga titik yang tepat pada piknometer. Pindahkan dari waterbath, keringkan dan timbang beratnya. Densitas minyak dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : o Keterangan : m = bobot piknometer (gram) m1 = bobot piknometer berisi aquades (gram) m2 = bobot piknometer berisi minyak (gram) 4. Bilangan iod ( Metode Hanus, AOAC 1995) Prinsip : Banyaknya jumlah iodium (mg) yang diserap oleh 100 g sampel. Bilangan iod ini menunjukkan banyaknya asam – asam lemak tak jenuh baik dalam bentuk bebas maupun dalam bentuk terikat disebabkan sifat asam lemak tak jenuh yang sangat mudah menyerap iodium. Prosedur : Analisa bilangan iod dilakukan dengan menimbang bahan sebanyak 0.25 – 0.5 gram kemudian ditambahkan 10 ml kloroform dan 25 ml perekasi Hanus lalu dibiarkan selama 30 menit di dalam ruang gelap. Setelah itu, ditambahkan aquades sebanyak 100 ml dan juga ditambahkan indikator amilum 1% dan dititrasi dengan larutan natriumtiosulfat 0,1N. Kemudian dilakukan penghitungan bilangan iod berdasarkan jumlah ml natrium tiosulfat yang digunakan. Perhitungan : Keterangan : T = normalitas larutan Na2S2O3 0.1 N V1 = volume larutan Na2S2O3 0.1 N yang diperlukan dalam titrasi blanko (ml) V2 = volume larutan Na2S2O3 0.1 N yang diperlukan dalam titrasi contoh (ml) m = bobot contoh (gram) 5. Bilangan peroksida (SNI 01-3555-1998) Prinsip : Bilangan peroksida ditentukan berdasarkan pengukuran sejumlah iod yang dibebaskan dari KI melalui reaksi oksidasi oleh peroksida pada suhu ruang didalam medium asam asetat chloroform. 41 Prosedur : Analisa bilangan peroksida dilakukan dengan menimbang sampel sebanyak 3-5 gram dan ditambahkan 30 ml campuran asam asetat: kloroform (3 : 2) dan 0.5 ml larutan KI jenuh dan ditutup dengan aluminium foil. Kemudian dibiarkan selam 2 menit dan ditambahkan 30 ml aquades dan indikator amilum 1%. Setelah itu dilakuakan titrasi dengan larutan natrium tiosulfat 0.1N dan dilakukan penghitungan bilangan peroksida. Perhitungan : Keterangan : S = volume Na2S2O3 0.1 N yang diperlukan pada peniteran sampel (ml) B = volume Na2S2O3 0.1 N yang diperlukan pada peniteran blanko (ml) N = Normalitas Na2S2O3 G = bobot contoh (gram) 6. Bilangan penyabunan (SNI 01 – 3555 – 1998) Prinsip : Asam lemak terikat (trigliserida) dan asam lemak bebas (FFA) bereaksi dengan basa (NaOH/KOH) membentuk gliserol, sabun, dan air. Prosedur: Analisa bilangan penyabunan. Ditimbang bahan kurang dari 3 gram kemudian ditambahkan 50 ml alkohol netral 0,5N dan dipanaskan selama 30 menit dan didinginkan. Setelah dingin ditambahkan dengan indikator PP dan dititrasi dengan menggunakan HCl 0,5N. Perhitungan: Keterangan : Vo = volume HCl 0.5 N yang diperlukan pada peniteran blanko (ml) V1 = volume HCl 0.5 N yang diperlukan pada peniteran contoh (ml) m = bobot contoh (gram) 7. Kadar Abu ( AOAC, 1995) Prinsip : Abu merupakan komponen non volatile pada proses pengabuan yang dapat menunjukkan jumlah mineral yang terkandung di dalam sampel. 