PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN, SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN, DAN DESENTRALISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Studi Empiris Pada Bank Perkreditan Rakyat se-Eks Karesidenan Surakarta) Diajukan sebagai slah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Oleh: MAYA SUNDARI CAHYONO PUTRI B 200 130 072 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017 ii PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN, SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN, DAN DESENTRALISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Studi Empiris Pada Bank Perkreditan Rakyat se-Eks Karesidenan Surakarta) ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh sistem akuntansi manajemen, sistem pengendalian manajemen dan desentralisasi terhadap kinerja manajerial. Penelitian ini dilakukan pada Bank Perkreditan Rakyat se-Eks Karesidenan Surakarta. Penentuan sampel penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Data dalam penelitan ini diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden. Jumlah responden sebanyak 50 orang. Analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil analisis menunjukkan broad scope, integration, sistem pengendalian manajemen dan desentralisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Sedangkan untuk variabel timeliness dan aggregation tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Kata Kunci : Broad scope, Timeliness, Aggregation, Integration, Sistem Pengendalian Manajemen, Desentralisasi, Kinerja Manajerial. ABSTRACT The purpose of this study was to test the effect of management accounting systems, management control systems and decentralization on managerial performance. Research was conducted on Bank Perkreditan Rakyat se-Eks Karesidenan Surakarta.The determination of this sample using purposive sampling method. Data obtained in this research by distributing questionnaires to the respondents. The number of respondents as many as 50 people.Analysis of data using multiple linear regression analysis. The analysis showed broad scope, integration, management control systems and decentralized significant effect on managerial performance. As for the timeliness and aggregation variable has no effect on managerial performance. Keywords: Broad scope, Timeliness, Aggregation, Integration, Management Control Systems, Decentralization, Managerial Performance. 1 1. PENDAHULUAN Persaingan bisnis yang semakin meningkat menuntut perusahaan untuk memanfaatkan kemampuan yang ada semaksimal mungkin dan meningkatkan efektifitas dalam pengelolaan manajemen. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan unggul dalam persaingan dan mampu bersaing dalam situasi dan kondisi persaingan yang semakin ketat dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang. Keunggulan daya saing yang dapat diciptakan oleh perusahaan dapat dicapai dengan salah satu cara yaitu meningkatkan kinerja manajerial. Kinerja manajerial merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang manajer dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Ingkiriwang, 2013). Ayu dan Dahen (2014) berpendapat bahwa kinerja manajerial merupakan hasil dan keluaran yang dihasilkan oleh manajer sesuai dengan perannya dalam organisasi dalam suatu periode tertentu. Pada umumnya keberhasilan suatu perusahaan banyak tergantung pada faktor-faktor manajerial. Kemampuan manajer dalam mengelola perusahaan merupakan barometer bagi pertumbuhan perusahaan. Penggunaan teknologi informasi merupakan salah satu cara untuk memudahkan pengelolaan perusahaan. Seorang manajer dikatakan memiliki prestasi dan kinerja yang bagus apabila telah banyak menghasilkan laba bagi perusahaan. Kemampuan manajer dalam mengelola perusahaan merupakan barometer bagi pertumbuhan perusahaan. Penggunaan teknologi informasi merupakan salah satu cara untuk memudahkan pengelolaan perusahaan. Dalam dunia bisnis, informasi merupakan alat yang penting bagi manajemen untuk membantu