COPING PENYESUAIAND.IRIPADA PENSIUNAN ABRI OLEH: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI 102070026049 UlN Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2007 COPING PENYESUAIAN DIRI PADA PENSIUNAN ABRI Skripsi Oiajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi Oleh: MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI NIM: 102070026049 Oi bawah Bimbingan S. Evangeline, I. S, M. Psi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 H/2007 M PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul COPING PENYESUAIAN DIRI PAPA PENSIUNAN ABRI telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 30 Agustus 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi. Jakarta, 30 Agustus 2007 Sidang Munaqosyah Sekretaris Merangkap Anggota M.Si Anggota: Peng ji I t M.Si M.Si Pembim i 9 I M.Si .----- S. Evangeline, I. S, M. Psi MOTTO: Reaksi terbaik bagi manusia ialah bekerja. Musibah terbesar adalah keputusasaan. Keberanian terbesar ialah kesabaran. guru terbaik ialah pengalaman. modal terbesar ialah kemandirian. (Ali bin Abi Thalib) Kadang kala kita di lahirkan dalam keadaan fakir miskin dan sengsara, karena tuhan menghendaki kita belajar bersemangat pantang mundur dan terlatih keberanian diri ( Maha guru Ching Hai) Kupersembahkan Karya sederhana ini Teruntuk Bapak dan Ibuku tercinta Serta saudara-saudaraku ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Agustus 2007 (C) (D) (E) Muhamad Ikhwanudin Suaebi Coping Penyesuaian Diri pada Pensiunan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) Tangerang xiii + 63 + lampiran Banyak orang yang takut menghadapi masa tua karena asumsinya jika sudah tua, maka fisik akan makin lemah, makin banyal< penyakit, cepat lupa, penampilan makin tidak menarik dan makin banyak hambatan lain yang membuat hidup makin terbatas. Proses menua atau dapat disebut sebagai masa lansia merupakan proses alami yang disertai dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan ini cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada :ansia. Coping merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh individu untuk mengatasi tuntutan-tuntutan (baik eksternal maupun internal) dan sumber-sumber yang dianggap sebagai situasi yang filenekan, membebani atau penuh tekanan serta menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan yang terjadi dilingkungan dengan menggunakan kemampuan yang dimiliki untuk menghadapi dampak negatif stres. Tujuan : mengetahui bagaimana strategi coping penyesuaian diri yang dilakukan oleh pensiunan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) di Tangerang. Secara khusus. rumusan penelitian ini yaitu, bagaimana deskritif masing-masing aspek coping yang terdiri dari : (1) Problem Focused Coping meliputi coping aktif, perencanaan, supresi, coping pengekangan, dukungan social. (2) Emotion Focused Coping meliputi dukungan sosial emosional, reintrepretasi positif, penerimaan, penyangkalan, dan kembali keajaran agama. Metode : pendekatan kuantitatif dengan metode deskripsi, coping penyesuaian diri. Sampel : pensiunan Angkatan Bersenjata Reoublik Indonesia (ABRI) Jatiuwung-Tangerang, dengan mGnggunakan teknik purposive sampling, sebanyak 42 persen atau 40 orang dari 97 Pensiunan. Pengumpulan data: skala coping yang telah dimodifikasi, menjadi 74 item dari 39 item valid dan 35 item tidak valid setelah uji validitas. Uji validitas menggunakan rumus Product Moment Pearson. Estimasi reliabelitas menggunakan rumus Alpha Cronbach, coping penyesuaian diri pada pensiunan ABRI di Tangerang yang terdiri dari 39 item dari 40 subjek didapati hasil koefesien reliabelitas Alpha = 0,735, artinya penelitian yang dilakukan menunjukkan reliabel. sedangkan untuk analisa aspek untuk mencari gambaran bahwa problem focus coping menunjukan (47.5%) dan emotional focus coping menunjukan (52.5)%. Sedangkan untuk pengelompokan subjek berdasarkan indikator bahwa pensiunan ABRllebih menggunakan indikator coping pengendalian yang didapati (15,325) dan indikator dukungan sosial emosional didapati (17,775). Kesimpulan : Dengan melihat hasil aspek bahwa pensiunan ABRI menggunakan emotional focus coping. Sedangkan indikator menggunakan dukungan sosial emosional. Saran: 1. Bagi para peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti dampak dan strategi coping yang dilaKukan pada masa pensiun dangan didukung alat pengul<ur atau skala dan menguji dengan mengaitkan dengan varibel lain. 2. Disarankan pula bagi peneliti untuk menggunakan sampel penelitian pada para pensiunan pekerja swasta sebagai alasan lebih kepada jaminan tunjangan masa pensiun yang lebih beragam. Daftar bacaan : 20 buku (1976 - 2004) 5 website. KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayahnya. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw. keluarganya, sahabatnya dan umatnya yang setia hingga akhir jaman. Berbagai kendala mulai dari awal pemilihan judul, yakni dalam merumuskan latar belakang masalah penelitian yang membutuhkan banyak waktu dan pikiran, hingga pada penelitian lapangan yang banyak membutuhkan tenaga dan materi dalam penyebaran angket penelitian, membuat penulis merasa sang at bahagia setelah skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya walaupun masih jauh dari kesempurnaan. Maka dengan ini, penulis merasa bersyukur kepada Allah Swt, dan mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang turut memberikan kontribusi dalam pengerjaan skripsi ini, diantaranya : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Oekan Fakultas Psikologi juga sebagai dosen Pembimbing I Ibu Ora. Hj. Netty Hartati , M. Si., Pudek Fakultas Psiko!ogi Ibu Ora. Hj. Zahrotun Nihayah, M Si. Beserta civitas akademika Fakultas Psikologi. Ibu S. Evangeline, I.S, M. Psi. selaku dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, waktu, pengalaman dan semangatnya yang cukup besar dalam penulisan skripsi ini. Bapak Firdaus Kasmi, MA. selaku dosen penasehat akademik yang telah me!l1berikan semangat, perhatian dan doa. Kedua orang tua tercinta Bapak Saelandan Ibu Suaebah yang memberikan kasih sayang yang tulus dan ikhlas serta yang terbaik bagi penulis. Terima kasih, ya Allah lindungilah dan sayangi!ah kedua orangtuaku, Amin. Kakakku yang tercinta Ina Oesiana dan Adik-adikku Haris, Bambang yang telah memberikan motivasi. Seluruh dosen Fakultas Psikologi yang telah memberikan pengalaman dan ilmunya pada penulis, seluruh staff dan karyawan Bu syariah yang banyak membantu saya. Pakde Oirman, Pa Bugiman dan Mas Ari terima kasih yang telah meluangkan waktu dan mengijinkan penelitian. Para pensiunan ABRI yang telah bersedia berpartisipasi dalarn penulisan skripsi ini, terirna kasih telah meluangkan waktunya. Sahabat~sahabatku yang terbaik yang telah banyak mernbantu penulis untuk rnenyelesaikan penulisan skripsi ini terutarna untuk Sulairnan, Jamali, TLC, Muhid, ucup, B-dul, Oikin, Aka, Jarnal, Koko yang telah memberikan skripsinya untuk penulis, dan Hana, Dona, Dedeh, serta temen kelas D dan teman-teman angkatan 2002 yang tidak saya sebutkan namanya, saya ucapkan banyak terima kasih semoga persahabatan kita tetap terjaga selalu. 10. Sahabat-sahabat yang terbaik Ompong, Q-munk, Ableh, Bahrul, Paul, entep, Otoy, Isom dan Aim usup, semoga persahabatan kita tetap terjciga selalu. 11. rerima kasih sudara-sudaraku Apid dan Mita yang telah meminjamkan Printernya selama penulis mengerjakan skripsi. Singkatnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak dengan tidak mengurangi rasa hormat sedikit pun yang telah membantu baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, kritik dan saran menjadi hal yang urgen bagi penulis guna memacu dan memotivasi penulis kedepan. Jakarta, Agustus 2007 Penulis Muhamad Ikhwanudin suaebi BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 13-40 2.1. Pensiun 13 2.1.1. Pengertian pensiun 13 2.1.2. Jenis pensiun 15 2.1.3. Pensiun dan dampak............................................. 16 2.2. coping 16 2.2.1. Pengertian coping.................................................. 16 2.2.2. Tujuan dan fungsi coping 20 2.2.3. Jenis coping 20 2.2.4. Faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis strategi coping....................................................... 2.3. Penyesuaian diri........... BAB 3 23 26 2.3.1. Pengertian penyesuaian diri 26 2.3.2. Penyesuaian diri yang efektif................................. 29 2.3.3. Faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri........ 32 2.4. Coping penyesuaian diri pada pensiunan 36 2.5. Kerangka berfikir 38 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian .41-51 41 3.1.1. Pendekatan penelitian 41 3.1.2. Metode penelitian 42 3.1.2. Definisi variabel dan operasionalisasi.................... 3.2. Pengambilan Sampel 43 3.2.1. Populasi dan sampel , 3.2.2. Teknik pengambilan sampel 3.3. Pengumpulan Data 45 3.4. Teknik Uji Instrumen 47 3.4.1. Uji validitas skala 48 3.4.2. Uji reliabelitas skala 48 49 PRESENTASI DAN ANALISA DATA 51-58 4.1. Gambaran Umum Responden 51 4.2. Presentasi dan Analisa Data 53 4.2.1. Uji instrumer. penelitian 53 4.2.2. Analisis aspek 56 4.2.3. Analisis indikaior variabel ., BAB 5 43 45 3.5. Tahapan Penelitian BAB 4 42 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ,. '" 57 59-62 5.1. Kesimpulan.............................. 59 5.2. Diskusi.. 59 5.3. Saran 62 DAFTAR PUSTAKA LAMP/RAN DAFTAR TABEL 1. Tabel 3.1. Skala likert 46 2. Tabel 3.2. Blue print skala coping ..47 3. Tabel 3.3. Reliabilitas ..49 4. Tabel 4.1. Prosentase pangkat... 52 5. TabeI4.2. Prosentase usia 53 6. Tabel 4.3. Skala coping 54 7. Tabel 4.4. Skala coping (Try out) 55 8. Tabel 4.5. Skala coping (Penelilian) 56 9. Tabel 4.6. Analisis aspek 57 10. TabeI4.7. Analisis indikator variabel 58 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banyak orang yang takut menghadapi masa tua karena asumsinya jika sudah tua, maka fisik akan makin lemah, makin banyak penyakit, cepat lupa, penampilan makin tidak menarik dan makin banyak hambatan lain yang membuat hidup makin terbatas. Proses menua atau dapat disebut sebagai masa lansia merupakan proses alami yang disertai dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan ini cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia. Sri Kuncoro (2002) mengatakan, bahwa setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi fisik yang bersifat patologis berganda, misalnya tenaga berkurang, energi menurun, kulit makin keriput, gigi makin rontok, tulang makin rapuh dan sebagainya. Secara umum kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan secara berlipat ganda. Hal ini semua dapat menimbulkan gangguan atau 2 kelainan fungsi fisik, psikologik maupun sosial yang selanjulnya dapal menyebabkan sualu keadaan kelerganlungan kepada orang lain. Sri kuncoro (2002) menambahkan bahwa pada masa lansia selain menimbulkan gangguan di alas, juga mengalami penurunan fungsi kognilif dan psikomolor. Fungsi kognilif melipuli proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat. Semenlara fungsi psikomolorik (konalif) melipuli hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperli gerakan, lindakan, koordinasi yang berakibal pada usia lansia menjadi kurang cekalan, dengan adanya penurunan kedua fungsi lersebul, lansia juga mengalami perubahan aspek psikososial yang berkailan dengan keadaan kepribadian lansia. Perubahan ini lenlunya berakibal pada lurunnya produklivilas kerja, maka pada kondisi inilah mengharuskan seseorang unluk mengurangi bahkan meninggalkan aklivilas kerjanya alau dengan kala lain mengambil pensiun dari pekerjaannya. Pensiun memang membawa konsekuensi bagi individu yang menjalaninya, selelah pensiun lerdapal perubahan rulinilas dalam kehidupan individu, mulai munculnya keluhan fisik, adanya kecemasan pada hal-hal baru, depresi dan sering mengeluh pada lingkungan merupakan sualu gejala post power syndrome yang lerjadi pada individu yang memasuki 3 pensiun. Hal ini dapat disebabkan karena individu tersebut merasa kehilangan kekuasaan yang diberikan oleh tempat individu tersebut bekerja dan juga kurang dapat menyesuaikan diri dengan kondisi yang baru (Fransisca, dkk dalam www.psikologi-untar.com). Meskipun tujuan ideal pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua atau jaminan hari tua, namun dalam kenyataannya sering diartikan sebaliknya, karena pensiun sering diartikan sebagai kehilangan penghasilan, kedudukan, jabatan, peran, kegiatan, status dan harga diri. Jacinta F. Rini (2001) dalam team e-psikologi.com, mengatakan bahwa pensiun seringkali dianggap sebagai kenyataan yang tidak menyenangkan sehingga menjelang masanya tiba sebagian orang sudah merasa cemas karena tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi kelak. Dalam era modern seperti sekarang ini, pekerjaan merupakan salah satu faktor terpenting yang bisa mendatangkan kepuasan (karena uang, jabatan dan memperkuat harga diri). Oleh karenanya, sering terjadi orang yang pensiun bukannya bisa menikmati masa tua dengan hidup santai, sebaliknya, ada yang justru mengalami problem serius (kejiwaan atau pun fisik). Jacinta F. Rini (2001) menggambarkan tentang kondisi saat masa pensiun sebagai berikut: (1). penurunan kesehatan tidak disebabkan secara langsung oleh pensiun, melainkan oleh problem kesehatan yang sebelumnya (sudah) dialami (2). pensiun sebaliknya dapat meningkatkan kesehatan dengan 4 berkurangnya beban tekanan yang harus dihadapi (3). masyarakat mulai memandang bahwa masa pensiun sebenarnya masa yang penuh kesempatan menarik (4). kemungkinan untuk bersantai berkurang karena waktu cenderung tersita untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga (5). kepuasan perkawinan tidak secara signifikan dipengaruhi oleh kondisi pensiun yang dialami (6). akan lebih banyak waktu dan kesempatan kebersamaan bagi keluarga/pasangan (7). pengalokasian ke rumah jompo, meninggalnya pasangan, penyakit serius serta adanya cacat tertentu biasanya menyebabkan perubahan gaya hidup yang drastis Masa pensiun merupakan masa-masa yang dapat memunculkan permasalahan psikologis bagi mereka yang akan menjalaninya. Hal ini disebabkan karena pada saat seseorang menjalani masa pensiun, memerlukan penyesuaian terhadap perubahan pekerjaan seperti meninggalkan status, kedudukan, fasilitas-fasilitas yang dimilikinya, dan tentunya juga perubahan penurunan dalam penghasilan. Pendapat senada dikatakan oleh Schwartz (dalam Hurlock, 1997), bahwa pensiun dapat merupakan akhir pol a hidup atau masa transisi kepola hidup baru. Pensiun selalu menyangkut perubahan peran, nilai dan perubahan pola hidup individu secara menyeluruh. Artinya pada masa pensiun orang akan melakukan penyesuaian diri yang baru mengingat perubahan kondisi yang dialaminya. 