Bimafika, 2016, 8, 6 – 9 ANALISIS KADAR IODIUM PADA AIR LAUT DI PERAIRAN KEPULAUAN BANDA 1 Yusran Kapludin dan Dhamas Mega Amarlita 2 1,2 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Darussalam Ambon Email: @gmail.com 1, [email protected] 2 Diterima 22-08-2016 ; diterbitkan 21-11-2016 ABSTRACK Iodium adalah zat gizi mikro yang esensial. Kebutuhan iodium per orang perhari untuk anak umur 0-3 tahun adalah 90 µg, orang dewasa adalah 150 µg. Iodium dapat diperoleh dari air laut, air tanah pada kedalaman tertentu dan daerah tertentu.Air asin ini dapat dijadikan sumber iodium karena salah satu komponennya adalah ion iodium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa kadar iodium yang terkandung dalam air laut pada perairan di Kepulauan Banda. Objek penelitian yang diamati pada penelitian ini adalah iodium pada air laut di tiga lokasi di perairan laut Banda. Analisis iodium dilakukan dengan metode titrasi iodometri. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kadar iodium yang terkandung di dalam air laut yaitu berturutturut 0,000046 ppm, 0,000047 ppm, dan 0,000044 ppm. Rendahnya kadar iodium dalam air laut -3 dikarenakan iodium hanya sedikit larut dalam air (1,34 x 10 ppm pada suhu 25ºC) tetapi agak larut dalam larutan yang mengandung ion iodida. Hal ini juga dikarenakan sifat dari unsur iodium yang sangat mudah menguap apabila terkena sinar matahari. Oleh karena itu kadar iodium yang terdapat dalam air laut sangatlah rendah Keywords: Iodium, Titrasi Iodometri, Air Laut, Kepulauan Banda PENDAHULUAN Kepulauan Banda merupakan sebuah kecamatan dalam lingkup pemerintahan Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Laut Banda merupakan salah satu Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. Kep. 69/MEN/2009 tentang Penetapan Kawasan Konservasi Perairan Nasional Laut Banda di Provinsi Maluku. Penetapan tersebut merupakan suatu aset yang berharga bagi kelestarian sumber daya alam serta pengembangan ekonomi masyarakat sekitar (BKKPN, 2011). Laut merupakan suatu ekosistem yang kaya dengan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran dan kesejahteraan manusia (Sudrajad, 2006). Potensi sumber daya laut Indonesia tergolong sangat melimpah. Namun demikian potensi tersebut belum mampu memberikan kesejahteraan yang memadai bagi masyarakat (Dahuri, 2006). Salah satu potensi laut yang belum dimanfaatkan secara maksimal yaitu potensi yang terkandung dalam air laut. Air laut memiliki kandungan mineralmineral yang bermanfaat bagi biota laut seperti ikan, udang, dan rumput laut. Ikan, udang dan rumput laut sebagai organisme air laut memiliki kemampuan dalam menyerap (absorpsi) beberapa mineral, tidak hanya mineral yang berasal dari makanan tetapi juga berasal dari lingkungan perairan yaitu diantaranya kalsium, magnesium, natrium, kalium, besi tembaga, selenium dan iodium (Gusrina, 2008). Iodium merupakan salah satu mineral yang terkandung dalam air laut. Iodium dapat diperoleh dari air laut, air tanah pada kedalaman tertentu dan daerah tertentu. Air tanah yang dijadikan sebagai sumber iodium ini selanjutnya diberi istilah atau nama yang disebut air asin. Air asin ini dapat dijadikan sumber iodium karena salah satu komponennya adalah ion iodium yaitu sebesar 113,6 mg/L air asin Di daerah pantai, air dan tanah banyak mengandung iodium sehingga tanaman yang tumbuh di daerah pantai Y. Kapludin, et