157-92-1-SP

advertisement
MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN PASIEN
AKIBAT TERLAMBAT MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
MELALUI AMBULANS DESA DI KABUPATEN SANGGAU
PROPINSI KALIMANTAN BARAT
Ridwan Syukri, Perilaku dan Promosi Kesehan 2016
1. Latar Belakang
Pemerintah Republik Indonesia melakukan
penguatan kebijakan pembangunan nasional
dengan
dengan
tujuan
memperkokoh
pembangunan desa melalui Alokasi Dana Desa
(ADD). Untuk mewujudkan desentralisasi fiskal
dalam APBN, pemerintah melalui kementerian
keuangan akan mengarahkan anggaran
transfer ke daerah dan dana desa meningkat.
yang bergulir setiap tahun. Dengan terus
meningkatnya jumlah dana desa diharapkan
mendorong percepatan pembangunan desa
juga berorientasi pada pembangunan sektor
kesehatan.
Salah hal penting dalam pelayanan kesehatan
adalah ketersediaan ambulans. Menurut
Journal of American College of Emergency
Physicians, 1977, Kebutuhan ambulan yang
tidak terpenuhi mengakibatkan meningkatkan
resiko penanganan pasien semakin lama yang
berakibat
pada
kematian.
Tersedianya
ambulans mengakibatkan akses pasien untuk
mendapat pertolongan fasilitas kesehatan
semakin cepat. Permasalahan muncul ketika
pada daerah terpencil dimana jarak geografis
antara desa ke faskes cukup jauh sementara
ambulans
milik
puskesmas
sedang
dipergunakan untuk merujuk pasien lain. Atau
juga desa yang belum memiliki sinyal untuk
komunikasi sehingga tidak bisa menghubungi
ambulan puskesmas. Misalnya desa-desa di
Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat yang
masih berada di daerah terpencil.
Ambulans desa merupakan bentuk partisipasi
masyarakat dalam pembangunan kesehatan.
Menurut Kemenkes RI, Kedaruratan kesehatan
dan penanggulangan bencana adalah upaya
yang dilakukan oleh masyarakat dalam
mencegah dan mengatasi bencana dan
kedaruratan
kesehatan.
Menyediakan
ambulans desa memerlukan payung hukum
untuk melegitimasi dan menjustifikasi kebijakan
pemerintah desa. Dalam hal ini Pemerintah
Daerah Kabupaten Sanggau diharapkan
menyiapkan regulasi tentang ambulans desa.
Unit ambulans desa yang dimaksud bukanlah
dilengkapi peralatan medis seperti yang dimiliki
oleh puskesmas, rumah sakit maupun fasilitas
kesehatan lainnya, tetapi dapat berupa
kendaraan bermotor (mobil, sepeda motor)
maupun speed boat untuk akses daerah sungai
dengan pengelolaan sepenuhnya dilakukan
oleh aparatur desa.
2. Manfaat Ambulans Desa
a. Meningkatnya akses masyarakat di daerah
terpencil
dan
perbatasan
pelayanan kesehatan.
terhadap
b. Aparatur desa memiliki payung hukum yang
kuat dalam pengelolaaan dan penggunaan
dana
desa
terhadap
pembangunan
kesehatan di desa.
c. Menurunkan
angka
kematian
akibat
terlambat mendapatkan pertolongan fasilitas
kesehatan.
d. Bukti komitmen Pemerintah Kabupaten
Sanggau dalam mendorong percepatan
pembangunan kesehatan di desa terpencil
dan perbatas
3. Rekomendasi
Setelah mengemukakan beberapa fakta
dilapangan mengenai masalah kesehatan
masyarakat didaerah terpencil serta manfaat
yang diperoleh dengan adanya ambulans
desa, diharapkan Pemerintah Kabupaten
Sanggau dapat menghasilkan sebuah
kebijakan tentang penyediaan ambulans
desa bagi desa terpencil dan perbatasan di
Kabupaten Sanggau.
Referensi:
1.
2.
3.
www.kemenkeu.go.id
Journal of the American College of Emergency
Physicians
Pedoman Umum Pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif. Kemenkes RI.
Download