42 Prosedur : Sampel ditimbang sebanyak 5 – 10 gram di dalam cawan porselin yang sebelumnya telah dikeringkan dan ditimbang berat kosongnya. Cawan dipanaskan di atas penangas listrik (2000C) dan diabukan di dalam tanur (5500C) selama 1 jam. Hasil pengabuan didinginkan di dalam desikator, kemudian cawan beserta abu ditimbang beratnya sampai bobot konstan. Perhitungan : Keterangan : m = bobot contoh basah (gram) m1 = bobot cawan berisi abu contoh (gram) m2 = bobot cawan (gram) 8. Viskositas 250C (Brookfield Viskosimeter) Prinsip : Kekentalan suatu bahan berbanding terbalik dengan kecepatan perputara (rotasi) spindel dan ukuran spindel. Prosedur: Sampel yang akan diuji didinginkan sampai mencapai suhu 25 0C. sampel minyak yang akan diukur viskositasnya ditempatkan dalam wadah dengan diameter dalam 3. 25 inchi atau gelal piala 600ml. kemudian spindle dicelupkan ke dalam larutan hingga batas yang telah ditentukan dan alat dihidupkan selama 5 menit dengan rpm tertentu. Viskositas dari sampel dapat dibaca dari angka yang ditunjukka oleh jarum skala pada alat. Pembacaan pada alat diusahakan berkisar antara 10 – 100 dengan cara mengatur spindle dan kecepatan yang digunakan pada alat. Nilai kekentalan diperoleh dari perkalian antara nilai pembacaan pada alat dengan bilangan tertentu (faktor) tergantung dari nomor spindle dan rpm yang dipergunakan. 9. Berat jenis metode piknometer (AOAC, 1995) Prinsip : Menentukan massa contoh tanpa udara pada suhu dan volume tertentu dibandingkan dengan massa aquades pada suhu dan volume yang sama. Prosedur: Piknometer dicuci dengan air kemudian dengan etanol dan dietil eter kemudian dikeringkan dengan oven. Piknometer ditimbang (m) kemudian diisi dengan aquades yang telah dididihkan dan bersuhu tepat 400C dihindari adanya gelembung – gelembung udara dan permukaan air di atas sampai penuh. Piknometer dimasukkan ke dalam penengas air pada suhu 40 0C selama 30 menit. 43 Suhu penangas air diperiksa dengan thermometer. Apabila terdapat air di luar piknometer maka harus dikeringkan. Piknometer yang berisi aquades ditimbang (m1). Piknometer dikosongkan dan dicuci dengan etanol dan dietil etir kemudian dikeringkan. Piknometer diisi dengan bahan yang akan diukur bobot jenisnya dan dihindari terjadinya gelembung udara. Permukaan bahan diatur sampai tanda tera kemudian ditimbang (m2). Perhitungan: Keterangan : m = Bobot piknometer (gram) m1= Bobot piknometer berisi aquades (gram) m2= Bobot piknometer berisi minyak (gram) 10. Persen Transmisi (Spectronic 20) Prinsip : Jumlah sinar dengan λ tertentu yang dapat diteruskan dipengaruhi oleh intensitas warna adan kejernihan serta kandungan komponen di dalam minyak atau lemak tersebut. Prosedur: Alat spectronic 20 dinyalakan 15 menit sebelum digunakan. Kemudian panjang gelombang diset pada panjang gelombang yang menghasilkan persen transmisi tertinggi (optimum). Kuvet diisi denga larutan blanko dan selanjutnya diset hingga skala menunjukkan angka 100%. Setelah itu kuvet yang berisi larutan blanko diganti dengan contoh minyak yang akan diukur persen transmisinya dan dicatat persen transmisi yang terbaca pada skala. Pengamatan: Angka yang terbaca pada skala merupakan persen transmisi dari sampel yang diukur. 