al / Bimafika, 2016,8, 6 – 9 mengandung cukup banyak iodium. Meskipun lautan memiliki jumlah iodium yang berlimpah, garam dapur tanpa fortifikasi iodium memiliki kandungan iodium yang sangat rendah. Hal itu dikarenakan iodium yang ada pada garam dapur menguap oleh pengaruh panas matahari pada saat pembuatan garam itu sendiri (Almatsier, 2005). Gusrina (2008), menyatakan bahwa iodium adalah kemampuan integral dari hormon tiroid dan sangat penting untuk sintesis hormon tiroid, yaitu triiodotironine (T3) dan tyroxine (tetra iodotironine/T4). Manfaat iodium untuk biota laut yaitu: sebagai unsur pokok dari tiroksin dan regulasi penggunaan oksigen dan mengatur laju metabolisme seluruh proses ke dalam tubuh biota laut. Sedangkan bagi manusia iodium merupakan zat esensial bagi tubuh, karena merupakan komponen dari hormon tiroksin. Iodium dikonsentrasikan di dalam kelenjar gondok (glandula thyroide) untuk dipergunakan dalam sintesa hormon tiroksin (Sediaoetama, 2006). Apabila jumlah iodium yang tersedia tidak mencukupi, produksi tiroksin menurun, akibatnya sekresi triglobulin oleh sel tiroid meningkat yang menyebabkan kelenjar membesar dan terjadi hiperplasia yang mengakibatkan gondok (Cahyadi, 2004). Tingkat ekskresi (status iodium) yang rendah (25-20 mg I/g creatin) menunjukan rasio kekurangan iodium dan bahkan tingkat yang lebih menunjukan resiko yang lebih berbahaya (Almatsier, 2005). Iodium merupakan faktor penting untuk pertumbuhan, kesehatan dan reproduksi (Underwood, 1971).Kebutuhan iodium per orang perhari untuk anak umur 03 tahun adalah 90 µg, orang dewasa adalah 150 µg (AKG, 2004). Kekurangan iodium antara lain dapat menimbulkan pembesaran kelenjar tiroid sampai pada gondok. Seorang ibu hamil yang kekurangan iodium dapat melahirkan bayinya yang otaknya tidak berkembang, suatu keadaan yang disebut kretinisme, sedangkan bila kelebihan dapat menyebabkan goiter (gondok) dan sampai pada hipertiroididme (Hartono, 2005). Sampel diambil di 3 titik di perairan Kepulauan Banda, yaitu pada Selat Selamon , Selat Lonthoir dan Selat Pintu Kapal. Sampel diambil pada pertengahan selat, dengan kedalaman 1,5 meter. Sampel air laut diambil pada tiga titik di perairan laut Banda, Kecamatan Banda (Tabel 1). Sampel air laut diambil pada koordinat berikut: Tabel 1. Koordinat sampel air laut. Sam pel 1 2 3 Lokasi Koordinat (GPS) Selat Selamon Selat Lonthoir Selat Pintu Kapal 4°31'39.42" S 129°55'23.76 E 4°32'23.42" S129°52'47.95 E 4°30'35.97" S 129°53'35.70 E Kedal aman (Mete r) 1,5 1,5 1,5 Lokasi pengambilan sampel air laut dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Lokasi pengambilan sampel Penentuan Kadar Iodat pada Air Laut Sampel air laut 125 mL di tambahkan 2 gram KI yang bebas iodat,kemudian tambahkan KIO3 2 mL kemudian tambahkan 5 mL. Asam sulfat 2N .kemudian di titrasi dengan larutan natrium thiosulfat yang telah diketahui normalitasnya. Saat warna kuning iodium hampir hilang, titrasi di hentikan di tambahkan indicator amilum . titrasi dilanjutkan sampai warna biru larutan tepat hilang, hitung kadar iodium dalam air laut dengan menggunakan rumus : METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian yang dikembangkan untuk mempelajari fenomena dalam kerangka hubungan sebab akibat yang dilakukan dengan memberikan perlakuan oleh peneliti kepada subjek. Pada penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar iodium dari air laut. Keterangan : 890 = faktor atau bilangan Kalium Iodat (KIO3) 7 Y. Kapludin, et al / Bimafika, 2016,8, 6 – 9 V = Volume Titik Baku Natrium Tiosulfat = penitran baku Na2S2O3 Berat contoh = Berat air laut V. Sampel = Penyetaraan sampel iodida haru ditutup dengan plastik karena berkurangnya iodium akibat penguapan dan oksidasi udara dapat menyebabkan kesalahan untuk analisis selanjutnya. Fungsi penambagan kalium iodat yaitu untuk memperbesar kelarutan iodium yang sukar larut dalam air dan kalium iodida ini untuk mereduksi analit sehingga bisa dijadikan standarisasi. Indikator yang digunakan dalam metode ini adalah indikator amilum yang dapat mebentuk senyawa absorpsi dengan iodium yang dititrasi dengan larutan Natrium Tiosulfat. Proses titrasi harus cepat dilakukan karena kalium iodida dalam larutan masih bisa menguap yang dapat mengakibatkan warna titik akhir akan hilang sebelum waktunya. Indikator amilum ditambahkan pada saat akan menjelang titik akhir agar amilum tidak mengikat atau membungkus Iodida yang dapat menyebabkan sulit untuk lepas kembali sehingga warna biru sulit untuk lenyap atau hilang sehingga dapat menganggu pengamatan perubahan warna pada titik akhir yaitu larutan yang tak berwarna. Setelah dilakukan uji kadar Iodium pada air laut diketahui bahwa kadar iodium hampir tidak terdeteksi atau dapat dikatakan sangat rendah kadarnya yaitu pada sampel -5 pertama sebesar 4,6 x 10 ppm, sampel -5 kedua sebesar 4,7 x 10 ppm, dan sampel -5 ketiga sebesar 4,4 x 10 ppm. Rendahnya kadar iodium dalam air laut dikarenakan iodium hanya sedikit larut dalam air (1,34 x -3 10 mg per liter pada suhu 25ºC), hal ini dikarenakan iodium sedikit larut pada larutan yang mengandung ion iodiu. Larutan iodium standar dapat dibuat dengan menimbang langsung iodium murni dan pengenceran dalam botol volumetrik. Iodium, dimurnikan dengan sublimasi dan ditambahkan pada suatu larutan KI pekat, yang ditimbang dengan teliti sebelum dan sesudah penembahan iodium. Akan tetapi biasanya larutan distandarisasikan terhadap suatu standar primer, As2O3 yang paling biasa digunakan (Underwood dan Day, 2001). Penelitian sebelumnya telah dilakukan analisis kadar iodium pada sumber mata air, hasil dari penelitian tersebut menunjukan kadar iodium yang terkandung dalam sumber mata air tersebut sangatlah rendah yaitu kurang dari 0,06 ppm (Fuad Fitriawan, 2015). Dari literatur hasil penelitian di atas dapat dibandingkan kadar iodium dalam air laut lebih rendah di bandingkan kadar iodium dalam sumber mata air. Hal ini dikarenakan oleh sifat dari unsur iodium yang sangat mudah menguap HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis kadar iodium dalam air laut dilakukan dengan menggunakan titrasi iodometri. Hasil analisis iodium pada air laut disajikan pada tabel : Tabel 2. Hasil analisis iodium pada air laut. Volume Berat Hasil Uji Kode Sampel Sampel Iodium Sampel (mL) (mg) (ppm) 1 44,95 121033,9 0,000046 2 43,60 121033,9 0,000047 3 46,70 121033,9 0,000044 Iodometri adalah analisa titrimetrik yang secara tidak langsung untuk zat yang bersifat oksidator seperti besi III, tembaga II. Zat-zat ini akan mengoksidasi iodida yang ditambahkan membentuk iodium. Iodium yang terbentuk ditentukan dengan menggunakan larutan baku natrium tiosulfat. Cara iodometri dapat digunakan untuk menentukan kadar iodium dalam air laut. Pada oksidator ini