Uploaded by User54460

COVID-19

advertisement
Departemen Ilmu kedokteran Emergensi - Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
SMF Emergency Medicine - RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
MODUL
Protokol Kewaspadaan Terhadap Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19)
Untuk Petugas Ambulans
Ali Haedar
Divisi Pre-hospital Emergency Care and Disaster Medicine,
Departemen Ilmu kedokteran Emergensi - Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
SMF Emergency Medicine - RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
LATAR BELAKANG
• Layanan Medis Darurat (Emergency Medical Services/EMS) berperan penting dalam
merespon permintaan bantuan, melakukan triase lapangan, dan menyediakan perawatan
medis darurat dan transportasi untuk pasien. Namun, tidak seperti perawatan pasien di
lingkungan yang terkendali seperti di fasilitas kesehatan, perawatan dan transportasi oleh
petugas di ambulans memiliki tantangan yang unik karena sifat lingkungan, ruang tertutup
selama transportasi, kerap kali membutuhkan pengambilan keputusan medis yang cepat,
intervensi dengan informasi terbatas, rentang derajat keparahan pasien, dan rentang
sumber daya petugas kesehatan.
• Ketika mempersiapkan respon untuk pasien dengan penyakit COVID-19 yang sudah confirm
atau masih diduga, koordinasi yang erat dan komunikasi yang efektif adalah penting antara
call center Public Service Center (PSC) 119 atau penyedia layanan ambulans, sistem rujukan,
fasilitas kesehatan, dan system yang dibuat oleh Dinas Kesehatan setempat. Setiap sistem
call center ambulans harus memiliki Medical Director untuk memberikan pengawasan medis
yang tepat. Untuk keperluan panduan ini, yang dimaksdu dengan petugas ambulans adalah
petugas ambulans yang berasal dari PSC, openyedia layanan ambulans, atau pun rumah sakit
(RS). Ketika COVID-19 dicurigai pada pasien yang membutuhkan transportasi darurat,
petugas ambulans dan fasilitas kesehatan di RS harus diberitahu sebelumnya bahwa mereka
mungkin merawat, mengangkut, atau menerima pasien yang mungkin terinfeksi COVID-19.
TUJUAN
• Memberikan perlindungan terhadap agen infeksius (yang menular ketika berada di udara)
dan untuk mengurangi penyebaran virus yang sangat patogen selama perawatan pasien di
area pre-hospital.
PERTANYAAN YANG DITUJUKAN UNTUK PENELEPON
• Call Center ambulans harus menanyakan si penelepon dan menentukan kemungkinan
bahwa panggilan ini menyangkut seseorang yang mungkin memiliki tanda atau gejala dan
faktor risiko untuk COVID-19. Proses bertanya ini semestinya jangan menunda instruksi prakedatangan ambulans kepada penelepon ketika intervensi penyelamatan yang bisa
dilakukan oleh si penelepon diindikasikan (misal, RJP atau manuver Heimlich). Pasien yang
memenuhi kriteria yang sesuai harus dievaluasi dan ditranspor sebagai pasien terduga
COVID-19. Informasi tentang COVID-19 akan diperbarui oleh Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia secara berkala.
MODUL - Protokol Kewaspadaan Terhadap Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) Untuk Petugas Ambulans
1
Departemen Ilmu kedokteran Emergensi - Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
SMF Emergency Medicine - RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
•
Informasi tentang pasien terduga COVID-19 harus dikomunikasikan segera ke medical
director di PSC, penyedia layanan ambulans, atau dokter di RS tujuan sesuai dengan sistem
rujukan yang belaku sebelum kedatangan. Call center harus menggunakan protokol
pengiriman ambulans yang telah dikoordinasikan antara medical director PSC, penyedia
layanan ambulans, dan RS dengan departemen dinas kesehatan setempat.
Faktor Risiko, Tanda & Gejala Covid-19
1. Demam ATAU gejala pernapasan (batuk, sulit bernapas), DAN
2. Bepergian ke lokasi terjangkit ATAU kontak dekat dengan pasien yang diketahui atau diduga
Coronavirus COVID-19 dalam 14 hari terakhir, atau dari daerah transmisi lokal di Indonasia
Algoritme Pertanyaan yang diajukan oleh call center:
1. Tanyakan tentang tanda dan gejala
o Apakah Anda mengalami demam yang lebih dari 38 C?
o Apakah Anda memiliki gejala penyakit pernapasan bawah (batuk atau sulit
bernapas)?