5 Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi kesehatan mental individu. Banyak individu yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagian dalam hidupnya, karena ketidak mampuan dalam menyesuaikan diri, baik dalam kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan dan dalam masyarakat pada umumnya. Tak jarang pula banyak orang-orang mengalami stress dan depresi disebabkan oleh kegagalan mereka dalam penyesuaian diri dengan kondisi yang penuh dengan tekanan. Penyesuaian diri individu tak terlepas dari kebutuhan dan tuntutan untuk diri sendiri dan lingkungannya. Maka, muncul suatu mekanisme penyesuaian seperti mekanisme pertahanan diri dan mekanisme penyelesaian masalah (coping mechanism) (Heru Suprapto dalam www.psikologLnetlartikel). Kebanyakan orang yang pada masa pensiun melakukan peralihan diri dengan melakukan akitivitas-aktivitas lain yang dapat membuat dirinya merasa tidak kesepian, ketergantungan dan kekurangan seperti melibatkan dirinya pada perkumpulan-perkumpulan atau majlis ta'lim dan sebagainya. Jacinta F. Rini (dalam team e-psikologLcom) mengatakan bahwa status sosial juga berpengaruh terhadap kemampuan seseorang pada masa pensiunnya. Jika semasa kerja ia mempunyai status sosial tertentu sebagai hasil dari prestasi dan kerja keras (sehingga mendapatkan penghargaan dan pengakuan dari masyarakat atau organisasi), maka ia cenderung lebih 6 memiliki kemampuan adaptasi yang lebih baik (karena konsep diri yang positif dan sosial network yang baik). Namun jika status sosial itu didapat bukan murni dari hasH jerih payah prestasinya (misalnya lebih karena politis dan uang/harta) maka orang itu justru cenderung mengalami kesulitan saat menghadapi pensiun karena begitu pensiun, maka kebanggaan dirinya lenyap sejalan dengan hilangnya atribut dan fasHitas yang menempel pada dirinya selama ia masih bekerja. Gambaran di atas juga dirasakan pada pensiunan anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRIl. dimana pada masa-masa ini banyak perubahan-perubahan yang dialami anggota ABRI, seperti perubahan peran dan perilaku. Perubahan peran seorang anggota ABRI, yang tadinya memiliki peran penting dalam tugas dan kewajibannya, tiba-tiba berkurang bahkan hilang disebabkan karena telah memasuki masa pensiun. Kondisi ini tentunya berdampak pada pola perilakunya sehari-hari, misalnya saja pada penyesuaian dirinya baik dalam suasana kerja atau lingkungan lainnya (keluarga dan masyarakat), apalagi pada pensiunan ABRllingkup pekerjaannya memiliki perbedaan dengan pekerjaan lainnya. Dimana, anggota ABRI bekerja lebih ban yak dHapangan dan tidak menetap serta penuh dengan kedisiplinan. Perbedaaan tersebut diduga membuat pensiunan anggota ABRI mengalami dampak psikologis yang cukup serius, seperti munculnya rasa kecemasan dan stress dalam menjalankan perubahan yang 7 dialaminya. Ditambah lagi persepsinya yang menganggap dirinya sudah merasa lemah dan tidak kuat lagi seperti muda dulu (self image negatif). Tentunya kondisi ini juga membawa dampak negatif terhadap hubungan interpersonalnya terutama bagi mereka yang lebih muda, misalnya kurangnya kepercayaan diri. Namun, bisa jadi hubungan interpersonalnya bertambah baik terhadap mereka yang juga sama memasuki pensiunan. Perubahan yang dialami oleh pensiunan ABRI di atas memang membutuhkan penyesuaian-penyesuian terhadap kondisi yang baru dialaminya. Karena bagi mereka yang mampu menyesuaikan kondisi tersebut tidak akah mengalami gangguan psikologis yang digambarkan di atas, tetapi justru mereka malah bisa membangun suasana yang lebih baik lagi, satu contoh mereka akan mengkonsentrasikan kemampuan yang dimilikinya, entah membuka usaha sendiri atau melibatkan dirinya dengan kesibukan-kesibukan lainnya seperti mengikuti perkumpulan pensiun anggota ABRI, masuk dalam politik praktis, majlis ta'lim, mambaur dalam masyarakat dan sebagainya. Berdasarkan penjelasan tentang di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai coping penyesuaian diri pada pensiunan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), serta mencoba mencari gambaran coping penyesuaian diri pada pensiunan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). 8 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan lalar belakang masalah di alas, maka penulis lelah mengidenlifikasi permasalahan yang ada menjadi : 1. Masalah psikologis apa saja yang dialami oleh pensiunan Angkalan Bersenjala Republik Indonesia (ABRI)? 2. Bagaimana coping yang dilakukan pensiunan Angkalan Bersenjala Republik Indonesia (ABRI) unluk menyesuaikan diri mengalasi masalah psikologis lersebul? . 3. Coping apa yang dilakukan unluk menyesuaikan diri oleh pensiunan Angkalan Bersenjala Republik Indonesia (ABRI)? 4. Faktor apa yang mempengaruhi pensiunan Angkalan Bersenjala Republik Indonesia (ABRI) dalam melakukan coping penyesuaian dirinya? 1.3. Pembatasan dan perumusan masalah 1.3.1. Pembatasan masalah Dalam penelilian kali ini, peneliti membalasi masalah penelilian pada: a. Dalam penelitian ini coping diartikan hal yang dilakukan individu unluk mengalasi luntulan yang dirasakan lidak menyenangkan alau menekan. Adapun aspek-aspek coping yang diukur dalam penelitian ini, menggunakan pengertian yang lelah dijelaskan oleh Smet (1994) yailu: (1) Problem focused coping melipuli coping aktif, perencanaan, supresi, 9 coping pengendalian, dukungan sosial. (2) Emotional focused coping meliputi dukungan sosial emosional, reintrepretasi positif, penerimaan, penyangkalan, dan kembali keajaran agama. b. Penyesuaian diri dalam penelitian ini diartikan, bagaimana seseorang bertingkah laku dengan cara tertentu, dengan melibatkan rekonsiliasi tuntutan personal dan lingkungan. Adapun aspek atau dimensi yang diukur, sesuai dengan penjelasan Haber dan Runyon (1984), yaitu: (1). Persepsi yang tepat mengenai kenyataan (2). Kemampuan untuk menghadapi stress kecemasan (3). Self-image yang positif (4). Kemampuan untuk mengekspresikan perasaan (5) Hubungan interpersonal yang baik. c. Pensiunan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dalam penelitian ini adalah yang berpangkat Prajurit dari kesatuan batalyon bertempat di Tangerang. 1.3.2. Perumusan masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah " Bagaimana Problem focused coping dan Emotional focused coping yang dilakukan oleh pensiunan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). 10 1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1. Tujuan penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan : Untuk mengetahui bagaimana strategi coping penyesuaian diri yang dilakukan oleh pensiunan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) di Tanggerang. 1.4.2. Manfaat penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan ini, peneliti berharap hasilnya dapat diaplikasikan secara teoritis maupun praktis. • Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dari teori psikologi pada umumnya dan pikologi klinis pada khususnya. • Sedangkan secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi peneliti untuk dapat dijadikan suatu informasi dan data yang aktual. 1.5. Sistematika penulisan Sistematika penulisan skripsi ini mengacu kepada APA (American Psychological Assosiation) dengan format yang terdapat dalam pedoman 11 penyusunan dan penulisan skripsi Fakultas Psikologi UIN Jakarta. Secara keseluruhan skripsi ini ditulis dalam 5 bab yaitu : Bab 1 Pendahuluan Pada bab ini terbagi pada beberapa bagian, yaitu Latar Belakang Penelitian, Permasalahan Penelitian, Tujuan dan Manfaat Penelitian serta Sistematika Penulisan. Bab 2 Kajian Pustaka Dalam bab ini, dilakukan penguraian tentang landasan teari yang digunakan sebagai dasar penelitian. Yaitu teori tentang coping, teori penyesuaian diri dan pensiunan, kerangka berfikir. Bab 3 Metode Penelitian Pada bagian ini penulis membagi kedalam beberapa bagian, diantaranya pendekatan penelitian, metode pengumpulan data, sUbjek penelitian yang terbagi menjadi karakteristik dan jumlah subjek penelitian, instrumen pengumpul data, prosedur pengumpulan data dan terakhir adalah analisa data. 12 Bab 4 Hasil Penelitian Pada bab ini penulis akan memberikan gambaran umum penelitian dan hasil utama penelitian. Bab 5 Kesimpulan, Diskusi dan Saran Pada bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dari penelitian yang telah penulis lakukan beserta diskusi dan saran. 14 Pendapat senada dikatakan oleh Turner & Helms (1987), pensiun berarti berakhirnya pekerjaan yang formal dan permulaan suatu peran baru dalam hidup, dimana ia mempunyai harapan tingkah laku tersendiri dan membutuhkan adanya pendefinisian kembali identitas diri. Batasan ini menekankan pada pentingnya seseorang menentukan harapan-harapan akan tingkah laku tersendiri dan membutuhkan adanya pendefinisian kembali identitas diri setelah pensiun. Hal ini disebabkan karena secara langsung atau pun tidak langsung pensiun akan mempengaruhi pola hidup pensiunan atau dapat dikatakan bahwa pada masa pensiun terjadi perubahan dari pola hidup yang lama ketika seseorang masih bekerja menjadi pola hidup yang baru setelah dia berhenti bekerja. Perubahan dari status aktif bekerja kepada status pensiun adalah perubahan yang cukup drastis. Kemampun penyesuaian diri akan teruji pada masa ini dan ternyata didapatkan hasil bahwa semakin individu yakin dengan apa yang ada pada dirinya serta memiliki penyesuaian diri yang baik maka semakin kecil kecenderungan individu untuk mengalami kecemasan. Berdasarkan penjelasaan di atas, maka penulis secara sederhana menyimpulkan, pensiun sebagai periode krisis yang memberikan konsekuensi positif ataupun negalif serta telah memiliki batas waktu secara resmi sudah tidak memiliki tanggung jawab atas kewajibannya disebabkan 15 oleh perubahan usia dan kesehatan, dimana ia mempunyai harapan tingkah laku tersendiri dan membutuhkan adanya pendefinisian kembali identitas dirinya. 2.1.1. Jenis-jenis Pensiun Hurlock (1980) membagi jenis-jenis pensiun menjadi dua macam yaitu sebagai berikut : 1) Early retirement (pensiun dini). Pensiun dini, biasanya terjadi sebelum masa pensiun yang telah ditetapkan tiba. Pekerja yang lebih memilih pensiun dini atas keinginan sendiri biasanya akan lebih mudah menyesuaikan diri pada masa pensiun dan merasa lebih puas dengan kehidupan mereka di masa pensiun. 2) Compulsory retirement (pensiun tepat waktu). Organisasi dimana individu bekerja menetapkan batasan usia, dimana semua karyawan harus pensiun pada usia yang telah ditentukan, tanpa memperhatikan apakah mereka bersedia atau tidak. Pekerja yang memilih untuk tetap bekerja tetapi sebenarnya sudah waktunya untuk pensiun, seringkali kurang termotivasi untuk membuat penyesuaian yang baik terhadap pensiun yang akan dihadapinya dan mempengaruhi keadaan psikologis maupun fisiko Ketika penyesuaian terhadap masa pensiun menjadi buruk akan menimbulkan stress, dan menyebabkan pensiunan menjadi bosan, merasa tidak berguna, dan tidak bahagia. 