PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN, SISTEM

advertisement
PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN, SISTEM
PENGENDALIAN MANAJEMEN, DAN DESENTRALISASI TERHADAP
KINERJA MANAJERIAL
(Studi Empiris Pada Bank Perkreditan Rakyat se-Eks Karesidenan
Surakarta)
Diajukan sebagai slah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh:
MAYA SUNDARI CAHYONO PUTRI
B 200 130 072
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
ii
PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN, SISTEM
PENGENDALIAN MANAJEMEN, DAN DESENTRALISASI TERHADAP
KINERJA MANAJERIAL
(Studi Empiris Pada Bank Perkreditan Rakyat se-Eks Karesidenan Surakarta)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh sistem akuntansi
manajemen, sistem pengendalian manajemen dan desentralisasi terhadap kinerja
manajerial. Penelitian ini dilakukan pada Bank Perkreditan Rakyat se-Eks
Karesidenan Surakarta. Penentuan sampel penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling. Data dalam penelitan ini diperoleh dengan cara menyebarkan
kuesioner kepada responden. Jumlah responden sebanyak 50 orang. Analisis data
menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil analisis menunjukkan broad
scope, integration, sistem pengendalian manajemen dan desentralisasi
berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Sedangkan untuk variabel
timeliness dan aggregation tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
Kata Kunci : Broad scope, Timeliness, Aggregation, Integration, Sistem
Pengendalian Manajemen, Desentralisasi, Kinerja Manajerial.
ABSTRACT
The purpose of this study was to test the effect of management
accounting systems, management control systems and decentralization on
managerial performance. Research was conducted on Bank Perkreditan Rakyat
se-Eks Karesidenan Surakarta.The determination of this sample using purposive
sampling method. Data obtained in this research by distributing questionnaires to
the respondents. The number of respondents as many as 50 people.Analysis of
data using multiple linear regression analysis. The analysis showed broad scope,
integration, management control systems and decentralized significant effect on
managerial performance. As for the timeliness and aggregation variable has no
effect on managerial performance.
Keywords: Broad scope, Timeliness, Aggregation, Integration, Management
Control Systems, Decentralization, Managerial Performance.
1
1. PENDAHULUAN
Persaingan bisnis yang semakin meningkat menuntut perusahaan untuk
memanfaatkan kemampuan yang ada semaksimal mungkin dan meningkatkan
efektifitas dalam pengelolaan manajemen. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan
unggul dalam persaingan dan mampu bersaing dalam situasi dan kondisi
persaingan yang semakin ketat dimasa sekarang maupun dimasa yang akan
datang. Keunggulan daya saing yang dapat diciptakan oleh perusahaan dapat
dicapai dengan salah satu cara yaitu meningkatkan kinerja manajerial.
Kinerja manajerial merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seseorang manajer dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Ingkiriwang, 2013). Ayu dan Dahen
(2014) berpendapat bahwa kinerja manajerial merupakan hasil dan keluaran yang
dihasilkan oleh manajer sesuai dengan perannya dalam organisasi dalam suatu
periode tertentu. Pada umumnya keberhasilan suatu perusahaan banyak tergantung
pada faktor-faktor manajerial.
Kemampuan manajer dalam mengelola perusahaan merupakan barometer bagi
pertumbuhan perusahaan. Penggunaan teknologi informasi merupakan salah satu
cara untuk memudahkan pengelolaan perusahaan. Seorang manajer dikatakan
memiliki prestasi dan kinerja yang bagus apabila telah banyak menghasilkan laba
bagi perusahaan. Kemampuan manajer dalam mengelola perusahaan merupakan
barometer bagi pertumbuhan perusahaan. Penggunaan teknologi informasi
merupakan salah satu cara untuk memudahkan pengelolaan perusahaan.
Dalam dunia bisnis, informasi merupakan alat yang penting bagi manajemen
untuk membantu menggerakkan dan mengembangkan kegiatan perusahaan.
Kelangsungan hidup dan pertumbuhan suatu perusahaan tergantung pada sistem
informasi yang digunakan. Sistem informasi akuntansi manajemen menyediakan
informasi, baik keuangan maupun non keuangan, kepada manajer dan karyawan
organisasi dalam perusahaan. Selain itu sistem pengendalian juga penting untuk
membantu
manajer
dalam
pengambilan
keputusan.