44 Lampiran 2. Contoh Perhitungan penentuan kebutuhan NaOH dalam netralisasi Jumlah contoh = 900 gram Jumlah asam lemak bebas (contoh FFA sebesar 2.8%) = 2.8/100 x 900 = 25.2 gram Jumlah NaOH untuk menetralkan 1 kg asam lemak bebas (sebagai asam oleat) = 0.142 kg NaOH = 142 gram NaOH Jumlah NaOH untuk menetralkan 25.2 gram (sebagai asam oleat) : NaOH yang dibutuhkan : 25.2/1000 x 142 = 3.58gram Excess NaOH 0.15% : 0.15/100 x 900 = 1.35 Total NaOH : 3.58gram + 1.35 gram = 4.93 gram NaOH 0.1 N = 4 gram NaOH / 100 ml aquades Larutan NaOH 0.1 N yang dibutuhkan untuk menetralkan 25.2 gram asam lemak bebas (sebagai asam oleat) = 4.93/4 x 100 = 123.25 ml NaOH 0.3 N = 12 gram NaOH / 100 ml aquades Larutan NaOH 0.3 N yang dibutuhkan untuk menetralkan 27 gram asam lemak bebas (sebagai asam oleat) = 4.93/12 x 100 = 41.09 ml NaOH 0.5 N = 20 gram NaOH / 100 ml aquades Larutan NaOH 0.5N yang dibutuhkan untuk menetralkan 27 gram asam lemak bebas (sebagai asam oleat) = 4.93/20 x 100 = 24.65 ml 45 Lampiran 3. Data rata – rata bilangan asam lemak bebas, hasil analisa keragaman, dan uji lanjut Duncan dengan α = 0.05 A. Data rata – rata bilangan asam lemak bebas Asam Asetat NaOH FFA 0.2% 0.1N 0.87 0.2% 0.3N 0.86 0.2% 0.5N 0.79 0.3% 0.1N 0.87 0.3% 0.3N 0.84 0.3% 0.5N 0.81 0.5% 0.1N 0.86 0.5% 0.3N 0.86 0.5% 0.5N 0.79 B. Analisa sidik ragam Ftabel Sumber Keragaman Perlakuan Db JK KT Fhitung (α = 0.05) 5% 8 Konsentrasi NaOH (Ei) 2 0.017 0.01 11.33 4.26 BN Asam Fosfat(Vj) 2 0.0001 5.4E-05 0.07 4.26 TBN Interaksi (EVij) 4 0.0010 0.0002 0.35 3.63 TBN Ek (ij) 9 0.01 0.0007 Total 17 0.02 C. Hasil Uji Lanjut Duncan Rata-Rata Kelompok Duncan (α=0.05) 0.5 N 0.80 A 0.3 N 0.85 B 0.1 N 0.87 B NaOH 46 Lampiran 4. Data rata – rata kadar abu, hasil analisa keragaman, dan uji lanjut Duncan dengan α = 0.05 A. Data rata – rata kadar abu minyak murni Asam Fosfat 0.2% NaOH 0.1N Abu 0.06 0.2% 0.3N 0.07 0.2% 0.5N 0.07 0.3% 0.1N 0.03 0.3% 0.3N 0.03 0.3% 0.5N 0.04 0.5% 0.1N 0.03 0.5% 0.3N 0.01 0.5% 0.5N 0.02 B. Analisa sidik ragam Sumber Keragaman Db JK KT Fhitung Ftabel (α = 0.05) 5% Perlakuan 8 Konsentrasi NaOH (Ei) 2 0.000 0.000 1.13 4.26 TBN Asam fosfat(Vj) 2 0.000 0.000 329.70 4.26 BN Interaksi (EVij) 4 0.000 0.000 3.09 3.63 TBN Ek (ij) 9 0.00 0.000 Total 17 0.000 C. Uji lanjut Duncan Rata-Rata Kelompok Duncan (α=0.05) 5% 0.02 A 3% 0.03 B 2% 0.01 C Asam Fosfat 47 Lampiran 5. Data rata – rata bilangan peroksida, hasil analisa keragaman, dan uji lanjut Duncan dengan α = 0.05 A. Data rata – rata bilangan peroksida Asam Fosfat 0.2% NaOH 0.1N