16 2.1.3. Pensiun dan dampaknya Oadang Hawari (1988), mengatakan bahwa orang yang kehilangan pekerjaan/jabatan (pensiun) akan merasa depresi, karena kehilangan sesuatu itulah ia akan merasa cemas menghadapi masa depannya. Hilangnya rasa aman dan jaminan masa depan menyebabkan seseorang jatuh dalam kecemasan dan depresi disertai dengan keluhan-keluhan di bidang organ-organ tubuh lainnya. Oitambahkan Oadang Hawari (1988), bahwa orang yang kehilangan pekerjaan/jabatan itu sendiri, melainkan terlebih lagi pada perubahan pola kehidupannya sehari-hari. Orang yang biasa setiap hari pergi bekerja, kemudian harus tinggal dirumah dan menganggur, maka kondisi yang demikianlah yang dapat menjadikan seseorang jatuh dalam gangguan kejiwaan, misalnya kecemasan, depresi dengan segala manifestasinya pada fungsi organ-organ tubuh lainnya. 2.2. Coping 2.2.1. Pengertian coping Chaplin (2004) mengartikan coping adalah sebagai upaya atau usaha yang dilakukan oleh individu dalam mengatasi stressor yang terjadi akibat adanya permasalahan yang diahadapi. Chaplin (2004), menambahkan dalam istilah Psikologi, coping dapat disebut juga coping behavior yaitu tingkah laku atau tindakan penanggulangan setiap perbuatan individu melakukan interaksi dengan Iingkungan sekitarnya, dengan tujuan menyelesaikan sesuatu tugas dengan masalah. Sarafino (1998) mengartikan, coping merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh individu untuk mengatasi ketidak sesuaian antara tuntutan dari Iingkungan dengan sumber daya yang dimiliki individu sehingga dapat mengurangi dampak negatif dari situasi stres yang ada. Menurut Lazarus & Launier (dalam Taylor 1999) memberikan definisi yang tidak jauh berbeda yakni bahwa coping mengacu pada usaha antara tindakan dan intra fisik untuk mengatasi (memperbesar, mentoleransi, mengurangi dan memperkecil) lingkungan dan tindakan dari dalam serta konflik yang terjadi didalamnya. Menurut Lazarus (1976), pengertian perilaku coping pada dasarnya bisa diekuivalensikan dengan penyesuaian diri, keduanya merupakan suatu reaksi atau respon terhadap tekanan yang muncul. Perbedaan yang cukup mendasar diantara keduanya adalah, bahwa penyesuaian mengandung arti yang lebih luas, karena reaksi yang dimunculkan merupakan respon terhadap tekanan yang muncul dari dalam diri maupun lingkungan seseorang, sementara perilaku coping muncul sebagai mengatasi tuntutan yang menekan. Lazarus (1976) menambahkan coping adalah upaya yang 18 dilakukan oleh individu untuk menghadapi tuntutan internal maupun eksternal yang dirasakan mengancam atau melebihi kemampuan yang dimiliki oleh individu. Harber & Runyon (1984) mengatakan kegiatan-kegiatan dalam perilaku coping dengan menyatakan bahwa dalam suatu mekanisme coping juga dilibatkan kemampuan-kemampuan khas individu seperti berfikir, persepsi, ingatan, pemerosesan informasi, perasaan, pembelajaran, dan sebagainya Menurut taylor (1999) mengemukakan coping dipandang sebagai suatu proses akan didahului oleh peristiwa yang penuh dengan stress yang dihadapi oleh individu. Penafsiran dan penilaian terhadap sumber stress selanjutnya akan diikuti oleh respon coping dan strateginya, dalam hal ini faktor internal dan eksternal mempengaruhi dalam pembentukan respon coping dan strateginya. Proses selanjutnya adalah tahapan mengurangi bahaya, toleransi dan penyesuaian terhadap peristiwa-peristiwa negatif sebagai realisasi dari fungsi tugas coping. Hasil dari perilaku coping merupakan proses terakhir dari terbentuknya coping. Secara sistematis pemaparan diatas dapat dilihat bagan proses coping Sumber Kesukaran dan Kesulitan Eksternal Uang dan Waktu Stressor Kehidupan, pristiwa daJam hidup Dukungan Sosial I eristiwa ang penuh engan ress ...... Penafsiran dan Interprestasi terhadap stressor. • menghindari bahaya f----. Respons Coping dan Strategi Pemecahan MasaJah • eva/uasi I f- Tugas Coping • mengurangi bahaya yang datang. • penyesuaian terhadap bahaya yang negatif :....... Hasil Coping • fungsi coping • resume untuk penggunaan aklifitas , Penggunaan Gaya Coping Seleksi terhadap pengaruh kepribadian, terhadap respon coping dan strateginya Sumber Kesukaran dan Kesulitan internal Berdasarkan beberapa definisi diatas maka penulis menyimpulkan secara sederhana, coping merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh individu untuk mengatasi tuntutan-tuntutan (baik eksternal maupun internal) dan sumber-sumber yang dianggap sebagai situasi yang menekan, membebani atau penuh tekanan serla menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan yang terjadi dilingkungan dengan menggunakan kemampuan yang dimiliki untuk menghadapi dampak negatif stres. 20 2.2.2. Tujuan dan Fungsi coping Cohen & Lazarus (dalam Taylor 1999) merumuskan usaha coping terpusat pada lima tujuan utama, antara lain adalah: a. Untuk mengurangi kondisi-kondisi lingkungan yang menyakitkan dan memperbesar kemungkinan prospek penyembuhan. b. Untuk mentoleransi atau menyesuaikan diri pada peristiwa atau kenyataan yang tidak menyenangkan. C. Untuk memelihara image diri yang positif. d. l)ntuk mempertahankan keseimbangan emosional. e. Untuk melanjutkan hubungan sosial yang memuaskan dengan orang lain. 2.2.3. Jenis-jenis Coping Lazarus dan Folkman (dalam Smet, 1994) secara umum menggolongkan dua strategi coping yang biasanya digunakan oleh individu ketika menghadapi stress yaitu : a. Problem focused coping (coping terpusat pada masalah) merupakan usaha individu untuk menghadapi langsung, mencari sumber stress, mengubah lingkungan yang menyebabkan stress, berusaha untuk menyelesaikan masalah sehingga pada akhirnya stress berkurang atau hilang. 21 Jenis Problem focused coping terbagi lima yaitu : (1) Active coping (coping aktif), merupakan proses pengambilan langkah aktif yang mencoba untuk memindahkan atau menghilangkan sumber stress dan mengurangi akibat yang ditimbulkan. (2) Planning (perencanaan), merupakan proses memikirkan upaya yang dapat dilakukan untuk menghadapi stressor (3) Supression of Competing activies (mengalihkan aktivitas lain), merupakan usaha untuk mengesampingkan hal-hal lain yang dapat mengganggu konsentrasi individu ketika menghadapi stress atau bahkan membiarkan hal tersebut tanpa memberikan perhatian. (4) Restraint coping (coping pengendalian diri), suatu keadaan dimana individu menahan diri, tidak bertindak tergesa-gesa dan menunggu sampai kesempatan yang baik untuk bertindak tiba. (5) Seeking social support for instrumental reason (mencari dukungan sosial berupa bantuan).Merupakan usaha individu untuk mencari dukungan sosial dari teman dan keluarga dalam bentuk nasehat, bantuan dan informasi yang mungkin dapat memberikan insight individu untuk mengatasi masalah. b. Emotional focused coping (coping berpusat pada emosional) usaha untuk meredakan ketegangan emosi yang dirasakan sehubungan dengan stress yang dihadapi. Maka bila individu tidak mampu mengubah kondisi yang 23 (5) turning to religion (kembali ke agama), bentuk strategi coping ini ditemukan cukup berperan bagi kebanyakan orang umunya individu berpaling kepada agama. 2.2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis strategi coping Faktor yang mempengaruhi strategi mana yang paling banyak atau sering digunakan oleh indivdu sangat tergantung pada kepribadian dan sejauhmana tingkat stress dari suatu kondisi masalah yang dialami. Syamsu Yusuf (2004) mengatakan beberapa faktor yang mempengaruhi strategi coping, diantaranya: 1. Dukungan sosial Dukungan sosial dapat diartikan sebagai pemberian bantuan atau pertolongan terhadap seseorang yang mengalami stress dari orang lain yang memiliki hubungan dekat (saudara atau temen). House mengemukakan (dalam Yusuf 2004) bahwa dukungan social memiliki empat fungsi, yaitu sebagai berikut: a. Emotional support, yang meliputi pemberian curahan kasih sayang, perhatian, dan kepedulian. b. Appraisal support, yang meliputi bantuan orang lain untuk menilai dan mengembangkan kesadaran akan masalah yang dihadapi, termasuk usaha-usaha untuk mengklarifikasikan hakikat masalah tersebut, dan memberikan umpan balik tentang hikmah dibalik masalah tersebut. 24 c. Informational suppori, yang meliputi nasihat dan diskusi tentang bagaimana mengatasi atau memecahkan masalah. d. Instrument suppori, yang meliputi bantuan material, seperti memberikan tempat tinggal, meminjamkan uang dan berkunjung ke biro layanan sosial. 2. Kepribadian Tipe atau karakteristik kepribadian seseorang mempunyai pengaruh yang cukup berarti terhadap coping atau usaha dalam mengatasi stress yang dihadapL Oi antara tipe atau karakteristik kepribadian tersebut adalah sebagai berikut : a. Hardiness (ketabahan) Hardiness ini dapat diartikan sebagai tipe kepribadian yang ditandai dengan sikap komitmen, internal locus of control, dan kesadaran akan tantangan. b. Humoris Orang yang senang humor cenderung lebih toleran dalam menghadapi situasi stress dari pada orang yang tidak senang humor (seperti orang yang besikap kaku dingin, pemurung atau pemarah). Oengan kata lain Zainun Mu'tadin (2002) dalam www.e-psikologLcom, juga menjelaskan cara individu menangani situasi yang mengandung tekanan ditentukan oleh sumber daya individu yang meliputi kesehatan fisiklenergi, 25 keterampilan memecahkan masalah, keterampHan sosial dan dukungan sosial dan materi. a. I<esehatan Fisik Kesehatan merupakan hal yang penting, karena selama dalam usaha mengatasi stres individu dituntut untuk mengerahkan tenaga yang cukup besar b. Keyakinan atau pandangan positif Keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting, seperti keyakinan akan nasib (eksternallocus of control) yang mengerahkan individu pada penilaian ketidakberdayaan (helplessness) yang akan menurunkan kemampuan strategi coping tipe : problem-solving focused coping c. KeterampHan Memecahkan masalah Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan hasH yang ingin dicapai, dan pada akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepa!. d. KeterampHan sosial Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan bertingkah laku dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nHai sosial yang berlaku dimasyaraka!. 26 e. Dukungan sosial Dukungan ini meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan informasi dan emosional pada diri individu yang diberikan oleh orang tua, anggota keluarga lain, saudara, teman, dan lingkungan masyarakat sekitarnya f. Materi Dukungan ini meliputi sumber daya berupa uang, barang atau layanan yang biasanya dapat dibeli. 2.3. Penyesuaian Diri 2.3.1. Pengertian penyesuaian diri Menurut Kartini Kartono (dalam Djuhari, 1998) adjustmentberarti adaptasi atau penyesuaian diri. Dalam kamus besar bahasa Indonesia pun kata adjusment dan adaptation dapat diartikan penyesuaian diri. Lazarus (1976) mengatakan kata adaptation lebih tertuju pada struktur biologis dan proses survival dari spesies, sedangkan kata adjusment menekankan pada usaha individu untuk mempertahankan diri dalam lingkungan sosial dan fisiko "... The individual struggle to get along or survive in his or her social and physical environment ". Penyesuaian diri didefinisikan oleh Wolman (Atwater, 1983) sebagai variasi dan perubahan tingkah laku yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan dan memenuhi tuntutan agar supaya seseorang dapat membina hubungan 27 yang harmonis dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Rathus & Navid (1983) penyesuaian diri adalah adaptation, yaitu prilaku yang memungkinkan untuk dapat memenuhi permintaan-permintaan dari lingkungan. Istilah penyesuaian diri digunakan oleh psikolog. Oi dalam penyesuaian diri terdapat dua macam peroses, yaitu dimana seseorang menyesuaikan diri dengan keadaan-keadaan yang ada, ataupun mengubah keadaan agar sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan seseorang. Harber & Runyon (1994) mendefinisikan penyesuaian diri bukan merupakan sesuatu keadaan, melainkan proses berkelanjutan selama hidup. Berdasarkan konsep proses tersebut, maka penyesuaian diri yang efektif terukur dengan cara melihat bagaimana seseorang mengatasi keadaan yang selalu berubah. Harber & Runyon menambahkan (dalam Atwater, 1983) menyatakan bahwa istilah penyesuaian diri dipergunakan dalam berbagai cara penyesuaian diri dapat berarti menjadi terbiasa dengan atau belajar untuk hidup dengan. Menjadi terbiasa dengan keadaan-keadaan tertentu dapat menjadi penyesuaian diri yang efektif ketika lingkungan sosial sulit untuk diubah. Oisini penyesuaian diri merujuk pada ciri-ciri bahwa seseorang harus menerima segala sesuatu dimana ia tidak memiliki kendall. Penyensuaian diri 28 yang efektif merupakan penerimaan keterbatasan yang tidak dapat diubah manakala memodifikasi secara aktif dapat dilakukan. Sementara itu menurut Mustahfa Fahmi (dalam Zakiah Daradjat, 1982) peroses penyesuaian diri adalah dinamika yang bertujuan mengubah kelakuan agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara dirinya dan lingkungannya. Sedangkan Feldman (1989) mengatakan bahwa, disadari atau tidak, penyesuaian diri memainkan peranan penting di dalam eksistensi setiap orang, seperti kita mencari tempat di dunia dan makna dibalik kegiatankegiatan sehari-hari. "... the efforts of people make to meet the demands and challenges placed upon them by the world in which they live .... ". Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyimpulkan secara sederhana bahwa penyesuaian diri merupakan sebuah proses psikologis, yang dilakukan untuk memenuhi permintaan-permintaan dari lingkungan atau dalam menghadapi berbagai masalah yang terus berubah selama hidup dan menjadikan perubahan-perubahan atau kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan kepuasan dalam hubungannya dengan orang lain dan juga Iingkungannya. 29 2.3.2. Penyesuaian diri yang efektif Menurut Haber & Runyon (1984), terdapat beberapa karakteristik yang digunakan untuk menilai apakah penyesuaian diri seseorang dapat dikatakan efektif, yaitu: 1. Persepsi yang tepat mengenai kenyataan Ketepatan persepsi seseorang mengenai kenyataan ditandai dengan kemampuan untuk mengetahui konsekuensi dari setiap tindakannya. Dengan persepsi yang tepat akan kenyataan, seseorang akan mampu menentukan tingkah laku yang sesuai dengan konsekuensinya. Indicator lain dari ketepatan persepsi akan kenyataan adalah adanya tujuan yang realistik dan sesuai dengan keadaan dirinya. 2. Kemampuan untuk menghadapi stress kecemasan Stress dan kecemasan merupakan hal yang sering mengganggu kehidupan seseorang. Penyesuaian diri yang efektif adalah apabila seseorang mampu mengatasi kecemasan dan stress ini dengan cara membuat tujuan jangka pendek lebih yang lebih mudah dicapai sehingga timbul perasaan puas dan bahagia. Bila tujuan ini tercapai maka individu akan menjadi puas, bila tidak tercapai maka akan menjadi kecewa dan cemas. 3. Self-image yang positif Diri seseorang terdiri dari dua hal, yaitu konsep yang ia sendiri percayai atau pemahaman akan diri sendiri dan konsep yang dipersepsikan oleh 30 orang lain. Kedua hal inilah yang kemudian menjadi bahan penilaian dari kualitas penyesuaian diri seseorang. Ketika pemahaman akan diri sendiri sejalan dengan konsep yang dimiliki oleh orang lain, penyesuain diri seseorang dapat dikatakan memuaskan dan sebaliknya. Self-image yang positif memang penting bagi penyesuain diri yang efektif tetapi tidak berarti melupakan kenyataan yang ada. Untuk memiliki Self-image yang positif seseorang harus menyadari baik kelebihan maupun kekurangannya sehingga dapat mengetahui potensi yang dimiliki. 4. Kemampuan untuk mengekspresikan perasaan Orang yang sehat secara emosional mampu mengekspresikan perasaanya dengan cara yang realistik dan dapat dikontrol. Selain itu, ekspresi perasaan yang ditunjukan juga harus sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang dihadapi serta tidak merugikan orang lain. 5. Hubungan interpersonal yang baik Setiap orang mengingunkan hubungan yang memuaskan dengan orang lain untuk membuat hidupnya lebih bermakna. Orang yang memiliki penyesuaian diri yang baik memiliki keterlibatan dan keintiman yang cukup kuat dengan orang lain. Mereka merasa kompeten dan nyaman terhadap hubungannya dengan orang lain dengan tetap menyadari bahwa dalam setiap hubungan terdapat kemungkinan terjadi hal yang menyakitkan. 31 Haber & Runyon (1984), mengatakan penyesuaian diri yang efektif terjadi ketika seseorang dapat menerima keterbatasan yang tidak dapat diubah dan senantiasa memodifikasi keadaan yang biasa diubah. Kedua hal tersebut ditunjukan untuk mencapai keselarasan antara diri dengan keadaan yang sedang dihadapi. Haber & Runyon (1984), menambahkan bahwa penilaian terdapat penyesuaian diri juga dapat dilihat dari sejauh apa seseorang dapat mengatasi perubahan-perubahan yang terus terjadi dalam hidupnya. Sedangkan menurut Schneiders (1964), penyesuaian diri adalah suatu proses perilaku secara internal dan eksternal untuk manghadapi suatu masalah akibat stress, konflik, frustasi, dan masalah lainnya yang berarti bagi individu. Selanjutnya Schneider (1964) juga mengatakan bahwa penyesuaian diri merupakan : suatu proses yang mencakup mental dan tingkah laku, dimana individu berusaha mengatasi tuntutan-tuntutan kebutuhan, frustasi, dan koflik, serta mampu membentuk keselarasan antar tuntutan dalam dirinya sendiri dengan norma-norma masyarakat dimana individu tersebut tinggal. Kemampuan menyesuaikan diri dalam diri seseorang bukanlah hal yang mudah untuk diukur. Terdapat beberapa cara untuk menilai penyesuaian diri. Dulu, penyesuaian diri dianggap efektif bila tidak ada tanda-tanda yang dapat membuat seseorang disebut abnormal. Sekarang, cara tersebut telah digantikan oleh pendekatan yang lebih bersifat positif. Pendekatan ini lebih 33 Sebenarnya pengaruh itu, bukanlah dari faktor frustasi itu sendiri, akan tetapi bergantung kepada cara orang memandang faktor itu. Sesuatu hal yang sama-sama dialami oleh dua orang, mungkin salah seseorang akan merasa tertekan sekali oleh hal tersebut, tapi oleh yang lainnya dianggap hal yang biasa saja. Jadi frustasi itu adalah disebabkan oleh tanggapan terhadap situasi. Tanggapan itu dipengaruhi oleh kepercayaan kepada Iingkungan. Kepercayaan pada diri timbul apabila setiap rintangan atau halangan dapat dihadapi dengan sukses. Sukses yang dicapai itu akan membawa kepada kegembiraan, dan kegembiraan menumbuhkan kepercayaan diri. Selanjutnya kepercayaan diri akan menyebabkan orang optimis dalam hidup, setiap persoalan dan problem yang datang akan dihadapi dengan hati yang tenang, sehingga penganalisaan terhadap problem itu dapat dilakukan. 2. Konflik Konflik jiwa atau pertentangan batin, adalah terdapatnya dua macam dorongan atau lebih, yang berlawanan atau bertentangan satu sama lain, dan tidak mungkin dipenuhi dalam waktu yang sama. Lebih jauh lagi Zakiah Daradjat menjelaskan bahwa konflik dapat di bagi beberapa macam, yaitu : pertama, pertentangan antara dua hal yang diingini, yaitu adanya dua hal yang sama-sama diingini, tapi tidak mungkin diambil keduanya. kedua, pertentangan antara dua hal, yang pertama 34 diingini sedangkan yang kedua tidak diingini. Konflik ini terjadi apabila dua macam keinginan yang bertentangan satu sama lain atau antara dua hal saling menghalangi antara satu dengan lainnya. Dari satu segi ingin mencapainya, tapi dari segi lain ingin menghindarinya. ketiga, pertentangan antara dua hal yang tidak diingini, yaitu orang menghadapi situasi yang menimbulkan dua hal yang sama-sama tidak disenangi. 3. Kecemasan Kecemasan adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur, yang terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan (frustasi) dan pertentangan batin (konflik). Zakiah Daradjat (2002), menambahkan bahwa kecemasan itu mempunyai segi yang disadari seperti rasa takut, terkejut, tidak berdaya, rasa berdosa/bersalah, terancam dan segalanya. Juga ada segi-segi yang terjadi diluar kesadaraan dan tidak biasa menghindari perasaan yang tidak menyenangkan itu. Rasa cemas itu terdapat dalam semua gangguan dan penyakit jiwa, dan ada bermacam-macam pula, diantaranya : pertama, rasa cemas yang timbul akibat melihat dan mengetahui ada bahaya yang mengancam dirinya. Cemas ini lebih dekat kepada rasa takut, karena sumbernya jelas terlihat dalam pikiran. kedua, rasa cemas yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk. Yang paling sederhana ialah cemas yang umum, dimana orang merasa cemas (takut) yang kurang jelas, 35 tidak tertentu dan tidak ada hubungannya dengan apa-apa, serta takut itu mempengaruhi keseluruhan diri pribadi. Ada pula cemas dalam bentuk takut pada benda-benda atau hal-hal tertentu, misalnya takut melihat darah, serangga, binatang-binatang kecil, tempat yang tinggi, atau keramaian. Ini berati bahwa obyek yang ditakuti tidak seimbang dengan bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh benda-benda tersebut atau tidak berbahaya sama sekali. Selanjutnya ada pula cemas dalam bentuk ancaman, yaitu kecemasan yang menyertai gejala-gejala gangguan dan penyakit jiwa. Orang mersa cemas karena menyangka akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, sehingga ia merasa terancam oleh sesuatu itu. ketiga, cemas merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani. Cemas ini sering pula menyertai gejala-gejala gangguan jiwa, yang kadang-kadang terlihat dalam bentuk yang umum. Gejala-gejala cemas ada yang bersifat fisik dan ada pula yang bersifat mental. Gejala fisik yaitu : ujung-ujung jari terasa dingin, pencernaan tidak teratur, pukulan jantung cepat, keringat bercucuran, tidur tidak nyenyak, nafsu makan hilang, kepala pusing, nafas sesak dan sebagainya. Gejala mental antara lain sangat takut, mersa akan ditimpa bahaya atau kecelakan, tidak biasa memusatkan perhatian, tidak berdaya/rendah diri, hilang kepercayaan pada diri, tidak tentram, ingin lari dari kenyataan hidup dan sebagainya. Dengan ringkas dapat dikatakan, bahwa cemas itu timbul karena orang tidak mampu 37 Kesiapan memasuki masa pensiun merupakan hal yang terpenting karena pada masa ini seseorang akan dihadapkan pada hal-hal yang baru, yakni hilangnya tugas dan kewajibanya dalam pekerjaan yang ditekuninya. Hal ini membuat seseorang mangalami keterasingan dalam hidupnya. Kondisi seperti ini membuat para pensiunan membutuhkan penyesuaianpenyesuaian diri yang baru agar kehidupanya tetap berlanjut tanpa memunculkan permasalahan hidup. Kebanyakan orang yang memasuki masa pensiun melakukan pengalihan dirinya (coping penyesuaian diri) dengan melakukan beragam kesibukan. Ada orang yang setelah mamasuki masa pensiun menyibukkan dirinya dengan memperbanyak beribadah (ikut dalam majlis ta'lim, arisan, senam jantung dan lain sebagainya), namun ada juga orang yang menyibukan dirinya dengan membuka usaha demi menyambung hidup keluarganya. Hal ini wajar dilakukan mengingat pada saat tersebut seseorang telah terlepas dari tugas dan kewajibannya dari pekerjaan yang sebelumnya di tekuninya. Gambaran diatas membuat penulis dapat menyimpulkan secara sederhana mengenai pengertian coping penyesuaian diri khususnya pada pensiunan yaitu, usaha seseorang dalam menjalani kehidupannya dari ~·-···~·""··_~·-~~~·-·'··--l .· HJ U A ". ti,:A,:;~~r,~" I 0' , Piy"N!t1U,J~h n'" lJj') i "t\\(H[iH~ fit ,,' 38 \ --,.,-->~"-~,,-~----"~, JH~'\jn.if1dH! ! situasi yang baru yang disebabkan telah hilang tugas dan kewajibanya dalam pekerjaan yang ditekuninya. 2.5. Kerangka Berfikir Tujuan ideal pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua atau jaminan hari tua, namun dalam kenyataannya sering diartikan sebaliknya, karena pensiun sering diartikan sebagai kehilangan penghasilan, kedudukan, jabatan, peran, kegiatan, status dan harga diri. Masa pensiun juga seringkali dianggap sebagai kenyataan yang tidak menyenangkan sehingga menjelang masanya tiba sebagian orang sudah merasa cemas karena tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi kelak. Oleh karenanya, sering terjadi orang yang pensiun bukannya bisa menikmati masa tua dengan hidup santai, sebaliknya, ada yang justru mengalami problem serius (kejiwaan atau pun fisik), Perubahan yang dialami pada masa pensiun berdampak pada psikologis cukup serius, karena memang pada masa ini seseorang dituntut untuk dapat menyesuaikan dirinya pada lingkungan dan kondisi yang baru. Bagi mereka yang tidak memiliki kesiapan, tentu akan mengalami hambatan beradaptasi dalam kondisi baru tersebut, namun sebaliknya bagi mereka yang merasa sudah siap tidak memiliki kendala dan masalah apapun, karena kebanyakan 39 orang yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagian dalam hidupnya, karena ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri, baik dalam kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan dan dalam masyarakat pada umumnya. Tak jarang pula banyak orang-orang mengalami stres dan depresi disebabkan oleh kegagalan rnereka dalam penyesuaian diri dengan kondisi yang penuh dengan tekanan. Untuk mengantisipasi dan meminimalisir tekanan dari kondisi baru dalam penyesuaian diri terutama bagi mereka para pensiunan, kebanyakan mereka melakukan pengalihan diri yaitu dengan melakukan coping penyesuaian diri, diantaranya yaitu menyibukan diri dengan berbagai aktivitas seperti: membuka usaha sendiri, ikut perkumpulan-perkumpulan, berbaur dengan masyarakat setempat) atau mendekatkan diri pada TuhanNya dan yang lainnya. Begitu juga pada pensiunan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Namun, dikarenakan perbedaan Iingkup kerja yang dijalani anggota ABRI, yakni suasana yang penuh dengan kedisiplinan dan berada pada lingkup lapangan, artinya seringkali tidak menetap pada satu lokasi, diduga membuat pensiunan anggota ABRI mengalami kesulitan yang membutuhkan penyesuaian diri extraintensive. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk membuat alat ukur yang valid dan reliabel serta memenuhi persyaratan analisa item, juga mempunyai tujuan 40 untuk dapat meneliti coping penyesuaian diri tentu saja pada pensiunan yang dituju oleh pengukuran alat tes akan mewakili dari setiap populasi dan untuk menunjukkan posisi relatif.individu secara normatif, sehingga nantinya dapat dibandingkan dengan hasil tes orang lain. Gambar 2.2. Bagan kerangka berfikir Dampak yang dimunculkan Kondisi fisik : lemah 2. cepat lelah 3. lamban 1. Masa Pensiun H ABRI I Coping Penyesuaian diri 1. 2. 3. 4. Perubahan yang dialami Kondisi psikis : mudah lupa konsentrasi berkurang cemas stress METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian 3.1.1. Pendekatan penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Menurut Cresswell (dalam Alsa, 2003) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bekerja dengan angka, yang datanya terwujud bilangan (skor atau nilai, peringkat atau frekuensi), yang dianalisis menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan yang sifatnya spesifik. Adapun alasan penulis menggunakan pendekatan ini adalah berharap agar memperoleh gambaran umum yang lebih objektif dan terukur yang diperoleh dari penelitian kuantitatif yang bersifat deskritif, dimana data dan hasilnya diolah dan disajikan dalam bentuka angka-angka dan mengeksplor gambaran dari sam pel penelitian mengenai pandangan mereka terhadap coping penyesuaian diri pada pensiunan. 42 3.1.2. Metode penelitian Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode deskritif. Travers (dalam Sevilla, 1993), menjelaskan bahwa tujuan utama dalam menggunakan penelitian deskritif adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan, dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Sevilla (1993) menambahkan bahwa penelitian deskritif tidak memiliki kekuatan untuk mengontrol hal-hal yang sementara terjadi dan hanya dapat mengukur apa yang ada. Metode deskritif dalam penelitian ini akan menggambarkan sifat dan perilaku coping penyesuaian dirinya pada pensiunan anggota ABRI. 3.1.3. Definisi variabel dan operasionalisasi variabel Variabel dalam penelitian ini adalah coping penyesuaian diri, artinya suatu usaha yang dilakukan oleh individu untuk mengatasi tuntutan-tuntutan (baik eksternal maupun internal) dan sumber-sumber yang dianggap sebagai situasi yang menekan, membebani atau penuh tekanan serta menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan yang terjadi dilingkungan dengan menggunakan kemampuan yang dimiliki untuk menghadapi dampak negatif stres. Dalam hal ini coping penyesuaian diri yang dilakukan oleh ABRI Singarimbun dan Effendi (1995) mengemukakan bahwa definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur 43 suatu variabel. Pengoperasionalan variabel dilakukan dengan menentukan indikator-indikator perilaku adalah bentuk-bentuk perilaku yang mengindikasikan ada tidaknya suatu atribut psikologis. Rumusan indikator perilaku l;Jerdasarkan ciri atau dimensi dari suatu variabel yang telah dipaparkan dalam kajian teori. Indikator-indikator tersebut dapat dikuantifikasikan karena memiliki rumusan sangat operasional serta tingkat kejelasanya dapat diukur (Azwar, 2003). Definisi operasional coping penyesuaian diri pada pesiunan angkatan bersenjata republik indonesia (ABRI), adapun aspek-aspek coping yang diukur dalam penelitian ini, menggunakan pengertian yang telah dijelaskan oleh Smet (1994), yaitu: (1) Problem Focused Coping meliputi coping aktif, perencanaan, supresi, coping pengekangan, dukungan social. (2) Emotion Focused Coping meliputi dukungan sosial emosional, reintrepretasi positif, penerimaan, penyangkalan, dan kembali keajaran agama. 3.2. Pengambilan sampel 3.2.1. Populasi sampel Gay (dalam Sevilla 1993) mendefinisikan populasi sebagai kelompok di mana peneliti akan mengeneralisasikan hasil penelitiannya. Dalam penelitian ini 44 yang merupakan populasi adalah Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) di Tangerang. $ampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti dan dianggap dapat menggambarkan populasi. Menurut Ferguson (1976) sampel adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi atau porsi dari suatu populasi. Sesuai dengan pendapat Gay (1976) bahwa jumlah sampel untuk melakukan penelitian deskriptif adalah 10% dari jumlah populasi. Untuk populasi yang sangat kecil diperlukan minimum 20%. Mengingat sangat kecilnya populasi, maka pada penelitian ini mengambil sampel sebanyak 42 persen atau 40 orang dari 97 jumlah anggota pensiunan ABRI yang terdaftar di Persatuan Purnawirawan (PEP) ABRI daerah Jatiuwung-Tangerang. Penempatan jumlah sampel tersebut disesuaikan dengan kemampuan penulis berdasarkan pertimbangan waktu, tenaga dan dana sampel dalam penelitian ini adalah pensiunan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) yang memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Pensiunan ABRI 2. Berdomisi di daerah Jatiuwung-Tangerang . 3. Korps Angkatan Darat 46 Guna menghindari kecenderungan responden untuk "mengamankan" dan untuk menempatkan jawaban mereka di tengah sebagai angka netral (dalam Sevilla, 1993). Maka peneliti menghilangkan angka netral dan mengurangi skala menjadi empat angka, yaitu: Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju. TabeI3.1. Penskoran skala Likert Sangat Setuju (SS) Setuju (5) Tidak 5etuju (T5) Sangat Tidak 5etuju (5T5) . Favorable 4 3 2 1 Unfavorable 'I 2 3 4 Instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan angket dalam bentuk skala likert. Adapun skala untuk mengukur coping menggunakan skala yang dikembangakan oleh Bart Smet (1994) yang telah dimodifikasi dengan mengaitkan teori-teori penyesuaian diri yang ada. Skala ini terdiri dari dua aspek, yaitu Problem focused coping, Emotional focused coping. Berikut adalah tabel Blue Print coping: 47 TabeI3.2. Blue Print Skala Coping penyesuaian diri No 1. I I Aspek Problem focused coping . i I, I 2 Emotional focused coping II I i .5.4. .. Indikator - Coping aktif perencanaan mengalihkan aktivitas lain - coping pengendalian - mencari dukungan sosial berupa bantuan - dukungan social emosional - penilaian kembali secara positif dan pertumbuhan - penerimaar. - penyangkalan - kembali keajaran agama -reknik uji ins:rument penelitian 3.4.1 Uji Validitas Untuk mengetahui validitas dari setiap item pertanyaan skala coping penyesuaian diri pada pensiunan ini menqgunakan bantuan SPSS 11.0 dengan rumus kolerasi product moment dari pearson (Arikunto, 1998) yaitu: = LXY = LX = LY = Jumlah skor total n Jumlah subyek Keterangan: rxy = Angka indeks korelasi "r" product moment Jumlah hasil perkalian antara skor item dan SKor total Jumlah skor item 49 3.5. Analisis data 3.5.1. Analisis Aspek Dengan menggunakan fungsi-fungsi logika "IF" pada program Excel unt' 'k melihat perbandingan dua logika atau lebih, dengan melihat angka standar deviasi dan mean (rerata) (Yahya kurniawan, 2007). 3.5.2. Analisis Indikator variabel Dengan menggunakan rerata X" L Il L = Jumlah skor per indikator n = Jumlah subyek 3.6. Tahap penelitian 1. T?hap persiapan a. Dimulai dengan perumusan masalah b. Menentukan variabel yang akan diteliti C. Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran dan landasan teoritis yang tepat mengenai variabel penelitian d. Menentukan, menyusun dan menyiapkan alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian ini 2. Tahap pengambilan data a. Menentukan sampel penelitian b. Memberikan penjelasan mengenai tujuan pene!itian dan meminta kesediaan subjek untuk mengisi kuesioner. 50 c. Melakukan pengambilan data dengan memberikan alat ukur berupa skala coping penyesuaian diri pada pensiunan angkat bersenjata republik Indonesia (ABRI). d. Memeriksa kembali jika ada item-item yang terlewatkan oleh subjek dan memberikan instruksi pada subjek agar melengkapi semua item-item kuesioner. 3. Tahap pengolahan data a. Melakukan skoring setiap hasil angket yang telah diisi oleh pensiunan angkatcJn bersenjata republik Indonesia (ABRI), yang menjadi sami-'el penelitian b. Melakukan analisa data dengan menghitung validitas dan reliabilitasnya untuk menghitung hasil. 4. Tahap pembahasan a. Menginterpretasikan dan membahas hasil analisa berdasarkan teori b. Merumuskan keseimpulan hasil penelitian dengan memperhitungkan data penunjang yang diperoleh. statistik BAB4 PRESENTASI DAN ANAUSA DATA 4. 1. Gambaran Umum Responden Gambaran umum responden dalam penelitian ini berdasarKan pangkat, usia. Subjek dalam penelitian ini adalah 40 pensiunan ABRI Tangerang. TabeI4.1. Gambaran subjek berdasarkan pang kat r' Pangkat I Frekuensi Prosentase - Pelda -'1~~"";4~~~1~~";"1O~%~~~ Koptu 11 i 2/,5% f---"'S:':e:J: ':: =---+--::3::-7 5 7%;----..~ rm a Peltu 5 12,5% ~ Serda 5 12,5 % I I----:::Sersan 1 2,5 % ' Sertu 4 10 % Serka 7 I 10 % Jumlah 40······· . t~·~·~1'::00~%~~J Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui, bahwa jumlah keseluruhan subjek sebanyak 40 orang terdiri dari delapan pangkat. Adapun subjek yang paling banyak yang berpangkat Koptu sebanyak 11 orang (27,5 %) dan yang paling sedikit yang berpangkat Sersan sebanyak 1 cang (2,5 %). Semua subjek penelitian bb,'jenis kelamin laki-Iaki. 52 TabeI4.2. Gambaran subjek berdasarkan usia Rentang usia 55 tahun 57 tahun 58 tahun 59 tahun 60tahun 61 t::lhun I 62 tahun 63 tahun ! 64 tahun If - 65lahun 67tahun I i-68tahun 69 tahun 71 tahun 72tahun JumlClh ! I Frekuensi 6 4 2 2 6 I 4 2 2 2 1 2 2 1 1 1 4li Prosentase 15 % 10 % 5% 5% 15 % 10 % 5% 5% 2% 2,5 % 5% 5% 2,5 ufo 2,5 % 2,5 % 100 % I I J ~ I Dari tabel 4.2 di atas dapat diketahul, bahwa subjek yang diteliti berusia antara 55 - 72 tahun. Adapun subjek yang paling banyak usia 55, 60 tahun yakni berjumlah 6 orang (15 %), sedangkan subjek paling sedikit usia 65, 69, 71, 72 yakni berjumlah 1 orang atau 2,5 %. 53 4.2. Presentasi data dan Anaiisa Data 4.2.1. Uji instrumen penelitian Berdasarkan uji instrumen penelitian diketahui bahwa hasil uji coba skala Coping yang berjumlah 74 item disebarkan kepada 40 pensiunan ABRI Tangerang, maka diperoleh item valid sebanyak 39 item. Hanya data yang valid saja yang kemudian dipakai sebagai data untuk penelitian sedangkan item yang tidak valid sebanyak 35 item. Adapun pernyalaan yang favorable sebanyak 24 item. Sedangkan pernyataan yang unfavorable pad a penelitian scbanyak 15 item, diperoleh hasil pada tabel sebagai berikut : TabeI4.3. Blue Print Skala Coping penyesuaian diri ._.. I NoT 11. Aspek~ I Pml)lemfOClised coping 2 Emotional focused coping I ~. Indikator - Coping aktif - perencanaan - mengalihkan aktivitas lain - coping pengendalian - mencari dukungan sosial berupa bantuan - dukungan social emosional - penilaian kembali secara positif - penerimaan - penyangkalan - kembali keajaran aqama '------'- Total Fav 1,3,5,8,11 7,10,13,15 17,23,29, 32,37 20,25,31,34 21,26,36,38 1 1 Unf 2 ,4,6,9,12 14,16,18 19 ,22,28 Total! 38 I 24,27,30 33,35 39,41,43 40,42,44 45,50,53,55 46,48,52 47,51,57 54,56,58 59,61,63,65, 60,62,64, 70 , 71 66,68,49,72, 67,69,73 I 74 42 32 36 i 74 54 TabeI4.4. Blue Print Skala Coping penyesuaian diri setelah uji coba (Tryout) No 1. Aspek Problem focused coping I =+= - Coping aktif I I II I I I - 2 Emotional focused coping Indik'ltor 1- - - - r hz.2,4,6,9**, Fav Unf Ii 1 3** 5* 8 ! I " 11 ** ! 17,10,13**, Pere"canaan iI 15* mengalihkan aktivitas 1 17 ,23,29, 32** ' 37** lain I coping rengendalian II 20** 2531 * 134 I mencari dukungan i 21 **,26,36, sosial berupa bantuan 138** ! 39** 41 ** 43* dukunga'l social I ' , emosional penilaian kembali II 45** 50** 53 ' 55 secara pC"sitif 1 47 * ,51 ** ,57 penenmaan peny'angkalari 59,6163*,65 ,70* kembali kedjaran 11:::3* 6849** ' 1 72*~,74 agama Total Keterangan: ** : valid pada tarat signifikansi 0,01 * : valid pada tarat signifikansi 0,05 l ' I I " 42 Troial i i 38 1 12 ** [ Ii 141618** I , I 119**,22,28 i l , [24**,27*, i I 1 3(* I 33,35 I , ' 40**,42**, 44** 46**,48,52 36 i 54 ,56*,58* 60*,62,64, 171 67**,69*,73 1 32 , 74 55 TabeI4.5. Blue Print Skala Coping penyesuaian diri untuk Penelitian Fav Unf Indil\ator 3,5 1. 