ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK*) A. Dasar Dasar Proyek 1. Batasan Proyek Clive Gray mendifinisikan proyek sebagai kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan benefit(1). Suatu tugas yang perlu didefinisikan dan terarah ke suatu sasaran yang dituturkan secara kongkrit serta harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu dengan menggunakan tenaga manusia terbatas dan dengan alat-alat terbatas pula dan sedemikian rumitnya atau barunya sehingga suatu jenis pimpinan dan bentuk kerja sama yang berlainan dari pada yang biasa digunakan. 2. Tahapan Siklus Proyek Clive Gray (1992) menuturkan bahwa setiap proyek pasti mengalami suatu siklus yang yang diawali oleh suatu gagasan atau ide yang dapat digambarkan dapat digambarkan sebagai berikut: Identifikasi Evaluasi formulasi Operasi Analisis Implementasi a. Identifikasi Proyek *) Sutopo Patria Jati, 19 Januari 2009 2 Tahap pertama yang harus dilakukan adalah menentukan calon proyek yang perlu dipertimbangkan untuk dilaksanakan. Beberapa pertanyaan dapat dijadikan pegangan menyangkut perlu tidaknya suatu gagasan proyek sebagai berikut : 1) Apakah calon proyek termasuk dalam sektor prioritas? 2) Apakah secara garis besar calon proyek menguntungkan? 3) Apakah ada bantuan dari pemerintah? b. Formulasi Proyek Tahap formulasi dibagi menjadi 2 bagian yaitu : 1) Melakukan persiapan melalui pra studi kelayakan untuk meneliti sejauhmana calon proyek dapat dilaksanakan. 2) Menyusun studi kelayakan proyek yang berisi : a) Ringkasan proyek b) Studi teknis c) Studi organisasi d) Studi finansial e) Studi sosial / ekonomi c. Analisis Proyek (appraisal) Analisis proyek atau appraisal adalah Mengadakan evaluasi terhadap laporan-laporan studi kelayakan proyek yang ada, lalu menganalisis untuk menentukan pilihan proyek yang terbaik diantara beberapa alternatif yang ada berdasarkan standar tertentu. d. Implementasi Proyek Implementasi proyek adalah tahap pelaksanaan proyek dilanjutkan dengan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan sesuai dengan Final design 2 3 e. Operasi Pada tahap ini perlu mempertimbangkan pada metoda-metoda pembuatan laporan atas pelaksanaan operasi yang diperlukan pada tahap berikutnya. f. Evaluasi Merupakan tahap terakhir siklus proyek yaitu membandingkan antara perencanaan dengan hasil yang dicapai, ini diperlukan untuk perbaikan proyek-proyek berikutnya atau mengembangkan gagasan baru dalam memilih proyek baru. B. Studi Kelayakan Proyek Yang dimaksud dengan studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Pengertian keberhasilan ini dapat ditafsirkan agak berbeda-beda. Bagi Swasta lebih kepada manfaat ekonomis suatu investasi sedangkan bagi pihak pemerintah atau lembaga non profit lebih kepada manfaat bagi masyarakat luas yang berwujud penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan sumber daya yang melimpah daerah tertentu dan sebagainya(2). C. Aspek – aspek Studi Kelayakan Proyek Belum ada keseragaman dari para ahli tentang aspek-aspek yang perlu dikaji dalam studi kelayakan proyek, menurut Siswanto Sutoyo (3) mengatakan bahwa fokus utama studi kelayakan proyek terpusat pada empat macam aspek yaitu : 1. Aspek Pasar Dan Pemasaran Aspek ini meneliti apakah ada permintaan yang cukup, permintaan dipasar yang menyerap produk yang dihasilkan. Disamping itu juga diteliti kemampuan bersaing di pasar serta faktor ektern perusahaan yang dapat mempengaruhi permintaan produk dan suasana persaingan di pasar. Dalam penelitian ini mempertimbangkan adanya konsep hukum Supplier Induced Demand dalam pelayanan kesehatan yang pada dasarnya 3 4 berapun pemberi pelayanan kesehatan (provider) menaiklkan tarif maka pengguna (customer) akan tetap memanfaatkan pelayanan kesehatan tersebut, apalagi customer tidak mempunyai pilihan lain. Dengan adanya konsep ini akan aspek pasar dan pemasaran proyek roentgen dianggap tidak ada masalah. 