Jika SEMUA tanggapan adalah TIDAK, lanjutkan dengan prosedur standar untuk pengiriman
ambulans emergensi
atau
Bilamana jawaban YA, lanjut ke pertanyaan 2
2. Tanyakan tentang riwayat perjalanan dan riwayat paparan langsung
o Dalam 14 hari terakhir sebelum timbulnya gejala, apakah Anda bepergian ke daerah
dengan negara terjangkit atau daerah transmisi lokal?
o Dalam 14 hari terakhir sebelum timbulnya gejala, apakah Anda melakukan kontak
dekat dengan Orang dalam Pemantauan, Pasien dalam Pengawasan, atau Kasus
Konfirmasi COVID-19?
Jika SEMUA tanggapan adalah TIDAK, lanjutkan dengan prosedur standar untuk pengiriman
ambulans emergensi
atau
Bilamana jawaban YA, lanjut ke pertanyaan 3
3. Berikan informasi tentang pasien segera kepada petugas ambulans.
o Waspada akan potensi pasien dengan kemungkinan terpajan COVID-19 sebelum
kedatangan di tempat kejadian.
o Pasien yang memenuhi kriteria harus dievaluasi dan ditranspor dengan tindakan
pencegahan pernapasan yang tepat.
o Laporkan informasi kasus kepada dinas kesehatan setempat.
PENGIRIMAN AMBULANS.
• Penugasan petugas - Pertimbangkan untuk membatasi penugasan ambulans hanya jika ada
gejala yang mengancam jiwa (nyeri dada, kesulitan bernapas, perubahan status mental) ada
untuk mengurangi paparan kepada responden pertama.
MODUL - Protokol Kewaspadaan Terhadap Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) Untuk Petugas Ambulans
2
Departemen Ilmu kedokteran Emergensi - Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
SMF Emergency Medicine - RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
•
•
Instruksi pasien - Instruksi pra-kedatangan rutin (menyediakan lampu teras, hewan kontrol,
kumpulkan obat, dll.). Minta anggota keluarga untuk bertemu dengan di depan pintu saat
petugas ambulans tiba.
Instruksi petugas pegirim ambulans - Memberikan saran kepada petugas ambulans yang
merespons penyakit/gejala pasien akan adanya patogen khusus.
TINDAKAN AMBULANS SAAT TIBA
• Waspadai wabah penyakit SARS/MERS/COVID-19/influenza tipe baru di masyarakat atau
penyakit lain yang memerlukan tindakan pencegahan khusus dan dapatkan riwayat
perjalanan dan pajanan yang relevan.
• Pastikan pelatihan dan pendidikan yang tepat tentang penggunaan APD dan manajemen
pasien.
• ‘Evaluasi sejak petugas ambulans di pintu masuk’ jika memungkinkan - Jika stabil dan
berespon verbal, minimalkan kontak sementara keluarga atau perawat pasien tersebut
memakaikan APD yang sesuai.
• Pastikan riwayat yang disampaikan konsisten.
o Tanyakan secara spesifik tentang perjalanan dan paparan yang relevan.
• Sesuaikan tindakan pencegahan pencegahan infeksi sesuai kebutuhan berdasarkan gejala.
Ubah ke tindakan pencegahan standar jika tidak ada kecurigaan yang signifikan terhadap
patogen khusus. Pertahankan kepatuhan secara ketat terhadap tindakan pencegahan
standar.
• Untuk patogen khusus, minimalkan jumlah petugas yang melakukan penanganan secara
langsung.
• Lakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah semua kegiatan perawatan pasien.
Alat Pelindung Diri (APD)
Tipe:
• Pakai N95 atau respirator yang setara/lebih tinggi (misal, FFP2 atau Powered Air-Purifying
Respirator (PAPR) dengan tudung dan filter HEPA)
• Pelindung wajah (face shield) atau kacamata goggle sekali pakai atau yang dapat dibersihkan
bersih (atau menggunakan PAPR dengan tudung dan filter High Efficiency Particle Arresting
(HEPA))
• Gaun (gown) tahan cairan sekali pakai yang memanjang hingga paling tidak betis atau
coverall tahan cairan sekali pakai
• Sarung tangan (medical gloves) sekali pakai dengan manset panjang (sangat
dipertimbangkan untuk memakai sarung tangan ganda)
• Penutup sepatu (shoes cover) sekali pakai atau boots yang dapat dibersihkan
Mengenakan APD:
1. Barang pribadi (misal, perhiasan jam tangan, ponsel, pager, pena) idealnya harus dilepas dan
disimpan. Rambut panjang harus diikat ke belakang. Kacamata harus diamankan dengan tali
kacamata.
