Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284 TAHAPAN KONSULTAN PERENCANA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA RUANG BELAJAR ANAK SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BADUNG-BALI I Kadek Pranajaya Dosen Program Studi Desain Interior Sekolah Tinggi Desain Bali Email : [email protected] Abstrak Pelaksanaan pendidikan nasional harus menjamin pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan di tengah perubahan global agar warga Indonesia menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cerdas, produktif, dan berdaya saing tinggi dalam pergaulan nasional maupun internasional. Kondisi bangunan gedung yang baik dan lingkungan sekolah yang bersih akan sangat membantu menciptakan lingkungan belajar dan mengajar yang kondusif dan sehat sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa. Tahapan perencanaan pembangunan sarana dan prasarana yang baik akan menghasilkan sebuah keluaran berupa rancangan desain arsitektur dan interior terukur yang dapat memberikan arahan secara teknis bagi pelaksanaan fisik dilapangan dan siap diimplementasikan di lapangan. Tujuan penelitian adalah memberikan informasi dalam bidang keilmuan arsitektur dan interior sehingga mempermudah upaya penanganan pembangunan baru dan renovasi sekolah dasar serta sebagai masukan bagi pemerintah,masyarakat dan perencana yang nantinya membuat gambar rancangan yang baik dan sesuai standar yang telah ada. Kata Kunci: Perencanaan, Sarana dan Prasarana Ruang Belajar Anak Sekolah Dasar 21 Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 1.1.LATAR BELAKANG Pendidikan adalah suatu upaya yang dilakukan secara terpadu dan terencana untuk membantu manusia dalam mengenali, menggali dan mengembangkan potensinya agar menjadi manusia yang seutuhnya. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan itu, maka oleh negara dibentuk sebuah institusi resmi yang bertugas untuk melaksanakan pendidikan nasional. Kondisi bangunan gedung yang baik dan lingkungan sekolah yang bersih akan sangat membantu menciptakan lingkungan belajar dan mengajar yang kondusif dan sehat sehingga akan meningkatkan prestasi siswa. Setiap sekolah bagaimanapun kondisinya tentu mempunyai aset yang seharusnya dikelola dengan baik. Aset sekolah, baik gedung, sarana, prasarana dan lingkungannya merupakan wahana belajar yang perlu dikelola dengan baik. Pelaksanaan pendidikan nasional harus menjamin pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan di tengah perubahan global agar warga Indonesia menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cerdas, produktif, dan berdaya saing tinggi dalam pergaulan nasional maupun internasional. Untuk menjamin tercapainya tujuan tujuan pendidikan tersebut, Pemerintah telah mengamanatkan penyusunan delapan standar nasional pendidikan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan salah satunya sarana dan prasarana. Standar sarana dan prasarana pendidikan adalah kriteria minimun tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia mencakup kriteria minimum sarana yang terdiri dari perabot, ISSN : 2355-9284 peralatan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, teknologi informasi dan komunikasi, serta perlengkapan lain yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah. Sedangkan kriteria umum prasarana yang terdiri dari lahan, bangunan, ruang-ruang, dan instalasi daya dan yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah. Dalam UU No 23 tahun 2005 pasal 4 ayat (4), pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Untuk menunjang kegiatan pendidikan itu, maka diperlukan pendidik dan tenaga kependidikan serta sarana dan prasarana pendidikan yang bagus dan sesuai standar nasional pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan sering disebut sebagai fasilitas pendidikan. Secara bebasnya pengertian dari sarana dan prasarana adalah sebagai berikut; sarana pendidikan adalah sesuatu yang memudahkan penyampaian materi pembelajaran. Sedangkan prasarana pendidikan adalah alat untuk memudahkan penyelenggaraan pendidikan. Dalam pasal 45 ayat (1) UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dikatakan bahwa setiap