Desentralisasi
juga
memberikan kontribusi terhadap peningkatan kinerja manajerial. Garrison
(1982:6) mendefinisikan bahwa desentralisasi merupakan pelimpahan wewenang
2
pengambilan keputusan melalui pengalihan tempat pengambilan keputusan
ketingkat manajemen terbawah yang dimungkinkan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh sistem akuntansi
manajemen, sistem pengendalian manajemen, dan desentralisasi terhadap kinerja
manajerial. Dalam penelitian ini responden yang dituju adalah manajer tingkat
menengah di Bank Perkreditan Rakyat se-Eks Karesidenan Surakarta.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu faktor-faktor yang memengaruhi
manajemen laba masih banyak yang belum menunjukkan kekonsistenan. Untuk
itu penelitian ini tertarik untuk meneliti kembali variabel-variabel tersebut dengan
judul penelitian “PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN,
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN, DAN DESENTRALISASI
TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA BANK PERKREDITAN
RAKYAT SE-EKS KARESIDENAN SURAKARTA”.
2. METODE
2.1 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajer yang bekerja
di Bank Perkreditan Rakyat di karesidenan Surakarta. Pada penelitian ini
teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling yaitu
sampel atas dasar kesesuaian karakteristik sampel dengan kriteria pemilihan
sampel yang ditentukan.
2.2 Kinerja manajerial (Variabel Dependen)
Menurut Mangkunegara (2005:21) yang dikutip oleh Sigillipu (2013)
kinerja manajerial merupakan suatu proses kombinasi yang terus-menerus
dilakukan dalam kerjasama antara seorang karyawan dan aturan langsung
yang melibatkan penerapan pengharapan, serta pengertian tentang fungsi
kerja karyawan. Kinerja manajerial yang diperoleh manajer juga merupakan
salah satu faktor yang dapat dipakai untuk meningkatkan keefektifan
perusahaan. Variabel minat diukur menggunakan skala likert mulai poin 1
yang menyatakan sangat tidak setuju sampai dengan poin 5 yang menyatakan
sangat setuju. Variabel minat diukur dengan menggunakan 8 item pertanyaan.
3
2.3 Broad scope (Variabel Independen)
Informasi yang bersifat broad scope juga dapat membantu manajer
membandingkan biaya dari berbagai alternatif keputusan, mengarahkan
pengembangan strategi, mengevaluasi strategi yang ada, fokus pada usaha
yang mengarah pada perbaikan kinerja dan mengevaluasi kontribusi dan
kinerja unit organisasi dan anggota yang berpartisipasi dalam proses anggaran
(Kaplan, 1998 dalam Indriani dan Nadirsyah, 2014). Variabel broad scope
diukur menggunakan skala likert mulai poin 1 yang menyatakan sangat tidak
ada sampai dengan poin 5 yang menyatakan sangat ada. Variabel broad scope
diukur dengan menggunakan 6 item pertanyaan.
2.4 Timeliness (Variabel Independen)
Informasi dikatakan tepat waktu apabila informasi tersebut mencerminkan
kondisi terkini dan sesuai dengan kebutuhan manajer (Bordnar 1995:399
dalam Juniarti et, al, 2003). Informasi yang tepat waktu akan membantu
manajer
dalam
pengambilan
keputusan.
Variabel
timeliness
diukur
menggunakan skala likert mulai poin 1 yang menyatakan sangat tidak ada
sampai dengan poin 5 yang menyatakan sangat ada. Variabel timeliness
diukur dengan menggunakan 4 item pertanyaan.
2.5 Aggregation (Variabel Independen)
Informasi agregasi merupakan penggabungan informasi fungsional dan
temporal seperti area penjualan, pusat biaya, departemen produksi dan
pemasaran, serta informasi yang dihasilkan secara khusus untuk model
keputusan formasl (Wicaksono dan Oviantari, 2015). Variabel aggregation
diukur menggunakan skala likert mulai poin 1 yang menyatakan sangat tidak
ada sampai dengan poin 5 yang menyatakan sangat ada. Variabel aggregation
diukur dengan menggunakan 5 item pertanyaan.
2.6 Integration (Variabel Independen)
Informasi yang terintegrasi dari sistem akuntansi manajemen dapat
digunakan sebagai alat koordinasi antar segmen dari sub unit dan antar sub
unit (Ayu dan Dahen, 2014). Variabel integration diukur menggunakan skala
likert mulai poin 1 yang menyatakan sangat tidak ada sampai dengan poin 5
4
yang
menyatakan
sangat
ada.