Peroksida 6.00 0.3% 0.1N 6.10 0.5% 0.1N 5.84 0.2% 0.3N 5.08 0.3% 0.3N 6.03 0.5% 0.3N 4.64 0.2% 0.5N 5.42 0.3% 0.5N 6.03 0.5% 0.5N 4.31 B. Hasil analisa sidik ragam Sumber Keragaman Db Perlakuan JK KT Fhitung Ftabel (α = 0.05) 5% 8 Konsentrasi NaOH (Ei) 2 4.35 2.17 10.87 4.26 BN Asam fosfat (Vj) 2 1.50 0.75 3.74 4.26 TBN Interaksi (EVij) 4 1.91 0.48 2.38 3.63 TBN Ek (ij) 9 1.8E+00 0.20 Total 17 9.56 C. Hasil uji lanjut Duncan Rata-Rata Kelompok Duncan (α=0.05) 0.5N 4.78 A 0.3N 5.25 A 0.1N 5.97 B NaOH 48 Lampiran 6. Data rata – rata viskositas, hasil analisa keragaman, dan uji lanjut Duncan dengan α = 0.05 A. Data rata – rata viskositas Asam Fosfat 0.2% NaOH 0.1N viskositas 39.25 0.2% 0.3N 37.65 0.2% 0.5N 34.75 0.3% 0.1N 38.75 0.3% 0.3N 36.8 0.3% 0.5N 35.0 0.5% 0.1N 33.0 0.5% 0.3N 31.0 0.5% 0.5N 33.5 B. Hasil analisa sidik ragam Ftabel Sumber Keragaman db JK KT Fhitung (α=0.05) 5% Perlakuan 8 Konsentrasi NaOH (Ei) 2 21.27 10.63 5.38 4.26 BN Asam Fosfat (Vj) 2 82.60 41.30 20.88 4.26 BN Interaksi (EVij) 4 20.61 5.15 2.61 3.63 TBN Ek (ij) 9 1.7E+01 1.98 Total 17 142.29 C. Hasil uji Lanjut Duncan Asam fosfat Rata-Rata Kelompok Duncan (α=0.05) 0.5% 32.5 A 0.3% 36.85 B 0.2% 37.22 B NaOH Rata-Rata Kelompok Duncan (α=0.05) 0.5 N 34.42 A 0.3 N 35.15 A 0.1 N 37.00 B 49 Lampiran 7. Data rata – rata nilai densitas, hasil analisa keragaman, dan uji lanjut Duncan dengan α = 0.05 A. Data rata – rata densitas Asam Fosfat 0.2% NaOH 0.1N Densitas 0.82 0.2% 0.3N 0.82 0.2% 0.5N 0.82 0.3% 0.1N 0.82 0.3% 0.3N 0.82 0.3% 0.5N 0.82 0.5% 0.1N 0.80 0.5% 0.3N 0.82 0.5% 0.5N 0.81 B. Analisa sidik ragam Sumber Keragaman Db JK KT Fhitung Ftabel (α = 0.05) 5% Perlakuan 8 Konsentrasi NaOH (Ei) 2 0.000 0.000 0.065 4.26 TBN Asam Fosfat (Vj) 2 0.002 0.001 0.643 4.26 TBN Interaksi (EVij) 4 0.002 0.001 0.377 3.63 TBN Ek (ij) 9 0.01 0.001 Total 17 0.018 50 Lampiran 8. Data rata – rata nilai bilangan iod, hasil analisa keragaman, dan uji lanjut Duncan dengan α = 0.05 A. Data rata – rata bilangan iod Asam Fosfat NaOH Iod 0.2% 0.1N 61.19 0.2% 0.3N 61.25 0.2% 0.5N 59.43 0.3% 0.1N 61.35 0.3% 0.3N 60.03 0.3% 0.5N 59.52 0.5% 0.1N 61.17 0.5% 0.3N 61.09 0.5% 0.5N 60.99 B. Hasil analisa sidik ragam Sumber Keragaman Db JK KT Fhitung Ftabel (α = 0.05) Ftabel (α = 0.01) 5% 1% Perlakuan 8 NaOH (Ei) 2 4.86 2.43 5.05 4.26 8.02 BN TBN Asam fosfat (Vj) 2 1.84 0.92 1.91 4.26 8.02 TBN TBN Interaksi (EVij) 4 3.01 0.75 1.56 3.63 6.42 TBN TBN Ek (ij) 9 4.33 0.48 Total 17 14.04 51 Lampiran 9. Data rata – rata nilai bilangan penyabunan, hasil analisa keragaman, dan uji lanjut Duncan dengan α = 0.05 A. Data rata – rata bilangan penyabunan Asam Fosfat NaOH Penyabunan 0.2% 0.1N 205.21 0.2% 0.3N 203.71 0.2% 0.5N 202.89 0.3% 0.1N 200.36 0.3% 0.3N 200.28 0.3% 0.5N 199.90 0.5% 0.1N 205.73 0.5% 0.3N 201.60 0.5% 0.5N 204.32 B. Hasil analisa sidik ragam Sumber Keragaman Perlakuan Db JK KT Fhitung Ftabel (α = 0.05) 5% 8 Konsentrasi