satuan pendidikan formal maupun nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi kependidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik. Sementara standar sarana dan prasarana pendidikan diatur dalam PP No 19 tahun 2005 pasal 42, setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan, pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang 22 Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Sarana dan prasarana sebagaimana kita ketahui adalah salah satu penunjang kegiatan belajar mengajar, kondisi sarana dan prasarana mempengaruhi kualitas pendidikan seorang anak didik. Pemerintah Daerah wajib melaksanakan pendidikan Nasional dengan menyiapkan dana yang bersumber dari APBD di Kabupaten/kota. Tahapan perencanaan yang baik akan menghasilkan sebuah keluaran berupa rancangan terukur yang diharapkan dapat memberikan arahan secara teknis bagi pelaksanaan fisik dilapangan dan siap diimplementasikan di lapangan. 1.2. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah yang dapat diambil dari tulisan ini adalah 1. Apakah persyaratan dan standar pembangunan sarana dan prasarana ruang belajar anak sekolah dasar? 2. Bagaimana tahapan perencanaan pembangunan sarana dan prasarana ruang belajar anak sekolah dasar yang menyangkut aspek teknis dan administratif? 1.3. TUJUAN DAN PENELITIAN MANFAAT Tujuan penulisan ini adalah: 1. Untuk mengetahui persyaratan dan standar pembangunan sarana dan prasarana ruang belajar anak sekolah dasar 2. Untuk mengetahui tahapan perencanaan sarana dan prasarana ruang belajar anak sekolah dasar yang menyangkut aspek teknis dan administratif Manfaat Penelitian 1. Secara akademik, agar dapat memperkaya dan menambah wawasan mengenai proses dan tahapan pe- ISSN : 2355-9284 rencanaan sarana dan prasarana ruang belajar anak sekolah dasar, baik bagi penulis maupun bagi pembaca, serta dapat memberikan informasi dalam bidang keilmuan arsitektur dan interior sehingga mempermudah upaya penanganan pembangunan baru dan renovasi sekolah dasar 2. Secara aplikasi studi, agar dapat memberikan masukan bagi pemerintah, masyarakat dan perencana yang nantinya akan membuat gambar rancangan yang baik dan sesuai persyaratan dan standar yang ada. 1.4. METODE PENELITIAN Pengumpulan data primer dilakukan melalui keterlibatan penulis dalam beberapa pekerjaan di Dinas Pendidikan dan Pemuda Kabupaten Badung sehingga sangat memudahkan penulis dalam mengkaji realita yang ada, serta melakukan wawancara langsung pada konsultan yang menangani pekerjaan sarana dan prasarana sekolah dasar di Kabupaten Badung. Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui studi literatur dan peraturan yang terkait 1.5. TINJAUAN STANDAR SARANA DAN PRASARANA SD/MI 1.5.1 Standar Sarana dan Prasarana SD/MI Sebuah SD/MI sekurang-kurangnya memiliki prasarana seperti ruang kelas, ruang, perpustakaan, laboratorium IPA, ruang pimpinan, ruang guru, tempat beribadah, ruang UKS, jamban, gudang, ruang sirkulasi, tempat bermain/berolahraga. Ketentuan mengenai prasarana tersebut beserta sarana yang ada di dalamnya diatur dalam standar sebagai berikut: 1. Ruang Kelas 23 Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 a. Fungsi ruang kelas adalah tempat kegiatan pembelajaran teori, praktik yang tidak memerlukan peralatan khusus, atau praktik dengan alat khusus yang mudah dihadirkan. b. Jumlah minimum ruang kelas sama dengan banyak rombongan belajar. c. Kapasitas maksimum ruang kelas adalah 28 peserta didik. d. Rasio minimum luas ruang kelas adalah 2 m2//peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 15 orang, luas minimum ruang kelas adalah 30 m2. Lebar minimum ruang kelas adalah 5 m. e. Ruang kelas memiliki jendela yang memungkinkan pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan untuk memberikan pandangan ke luar ruangan. f. Ruang kelas memiliki pintu yang memadai agar peserta didik dan guru dapat segera keluar ruangan jika terjadi bahaya, dan dapat dikunci dengan baik saat tidak digunakan. g. Tinggi plafond minimal 3.50 meter dari lantai. h. Ruang kelas dilengkapi prasarana yaitu kursi, meja murid, kursi guru, meja guru, lemari, rak hasil karya murid, papan panjang, tempat