Variabel
integration
diukur
dengan
menggunakan 3 item pertanyaan.
2.7 Sistem pengendalian manajemen (Variabel Independen)
Menurut Hidayah (2013) sistem pengendalian manajemen merupakan
suatu sistem yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh perusahaan. Variabel sistem
pengendalian manajemen diukur menggunakan skala likert mulai poin 1 yang
menyatakan sangat tidak ada sampai dengan poin 5 yang menyatakan sangat
ada. Variabel sistem pengendalian manajemen diukur dengan menggunakan 8
item pertanyaan.
2.8 Desentralisasi (Variabel Independen)
Simamora (2005 : 35) dalam Ingkiriwang (2013) desentralisasi adalah
delegasi otoritas atau wewenang pengembalian keputusan kepada jajaran
manajemen yang lebih rendah kedalam sebuah organisasi. Variabel
desentralisasi diukur menggunakan skala likert mulai poin 1 yang menyatakan
sangat tidak setuju sampai dengan poin 5 yang menyatakan sangat setuju.
Variabel desentralisasi diukur dengan menggunakan 5 item pertanyaan.
2.9 Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda (Multiple
Linier Regression Method). Analisis regresi linier berganda ini digunakan
untuk menganalisis seberapa besar pengaruh variable independen terhadap
variable dependen. Dalam penelitian ini model persamaan regresi yang akan
diuji dalam penelitian ini adalah :
KM = α + β1BS + β2TL + β3Agg + β4Int + β5SPM + β6Des + 
Keterangan
:
KM
= Kinerja Manajerial
α
= Konstanta
β1-β6
= Koefisien regresi
BS
= Broad scope
TL
= Timeliness
5
Agg
= Aggregation
Int
= Integration
SPM
= Sistem Pengendalian Manajemen
Des
= Desentralisasi

= error
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Uji Asumsi Klasik
Masalah yang umum terjadi dalam model regresi linier berganda yaitu uji
multikolineritas, uji normalitas, uji autokorelasi, dan uji heterokedastisitas. Maka,
dilakukan uji asumsi klasik mengenai keberadaan masalah tersebut.
3.1.1 Uji Normalitas
Hasil Kolmogrov-Smirnov sebesar 0,878 dimana nilai signifikansinya lebih
besar dari 0,05 yaitu 0,424. Hal ini menunjukkan bahwa persamaan model regresi
dalam penelitian memiliki sebaran data normal.
3.1.2 Uji Multikolinearitas
Nilai VIF pada hasil uji multikolinearitas model regresi untuk semua variabel
independennya kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1 atau 10%. Dengan
demikian, dapat dibuktikan bahwa pada model regresi tidak terdapat gejala
multikolinearitas.
3.1.3 Uji Heterokedastisitas
Pengujian heterokedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji glejser.
Berdasarkan hasil uji glejser yang dilakukan, nilai probabilitas menunjukkan lebih
besar dari 0,05 maka diketahui bahwa tidak ada hubungan antara variabel bebas
dengan nilai mutlak residual sehingga menunjukkan tidak adanya masalah
heterokedastisitas dalam model regresi.
3.2 Pembahasan Hasil Uji Hipotesis
Berdasarkan hipotesis pertama menunjukkan bahwa broad scope berpengaruh
terhadap kinerja manajerial, yang ditunjukkan dengan hasil uji t variabel broad
scope sebesar 2,579 lebih besar dari t tabel sebesar 2,015, dan nilai probabilitas
sebesar 0,013 lebih kecil dari 5%, sehingga H1 diterima artinya broad scope
6
berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Hasil ini konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Indriani dan Nadirsyah (2014), Damayanti et,al (2015),
Solechan dan Setiawati (2009) serta Ayu dan Dahen (2014).
Menurut Damayanti et,al (2015), informasi broad scope (bercakupan luas)
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial karena para
manajer perusahaan membutuhkan informasi yang bersifat broad scope untuk
mendukung kemampuan daya saing mereka dan juga untuk memenuhi kebutuhan
manajer terhadap informasi yang berbeda antar satu dengan lainnya sesuai dengan
fungsi masing-masing. Karakteristik informasi broad scope atau cakupan luas
akan memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap kinerja perusahaan. Hal ini
menjelaskan bahwa penggunaan sistem informasi yang memiliki karakteristik
cakupan luas akan menjadi sangat dibutuhkan manajer. Apabila sistem akuntansi
manajemen memiliki karakteristik cakupan luas yang lebih baik, maka sistem
tersebut akan lebih membantu manajer dalam mengambil keputusan strategisnya.