menggerakkan dan mengembangkan kegiatan perusahaan. Kelangsungan hidup dan pertumbuhan suatu perusahaan tergantung pada sistem informasi yang digunakan. Sistem informasi akuntansi manajemen menyediakan informasi, baik keuangan maupun non keuangan, kepada manajer dan karyawan organisasi dalam perusahaan. Selain itu sistem pengendalian juga penting untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan. Desentralisasi juga memberikan kontribusi terhadap peningkatan kinerja manajerial. Garrison (1982:6) mendefinisikan bahwa desentralisasi merupakan pelimpahan wewenang 2 pengambilan keputusan melalui pengalihan tempat pengambilan keputusan ketingkat manajemen terbawah yang dimungkinkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh sistem akuntansi manajemen, sistem pengendalian manajemen, dan desentralisasi terhadap kinerja manajerial. Dalam penelitian ini responden yang dituju adalah manajer tingkat menengah di Bank Perkreditan Rakyat se-Eks Karesidenan Surakarta. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu faktor-faktor yang memengaruhi manajemen laba masih banyak yang belum menunjukkan kekonsistenan. Untuk itu penelitian ini tertarik untuk meneliti kembali variabel-variabel tersebut dengan judul penelitian “PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN, SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN, DAN DESENTRALISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT SE-EKS KARESIDENAN SURAKARTA”. 2. METODE 2.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajer yang bekerja di Bank Perkreditan Rakyat di karesidenan Surakarta. Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling yaitu sampel atas dasar kesesuaian karakteristik sampel dengan kriteria pemilihan sampel yang ditentukan. 2.2 Kinerja manajerial (Variabel Dependen) Menurut Mangkunegara (2005:21) yang dikutip oleh Sigillipu (2013) kinerja manajerial merupakan suatu proses kombinasi yang terus-menerus dilakukan dalam kerjasama antara seorang karyawan dan aturan langsung yang melibatkan penerapan pengharapan, serta pengertian tentang fungsi kerja karyawan. Kinerja manajerial yang diperoleh manajer juga merupakan salah satu faktor yang dapat dipakai untuk meningkatkan keefektifan perusahaan. Variabel minat diukur menggunakan skala likert mulai poin 1 yang menyatakan sangat tidak setuju sampai dengan poin 5 yang menyatakan sangat setuju. Variabel minat diukur dengan menggunakan 8 item pertanyaan. 3 2.3 Broad scope (Variabel Independen) Informasi yang bersifat broad scope juga dapat membantu manajer membandingkan biaya dari berbagai alternatif keputusan, mengarahkan pengembangan strategi, mengevaluasi strategi yang ada, fokus pada usaha yang mengarah pada perbaikan kinerja dan mengevaluasi kontribusi dan kinerja unit organisasi dan anggota yang berpartisipasi dalam proses anggaran (Kaplan, 1998 dalam Indriani dan Nadirsyah, 2014). Variabel broad scope diukur menggunakan skala likert mulai poin 1 yang menyatakan sangat tidak ada sampai dengan poin 5 yang menyatakan sangat ada. Variabel broad scope diukur dengan menggunakan 6 item pertanyaan. 2.4 Timeliness (Variabel Independen) Informasi dikatakan tepat waktu apabila informasi tersebut mencerminkan kondisi terkini dan sesuai dengan kebutuhan manajer (Bordnar 1995:399 dalam Juniarti et, al, 2003). Informasi yang tepat waktu akan membantu manajer dalam pengambilan keputusan. Variabel timeliness diukur menggunakan skala likert mulai poin 1 yang menyatakan sangat tidak ada sampai dengan poin 5 yang menyatakan sangat ada. Variabel timeliness diukur dengan menggunakan 4 item pertanyaan. 2.5 Aggregation (Variabel Independen) Informasi agregasi merupakan penggabungan informasi fungsional dan temporal seperti area penjualan, pusat biaya, departemen produksi dan pemasaran, serta informasi yang dihasilkan secara khusus untuk model keputusan formasl (Wicaksono dan Oviantari, 2015). Variabel aggregation diukur menggunakan skala likert mulai poin 1 yang menyatakan sangat tidak ada sampai dengan poin 5 yang menyatakan sangat ada. Variabel aggregation diukur dengan menggunakan 5 item pertanyaan. 