2. Aspek Teknis dan Produksi Aspek ini mencakup penentuan kapasitas produksi ekonomi proyek (the economical scale), jenis teknologi dan peralatan produksi yang diusulkan untuk dipakai, pemilihan lokasi dan letak proyek (the project location and site), serta pengadaan bahan baku, bahan pembantu dan fasilitas pendukung. 3. Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia Aspek ini mencakup penelitian jenis dan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk mengelola dan mengoperasikan proyek, kualifikasi tenaga kerja, sumber pengadaan tenaga kerja, progam training yang diperlukan, tempatnya serta jenis dan jumlah nilai balas jasa tenaga kerja. 4. Aspek Keuangan dan Ekonomi. Aspek ini mencakup perhitungan anggaran yang dibutuhkan untuk membangun dan mengopersikan proyek, struktur dan sumber pembiayaan investasi yang sehat serta prospek kemampuan proyek menghasilkan manfaat makro ekonomi seperti peningkatan penghasilan devisa negara, penghematan devisa, penciptaan lapangan kerja baru dan penambahan pajak negara. Semua aspek studi kelayakan proyek mempunyai bobot yang sama tapi dipelajari tergantung pada besar kecilnya dana yang tertanam pada investasi / proyek tersebut. Maka banyak sedikitnya aspek yang perlu dipelajari dan kedalaman studi tersebut dimungkinkan untuk berbeda, proyek-proyek besar semua aspek tersebut harus dipelajari, tetapi untuk proyek-proyek kecil tidak semua aspek harus diteliti. 4 5 D. Tujuan Studi Kelayakan Proyek Secara ringkas dapat dikatakan tujuan studi kelayakan proyek adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.Tentu saja studi kelayakan proyek ini memerlukan biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil dibanding resiko kegagalan suatu proyek yang menyangkut investasi dalam jumlah besar. Banyak sebab yang mengakibatkan suatu proyek ternyata di kemudian hari menjadi tidak menguntungkan (gagal). Sebab itu bisa berwujud kesalahan perencanaan, kesalahan dalam menaksir pasar yang tersedia, kesalahan dalam memperkirakan teknologi yang tepat dipakai, kesalahan dalam memperkirakan kontinuitas bahan baku, kesalahan dalam memperkirakan kebutuhan tenaga dengan tersedianya tenaga kerja yang ada. Sebab lain bisa berasal dari pelaksanaan proyek yang tidak terkendali, akibatnya biaya proyek menjadi membengkak, penyelesaian proyek menjadi tertunda . Disamping itu juga disebabkan karena faktor lingkungan yang berubah, baik lingkungan ekonomi, sosial, bahkan politik. Untuk itulah studi kelayakan (minimal) ekonomis suatu proyek menjadi sangat penting. Semakin besar skala investasi semakin besar studi ini dilaksanakan bahkan untuk skala proyek-proyek besar seringkali studi ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap pendahuluan dan tahap keseluruhan, apabila dalam tahap pendahuluan sudah menampakan gejala tidak menguntungkan maka studi keseluruhan tidak perlu lagi dilakukan. E. Lembaga - Lembaga Yang Memerlukan Studi Kelayakan Proyek Pembuatan studi kelayakan proyek seringkali dilaksanakan untuk memenuhi permintaan berbagai pihak. Masing masing pihak mempunyai kepentingan dan sudut pandang yang berbeda. Lembaga – lembaga yang memerlukan studi kelayakan proyek tersebut adalah(2) : 5 6 1. Investor Pihak yang akan menanamkan dana dalam suatu proyek (sebagai pemilik perusahaan nantinya, atau pemegang saham) akan lebih memperhatikan prospek usaha tersebut. 