Dengan meningkatnya kondisi cakupan informasi yang semakin luas yang
dimiliki perusahaan, maka kemampuan sistem akuntansi manajemen tersebut
dalam memberikan informasi-informasi yang relevan bagi perkembangan
perusahaan. Karakteristik informasi yang semakin luas ada pada sistem akuntansi
manajemen akan memegang peranan penting dalam memberikan informasi yang
juga semakin luas bagi manajer.
Berdasarkan hipotesis kedua menunjukkan bahwa timeliness tidak berpengaruh
terhadap kinerja manajerial, yang ditunjukkan dengan hasil uji t variabel timeliness
sebesar 1,226 lebih kecil dari t tabel sebesar 2,015, dan nilai probabilitas sebesar
0,227 lebih besar dari 5%, sehingga H2 ditolak artinya timeliness tidak
berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Indriani dan Nadirsyah (2014) serta Herdiansyah dan Pratiwi
(2012) yang menunjukkan bahwa timeliness tidak berpengaruh terhadap kinerja
manajerial. Namun terdapat hasil dari penelitian Ayu dan Dahen (2014), Hasanah
et,al (2014) serta Windasari dan Sujana (2016) yang menunjukkan bahwa
timeliness berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
7
Hal ini disebabkan salah satunya manajer tidak memprioritaskan ketepatan
waktu dalam penyajian informasi. Bagi manajer informasi yang tepat waktu
belum tentu sesuai dengan apa yang diharapkan. Informasi yang baik yang sesuai
dengan apa yang diharapkan tidak harus sesuai ada tepat waktu. Akan tetapi,
manajer juga tidak bisa mentolerir karyawan yang tidak bisa bekerja dengan baik
dalam menyajikan pelaporan informasi.
Berdasarkan hipotesis ketigaa menunjukkan bahwa aggregation tidak
berpengaruh terhadap kinerja manajerial, yang ditunjukkan dengan hasil uji t
variabel aggregation sebesar -1,510 lebih kecil dari t tabel sebesar 2,015, dan nilai
probabilitas sebesar 0,138 lebih besar dari 5%, sehingga H3 ditolak artinya
aggregation tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Hasil ini konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Indriani dan Nadirsyah (2014) serta
Herdiansyah dan Prastiwi (2012) yang menunjukkan bahwa aggregation tidak
berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Namun dalam penelitian Windasari dan
Sujana (2016), Ayu dan Dahen (2014) serta Rohmadi dan Mulyono menunjukkan
hasil bahwa aggregation berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
Salah satu sebab informasi aggregation tidak mampu mempengaruhi kinerja
manajerial adalah adanya perbedaan pengambilan keputusan manajerialnya,
sehingga pemanfaatan informasi aggregation yang menyediakan ringkasan
informasi pada area fungsional dapat memberikan perbedaan dalam pengambilan
keputusan dengan unit lainnya (Sulistiyanto,2005 dalam Windasari dan Sujana
2016).
Berdasarkan hipotesis keempat menunjukkan bahwa integration berpengaruh
terhadap kinerja manajerial, yang ditunjukkan dengan hasil uji t variabel
integration sebesar 3,295 lebih besar dari t tabel sebesar 2,015, dan nilai probabilitas
sebesar 0,002 lebih kecil dari 5%, sehingga H4 diterima artinya integration
berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ayu dan Dahen (2014), Solechan dan Irawati (2009), Handayani
dan Hariyanti (2014), Sulani dan Dedi (2013) . Akan tetapi dalam penelitian
Indriani dan Nadirsyah (2014) serta Windasari dan Sujana (2016) menunjukkan
bahwa integration tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja manajerial.