2.6 Integration (Variabel Independen) Informasi yang terintegrasi dari sistem akuntansi manajemen dapat digunakan sebagai alat koordinasi antar segmen dari sub unit dan antar sub unit (Ayu dan Dahen, 2014). Variabel integration diukur menggunakan skala likert mulai poin 1 yang menyatakan sangat tidak ada sampai dengan poin 5 4 yang menyatakan sangat ada. Variabel integration diukur dengan menggunakan 3 item pertanyaan. 2.7 Sistem pengendalian manajemen (Variabel Independen) Menurut Hidayah (2013) sistem pengendalian manajemen merupakan suatu sistem yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh perusahaan. Variabel sistem pengendalian manajemen diukur menggunakan skala likert mulai poin 1 yang menyatakan sangat tidak ada sampai dengan poin 5 yang menyatakan sangat ada. Variabel sistem pengendalian manajemen diukur dengan menggunakan 8 item pertanyaan. 2.8 Desentralisasi (Variabel Independen) Simamora (2005 : 35) dalam Ingkiriwang (2013) desentralisasi adalah delegasi otoritas atau wewenang pengembalian keputusan kepada jajaran manajemen yang lebih rendah kedalam sebuah organisasi. Variabel desentralisasi diukur menggunakan skala likert mulai poin 1 yang menyatakan sangat tidak setuju sampai dengan poin 5 yang menyatakan sangat setuju. Variabel desentralisasi diukur dengan menggunakan 5 item pertanyaan. 2.9 Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda (Multiple Linier Regression Method). Analisis regresi linier berganda ini digunakan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh variable independen terhadap variable dependen. Dalam penelitian ini model persamaan regresi yang akan diuji dalam penelitian ini adalah : KM = α + β1BS + β2TL + β3Agg + β4Int + β5SPM + β6Des + Keterangan : KM = Kinerja Manajerial α = Konstanta β1-β6 = Koefisien regresi BS = Broad scope TL = Timeliness 5 Agg = Aggregation Int = Integration SPM = Sistem Pengendalian Manajemen Des = Desentralisasi = error 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Uji Asumsi Klasik Masalah yang umum terjadi dalam model regresi linier berganda yaitu uji multikolineritas, uji normalitas, uji autokorelasi, dan uji heterokedastisitas. Maka, dilakukan uji asumsi klasik mengenai keberadaan masalah tersebut. 3.1.1 Uji Normalitas Hasil Kolmogrov-Smirnov sebesar 0,878 dimana nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu 0,424. Hal ini menunjukkan bahwa persamaan model regresi dalam penelitian memiliki sebaran data normal. 3.1.2 Uji Multikolinearitas Nilai VIF pada hasil uji multikolinearitas model regresi untuk semua variabel independennya kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1 atau 10%. Dengan demikian, dapat dibuktikan bahwa pada model regresi tidak terdapat gejala multikolinearitas. 3.1.3 Uji Heterokedastisitas Pengujian heterokedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji glejser. Berdasarkan hasil uji glejser yang dilakukan, nilai probabilitas menunjukkan lebih besar dari 0,05 maka diketahui bahwa tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan nilai mutlak residual sehingga menunjukkan tidak adanya masalah heterokedastisitas dalam model regresi. 3.2 Pembahasan Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan hipotesis pertama menunjukkan bahwa broad scope berpengaruh terhadap kinerja manajerial, yang ditunjukkan dengan hasil uji t variabel broad scope sebesar 2,579 lebih besar dari t tabel sebesar 2,015, dan nilai probabilitas sebesar 0,013 lebih kecil dari 5%, sehingga H1 diterima artinya broad scope 6 berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Indriani dan Nadirsyah (2014), Damayanti et,al (2015), Solechan dan Setiawati (2009) serta Ayu dan Dahen (2014). Menurut Damayanti et,al (2015), informasi broad scope (bercakupan luas) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial karena para manajer perusahaan membutuhkan informasi yang bersifat broad scope untuk mendukung