1,2,4 Problem - Coping aktif 6,7 8 focused - perencanaan 9 coping - mengalihkan aktivitas lain 15,17 coping pengendalian 10,14,16 12,13 II - mencari dukungan sosial 11,18 beruoa bantuan I 2 Emotional - dukungan sosial emosional 19,21,23 20,22,24 I focused 26 - penilaian kembali secara 75,29 I I coping positif I - penerimaan 27,30 31,32 penyangkalan 33,37 38 I ·35,36 - kembali keajaran 8CJama /28,34,39 No Aspek I Total 18 I I I, I 21 I I I I ~I Total I _... I -~-- _._-- 24 15 39 Setelah uji coba (Tryout), maka didapati 39 item yang dinyatakc:n valid yaitu [Jdda aspek problem focused coping spbanyak 18 item (Fav 12 dan Unf 6), adapun pada aspek emotional focused coping sebanyak 21 item (Fav 12 dan Unf 9). Bedasarkan perhitungan reliabilitas dengan menggunakan formula Alpha Croncbach, maka dihasilkan koefesien reliabelitas Alpha = 0,735. Dalam hal ini, alat ukur skala coping penyesuaian diri pada pensiunan ABRI dapat dikatakan reliabel. I --- 56 4.2.2. Analisis Aspek Hasil penelitian berdasarkan pengelompokan pad a aspek coping yang lerdiri dari dua aspek, yaitu aspek problem focused coping dan aspek emotional focused coping didapati dalam tabel sebagai berikut: TabeI4.4. Pengelompokkan subyek berdasarkan aspek coping Ka tegori I Fre kuen-es-ei-+_P-er-e0,=s::-:e,::,-n=-=t",as-=..e--l Problem focused copinSLJ_,_:::-19-;-_-t-_-;::4:::-7,-::,5:-;;0,=%-;-o Emotion focused COPII:;] I 21 i 52,50%,~ Total ', LT_--'-40=----1[ 100.00% I Dari tabel di ataw, dapat diketahui bahwa pengelompokan subjek berdasarkan aspek coping, Jidapati 19 orang \47,50 Ufo) menggunaKan problem focused coping, sedangkan 21 orang (52,50 %) menggunakan emotional focused coping Hal ini menunjukkan bahwa emotional focused coping lebih banyak dipilih dibandingkan dengan problem focused coping dalam penyesuaian diri subyek penelitian, Hasil pengelompokan aspek coping di alas dapat diasumsikan bahwa, kebanyakan pada pensiunan anggota ABRI melakukan coping penyesuaian diri berpusat pad a emosi untuk meredakan ketegangan emosi yang dirasakan sehubungan dengan stress yang dihadapi, 58 Hasil pengelompokan indikator coping di atas dapat diasumsikan bahwa, kebanyakan pada pensiunan ABRI lebih banyak menggunakan dukungan sosial emosional adalah usaha untuk mendapat dukungan mor,?l, simpati atau pengertian dari orang lain. Sedangkan untuk coping pengendalian adalah dimana keadaan individu untuk menahan diri, tidak bertlndak tergesagesa dan menunggu sarnpai kesempatan yang baik untuk bertindak tiba-tiba. BABS KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa coping penyesuaian diri pada pensiunan ABRI sebagai berikut • 1. Cnping penyesuaian diri dalam mengatasi masalah yang dilakukan oleh pensiunan ABRI Tangerang didapati ::>2,5 % menggunakan i:::motion focused coping dan 47,5 % menggunakan Problem fr)Cused coping. 2. untuk Problem focused coping pensiunan ABRI Tangerang lebih banyak menggunakan coping pengendalian sedangkan untuk Emotion focused coping pensiunan ABRI Tangerang lebih banyak menggunakan dukungan sosial emosional 5.2. Diskusi Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa kebanyakan anggota ABRI di daerah Tangerang yang telah memasuki masa pensiun melakukan coping penyesuaian diri lebih terpusat pada emosinya. Hal ini disebabkan karena kebany8kan pensiunan anggota ABRI di daerah Tangerang akan 60 mendapatkan tunjangan hari tua atau dana pensiun, sehingga mereka tidak terlalu meneemaskan akan kehilangan pendapatan atau penghasilannya. Namun hal yang membuat para pensiunan anggota ABRI merasa eemas yaitu suasana baru yang akan dihadapinya, misalnya eemas akan kehilangan teman kerja, kesendirian, eemas untuk membangun 'Interaksi dengan lingkungan baru dan yang lainya. Hal ini sesuai sengan pendapat Lazarus dan Folkman (dalam Smet, 1994) yang menggolongkan dua strategi copin!; yang biasanya digunakan oleh individu yaitu : 1) Problem focused coping (coping tec;Jusat paGa masalah) merupakan usaha individu untuk menghadapi langsung, meneari sumber stress, mcngubah lingkungan yang menyebabkan stress, be, usaha untuk n,enfciesaikan masalan 3ehingya pada akhirnya stress berkur::;ng atau hilang. 2) Emotional focused coping (coping berpusat pada emosional) usaha untuk meredakan ketegangan emosi yang dirasakan sehubungan dengan stress yang dihadapi. Dimana, bila individu tidak mampu mengubah kondisi yang penuh stress, individu akan eenderung untuk mengatur emosinya. Setelah !Jenulis melakukan analisa dari masing-masing indikator, didapati keterangan bahwa pensiunan anggota ABRI di daerah Tangerang kebanyakkan melakukan dukungan sosial emosional yaitu usaha seseorang untuk mendapatkan dukungan moral, simpati atau pengertian dari orang lain. 61 Hal ini bisa terlihat dari beberapa kegiatan-kegiatan yang banyak dilakukan oleh anggota pensiunan ABRI seperti arisan, pengajian dan lain-lain. Coping penyesuaian diri memang merupakan suatu hal yang wajar bagi para pekerja begitu juga pada anggota ABRI yang telah memasuki masa pensiun, karena hal ini berkaitan dengan efektifitas dan produktifitas kinerja yang semakin menurun sebagaimana y::mg telan dijelaskan pada teori-teori yang ada. Namun dari hasil penemuan peneliti di lapangan, bahwa kebanyakan anggotu pensiunan ABRI melakukan coping penyesuaian diri lianQ 0"ragam, diantaranya yaitu mengganti dan melakukan kesibukan dengan berdagang, bekerja pada perusahaan swasta menjadi bagian keamanan, rr.3ngikuti lembaga perkumpulan pensic;l, dan memperbanyak rutinitas ibadah. Aktivitas baru yang dilakukan pensiunan ABRI di atas merupakan penyesuaian dirinya terhadap kondisi baru yang dialaminya. Dengan demikian mereka dapat menimalisir gangguan psikologis yang seringkali dialami dari kebanyakan orang saat memasuki masa pensiun. Aktivitas baru yang berada pada Lembaga Pensiunan Purnawirawan ABRI di Kelurahan Jati Uwung Tangerang bisa dikatakan sebagai coping penyesuaian diri. Dimar,a aktivitas yang sering dilakukan lebih mengarah pada pengalihan diri dari situasi lama ke situasi yang baru seperti arisan, melakukan pengajian bagi muslim, melakukan bisnis dar. yang lainnya. 62 5.3. Saran Berdasarkan temuan di atas, maka penulis dapat menyarankan kepada seluruh pembaca dan peneliti-penelili selanjutnya sebagai berikut: 1. Bagi para penelili selanjutnya disarankan untuk meneliti dampak dan stralegi coping yang dilakukan pada masa pensiun dengan didukung alaI pengukur atau skala dan rnenguji dengan mengaitkan dengan varibe: lain. 2. DisarE"lkan pul& bagi peneliti untuk menggunakan sampel penelitiar. pada para pensiunan pekerja swasla sebagai alasan lebih kepada jaminan tunjangan masa pensiun yang lebih beragam. DAFTAR PUSTAKA At Water, East Wood (1983). Psychology Of Adjustment. New Jersey: Prentice Hall. Dadang Hawari, (1988). I<ongres Nasional Ikatan Dokter Ahli jiwa Indonesia (IDAJD), Ujung Pandang. Dadang Hawari, (2001). IImu I<edokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Primayasa. Eka Shinta, (1995). Perilaku Coping dan Dukungan Sosial pada Pemuda Penganguran : Studi Deskritif terhadap Pemuda Pengaguran di Perkotaan. Jurnal Psikologi Indonesia. 1, 34-42. Depok : Ikatan Sarjana Psikologi Indonesia Pusat (ISPSI), Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Feldman Robert S (1989). Adjusment Applying Psychology Ina Complex World: United States Mc Graw. Hill Harbert & Runyon. (1984). Psychology Of Adjusment. Home Wood: Dorrsey Press. Hurlock Elizabeth B. (1997) Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Erlangga. Jakarta. lazarus, R.S. (1976). Patterns Of Adjusment. Tokyo: Mc Graw Hill Rathus & Nevid (1983). Adjusment and Growth. New York: CBS Collge. Santrock John.W. (2002). Psychology Essential. Mc Graw Hill. Sarafino, Edwar. P (1998). Helth Psychology: Biopsychology Interaction. New York: John Wiley and Sons, Inc. Saifuddin Azwar. (1997). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sevilla, dkk. An Induction to Research. Pengantar Metode Penelitian. Alimuddin Tawu (terj). (1993). Jakarta: UI Press. Smet, Bert. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: Gramedia Wirasarana Indonesia. Schneider A. Alexander. 1964. Personal Adjusment and Mental Health. New York: Holt, Renehart and Winston. Taylor, E. Shelly. (1999). Helth Psychology, New York: Mc Graw Hill. Yusuf, Samsu. (2004). Mental Hygiene. Bandung : Bani Quraisi. Zakiah Daradjat. (1982). Penyesuaian Diri Pengertian dan Peranannya Dalam Kesehatan Mental. Jakarta: Bulan Bintang. Zakiah Daradjat (1986). Kesehatan Mental. Jakarta: Pustaka Antara Gunung Agung Zakiah Daradjat (2001). Kesehatan Mental. Jakarta: Gunung Agung Internet (http://www.e-psikologi.com/usia/pensiun.htm ) (http://www.e-psikologi.com/remaja/220702.htm) (http://www.bkn.go.id/0701 07) (http://www.psikologi-untar.com/psikologi/130207.htm ) (http://www.psikologi.neUartikellprintnews/130207.htm) PENGANTAR Assalamu'alaikum Wr. Wb Saya adalah Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, saat ini sedang menyusun skripsi yang berjudul "Coping penyesuaian diri pada pensiunan ABRI". Oleh karena itu, saya memohon kesediaan Anda untuk menjadi responden pada penelitian ini dengan mengisi skala sikap yang telah tersedia, sesuai dengan kondisi yang Anda alami. Jika Anda bersedia, silakan mengisi biodata di bawah ini. Nama Usia Jenis Kelamin : Laki-Iaki / Perempuan Golonganl pangkat Pad a setiap bagian akan tersedia petunjuk pengisian, bacalah terlebih dahulu petunjuk pengisian sehingga jawaban yang Anda berikan sesuai dengan apa yang diminta. Hasil penelitian akan sangat tergantung pada kejujuran jawaban yang and a berikan. SebagCli peneliti, merupakan bagian dari etika penelitian bahwa saya berkewajiban menjaga kerahasiaan data Anda dan hanya menggunakannya untuk kepentingan penelitian. Untuk itu, saya berharap agar Anda memeriksa kembali jawaban-jawaban Anda untuk memastikan tidak ada bagian yang terlewati. Atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih. Wassalamu'alaikum Wr. Wb Peneliti Responden penelitian M.lkhwanudin NIM: 102070026049 ( • coret yang tidak perlu dan tidak sesuai ) PETUNJUK PENGISIAN Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan, baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan keadaan diri anda, dengan cara memberi tanda silang (X) pada salah satu dari lima nomor kotak yang tersedia di bagian kanan dari masing-masing pernyataan. Jika jawaban Anda Sangat Tidak Setuju, silanglah STS Jika jawaban Anda Tidak Setuju, silanglah TS Jika jawaban Anda Setuju, silanglah S Jika jawaban Anda Sangat Setuju, silanglah SS Contoh: Jika jawaban anda Sangat Setuju: >- NO 1. pe-r-nY-a-t_a_an Saya Menyukai lagU_dangdut ~ _~ STS I TS E9 I S __ SSx Tidak ada jawaban yang benar atau salah untuk setiap pernyataan. Seluruh jawaban adalah benar selama itu menggambarkan diri Anda. Skala coping penyesuaian diri Pernyataan No 1. Setelah pensiun saya akan berwirausaha 2. Untuk mengisi masa pensiun saya memilih menya/urkan hob; 3 Ketika saya merasa bosan, saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan 4. Masa pensiun, saya manfaatkan untuk bercocok tanam 5 Pensiun membuat saya merasa jenuh berada didalam rumah, karena tidak ada satupun pekerjaan yang bisa saya kerjakan 6. Di masa pensiun ini saya akan membuka usaha daqanq 7. Saya memikirkan dengan matang kegiatan setelah pensiun 8 Saya tidak mampu lagi melakukan kegiatan yang berat di usia tua 9 Saya tidak mampu memecahkan masalah dalam waktu bersamaan 10. Saya akan menunggu waktu yang tepat untuk melakukan sesuatu keqiatan STS TS S S5 No 11. 12 '1T 14. 15. 16. 17. 18. 19. . 20 21 . • 22 23.. 24 25. 26 27. 28. 29. 30. 31 32 Pernyataan Saya merasa lega karena teman kerja saya mau dialak keriasama untuk berwirausaha Saya akan melakukan suatu tindakan tanpa berfikir ~jang Saya akan langsung memberi tindakan lanpa memperlimbangkan terlebih dahulu masalah yang sedanq saya hadapi Saya pastikan dulu lindakan yang akan saya ambil, saya tidak mau terburu-buru Saya mengesampingkan masalah lain agar bisa memikirkan masalah yanq dihadaoi denaan serius Saya akan menahan diri untuk tidak bertindak lerburu-buru dalam mengambil keputusan Saya merasa mampu memeeahkan masalah dalam waklu yanq bersamaan Sebagian besar masa pensiun, saya gunakan unluk berkumpul bersama anak dan eueu Saya merasa senang lernyala masyarakat masih membutuhkan tenaga saya Saya merasa takut, orang lain akan mengabaikan saya Walaupun saya sudah pensiun, letapi masyarakat masih menqharqai saya Pensiun membuat saya kehilangan kewibawaan dalam keluarga dan masyarakat Saya merasa yakin lingkungan disekitar dapat memahami kondisi saya yanq sudah pensiun Pensiun membual saya kehilangan peran dilinqkunqan masyarakal Saya meneoba unluk berfikir posilif dari kejadian yang saya hadapi Saya selalu menyalahkan orang lain kelika peri sliwa buruk menimoa saya Saya menerima datangnya masa pensiun dengan senanQ hali Unluk mengisi masa pensiun, saya mengikuli keqialan keaqamaan Saya meneoba untuk meneari hikmah dari seliap kejadian Karena masa bekerja saya sudah habis, maka saya rela dan ikhlas melepas jabatan saya dikanlor Saya merasa, kurang pereaya diri dengan kemampuan saya yanq terbatas Saya khawatir kelika mass pensiun datang karena akan membuat hubungan teman semakin iauh 5T5 T5 5 55 Pernyataan No 33. Saya menyadari bila saya marah 34. Ketika berdoa saya merasa bahwa tuhan hadir dan mendenaarkan doa saya 35 Ketika menghadapi masalah, saya menghiraukan aiaran aqama 36 Ketika saya mendapat masalah ajaran agama tidak membantu 37. Ketika saya dapat masalah saya membutuhkan bantuan orang lain 38 Ketika stress saya akan mencari kesenangan 39. Kegiatan keagamaan membantu saya untuk mendapat ketenangan dalam bersosialisasi di masyarakat STS TS S SS lelitian penyesuaian diri 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 l l l l I I I I 4 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 5 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 6 3 2 4 3 2 3 2 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 4 I 3 3 3 3 3 I 2 I 3 3 3 3 I 3 4 3 I 2 3 I 3 3 4 I 3 3 4 I 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 5 103 117 121 129 8 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 4 3 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 3 3 3 3 3 87 Butir Pernyataan 19 20 21 22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 84 122 126 124 122 121 107 124 92 121 121 116 118 120 9 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 10 3 3 3 3 3 3 3 3 '·3 3 4 4 11 3 2 3 4 12 3 3 13 3 3 14 3 3 3 3 15 3 2 2 3 2 2 3 3 3 16 17 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 18 23 24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 25 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 26 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4· 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 .3 3 3 4 2 3 3 2 119 117 126 134 125 128 12· lampiran 1 Reliability Case Processing Summary 40 % 100.0 0 .0 N Cases Valid Excluded (a) Total 40 a Llstwlse deletion based on all van abies 100.0 In the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Aloha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .761 N of Items .812 74 Summary Item Statistics Maximum! Mean Item Means Item Variances 2.909 .400 Minimum Maximum 1.725 .076 3.400 1.036 The covanance matnx IS calculated and used In the analysIs. Range 1.675 .960 Minimum 1.971 13.580 Variance .176 .037 N of Items 74 74 Rem Stllli,,!icl: v,"_, VAROOOO2 VAROOD03 VAROOOO4 VAROQOO5 VAROOOOO VAROODO? VAROaOOS VA-RODCOS "'" N Std. Oevialion JAOOC 2.3500 ).2250 '.7500 '''''' 2.1000 ,ססOO 4961" 80224 53048 63043 46410 632413 50052 VAROOOtO 3,0250 ).1500 3.2750 VAROOOll 3.2000 47972 73554 50574 46410 vAnoaal:! VAROOD13 2.8500 3.0:250 ""'" VAROOOH 30750 41679 VARQOO15 43853 VAROOOle VAROOD17 ),2500 2,0250 2.8500 VAROOO18 2.7750 VAROODIO ,.