sampah, tempat cuci tangan, jam dinding dan kotak kontak 2. Ruang Perpustakaan a) Ruang perpustakaan berfungsi sebagai tempat kegiatan peserta didik dan guru memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka dengan membaca, mengamati, mendengar, dan sekaligus tempat petugas mengelola perpustakaan. b) Luas minimum ruang perpustakaan sama dengan luas satu ISSN : 2355-9284 ruang kelas. Lebar minimum ruang perpustakaan adalah 5 m. c) Ruang perpustakaan dilengkapi jendela untuk memberi pencahayaan yang memadai untuk membaca buku. d) Ruang perpustakaan terletak di bagian sekolah/madrasah yang mudah dicapai. e) Ruang perpustakaan dilengkapi sarana buku, rak buku pelajaran dan rak majalah, rak surat khabar, meja baca, kursi baca, kursi kerja, meja kerja, lemari katalog, lemari, papan pengumuman, meja multimedia, rak uku inventaris tempat sampah, kotak kontak dan jam dinding 3. Laboratorium IPA a) Laboratorium IPA dapat memanfaatkan ruang kelas. b) Sarana laboratorium IPA berfungsi sebagai alat bantu mendukung kegiatan dalam bentuk percobaan. c) Setiap SD/MI dilengkapi sarana laboratorium IPA seperti perabotan (lemari) dan peralatan pendidikan (model kerangka manusia, model tubuh manusia, globe model tata surya, kaca pembesar, cermin, lensa dan lain-lain) 4. Ruang Pimpinan a) Ruang pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan pengelolaan sekolah/madrasah, pertemuan dengan sejumlah kecil guru, orang tua murid, unsur komite sekolah/majelis madrasah, petugas dinas pendidikan, atau tamu lainnya. b) Luas minimum ruang pimpinan adalah 12 m2 dan lebar minimum adalah 3 m. c) Ruang pimpinan dilengkapi sarana seperti kursi pimpinan, meja pimpinan, kursi dan meja tamu, lemari, papan statistik, simbol kenegaraan, tempat sampah, me- 24 Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 5. 6. 7. 8. sin ketik, filling cabinet, brangkas dan jam di dinding Ruang Guru a) Ruang guru berfungsi sebagai tempat guru bekerja dan istirahat serta menerima tamu, baik peserta didik maupun tamu lainnya. b) Rasio minimum luas ruang guru adalah 4 m2/pendidik dan luas minimum adalah 32 m c) Ruang guru mudah dicapai dari halaman sekolah/madrasah ataupun dari luar lingkungan sekolah /madrasah, serta dekat dengan ruangpimpinan. d) Ruang guru dilengkapi sarana seperti kursi dan meja kerja, lemari, papan statistik, papan pengumuman, tempat sampah, tempat cuci tangan jam dinding dan penanda waktu Ruang UKS a) Ruang UKS berfungsi sebagai tempat untuk penanganan dini peserta didik yang mengalami gangguan kesehatan di sekolah /madrasah. b) Ruang UKS dapat dimanfaatkan sebagai ruang konseling. c) Luas minimum ruang UKS adalah 12 m d) Ruang UKS dilengkapi sarana seperti tempat tidur, lemari, meja kursi perlengkapan P3K dan lain-lain Tempat Suci: tempat beribadah berfungsi sebagai tempat warga sekolah/madrasah melakukan ibadah yang diwajibkan oleh agama masing-masing pada waktu sekolah. Jamban a) Jamban berfungsi sebagai tempat buang air besar dan/atau kecil. b) Minimum terdapat 1 unit jamban untuk setiap 60 peserta didik pria, 1 unit jamban untuk setiap 50 peserta didik wanita, dan 1 unit jamban untuk guru. Jumlah minimum jamban di setiap sekolah/madrasah adalah 3 unit. ISSN : 2355-9284 c) Luas minimum 1 unit jamban adalah 2 m2 d) Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan mudah dibersihkan. e) Tersedia air bersih di setiap unit jamban. f) Jamban dilengkapi sarana seperti kloset jongkok, tempat air, gayung, gantungan pakaian dan tempat sampah 9. Gudang Gudang berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan pembelajaran di luar kelas, tempat menyimpan sementara peralatan sekolah/ madrasah yang tidak/belum berfungsi, dan tempat menyimpan arsip sekolah/madrasah yang telah berusia lebih dari 5 tahun. a) Luas minimum gudang adalah 18 m2 b) Gudang dapat dikunci. c) Gudang dilengkapi sarana seperti lemari dan rak 10. Ruang Sirkulasi a) Ruang sirkulasi horizontal berfungsi sebagai tempat penghubung antar ruang dalam bangunan sekolah/madrasah dan sebagai tempatberlangsungnya kegiatan bermain dan interaksi sosial peserta didik di luar jam pelajaran, terutama pada saat hujan ketika tidak memungkinkan