kemampuan daya saing mereka dan juga untuk memenuhi kebutuhan manajer terhadap informasi yang berbeda antar satu dengan lainnya sesuai dengan fungsi masing-masing. Karakteristik informasi broad scope atau cakupan luas akan memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap kinerja perusahaan. Hal ini menjelaskan bahwa penggunaan sistem informasi yang memiliki karakteristik cakupan luas akan menjadi sangat dibutuhkan manajer. Apabila sistem akuntansi manajemen memiliki karakteristik cakupan luas yang lebih baik, maka sistem tersebut akan lebih membantu manajer dalam mengambil keputusan strategisnya. Dengan meningkatnya kondisi cakupan informasi yang semakin luas yang dimiliki perusahaan, maka kemampuan sistem akuntansi manajemen tersebut dalam memberikan informasi-informasi yang relevan bagi perkembangan perusahaan. Karakteristik informasi yang semakin luas ada pada sistem akuntansi manajemen akan memegang peranan penting dalam memberikan informasi yang juga semakin luas bagi manajer. Berdasarkan hipotesis kedua menunjukkan bahwa timeliness tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial, yang ditunjukkan dengan hasil uji t variabel timeliness sebesar 1,226 lebih kecil dari t tabel sebesar 2,015, dan nilai probabilitas sebesar 0,227 lebih besar dari 5%, sehingga H2 ditolak artinya timeliness tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indriani dan Nadirsyah (2014) serta Herdiansyah dan Pratiwi (2012) yang menunjukkan bahwa timeliness tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Namun terdapat hasil dari penelitian Ayu dan Dahen (2014), Hasanah et,al (2014) serta Windasari dan Sujana (2016) yang menunjukkan bahwa timeliness berpengaruh terhadap kinerja manajerial. 7 Hal ini disebabkan salah satunya manajer tidak memprioritaskan ketepatan waktu dalam penyajian informasi. Bagi manajer informasi yang tepat waktu belum tentu sesuai dengan apa yang diharapkan. Informasi yang baik yang sesuai dengan apa yang diharapkan tidak harus sesuai ada tepat waktu. Akan tetapi, manajer juga tidak bisa mentolerir karyawan yang tidak bisa bekerja dengan baik dalam menyajikan pelaporan informasi. Berdasarkan hipotesis ketigaa menunjukkan bahwa aggregation tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial, yang ditunjukkan dengan hasil uji t variabel aggregation sebesar -1,510 lebih kecil dari t tabel sebesar 2,015, dan nilai probabilitas sebesar 0,138 lebih besar dari 5%, sehingga H3 ditolak artinya aggregation tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Indriani dan Nadirsyah (2014) serta Herdiansyah dan Prastiwi (2012) yang menunjukkan bahwa aggregation tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Namun dalam penelitian Windasari dan Sujana (2016), Ayu dan Dahen (2014) serta Rohmadi dan Mulyono menunjukkan hasil bahwa aggregation berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Salah satu sebab informasi aggregation tidak mampu mempengaruhi kinerja manajerial adalah adanya perbedaan pengambilan keputusan manajerialnya, sehingga pemanfaatan informasi aggregation yang menyediakan ringkasan informasi pada area fungsional dapat memberikan perbedaan dalam pengambilan keputusan dengan unit lainnya (Sulistiyanto,2005 dalam Windasari dan Sujana 2016). Berdasarkan hipotesis keempat menunjukkan bahwa integration berpengaruh terhadap kinerja manajerial, yang ditunjukkan dengan hasil uji t variabel integration sebesar 3,295 lebih besar dari t tabel sebesar 2,015, dan nilai probabilitas sebesar 0,002 lebih kecil dari 5%, sehingga H4 diterima artinya integration berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ayu dan Dahen (2014), Solechan dan Irawati (2009), Handayani dan Hariyanti (2014), Sulani dan Dedi (2013) . Akan tetapi dalam penelitian Indriani dan Nadirsyah (2014) serta Windasari dan Sujana (2016) menunjukkan bahwa integration tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja manajerial. 