8
Informasi yang terintegrasi dirasakan penting saat manajer dihadapkan pada
situasi dimana harus mengambil keputusan yang akan berdampak pada unit yang
lain. Informasi integrasi mencakup aspek seperti ketentuan target atau aktivitas
yang dihitung dari proses interaksi antar sub unit dalam organisasi. Semakin
banyak jumlah segmen atau unit dalam perusahaan akan semakin besar kebutuhan
informasi karakteristik integration sehingga perusahaan memerlukan informasi
yang disediakan pada bagian atau wilayah fungsional yang berlainan.
Berdasarkan hipotesis kelima menunjukkan bahwa sistem pengendalian
manajemen berpengaruh terhadap kinerja manajerial, yang ditunjukkan dengan
hasil uji t variabel sistem pengendalian manajemen sebesar 2,530 lebih besar dari t
tabel sebesar 2,015, dan nilai probabilitas sebesar 0,015 lebih kecil dari 5%,
sehingga H5 diterima artinya sistem pengendalian manajemen berpengaruh
terhadap kinerja manajerial.
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sripeni (2014) yang
menunjukkan hasil sistem pengendalian manajemen berpengaruh terhadap kinerja
manajerial. Namun hasil ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Setiawan et,al
(2016). Peningkatan sistem pengendalian manajemen mampu menyediakan
informasi dalam struktur komunikasi yang memadai sehingga dapat digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan yang ditunjang
oleh informasi-informasi yang akurat menjadikan kinerja manajer mampu
mengambil langkah antisipasi dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas
operasionalnya sehingga kinerja manajer akan lebih unggul.
Berdasarkan hipotesis keenam menunjukkan bahwa desentralisasi berpengaruh
terhadap kinerja manajerial, yang ditunjukkan dengan hasil uji t variabel
desentralisasi sebesar 2,338 lebih besar dari t tabel sebesar 2,015, dan nilai
probabilitas sebesar 0,024 lebih kecil dari 5%, sehingga H6 diterima artinya
desentralisasi berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ingkiriwang (2013),
Widodo dan Windi (2011), serta Suryani (2013),
yang menunjukkan hasil
variabel desentralisasi berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Menurut Suryani
(2013) apabila semakin tinggi desentralisasi diterapkan maka akan semakin
9
meningkatkan kinerja manajerial, karena desentralisasi memiliki implikasi
pencapaian secara keseluruhan untuk meningkatkan kinerja manajerial. Namun
hasil dari penelitian Desmiyawati (2010), Lempas et,al (2014) menunjukkan hasil
bahwa desentralisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
1. PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan, maka hasil
penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Timeliness dan
Aggregation tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Sedangkan,
broad scope, integration, sistem pengendalian manajemen, dan desentralisasi
berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
1.2 Keterbatasan
Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang dialami,
keterbatasan pada penelitian ini semoga tidak mengurangi manfaat yang ingin
dicapai dan dapat di atasi oleh penelitian berikutnya. Adapun keterbatasan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Dalam penelitian ini pengumpulan data diperoleh dengan metode survei
dengan melalui penyebaran kuesioner, sehingga memungkinkan pendapat
dan karakteristik responden tidak dapat terungkap secara nyata.
2. Lingkup penelitian terbatas hanya pada BPR se-Eks Karesidenan
Surakarta.
1.3 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis akan memberikan saran yang
bermanfaat sebagai berikut:
1. Peneliti diharapkan mengawasi pengisian kuesioner dalam pengambilan
jawaban dari responden, sehingga hasil yang diperoleh sesuai dan lebih
maksimal.
2. Bagi peneliti berikutnya diharapkan memperluas sampel serta menambah
variabel independen.
10
3. Bagi Perusahaan/Bank Perkreditan Rakyat untuk meningkatkan kualitas
sistem dan pengawasan dalam kinerja pegawainya.
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, Gusti, dan Lovelly Dwinda Dahen. 2014. Pengaruh Karakteristik Informasi
Sistem Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Manajerial Studi
Empiris pada PT Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Tanah
Datar. ISSN: 2302-1590. E-ISSN: 2460-1900. Journal of Economic
and Economic Education. Volume 3. Nomor 1, 94-99.
Damayanti, Eka Putri, Edi Sujana, Desak Nyoman Sri Werastuti. 2015. Pengaruh
Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen (SAM),
Desentralisasi, dan Ketidakpastian Lingkungan terhadap Kinerja
Manajerial (Studi Empiris pada Hotel Se-Kabupaten Buleleng). eJournal Universitas Pendidikan Ganesha. Volume 3. Nomor 1.