2. Periksa APD sebelum mengenakan untuk memastikan bahwa kondisinya dalam kondisi baik
(misal, sarung tangan tidak sobek atau sobek, respirator tidak kotor atau berkerut, jika
menggunakan PAPR, periksa motor dan aliran udara) dan ukuran yang dipilih benar.
MODUL - Protokol Kewaspadaan Terhadap Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) Untuk Petugas Ambulans
3
Departemen Ilmu kedokteran Emergensi - Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
SMF Emergency Medicine - RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
3. Lakukan cuci tangan dengan alcohol-based hand rub; biarkan tangan mengering sebelum
mengenakan sarung tangan.
4. Kenakan sepasang sarung tangan pertama (asumsikan sarung ganda).
5. Kenakan gaun atau coverall. Pastikan cukup besar untuk memungkinkan gerakan tidak
terbatas. Pastikan manset sarung tangan bagian dalam terselip di bawah lengan gaun atau
baju pelindung.
6. Kenakan pelindung sepatu.
7. Kenakan sarung tangan luar. Pastikan cuff ditarik melewati lengan baju atau penutup dan
kencang. Pertimbangkan untuk diplester, jika perlu.
8. Pakai respirator.
• N95 atau FFP2 - Pasang masker, letakkan ke hidung /wajah, lakukan pengecekan apakah
pas untuk memastikan tidak ada kebocoran; pasang pelindung muka (face shield) jika
tidak menggunakan kacamata goggle.
• PAPR - Nyalakan motor PAPR, pasang hood (jika dilengkapi) dimasukkan ke dalam
coverall (jika digunakan) dan eratkan ikat kepala sesuai kenyamanan.
9. Jika tidak menggunakan PAPR dengan tudung, gunakan pelindung wajah penuh atau
kacamata goggle.
10. Setelah pemasangan, keutuhan dari pemasangan semua PPE harus diverifikasi oleh petugas
kesehatan lainnya. Termasuk petugas kesehatan harus mencoba serangkaian gerakan untuk
memastikan bahwa petugas dapat melakukan rentang gerakan yang cukup tanpa adanya
batasan dan semua area tubuh tetap tertutup.
Melepaskan APD:
APD harus dilepaskan di area pelepasan yang ditunjuk, terutama saat menggunakan sebuah
PAPR. Kehati-hatian harus dilakukan untuk menghindari kontaminasi diri selama pelepasan.
Masukkan semua APD bekas ke dalam kantong biohazard anti bocor yang berlabel. PAPR
seharusnya ditempatkan dalam kantong biohazard yang terpisah.
1. Periksa APD apakah ada kontaminasi, bolong, atau sobekan sebelum dilepas. Desinfeksi
segala kontaminasi yang terlihat dengan pembersih disinfektan yang disetujui oleh
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).
2. Bersihkan sarung tangan luar dengan pembersih disinfektan yang disetujui oleh PPI sesuai
dengan rekomendasi pabrik. Lepas dan buang sarung tangan luar ke dalam kantong
biohazard, berhati-hatilah agar proses ini tidak mencemari sarung tangan dalam.
3. Periksa permukaan luar sarung tangan dalam untuk melihat kontaminasi, bolong, atau
sobekan.
o Kontaminasi, bolong, atau robekan yang terlihat - Jika sarung tangan bagian dalam
terlihat kotor, maka desinfektasikan sarung tangan dengan pembersih disinfektan
yang disetujui PPI, lepaskan sarung tangan bagian dalam, lakukan prosedur
kebersihan tangan dengan alcohol-based hand rub pada tangan telanjang, dan
gunakan sepasang sarung tangan baru. Jika sarung tangan dalam bolong atau sobek,
periksa kulit di bawahnya dan laporkan protokol paparan tersebut kepada
supervisor Anda sesuai protokol.
o Tidak ada kontaminasi, bolong atau robekan yang terlihat - Desinfektan sarung
tangan dalam dengan pembersih disinfektan RS yang disetujui PPI atau alcoholbased hand rub.