8 Informasi yang terintegrasi dirasakan penting saat manajer dihadapkan pada situasi dimana harus mengambil keputusan yang akan berdampak pada unit yang lain. Informasi integrasi mencakup aspek seperti ketentuan target atau aktivitas yang dihitung dari proses interaksi antar sub unit dalam organisasi. Semakin banyak jumlah segmen atau unit dalam perusahaan akan semakin besar kebutuhan informasi karakteristik integration sehingga perusahaan memerlukan informasi yang disediakan pada bagian atau wilayah fungsional yang berlainan. Berdasarkan hipotesis kelima menunjukkan bahwa sistem pengendalian manajemen berpengaruh terhadap kinerja manajerial, yang ditunjukkan dengan hasil uji t variabel sistem pengendalian manajemen sebesar 2,530 lebih besar dari t tabel sebesar 2,015, dan nilai probabilitas sebesar 0,015 lebih kecil dari 5%, sehingga H5 diterima artinya sistem pengendalian manajemen berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sripeni (2014) yang menunjukkan hasil sistem pengendalian manajemen berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Namun hasil ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Setiawan et,al (2016). Peningkatan sistem pengendalian manajemen mampu menyediakan informasi dalam struktur komunikasi yang memadai sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan yang ditunjang oleh informasi-informasi yang akurat menjadikan kinerja manajer mampu mengambil langkah antisipasi dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas operasionalnya sehingga kinerja manajer akan lebih unggul. Berdasarkan hipotesis keenam menunjukkan bahwa desentralisasi berpengaruh terhadap kinerja manajerial, yang ditunjukkan dengan hasil uji t variabel desentralisasi sebesar 2,338 lebih besar dari t tabel sebesar 2,015, dan nilai probabilitas sebesar 0,024 lebih kecil dari 5%, sehingga H6 diterima artinya desentralisasi berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ingkiriwang (2013), Widodo dan Windi (2011), serta Suryani (2013), yang menunjukkan hasil variabel desentralisasi berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Menurut Suryani (2013) apabila semakin tinggi desentralisasi diterapkan maka akan semakin 9 meningkatkan kinerja manajerial, karena desentralisasi memiliki implikasi pencapaian secara keseluruhan untuk meningkatkan kinerja manajerial. Namun hasil dari penelitian Desmiyawati (2010), Lempas et,al (2014) menunjukkan hasil bahwa desentralisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. 1. PENUTUP 1.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan, maka hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Timeliness dan Aggregation tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Sedangkan, broad scope, integration, sistem pengendalian manajemen, dan desentralisasi berpengaruh terhadap kinerja manajerial. 1.2 Keterbatasan Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang dialami, keterbatasan pada penelitian ini semoga tidak mengurangi manfaat yang ingin dicapai dan dapat di atasi oleh penelitian berikutnya. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Dalam penelitian ini pengumpulan data diperoleh dengan metode survei dengan melalui penyebaran kuesioner, sehingga memungkinkan pendapat dan karakteristik responden tidak dapat terungkap secara nyata. 2. Lingkup penelitian terbatas hanya pada BPR se-Eks Karesidenan Surakarta. 1.3 Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis akan memberikan saran yang bermanfaat sebagai berikut: 1. Peneliti diharapkan mengawasi pengisian kuesioner dalam pengambilan jawaban dari responden, sehingga hasil yang diperoleh sesuai dan lebih maksimal. 2. Bagi peneliti berikutnya diharapkan memperluas sampel serta menambah variabel independen. 10 3. Bagi Perusahaan/Bank Perkreditan Rakyat untuk meningkatkan kualitas sistem dan pengawasan dalam kinerja pegawainya. DAFTAR PUSTAKA Ayu, Gusti, dan Lovelly Dwinda Dahen. 2014. Pengaruh Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Manajerial Studi Empiris pada PT Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Tanah Datar. ISSN: 2302-1590. E-ISSN: 2460-1900. Journal of Economic and Economic Education. Volume 3. Nomor 1, 94-99. Damayanti, Eka Putri, Edi Sujana, Desak Nyoman Sri Werastuti. 