kegiatan-kegiatan tersebut berlangsung di halaman sekolah/madrasah. b) Ruang sirkulasi horizontal berupa koridor yang menghubungkan ruang-ruang di dalam bangunan sekolah/madrasah dengan luas minimum adalah 30% dari luas total seluruh ruang pada bangunan, lebar minimum adalah 1,8 m, dan tinggi minimum adalah 2,5 m. c) Ruang sirkulasi horizontal dapat menghubungkan ruang-ruang dengan baik, beratap, serta men25 Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 dapat pencahayaan dan penghawaan yang cukup. d) Koridor tanpa dinding pada lantai atas bangunan bertingkat dilengkapi pagar pengaman dengan tinggi 90-110 cm. e) Bangunan bertingkat dilengkapi tangga. Bangunan bertingkat dengan panjang lebih dari 30 m dilengkapi minimum dua buah tangga. f) Jarak tempuh terjauh untuk mencapai tangga pada bangunan bertingkat tidak lebih dari 25 m. g) Lebar minimum tangga adalah 1,5 m, tinggi maksimum anak tangga adalah 17 cm, lebar anak tangga adalah 25-30 cm, dan dilengkapi pegangan tangan yang kokoh dengan tinggi 85-90 cm. h) Tangga yang memiliki lebih dari 16 anak tangga harus dilengkapi bordes dengan lebar minimum sama dengan lebar tangga. i) Ruang sirkulasi vertikal dilengkapi pencahayaan dan penghawaan yang cukup. 11. Tempat Bermain dan Berolahraga a) Tempat bermain/ berolahraga berfungsi sebagai area bermain, berolahraga, pendidikan jasmani, upacara, dan kegiatan ekstrakurikuler. b) Rasio minimum luas tempat bermain/berolahraga adalah 3 m/peserta didik. Jika banyak peserta didik kurang dari 180 orang, maka luas minimum tempat bermain/berolahraga adalah 540 m2 c) Di dalam luasan tersebut terdapat tempat berolahraga berukuran minimum 20 m x 15 m yang memiliki permukaan datar, drainase baik, dan tidak terdapat pohon, saluran air, serta bendabenda lain yang mengganggu kegiatan berolahraga. d) Sebagian tempat bermain ditanami pohon penghijauan. ISSN : 2355-9284 e) Tempat bermain/berolahraga diletakkan di tempat yang paling sedikit mengganggu proses pembelajaran di kelas. f) Tempat bermain/berolahraga tidak digunakan untuk tempat parkir. 1.5.2 Ketentuan Bangunan Gedung SD/MI Beberapa Ketentuan yang diperhatikan adalah: 1. Bangunan memenuhi ketentuan tata bangunan yang terdiri dari: a) koefisien dasar bangunan maksimum 30 %; b) koefisien lantai bangunan dan ketinggian maksimum bangunan yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah; c) jarak bebas bangunan yang meliputi garis sempadan bangunan dengan as jalan, tepi sungai, tepi pantai, jalan kereta api, dan/atau jaringan tegangan tinggi, jarak antara bangunan dengan batas-batas persil, dan jarak antara as jalan dan pagar halaman yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah 2. Bangunan memenuhi persyaratan keselamatan berikut. a) Memiliki konstruksi yang stabil dan kokoh sampai dengan kondisi pembebanan maksimum dalam mendukung beban muatan hidup dan beban muatan mati, serta untuk daerah/zona tertentu kemampuan untuk menahan gempa dan kekuatan alam lainnya. b) Dilengkapi sistem proteksi pasif dan/ atau proteksi aktif untuk mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan petir. 3. Bangunan memenuhi persyaratan kesehatan berikut. 26 Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 4. 5. 6. 7. 8. a) Mempunyai fasilitas secukupnya untuk ventilasi udara dan pencahayaan yang memadai. Memiliki sanitasi di dalam dan di luar bangunan meliputi saluran air bersih, saluran air kotor dan/atau air limbah, tempat sampah, dan saluran air hujan. b) Bahan bangunan yang aman bagi kesehatan pengguna bangunan dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Bangunan menyediakan fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman termasuk bagi penyandang cacat. Bangunan memenuhi persyaratan kenyamanan, dimana bangunan mampu meredam getaran dan kebisingan yang mengganggu kegiatan pembelajaran. Setiap ruangan memiliki pengaturan penghawaan yang baik. Setiap ruangan dilengkapi dengan lampu penerangan. Bangunan bertingkat memenuhi persyaratan berikut. a. Maksimum terdiri dari tiga lantai. b. Dilengkapi tangga yang mempertimbangkan kemudahan, keamanan, keselamatan, dan kesehatan pengguna. Bangunan dilengkapi sistem keamanan berikut. a) Peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keluar darurat, dan jalur evakuasi jika terjadi bencana kebakaran dan/atau bencana lainnya. b) Akses evakuasi yang dapat dicapai dengan mudah dan dilengkapi penunjuk arah yang jelas. Bangunan dilengkapi instalasi listrik dengan daya minimum 900 watt. ISSN : 2355-9284 9. Kualitas bangunan minimum per- manen kelas B, sesuai dengan PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 45, dan mengacu pada Standar PU. 10. Bangunan sekolah/madrasah baru dapat bertahan minimum 20 tahun. 