MODUL - Protokol Kewaspadaan Terhadap Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) Untuk Petugas Ambulans
4
Departemen Ilmu kedokteran Emergensi - Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
SMF Emergency Medicine - RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
4. Lepaskan gaun atau coverall dan tutup sepatu dan buang. (Catatan: gaun atau coverall harus
dilepaskan sebelum pelindung wajah dan respirator. Jika itu tidak memungkinkan karena
desain APD, lepaskan gaun atau coverall setelah pelindung wajah dan respirator)
o Gaun - Bergantung pada desain gaun dan lokasi tali pengikat, petugas ambulans
dapat melepaskan tali pengikat. Hindari kontak dengan permukaan luar gaun saat
melepas. Tarik gaun menjauh dari tubuh, gulung dari luar ke dalam dan hanya
menyentuh bagian dalam gaun itu.
o Coverall - Miringkan kepala ke belakang untuk meraih ritsleting atau pengencang di
depan. Buka ritsleting atau buka sepenuhnya sebelum menggulung coverall ke
bawah sambil membalik bagian dalam ke luar. Hindari kontak dengan permukaan
luar coverall selama pelepasan, hanya menyentuh bagian dalam coverall.
o Buang gaun atau coverall ke dalam kantong biohazard.
5. Desinfensi sarung tangan dengan desinfektan yang disetujui oleh PPI atau alcohol-based
hand rub.
6. Lepaskan kacamata goggles atau pelindung wajah (jika digunakan) dengan menggeser jari di
bawah tali dan geser ke atas dan lepaskan dari wajah. Jangan menyentuh permukaan depan
kacamata atau pelindung wajah. Buang ke dalam kantong biohazard. Jika menggunakan
kembali kacamata goggle, semua permukaan harus dibersihkan dengan tisu desinfektan
yang disetujui PPI.
7. Disinfeksi sarung tangan dengan tissue disinfektan yang disetujui PPI atau dengan alcoholbased hand rub.
8. Respirator
o N95 respirator: Tudukkan kepala sedikit, lepaskan dengan menggeser jari di bawah
tali elastis dan geser dari telinga atau kepala (mana yang memungkinkan) dan
lepaskan dari wajah dengan hati-hati dengan tidak menyentuh bagian depan
topeng. Buang ke dalam kantong biohazard.
a. PAPR: Lepas sabuk PAPR dan matikan PAPR di depan Anda. Condongkan tubuh ke
depan, pegang tudung, (hindari menyentuh selang), pelan-pelan lepas tudung
dengan menarik dan mengarahkan ke bawah. Simpan unit blower yang terpasang di
sabuk dan komponen PAPR dalam kantung atau area yang ditunjuk untuk disinfeksi
sesuai dengan instruksi pabrik (harus diseka dengan desinfektan yang disetujui PPI
dan dibiarkan kering di udara terbuka).
9. Desinfektan sarung tangan tangan dalam dengan pembersih disinfektan yang disetujui PPI
atau dengan alcohol-based hand rub. Lepas dan buang sarung tangan, berhati-hatilah agar
tidak mencemari tangan selama proses pelepasan. Buang sarung tangan tersebut ke dalam
tas biohazard.
10. Lakukan kebersihan tangan.
o Terlihat kotor, terkontaminasi, atau terkene darah atau cairan tubuh - Cuci tangan
dengan sabun dan air, kemudian bersihan tangan dengan alcohol-based hand rub.
Laporkan ke informasi ini supervisor dengan pertimbangan khusus untuk melakukan
prosedur potensi paparan.
o Tidak tampak kotor - Lakukan cuci tangan dengan alcohol-based hand rub.
MODUL - Protokol Kewaspadaan Terhadap Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) Untuk Petugas Ambulans
5
Departemen Ilmu kedokteran Emergensi - Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
SMF Emergency Medicine - RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
11. Petugas ambulans harus memeriksa kontaminasi pada seragam mereka. Jika ada
kontaminasi, lepaskan dan amankan pakaian untuk dibersihkan. Pakaian yang
terkontaminasi harus dicuci atau dibuang sesuai dengan pedoman khusus penyakit,
umumnya dengan air panas, deterjen biasa, dan penambahan desinfektan rumah tangga.
PERTIMBANGAN PERAWATAN PASIEN
• Minta pasien untuk memakai masker bedah (N95 respirator tidak diperlukan) jika mereka
dapat menoleransi dengan baik.
• Sediakan tisu bagi pasien untuk menyeka sekresi dan anjurkan pasien untuk menerapkan
kebersihan tangan dan etiket batuk.
• Berhati-hatilah saat melakukan prosedur penghasil aerosol (intubasi endotrakeal,
penyedotan jalan nafas, pemberian obat nebulisasi, CPAP/BiPAP, CPR). Hanya lakukan
prosedur ini jika diperlukan secara medis dan tidak dapat ditunda.