ססOO VAROOO20 3.3000 3.2250 2.8250 2.3000 VAROOO:!1 VARooD22 VA-ROOO23 VAROOO2" VAROW25 VAROOO26 VA-ROC027 VAROOO28 VAROOO29 VARODOJO VAROOQ31 VAROOOJ2 VAROOO33 VAROOO3" VAROOO35 VARODOJe VAR0Q037 VAROO038 VAROO039 VAROO040 VAROO041 VAROO042 VAROO043 VAROO044 VAR00045 VARoo046 VAROOO47 VAROO048 VAROO049 VAROOO50 VAROOO51 VAROOO52 VAROOO53 VAROOO54 VAROOO55 VAROO056 VAR00057 VAROO058 VARQ0059 VAROOO60 VAROOOO1 VAROO062 VAROO063 VAROO064 VAR00065 VAROO066 VAROO067 VARQOO68 VAROO069 VARQOO70 VAROQ071 VAROOO72 VAROOO73 VAROOO74 2.7250 2.2500 2.8500 3.3250 2.8250 2.1000 1.7250 2.9500 ),1750 2.9000 ,2.9750 3.2000 2.9500 3.2250 3.3000 3,0000 3,3750 3.3500 32000 32000 33000 3.3750 ,30250 3.3750 3AOOO 3,3000 2.4500 3.3250 2.9500 2.2750 2,9500 2.3500 3.2000 20750 2.2000 2,4500 2.7750 2,8250 2.6750 2,4250 3,0750 2.9250 2.9000 2.9000 3.1750 20750 3.4000 30250 3.3000 57679 61550 66216 57679 84124 60764 53048 812P6 1-01779 96044 811872 69982 69384 63599 44144 71567 81492 63599 54538 50037 53048 46410 59700 57679 64847 64051 54006 53349 46410 64647 56387 66747 60764 47972 49029 49614 46·HO 93233 65584 63851 67669 71432 76962 46410 79703 72324 63651 65974 59431 69384 87511 47434 52563 54538 44144 67511 57233 49614 27619 46410 ., ., ., ., .,.,"" .," ., """ " " " "" " "., " " " " " "" " "" "" " " " <0 <0 <0 <0 <0 " " "" " " " " "" "" " "" " " "" <0 <0 <0 " " <0 <0, <0 <0 <0 " " <0 11~",_T,,11ll VARffi'lOO1 VAROOO02 VAROOO03 VAR00Q04 VAROOO05 VAROOO06 VAROOO07 VAROOO08 VAROO009 VAROODlD VAROOOll VARooo12 VARooo13 VAROOO14 VAROOO15 VAROOO16 VAROOO17 VAROOO18 VAROOO19 VAROOO20 VAROOO21 VAROOO22 VAROOO23 VAROOO24 VAROO025 VAROOO26 VAROOO27 VAROO026 VAROO029 VAROOO30 VAROOO31 VAR00032 VARoo033 VAROOO34 VAROOO35 VAROO036 VAR00037 VAR00038 VAROOO39 VAROOO40 VAROO041 VAROOO42 VAROOO43 VARooOH VARoo045 VAROO046 VAROOO47 VAROO048 VAROOO40 VAROOO5Q VAR00051 VAROO052 VAROO053 VAROO05.. VAROO055 VAROOO56 VAROOO57 VAROOOS6 VAROOO59 VAROO060 VAROOOOl VAROO062 VAROQOO3 VAR00064 VAROO06S VAROO066 VAROOOO7 VAR00068 VAROO069 VAROOO7D VAR00071 VAROOO72 VAROOOl3 VAROOO74 S"ale Mean il !lem Deleted 211.8500 212,9000 212.0250 213.5000 211.9500 213.1500 212.3500 212.2250 212.1000 21Ul750 212,0500 212.4000 212.2250 212.1750 212.0000 212.3250 212,4000 212.4750 212,3500 211.9500 2120250 2124250 212,9500 212,5250 213,0000 2124000 211,9250 212.4250 2131500 2135250 212,3000 212,0750 2123500 2122500 212.2750 212.0500 212.3000 212,0250 211,0500 212,2500 211.6750 211,9000 212,0500 212.0500 2119500 2116750 212.0500 212.2250 211,6750 211,8500 2119500 212.8000 Scale Variance if Ilern Deleled 116.182 126.2~6 111,666 115.282 115.587 120,695 116.182 117,307 111.169 116.230 115.433 107.477 113.051 116.610 114.074 115H6 114913 113467 106079 11292\ 113022 114097 120,767 107.333 120,256 117,636 113,610 1156B7 1\{1105 124,102 112,267 112,994 115,464 \ 15520 120102 116972 112726 110.538 111,074 \12.006 110,933 111,221 lH,972 112254 112,664 111.202 113,844 \ 18692 113548 1l168!! 11",305 125,656 211,9250 212.3000 212.9750 212,3000 212.9000 212.0500 213.1750 213.0500 212.8000 212.4750 212.-4250 212.5750 212.8250 212.1750 2123250 2123500 2123500 114.840 115,292 125,307 113,651 124,708 115.07.f 121.736 125.228 • 121.959 119,076 113789 121.904 121,789 114.712 113,199 1151174 \\5.464 2120750 213.1750 211,8500 2122250 211,9500 11".225 116,969 110,387 117512 119,126 SIRlI"I'"M Cronbach's AlpIlllllllem Deleled S. .rod Mullple Corretatlon Correcled lIem-Tolal COI,elallon ,203 .758 -,~60 .781 .216 '" .757 28' .756 -.179 .769 .759 .760 .7~8 '63 103 '" .H~ '" 75' 756 '" m '58 .,6 · 702 .751 75' 75' 365 233 '" '" '" ,752 56' .743 '" 75' '" 386 .753 .757 '" -.H3 '" .743 '" -,125 .771 01' 763 76< 756 76< 305 ,6< -072 - 377 no 206 ", ,., '" '" ", 63' '"356 763 75' .757 . 153 · '" ,747 75' 7" 6<9 '" 3<3 · '" '" · <87 309 ·03' '" '" '" · · · · .752 .753 .762 756 757 292 -390 333 -.214 -.442 ·267 '" '" .750 7<8 .7.. 7 .237 212 -361 '".58 .747 .755 .750 .754 .763 ',388 -083 352 -,253 -.244 75' 756 75' 75' · .781 .754 .178 .755 .773 .178 .771 .766 75' 772 .771 .754 -751 757 .756 272 .755 ,00 76< .756 '" ·073 .744 .759 .764 Lampiran Uji Validitas Item Skala Coping Pellyesuaian Diri Correlations VAR00075 Pearson Correlatior Correlations rJAROO075 VAROO001 .247 1 Si9. (2-tailed) VAR00075 Pearson Correlalion Si9. (2-lailed) .125 N VAROOOOl Pearson Correlatior Sig. (2-tailed) 40 40 .247 1 40 .010 N 40 VAROOO02 Pearson Correlation -0401' Si9. (2-lailed) .125 N VAR00075 VARooo02 -0401' 1 40 . 40 1 .010 N 40 40 . CorrelatIon IS siomfic.ant at the 0.05 level 12wtalled) Correlations Correlations VAR00075 Pearson Correlation VAROO075 ~AROOO03 .625' 1 Sig. (2-lailed) .000 N VAR00003 Pearson Correlation 40 .625' Si9. (2-tailed) .. 40 1 40 Si9. (2-lailed) N VAR00004 Pearson Correlation 40 40 40 .271 1 .091 N 40 40 . CorrelatIon IS sIgnificant at the 0.01 level (2-talled). Correlations VAR00075 Pearson Correlation Correlations VAROO075 ~AROOO05 .320' 1 Sig. (2-lailed) .044 N VAR00005 Pearson Correlation Si9. (2-tailed) 40 40 .320' 1 40 VAR00075 Pearson Correlation VAROO075 VAROOO06 1 -.123 Sig. (2-lailed) .450 N VAROOO06 Pearson Correlation Si9. (2-tailed) .044 N , ~AROO075 VAROOO04 1 .271 .091 Si9. (2-lailed) .000 N VAR00075 Pearson Correlalion 40 40 40 -.123 1 .450 N 40 40 . CorrelatIon IS sIgnificant at the Q,051evel (2-talled). Correlations Correlations VAR00075 Pearson Correlatio "AR00075 f!AROOOO7 1 .215 Si9. (2-tailed) N VAR00007 Pearson Correlatio Si9. (2-tailed) N .182 40 40 .215 1 .182 40 VARQQ075 Pearson Correlatio Si9. (2-tailed) N VAROOOO8 Pearson Correlatio Si9. (2-tailed) 40 VAR00075 r"tAROOO08 1 .146 N .369 40 40 .146 1 .369 40 40 Correlations Correlations VAR00075 Pearson Correlation VAR00075 VAROOO09 1 A98u Sig. (2-tailed) .001 N VAR00009 Pearson Correlation 40 40 .498' SIg. (2-tailed) .. VAR00075 Pearson Correlatio 1 SIg. (2-tailed) 40 .138 N VAROOO10 Pearson Correlatio .001 N VAROO075 VAROO010 1 .239 Sig. (2-tailed) 40 40 40 .239 1 .138 N 40 40 . Correlation IS sIgnIficant at the 0.01 level (2-talled). Correlations VAR00075 Pearson Correlallor Correlations f,.!AROO075 VAROO011 .33r 1 SIg. (2-talled) Sig. (2-tailed) 40 40 .33r 1 40 VAROO012 Pearson Correlation 40 to. 40 40 Correlatton is significant at the 0.01 level (2-tailed). rvAROOO75 VAR00013 .468' 1 .002 40 40 .468' 1 .002 40 VAROO075 Pearson Correlatio lvAR00075 VAROOO14 1 .239 SIg. (2-tailed) .138 N VAR00014 Pearson Correlatio SIg. (2-talled) 40 40 40 .239 1 .138 N 40 40 . CorrelatIon IS signIficant at the 0.01 level (2-talled). Correlations Correlations VAROO075 Pearson Correlation VAR00075 VAROOO15 1 .400' Sig. (2-tailed) N VAROOO15 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N to. 1 .000 Correlations SIg. (2-talled) .. 40 .611' N , Correlations N VAR00013 Pearson Correlatior Sig. (2-talled) N 40 SIg. (2-tailed) Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). VAR00075 Pearson Correlatior .000 N .034 N lvARoo075 VAROO012 1 .611' Sig. (2-tailed) .034 N VAROO011 Pearson CorreJatior to. VAR00075 Pearson Correlation .011 40 40 .400' .011 40 1 VAR00075 Pearson CorreJatior Sig. (2-talled) N VAR00016 Pearson Correlatio Sig. (2-tailed) 40 Correlation is significant at the 0.05 Jevel (2-taiJed). VAR00075 VAROO016 1 .286 N .074 40 40 .286 1 .074 40 40 Correlations Correlations VAROU075 Pearson Correlatio rvAR00075 VAR00017 1 .286 Sig. (2-tailed) N VAROOO17 Pearson Correlatio Sig. (2-taiIOO) 40 .073 40 .286 1 rvAROO075 VAR00018 1 .434" Sig. (2-tailed) N VAROOO18 Pearson Correlation 40 40 .005 40 1 40 .434' Sig. (2-tailed) .073 N VAR00075 Pearson Correlation .005 N 40 40 ". Correlation is significant at the 0.01 level (2-talled). Correlations Correlations VAROO075 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAROO075 VAROOO19 .613" 1 .000 40 40 VAROOO19 Pearson Correlation .613" Sig. (2-tailed) 1 VAROO075 VAROO020 .457* 1 Sig. (2-tailed) .003 N 40 VAROO020 Pearson Correlation 40 40 40 .457" Sig. (2-tailed) .000 N VAR00075 Pearson Correlation 1 .003 N 40 40 .... Correlation is slgmficant at the 0.01 level (2 talled). .... Correlation IS significant at the 0.01 level (2 talled). Correlations Correlations w VAROO075 Pearson Correlation VAROO075 VAROO021 1 .429' Sig. (2-tailed) .006 N VAROO021 w 40 Pearson Correlation 40 1 .429" .006 Sig. (2-tailed) N VAROO075 Pearson Correlatio VAROO075 VAROOO22 1 .292 Sig. (2-tailed) .068 N VAROOO22 Pearson Correlatio Sig. (2-tailed) 40 40 "" . CorrelatIon IS slgmficant at the 0.01 level (2 talled). 40 40 .292 1 .068 N 40 40 w Correlations VAR00075 Pearson Correiatio Correlations rvAROO075 VAROO023 -.051 1 Sig. (2-tailed) .755 N VAR00023 Pearson Correlatio Sig. (2-taiied) 40 40 -.051 1 40 Sig. (2-taiIOO) VAROO025 Pearson Correlatio Sig. (2-tailed) N 40 VAROO024 Pearson Correlation .583' 40 N " . Correlation 1 .QOO 40 IS 40 40 significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations WAROO075 VAROO025 1 -.043 Sig. (2-tailed) N .000 N Correlations VAR00075 Pearson Correlatio IvAROO075 VAROO024 1 .583' Sig. (2-taiIOO) .755 N VAROOO75 Pearson Correlation .791 40 40 -.043 1 .791 40 VAR0007, Pearson Corretati Sig. (2-tailed) N VAR0002E Pearson Correlati Sig. (2-tailed) 40 f/AROO075 VAROO026 1 .082 N .613 40 40 .082 1 .613 40 40 Correlations Correlations VAROO075 Pearson Correlation VAR00075 VAROooZ7 .36Z' 1 .022 8ig. (Z-tailed) N 40 VAROO027 Pearson Correlation 1 40 sIgnificant at the 0.05 level 5ig. (2-tailed) 40 .240 1 .136 N 40 40 f.lAROO075 VAROO030 VAR0007t Pearson Correlatic 40 40 -.032 1 40 VAR0003C Pearson Correlatic -.320' 8ig. (2-tailed) 40 1 .044 N 40 -.320' .044 N .845 40 1 5ig. (2-tailed) .845 N 40 Correlations 8ig. (2-tailed) 8ig. (2-tailed) 40 (2~talled). f,!ARo0075 VARoo029 VAR00075 Pearson Correlatio -.032 1 VAR00029 Pearson Correlatio .136 8ig. (2-tailed) Correlations N VAROO075 VAR00028 .240 1 N VAROOO28 Pearson Correlatio .OZ2 N IS 40 .362' 8ig. (2-lalled) *. Correlation VAROO075 Pearson Correlatio 40 40 • Correlations VAR00075 Pearson Correlalior Correlations IvAROO075 VAR00031 .394' 1 8ig. (2-lailed) .012 N VAR00031 Pearson Correlatior 8ig. (2-lailed) 40 40 .394' 1 40 40 ... Correlation is significant at the 0.05 level (2~tailed). 8ig. (2-lailed) .070 VAROO033 Pearson Correlation 8ig. (2-lailed) 40 40 .289 1 40 VAR00035 Pearson Correlatio 8ig. (2-tailed) N 1 40 40 ". Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed) . VAROO075 Pearson Correlation VAROO075 VAROO034 1 .302 8ig. (2-lailed) .058 N VAROO034 Pearson Correlation 40 40 40 .302 1 .058 N 40 40 Correlations IvAROO075 VARoo035 -.105 1 8ig. (2-tailed) N 40 .005 N Correlations VAR00075 Pearson Correlatio .434' 8ig. (2-lailed) .070 N 40 Correlations VAROO075 VAROO033 1 .289 8ig. (2-lailed) N .005 N VAROOO32 Pearson Correlation Correlations VAROO075 Pearson Correlation VAROOO75 VARoo032 1 .434' 8ig. (2-tailed) .012 N VAROOO75 Pearson Correlation .517 40 40 -.105 1 40 IvAROOO75 VAROOO36 1 .183 8ig. (2-tailed) N VAROOO36 Pearson Correlatio 8ig. (2-tailed) .517 40 VAROO075 Pearson Correlatio N .259 40 40 .183 1 .259 40 40 Correlations Correlations VAROO075 Pearson Correlation 51g. (2-talied) VAROO075 VAROOO45 .509* 1 .001 N VAR00045 Pearson Correlation .509' 51g. (2-talied) .. 