11. Pemeliharaan bangunan sekolah/madrasah adalah sebagai berikut: a) Pemeliharaan ringan, meliputi pengecatan ulang, perbaikan sebagian daun jendela/pintu, penutup lantai, penutup atap, plafon, instalasi air dan listrik, dilakukan minimum sekali dalam 5 tahun. b) Pemeliharaan berat, meliputi penggantian rangka atap, rangka plafon, rangka kayu, kusen, dan semua penutup atap, dilakukan minimum sekali dalam 20 tahun. 12. Bangunan dilengkapi izin mendirikan bangunan dan izin penggunaan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 1.6. TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA RUANG BELAJAR ANAK SEKOLAH DASAR Penulis melakukan penelitian pada konsultan perencana yang mengambil pekerjaan di Dinas Pendidikan Pemuda dan olah Raga Kabupaten Badung yaitu PT. Narada Karya dan PT Dana Sularsa Cipta. Obyek sekolah yang dirancang adalah mencakup wilayah Kecamatan Kuta Selatan, Kuta Utara, Abiansemal, Mengwi dan Petang di tahun 2015 dan 2016. Didalam penanganan pekerjaan perencanaan pembangunan sarana dan prasarana sekolah dasar yang dilakukan terdiri dari tahapan-tahapan sebagai berikut : 1. Tahapan awal 27 Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 Pada tahap ini beberapa kegiatan yang dilakukan dalam hal ini sebagai berikut : Didalam tahap awal pekerjaan yang dilakukan adalah berupa Persiapan dasar ; berupa mobilisasi tim kerja dan menyiapkan administrasi kegiatan, penyusunan metode pelaksanaan kegiatan, pembentukan tim pelaksana, pembuatan surat tugas, studi literatur dan persiapan bahan-bahan lainnya, Persiapan teknis berupa penyiapan alat untuk survey seperti, surat survey, kuisioner, form data, penyiapan alat ukur berupa meteran dan theodolith dan waterfas dan alat sondir jika dibutuhkan. Mempelajari existing site dan karakter site lokasi perencanaan pembangunan sarana dan prasarana sekolah dasar Menyusun jadwal dan konsep survey baik menyangkut data primer maupun data sekunder yang akan dibutuhkan didalam perencanaan tersebut. Menyusun konsep perencanaan partisipatif yang melibatkan para stakeholder yang ada di kawasan perencanaan. Melakukan survai data primer terdiri survai lapangan, pengukuran site, dan lain sebagainya. Melakukan survai data sekunder terdiri dari pengumpulan data sekunder berbagai sumber terkait pekerjaan baik dari Satker, PPK, di Provinsi, Kabupaten/kota, Suplier, dimana data yang dibutuhkan sebagai persyaratan teknis adalah sebagai berikut : Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung; ISSN : 2355-9284 Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pelaksanaan UU Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung; Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengaman terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan; Keputusan Menteri Negara Pekerjaan umum Nomor 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan; Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung; Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Aksesibilitas dan Fasilitas pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan; Peratutan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Penyusunan RTBL; Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 45/KRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007, tentang pedoman teknis pembangunan gedung Negara Peraturan Daerah Bali No. 16 Tahun 2009 dan Peraturan Daerah Bali No. 4, 5 Tahun 2005 serta ; Standar teknis dan pedoman teknis yang dipersyaratkan. 