• Jika terindikasi secara klinis dan alat tersedia, rapid sequence intubation harus
dipertimbangkan untuk pasien yang membutuhkan manajemen jalan napas definitif, dengan
menghindari produksi aerosol dari batuk.
• Pasien yang diintubasi harus diventilasi dengan perangkat bag-valve atau ventilator dengan
filter HEPA.
PERTIMBANGAN TRANSPOR
• Beri tahu RS penerima tentang kebutuhan ruang isolasi bertekanan negatif untuk
penempatan pasien.
• Kipas pengeluaran udara untuk ventilasi harus terletak tinggi dan kompartemen pengemudi
terisolasi dari kompartemen pasien jika memungkinkan. Kipas ventilasi kompartemen
pengemudi harus disetel yang tertinggi tinggi tanpa re-sirkulasi.
• Operator kendaraan harus mengenakan respirator N95 jika kompartemen dan kabin pasien
tidak dapat diisolasi.
• Untuk orang yang dicurigai SARS/MEV/COVID-19, pertimbangkan transportasi dengan
Negative Pressure Individual Isolation System (Iso-Pod) portabel.
• Penyedia layanan ambulans harus memiliki rencana untuk anggota keluarga yang ingin
menemani pasien yang mencegah paparan perugas ambulans terhadap penyakit yang
sangat menular dan mencakup prosedur untuk menghubungi otoritas kesehatan masyarakat
yang sesuai untuk informasi atau tindakan lebih lanjut.
DEKONTAMINASI AMBULANS
• Permukaan yang terlihat kotor harus didekontaminasi terlebih dahulu menggunakan
disinfektan yang disetujui PPI sesuai dengan petunjuk pada etiket.
• Desinfeksi semua permukaan yang berpotensi terkontaminasi termasuk stretcher dengan
disinfektan yang disetujui PPI sesuai dengan petunjuk pada etiket.
• Peralatan medis (stetoskop, cuff tensimeter, dll.) yang terkontak dengan pasien harus sekali
pakai atau dibersihkan dan didesinfeksi menggunakan disinfektan yang tepat sebelum
digunakan pada pasien lain.
MODUL - Protokol Kewaspadaan Terhadap Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) Untuk Petugas Ambulans
6
Departemen Ilmu kedokteran Emergensi - Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
SMF Emergency Medicine - RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
SUMBER:
1. Centers for Disease Control and Prevention. (2020). Interim Guidance for Emergency
Medical Services (EMS) Systems and 911 Public Safety Answering Points (PSAPs) for COVID19 in the United States. Centers for Disease Control and Prevention; 2020 March 10 [cited
2020 Mar 20]. Available from: https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/hcp/guidancefor-ems.html
2. COVID-19: Recommendations for 911 Public Safety Answering Points. National Association
of Emergency Medical Technicians; 2020 March 5 [cited 2020 Mar 20]. Available from:
http://www.naemt.org/docs/default-source/ems-health-and-safetydocuments/coronavirus/covid19-911-psap-inforgraphic-3-5-20.pdf?sfvrsn=22cad792_0
3. EMS Infectious Disease Playbook. U.S. Department of Health and Human Services, Office of
the Assistant Secretary for Preparedness and Response. ASPR TRACIE; 2017 [cited 2020 Mar
20]. Available from https://www.ems.gov/pdf/ASPR-EMS-Infectious-Disease-Playbook-June2017.pdf
4. Considerations for Selecting Protective Clothing used in Healthcare for Protection against
Microorganisms in Blood and Body Fluids. Centers for Disease Control and Prevention; 2018
January
30
[cited
2020
Mar
20].
Available
from:
https://www.cdc.gov/niosh/npptl/topics/protectiveclothing/
5. Interim Guidance for Infection Control Within Healthcare Settings When Caring for
Confirmed Cases, Probable Cases, and Cases Under Investigation for Infection with Novel
Influenza A Viruses Associated with Severe Disease. Centers for Disease Control and
Prevention; 2014 January 23 [cited 2020 Mar 20]. Available from:
https://www.cdc.gov/flu/avianflu/novel-flu-infection-control.htm
6. Preparedness Checklists for Middle East Respiratory Syndrome (MERS). Centers for Disease
Control and Prevention; 2019 August 2 [cited 2020 Mar 20]. Available from:
https://www.cdc.gov/coronavirus/mers/preparedness/index.html
MODUL - Protokol Kewaspadaan Terhadap Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) Untuk Petugas Ambulans
7
Download