ditambahkan larutan KI dan H2SO4 sebagai asam sehingga akan terbentuk iodium yang kemudian dititrasi dengan Na2S2O3 dan dapat ditentukan kadarnya. Namun sebelumnya, larutan Na2S2O3 ini harus dibakukan atau distandarisasi terlebih dahulu. Larutan natrium tiosulfat perlu distandarisasikan karena belum stabil dalam waktu yang lama dan larutan ini bersifat reduktor di dalam air (Svehia, 1990 dalam Mahmudy, 2013). Larutan kalium iodat ini ditambahkan dengan asam sulfat pekat, warna larutan menjadi bening. Fungsi penambahan asam sulfat pekat dalam larutan tersebut adalah memberikan suasana asam, sebab larutan yang terdiri dari kalium iodat dan kalium iodida berada dalam kondisi netral atau memiliki keasaman rendah. Reaksinya adalah sebagai berikut : - IO3 + 5I - + 6H + 3I2 + 3H2O (Mahmudy, 2013). Setelah itu ditambahkan dengan kalium iodida, larutan berubah menjadi kuning kecoklatan. Kalium iodida ini sangat bersifat higrokopis atau tidak stabil terhadap udara, oleh karena itu setelah penimbangan kalium 8 Y. Kapludin, et al / Bimafika, 2016,8, 6 – 9 apabila terkenal sinar matahari dan unsur iodium hanya sedikit yang larut dalam air. Oleh karena itu kadar iodium yang terdapat dalam air laut sangatlah rendah. Rendahnya kadar iodium pada air laut kemungkinan akan mempengaruhi kadar iodium pada organisme yang hidup di perairan tersebut yang dikonsumsi penduduk Banda sehari-harinya, rendahnya kadar iodium kemungkinan juga dapat dipicu oleh adanya unsur lain misalnya kadar logam berat Fe yang ada pada perairan Banda. Hal tersebut telah diungkapkan oleh Widowati (2008) bahwa logam berat Fe di alam dapat membentuk senyawa FeI2 (besi Iodium) dan FeI3 (Besi Iodida). DAFTAR PUSTAKA [1]. Almatsier, S. 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. [2]. Day, Underwood. 1999. Kimia Analisis Kuantitatif. Jakarta: Erlangga. [3]. Day, R.A. & Underwood, A.L. Analisis Kimia Kuantitatif, diterjemahkan ole Iis Sopyan. Erlangga. Jakarta. [4]. Gusrina. 2008. Budidaya Ikan Jilid 3. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta. [5]. Hartono B. 2005. Gangguan Perkembangan Otak Janin Akibat Defisiensi Iodium pada masa Kehamilan. UNDIP Press. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan yaitu kadar iodium dalam air laut di Perairan Laut Banda Antara lain: 1. Selat Selamon (Sampel 1) kadar iodium sebesar 0,000046 ppm; 2. Selat Lonthoir (Sampel 2) kadar iodium sebesar 0,000047 ppm; 3. Selat Pintu Kapal (Sampel 3) kadar iodium sebesar 0,000044 ppm. [6]. Malamos B., Koutras D.A., Rigopoulus G>A., Papapotrou P.D., Gougas E., Kelperi H., et. al. 1971. The Journal of Clinical Endocrinologi and Metabolisem. Vol. 32. No. 2. P. 130-139. [7]. Rachmawati B. Pemeriksaan Kadar Iodium dalam Urine/ Urinary Excretion of Iodine (UIE) dan Interpretasinya. Jurnal GAKI Indonesia. Vol. 5. No 1-2. p. 9-14. SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka, ada beberapa saran yaitu : 1. Dilakukan penelitian yang sama di tahun-tahun mendatang dengan lebih banyak lokasi yang berbeda. 2. Pengambilan sampel air laut di lebih banyak titik yang memiliki potensi sumber iodium yang baik. 3. Perlu adanya sosialisasi mengenai pentingnya mengonsumsi makanan yang mengandung unsur iodium dan bahaya akan kekurangan iodium. [8]. Underwood, A.L., day, R.A., 1993. Analisa Kimia Kuantitatif. Edisi V, Alih Bahasa: R. Soedonro, Erlangga. Surabaya. P. 302-304. 9