28 Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 2. Tahapan Perencanaan Dan Perancangan Pada tahap ini konsultan sudah melakukan penjaringan aspirasi yang ada baik di tingkat Pengguna, Tim Teknis yang ditunjuk dan pihak sekolah yang ada di kawasan perencanaan sehingga hal tersebut akan menjadi masukan - masukan pada tahap perencanaan selanjutnya. 3. 4. Tahapan Konsultasi Pada tahap ini konsultan sudah menyusun jadwal mengenai konsultasi, dimana hal tersebut bisa dilakukan sebagai berikut : Konsultasi dilakukan baik secara formal ( untuk pembahasan laporan ) maupun secara informal. Konsultasi melibatkan para stakeholder terkait dari Dinas/ Instansi terkait sesuai dengan jadwal pembahasan formal. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Detail Engginering Design (DED) Pekerjaan Perencanaan Penyusunan DED pembangunan sarana dan prasarana sekolah dasar dapat meliputi perencanaan lingkungan, site/Tapak bangunan atau fisik bangunan, dimana kegiatan tersebut terdiri atas : a. Persiapan atau penyusunan konsep perencanaan seperti pengumpulan data dan infor-masi lapangan ( termasuk penyelidikan tanah sederhana), membuat interpretasi secara ga-ris besar terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK), program keja perencanaan, konsep perencanaan, sketsa gagasan, dan konsultansi dengan pemerintahan daerah setempat mengenai aturan daeran/ perijinan bangunan. ISSN : 2355-9284 b. Penyusunan prarencana, seperti membuat rencana tapak, pra rencana bangunan, perkiraan biaya, laporan perencanaan, dan mengurus perizinan sampai mendapatkan keterangan rencana kota/kabupaten, keterangan persyaratan bangunan dan lingkungan, dan penyiapkan kelengkapan permohonan IMB sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pemerintah daerah setempat; c. Persiapan pelaksanaan desain meliputi: Mempersiapakan dan mengumpulkan data-data awal Mempersiapkan peta lokasi dan gambar existing Melakukan konfirmasi dan koordinasi dengan instansi terkait di daerah sehubungan akan dilakukan survey Melakukan survey lapangan, pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan perancangan sesuai dengan kebutuhan. Melakukan pengukuran lapangan lengkap atas kondisi batas lahan pembangunan, kondisi topografi dan keteknikan lainnya yang berpengaruh terhadap pelaksanaan. Mengumpulkan informasi harga satuan upah dan bahan Membuat foto dokumentasi lapangan Melakukan penyelidikan tanah/sondir. Membuat konsep-konsep rancangan dengan melibatkan masukan-masukan dan pendapat stakeholder. d. Penyusunan pengembangan rencana seperti membuat : Membuat pra-rancangan meliputi : site plan, tampak29 Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 tampak, potongan-potongan, jaringan utilitas dan detaildetail arsitektur. Membuat gambar kerja lengkap meliputi : gambar dan detail arsitektur, gambar dan detail struktur, gambar dan detail utilitas, gambar dan detail elemen kawasan seperti lansekap, street furniture, plaza dan atau kegiatan terkait lainnya. Membuat spesifikasi bahan dan perhitungan biaya. Mengadakan Presentasi dan Konsultansi hasil DED pembangunan sarana dan prasarana sekolah dasar Rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi dwi dan trimatra bila diperlukan; Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya; Rencana mekanikal-elektrikal termasuk IT, beserta konsep dan perhitungannya. Garis besar spesifikasi teknis (outline specifications); Perkiraan biaya. e. Penyusunan rencana detail berupa uraian lebih terinci : membuat gambar-gambar detail rencana kerja dan syarat-syarat, rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya pekerjaan konstruksi, dan menyusun laporan perencanaan; f. Pembuatan dokumen perencanaan teknis berupa rencana teknis arsitektur, struktur, mekanikal dan elektrikal, pertamanan, tata ruang dalam bentuk gambar, gambar detail pelaksanaan dan perhitungannya, rencana kerja dan syarat-syarat administrasi, syarat-syarat umum dan syarat-syarat teknis, ISSN : 2355-9284 rencana anggaran biaya dan laporan perencanaan; g. Membantu Kepala Satuan Kerja / Pejabat pembuat Komitmen di dalam menyusun dokumen pelelangan, dan membantu panitia pelelangan dalam menyusun program dan pelaksanaan pelelangan; h. Membantu panitia pelelangan pada waktu penjelasan pekerjaan, termasuk menyusun berita acara penjelasan pekerjaan, membantu