2. Kreditur Para kreditur / Bank akan lebih memperhatikan segi keamanan dana yang dipinjamkan mereka, dengan harapan agar bunga beserta angsuran pokok pinjaman dapat dikembalikan tepat waktu. 3. Pemerintah Pemerintah lebih berkepentingan terhadap manfaat proyek tersebut bagi masyarakat luas misalnya memperluas lapangan kerja, menambah devisa dan sebagainya. F. Faktor- Faktor Aspek Keuangan : 1. Jumlah Anggaran Investasi Jumlah dana yang diperlukan untuk membangun dan mengoperasikan proyek dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu : a) modal tetap (fixed investment) adalah dana yang dibutuhkan untuk membiayai pengadaan barang modal meliputi biaya pra investasi, tanah, gedung dan prasaranan bangunan, mesin, dan peralatan produksi, pengadaan teknologi, cadangan kenaikan jumlah anggaran, biaya produksi percobaan dan bunga semasa pembangunan proyek. b) Modal Kerja Bruto Adalah dana yang dibutuhkan untuk membiayai kebutuhan modal kerja awal, meliputi biaya persediaan bahan baku dan bahan pembantu, piutang dagang dan persediaan uang di kas kantor perusahaan dan di bank. 6 7 2. Struktur dan Sumber Pembiayaan Proyek. Pembangunan dan pengoperasian proyek dapat dibiayai dengan dua sumber utama, yaitu : a) Dana modal sendiri Yaitu dana yang dikumpulkan dari pemrakarsa proyek dan investor lain yang diundang untuk ikut membiayai proyek dalam bentuk saham. Mereka akan menjadi pemilik proyek dan menjadi debitur apabila proyek dibiayai dengan pinjaman dari kreditur. b) Pinjaman pihak ketiga. Dana pinjaman dapat berupa kredit bank jangka panjang/menengah, kredit ekspor barang modal maupun dalam finansial leasing barang modal. 3. Evaluasi Profibilitas Rencana Investasi. Evaluasi kemampuan proyek menghasilhan keuntungan merupakan salah satu tugas penting bagi tim studi kelayakan. Evaluasi ini dapat dilakukan dengan dua macam metode yaitu metode konvensional dan metode discounted cash flow. Perbedaan kedua metode ini terletak pada perhatiannya pada nilai waktu uang (time value of money). Metode konvensional tidak memperhatikan nilai waktu uang sedang metode discounted cash flow memperhatikannya. a) Metode Evaluasi Konvensional. Dalam metode ini menggunakan mengevaluasi profitabilitas proyek yaitu (4) dua macam cara untuk : 1) Metode Average Rate of Return Metoda ini mengukur berapa tingkat keuntungan rata-rata yang diperoleh dari suatu investasi. Angka yang dipergunakan adalah laba setelah pajak (Earning After Taxes) dibandingkan dengan rata-rata investasi (Average Invesment) hasilnya dinyatakan dalam prosentase. Angka ini kemudian dibandingkan dengan tingkat keuntungan yang dipersyaratkan. 7 8 Rumus untuk perhitungan ARR adalah : Average Earning after Taxes Average invesment Average Rate of return = Apabila hasil perhitungannya apabila lebih besar dari tingkat keuntungan yang dipersyaratkan maka proyek dikatakan menguntungkan dan apabila lebih kecil dari tingkat keuntungan yang dipersyaratkan maka proyek ditolak. Metoda menggunakannya ini sangat sederhana sehingga mudah tetapi karena kesederhanaannya mengandung kelemahan. Kelemahan yang utama adalah diabaikanya nilai waktu uang padahal ini sangat penting. Kedua, digunakanya konsep laba menurut akuntansi dan bukan kas. 2) Metoda Payback period Payback period adalah periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (Initial Cash Invesment) dengan menggunakan arus kas (Cash Flow). Dengan kata lain payback period adalah rasio antara initial cash investment dan cash inflownya yang hasilnya merupakan satuan waktu. Selanjutnya nilai ini diperbandingkan dengan maksimum payback period yang dapat diterima. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut : Payback Period = Initial Investment Cash inflow Problem utama dari metoda ini adalah sulitnya menentukan maksimum payback period yang disyaratkan untuk digunakan sebagai angka pembanding. Secara normatif memang tidak ada pedoman yang bisa dipakai untuk menentukan maksimum payback 8 9 period. Kelemahan lainya adalah diabaikanya nilai waktu uang dan diabaikanya aliran kas setelah periode payback. b) Metode Discounted Cash Flow Dalam metode ini di perkenalkan tiga macam cara profitabilitas proyek, yaitu : 1) Metoda Net Present Value (NPV) Metoda ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih (operasional maupun terminal cash flow) dimasa yang akan datang . Rumus : Net Present Value = Present Cash Inflow – Present Value Investasi Untuk dapat menghitung nilai sekarang tersebut perlu ditentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang dianggap relevan. pada umumnya digunakan tingkat bunga pada saat ini yaitu ketika keputusan investasi masih terpisah dengan keputusan pembelanjaan Proyek dikatakan menguntungkan apabila nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa yang akan datang lebih besar dari nilai sekarang investasi, dan sedangkan apabila nilai lebih kecil (NPV negatif ) maka proyek ditolak karena dinilai tidak menguntungkan 9 10 2) Metoda Internal Rate of Return (IRR) Metoda ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi (initial invesment) dengan penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang (present value cash inflow). Apabila tingkat bunga ini lebih besar dari tingkat bunga relevan (tingkat keuntungan yang dipersyaratkan) maka investasi dikatakan menguntungkan bila lebih kecil dikatakan merugikan. Ada dua macam cara yaitu : 10 11 (i) Perhitungan IRR dengan aliran kas seragam (anuitas) adalah sebagai berikut : (a) Hitung besarnya payback period untuk proyek yang sedang dievaluasi (b) Gunakan tabel discount faktor, pada baris umur proyek cari angka yang sama atau mendekati dengan hasil perhitungan payback period. IRR terletak pada persentase terdekat hasil yang diperoleh (c) Untuk mendapatkan IRR yang sesungguhnya dapat ditempuh dengan menggunakan interpolasi. (2) Perhitungan IRR dengan aliran kas tidak seragam (a) Hitung rata-rata cash inflow per tahun (b) Bagi initial investment dengan rata-rata cash inflow untuk mengetahui estimasi payback period dari proyek yang sedang di evaluasi (c) Gunakan tabel discount faktor, pada baris umur proyek cari angka yang sama atau mendekati dengan hasil perhitungan payback period. IRR terletak pada persentase terdekat hasil yang diperoleh (d) Untuk mendapatkan IRR yang sesungguhnya dapat ditempuh dengan menggunakan interpolasi. 3) Metoda Profitability Indeks Metoda ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang dengan nilai sekarang investasi. Profitability Index = Nilai Sekarang Aliran Kas Masuk Nilai Investasi Jika nilai yang didapat lebih besar dari 1 (satu), proyek dikatakan menguntungkan dan apabila kurang dikatakan tidak 11 12 menguntung. Sebagaimana metoda NPV, maka metoda ini perlu menentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang akan digunakan DAFTAR PUSTAKA 1. Clive Gray,Pengantar Evaluasi Proyek , PT.Gramedia Pustaka, Jakarta 1992 2. Suad Husnan dan Suwarsono. M, Studi Kelayakan Proyek, UPP YKPN Yogyakarta:2002 3. Sutojo Siswanto, Studi Kelayakan Proyek, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta:2002. 4. Arifin, Johar dan ahmad fauzi, Aplikasi Exel Dalam Aspek Finansial Studi Kelayakan, PT Elek Media Komputindo, Jakarta:2001. 12