Garrison, Ray H. 1982. Managerial Accounting. 3rd ed. Bussiness Publications
Inc. Texas.
Handayani, Susi dan Hariyati. 2014. Pengaruh Karakteristik Sistem Informasi
Akuntansi Manajemen: Broad Scope, Timeliness, Aggregated, dan
Integrated tergadap Kinerja Manajerial UMKM (Studi pada UMKM
di Desa Wedoro, Kab. Sidoarjo). e-ISSN: 2502-6380. Jurnal
Akuntansi. AKRUAL 5 (2) : 204-221.
Hasanah, Fatimah Hayatul et,al. 2014. Pengaruh Karakteristik Informasi
Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Dilakukan
Pada Puskesmas Yang Berkaitan Dengan BPJS Di Kota Bandung).
ISSN: 2460-6561. Prosiding Akuntansi.
Herdiansyah, Singgih. Andri Prastiwi. 2012. Pengaruh Karakteristik Informasi
Sistem Akuntansi Manajemen dan Desentralisasi Terhadap Kinerja
Manajerial Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel
Moderating. Skripsi.
Indriani, Mirna dan Nadirsyah. 2014. Interaksi Antara Budgetary Participation
dan Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja
Manajerial: Survei Pada Organisasi Pemerintah Daerah. Simposium
Nasional Akuntansi XVII. Mataram, Lombok.
Ingkiriwang, Octavia Ferona. 2013. Pengaruh Desentralisasi dan Sistem
Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Dealer Di
Manado. ISSN: 2303-1174. Jurnal EMBA. Vol.1 No.3. Hal 818-825.
Juniarti. Evelyne. 2003. Hubungan Karakteristik Informasi Yang Dihasilkan Oleh
Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial
Pada Perusahaan-Perusahaan Manufaktur Di Jawa Timur. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan. Vol. 5 No. 2 November 2003 hal 110-122.
Universitas Kristen Petra.
Latifah, Ifah. 2012. Peran Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Sebagai
Mediator Hubungan Antara Ketidakpastian Lingkungan Dengan
11
Kinerja Manajerial. ISSN: 2088-0685. Jurnal Review Akuntansi dan
Keuangan. Vol. 2 No.2 Oktober 2012. 313-322.
Rohmadi, dan Sri Mulyono. 2014. Identifikasi Krakteristik Informasi Sistem
Manajemen dan Pengelolaan Administrasi Terintegrasi (SIMPATI)
dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Manajerial. ISSN: 2355-5009.
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa. Volume 2. Nomor 2. Surakarta.
Setiawan, Iwan et, al. 2016. Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen dan Sistem
Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Di Lorin
Group. ISSN: 2337-4349. Seminar Nasional IENACO. Hal 794-801.
Sigillipu, Steffi. 2013. Pengaruh Penerapan Informasi Akuntansi Manajemen dan
Sistem Pengukuran Kinerja Terhadap Kinerja Manajerial. ISSN:
2303-1174. Jurnal EMBA. Vol. 1No. 3 Juni 2013. Hal 239-247.
Solechan, Achmad. Ira Setiawati. 2009. Pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi
Manajemen dan Desentralisasi sebagai Variabel Moderating
terhadap Kinerja Manajerial. Fokus Ekonomi. Vol.4 No. 1. hal 64-74.
Sripeni, Rusbiyanti. 2014. Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap
Kinerja Manajer Pada BPR Eka Dharma Binaraharja Magetan.
ISSN: 1978-6239. Media Soerjo. Vol 4 No. 14 1 April 2014. 168-183
Sulani, Sri. Dedi. 2013. Pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen
Terhadap Kinerja Manajerial. Jurnal Akuntansi Indonesia. Vol. 3 No.
2 Juli 2013 hal 97-111. Universitas Sultan Agung Semarang.
Suryani, Indah. 2013. Pengaruh Penggunaan Informasi Akuntansi Manajemen
dan Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial (Survey Pada
Dealer Mobil Kota Jambi). ISSN: 2303-1522. E-Jurnal Binar
Akuntansi. Vol 2 No 1 Januari 2013.
Widodo, Heri. Catur Windi. 2011. Pengaruh Desentralisasi dan Karakteristik
Informasi Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial
Pada PT (Persero) Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung Perak
III. Seminar Nasional Ilmu Ekonomi Terapan. Fakultas Ekonomi
UNIMUS.
12
Download