2015. Pengaruh Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen (SAM), Desentralisasi, dan Ketidakpastian Lingkungan terhadap Kinerja Manajerial (Studi Empiris pada Hotel Se-Kabupaten Buleleng). eJournal Universitas Pendidikan Ganesha. Volume 3. Nomor 1. Garrison, Ray H. 1982. Managerial Accounting. 3rd ed. Bussiness Publications Inc. Texas. Handayani, Susi dan Hariyati. 2014. Pengaruh Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Manajemen: Broad Scope, Timeliness, Aggregated, dan Integrated tergadap Kinerja Manajerial UMKM (Studi pada UMKM di Desa Wedoro, Kab. Sidoarjo). e-ISSN: 2502-6380. Jurnal Akuntansi. AKRUAL 5 (2) : 204-221. Hasanah, Fatimah Hayatul et,al. 2014. Pengaruh Karakteristik Informasi Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Dilakukan Pada Puskesmas Yang Berkaitan Dengan BPJS Di Kota Bandung). ISSN: 2460-6561. Prosiding Akuntansi. Herdiansyah, Singgih. Andri Prastiwi. 2012. Pengaruh Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen dan Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating. Skripsi. Indriani, Mirna dan Nadirsyah. 2014. Interaksi Antara Budgetary Participation dan Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial: Survei Pada Organisasi Pemerintah Daerah. Simposium Nasional Akuntansi XVII. Mataram, Lombok. Ingkiriwang, Octavia Ferona. 2013. Pengaruh Desentralisasi dan Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Dealer Di Manado. ISSN: 2303-1174. Jurnal EMBA. Vol.1 No.3. Hal 818-825. Juniarti. Evelyne. 2003. Hubungan Karakteristik Informasi Yang Dihasilkan Oleh Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Pada Perusahaan-Perusahaan Manufaktur Di Jawa Timur. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 5 No. 2 November 2003 hal 110-122. Universitas Kristen Petra. Latifah, Ifah. 2012. Peran Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Sebagai Mediator Hubungan Antara Ketidakpastian Lingkungan Dengan 11 Kinerja Manajerial. ISSN: 2088-0685. Jurnal Review Akuntansi dan Keuangan. Vol. 2 No.2 Oktober 2012. 313-322. Rohmadi, dan Sri Mulyono. 2014. Identifikasi Krakteristik Informasi Sistem Manajemen dan Pengelolaan Administrasi Terintegrasi (SIMPATI) dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Manajerial. ISSN: 2355-5009. Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa. Volume 2. Nomor 2. Surakarta. Setiawan, Iwan et, al. 2016. Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen dan Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Di Lorin Group. ISSN: 2337-4349. Seminar Nasional IENACO. Hal 794-801. Sigillipu, Steffi. 2013. Pengaruh Penerapan Informasi Akuntansi Manajemen dan Sistem Pengukuran Kinerja Terhadap Kinerja Manajerial. ISSN: 2303-1174. Jurnal EMBA. Vol. 1No. 3 Juni 2013. Hal 239-247. Solechan, Achmad. Ira Setiawati. 2009. Pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen dan Desentralisasi sebagai Variabel Moderating terhadap Kinerja Manajerial. Fokus Ekonomi. Vol.4 No. 1. hal 64-74. Sripeni, Rusbiyanti. 2014. Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja Manajer Pada BPR Eka Dharma Binaraharja Magetan. ISSN: 1978-6239. Media Soerjo. Vol 4 No. 14 1 April 2014. 168-183 Sulani, Sri. Dedi. 2013. Pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial. Jurnal Akuntansi Indonesia. Vol. 3 No. 2 Juli 2013 hal 97-111. Universitas Sultan Agung Semarang. Suryani, Indah. 2013. Pengaruh Penggunaan Informasi Akuntansi Manajemen dan Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial (Survey Pada Dealer Mobil Kota Jambi). ISSN: 2303-1522. E-Jurnal Binar Akuntansi. Vol 2 No 1 Januari 2013. Widodo, Heri. Catur Windi. 2011. Pengaruh Desentralisasi dan Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT (Persero) Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung Perak III. Seminar Nasional Ilmu Ekonomi Terapan. Fakultas Ekonomi UNIMUS. 12