40 40 1 .. *. Correlation VAROOO75 Pearson Correlatio .014 40 40 .387' .014 N 1 .934 N VAR00048 Pearson Correlatio 519. (2-tailed) 40 40 40 40 .013 1 .934 N 40 40 is significant at the 0.05 level (2-talled). VAR00075 Pearson Correlatior Correlations VAROO075 VAR00049 .496' 1 5ig. (2-tailed) VAR00075 Pearson Correlation 40 VAR00049 Pearson Correlation 40 .496' 5ig. (2-tailed) 1 40 40 M .. . Correlation 5ig. (2-tailed) 40 40 .446' 1 40 M 5ig. (2-tailed) .048 40 1 .048 N , 40 -.314' 40 40 . Correlation IS significant at the 0.05 level (2 tailed). M Correlations VAR00075 VAROOO53 1 .293 5ig. (2-tailed) VAR00053 Pearson Correlatio IVAROO075 VAROO052 1 -.314' N VAR00052 Pearson Correlation Correlations N slgmficant at the 0.01 level (2 talled). 5ig. (2-tailOO) significant at the 0.01 level (2 talled). VAR00075 Pearson Correlatio IS 40 M 5ig. (2-talled) .004 40 IS 40 VAROOO75 Pearson Correlation .004 N . Correlation 1 .000 Correlations f,tAROO075 VAROO051 1 .446' 51g. (2-tailOO) 40 .664' N Correlations N VAROO051 Pearson Correlatior 40 51g. (2-tailed) **. Correlation is significant at the 0.01 level (2 tailed). VAROO075 Pearson Correlatio .000 N VAROOO50 Pearson Correlation .001 N VAROO075 VAROO050 .664' 1 5ig. (2-tailed) .001 N N IVAROO075 VAROO048 .013 1 5ig. (2-tailed) Correlations .. 40 Correlations VAROO075 VAROO047 1 .387' 5ig. (2-talIOO) 1 40 Correlations VAROO047 Pearson Correlation 40 .534' ". Correlation is significant at the 0.01 level (2-toIIOO). M N 40 .000 N 40 significant at the_O.01 level (2 talled) . VAROOO75 Pearson Correlation 5ig. (2-tailed) .000 5ig. (2-talled) 5ig. (2-taiied) 40 IS VAROO075 VAROO046 .534' 1 N VAROO046 Pearson Correlation .001 N . Correlatton VAROO075 Pearson Correlation .066 40 40 .293 1 40 VAROOO75 VAROO054 1 .267 5ig. (2-talled) N VAROOO54 Pearson Correlatio 5ig. (2-tailed) .OG6 40 VAROOO75 Pearson Correlatio N .095 40 40 .267 1 .095 40 40 Correlations Correlations VAROO075 Pearson Correlation 5ig. (2-tailed) N VAROO065 Pearson Correlation 51g. (2-tailed) N VAROO075 VAROO065 -.186 1 .251 40 40 -.186 .251 1 40 40 VAROO075 Pearson Correlation 51g. (2-tailed) 5ig. (2-tailed) 40 , 40 .398' 51g. (2-tailed) 1 .011 N 40 40 . Correlallon IS slgnificanl al the 0.05 level (2-lallOO). Correlations VAR00075 VARoo067 1 .496' .001 N VAROO067 Pearson Correlation 5ig. (2-tailed) N .011 N VAROO066 Pearson Correlation Correlations VAR00075 Pearson Correlation VAROOO75 VAROO066 .398' 1 40 .496' .001 40 40 1 VAR0007: Pearson Correlatic "'AROO075 VAROO068 1 .255 8ig. (2-tailed) .113 N VAR0006c Pearson Correlati 8ig. (2-talled) 40 40 40 .255 1 .113 N 40 40 ... Correlatlon IS sIgnIficant at the 0.01 level (2-tmled). Correlations Correlations VARoo075 VAROOO70 VAR00075 VAROOO69 VAR00075 Pearson Correlatlo 1 5ig. (2-tailed) VAR00075 Pearson Correlation 51g. (2-talled) 40 40 .347 ' 1 40 51g. (2-tailed) VAROOOn Pearson Correlatio .332 51g. (2-tailed) 40 40 .157 1 40 40 VAR00072 Pearson Correlatic 40 . N 1 40 40 . Correlation IS significant at the 0.01 level (2-tailed Correlations 1 51g. (2-tailed) 51g. (2-tailed) 40 .000 N VAROO075 VAROO073 VAR00073 Pearson Correlatio .783' 81g. (2-tailed) Correlations N .000 N , VAR00075 Pearson Correlatlo Iv'AROO075 VAROO072 .783' 1 8ig. (2-tailed) .332 N 40 Correlations rvAROO075 VARoo071 1 .157 VAROO071 Pearson Corre/atio 40 . CorrelatIon IS SignIficant at the D.OS/evel (2-tafled). Correlations N 1 .038 N , 40 .329' 5ig. (2-tailed) . Correlation IS SignIficant at the 0.05 leve/ (2-taJled). VAR00075 Pearson Correlatio 40 VAROOO70 Pearson Correlation 40 .329' .038 N .028 N 1 5ig. (2-tailed) .028 N VAR00069 Pearson Correlatio , .347' .194 .230 40 40 .194 1 40 fJAROOO75 VAROO074 -.030 1 51g. (2-tailed) N VAROOO74 Pearson Correlatior 519. (2-tailed) .230 40 VAR00075 Pearson Correlatlor N .852 40 40 -.030 1 .852 40 40 Lampiran 2 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters·,b Coping Penyesuaian Diri 40 215.2500 10.89048 .102 102 -.101 Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z .644 Asymp. Sig. (2-tailed) .801 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Normal Q..Q Plot of Coping Penyesuaian Diri 240 0 0 230 0 0 '" ::s ~ 'i6 0 220 0 § 0 z 0 0 "'* 210 0 '><" 0 0 0 00 Co 0 W 200 0 0 190 190 200 210 220 Observed Value 230 240 UJI DATA PENELITIAN Reliability Skala Coping Penyesuaian Diri ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** R ELI A B I LIT Y statistics for SCALE A N A L Y SIS Mean Variance 112.6500 25.1564 S CAL E Std Dev 5.0156 (A L P H A) N of Variables 39 Item-total Statistics Scale Mean if Item Deleted· VAROOOOI VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAROOOI0 VAROOOJ.l VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032 109.7750 110.0750 109.7750 110.0750 109.7250 109.6250 109.4250 110.4750 110.5500 109.6000 109.5000 109.5500 109.6000 109.6250 109.9750 109.5500 110.3500 109.6250 109.6250 109.7500 109.7000 109.6500 109.6750 109.7250 109.5000 109.3000 109.5250 109.4500 109.5500 109.5750 110.3250 109.8000 Scale Variance i f Item Deleted 23.2558 24.7891 24.3327 22.8917 25.0250 20.9071 22.3532 27.3327 25.1769 24.1949 22.7692 22.9718 23.4769 24.2404 24.3840 23.2795 25.0026 24.1891 25.4712 23.9359 25.3949 24.4385 25.0968 24.6147 23.8974 22.7282 23.4865 22.6128 23.8949 24.0455 24.4301 25.8051 Corrected ItemTotal Correlation .3286 .0234 .1655 .3733 .0226 .5899 .5672 -.3881 -.0370 .1428 .4130 .4076 .4055 .1770 .1169 .3949 -.0133 .2390 -.1403 .3795 -.1291 .2978 .0219 .1778 .2582 .4765 .3844 .6176 .2472 .2880 .1069 -.2122 Alpha i f Item Deleted .7237 .7418 .7328 .7205 .7371 .7005 .7098 .7741 .7398 .7350 .7181 .7191 .7215 .7323 .7360 .7209 .7428 .7295 .7424 .7249 .7405 .7293 .7361 .7323 .7282 .7152 .7222 .7104 .7287 .7275 .7366 .7483 VAROO033 VAROO034 VAROO035 VAROO036 VAROO037 VAROO038 VAROO039 .7373 .7070 .7528 .7247 .7334 .7317 .7052 .0639 .6357 - .1321 .4175 .1434 .1904 .6561 24.7635 22.2404 25.5891 23.9942 24.6865 24.1436 22.0795 109.8250 109.3750 110.4750 109.5750 109.6750 110.4000 109.3500 Reliability Coefficients N of Cases = 40.0 .7352 Alpha = 39 N of Items Explore Case Processing Summary Cases Valid N coping penyesuaian diri 40 Total Missing Percent 100.0% N Percent 0 N .0% 40 Percent 100.0% Descriptives coping penyesuaian diri Statistic 112.6500 Mean 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound Upper Bound Std. Error .79304 111.0459 114.2541 5% Trimmed Mean 112.5833 Median 111.5000 Variance 25.156 Std. Deviation 5.01562 Minimum 102.00 Maximum 123.00 Range 21.00 Interquartile Range 6.7500 Skewness Kurtosis .351 .374 -.140 .733 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov(a) f--' df Sig. Statistic coping penyesuaian diri .129 40 .092 .. a Lllhefors Significance Correction Shaoiro-Wilk Statistic .966 df 40 Sig. .276 J)EPARTEMI~N AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SY ARIF IHDA YATIILLAII ,JAI<AIn'A FAKULTAS PSIKOLOGI JI. Kertn Mukti No,S Cireude ,Jaka"(ll Selatan 15419 Tell" (021) 7433060 Fax, 74714714 FI. 71/0'1'.01.71 13'gO/IV/Z007 '.'1011101' : l"arnp. Hal : Jzin Penelitian Jakarta, 9 April Z007 Kepada Yth. Ketua PengUrllS PEP A8RI Kabupaten Tangerang Assalal11u'alaikul11 WI'. Wb. Dengan hormat, kami sampaikan bahwa : Nama TempatlTgl Lahir Alamat : M. Jkhwanudin S : Jakarta, 2~ Agustus 1984 : JI. Angke Jndah I Gg. V Rt 06/01 No.6 Jakarta Barat adalah benar mahasiswa Fakultas Psikologi UrN Syarif Hidayatullan Jakarta Semester NomoI' Pokok Tahun Akademik Program X (sepuluh) 102070026049 2006/2007 Strata I (S-I) Sehubungan dengan tugas penyelesaian skripsi yang berjudul : 'Coping Penyesuaian Diri Pad a Pensiunan ABRI" mahasiswa tersebut menerlukan izin penelitian di r"lnbaga yang Bapak/lbulSaudara pimpin. Oleh karena itu kami mahan kesediaan Bapak/Jbu/Saudara untuk mencrima mahasiswa tersebut dan mem berikan bantuannya. Demikian atas perhatian dan bantuan Bapak/lbulSaudara kami uca)kan terima kasih. Wassalamu'alaikum Wr. Wb. M.Si,,( Tembusan: . Dekan Fakultas Psikolllfi SURAT KETERANGAN Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala Anak Ranting Persatuan Purnawirawan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (PEPABRI) Kecamatan Jatiuwung Tangerang, menerangkan bahwa : : Muhamad Ikhwanudin Suaebi : 102070026049 : Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Judul Skripsi : " Coping Penyesuaian Diri pada Pensiunan ABRI di PEPABRI Jatiuwung Tangerang" Nama NIM Fakultas Benar nama tersebut diatas telah mengadakan penelitian pada pensiunan ABRI dengan jumlah sampel 40 pensiunan ABRI. Demikian surat keterangan yang kami berikan kepada yang bersangkutan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. DAFTAR NAMA-NAMA PARA PURNAWlRAWAN TNI DAR! YONIF 203/AK YANG MASIH HIDUP YANG TINGGAL DISEKITAR ~(oMPLEK YONIF 203/AK , PANGKAT KETERANGAN H. Abd. Somat pa'DWPURN Masih Sehat Umri HB. Supiyana S:cRi<NPURN SERMAIPURN Masih Seh?! SERMAIPURN Masih Sehat SERMAIPURN Masih Sehat SERMAIPURN Masih Sehat SERMAIPURN Masih Sehat K. Winamo Andreas. TB PELTU/PURN SERKA/PURN Masih Sehat Masih Sehat Suratman SERTUIPURN Masih Seh?( Rachip. S KOPTUIPURN Masih Schat Durauf KOPTUIPURN Masih Sehat Almoe Asgar SERMAIPURN Masih Sehat Y. Karso KOPTUIPURN Masih Sehat NAMA NO 1 2 3 4 Akub 5 Atang 6 1~~maL ~ 7 Rochaman ~. 9 10 11 12 i3 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Masih Sehat ~ -- ~ 25 26 27 28 29 " '" SERMAIPURN Masih Sehat KOPTUIPURN Masih Sehat KOPTU/PURN Masih Sehat M. Supraplo - KOPTUIPURN Masih Sehal Bugiman KOPTUIPURN Masih Sehat KOPTUIPURN Masih Seha! KOPTUIPURN Masih Seimt PNSIPURN Masih Sehat Marjuki PNSIPURN Masih Sehat Alin. B KOPTU/PURN Masih Sehat Yak Saemi KOPTUlPliRN Masih Sehat Sarno. \V Suprat KOPTU/PUItN Masih Sehat Masih Sehat Yusuf lrop Dana. S I~ ~"br,," .. Dislam Suroto .. tSuIOmQ SERTU/PURN KOPTU/PURN ISu.geng PNS/PURN Masih Sehat 30 Sudirman . PELTU/PURN Masih Sehat 31 Arsad 32 Wagiva KOPTUlP\JRN Masih Sehat SERMA/PURN Masih Sunoio KOPTUIPURJ\! PNS/PURN KOPTUIPURN Masih Sehat Masih Sehat Masih Sehat Sukino. B SERTUIPURN ~.1asih Darlam PELDAlPlJRN Masih Sehat 33 E. Sukarim 34 35 36 37 .Ernn - Masih Sehat "'j Seh~.\ Sehat , 41 42 43 44 45 p. "'I 1,'.1' {; ~ER~4A/PUR."l ~4a6ih S~hal P;-':SIPURN Masih Sehat SUlrisl10 SERTU/PURN Masih Sehat Safei KOPTUIPURN Masih Seha! T. Mudil1 SERMAlPURN Masih Seha! Sckcm; KOPTUlPURN Masih Seha! SERMA/PURN Masih Sehat PELTU/PURN Masih Sehat PELTUIPURN Masih Sehat Suyallto KOPTU/PURN Masih Sehat Ibu Amil1 WARAKAWURI Masih Sehat Jbu Husen. II. WARAKAWURl Masih Seha! Ibu Endang WARAKAWURl Masih Seha! Ibu Achmat WARAKAWURl Masih Sehe.t Ibu Sukiyo WARAKAWURl Masih Seha! Ibu Mulud WARAKAWURl Masih Seha! Ibu Jupri WARAKAWURl Masih Seha! Ibu Achmad. S Jbu Sapari WARAKAWURI Masih Seha! WARAKAWURI Masih WAR/\KAWURI Masih Schat IVARAK/\ WURI MllSih Schul IV/\I<I\K/\ WURI MllSill SCh".l "*- -Aitn- I<A AsJam ~~ ~£p~irmal1 47 Subha 48 SUPllrJl1;111 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 Ibu Tomi Jbu SUI1)'OIO Ibu ~Iiskad 62 El1cid 63 64 65 66 PELDAIPURN Iri - Masill S~ha! S~hat PNS/PURN Masill Schat U. Sumarna SERMAlPURN Masih Schat Eook Karvono Aang KOPTUIPURN KOPTUlPURN Masih Seha! - -- - Masih Scha! II Dibua! di : Gandasari Pada Tanggal : 02 Januari 2003 KcpaIa Dusul1 02 " BUGIMAN 'rlaJl.bHlllln: . 67. .8l1nai.ji :5ertu Jla Bill :o.ellp, t 68. roptl\ lIasill My.at ~er.n Uluill ~ellnt - :5ellat ~u"arno " r ~ n i 69. T't..",..,(j -........ HoTollllrtinul -- un liT. ::IeAllt :5erll.ll .1/" 'J ill lluti MlltOIO ;u,;".. . l'eHIl }jIuill. :lell.nt 3up"r:aiA :5er:an Ulllill Mllg t ~ ~ 1/,.1111 ~8A"t II :ly,.tai pe10la J.I,. . ill :s ella 1; :sertu },Irlsill :se:.."t 77 • Y.3111i:aan H.3I1bro"i 78 l'e1l.H lIa .ill Mllat :ler:aa . lI:asill Mllat 79 • H.Upi Wall.tui.in 3erf.a 80 0 Abi..:5a1flJl. roptu wasill. Mllflt , Wlililt. 3elll1t 81 0 H.Xlllirin 3erkll WIll ill 3ellllt 82 0 :5 II. .i :5er:aa Jl<lIill 3elo.ot $3 • J 0 ° :5ertu IIlllill :5el1llt Hulin 7fJ 0 71 , n 0 .1Ol>" ... ~ .. ,.... ~ ... ,~ ._~"'.,"- 73 H 0 75 0 -I" -., • :I u i. It d. i 0 i - .. 0 76 ro,tu :5ertu lIuiA :5ell" 1; b5 roptu llladll 3elalil t :5ertu lila ill 3elll\t 3ertu lin If'll 3ellllt - :5erJl.ll IIl1diL 3ellllt roptu IInlill :o.eio.at roptu 1111 aill 38ltat 31 • Ibu A1ek T!lIlI'ulonuri ll'uilo. 3ellllt 12 Xoptu ],{lll1ll 3ellllt 13 • lIIJl.ilt H::aryollo J./:lyor J./:u ill 3ellllt 14 • l'Ui.jiOllO roptu IInlill 3 ellll t 15 3upai.i.1l X:optu j(lllill 3eltll t 16 3 u r o Jl 0 roptu J./lHdll. 3ellllt 1\ :'ierkA 1110.. ill It l! i 86 • :5 e 1Il i g7 • :5u" II C. i 38 • ~~,!!z'9.J!.p. 39 • 3111 iJl.in )0 • Ta tan, • H.AIlt.lIl'l 7 • r It •" f> • t<,f!'lf' IfN (, I ~" ;~: k 84 • ll.lani.ori A r :a . 'I -_. l\ellJ4t ~~ j l' '\