panitia pelelangan dalam melaksanakan evaluasi penawaran, menyusun kembali dokumen pelelangan, dan melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila terjadi lelang ulang; i. Melakukan pengawasan berkala, seperti memeriksa kesesuaian pelaksanaan pekerjaan dengan rencana secara berkala, melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada perubahan, memberikan penjelasan terhadap persoalan - persoalan yang timbul selama masa konstruksi, memberikan rekomendasi tentang penggunaan bahan. j. Menyusun pengawasan berkala yang terdiri dari atas perubahan perencanaan pada masa pelaksanaan konstruksi, petunjuk penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan bangunan gedung, termasuk petunjuk yang menyangkut peralatan dan perlengkapan mekanikal – elektrikal bangunan. 5. Tahap Persiapan lelang a) Pada Kegiatan Penyusunan Dokumen lelang. Membuat dokumen gambar kerja lengkap yang telah disetujui oleh pemberi tugas dan Tim Teknis. 30 Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 Membuat Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS ). Membuat Daftar Kuantitas, Membuat Rencana Anggaran biaya ( RAB/EE). b) Tahap Proses Pelelangan. Membantu Panitia dalam penyusunan program dan jadwal pelelangan. Membantu panitia didalam kegiatan aanwijzing. Membantu panitia dalam evaluasi dan penetapan pemenang lelang. Membantu panitia menyusun laporan pelelangan. 6. Tahap Produk Laporan Dalam perencanaan DED Pembangunan Sarana Dan Prasarana Sekolah dasar produk/keluaran yang minimal harus dipenuhi adalah: Laporan Pendahuluan Laporan pendahuluan memuat Persiapan Perencanaan yang meliputi antara lain: Study Literatur Interprestasi KAK Pengumpulan Data dan Informasi Lapangan, Pengukuran, Klarifikasi Data Membuat konsep, gagasan, sketsa serta Konsultansi dan presentasi awal Pendekatan dan Metodologi pelaksanaan pekerjaan Organisasi penanganan pekerjaan yang meliputi rencana kerja, mobilisasi tenaga ahli, dan jadwal kegiatan. Laporan Antara Laporan antara memuat rekapan data, baik sekunder maupun data primer, yang telah tersusun dalam rekapan data dan telah diserahkan ISSN : 2355-9284 Laporan Akhir Laporan Akhir memuat hasil penyempurnaan dari Konsep Laporan Akhir setelah dipresentasikan, dan Penyusunan Dokuen lelang dan Legalitas yang mencakup : Menyusun Dokumen lelang, Proses Lekalisasi, Pengadaan Dokumen, Penyerahan Dokumen dan Laporan Akhir Perencanaan 1.7. SIMPULAN a. Kondisi bangunan gedung yang baik dan lingkungan sekolah yang bersih akan sangat membantu menciptakan lingkungan belajar dan mengajar yang kondusif dan sehat sehingga nantinya akan meningkatkan prestasi siswa. b. Setiap satuan pendidikan formal maupun nonformal wajib menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang memenuhi standar yang sudah ditetapkan pemerintah melalui peraturan yang sudah ada. c. Tahapan perencanaan pembangunan sarana dan prasarana yang baik akan menghasilkan sebuah keluaran berupa rancangan desain arsitektur dan interior terukur yang dapat memberikan arahan secara teknis bagi pelaksanaan fisik di lapangan dan siap dimplementasikan di lapangan. d. Dukungan dan komitmen Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan program pendidikan Nasional dengan menyiapkan dana yang bersumber dari APBD di Kabupaten/kota. 31 Jurnal Desain Interior Vol.III/ No. 1/ Tahun 2016 ISSN : 2355-9284 DAFTAR PUSTAKA Laporan Akhir Penyusunan DED Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah di Kecamatan Kuta Mengwi,Tahun 2014 Laporan Akhir Penyusunan DED Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah di Kecamatan Abiansemal, Tahun 2015 Laporan Akhir Penyusunan DED Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah di Kecamatan Kuta Selatan,Tahun 2016 Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 32 Tahun 2011 tentang Standar dan Spesifikasi Teknis Rehabilitasi Ruang Kelas Rusak, Pembangunan Ruang Kelas baru beserta Perabotannya, dan Pembangunan Ruang Perpustakaan Beserta Perabotannya untuk SD/SDLB, Tahun 2011 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan prasarana Untuk Sekolah Dasar/MI, Sekolah Menengah Pertama/MTs dan Sekolah Menengah Atas/MA, Tahun 2007 32