NaOH(Ei) 2 11.66 5.83 0.87 4.26 TBN Asam Asetat (Vj) 2 55.70 27.85 4.19 4.26 TBN Interaksi (EVij) 4 11.72 2.93 0.44 3.63 TBN Ek (ij) 9 5.98E+01 6.65 Total 17 138.93 52 Lampiran 10. Data rata – rata nilai persen transmisi, hasil analisa keragaman, dan uji lanjut Duncan dengan α = 0.05 A. Data rata – rata persen transmisi Asam Fosfat NaOH %T 0.2% 0.1N 71.93 0.2% 0.3N 83.13 0.2% 0.5N 82.69 0.3% 0.1N 79.43 0.3% 0.3N 91.09 0.3% 0.5N 91.07 0.5% 0.1N 87.63 0.5% 0.3N 92.33 0.5% 0.5N 94.79 B. Hasil analisa sidik ragam Sumber Keragaman Perlakuan Db JK KT Fhitung Ftabel (α = 0.05) 5% 8 Konsentrasi NaOH (Ei) 2 304.73 152.37 45.28 4.26 BN asam fosfat (Vj) 2 881.02 440.51 130.92 4.26 BN Interaksi (EVij) 4 200.71 50.18 14.92 3.63 BN Ek (ij) 9 30.28 3.36 Total 17 1416.75 C. Hasil uji lanjut Duncan Rata-Rata Kelompok Duncan (α=0.05) 0.2% 74.82 A 0.3% 86.27 B 0.5% 91.58 C Asam Fosfat Kelompok NaOH Rata-Rata Duncan (α=0.05) 0.1 N 79.72 A 0.5 N 83.29 B 0.3 N 89.67 C 53 Perlakuan RataRata Kelompok Duncan (α=0.05) A1B1 64.14 A A1B3 77.19 B A2B1 82.69 C A1B2 83.13 C A2B3 85.05 C A3B3 87.63 C A2B2 91.09 D A3B1 A3B2 92.33 94.79 D D 54 Lampiran 11. Data rata – rata rendemen, hasil analisa keragaman, dan uji lanjut Duncan dengan α = 0.05 A. Data rata – rata rendemen Asam Fosfat NaOH Rendemen 0.2% 0.1N 92.53 0.3% 0.1N 92.53 0.5% 0.1N 90.53 0.2% 0.3N 91.87 0.3% 0.3N 90.46 0.5% 0.3N 89.57 0.2% 0.5N 90.43 0.3% 0.5N 89.53 0.5% 0.5N 87.63 B. Analisis sidik ragam Sumber Keragaman Db JK KT Fhitung Ftabel (α = 0.05) 5% NaOH(Ei) 2 23.80 11.90 8.81 4.26 BN Asam Fosfat(Vj) 2 27.45 13.73 10.17 4.26 BN Interaksi (EVij) 4 2.21 0.55 0.41 3.63 TBN Ek (ij) 9 12.15 1.35 Total 17 65.61 Perlakuan Konsentrasi C. Hasil uji lanjut Duncan Asam Fosfat Rata-Rata Kelompok Duncan (α=0.05) 0.5% 89.24 A 0.3% 91.50 B 0.2% 92.12 B 55 NaOH Rata-Rata Kelompok Duncan (α=0.05) 0.3 91.47 A 0.5 89.36 A 0.1 92.03 B 56 Lampiran 12. Uji Ranking Perlakuan Perlakuan 0.2%0.1N 0.2%0.3N 0.2%0.5N 0.3%0.1N 0.3%0.3N 0.3%0.5N 0.5%0.1N 0.5%0.3N 0.5%0.5N Nilai Kepentingan Bobot N B N B N B N B N B N B N B N B N B Rendemen Bilangan Asam Bilangan Penyabunan 6 0.15 7 1.05 8 1.2 5 0.75 9 1.35 6 0.9 2 0.3 4 0.6 3 0.45 1 0.2 6 0.15 2 0.3 5 0.75 9 1.35 1 0.15 6 0.9 7 1.05 3 0.45 4 0.6 8 1.2 4 0.10 5 0.5 4 0.4 2 0.2 9 0.9 8 0.8 7 0.7 3 0.3 6 0.6 1 0.1 Bilangan iod Bilangan Peroksida 3 0.08 5 0.38 4 0.3 1 0.08 3 0.23 2 0.15 8 0.6 6 0.45 9 0.68 7 0.5 3 0.08 4 0.3 7 0.53 6 0.45 2 0.15 3 0.23 3 0.23 5 0.38 8 0.6 9 0.7 Berat Jenis 5 0.13 5 0.63 6 0.75 6 0.75 7 0.88 7 0.88 6 0.75 9 1.13 5 0.63 8 1 Kadar abu 5 0.13 4 0.5 2 0.25 3 0.38 6 0.75 6 0.75 5 0.63 7 0.88 9 1.13 8 1 Viskositas 6 0.15 1 0.15 3 0.45 6 0.9 2 0.3 4 0.6 5 0.75 8 1.2 9 1.35 7 1.1 Kejernihan 2 0.05 1 0.05 4 0.2 3 0.15 2 0.1 7 0.35 6 0.3 5 0.25 8 0.4 9 0.5 Parameter 40 3.85 4.83 5 4.8 5.55 5.3 5.63 56 6.43 6.2 Lampiran 13. Hasil Uji GCMS C18:1 C16 C18:2 C18:3 C18 C20 C14 57